Skripsi-Amanda Santikah-20180102414
Skripsi-Amanda Santikah-20180102414
SKRIPSI
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : 20180102414
Tanda Tangan :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
3
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Esa Unggul.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, cukup
sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma A.P, MBA, selaku Rektor Universitas Esa
Unggul.
2. Bapak Dr. Tantri Yanuar Rahmat Syah, SE., MSM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Esa Unggul.
3. Bapak Ickhsanto Wahyudi, SE., M.Ak selaku ketua Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Esa Unggul.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Barlia Annis Syahzuni, S.E, M.Ak yang
telah membantu dan meluangkan waktu, pikiran, arahan kepada penulis
khususnya dalam skripsi ini.
5. Dosen Penguji Bapak Andar Febyansyah, SE, S.Kom, M.Ak dan Ibu
Menik Indrati, SE, M.Ak atas ilmu, koreksi, kritik, dan arahan yang
diberikan.
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Esa
Unggul yang telah memberikan ilmu sehingga bermanfaat bagi penulis.
7. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan, dukungan dan
motivasi serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada teman- teman seperjuangan saya Angkatan 2018 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
9. Kepada partner saya Lukmanul Hakim, B.A yang telah membantu
meluangkan waktu dan dukungan baik materil dan non materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan guna membangun
perbaikan dan pembelajaran dikemudian hari. Semoga laporan skripsi ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
(Amanda Santikah)
4
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
beserta perangkat yang ada (apabila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Esa Unggul berhak menyimpan,
mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 6 Agustus 2022
Yang menyatakan
(Amanda Santikah)
5
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Tunai
Amanda Santikah
Amandasantikah133@gmail.com
Program Studi Akuntansi, Universitas Esa Unggul
ABSTRAK
ABSTRACT
Dividend policy will influence investors' decisions in considering the investment. Therefore, dividend
policy is a sensitive issue, so management must be prudent regarding dividend distribution decisions,
to maintain the trust of shareholders. This depends on the factors that affect dividend policy. This
study aims to analyze the factors that influence dividend policy such as Free Cash Flow proxied by
FCF, leverage proxied by Debt to equity ratio, profitability proxied by Net Profit Margin, firm size
proxied by growth, and asset growth proxied by Ln Total Assets. The sampling method was carried
out by purposive sampling in sector property & real estate listed on the Indonesian stock exchange in
2016-2020 with multiple linear regression analysis which is processed using SPSS application. And
the results of data processing are: free cash flow has a significant positive effect on dividend policy,
leverage has a significantly negative effect on dividend policy, profitability has a significantly positive
effect on dividend policy, asset growth has a significant negative effect on dividend policy, firm size
has a significantly positive effect on dividend policy, then FCF, Leverage, Profitability, asset growth
and firm size simultaneously significantly effect on dividend policy.
6
Keywords: Dividend policy, Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Asset growth, and Firm
size.
7
DAFTAR ISI
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
10
DAFTAR GAMBAR
11
Universitas Esa Unggul
PENDAHULUAN
Adapun faktor penting yang menentukan tingkat pembayaran dividen perusahaan seperti
jumlah free cash flow yang diciptakan oleh kegiatan perusahaan, karena menurut teori
agensi untuk mengurangi konflik keagenan, maka perusahaan dengan arus kas bebas
tinggi harus membayar dividen lebih tinggi (Shafai et al., 2019). Leverage juga
menentukan tingkat pembayaran dividen, karena perusahaan dengan tingkat hutang yang
tinggi jika memperoleh keuntungan tentunya lebih memutuskan untuk mendahulukan
pembayaran hutang dibanding pembayaran dividen, sebab jika perusahaan dalam kondisi
tersebut memutuskan pembayaran dividen tanpa meningkatkan risiko bisnis tentunya
cenderung lebih sulit (Kolodiziev et al., 2020). Profitabilitas sangat menentukan besarnya
pembagian dividen kepada investor, karena dividen sendiri diperoleh dari profit dan
dibagikan perusahaan terhadap pemegang saham (Sudrajat et al., 2021). Pertumbuhan
aset juga menentukan besarnya dividen, terkadang perusahaan yang melakukan investasi
aset dan perkembangan aset cenderung memilih untuk menggunakan dananya untuk
investasi aset tersebut dibandingkan melakukan pembayaran dividen (Darmawan, 2018).
Pentingnya ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen untuk memaksimalkan
peluang bisnis sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih besar, sehingga perusahaan
besar berpeluang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam distribusi
dividen (Utami & Gumanti, 2019).
Kebijakan dividen perusahaan dianggap sebagai salah satu keputusan penting atau krusial
yang dibuat oleh perusahaan, karena peningkatan pembayaran dividen dari tahun ke tahun
dianggap sebagai petunjuk perusahaan memiliki peluang bagus di masa depan, namun
penurunan dividen dianggap sinyal buruk, karena ini mengindikasikan bahwa perusahaan
mengalami penurunan profit (Utami & Gumanti, 2019). Adapun kebijakan dividen
termasuk isu yang sensitif, sehingga manajemen harus sangat berhati hati terkait
keputusan pembagian dividen, serta dividen yang akan didistribusikan untuk menjaga
kepercayaan para pemegang saham, dan untuk membiayai perkembangan dan
ekspansinya (Bataineh, 2021).
1
Universitas Esa Unggul
Penelitian Lestari (2018) menemukan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh earning,
free cash flow, growth opportunities, hutang , investment opportunities, risiko
perusahaan, dan ukuran perusahaan. Menurut Shafai et al., (2019) keputusan dividen
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti free cash flow, growth opportunities, ukuran
perusahaan , likuiditas leverage, profitabilitas, dan risiko bisnis. Menurut Rochmah &
Ardianto (2020) dividen bisa menjadi alternatif untuk mengurangi biaya keagenan.
Penelitian ini menemukan mengenai kebijakan dividen yang dipengaruhi oleh FCF secara
positif, faktor tersebut disebabkan karena perusahaan dengan tingkat FCF tinggi akan
melakukan upaya untuk meminimalisir konflik keagenan dengan shareholder melalui
distribusi dividen perusahaan.
Menurut penelitian Utami & Gumanti (2019) kenaikan jumlah dividen ditunjukan dengan
tingginya Dividend Payout Ratio (DPR), investor akan tertarik dalam berinvestasi dan hal
ini mengakibatkan harga saham naik, penelitian tersebut juga menemukan bahwa
kebijakan dividen dipengaruhi oleh debt ratio secara negatif, dipengaruhi profit secara
positif, kemudian dipengaruhi oleh pertumbuhan aset secara negatif, dan dipengaruhi
ukuran perusahaan secara positif dengan objek semua jenis sektor dan dihasilkan
pembagian dividen paling banyak di sektor property dan real estate. Namun demikian,
perbedaan dengan penelitian terdahulu ada di perbedaan variabel independen,perbedaan
periode penelitian dan perbedaan jumlah sampel, serta sesuai dengan saran penelitian
terdahulu untuk menggunakan sektor yang lebih spesifik yaitu sektor property & real
estate.
Sektor ini menarik diteliti karena sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yakni sektor
tersebut membagikan dividen paling banyak. Adapun penelitian ini mempunyai tujuan
yaitu untuk menganalisis apakah kebijakan dividen dipengaruhi oleh FCF, profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan serta pertumbuhan aset pada sektor property dan real estate
pada periode 2016-2020.
TINJAUAN PUSTAKA
Signalling Theory
Menurut Spence (1973) signal theory ialah informasi atau isu yang disampaikan
perusahaan dan bersifat penting untuk keputusan investasi bagi pihak luar. Teori sinyal
(Signalling Theory) adalah aktivitas yang dilakukan manajemen untuk menyampaikan isu
bagi investor tentang nilai perusahaan pada masa mendatang, teori ini juga sebuah
perilaku konkret yang dilakukan oleh pengelola atau manajemen perusahaan yang secara
tidak langsung menyampaikan arahan bagi investor yang paham perihal prospek masa
depan perusahaan (Brigham & Houston, 2018). Purwaningsih (2019) menyatakan bahwa
manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan isu mengenai kondisi
perusahaan terhadap shareholder yaitu dengan cara memberikan informasi laporan
keuangan kepada stakeholder, perusahaan yang memperoleh keuntungan dan kinerja baik
diharapkan dapat menarik investor untuk menginvestasikan saham ke perusahaan
tersebut. Pembagian dividen sendiri merupakan isu sinyal positif yang penting bagi
investor (Sudrajat et al., 2021).
2
Universitas Esa Unggul
Agency Theory
Teori keagenan atau agency theory mengasumsikan mengenai manajer yang lebih
mementingkan kepentingan dirinya sendiri dan mendorong dirinya untuk memaksimalkan
kepentingan dirinya,yang akibatnya menimbulkan adanya konflik antara manager dan
pemilik (Jensen & Meckling, 1976). Teori ini mendeskripsikan korelasi antara prinsipal
serta agen pada perusahaan, sebab pemegang saham yang bertindak menjadi prinsipal
serta manajemen menjadi agen yang ditugaskan dan diberikan kewenangan oleh prinsipal
untuk mengelola serta menjalankan perusahaan agar mencapai tujuan yang dikehendaki
oleh pemegang saham (Bangun et al., 2018). Teori tersebut merupakan teori yang
membahas konflik oleh manajemen dan pemegang saham (Azmi & Bertuah, 2020).
Kemudian adanya pembayaran dividen dapat digunakan untuk meminimalisir konflik
kepentingan tersebut (Al-Fasfus, 2020). Bataineh (2021) menyatakan bahwa perbedaan
kepentingan antara agen serta prinsipal sangat berisiko menghadapi persoalan yang
dianggap menjadi persoalan agensi (agency problem), sebab agen menjadi pihak yang
lebih mengetahui isu kondisi perusahaan yang sebenarnya, sebagai akibatnya bisa
memotivasi agen untuk cenderung melakukan sikap menyimpang.
Leverage
Istilah Leverage adalah skala untuk menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam
mengoptimalkan hutangnya (Brigham & Houston, 2018). Leverage atau rasio hutang
diproksikan dengan DER, dimana rasio ini adalah untuk menghitung perbandingan
jumlah hutang terhadap ekuitas pada perusahaan. Jumlah leverage tinggi dapat
mempengaruhi likuiditas, karena hutang besar yang digunakan mempengaruhi kas
perusahaan, yaitu berupa pembayaran bunga serta pokok pinjaman sehingga berdampak
pada pengurangan distribusi dividen (Hidayat, 2019).
3
Universitas Esa Unggul
Profitabilitas
Keuntungan atau profitabilitas ialah rasio untuk menghitung kemampuan suatu
perusahaan untuk memperoleh profit atau keuntungan (Kasmir, 2018). Profitabilitas
merupakan sebuah kapabilitas perusahaan dalam mendapatkan profit dalam jangka waktu
tertentu, prinsip dari penilaian ini tertuang dalam laporan keuangan tepatnya di dalam
neraca serta laporan laba rugi perusahaan (Sitorus & Denny, 2018). Profitabilitas adalah
perbandingan yang digunakan dalam menghitung kinerja perusahaan untuk menciptakan
keuntungan dari kegiatan bisnisnya (Margono & Gantino, 2021). Profitabilitas dapat
diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh net profit yang diperoleh perusahaan dari
penjualan (Bertuah et al., 2021).
Pertumbuhan Aset
Hartono (2014) menyampaikan bahwa pertumbuhan aset memiliki definisi pertumbuhan
atau perkembangan total aset seiring perubahan tahun. Kemudian Angesti & Santioso
(2019) menyampaikan bahwa pertumbuhan aset adalah nilai yang memperlihatkan
mengenai kenaikan dana yang dialokasikan pada aktiva atau kenaikan jumlah aset.
Perusahaan dengan pertumbuhan aset yang lebih besar akan mengakibatkan adanya
peluang investasi sehingga membutuhkan dana untuk mendanai investasi, akibatnya
perusahaan tersebut cenderung untuk membayar dividen yang minimum atau bahkan nol
(Shafai et al., 2019). Asset growth atau pertumbuhan aset merupakan perubahan tahunan
dari total aktiva (Aripin & Handayani, 2020).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran suatu perusahaan yang dihitung dengan beberapa
metode seperti dengan log size, nilai pasar saham, total aktiva, dan lain-lain (Hartono,
2014). Kemudian Oktaviana & Karnawati (2020) menyampaikan bahwa ukuran
perusahaan ialah parameter tinggi atau rendahnya perusahaan yang dibuktikan oleh total
aset. Menurut Gantino & Felistia (2021) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
merupakan rasio yang menunjukan tinggi atau rendahnya skala perusahaan dalam
beberapa nilai seperti modal, penjualan, dan aset perusahaan, akibatnya perusahaan akan
lebih mudah untuk dapat respon positif investor dan sumber dana dari dalam maupun
eksternal, apabila ukuran pada perusahaan meningkat.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan mengenai pemakaian keuntungan yang menjadi hak
dari pemilik saham, dimana berdampak pada pengelolaan keuntungan, yaitu antara
membayarkan dividen kepada shareholder atau menginvestasikan kembali dalam
perusahaan (Darmawan, 2018). Sedangkan menurut Ali et al. (2018) kebijakan dividen
adalah kebijakan menentukan distribusi penghasilan antara penggunaan penghasilan
untuk dibayarkan sebagai dividen atau untuk digunakan oleh perusahaan. Kemudian
untuk kebijakan dividen perusahaan sendiri dilihat berdasarkan DPR (Dividend Payout
Ratio) artinya presentasi jumlah keuntungan yang didistribusikan sebagai dividen,
sehingga tinggi rendahnya nilai DPR memberikan pengaruh keputusan investasi investor
serta berdampak pada situasi keuangan perusahaan (Purwaningsih, 2019). Bataineh
4
Universitas Esa Unggul
Suatu perusahaan jika mempunyai FCF tinggi lebih memilih untuk mendistribusikan
dividennya, karena perusahaan dengan FCF tinggi harus membagikan dividennya untuk
meminimalisir konflik antara manajer dan shareholder, sehingga semakin tinggi FCF
berdampak pada semakin besar dividen yang dibagikan (Al-Fasfus, 2020). Kemudian
perusahaan dengan hutang lebih besar akan lebih sedikit dalam pembayaran dividennya,
karena perusahaan dengan hutang lebih besar cenderung lebih mengutamakan
pembayaran hutangnya dibandingkan dengan membagikan dividen untuk menjaga risiko
perusahaan (Kolodiziev et al., 2020). Dividen berasal dari hasil profit yang didapat oleh
perusahaan yang kemudian bisa didistribusikan kepada pemegang saham, sehingga
peningkatan keuntungan perusahaan berdampak pada semakin tinggi jumlah dividen yang
didistribusikan (Sudrajat et al., 2021). Pada perusahaan dengan jumlah pertumbuhan aset
lebih besar cenderung mendistribusikan dividen dengan tingkat lebih rendah, karena
perusahaan cenderung menggunakan dananya untuk membiayai investasi aset mereka
untuk memaksimalkan keuntungan di masa depan (Shafai et al., 2019). Menurut Utami &
Gumanti (2019) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan menyebabkan
dividen yang dibagikan akan bertambah besar, karena ukuran perusahaan dengan tingkat
besar lebih memiliki peluang dalam memperoleh profit yang lebih tinggi dibandingkan
peluang dalam memperoleh profit di perusahaan kecil.
Sebelumnya telah didukung oleh penelitian Lestari (2018), kemudian Shafai et al. (2019),
serta Rochmah & Ardianto (2020) dan Utami & Gumanti (2019) yang menunjukan
bahwa FCF, kemudian leverage, serta profitabilitas, pertumbuhan aset, serta ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Sehingga penulis mengajukan
hipotesis seperti berikut :
Semakin tinggi FCF menyebabkan lebih besar distribusi dividen yang akan dibagikan,
karena sesuai dengan teori keagenan yang mengaitkan hubungan yang terjadi antara FCF
dan kebijakan dividen menerangkan bahwa untuk meminimalisir konflik keagenan, maka
perusahaan yang mempunyai tingkat FCF lebih besar cenderung membagikan dividen
5
Universitas Esa Unggul
lebih besar (Agrawal, 2021). Serta dengan meningkatnya FCF memberikan petunjuk
bahwa arus kas perusahaan semakin meningkat, dan kas tersebut dapat digunakan untuk
didistribusikan sebagai dividen kepada investor, sehingga semakin besar FCF akan
memberikan peluang perusahaan yang lebih besar dalam distribusi dividen (Rochmah &
Ardianto, 2020).
Selanjutnya hal tersebut didukung oleh penelitian Lestari (2018) serta penelitian Al-
Fasfus (2020) serta Rochmah & Ardianto (2020) bahwa kebijakan dividen dipengaruhi
oleh FCF secara positif. Sehingga penulis mengajukan hipotesis seperti berikut :
Perusahaan yang mempunyai hutang lebih besar akan menyebabkan nilai dividen yang
didistribusikan semakin kecil, karena perusahaan dengan tingkat hutang lebih besar
cenderung menggunakan dananya terlebih dahulu untuk membayar hutangnya
dibandingkan dividen, sebab jika perusahaan lebih mendahulukan pembayaran dividen
dibandingkan hutangnya akan meningkatkan risiko bisnis (Kolodiziev et al., 2020).
Semakin besar nilai rasio hutang pada perusahaan, mengakibatkan semakin besar
kemungkinan keuntungan yang harus digunakan untuk membayar hutang (Gumanti,
2013).
Penelitian ini didukung oleh Shafai et al. (2019), kemudian Utami & Gumanti (2019)
serta Sudrajat et al. (2021) melaporkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi Leverage
secara negatif. Ini berarti bahwa naiknya rasio hutang akan menurunkan DPR, dan
turunnya tingkat rasio hutang mengakibatkan Dividend Payout Ratio yang naik. Sehingga
penulis mengajukan hipotesis seperti berikut :
Semakin besar profit yang dapat diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula
kemampuannya dalam mendistibusikan dividen terhadap investor atau pemegang saham
(Sudrajat et al., 2021). Menurut Shafai et al. (2019) perusahaan cenderung untuk
meningkatkan pembayaran dividen mereka jika keuntungan perusahaan meningkat,
karena dividen diperoleh dari hasil profit atau keuntungan perusahaan untuk selanjutnya
didistibusikan kepada investor.
Hal tersebut dibuktikan oleh Utami & Gumanti (2019) dan Singla & Samanta (2019)
serta Al-Fasfus (2020) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan keuntungan tinggi
membayar dividen lebih dibanding perusahaan dengan profit rendah. Artinya bahwa
semakin naik profit akan menyebabkan kenaikan dividen. Sehingga penulis mengajukan
hipotesis seperti berikut :
6
Universitas Esa Unggul
Perusahaan dengan pertumbuhan aset lebih besar lebih membutuhkan dana untuk
membiayai investasinya di masa depan, sehingga mereka cenderung membayar dividen
dengan lebih rendah dan lebih menggunakannya untuk investasi mereka untuk
memaksimalkan keuntungan yang sesuai dengan harapan perusahaan (Shafai et al.,
2019). Semakin besar suatu perusahaan dapat tumbuh, mengakibatkan lebih besar dana
yang dibutuhkan untuk perluasan bisnis, sehingga dana yang digunakan perusahaan lebih
besar digunakan untuk perluasan bisnisnya dan mengakibatkan dividen yang dibagikan
semakin kecil (Utami & Gumanti, 2019).
Selanjutnya menurut Kolodiziev et al. (2020) dan Utami & Gumanti (2019) serta Bertuah
et al. (2021) menuturkan mengenai pengaruh secara negatif antara pertumbuhan aset
dengan kebijakan dividen. Ini memiliki arti bahwa semakin meningkatnya pertumbuhan
aset, mengakibatkan semakin rendah jumlah dividen yang dibayarkan. Sehingga penulis
mengajukan hipotesis seperti berikut :
Menurut Kumar & Sujit (2018), kemudian Singla & Samanta (2019), dan Kolodiziev et
al. (2020) serta Utami & Gumanti (2019) telah meneliti bahwa ukuran perusahaan secara
positif mempengaruhi kebijakan dividen. Karena meningkatnya ukuran perusahaan
menyebabkan meningkatnya tingkat kebijakan dividen dan semakin kecil ukuran
perusahaan maka menyebabkan semakin rendah tingkat kebijakan dividen. Sehingga
penulis mengajukan hipotesis seperti berikut :
7
Universitas Esa Unggul
8
Universitas Esa Unggul
METODE PENELITIAN
Untuk pengukuran Free Cash Flow yang diproksikan dengan FCF dihitung dengan cara
Operational Cashflow dijumlahkan dengan Investment Cashflow dibagi dengan total aset.
Leverage diproksikan dengan DER yaitu total hutang dibagi dengan total ekuitas,
kemudian untuk Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Net Profit Margin
(NPM) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total penjualan, kemudian untuk
pertumbuhan aset diproksikan dengan Growth yang dihitung dengan cara selisih jumlah
aset tahun ini dengan jumlah aset tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah aset tahun
sebelumnya, selanjutnya ukuran perusahaan dilambangkan dengan size dihitung dengan
cara log dari total aset, dan untuk kebijakan dividen sendiri diproksikan dengan Dividend
Payout Ratio (DPR) yang dihitung dengan cara dividend pershare dibagi dengan earning
per share.
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan sektor property & real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) tahun periode penelitian yaitu 2016-
2020. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yakni sampel
tersebut memiliki kriteria untuk dapat dijadikan sampel yaitu perusahaan sektor property
& real estate yang terdaftar pada bursa efek indonesia selama periode penelitian,
melaporkan laporan keuangannya secara lengkap selama periode penelitian, serta
konsisten mendistribusikan dividen pada periode penelitian. Dari kriteria tersebut sampel
yang memenuhi kriteria hanya 8 perusahaan, sehingga total sampel yang didapat ada 40
laporan keuangan selama periode penelitian (2016-2020).
Dalam menganalisa data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif kemudian uji asumsi klasik meliputi uji Normalitas, multikolinearitas,
autokorelasi, dan heterokedastisitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis seperti Uji F, Uji
T, dan koefisien determinasi dan uji persamaan regresi linear berganda yang kemudian
diolah dengan SPSS. Kemudian Persamaan regresi ini ditunjukkan seperti berikut :
DPR = α + β1FCF - β2Lev + β3Prof - β4Growth + β5Size + e
Dimana :
DPR = Kebijakan Dividen
α = Konstanta
FCF = Free Cash Flow
Lev = Leverage
Prof = Profitabilitas
Growth = Pertumbuhan Aset
Size = Ukuran perusahaan
β1 = Koef FCF
β2 = Koef Lev
β3 = Koef Prof
β4 = Koef Growth
β5 = Koef Size
e = Standar error
9
Universitas Esa Unggul
HASIL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FCF 40 -4.74 42.54 11.7123 9.52008
DER 40 4.33 309.07 81.6785 63.42113
NPM 40 -42.16 66.70 33.5792 21.42291
Growth 40 -11.77 65.94 7.4700 13.71391
Size 40 22.09 31.30 28.5660 2.65735
DPR 40 -1.41 164.52 32.6205 39.88628
Valid N 40
(listwise)
Dilihat dari table di atas analisis statistik deskriptif diketahui jumlah sampel (N) sebanyak
40. Variabel Free Cash Flow (X1) dilambangkan dengan FCF, hasil dari analisis tersebut
menghasilkan nilai rata-rata yaitu 11,71 dan standar deviasi yaitu 9,52. Adapun nilai
minimum FCF adalah -4,74 perusahaan PT Pudjiadi Prestige Tbk dan nilai maksimum
adalah 42,54 yaitu pada perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk. Kemudian Leverage (X2)
diproksikan dengan DER menghasilkan nilai rata-rata yaitu sejumlah 81,68 dan standar
deviasi yaitu sejumlah 63,42, serta nilai minimum leverage yaitu 4,33 yakni pada
perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk dan menghasilkan nilai maksimum dengan nilai
309,07 yaitu pada perusahaan PT PP Properti Tbk. Kemudian variabel profitabilitas (X3)
yang diproksikan dengan NPM menghasilkan nilai rata-rata dengan nilai 33,58 dan
standar deviasi sebesar 21,42. Nilai minimum untuk profitabillitas adalah -42,16 yaitu
pada perusahaan PT Pudjiadi Prestige Tbk dan nilai maksimumnya adalah 66,70 pada
perusahaan PT Roda Vivatex Tbk. Kemudian ukuran perusahaan yang dilambangkan
dengan size memiliki mean sejumlah 28,57 dan standar deviasi sejumlah 2,66. Nilai
minimum ukuran perusahaan adalah 22,09 yakni pada perusahaan PT Metropolitan Land
Tbk dan nilai maksimumnya 31,30 pada PT Ciputra Development Tbk. Dapat kita lihat
dari variabel FCF, Leverage, Profitabilitas,dan Ukuran Perusahaan memiliki nilai
standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga dapat diasumsikan bahwa
data tersebut baik, dikatakan baik karena memiliki nilai rata rata lebih besar dari nilai
standar deviasi. Sedangkan pada variabel pertumbuhan aset yang dilambangkan dengan
Growth menghasilkan nilai rata-rata sebesar 7,47 dan standar deviasinya sebesar 13,71.
Nilai minimum pertumbuhan aset adalah -11,77 yaitu pada perusahaan PT Puradelta
Lestari Tbk dan nilai maksimumnya 65,94 yakni pada perusahaan PT PP Properti Tbk,
serta variabel Kebijakan dividen (Y) yang diproksikan dengan DPR memiliki nilai rata-
rata yaitu 32,62 dan standar deviasi sebesar 39,89. Nilai minimum kebijakan dividen
adalah -1,41 yakni pada perusahaan PT Pudjiadi Prestige Tbk dan nilai maksimumnya
164,52 yaitu pada perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk. Dari variabel pertumbuhan aset
dan kebijakan dividen ini memiliki hasil standar deviasi > nilai rata- rata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki simpangan atau
variasi data yang kurang baik dimana data bersifat heterogen, yang berarti bahwa selama
pengambilan data nilai pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki perbedaan nilai
10
Universitas Esa Unggul
yang jauh atau nilainya tidak konstan, hal ini dikarenakan pada tahun 2019 2020
perusahaan dalam kondisi yang kurang baik.
Selanjutnya hasil uji asumsi klasik dimulai dari uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov- Smirnov, dimana dapat dikatakan jika suatu data berdistribusi normal
apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, dan diperoleh data terdistibusi normal
karena diperoleh hasil Asymp. Sig. sebesar 0,16 > 0,05. Setelah data didapatkan hasil
terdistribusi normal, lalu dilakukan uji multikolinearitas dan diperoleh hasil nilai
tolerance untuk Free Cash Flow sebesar 0,76 serta nilai VIF 1,32, Leverage
menghasilkan tolerance dengan nilai 0,65 dan nilai VIF sebesar 1,55, kemudian
Profitabilitas menghasilkan tolerance dengan nilai 0,81 dan nilai VIF sebesar 1,24,
pertumbuhan aset menghasilkan tolerance dengan nilai 0,74 dan nilai VIF sebesar 1,35,
serta ukuran perusahaan menghasilkan tolerance dengan nilai 0.904 serta nilai VIF
sebesar 1,11, dari semua variabel bebas menghasilkan tolerance lebih dari sama dengan
0,10 atau VIF kurang dari sama dengan 10, oleh karena itu dapat disimpulkan pada
penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai tolerance lebih dari sama dengan
0,10 atau nilai VIF kurang dari sama dengan 10. Selanjutnya dilakukan uji
heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, dimana dapat dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas apabila diperoleh hasil tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05,
dimana pada uji ini diperoleh hasil tingkat signifikansi FCF yaitu 0,06, leverage dengan
nilai 0,15, profitabilitas dengan nilai 0,06, pertumbuhan aset sejumlah 0,33, ukuran
perusahaan sejumlah 0,50, Seluruh variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Kemudian
dilakukan uji autokorelasi dimana suatu data penelitian dikatakan tidak terdapat
autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada diantara du dan 4-du. Adapun penelitian ini
didapatkan hasil Durbin-Watson dengan nilai 1,875, dan nilai du (k=5; n=40) = 1,786 dan
4-du = 2,214, juga diperoleh nilai du 1,786< hasil nilai Durbin-Watson 1,875 < 4-du yaitu
2,214, sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Pada analisis regresi linier berganda diperoleh nilai konstanta (α) pada model regresi
sebesar -112,237 menunjukkan jika variabel Free Cash Flow (X1), Leverage (X2),
Profitabilitas (X3), Pertumbuhan Aset (X4), serta Ukuran Perusahaan (X5) bernilai nol,
maka nilai Kebijakan Dividen (Y) dengan nilai sebesar -112,237. Kemudian nilai
koefisien (β1) untuk variabel FCF (X1) bernilai positif dengan nilai 1,540. Yang
bermakna bahwa setiap Free Cash Flow (X1) mengalami kenaikan sejumlah satu, maka
Kebijakan Dividen (Y) akan meningkat sejumlah 1,540 satuan, kemudian diperoleh nilai
koefisien (β2) untuk variabel Leverage (X2) bernilai negatif sebesar -0,169, bermakna
bahwa Leverage (X2) mengalami kenaikan sejumlah satu, maka Kebijakan Dividen (Y)
menurun sejumlah 0,169 satuan, nilai koefisien (β3) untuk variabel Profitabilitas (X3)
bernilai positif dengan nilai 0,463, yang artinya setiap Profitabilitas (X3) mengalami
kenaikan sejumlah satu, maka Kebijakan Dividen (Y) juga akan meningkat sejumlah
0,463 satuan. Kemudian diperoleh hasil koefisien (β 4) untuk variabel Pertumbuhan Aset
(X4) bernilai negatif dengan nilai -0,825, yang artinya bahwa setiap Pertumbuhan Aset
(X4) mengalami kenaikan sejumlah satu, sehingga Kebijakan Dividen (Y) akan menurun
sejumlah 0,825 satuan. Serta untuk nilai koefisien (β5) diperoleh hasil koefisien (β5) untuk
variabel Ukuran Perusahaan (X5) bernilai positif sejumlah 4,596. Artinya setiap Ukuran
11
Universitas Esa Unggul
Perusahaan (X5) mengalami kenaikan sejumlah satu, maka Kebijakan Dividen (Y) juga
akan meningkat sejumlah 4,596 satuan. Semua nilai diatas berlaku jika diasumsikan
bahwa variabel bebas lainnya bernilai konstan. Sehingga dapat digambarkan pengaruh
variabel bebas FCF, Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, serta Ukuran Perusahaan
(X5) terhadap Kebijakan Dividen (Y) memiliki persamaan regresi berikut :
Keterangan :
DPR = Kebijakan Dividen
α = Nilai konstanta
β1 – β5 = Koefisien regresi
e = Standar Error
FCF = Free Cash Flow
Lev = Leverage
Prof = Profitabilitas
Growth = Pertumbuhan Aset
Size = Ukuran Perusahaan
Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi (R2), dan didapatkan hasil nilai R-Square
ialah 0,639, yang artinya bahwa sebesar 63,9% variasi dari Kebijakan Dividen (Y)
dipengaruhi oleh FCF, Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, serta Ukuran
Perusahaan.
Berdasarkan pengujian simultan (Uji F) diperoleh nilai signifikansi 0,000b, didapati jika
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel Free Cash
Flow (X1), Leverage (X2), Profitabilitas (X3), Pertumbuhan Aset(X4), dan Ukuran
Perusahaan (X5) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap
Kebijakan Dividen (Y), sehingga hipotesis pertama (H1) dapat diterima. Selanjutnya
dilakukan uji T (parsial) diperoleh Free Cash Flow (X1) memiliki koefisien regresi (β 1)
bernilai positif sejumlah 1,540 dan nilai signifikansi sebesar 0,004. Didapati jika nilai
signifikansi < 0,05, sehingga H2 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebijakan
dividen dipengaruhi oleh FCF secara positif. Selanjutnya Leverage (X2) memiliki nilai
koefisien regresi (β2) bernilai negatif yaitu -0,169 dengan nilai signifikansi sebesar 0,043.
Didapati jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga H3 diterima. Hal ini
bermakna bahwa kebijakan dividen dipengaruhi Leverage secara negatif. Profitabilitas
(X3) memiliki nilai koefisien regresi (β 3) bernilai postif sejumlah 0,463 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,038. Didapati jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H4
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi Profitabilitas
secara positif. Pertumbuhan Aset (X4) memiliki nilai koefisien regresi (β 4) bernilai
negatif sejumlah -0,825 dengan nilai signifikansi sebesar 0,024. Didapati jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H5 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan dividen dipengaruhi oleh pertumbuhan aset secara negatif. Dan untuk uji T
Ukuran Perusahaan (X2) diperoleh nilai koefisien regresi (β 5) bernilai positif sebesar
4,596 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008. Didapati jika nilai signifikansi lebih kecil
12
Universitas Esa Unggul
dari 0,05, maka H6 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen
dipengaruhi Ukuran Perusahaan secara positif.
Hasil uji hipotesis di atas, dapat dirangkum pada tabel seperti berikut:
13
Universitas Esa Unggul
DISKUSI
Hasil pengujian simultan (Uji F) mendukung hipotesis pertama bahwa variabel FCF,
leverage, profitabilitas, pertumbuhan aset, dan ukuran perusahaan secara simultan
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, oleh karena itu hipotesis pertama dapat
diterima. Peningkatan jumlah free cash flow menunjukkan bahwa kondisi kas setelah
digunakan aktivitas operasional dan investasi perusahaan semakin besar, dimana kas
tersebut dapat didistribusikan kepada investor sebagai dividen, oleh karena itu
meningkatnya FCF akan memberikan peluang yang lebih besar pada perusahaan dalam
distribusi dividennya (Shafai et al., 2019). Kemudian jika suatu perusahaan memiliki
tingkat hutang yang tinggi, maka perusahaan tersebut cenderung untuk menggunakan
dananya dalam membayar kewajibannya, karena jika perusahaan lalai dalam membayar
kewajibannya terhadap kreditor maka akan meningkatkan risiko meningkatnya biaya
hutang seperti pembayaran bunga, oleh karena itu semakin tinggi tingkat hutang maka
perusahaan cenderung lebih mengutamakan pembayaran kewajibannya dibandingkan
distribusi dividen perusahaan yang mengakibatkan penurunan tingkat dividen yang dapat
didistribusikan (Lestari, 2018). Kemudian profitabilitas menunjukan indikator
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan laba tersebut dapat didistribusikan
kepada investor sebagai dividen, sehingga semakin besar profitabilitas maka perusahaan
cenderung akan membagikan dividen yang lebih besar karena melalui keuntungan
tersebut perusahaan dapat memperoleh aliran kas masuk (Sudrajat et al., 2021).
Selanjutnya ketika perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset yang tinggi menunjukan
bahwa perusahaan tersebut sedang menggunakan dananya untuk pembelian aset
tujuannya seperti perluasan bisnis, sehingga perusahaan cenderung untuk menggunakan
dananya untuk perluasan bisnis tersebut dibandingkan mendistribusikannya sebagai
dividen, oleh karena itu peningkatan pertumbuhan aset akan mengakibatkan penurunan
distribusi dividen (Utami & Gumanti, 2019). Perusahaan dengan ukuran perusahaan besar
memiliki lebih banyak lini bisnis dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga
perusahaan besar memiliki peluang lebih besar dalam memperoleh keuntungan
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung lebih berpeluang
dalam distribusi dividen karena perusahaan besar berpeluang lebih besar dalam
memperoleh keuntungan (Kolodiziev et al., 2020).
Dimana penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Utami &
Gumanti (2019) serta Rochmah & Ardianto (2020) yang berhasil meneliti bahwa FCF,
Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap kebijakan dividen.
14
Universitas Esa Unggul
Hasil pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis kedua yaitu Free Cash Flow
berpengaruh signifikan secara positif terhadap kebijakan dividen, sehingga hipotesis
kedua dapat diterima. Karena perusahaan dengan FCF besar menunjukan kondisi kas
perusahaan setelah digunakan untuk aktivitas operasi dan investasinya lebih besar,
sehingga perusahaan dengan FCF lebih besar cenderung memilih untuk mendistribusikan
dividennya kepada investor, karena hal ini juga dapat meminimalisir konflik kepentingan
(Lestari, 2018). Dimana hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rochmah & Ardianto (2020) serta Al-Fasfus (2020) yang membuktikan bahwa kebijakan
dividen dipengaruhi oleh Free Cash Flow secara positif.
Hasil pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis ketiga yaitu Leverage berpengaruh
signifikan secara negatif terhadap kebijakan dividen, sehingga hipotesis ketiga dapat
diterima. Artinya jika Leverage mengalami kenaikan, maka kebijakan Dividen justru
akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Karena perusahaan dengan tingkat hutang
lebih besar memiliki risiko pembayaran kewajiban lebih besar, sehingga perusahaan
tersebut cenderung lebih mendahulukan pembayaran kewajibannya dibandingkan dengan
melakukan pembayaran dividennya, oleh karena itu meningkatnya hutang perusahaan
justru akan berpengaruh menurunnya tingkat dividen yang dapat didistribusikan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami & Gumanti (2019) dan Kolodiziev
et al. (2020) yang membuktikan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh Leverage
secara negatif.
15
Universitas Esa Unggul
Hasil pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis kelima yaitu pertumbuhan aset
berpengaruh signifikan secara negatif terhadap kebijakan dividen, sehingga hipotesis
kelima dapat diterima, yang bermakna jika kebijakan dividen mengalami kenaikan, maka
pertumbuhan aset sebaliknya yakni akan mengalami penurunan. Karena perusahaan yang
mengalami pertumbuhan aset menunjukan perusahaan sedang melakukan perluasan atau
ekspansi bisnis, oleh karena itu perusahaan tersebut cenderung lebih memilih
menggunakan dananya untuk ekspansi dibandingkan dengan membayarkan dividennya,
sehingga semakin besar pertumbuhan aset akan menyebabkan menurunnya dividen yang
akan didistribusikan (Lestari, 2018). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Shafai et al. (2019) dan Utami & Gumanti (2019) yang membuktikan bahwa
kebijakan dividen dipengaruhi oleh pertumbuhan aset secara negatif.
Hasil pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis keenam yaitu ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan secara positif terhadap kebijakan dividen, sehingga hipotesis
keenam dapat diterima, yang bermakna jika ukuran perusahaan mengalami kenaikan,
maka kebijakan dividen juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Hal tersebut
terjadi dikarenakan pada perusahaan besar mempunyai lebih banyak lini bisnis dan
ekspansinya sehingga perusahaan besar berpeluang lebih besar dalam memperoleh
keuntungan yang dapat digunakan untuk membayarkan dividennya (Shafai et al., 2019).
Kemudian perusahaan besar memiliki nama yang besar sehingga perusahaan besar
memiliki kewajiban untuk menjaga nama dan reputasinya, dimana distribusi dividen
sendiri dianggap sebagai isu positif bahwa kondisi perusahaan baik, sehingga perusahaan
besar cenderung untuk membagikan dividen dibandingkan dengan perusahaan kecil
(Kumar & Sujit, 2018). Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Utami
& Gumanti (2019) serta Kolodiziev et al. (2020) bahwa kebijakan dividen dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan secara positif.
16
Universitas Esa Unggul
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal yang mempengaruhi kebijakan dividen
pada sektor property dan real estate pada periode 2016-2020. Diperoleh sebanyak 8
sampel perusahaan dengan total data sebanyak 40 data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada pengujian simultan (Uji F)
mendukung hipotesis pertama bahwa variabel FCF, leverage, profitabilitas, pertumbuhan
aset, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Hasil pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis kedua yaitu Free Cash Flow
berpengaruh signifikan secara positif terhadap kebijakan dividen, pengujian parsial (Uji
T) mendukung hipotesis ketiga yaitu Leverage berpengaruh signifikan secara negatif
terhadap kebijakan dividen, pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis empat yaitu
profitabilitas berpengaruh signifikan secara positif terhadap kebijakan dividen, pada
pengujian parsial (Uji T) mendukung hipotesis kelima yaitu pertumbuhan aset
berpengaruh signifikan secara negatif terhadap kebijakan dividen, serta hasil pengujian
parsial (Uji T) mendukung hipotesis keenam yaitu ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan secara positif terhadap kebijakan dividen.
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu variabel penelitian, diharapakan untuk
peneliti berikutnya agar mempertimbangkan variabel lainnya yang memperkuat atau
memperlemah pengaruh serta variabel faktor dari luar perusahaan seperti faktor
makroekonomi contohnya tingkat suku bunga karena the fed sebagai bank sentral
amerika yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian global yang telah menaikan
suku bunga sebanyak 5 kali apakah hal tersebut memiliki dampak terhadap kondisi
perusahaan yang akibatnya mempengaruhi terkait kebijakan dividen perusahaan. Dan
diharapkan untuk menggunakan sampel dan populasi yang berbeda dari penelitian ini
yakni contohnya penggunaan sektor trading & services, dan sektor keuangan.
Hasil penelitian ini dimaksudkan bisa memberi masukan bagi manajemen perusahaan
perihal pentingnya dalam pertimbangan pengambilan keputusan kebijakan dividen yang
dapat berdampak pada citra perusahaan dan kondisi perusahaan. Serta dapat menjadi
acuan bagi investor dalam mengevaluasi pertimbangan perusahaan terkait kebijakan
dividen. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya fokus terhadap pemberian sinyal dan isu
positif terkait dividen kepada pihak luar , namun lebih memperhatikan faktor- faktor yang
mempengaruhinya baik internal dan eksternal sehingga perusahaan tetap dalam kondisi
stabil dan keberlanjutan perusahaan semakin baik di masa yang akan datang.
17
Universitas Esa Unggul
DAFTAR REFERENSI
Ali, N. Y., Mohamad, Z., & Baharuddin, N. S. (2018). The impact of ownership structure
on dividend policy : evidence of malaysian listed firms. Journal of Global Business
and Social Entrepreneurship (GBSE), 4(10), 35–44.
Angesti, Y. G., & Santioso, L. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga
saham perusahaan manufaktur. Jurnal Ekonomi, 24(1), 46–64.
https://doi.org/10.24912/je.v24i1.450
Aripin, A. A. N., & Handayani, S. (2020). Pengaruh economic value added, earning per
share, debt to total asset ratio, dan asset growth terhadap nilai perusahaan. JCA
Ekonomi, 1(1), 126–134.
Azmi, I. H., & Bertuah, E. (2020). The effect of life-cycle stage through cash flow
approach on dividend policy of manufacturing companies. Accounting, 6(7), 1383–
1390. https://doi.org/10.5267/j.ac.2020.8.011
Bataineh, H. (2021). The impact of ownership structure on dividend policy of listed firms
in jordan. Cogent Business and Management, 8(1), 1–18.
https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1863175
Bertuah, E., Baherans, D. M., Siskawati, S. A. D., & Winarso, E. (2021). Determining
factors of dividend policy in indonesia. Review of International Geographical
Education, 1(6), 1194–1209. https://doi.org/10.48047/rigeo.11.06.135
Brigham, E.F ., & Houston, J.F . (2018). Dasar- dasar manajemen keuangan. In Salemba
Empat (14th ed., pp. 14–15). Salemba Empat.
Darmawan, Dr. (2018). Manajemen keuangan : memahami kebijakan dividen, teori, dan
praktiknya di indonesia (L. Renfiana (ed.); 1st ed., pp. 16–17). FEBI UIN Suka
Press.
Gantino, R., & Felistia. (2021). The comparison of the effect of profitability,solvency adn
firm size on firm value (empirical study sub sector on food and beverage companies
and sub sector on cosmetic and household companies listed on indonesia stock
exchange periode 2015-2019). INTERNATIONAL JOURNAL OF TRENDS IN
ACCOUNTING RESEARCH, 2(2), 205–213.
https://journal.adaindonesia.or.id/index.php/ijtar/index%0ATHE
18
Universitas Esa Unggul
Hartono, P. D. J. (2014). Teori portofolio dan analisis investasi. In BPFE Yogyakarta (9th
ed., p. 391). BPFE-Yogyakarta.
Hidayat, R. (2019). Pengaruh profitabilitas, struktur modal dan arus kas operasi terhadap
kebijakan dividen perusahaan (studi kasus pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia). Jurnal Pendidikan
Akuntansi & Keuangan, 5(2), 20. https://doi.org/10.17509/jpak.v5i2.15406
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: managerial behavior,
agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–
360. https://doi.org/10.1177/0018726718812602
Kasmir. (2018). Analisis laporan keuangan. In Rajawali Pers (11th ed., p. 25). Rajawali
Pers.
Kolodiziev, O., Rohov, H., Shulga, N., Krupka, M., & Riabovolyk, T. (2020). Factors
affecting the dividend policy of non-financial joint-stock companies in Ukraine.
Investment Management and Financial Innovations, 17(3), 40–53.
https://doi.org/10.21511/imfi.17(3).2020.04
Kumar, B. R., & Sujit, K. S. (2018). Determinants of dividends among indian firms—An
empirical study. Cogent Economics and Finance, 6(1), 1–18.
https://doi.org/10.1080/23322039.2018.1423895
Margono, F. P., & Gantino, R. (2021). Influence of firm size, leverage, profitability, and
dividend policy on firm value of companies in indonesia stock exchange.
Copernican Journal of Finance & Accounting, 10(2), 45–61.
https://doi.org/10.12775/cjfa.2021.007
Rochmah, H. N., & Ardianto, A. (2020). Catering dividend: Dividend premium and free
cash flow on dividend policy. Cogent Business and Management, 7(1), 1–17.
https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1812927
Shafai, N. A., Nassir, A. M., Kamarudin, F., Rahim, N. Abdul, & Ahmad, N. hayati.
(2019). Dynamic panel model of dividend policies: malaysian perspective.
Contemporary Economics, 13(3), 239–252. https://doi.org/10.5709/ce.1897-
9254.310
19
Universitas Esa Unggul
Sitorus, T., & Denny. (2018). The influence of asset and profitability toward share
Value: mediation effect of liquid asset. Copernican Journal of Finance &
Accounting, 6(4), 85. https://doi.org/10.12775/cjfa.2017.024
Spence, M. (1973). Job market signaling. The Quarterly Journal of Economics, 87(3),
355–374. https://doi.org/10.1055/s-2004-820924
Sudrajat, A., Ronauli, D., & Octavia, E. (2021). Factors affecting dividend policies in
property and real estate sector companies. 58, 6150–6154.
Utami, E. S., & Gumanti, T. A. (2019). Analysis of cash dividend policy in Indonesia
stock exchange. Investment Management and Financial Innovations, 16(3), 97–105.
https://doi.org/10.21511/imfi.16(3).2019.10
Winarsih, W., Wardiningsih, S. Sri, & Utami, S. Sri. (2021). Pengaruh kebijakan utang
dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 21(1), 42–52.
Zhao, Y., & Ng, S. H. (2021). Dividend payout policies in the pre and post split share
structure reform in China. Cogent Economics and Finance, 9(1), 1–22.
https://doi.org/10.1080/23322039.2021.1923620
20
Universitas Esa Unggul
LAMPIRAN
21
Universitas Esa Unggul
23
Universitas Esa Unggul
Total Aset
(Rochmah & Ardianto, 2020)
3. Leverage (X2) Total hutang Rasio
DER=
Total Ekuitas
24
Universitas Esa Unggul
25
Universitas Esa Unggul
26
Universitas Esa Unggul
27
Universitas Esa Unggul
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
FCF .756 1.323
DER .647 1.546
NPM .805 1.243
Growth .739 1.353
Size .904 1.106
a. Dependent Variable: DPR
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -19.812 25.685 -.771 .446
FCF .555 .284 .319 1.953 .059
DER .069 .046 .263 1.489 .146
NPM .237 .122 .307 1.941 .061
Growth -.198 .199 -.164 -.996 .326
Size .641 .930 .103 .690 .495
a. Dependent Variable: ABS_RES
Model Durbin-Watson
1 1.875
a. Predictors: (Constant), Size, FCF, Growth, NPM, DER
b. Dependent Variable: DPR
28
Universitas Esa Unggul
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -112.237 44.923 -2.498 .017
FCF 1.540 .497 .368 3.102 .004
DER -.169 .081 -.269 -2.103 .043
NPM .463 .214 .248 2.164 .038
Growth -.825 .349 -.284 -2.367 .024
Size 4.596 1.626 .306 2.826 .008
a. Dependent Variable: DPR
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .799 .639 .586 25.66014
a. Predictors: (Constant), Size, FCF, Growth, NPM, DER
b. Dependent Variable: DPR
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39658.645 5 7931.729 12.046 .000b
Residual 22387.063 34 658.443
Total 62045.709 39
a. Dependent Variable: DPR
b. Predictors: (Constant), Size, FCF, Growth, NPM, DER
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -112.237 44.923 -2.498 .017
FCF 1.540 .497 .368 3.102 .004
DER -.169 .081 -.269 -2.103 .043
NPM .463 .214 .248 2.164 .038
Growth -.825 .349 -.284 -2.367 .024
Size 4.596 1.626 .306 2.826 .008
a. Dependent Variable: DPR
30
Universitas Esa Unggul
31
Universitas Esa Unggul
32
Universitas Esa Unggul
33
Universitas Esa Unggul
34
Universitas Esa Unggul
35
Universitas Esa Unggul
36
Universitas Esa Unggul
37
Universitas Esa Unggul
38
Universitas Esa Unggul
39
Universitas Esa Unggul
40
Universitas Esa Unggul
BIODATA PENULIS
41