Anda di halaman 1dari 21

Dept.

HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 1 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN RESIKO DAN


DAMPAK,TINDAKAN PENGENDALIAN ( IBPR )

PT. ANUGRAH BUMI LESTARI

LEMBAR PENGESAHAN

TANDA TANGAN
No. Dok. SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
Tgl. Terbit 15 Agustus 2022
Tgl. Efektif 27 Desember 2022

Dept. HSE Dibuat Disetujui


NAMA Sigit Darmawan Bambang Jumartono
TANDA TANGAN HSE Officer Penanggung Jawab Operasional
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 2 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

DAFTAR ISI

1. LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... 1
2. DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
3. RIWAYAT REVISI..................................................................................................... 3
4. DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN.......................................................................... 4
5. TUJUAN...................................................................................................................... 5
6. RUANG LINGKUP..................................................................................................... 5
7. TANGGUNG JAWAB................................................................................................. 6
8. REFERENSI................................................................................................................. 6
9. DEFINISI..................................................................................................................... 9
10. PROSEDUR................................................................................................................. 10
11. DOKUMEN PENDUKUNG........................................................................................ 20
12. DIAGRAM ALIR......................................................................................................... 21
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 3 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

RIWAYAT REVISI
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 4 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN

No Jabatan Jumlah Set


1 Project Manager 1 (Satu)
2 Head of Operation 1 (Satu)
3 Head of Enginering 1 (Satu)
4 Head of Plant-Logistik 1 (Satu)
5 Head of HSE 1 (Satu)
6 HR- External 1 (Satu)
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 5 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

1. TUJUAN
Untuk memberikan panduan dalam melakukan Identifikasi bahaya / aspek, penilaian dan
pengendalian risiko / dampak K3L di seluruh area kerja PT. Anugrah Bumi Lestari.

2. RUANG LINGKUP
2.1. SOP ini berlaku diseluruh area kerja PT. Anugrah Bumi Lestari.
2.2. Kegiatan identifikasi bahaya / aspek lingkungan, penilaian risiko / dampak dan
pengendalian risiko / dampak yang dilakukan meliputi :
2.2.1 Semua kegiatan yang dilakukan secara rutin dan tidak rutin, baik yang
dilakukan dalam kondisi normal, abnormal dan kondisi darurat yang diduga
dapat terjadi serta untuk pekerjaan yang lampau, saat ini dan yang akan
direncanakan.
2.2.2 Kegiatan semua orang yang diberi ijin untuk memasuki / berada di area kerja
termasuk tamu dan subkontraktor.
2.2.3 Faktor kemampuan manusia, perilaku serta semua aspek yang terkait.
2.2.4 Semua infrastruktur, peralatan, dan material yang digunakan di tempat kerja.
2.2.5 Melakukan perubahan atau rencana perubahan terhadap organisasi,
kegiatan, atau material.
2.2.6 Perubahan peraturan perundangan K3L dan peraturan K3L lainnya yang
terkait dengan kegiatan perusahaan.
2.2.7 Perubahan desain area kerja, proses kerja, instalasi, peralatan dan
permesinan, prosedur operasional, organisasi kerja serta modifikasi yang
dilakukannya.
2.2.8 Perubahan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja termasuk
perubahan sementara yang berpengaruh terhadap operasional, proses dan
kegiatan organisasi.
2.2.9 Bahaya yang muncul disekitar tempat kerja.
2.3. Bahaya yang diidentifikasi berasal dari luar tempat kerja.

3. REFERENSI
3.1 Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang SMK3
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 6 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

3.2 Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik


Penambangan yang Baik dan Pengawasan Bidang Pertambangan Mineral Batubara
3.3 Kepmen ESDM No 1827 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
TeknikPenambangan yang Baik
3.4 Kepdirjen Minerba No 185 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Keselamatan dan Sistem Menejemen Keselamatan Pertambangan

4. DEFINISI
4.1. Bahaya (Hazard) adalah sumber energi, situasi, atau tindakan yang berpotensi
menyebabkan cidera atau penyakit akibat kerja (PAK) atau property damage.
4.2. Risiko adalah Kombinasi antara :
4.2.1. Kemungkinan terjadinya insiden atau dampak yang mengakibatkan cidera, PAK,
kerusakan harta benda atau dampak lingkungan yang merugikan yang disebabkan oleh
suatu kejadian berbahaya atau paparan bahaya atau aspek tersebut (probability)
4.2.2. Keseringan kejadian berbahaya atau paparan bahaya atau aspek (frekuensi)
4.2.3. Keparahan dari cidera, PAK, kerusakan harta benda atau dampak lingkungan
yang merugikan yang disebabkan oleh suatu kejadian berbahaya atau
paparan bahaya atau aspek tersebut (severity).
4.3. Identifikasi Bahaya adalah proses untuk mengenali bahaya yang ada dan
mendefinisikan sifat - sifatnya.
4.4. Penilaian Risiko adalah proses mengevaluasi risiko yang timbul dari adanya bahayadengan
memperhatikan pengendalian yang ada saat ini sehingga dapat diputuskanapakah risiko
tersebut diterima atau tidak.
4.5. Aspek Lingkungan adalah bagian dari suatu kegiatan atau produk atau jasa dari
organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan (tanah, air, udara, flora,
fauna,manusia).
4.6. Dampak Lingkungan adalah setiap perubahan terhadap lingkungan, baik yang
merugikan maupun menguntungkan, seluruh atau sebagian yang diakibatkan oleh
aspek lingkungan dari suatu organisasi.
4.7. Aktivitas Rutin adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, terjadwal atau memiliki
interval waktu tertentu.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 7 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

4.8. Aktivitas Non Rutin adalah aktivitas yang tidak terjadwal atau tidak dapat diprediksi
interval waktunya.
4.9. Kondisi Normal adalah kondisi operasional yang sesuai dengan aturan dan
persyaratan operasional perusahaan yang berlaku.
4.10. Kondisi Abnormal adalah kondisi atau keadaan tidak normal, baik terencana
maupun tidak terencana dan masih terkendali.
4.11. Kondisi Darurat / Kondisi Terpaksa adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalamkeadaan
yang terpaksa baik dari sisi peralatan atau infrastruktur atau lingkunganyang tidak
memenuhi standar tetapi kegiatan itu harus dilakukan dan jika tidakdilakukan akan
mengakibatkan dampak yang lebih besar.

4.12. Nilai Risiko yang Dapat Diterima (Acceptable Risk) adalah risiko yang masuk ke
dalam kriteria low atau medium.
4.13. Nilai Risiko yang Tidak Dapat Diterima (Non Acceptable Risk) adalah risiko yangtidak
sesuai dengan peraturan perundangan atau kebijakan perusahaan atau masukke dalam
kriteria high dan very high.
4.14. Nilai Risiko Saat ini adalah nilai yang diukur dengan mempertimbangkan
pengendalian yang ada saat ini.
4.15. Nilai Risiko Residual adalah nilai yang diukur setelah dilakukan pengendalian
lanjutan.
4.16. Register Tindakan Perbaikan adalah formulir yang digunakan untuk membuat
rencana tindakan perbaikan yang akan dilakukan agar nilai risiko dari suatu bahaya
atau dampak dari suatu aspek dapat diturunkan sampai pada level yang dapat
diterima.
4.17. Pengendalian Risiko adalah upaya perbaikan menurunkan tingkat risiko / dampak
yang timbul akibat adanya bahaya / aspek.
4.18. Insiden adalah kejadian yang berkaitan atau berhubungan dengan pekerjaan yang
mengakibatkan cidera pada karyawan, sakit akibat kerja, fatality pada karyawan
perusahaan, kerusakan harta benda perusahaan, kejadian berbahaya termasuk
dalam hal ini adalah kecelakaan lingkungan atau kejadian yang apabila sedikit saja
berbeda dapat mengakibatkan cedera, sakit akibat kerja, fatality pada karyawan,
kerusakan harta benda perusahaan, kecelakaan lingkungan (atau sering disebut
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 8 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

near miss).
4.19. Hirarki Pengendalian adalah tindakan pengendalian bahaya yang dibuat
berdasarkan urutan eliminasi, subtitusi, engineering control, kontrol administratif dan
APD.
4.20. Sakit Kronis adalah penyakit yang timbul akibat paparan bahaya jangka panjang,
parah dan berlangsung sangat lama.
4.21. Sakit Akut adalah penyakit yang diidap secara mendadak dan berkelanjutan, singkatdan
parah.

4.22. Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
ataulingkungan kerja.
4.23. FAC (First Aid Case) adalah kecelakaan yang menyebabkan korban hanya
mendapatkan bantuan first aid (P3K) saja dan langsung dapat bekerja kembali
seperti semula.
4.24. MTC (Medical Treatment Case) adalah kecelakaan yang menyebabkan korban
harus dirawat atau mendapat perlakuan medik lain diluar pertolongan pertama (P3K)dan
dapat kembali bekerja seperti semula.
4.25. RWDI (Restricted Work Duty Injury) adalah kecelakaan yang mengakibatkan
karyawan harus dirawat atau mendapat perlakuan medik serius / berat dan dapat
kembali bekerja tetapi tidak mampu mengerjakan semua tugas-tugasnya secara
normal sesuai dengan deskripsi kerja atau karyawan tersebut diberikan tugas lain
sementara waktu karena kecederaan / penyakitnya tersebut atau karyawan
ditugaskan ke pekerjaan lain secara sementara, atau bekerja secara permanen
kurang dari waktu penuh, atau bekerja secara permanen dalam pekerjaan yang
diberikan tetapi tidak dapat melaksanakan tugasnya secara normal.
4.26. LTI (Loss Time Injury) adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera pada pekerja
sehingga pekerja tersebut tidak dapat masuk kerja pada shift / hari berikutnya.

4.27. Fatality adalah kecelakaan yang menyebabkan karyawan meninggal baik secara
langsung pada saat kecelakaan ataupun pada saat evakuasi dan observasi di rumahsakit.
4.28. Management Representative adalah orang yang ditunjuk sebagai perwakilan
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 9 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

manajemen dalam hal Sistem Manajemen Terpadu (SMT) atau Integrated Management
System (IMS).
4.29. Tim IBPR adalah tim yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang bertanggung jawab
membuat dokumen IBPR dan Rencana Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
5. TANGGUNG JAWAB
5.1 Penanggung Jawab Operasional
5.1.1 Memastikan prosedur ini terlaksana diseluruh area PT. Anugrah Bumi Lestari.
5.1.2 Mengesahkan TIM IBPR.
5.1.3 Mengesahkan IBPR yang telah dibuat dan direview oleh TIM IBPR
5.2 Kepala Departemen / Penanggung Jawab Area Kerja
5.2.1 Menunjuk Tim IBPR dan memastikan personil yang ditunjuk memiliki
kompetensi yang ditetapkan.
5.2.2 Memastikan IBPR dibuat dan dilakukan pembaharuan (update).
5.2.3 Memastikan bahwa identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko di area yang menjadi tanggung jawabnya dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
5.2.4 Memastikan kecukupan dan validasi hasil identifikasi bahaya dan penilaian
risiko dan pengendalian risiko K3L.
5.2.5 Memastikan setiap rekomendasi/rencana tindakan perbaikan dilakukan
dengan baik dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui.
5.2.6 Melaksanakan dan memantau rencana tindakan perbaikan/pencegahan yang
menjadi tanggung jawabnya.
5.2.7 Memastikan efektifitas tindakan pengendalian yang dilakukan.
5.2.8 Memastikan setiap kontraktor/sub kontraktor yang bekerja di area yang
menjadi tanggung jawabnya melaksanakan prosedur ini.
5.2.9 Melakukan update IBPR
5.3 Tim IBPR
5.3.1 Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko sesuai dengan prosedur yang
berlaku dengan narasumber yang terkait.
5.3.2 Membuat usulan tindakan perbaikan dengan mengisi form register tindakan
perbaikan / pencegahan.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 10 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

5.3.3 Melakukan review IBPR.


5.3.4 Mendokumentasikan dokumen identifikasi bahaya dan penilaian risikonya serta
dokumen pendukung lainnya.
5.4 HSE Departemen
5.4.1 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan dasar IBPR.
5.4.2 Memonitor dan melakukan verifikasi tindakan pengendalian yang diakukan.
5.4.3 Memastikan keefektifan tindakan pengendalian yang dilakukan.
5.4.4 Mendokumentasikan IBPR yang sudah disahkan oleh Kepala TeknikTambang
5.5 Karyawan
5.5.1 Melaksanakan segala ketentuan yang terdapat pada prosedur ini.

6. PROSEDUR
6.1. Persiapan Tim IBPR
6.1.1. Masing-masing kepala departemen memilih karyawan yang akan mewakili
departemen / bagiannya untuk menyusun identifikasi bahaya / aspek
lingkungan, penilaian risiko / dampak dan menentukan tindakan
pengendaliannya.
6.1.2. Karyawan yang ditunjuk untuk menyusun IBPR harus terdiri dari berbagai
tugas dan jabatan yang terkait yaitu dari level operator / mekanik / pelaksana
dan pengawas langsung.
6.1.3. Karyawan yang ditunjuk harus mendapatkan surat penunjukan dari Kepala
Teknik Tambang atau kepala departemen yang dilengkapi dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
6.1.4. Karyawan yang ditunjuk adalah karyawan yang memiliki kompetensi pada
bidangnya (berpengalaman) dan memiliki pengetahuan dalam bidang IBPR,
apabila belum memiliki pengetahuan dalam bidang IBPR akan diberikan
pelatihan yang sesuai.
6.1.5. Sebelum melakukan identifikasi bahaya / aspek lingkungan dan penilaian
risiko / dampak serta menentukan tindakan pengendaliannya perwakilan
karyawan yang ditunjuk akan mendapatkan pelatihan mengenai metode
manajemen risiko yang akan dipergunakan.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 11 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

6.1.6. Bagian HSE dan HRGA akan mempersiapkan segala sesuatunya agar
kegiatan dapat berjalan lancar.
6.1.7. Proses penyusunan IBPR dilakukan oleh deparment masing-masing dengan
didampingi oleh TIM IBPR yang telah ditunjuk dari departemennya masingmasing.
6.1.8. Proses penyusunan juga dapat melibatkan departemen lainnya apabila
bahaya yang teridentifikasi melibatkan departemen lain.
6.2. Langkah Pembuatan IBPR
6.2.1. Penetapan Konteks
1. Proses IBPR dimulai dengan melakukan penetapan konteks dengan
mempertimbangkan : faktor internal, faktor eksternal, konteks proses dan
penetapan kriteria risiko.
2. Konteks risiko dan kriteria risiko ditetapkan dalam sebuah bentuk SOP
atau standar IBPR, seperti dijelaskan didalam prosedur ini.
6.2.2. Identifikasi Bahaya / Aspek Lingkungan
1. Pada tahap awal, tim akan melakukan identifikasi bahaya dan aspek
lingkungan yang ada pada suatu obyek / aktivitas yang akan dinilai
risikonya / potensial dampaknya. Bahaya ini dapat ditentukan dengan
melihat hal apa saja yang dapat mencelakai personil / menimbulkan
kecelakaan kerja, aspek lingkungan dilihat dari unsur atau elemen apa
saja dari suatu kegiatan, produk dan jasa yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Objek/aktivitas yang dilihat juga didasarkan pada bisnis proses
perusahaan dan saling terintegrasi antara satu aktivitas dengan aktivitas
lainnya maupun antar departemen dengan departemen lainnya.
3. Identifikasi bahaya / aspek lingkungan juga dilakukan dengan cara
observasi suatu aktivitas atau melakukan wawancara dengan personil
yang terkait dengan aktivitas tersebut, memperhatikan informasi yang
berasal dari: manual operasi, diagram alir proses, laporan data teknis,
persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya,
MSDS, pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Proses identifikasi bahaya / aspek juga perlu mempertimbangkan kondisi
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 12 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

aktifitas / operasi seperti normal, abnormal dan situasi darurat atau


emergency.
5. Bahaya dan aspek lingkungan yang telah diidentifikasi dari masing -
masing tahapan proses / aktivitas dicatat dalam Formulir Identifikasi
Bahaya / Aspek Lingkungan, Penilaian Risiko / Dampak dan Tindakan
Pengendalian.
6.3. Penilaian Risiko / Dampak K3L
6.3.1. Setelah semua bahaya / aspek lingkungan diidentifikasi selanjutnya dari tiap
bahaya / aspek lingkungan itu ditentukan tingkat / nilai risikonya / tingkat / nilai
dampaknya untuk menimbulkan suatu kecelakaan atau kerugian.
6.3.2. Penentuan nilai risiko ini dilakukan oleh tim perwakilan karyawan dalam suatu
rapat yang membahas hasil temuan di lapangan.
6.3.3. Penilaian risiko / dampak ini mempertimbangkan menggunakan tiga faktor
yaitu
1. Kemungkinan terjadinya insiden atau dampak yang mengakibatkan
cidera, PAK, kerusakan harta benda atau dampak lingkungan yang
merugikan yang disebabkan oleh suatu kejadian berbahaya atau paparan
bahaya atau aspek tersebut (probability),
2. Keseringan kejadian berbahaya atau paparan bahaya atau aspek
(frekuensi),
3. Keparahan dari cidera, PAK, kerusakan harta benda atau dampak
lingkungan yang merugikan yang disebabkan oleh suatu kejadian
berbahaya atau paparan bahaya atau aspek tersebut (severity)
Sehingga penilaian resiko :
▪ Risiko = Probability X Frequency X Severity atau R = P x F x S .

Kriteria dari masing-masing faktor ini dilakukan penilaian dengan


menggunakan matrik penilaian risiko sebagai berikut :
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 13 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 14 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

6.3.4. Jika resiko (keparahan) tinggi maka severity-nya tinggi.


Contoh aktifitas mengoperasikan OHT bahaya terkait “tabrakan”, potensial
insiden “LTI atau fatal → maka severity “25” atau “30”.
6.3.5. Jika resiko tidak diterima (contoh very high) walaupun kontrol tambahan
dalam penilaian sudah dilakukan → maka resiko-nya tidak langsung turun ke
“medium” atau ‘low” tetapi tetap dengan nilai “high” .
6.3.6. Jika pada pengendalian tambahan nilai risikonya tetap “high” atau “very high”
→ maka aktifitas masuk ke dalam kondisi emergency dan harus ada dalam
emergency respon plan.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 15 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

6.3.7. Jika suatu bahaya / aspek lingkungan memiliki nilai keparahan yang beragam
baik terhadap Safety / Keselamatan, Health / Kesehatan, Enviromental /
Lingkungan, Community / Kemasyarakatan dan Reputasi Perusahaan yang
berbeda-beda, maka nilai keparahan yang dipergunakan adalah nilai
keparahan yang tertinggi. Misalnya: limbah cair yang mengandung B3 akan
berdampak terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan, maka nilai
keparahan yang diambil adalah dampak terbesar yang dapat ditimbulkan.
6.3.8. Nilai risiko / dampak yang ditentukan harus mempertimbangkan tindakan
pengendalian yang sudah ada (Existing Control).
6.3.9. Hasil penilaian risiko / dampak ini menentukan apakah suatu bahaya itu
memiliki nilai risiko yang dapat diterima atau tidak dapat diterima.

6.4. Tindakan Pengendalian


6.4.1. Apabila berdasarkan penilaian risiko / dampak yang dilakukan jika ternyata
termasuk kedalam risiko yang masih dapat diterima / acceptable risk atau jika
ternyata tidak termasuk sebagai aspek penting maka hanya perlu dilakukan
monitoring terhadap tindakan pengendalian yang sudah ada untuk menjaga
konsistensinya.
6.4.2. Bila nilai risikonya tidak dapat diterima atau termasuk aspek penting maka tim
harus mengusulkan tindakan pengendalian yang harus dilakukan. Usulan
tindakan pengendalian ini dicantumkan dalam rekomendasi tindakan
pengendalian untuk mendapatkan persetujuan dari manajemen.
6.4.3. Rencana tindakan pengendalian yang akan dilakukan harus mengikuti prinsip
pengendalian risiko yang meliputi eliminasi, subtitusi, engineering control,
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 16 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

administrasi, dan alat pelindung diri yang dilakukan secara berurutan sesuai
dengan urutan pengendalian risiko.
6.4.4. Rencana tindakan pengendalian yang dilakukan harus diupayakan agar
dapat menurunkan nilai risiko menjadi nilai risiko yang dapat diterima /
acceptable risk atau menjadi aspek tidak penting, jika setelah dilakukan
tindakan pengendalian nilai risiko masih masuk sebagai nilai tidak dapat
diterima / aspek penting, maka pada kegiatan tersebut akan mendapatkan
prioritas utama sampai mendapat tindakan pengendalian yang dapat
menurunkan nilai risiko sampai pada level yang dapat diterima.
1. Jika dari tindakan pengendalian yang dilakukan ternyata hanya bisa
menurunkan nilai peluang / kemungkinan dan belum bisa menurunkan
nilai keparahan, maka bahaya / aspek tersebut akan diprioritaskan dalam
monitoringnya untuk menjaga konsistensi tindakan pengendalian yang
dilakukan sehingga peluang / kemungkinannya bernilai sekecil mungkin.
2. Jika setelah dilakukan tindakan pengendalian lanjutan tidak bisa
menurunkan nilai konsekuensinya maka bahaya atau aspek tersebut
harus dimasukan dalam Emergency Respon Plan.
3. Rencana tindakan pengendalian ini akan dituliskan dalam bentuk
rekomendasi tindakan pengendalian untuk mendapatkan persetujuan dari
masing-masing kepala departemen atau project manager / PJO.

6.5. Laporan Rekomendasi Tindakan Pengendalian


6.5.1. Rencana tindakan pengendalian yang dirangkum dalam rekomendasi Tindakan
pengendalian akan diajukan kepada masing-masing kepala departemen dan kepada
project manager/PJO untuk mendapatkan persetujuan.
6.5.2. Apabila rencana tindakan pengendalian ini disetujui maka masing - masing
kepaladepartemen / kepala bagian menentukan waktu pelaksanaannya
danpenanggungjawab kegiatan pengendalian tersebut dengan persetujuan dari
projectmanager / PJO.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 17 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

6.5.3. Apabila suatu rencana tindakan pengendalian yang diusulkan membutuhkan


suatupertimbangan yang terkait dengan sumberdaya baru atau suatu biaya yang besar
atau teknologi baru atau pertimbangan cost and benefit analysis sehingga belum
dapat disetujui maka Manajemen PT. Banjarsari Pribumi akan meminta dibuat
usulan alternatif tindakan yang lain atau memberikan alternatif tindakan perbaikan
lainnya selama dalam batas tidak melanggar komitmen manajemen dan peraturan
perundangan yang terkait.
6.5.4. Hasil IBPR akan dijadikan salah satu bahan dalam membuat dan menyusun sasarandan
program K3L.
6.6. Review IBPR oleh TIM IBPR
Dokumen IBPR yang telah dibuat oleh departemen masing-masing harus dilakukan
review oleh TIM IBPR yang telah dibentuk oleh kepala teknik tambang
terutamapenggunaan matrik risiko dan rekomendasi perbaikannya. Dokumen IBPR
yang telah dianggap lulus review oleh tim IBPR akan diidentifikasi lagi terkait bahaya
yang masih berisiko tidak dapat diterima. Bahaya dengan risiko tidak dapat diterima
akan direncanakan tindakan perbaikan. Pengesahan dokumen IBPR dengan bahaya
tidak dapat diterima dilakukan dengan melampirkan dokumen rencana tindakan
perbaikan.
6.7. Pengesahan IBPR oleh Penanggung Jawab Oerasional
Draft IBPR yang sudah disetujui oleh kepala departemen terkait dan departemenHSE akan
disahkan oleh Penanggung Jawab Operasional.
6.8. Register IBPR oleh HSE
6.8.1. IBPR yang telah disahkan oleh Penanggung Jawab Operasional dikembalikan ke HSE
untuk dilakukan pendataan pada masterlist dokumen dan pemberian nomor dokumen.
6.8.2. Dari register IBPR yang telah ditetapkan kemudian akan dipilih sepuluh (10) bahaya/
pekerjaan dengan risiko tertinggi. Dari sepuluh (10) bahaya dengan risiko
tertinggidilakukan dengan analisa lanjutan dengan metode risk management
secarakomprehensif, terdiri dari analisa kualitatif, semi kuantitatif dan kuantitatif.
6.8.3. Sepuluh bahaya dengan risiko tertinggi ini harus ditetapkan tindakan mitigasi
/pengendaliannya dalam sasaran dan program K3L perusahaan.
6.9. Penyimpanan Dokumen Asli IBPR
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 18 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

HSE akan menyimpan dokumen asli IBPR revisi terbaru dengan stempel dokumen masterdan
selalu melakukan update master list dokumen.
6.10. Komunikasi IBPR ke semua departemen / bagian terkait
Semua bagian / departemen terkait yang semua aktivitasnya dalam lingkup IBPR
tersebut akan diberikan salinan IBPR sebagai dokumen terkendali yang akan
didistribusikan oleh HSE.
6.11. Sosialisasi IBPR yang sudah disahkan oleh Penanggung Jawab Operasional
IBPR yang sudah disahkan harus disosialisasikan oleh deparment pembuat sendiri
dengan batuan departemen HSE
6.12. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan
Rekomendasi tindakan perbaikan yang telah disetujui oleh manajemen disampaikan
kepadamasing - masing penanggung jawab kegiatan yang telah ditentukan untuk
dilaksanakan.
1. Sebelum tindakan perbaikan dilakukan, jika tindakan perbaikan tersebut
memerlukan suatu perubahan maka harus dilakukan analisa bahaya atau aspek
lanjutan dan mengacu pada Prosedur Pengelolaan Perubahan.
2. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan tindakan belum dilakukan atau
selesai maka akan ditentukan waktu penyelesaian yang baru dengan persetujuan dari
Project Manager / PJO.
6.13. Pemantauan Tindakan Perbaikan
Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan maka HSE berkoordinasi denganmasing
– masing kepala departemen tetap melakukan monitoring untuk menilai apakah tindakan
pengendalian yang ada sudah efektif.
6.14. Review Keefektifan Tindakan Perbaikan
TIM IBPR akan melakukan review secara berkala terhadap dokumen IBPR yang
telah disahkan.
6.15. Update IBPR
Update IBPR (perubahan / revisi) dilakukan dengan memasukkan bentuk tindakan
pengendalian baru dan dilakukan oleh deparment masing-masing.
6.16. Monitoring / Pemantauan Berkala
1. Hasil IBPR ini akan dimonitoring dan ditinjau ulang atau dievaluasi secara berkala.
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 19 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

2. Hasil pelaksanaan tindakan pengendalian akan digunakan sebagai bahan untuk


melakukan tinjauan ulang terhadap hasil yang telah disusun.
3. Bahaya yang dilaporkan melalui kartu laporan bahaya (hazard report), inspeksi
dan media lainnya digunakan sebagai bahan untuk melakukan monitoring dan
tinjauan terhadap dokumen hasil identifikasi bahaya / aspek lingkungan,
penilaian risiko / dampak dan rencana tidakan pengendalian yang telah disusun.
4. Evaluasi dan revisi dokumen hasil identifkasi bahaya / aspek lingkungan,
penilaian risiko / dampak dan rencana tindakan pengendalian harus dilakukan
(tanpa menunggu waktu satu tahun) pada saat terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Kondisi bahaya / aspek lingkungan, tingkat risiko / dampak, dan tindakan
pengendalian sudah tidak sesuai lagi.
b. Terjadi Insiden yang mengakibatkan LTI, Fatality, kerugian yang berakibat
besar, dan penyakit akibat kerja.
c. Terjadi perubahan tuntutan dari masyarakat sekitar.
d. Terjadi perubahan yang signifikan baik dalam proses, peralatan, material atau
peraturan perundangan K3L yang terkait.
e. Dilakukan pembelian peralatan dengan spesifikasi baru yang dioperasikan.
f. Adanya tuntutan dari peraturan perundangan dan peraturan K3L lainnya.
g. Adanya temuan dari hasil audit internal atupun external
5. Kegiatan identifikasi bahaya / aspek, penilaian risiko / dampak dan rencana Tindakan
untuk pekerjaan yang pelaksanaannya diserahkan kepada kontraktor / sub kontraktor
berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Jika kontraktor / sub kontraktor tersebut telah membuat dan melaksanakan
IBPR maka Dept Head / Penanggung Jawab area tidak diwajibkan untuk
membuat dokumen IBPR tetapi berkewajiban mereview dan memastikan
kecukupan dokumen IBPR yang dibuat oleh kontraktor / sub kontraktor serta
memastikan kontraktor / sub kontraktor tersebut melaksanakan tindakan
perbaikan sesuai dengan prosedur ini.
b. Tetapi jika kontraktor / sub kontraktor tersebut belum membuat dokumen
IBPR dan belum melaksanakan tindakan perbaikan maka Penanggung jawab
area wajib membimbing kontraktor untuk melaksanakan IBPR sesuai dengan
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 20 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

SOP ini.
6.17 Setiap karyawan wajib melaksanakan ketentuan yang terdapat pada prosedur ini. Karyawan
yang dengan sengaja melanggar ketentuan pada prosedur ini akan dikenakan sanksi.

7. DOKUMEN PENDUKUNG
7.1 Form Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
7.2 Form Register Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
7.3 Dokumen Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
Dept. HSE
PT. ANUGRAH BUMI LESTARI No. Dokumen SOP-ABL-HSE-002
Revisi 0
STANDART OPERASONAL PROSEDUR
Tgl Terbit 15 Agustus 2022
IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN Tgl Efektif 27 Desember 2022
RESIKO DAN DAMPAK,TINDAKAN
Hal 21 of 21
PENGENDALIAN ( IBPR )

8. DIAGRAM ALIR

Anda mungkin juga menyukai