MAKALAH Kelompok 6
MAKALAH Kelompok 6
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan
ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak
merasa kesulitan. Salawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai
akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Pendekatan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” ini, disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa/Sastra Indonesia di SD Kelas
Rendah. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan
pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang begitu
banyak.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis,
Amin yarobbal ‘alamiin
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................……………….
C. Tujuan .......................................................................................………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................
…………………
B. Saran .........................................................................................…………………
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................……………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran bahasa Indonesia. Di satu sisi,
banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan bahasa Indonesia si
anak didik. Keluhan itu terutama karena si anak didik dianggap kurang mampu menggunakan
bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis. Di sisi lain, di sebagian siswa /
mahasiswa mengatakan pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka
sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak
langsung siswa/ mahasiswa menjadi lemah dalam penangkapan materi (Haris, 2008).
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan dan guru harus cermat dalam memilih pendekatan mana yang cocok digunakan
untuk lingkungannya.
Anthony (dalam Ramelan, 1982) mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada seperangkat
asumsi yang saling berkaitan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan
merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam,
antara lain asumsi menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa
sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan , dan ada lagi yang
menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
B. Rumusan Masalah
4
3. Bagaimana langkah-langkah dan manfaat pendekatan tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian, Jenis-Jenis, dan
langkah-langkah serta manfaat dari pendekatan pembelajaran tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sanjaya,pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran ( Suprihatiningrum,2013,hlm.146). Menurut
Wati,pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang guru
terhadap proses pembelajaran,yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum(Wati,2010,hlm.7).
B. JENIS-JENIS PENDEKATAN
1. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar men
gajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. D
engan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang ak
an digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajar
an tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah dite
tapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri. Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kuri
6
kulum disusun berdasarkan suatu pendekatan. Seperti kita ketahui, Kurikulum 1975 merupak
an kurikulum yang berorientasi pada pendekatan tujuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-
bidang studi pun orientasinya pada pendekatan tujuan; demikian pula bidang studi Bahasa Ind
onesia.
Oleh karena orientasinya pada tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannya pada ter
capainya tujuan. Misalnya, untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang ditetapk
an ialah "Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dar
i bacaan”. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah tercapainya tuj
uan, yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Adapun mengenai bagaimana proses pem
belajarannya, bagaimana metodenya, bagaimana teknik pembelajarannya tidak merupakan m
asalah penting. Demikian pula kalau yang diajarkan pokok bahasan struktur, dengan tujuan
"Siswa memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia". Tujuan terseb
ut dapat dicapai melalui pembelajaran morfologi bahasa Indonesia.
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan "cara belajar tuntas". Dengan "ca
ra belajar tuntas", berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap berhasil apabila sedikitny
a 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran itu menguasai minimal 75% dari bahan aja
r yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif; jika seku
rang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab dengan bena
r minimal 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka pembelajaran dapat dianggap berhasi
l.
2. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang
dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas das
ar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan pen
guasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu dit
itikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfol
ogi, dan sintaksis dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku ka
ta menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan.
Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pedekatan strukt
ural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-
kaidahnya. Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di bawah i
ni.
7
"Bajunya anak itu baru".
3.Pendekatan Komunikatif
Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan pembela
jaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarak
at. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang digalakka
n penerapan pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu. Pendekatan komunikatif merup
akan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dal
am komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak ba
hwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni se
bagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, y
aitu fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan komunikatif didas
arkan pada pemikiran bahwa:
(1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. H
al ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan
kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa.
(2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran ba
hasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa. tidak cukup dengan memb
erikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu meng
embangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sar
ana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajara
n bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan latihan, antara lain sepert
i di bawah ini.
Contoh:
8
Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan (bertanya jawab) tentang benda-benda yan
g terdapat di dalam gambar yang disediakan oleh guru. Pertanyaan dapat mengenai warna, ju
mlah, bentuk, dan sebagainya.
Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masing-masing mendapat seb
uah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain (di luar kelompok) diberi duplikat salah s
atu gambar yang telah dibagikan. Siswa ini harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
teman-temannya yang membawa gambar, dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi atau c
iri-ciri gambar yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab itu siswa (pembawa duplikat) terse
but harus dapat menemukan siapa di antara teman-temannya itu yang membawa gambar yang
cocok dengan duplikat yang dibawanya.
Guru memberikan informasi tetapi ada bagian-bagian yang sengaja ditiadakan. Siswa dit
ugasi mencari atau menemukan bagian yang tidak ada itu. Kemudian A mengajukan pertanya
an-pertanyaan kepada B, sehingga is (A) dapat mengetahui gambar yang mana yang tidak ada
pada gambar milik B.
Contoh:
Siswa A dan B masing-masing mempunyai sebuah gambar yang sama, kecuali beberapa
bagian. Para siswa harus mendiskusikan gambar tersebut sehingga menemukan perbedaannya.
9
Sebuah gambar cerita (tanpa dialog) dipotong-potong. Setiap anggota kelompok memegan
g satu bagian tanpa mengetahui bagian gambar yang dipegang oleh yang lain; kelompok itu h
arus menentukan urutan aslinya, dan menyusun kembali cerita itu.
Contoh:
Siswa mempunyai rencana akan mengunjungi sebuah kota yang menarik. B mempunyai da
ftar/jadwal bus. Mereka harus merencanakan perjalanan yang akan dilakukan yang memungk
inkan mereka untuk mengunjungi beberapa tempat (misalnya 5 tempat) dalam satu hari, dan
menggunakan waktu sekurang-kurangnya setengah jam untuk tiap tempat. Siswa harus memil
ih tempat yang paling menarik bagi mereka.
Contoh:
Contoh:
(a) Siswa diminta membayangkan dirinya ada di dalam suatu situasi yang dapat terjadi di luar
kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya, bertemu seorang teman di jala
n; tetapi dapat pula kejadian yang bersifat kompleks, seperti negosiasi di dalam bisnis.
10
(b) Mereka (siswa) diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa kasu
s, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri; tetapi dalam kasus-kasus lain, mungkin m
ereka harus memperagakan sesuatu di dalam simulasi.
(c) Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi itu benar-benar terjadi sesuai dengan peran m
ereka masing-masing. Permainan peran ini tidak selalu dalam bentuk akting tetapi dapat juga
dalam bentuk debat atau improvisasi.
(b) Mereka (siswa) diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa kasu
s, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri; tetapi dalam kasus-kasus lain, mungkin m
ereka harus memperagakan sesuatu di dalam simulasi.
(c) Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi itu benar-benar terjadi sesuai dengan peran m
ereka masing-masing. Permainan peran ini tidak selalu dalam bentuk akting tetapi dapat juga
dalam bentuk debat atau improvisasi.
4.Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik merupakan suatu strategi yang melibatkan beberapa mata pelajaran u
ntuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada pebelajar (Ariantani, 2003). Keterpadu
an dapat dilihat dari segi proses, waktu, segi kurikulum, dan segi aspek belajar-mengajar. Me
nurut Puskur (2002) pembelajaran tematik hanya diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas re
ndah (kelas I dan II), karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai sat
u keutuhan (holostik), perkembangan fisiknya tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan m
ental, sosial, dan emosional. Untuk itu, strategi pembelajaran tematik hendaknya, (1) bersaha
bat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi anak, (2) dalam menanamkan konsep atau pe
ngetahuan dan keterampilan, anak tidak harus didrill, tetapi ia belajar melalui pengalaman lan
gsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajar
an ini dikenal dengan pembelajaran terpadu, dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa. Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa kelas I dan II, pe
mbelajaran pada tahap ini menurut Ariantini (2003:1) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
11
5) Bersifat fleksibel
6) Hasil belajar dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuha
n anak
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih terkesan dan bermakna
5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tang
ap terhadap gagasan.
Sedangkan peran tema dalam pembelajaran tematik menurut Puskur (2001;23), yakni :
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
2) Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pel
ajaran dalam tema yang sama
4) Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran la
in dengan pengalaman pribadi anak
5) Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata,
misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untuk mengembangkan ketera
mpilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
6) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat diguna
kan untuk kegiatan remidial, pemantapan atau pengayaan.
Bertolak dari contoh di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematis a
dalah sebagai berikut :
12
1) Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
bermakna
4) Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema
Untuk lebih memantapkan pelaksanaan pembelajaran tematik ada beberapa langkah yang p
erlu diikuti menurut Ariantini (2003), yakni :
1) Membaca dan memahami semua kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dan
setiap mata pelajaran di kelas I dan II SD.
Pendekatan keterampilan didasarkan pada asumsi bahwa belajar merupakan proses mengu
bah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam kegiatan belajar perwuju
dan dari pendekatan keterampilan proses adalah CBSA. CBSA merupakan pendekatan dalam
proses belajar-mengajar yang mengutamakan aktivitas mental psikologis siswa, siswa berpera
n sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran sedangkan guru berfungsi sebagai pembimbin
g, pengamat, dan memberikan bantuan apabila diperlukan. Tarigan (dalam supriyadi, 1991 : 3
4) mengemukakan prinsip CBSA, yaitu :
3) Melalui pertisipasi (ketika guru menjelaskan siswa cermat mendengarkan, bertanya, mende
bat, menambah, contoh, dan ilustrasi, mengembagkan pikiran, mangalami, mencoba, dan mel
aksanakan atau mempraktekkan sesuatu yang dipelajari siswa) akan menghasilkan hasil belaj
ar yang lebih mantap.
13
1) Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan bernalar, (berp
ikir logis dan masuk akal) serta kemampuan memperluas wawasan.
3) Sebaiknya siswa dibiasakan mencari arti kata dalam kamus (Depdikbud, 1993).
Berdasarkan pendapat diatas, prinsip belajar siswa aktif sejalan dengan semboyan pendidi
kan nasional, yakni “Tut Wuri Handayani” artinya para siswa diberikan keluasaan untuk men
entukan kegiatan belajar sendiri tanpa harus dijejali dengan berbagai ilmu pengetahuan oleh g
urunya.
Adapun penerapan konsep CBSA dalam pengajaran menulis akan diuraikan dalam kegiatan s
iswa, kegiatan guru, iklim belajar, dan program belajar.
1.Kegiatan Siswa
Sejalan dengan penerapan konsep keterampilan proses, maka dalam kegiatan belajar p
ara siswa diberikan kesempatan untuk mengamati objek yang akan ditulinya sesuai dengan te
ma atau topik karangan. Misalnya apabila terdapat kata-kata yang tidak dimengerti, para sisw
a dapat mencari dalam kamus yang telah disediakan oleh guru atau kalau masih belum jelas si
swa dapat menanyakan kepada teman, bahkan kepada guru bila perlu.
2. Kegiatan Guru
Guru adalah teman belajar siswa yang harus mampu memberikan dorongan, bimbingan, d
an arahan kepada para siswa. Guru berperan sebagai fasilitator, artinya menyediakan fasilitas
yang diperlukan oleh siswa demi kelancaran kegiatan belajar.
Dalam kegiatan belajar menulis, guru hendaknya dapat menciptaka iklim belajar yang kondus
if untuk melakukan kegiatan belajar menulis. Misalnya, siswa diberikan pokok-pokok kalima
t yang harus dikembangkan dengan menggunakan pilihan kata yang disediakan. Seperti cont
oh berikut ini :
14
Ayah bekerja di . . . c. dapur
15
pendekatan whole language sejalan dengan teori kontruktivis dan quantum learning karena
siswa akan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan merasa senang dengan aktivitas
yang dilakukannya.
Karakteristik bahasa Indonesia adalah ciri khas atau sifat pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai sebuah ilmu. Adapun langkah-langkah karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia a
dalah bersifat kontekstual, bersifat komunikatif, bersifat sistematis, menantang pembelajar un
tuk memecahkan masalah-masalah nyata, membawa pembelajar ke arah pembelajaran yang a
ktif, dan penyusunan bahan pembelajaran dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebut
uhan pembelajaran, itu adalah salah satu langkah awal dalam menetapkan pendekatan pembel
ajaran bahasa indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya tergolong ke dalam 3 jenis tujuan,
yaitu tujuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Tujuan afektif berkaitan dengan penanaman r
asa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Tujuan kognitif ber
kaitan dengan proses pemahaman bentuk, makna, dan fungsi bahasa Indonesia. Tujuan psiko
motorik berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk berbagai kepent
ingan. Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia dapat digolongkan ke dalam 2 jenis, yaitu fung
si instrumentatif dan fungsi intrinsik. Fungsi instrumentatif adalah fungsi pembelajaran bahas
a Indonesia sebagai sarana komunikasi. Fungsi intrinsik adalah fungsi pembelajaran bahasa I
ndonesia sebagai proses pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dapat bersifat praktis dan strategis. Adapun yang
menjadi manfaat pembelajaran bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan komunika
si, pembentuk perilaku positif, sarana pengembang ilmu pengetahuan, sarana memperoleh il
mu pengetahuan, sarana pengembang nilai norma kedewasaan, sarana ekspresi imajinatif; sar
ana penghubung dan pemersatu masyarakat Indonesia, dan sarana transfer kultural.
16
Langkah-langkah pembelajaran (siswa melakukan wawancara):
· Guru Mengundang Nara Sumber Atau Menyuruh Siswa Mendatangi Nara Sumber
BAB III
17
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan
pandangan atau sudut pandangan berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan
proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan diguna
kan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan Pendekatan dalam pembelajaran bah
asa dapat dikatakan sebagai seperangkat kegiatan yang saling berkaitan dan berhubun
gan dengan sifat bahasa serta pengajaran bahasa. Berbagai pendekatan yang telah lam
a diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain adalah pendekatan tujuan dan pen
dekatan struktural.
Dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas rendah terdapat berbagai jenis pendek
atan diantaranya yaitu pendekatan tujuan,pendekatan struktural,pendekatan komunikat
if,pendekatan tematik,pendekatan keterampilan proses dan pendekatan whole languag
e.
B. Saran
Pendekatan yang diterapkan yang sesuai dengan pembelajaran akan mempermudah
guru ataupun siswa dalam memberi materi serta menerima materi yang telah disampai
kan,sehingga hal tersebut dapat memperlancar proses belajar mengajar disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
18
Solehan, T.W, dkk. 2001. Hakikat Pendekatan, Prosedur, dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia Berdasar kan Pendekatan Komunikatif- Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia
(Modul UT). Jakarta. Pusat Penerbitan UT.
Dibia, I Ketut,dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah Berorie
ntasi Pada Kurikulum 2004. Singaraja : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singar
aja.
19