Biokim - Pembahasan - Pencegahan Pencoklatan
Biokim - Pembahasan - Pencegahan Pencoklatan
240210140018
Kelompok 5
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang cara pencegahan pencoklatan
ezimatis dalam pengolahan sayuran dan buah-buahan. Reaksi pencoklatan
(browning) dapat terjadi pada sayur dan buah, juga umbi-umbian. Reaksi ini
disebut reaksi pencoklatan, karena memang merubah warna asal bahan menjadi
warna coklat. Reaksi pencoklatan ini bisa terjadi karena bantuan enzim (browning
enzimatic) atau tanpa bantuan enzim (browning non-enzimatic).
Browning enzymatic atau reaksi pencoklatan enzimatis adalah proses
kimia yang terjadi pada sayuran dan buah-buahan oleh enzim polifenoloksidase
yang menghasilkan pigmen warna coklat (melanin). Untuk berlangsungnya reaksi
pencoklatan yang dikatalisa oleh enzim tersebut maka harus tersedia gugus Cu2+
dan oksigen. Fenolase diklasifikasikan sebagai suatu oksidoreduktase dan fungsi
oksigen adalah sebagai aseptor hidrogen (Tranggono, 1990). Pencoklatan
enzimatis bersifat merugikan terhadap kualitas bahan pangan tersebut karena akan
mengurangi nilai gizi dan daya tarik konsumen. Untuk memicu terjadinya reaksi
pencoklatan, harus ada reaksi antara enzim PFO, substrat fenolik serta oksigen
(Buckle, 1987).
Enzim-enzim yang dikenal yaitu fenoloksidase, polifenoloksidase,
fenolase/polifenolase, enzim-enzim ini bekerja secara spesifik untuk substrat
tertentu. Reaksi ini dapat terjadi jika jaringan tanaman terpotong, terbelah,
tergigit, atau cara apapun yang dapat menyebabkan luka pada tanaman. Jaringan
yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak dengan udara, atau
disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna cokelat
(Winarno, 1995).
Pencegahan pencoklatan merupakan hal terpenting dalam industri
makanan, karena warna dijadikan acuan utama oleh konsumen untuk memilih
makanan. Untuk mengontrol pencoklatan enzimatis dapat dilakukan inaktifasi
PFO dengan panas, penghambatan PFO secara kimiawi (dengan asidulan,
pengaturan pH, pengkelat, atau kofaktor esensial yang terikat pada enzim), agen
pereduksi (asam askorbat & eritrobat), pengurangan oksigen (pengemasan
vakum), enzim proteolitik, ataupun dengan madu (Herudiyanto, 2006).
Muhammad Iqbal
240210140018
Kelompok 5
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pencegahan pencoklatan enzimatis
pada sayur dan buah dengan cara mengurangi kontak dengan peralatan
pengolahan besi (logam), mengurangi kontak dengan oksigen, dan menonaktifkan
enzim PFO. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini ada 5 macam yaitu
wortel, nanas, apel, terung, dan kentang.
5.1 Mengurangi kontak dengan logam
Pertama siapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan sebagai perlakuan
disini digunakan 2 pisau dengan jenis logam yang berbeda, satu dengan pisau
stainless steel dan satunya dengan pisau besi biasa. Sampel diiris dengan tebal ±
0.5 cm menggunakan pisau stainless steel dan pisau besi, masing-masing sampel
yang diiris diamati pencoklatannya pada interval waktu 0 menit, 5 menit, 10 menit
dan 15 menit selanjutnya diamati warna dan teksturnya.
Diamati terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan pada setiap sampel.
Pembentukan warna coklat pada reaksi pencoklatan enzimatis dipicu oleh reaksi
oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua
enzim ini dapat mengkatalis reaksi oksidasi senyawa fenol (misalnya katekol)
yang dapat menyebabkan perubahan warna menjadi coklat. Dalam bahan pangan,
seperti apel, pisang dan kentang kelompok enzim oksidase tersebut dan senyawa
fenol tersedia secara alami. Enzim oksidase akan reaktif dengan adanya oksigen,
ketika bahan pangan tersebut terkelupas atau terpotong, maka bagian dalam
permukaan akan terpapar oleh oksigen, sehingga akan memicu reaksi oksidasi
senyawa fenol dan merubah permukaan bahan pangan menjadi coklat. Perubahan
warna pada tiap sampel berbeda-beda karena pengaruh penggunaan logam pada
pisau dan jenis sampel itu sendiri.
Buah yang dipotong dengan pisau stainless steel akan lebih lama mengalami
reaksi pencoklatan enzimatis dibandingkan dengan pisau besi karena karena pisau
stainless steel adalah jenis pisau besi yang dilapisi baja tahan asam dan basa sehingga
tidak mudah berkarat karena tidak mudah mengalami oksidasi. Pencoklatan pada buah
setelah di kupas disebabkan oleh aktifitas enzim polifenol oksidase, yangdengan
bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi o-hidroksiphenol, yang
selanjutnya diubah lagi menjadi o-kuinon. Gugus o-kuinon inilahyang membentuk
warna coklat.
Muhammad Iqbal
240210140018
Kelompok 5
Wortel
Pada sampel wortel terlihat perubahan warna dari orange cerah yang lama
kelamaan menjadi semakin gelap dan akhirnya menghasilkan warna orange
kehitaman. Namun terjadi perbedaan antara hasil pengamatan dengan literatur,
hasil pengamatan menunjukkan wortel dengan perlakuan menggunakan pisau
stainless steel lebih cepat terjadi pencoklatan dibanding dengan pisau besi yang
bertentangan dengan literatur. Hal ini dapat saja terjadi dikarenakan beberapa hal,
yaitu pisau yang digunakan kurang steril atau tangan praktikan yang kurang steril
pada saat menggunakan pisau stainless steel.
Apel
Hasil pengamatan pada sampel apel sudah sesuai literatur yang
menunjukkan bahwa penggunaan pisau stainless steel dapat menjadi salah satu
cara untuk mencegah atau memperlambat reaksi pencoklatan enzimatis. Perlakuan
dengan pisau stainless steel pada menit ke 0 sampel apel masih berwarna putih
dan belum terjadi pencoklatan tetapi pada perlakuan dengan pisau besi sampel
apel sudah terlihat coklat. Semakin lama diamati sampel semakin coklat tetapi
pada perlakuan pisau besi menit ke 10 sampel sudah terlalu coklat sehingga pada
menit ke 15 tidak terlihat jelas perbedaan yang terjadi sedangkan pada perlakuan
pisau stainless steel sampel di menit ke 10 belum terlalu coklat dan masih terlihat
jelas perubahannya pada menit ke 15.
Muhammad Iqbal
240210140018
Kelompok 5
Nanas
Sampel nanas yang memiliki warna dasar kuning pada perlakuan stainless
steel cenderung lebih bertahan warna kuningnya dibanding dengan pisau besi.
Sampel dengan pisau besi lebih cepat berubah warna menjadi coklat dan terlihat
jelas perubahannya dari menit ke menit, pada menit ke 5 sampel pun sudah
berubah menjadi coklat. Kemungkinan yang terjadi adalah pisau yang digunakan
Muhammad Iqbal
240210140018
Kelompok 5
sedikit berkarat dan memang pisau stainless steel adalah pisau yang anti atau
tahan karat sehingga sampel lambat terjadi perubahan warna coklatnya.
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H. dan M. Wooton.1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia, Jakarta.
Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pascapanen. Pusat Antar
Universitas-pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.
Muhammad Iqbal
240210140018
Kelompok 5
JAWABAN PERTANYAAN