Anda di halaman 1dari 8

Inovasi di PT.

Tirta Investama (AQUA)

Perusahaan: PT. Tirta Investama (produsen air minum Aqua)

Studi Kasus : Peluncuran varian produk air minum dalam kemasan berukuran kecil yang
lebih ramah lingkungan

Sejarah PT. Tirta Investama

PT. Tirta Investama, yang lebih dikenal dengan merek AQUA, adalah perusahaan pelopor air
mineral dalam kemasan di Indonesia. Perusahaan ini terus berusaha menciptakan inovasi
untuk mempertahankan posisinya di pasar air minum.

Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama adalah peluncuran varian
produk air minum dalam kemasan berukuran kecil yang lebih ramah lingkungan. Inovasi ini
merupakan respons terhadap kebutuhan konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan
dan menginginkan produk yang praktis dan mudah dibawa.

Tahapan dalam Model Stage-Gate System PT. Tirta Investama

A. Ideation:
Dalam tahapan Ideation dalam Model Stage-Gate System, PT. Tirta Investama
melakukan beberapa langkah untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif dan sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Berikut adalah detail dan spesifik dari tahapan Ideation:
1. Identifikasi Kebutuhan: Product Champion PT. Tirta Investama melakukan riset
pasar yang komprehensif untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen terkait
produk air minum dalam kemasan kecil yang ramah lingkungan. Mereka melakukan
survei, wawancara, dan analisis data pasar untuk memahami preferensi dan harapan
konsumen.
2. Pengumpulan Ide: Setelah kebutuhan konsumen teridentifikasi, Product Champion
mengumpulkan ide-ide dari berbagai sumber. Mereka melibatkan tim internal
perusahaan, pelanggan, dan melakukan penelitian pasar lebih lanjut untuk
mendapatkan wawasan yang beragam dan kreatif.
3. Seleksi Ide: Ide-ide yang telah dikumpulkan kemudian dievaluasi dan dipilih ide-
ide yang paling sesuai dengan kebutuhan konsumen dan strategi perusahaan.
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria seperti potensi pasar, keunggulan
kompetitif, dan konsistensi dengan nilai-nilai perusahaan.

Dalam tahapan ini, PT. Tirta Investama juga menggunakan metode kreativitas
seperti brainstorming, analisis SWOT, atau desain thinking untuk mendorong
timnya menghasilkan ide-ide yang inovatif dan out-of-the-box.

B. Scoping:
Dalam tahapan Scoping dalam Model Stage-Gate System, PT. Tirta Investama
melakukan analisis lebih lanjut terhadap ide-ide yang dihasilkan selama proses
Ideation. Berikut adalah detail dan spesifik dari tahapan Scoping:
1. Analisis Potensi Pasar: Tim proyek melakukan penelitian pasar yang lebih
mendalam untuk memahami potensi pasar dari ide-ide yang terpilih. Mereka
menganalisis tren pasar, ukuran pasar, pangsa pasar, dan segmen pasar yang
potensial untuk produk yang akan dikembangkan. Hal ini membantu tim proyek
memastikan bahwa produk yang akan dikembangkan memiliki pasar yang cukup
besar dan berpotensi menghasilkan pendapatan yang signifikan.
2. Analisis Kompetitif: Selain analisis pasar, tim proyek juga melakukan analisis
kompetitif. Mereka mengidentifikasi pesaing utama di pasar dan menganalisis
produk-produk yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk memahami keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh pesaing dan menemukan celah pasar yang dapat
dimanfaatkan oleh produk yang akan dikembangkan.
3. Penelitian Teknis: Tim proyek juga melakukan penelitian teknis untuk memahami
teknologi dan proses produksi yang diperlukan untuk mengembangkan produk.
Mereka mempelajari kemungkinan penggunaan teknologi baru atau perbaikan
teknologi yang sudah ada untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produk yang
akan dikembangkan.
4. Penentuan Lingkup Proyek: Berdasarkan analisis potensi pasar, analisis kompetitif,
dan penelitian teknis, tim proyek menentukan lingkup proyek yang lebih spesifik.
Mereka mengidentifikasi fitur-fitur utama produk, spesifikasi teknis, dan batasan-
batasan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk. Hal ini membantu
tim proyek untuk fokus pada pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar dan memastikan bahwa sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara
efektif.
Dalam tahapan Scoping, penting bagi PT. Tirta Investama untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang pasar dan kompetisi yang ada. Analisis yang
cermat dan komprehensif dalam tahapan ini membantu tim proyek untuk
mengambil keputusan yang lebih baik tentang pengembangan produk yang akan
dilakukan.

C. Business Case:
1. Identifikasi Peluang:
a) Tim proyek PT. Tirta Investama mengidentifikasi peluang bisnis yang terkait
dengan pengembangan produk baru di industri minuman. Mereka menganalisis
tren pasar, kebutuhan konsumen, dan permintaan yang ada untuk menentukan
apakah ada peluang untuk mengembangkan produk baru yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar dan menghasilkan keuntungan yang signifikan.
b) Tim proyek juga melakukan survei dan wawancara dengan konsumen potensial
untuk memahami preferensi mereka dan mencari tahu apakah ada kekosongan di
pasar yang bisa diisi dengan produk baru.
2. Analisis Pasar:
a) Tim proyek melakukan analisis pasar yang lebih mendalam untuk memahami
potensi pasar dari produk baru yang akan dikembangkan. Mereka menganalisis
ukuran pasar minuman, pangsa pasar pesaing, dan segmen pasar yang potensial
untuk produk baru.
b) Analisis ini membantu tim proyek memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang potensi pendapatan dan pangsa pasar yang dapat dicapai dengan produk
baru mereka.
3. Analisis Kompetitif:
a) Selain analisis pasar, tim proyek juga melakukan analisis kompetitif yang lebih
mendalam. Mereka mengidentifikasi pesaing utama di industri minuman dan
menganalisis keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh pesaing tersebut.
b) Analisis ini membantu tim proyek untuk mengembangkan strategi pemasaran
yang efektif dan untuk bersaing dengan pesaing yang ada.
4. Analisis Keuangan:
a) Tim proyek melakukan analisis keuangan untuk mengevaluasi potensi
keuntungan dan pengembalian investasi dari pengembangan produk baru.
Mereka memperhitungkan biaya pengembangan, biaya produksi, harga jual
yang kompetitif, dan volume penjualan yang diharapkan.
b) Analisis ini membantu tim proyek memahami kelayakan finansial dari
pengembangan produk baru dan mengidentifikasi apakah proyek tersebut akan
menghasilkan keuntungan yang memadai bagi PT. Tirta Investama
5. Penilaian Risiko:
a) Tim proyek juga melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
mengelola risiko yang terkait dengan pengembangan produk baru. Mereka
menganalisis risiko teknis, risiko pasar, risiko keuangan, dan risiko lainnya yang
dapat mempengaruhi kesuksesan proyek.
b) Penilaian risiko ini membantu tim proyek untuk mengembangkan strategi
mitigasi yang efektif dan meminimalkan dampak dari risiko yang teridentifikasi.
6. Penentuan Rencana Bisnis:
a) Berdasarkan analisis pasar, analisis kompetitif, analisis keuangan, dan penilaian
risiko, tim proyek PT. Tirta Investama menyusun rencana bisnis yang
komprehensif untuk pengembangan produk baru mereka.
b) Rencana bisnis ini mencakup tujuan yang jelas, strategi pemasaran yang efektif,
taktik yang akan digunakan, dan langkah-langkah yang akan diambil untuk
mencapai keberhasilan produk baru.
c) Rencana bisnis ini menjadi dasar untuk memperoleh persetujuan dan dukungan
dari manajemen dan pemangku kepentingan lainnya di PT. Tirta Investama.

Dalam tahap Business Case di Stage-Gate System PT. Tirta Investama, penting bagi
tim proyek untuk mengembangkan studi kasus bisnis yang kuat dan meyakinkan.
Analisis pasar, analisis kompetitif, analisis keuangan, dan penilaian risiko yang
cermat dan komprehensif membantu tim proyek untuk mengambil keputusan yang
lebih baik tentang pengembangan produk baru dan memperoleh dukungan yang
diperlukan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya dalam Stage-Gate System.

D. Development:
Pada tahap ini, tim proyek akan melakukan desain produk, pengembangan prototipe,
pengujian, dan penyesuaian untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan
memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan. Berikut adalah langkah-
langkah yang dilakukan dalam tahap Development:
1. Desain Produk:
a) Tim proyek akan menggunakan hasil dari tahap Business Case untuk
mengembangkan desain produk yang lebih rinci. Desain ini akan mencakup
aspek seperti fitur produk, bahan yang akan digunakan, proses produksi, dan
desain kemasan.
b) Desain produk ini akan menjadi panduan bagi tim teknis dan produksi dalam
mengembangkan produk baru.
2. Pengembangan Prototipe:
a) Setelah desain produk selesai, tim proyek akan mulai mengembangkan prototipe
produk. Prototipe ini akan digunakan untuk menguji dan mengevaluasi fitur dan
kinerja produk secara nyata.
b) Tim proyek dapat menggunakan teknologi seperti pencetakan 3D atau peralatan
produksi kecil untuk membuat prototipe produk.
3. Pengujian:
a) Setelah prototipe selesai, tim proyek akan melakukan serangkaian pengujian
untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas dan spesifikasi
yang ditetapkan.
b) Pengujian ini dapat meliputi pengujian fungsionalitas, keamanan, keawetan, dan
kualitas produk secara umum. Tim proyek akan mencatat hasil pengujian dan
melakukan penyesuaian jika diperlukan.
4. Penyesuaian:
a) Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa ada perbaikan atau penyesuaian yang
perlu dilakukan, tim proyek akan melakukan perubahan pada desain produk atau
proses produksi.
b) Penyesuaian ini dapat melibatkan perubahan bahan, perubahan desain, atau
perubahan proses produksi untuk meningkatkan kualitas atau kinerja produk.
5. Produksi Skala Kecil:
a) Setelah prototipe telah melewati pengujian dan penyesuaian, tim proyek akan
memulai produksi skala kecil untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan.
b) Produksi skala kecil ini akan membantu tim proyek untuk memahami dan
mengatasi tantangan produksi yang mungkin muncul sebelum memulai produksi
massal.
6. Evaluasi:
a) Selama tahap Development, tim proyek akan terus melakukan evaluasi terhadap
produk yang dikembangkan.
b) Evaluasi ini melibatkan pemantauan kinerja produk, umpan balik dari konsumen
dan pemangku kepentingan, serta perubahan yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan produk.

Tahap Development dalam Stage-Gate System PT. Tirta Investama penting untuk
memastikan bahwa produk baru yang dikembangkan memenuhi standar kualitas dan
spesifikasi yang ditetapkan. Dalam tahap ini, tim proyek akan melibatkan berbagai
departemen seperti R&D, produksi, dan QA untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan siap untuk dipasarkan.

E. Launch:
Pada tahap ini, tim proyek akan melakukan persiapan untuk produksi massal,
pemasaran, dan distribusi produk. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan
dalam tahap Launch:
1. Persiapan Produksi:
a) Tim produksi akan melakukan persiapan untuk memproduksi produk dalam
jumlah besar. Ini melibatkan perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, dan
pelatihan karyawan produksi.
b) Tim produksi juga akan melakukan uji produksi untuk memastikan bahwa
proses produksi berjalan dengan lancar dan produk yang dihasilkan memenuhi
standar kualitas yang ditetapkan.
2. Pemasaran dan Promosi:
a) Tim pemasaran akan mengembangkan strategi pemasaran dan promosi untuk
memperkenalkan produk baru ke pasar. Ini melibatkan penentuan target pasar,
pengembangan pesan pemasaran, dan pemilihan saluran distribusi yang tepat.
b) Tim pemasaran juga akan melakukan kegiatan promosi seperti iklan, promosi
penjualan, dan kegiatan pemasaran lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan
minat konsumen terhadap produk baru.
3. Distribusi:
a) Tim distribusi akan bekerja sama dengan pihak ketiga atau mitra distribusi
untuk mengatur distribusi produk ke berbagai saluran penjualan. Ini melibatkan
perencanaan rute distribusi, manajemen inventaris, dan pengaturan logistik
pengiriman.
b) Tim distribusi juga akan memastikan ketersediaan produk di berbagai titik
penjualan dan memonitor penjualan untuk mengidentifikasi peluang dan
tantangan dalam distribusi.
4. Peluncuran Produk:
a) Setelah persiapan produksi, pemasaran, dan distribusi selesai, produk baru akan
diluncurkan ke pasar. Peluncuran dapat dilakukan secara serentak di berbagai
saluran penjualan atau secara bertahap di beberapa wilayah atau pasar tertentu.
b) Tim proyek akan memantau peluncuran produk dan mengumpulkan umpan
balik dari konsumen serta pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi
kinerja produk dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
5. Evaluasi:
a) Selama tahap Launch, tim proyek akan terus melakukan evaluasi terhadap
kinerja produk dan respon pasar. Evaluasi ini melibatkan pemantauan penjualan,
umpan balik pelanggan, dan analisis pasar untuk mengidentifikasi peluang dan
tantangan yang mungkin muncul.
b) Tim proyek akan menggunakan hasil evaluasi ini untuk membuat perubahan dan
perbaikan pada produk, pemasaran, atau distribusi jika diperlukan.

Tahap Launch dalam Stage-Gate System PT. Tirta Investama penting untuk
memperkenalkan produk baru ke pasar dengan sukses. Dalam tahap ini, tim proyek
akan bekerja sama dengan berbagai departemen seperti produksi, pemasaran, dan
distribusi untuk memastikan bahwa produk diluncurkan dengan efektif dan efisien.

Kesimpulan:

PT. Tirta Investama (AQUA) telah berhasil melaksanakan penciptaan inovasi dalam
pengembangan produk air minum dalam kemasan kecil yang ramah lingkungan
menggunakan model stage-gate system. Tahapan-tahapan dalam model ini, seperti ideation,
scoping, business case, development, dan launch, telah membantu perusahaan dalam
menghasilkan produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya Product
Champion yang bertanggung jawab dalam proses penciptaan inovasi, PT. Tirta Investama
dapat terus menghadirkan produk yang kompetitif dan memenuhi harapan konsumen
https://www.liputan6.com/hot/read/5152710/profil-pt-tirta-investama-ini-sejarah-dan-inovasi-
dari-aqua?page=2

https://www.liputan6.com/hot/read/5152710/profil-pt-tirta-investama-ini-sejarah-dan-inovasi-
dari-aqua?page=2

https://www.liputan6.com/hot/read/5152710/profil-pt-tirta-investama-ini-sejarah-dan-inovasi-
dari-aqua?page=2

https://www.liputan6.com/hot/read/5152710/profil-pt-tirta-investama-ini-sejarah-dan-inovasi-
dari-aqua?page=2

Anda mungkin juga menyukai