Anda di halaman 1dari 28

KONTRAK PERKULIAHAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023 GENAP

I. IDENTITAS MATA KULIAH


a. Nama Mata Kuliah : Perpajakan

b. Beban SKS : 3 SKS

c. Semester/Kelas : 4A

d. Nama Dosen : Camelia Safitri, M.Pd

e. NIDN/NIDK/NIP :

f. PJ Mata Kuliah :

II. DESKRIPSI MATA KULIAH


Dasar-dasar Perpajakan, Ketentuan umum pajak, Tata cara pajak dan Pajak
penghasilan umum, Pajak penghasilan final serta Pajak penghasilan pasal 21,
Pemungutan pajak serta Pemotongan PPh pasal 23, Pajak penghasilan pasal
24 dan 25, Pajak penghasilan pasal 26 dan Rekonsiliasi fiskal serta praktik,
Pengantar pajak pertambahan nilai (Value Added Tax), Materi pengenaan
pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah Materi Penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak, Materi
Pengusaha pajak, pengusaha kecil, pedagang eceran, Materi Faktur pajak,
Materi Pajak masukan, Pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha kena
pajak tertentu (deemed), Materi Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau
JKP dari luar daerah bapean, Materi Fasilitas PPN dan PPnBM, Materi
Pemungutan PPN/PPnBM oleh bendaharawan dan badan-badan tertentu,
Restitusi (pengembalian) PPN dan PPnBM, Materi Surat Pemberitahuan masa
PPN, Materi Perlakuan PPN atas penyerahan BKP oleh real estate/industrial
estate, dan kegiatan membangun sendiri, Materi PPN atas jasa sewa, PPN
atas usaha di bidang emas, Perlakuan proyek pemerintah yang dibiayai
dengan hibah atau dana pinjaman luar negri, bea materai, PBB P3, PBB P2,
Pajak bumi dan banguna sektor perdesaan dan perkotaan ,Materi bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, Materi pajak daerah dan retribusi
daerah dan pengadilan pajak

III. CAPAIAN PEMBELAJARAN


1. Dasar-dasar Perpajakan,
2. Ketentuan umum pajak,
3. Tata cara pajak dan Pajak penghasilan umum,
4. Pajak penghasilan final serta Pajak penghasilan pasal 21,
5. Pemungutan pajak serta Pemotongan PPh pasal 23,
6. Pajak penghasilan pasal 24 dan 25,

7. Pajak penghasilan pasal 26 dan Rekonsiliasi fiskal serta praktik,


8. Pengantar pajak pertambahan nilai (Value Added Tax), Materi pengenaan
pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah
9. Materi Penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak, Materi
Pengusaha pajak, pengusaha kecil, pedagang eceran, Materi Faktur pajak,
Materi Pajak masukan
10.
Pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha kena pajak tertentu (deemed),
Materi Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar daerah
bapean, Materi Fasilitas PPN dan PPnBM, Materi Pemungutan PPN/PPnBM
oleh bendaharawan dan badan-badan tertentu,
11.
Restitusi (pengembalian) PPN dan PPnBM, Materi Surat Pemberitahuan masa
PPN, Materi Perlakuan PPN atas penyerahan BKP oleh real estate/industrial
estate, dan kegiatan membangun sendiri, Materi PPN atas jasa sewa
12.
PPN atas usaha di bidang emas, Perlakuan proyek pemerintah yang dibiayai
dengan hibah atau dana pinjaman luar negri, bea materai, PBB P3, PBB P2
13.
Pajak bumi dan banguna sektor perdesaan dan perkotaan ,Materi bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan,
14.
Materi pajak daerah dan retribusi daerah dan pengadilan pajak
IV. MATERI PEMBELAJARAN

Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

1 Pendahuluan 1. Kontrak dan Teknis


Perkuliahan
2. Open mind about tax
3. Pembagian Kelompok
2 Mahasiswa dapat memahami Dasar- dasar perpajakan:
Materi dasar- dasar perpajakan 1. Dasar Dasar Perpajakan
dan secara khusus dapat 2. Definisi pajak
mempelajari dan memahami : 3. Ciri- Ciri yang melekat
pada definisi pajak
1. Dasar Dasar Perpajakan 4. Pungutan lain selain pajak
2. Definisi pajak 5. Fungsi pajak
3. Ciri- Ciri yang melekat 6. Kedudukan hukum pajak
pada definisi pajak 7. Pembagian hukum pajak
4. Pungutan lain selain 8. Teori yang mendukung
pajak pemungutan pajak
5. Fungsi pajak 9. Jenis pajak
6. Kedudukan hukum pajak 10. Tata cara pemungutan
7. Pembagian hukum pajak pajak
8. Teori yang mendukung 11. Timbulnya utang pajak
pemungutan pajak 12. Berakhirnya utang pajak
9. Jenis pajak 13. Tarif pajak
10. Tata cara
pemungutan pajak
11. Timbulnya utang
pajak
12. Berakhirnya utang
pajak
13. Tarif pajak
3 Mahasiswa dapat memahami Ketentuan umum, tata cara
Materi Ketentuan umum, Tata pajak dan Pajak penghasilan
cara pajak dan Pajak umum :
penghasilan umum. dan
1. kewajiban dan hak
secara khusus dapat
wajib pajak
mempelajari dan memahami :
2. kewajiban wajib pajak
1. pengertian pengertian 3. hak-hak wajib pajak
dalam ketentuan 4. Nomor Pokok Wajib
umum dan tatacara Pajak dan
pajak pengukuhan
2. kewajiban dan hak pengusaha kena pajak
wajib pajak 5. pembayaran,
3. kewajiban wajib pajak pemotongan/
4. hak hak wajib pajak pemungutan dan
5. Nomor Pokok Wajib pelaporan
Pajak dan 6. kelebihan
pengukuhan pembayaran pajak
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

pengusaha kena pajak 7. Surat tagihan pajak


6. pembayaran, 8. Keberatan, banding
pemotongan/ dan peninjauan
pemungutan dan kembali
pelaporan 9. Pembukuan,
7. kelebihan pemeriksaan dan
pembayaran pajak penyidikan
8. Surat tagihan pajak 10. Ketentuan bagi
9. Keberatan, banding petugas pajak
dan peninjauan 11. Sanksi pajak
kembali 12. Pajak
10. Pembukuan, penghasilan umum
pemeriksaan dan 13. Definisi
penyidikan 14. dasar hukum
11. Ketentuan bagi 15. subjek pajak
petugas pajak 16. objek pajak
12. Sanksi pajak penghasilan
13. Pajak 17. objek pajak
penghasilan umum penghasilan bentuk
14. Definisi usaha tetap
15. dasar hukum 18. pengurangan
16. subjek pajak penghasilan
17. objek pajak 19. menghitung
penghasilan pajak penghasilan
18. objek pajak 20. pelunasan
penghasilan bentuk pajak penghasilan
usaha tetap
19. pengurangan
penghasilan
20. menghitung
pajak penghasilan
21. pelunasan
pajak penghasilan
4 Mahasiswa dapat memahami Pajak penghasilan final serta
Materi Pajak penghasilan Pajak penghasilan pasal 21:
final serta Pajak penghasilan
1. pajak penghasilan
pasal 21 dan secara khusus
final
dapat mempelajari dan
2. pajak penghasilan
memahami : atas penghasilan dari
1. pajak penghasilan usaha yang diterima/
final Diperoleh wajib pajak
2. pajak penghasilan yang memiliki
atas penghasilan dari peredaran bruto
usaha yang diterima/ tertentu
Diperoleh wajib pajak 3. pajak penghasilan
yang memiliki bersifat final pasal 15
peredaran bruto 4. pajak penghasilan
tertentu atas penghasilan
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

3. pajak penghasilan bersifat final pasal 4


bersifat final pasal 15 ayat (2) UU PPh
4. pajak penghasilan 5. Surat pemberitahuan
atas penghasilan masa dan bukti
bersifat final pasal 4 pemotongan
ayat (2) UU PPh 6. Pajak penghasilan
5. Surat pemberitahuan pasal 21
masa dan bukti 7. pemotongan pajak
pemotongan penghasilan pasal 21
6. Pajak penghasilan 8. hak dan hak dan
pasal 21 pemotong Pajak
7. pemotongan pajak 9. penerima penghasilan
penghasilan pasal 21 ( Wajib pajak PPh
8. hak dan hak dan pasal 21)
pemotong Pajak 10. Tidak termasuk
9. penerima penghasilan wajib pajak PPh pasal
( Wajib pajak PPh 21
pasal 21) 11. hak dan
10. Tidak termasuk kewajiban wajib pajak
wajib pajak PPh pasal 12. penghasilan
21 yang dipotong PPh
11. hak dan pasal 21
kewajiban wajib pajak 13. penghasilan
12. penghasilan yang dipotong PPh
yang dipotong PPh pasal 21 final
pasal 21 14. penghasilan
13. penghasilan yang PPh pasal 21
yang dipotong PPh nya ditanggung
pasal 21 final pemerintah
14. penghasilan 15. penghasilan
yang PPh pasal 21 yang tidak dipotong
nya ditanggung PPh pasal 21( bukan
pemerintah objek PPH pasal 21)
15. penghasilan 16. menghitung
yang tidak dipotong pajak penghasilan 21
PPh pasal 21( bukan 17. tata cara
objek PPH pasal 21) penghitungan
16. menghitung pemotongan PPh
pajak penghasilan 21 pasal 21
17. tata cara 18. teknik
penghitungan penghitungan dan
pemotongan PPh pengisian SPT masa
pasal 21 PPh pasal 21 /26
18. teknik 19. Penghitungan,
penghitungan dan penyetoran dan
pengisian SPT masa pelaporan PPh pasal
PPh pasal 21 /26 21
19. Penghitungan, 20. penghitungan
penyetoran dan penyetoran dan
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

pelaporan PPh pasal pelaporan PPh pasal


21 21 Masa pajak
20. penghitungan
penyetoran dan
pelaporan PPh pasal
21 Masa pajak

5 Mahasiswa dapat Pemungutan pajak serta


memahami: Materi Pemotongan PPh pasal 23 :
Pemungutan pajak serta
1. Pemungutan pajak
Pemotongan PPh pasal 23
2. kegiatan yang
dan secara khusus dapat
dikenakan PPh pasal
mempelajari dan memahami 22
: 3. kegiatan yang tidak
1. Pemungutan pajak dikenakan PPh pasal
2. kegiatan yang 22
dikenakan PPh pasal 4. saat terutangnya PPh
22 pasal 22
3. kegiatan yang tidak 5. tata cara pemungutan
dikenakan PPh pasal dan penyetoran PPh
22 pasal 22
4. saat terutangnya PPh 6. sifat pemungutan
pasal 22 7. tarif dan dasar
5. tata cara pemungutan pemungutan
dan penyetoran PPh 8. menghitung PPH pasal
pasal 22 22
6. sifat pemungutan 9. contoh penghitungan
7. tarif dan dasar 10. surat
pemungutan pemberitahuan masa
8. menghitung PPH pasal dan bukti pemotongan
22 11. Pemotongan
9. contoh penghitungan PPh pasal 23
10. surat 12. penerima
pemberitahuan masa penghasilan yang
dan bukti pemotongan dipotong PPh pasal
11. Pemotongan 23
PPh pasal 23 13. penghasilan
12. penerima yang dikenakan PPh
penghasilan yang pasal 23
dipotong PPh pasal 14. penghasilan
23 yang dikecualikan dari
13. penghasilan pemotongan PPh
yang dikenakan PPh pasal 23
pasal 23 15. tarif dan
14. penghasilan penghitungan PPh pasal
23
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

yang dikecualikan dari 16. contoh


pemotongan PPh penghitungan
pasal 23 17. saat terutang
15. tarif dan penyetoran dan
penghitungan PPh pelaporan PPh pasal
pasal 23 23
16. contoh 18. surat
penghitungan pemberitahuan masa
17. saat terutang dan bukti pemotongan
penyetoran dan
pelaporan PPh pasal
23
18. surat
pemberitahuan masa
dan bukti pemotongan

6 Mahasiswa dapat Pajak penghasilan pasal 24


memahami: Materi Pajak dan 25 :
penghasilan pasal 24 dan 25
1. Pajak penghasilan
dan secara khusus dapat
pasal 24
mempelajari dan
2. permohonan kredit
memahami: pajak luar negeri
1. Pajak penghasilan 3. penggabungan
pasal 24 penghasilan
2. permohonan kredit 4. penentuan Sumber
pajak luar negeri penghasilan
3. penggabungan 5. besarnya kredit pajak
penghasilan yang diperbolehkan
4. penentuan Sumber 6. pengurangan/
penghasilan pengembalian PPh
5. besarnya kredit pajak luar negeri
yang diperbolehkan 7. Pajak penghasilan
6. pengurangan/ pasal 25
pengembalian PPh 8. menghitung angsuran
luar negeri bulanan
7. Pajak penghasilan 9. menghitung angsuran
pasal 25 PPH untuk bulan
8. menghitung angsuran bulan sebelum batas
bulanan waktu penyampaian
9. menghitung angsuran SPT tahunan PPh
PPH untuk bulan 10. Menghitung
bulan sebelum batas angsuran PPh pasal
waktu penyampaian 25 apabila dalam
SPT tahunan PPh tahun berjalan
10. Menghitung diterbitkan Surat
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

angsuran PPh pasal Ketetapan Pajak


25 apabila dalam untuk tahun pajak
tahun berjalan yang lalu
diterbitkan Surat 11. PPh pasal 25
Ketetapan Pajak dalam hal-hal tertentu
untuk tahun pajak 12. Penyetoran dan
yang lalu pelaporan PPh pasal
11. PPh pasal 25 25
dalam hal-hal tertentu 13. bagi wajib
12. Penyetoran dan pajak orang pribadi
pelaporan PPh pasal yang berpergian ke
25 luar negeri
13. bagi wajib
pajak orang pribadi
yang berpergian ke
luar negeri

7 Mahasiswa dapat Pajak penghasilan pasal 26


memahami: Materi Pajak dan Rekonsiliasi fiskal serta
penghasilan pasal 26 dan praktik :
Rekonsiliasi fiskal serta
1. Pajak penghasilan
praktik dan secara khusus
pasal 26
dapat mempelajari dan
2. Pemotong pajak
memahami: penghasilan pasal 26
1. Pajak penghasilan 3. Penghasilan yang
pasal 26 dipotong PPh pasal 26
2. Pemotong pajak 4. tarif dan
penghasilan pasal 26 penghitungan pajak
3. Penghasilan yang penghasilan pasal 26
dipotong PPh pasal 26 5. sifat pemotongan
4. tarif dan /pemungutan
penghitungan pajak penyetoran dan
penghasilan pasal 26 pelaporan pajak
5. sifat pemotongan penghasilan pasal 26
/pemungutan 6. Rekonsiliasi fiskal dan
penyetoran dan praktik
pelaporan pajak 7. pengisian SPT
penghasilan pasal 26 8. tahunan PPH
6. Rekonsiliasi fiskal dan 9. rekonsiliasi fiskal
praktik 10. teknik
7. pengisian SPT Rekonsiliasi fiskal
8. tahunan PPH 11. Rekonsiliasi
9. rekonsiliasi fiskal fiskal dan kasus
10. teknik pengisian SPT
Rekonsiliasi fiskal
11. Rekonsiliasi
fiskal dan kasus
pengisian SPT
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

UJIAN TENGAH SEMESTER

9 Mahasiswa dapat memahami Materi pengantar pajak


Materi pengantar pajak pertambahan nilai (Value
pertambahan nilai (Value Added Tax), Materi pengenaan
Added Tax), Materi pengenaan pajak pertambahan nilai
pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak
barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah
1. Kedudukan pajak
penjualan atas barang mewah
pertambahan nilai
dan secara khusus dapat
2. Pemungutan pajak
mempelajari dan memahami : pertambahan nilai
1. Kedudukan pajak 3. Dasar hukum
pertambahan nilai 4. Mekanisme pemungutan
2. Pemungutan pajak PPN
pertambahan nilai 5. Sifat, tipe, dan prinsip
3. Dasar hukum pemungutan PPN
4. Mekanisme pemungutan 6. Barang kena pajak
PPN 7. Jasa kena pajak
5. Sifat, tipe, dan prinsip 8. Objek pajak
pemungutan PPN 9. Dasar pengenaan
6. Barang kena pajak pajak
7. Jasa kena pajak 10. Tarif pajak
8. Objek pajak 11. Cara menghitung
9. Dasar pengenaan pajak
pajak 12. PPN sebagai kredit
10. Tarif pajak pajak
11. Cara menghitung 13. Pembuatan kontrak
pajak atau perjanjian
12. PPN sebagai kredit tertulis
pajak 14. Penghapusan piutang
13. Pembuatan kontrak pajak dan BKP
atau perjanjian rusak/musnah
tertulis 15. Saat dan batas waktu
14. Penghapusan piutang penyetoran PPN
pajak dan BKP PPnBM
rusak/musnah 16. Kesalahan
15. Saat dan batas waktu pemungutan pajak
penyetoran PPN 17. Saat dan tempat
PPnBM terutang PPN
16. Kesalahan 18. Penetapan satu
pemungutan pajak tempat atau lebih
17. Saat dan tempat sebagai tempat PPN
terutang PPN terutang
18. Penetapan satu 19. Pajak terutang tidak
tempat atau lebih dipungut atau
sebagai tempat PPN dibebaskan dari
terutang pengenaan pajak
19. Pajak terutang tidak 20. Tempat lain sebagai
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

dipungut atau tempat terutang PPN


dibebaskan dari 21. Dasar hukum
pengenaan pajak 22. Dasar pengenaan
20. Tempat lain sebagai pajak atas PPnBM
tempat terutang PPN 23. Saat terutangnya
21. Dasar hukum pajak penjualan atas
22. Dasar pengenaan barang mewah
pajak atas PPnBM 24. Tempat lain sebagai
23. Saat terutangnya tempat terutang
pajak penjualan atas PPnBM
barang mewah 25. Kelompok barang
24. Tempat lain sebagai kena pajak tergolong
tempat terutang mewah yang
PPnBM dikenakan PPnBM
25. Kelompok barang 26. Jenis BKP yang
kena pajak tergolong tergolong mewah
mewah yang selain kendaraan
dikenakan PPnBM bermotor yang
26. Jenis BKP yang dikenai PPnBM
tergolong mewah 27. Cara menghitung
selain kendaraan pajak
bermotor yang
dikenai PPnBM
27. Cara menghitung
pajak

10 Mahasiswa dapat memahami memahami Materi


Materi Penyerahan barang Penyerahan barang kena
kena pajak dan jasa kena pajak dan jasa kena pajak,
pajak, Materi Pengusaha Materi Pengusaha pajak,
pajak, pengusaha kecil, pengusaha kecil, pedagang
pedagang eceran, Materi eceran, Materi Faktur pajak,
Materi Pajak masukan :
Faktur pajak, Materi Pajak
1. Penyerahan barang
masukan dan secara khusus
kena pajak (BKP)
dapat mempelajari dan 2. Penyerahan barang
memahami : kena pajak tertentu
1. Penyerahan barang yang dibebaskan dari
kena pajak (BKP) pengenaan PPN
2. Penyerahan barang 3. Pengecualian BKP
kena pajak tertentu tertentu
yang dibebaskan dari 4. Impor dan/atau
pengenaan PPN penyerahan BKP
3. Pengecualian BKP tertentu bersifat
tertentu strategis dibebaskan
4. Impor dan/atau dari pengenaan PPN
penyerahan BKP 5. Pembebanan PPN atas
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

tertentu bersifat BKP tertentu bersifat


strategis dibebaskan strategis
dari pengenaan PPN 6. Perlakukan
5. Pembebanan PPN atas pajakpertambahan
BKP tertentu bersifat nilai BKP/JKP tertentu
strategis dan/atau BKP tertentu
6. Perlakukan bersifat strategis
pajakpertambahan 7. Penyerahan jasa kena
nilai BKP/JKP tertentu pajak tertentu yang
dan/atau BKP tertentu penyerahannya
bersifat strategis dibebaskan dari
7. Penyerahan jasa kena pengenaan PPN
pajak tertentu yang 8. Penyerahan jasa kena
penyerahannya pajak
dibebaskan dari 9. Persewaan ruangan
pengenaan PPN dan/atau rumah
8. Penyerahan jasa kena 10. Faktur dan
pajak pengkreditan pajak
9. Persewaan ruangan atas jasa
dan/atau rumah telekomunikasi
10. Faktur dan 11. Penyerahan
pengkreditan pajak BKP yang
atas jasa dikembalikan (retur)
telekomunikasi 12. Jasa kena pajak
11. Penyerahan yang ekspornya
BKP yang dikenai PPN
dikembalikan (retur) 13. Saat dan
12. Jasa kena pajak tempat terutang PPN
yang ekspornya dan ekspor jasa kena
dikenai PPN pajak
13. Saat dan 14. Kewajiban
tempat terutang PPN administrasi bagi PKP
dan ekspor jasa kena yang atas ekspor jasa
pajak kena pajak terutang
14. Kewajiban PPN
administrasi bagi PKP 15. Status pajak
yang atas ekspor jasa masukan dan
kena pajak terutang pelaporannya
PPN 16. Pengukuhan
15. Status pajak pengusaha kena pajak
masukan dan 17. Pencabutan
pelaporannya pengukuhan sebagai
16. Pengukuhan PKP
pengusaha kena pajak 18. Pengusaha kecil
17. Pencabutan pertambahan nilai
pengukuhan sebagai 19. Pedagang
PKP eceran
18. Pengusaha kecil 20. Pengenaan
pertambahan nilai pajak pertambahan
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

19. Pedagang nilai terhadap


eceran pedagang eceran
20. Pengenaan 21. Pengkreditan
pajak pertambahan pajak
nilai terhadap 22. Faktur pajak
pedagang eceran bagi PKP pedagang
21. Pengkreditan eceran
pajak 23. Hubungan
22. Faktur pajak istemewa
bagi PKP pedagang 24. Dasar hukum
eceran 25. Faktur pajak
23. Hubungan 26. Faktur pajak
istemewa pada cabang usaha
24. Dasar hukum 27. Pejabat yang
25. Faktur pajak menandatangani
26. Faktur pajak faktur pajak
pada cabang usaha 28. Dokumen-
27. Pejabat yang dokumen tertentu
menandatangani yang dipersamakan
faktur pajak dengan faktur pajak
28. Dokumen- 29. Pencetakan
dokumen tertentu faktur pajak online
yang dipersamakan system
dengan faktur pajak 30. Faktur pajak
29. Pencetakan gabungan
faktur pajak online 31. Saat
system pembuatan faktur
30. Faktur pajak pajak
gabungan 32. Ketentuan
31. Saat formal pembuatan
pembuatan faktur faktur pajak
pajak 33. Penerbitan dan
32. Ketentuan pengkreditan faktur
formal pembuatan pajak tidak tepat
faktur pajak waktu
33. Penerbitan dan 34. Pengisian faktur
pengkreditan faktur pajak
pajak tidak tepat 35. Perlakuan
waktu penerbitan dan/atau
34. Pengisian penggunaan faktur
faktur pajak pajak tidak sah
35. Perlakuan 36. Penetapan
penerbitan dan/atau status suspend
penggunaan faktur 37. Faktur pajak
pajak tidak sah tidak sah
36. Penetapan 38. Status faktur
status suspend pajak
37. Faktur pajak 39. Aturan
tidak sah peralihan
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

38. Status faktur 40. Sanksi pidana


pajak dalam penerbitan
39. Aturan faktur pajak
peralihan 41. Faktur pajak
40. Sanksi pidana khusus
dalam penerbitan 42. Nota retur
faktur pajak 43. Tata cara
41. Faktur pajak pembuatan,
khusus pembetulan dan
42. Nota retur penggantian faktur
43. Tata cara pajak
pembuatan, 44. Sanksi
pembetulan dan administrasi
penggantian faktur penerbitan faktur
pajak pajak
44. Sanksi 45. Transaksi
administrasi dalam mata uang
penerbitan faktur asing
pajak 46. Pembuatan dan
45. Transaksi pelaporan faktur
dalam mata uang pajak berbentuk
asing elektronik
46. Pembuatan dan 47. Pembuatan
pelaporan faktur faktur pajak atas
pajak berbentuk pemasukan barang
elektronik kena pajak dari
47. Pembuatan tempat lain
faktur pajak atas 48. Kewenangan
pemasukan barang pemeriksa
kena pajak dari 49. Pengkredita
tempat lain n pajak masukan
48. Kewenangan 50. Tempat
pemeriksa pengkreditan pajak
49. Pengkredita masukan
n pajak masukan 51. Kompensasi
50. Tempat kelebihan pajak
pengkreditan pajak masukan
masukan 52. Pajak
51. Kompensasi masukan dalam
kelebihan pajak hal PKP melakukan
masukan penyerahan yang
52. Pajak terutang pajak dan
masukan dalam tidak terutang
hal PKP melakukan pajak
penyerahan yang 53. Tata cara
terutang pajak dan penghitungan
tidak terutang pengkreditan pajak
pajak masukan bagi
53. Tata cara pengusaha kena
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

penghitungan pajak yang


pengkreditan pajak melakukan
masukan bagi penyerahan yang
pengusaha kena terutang pajak dan
pajak yang penyerahan yang
melakukan tidak terutang
penyerahan yang pajak
terutang pajak dan 54. Pajak
penyerahan yang masukan bagi PKP
tidak terutang yang berdasarkan
pajak undang-undang
54. Pajak pajak penghasilan
masukan bagi PKP memilih dikenakan
yang berdasarkan pajak dengan
undang-undang menggunakan
pajak penghasilan norma
memilih dikenakan penghitungan
pajak dengan penghasilan neto
menggunakan 55. Pedagang
norma eceran yang
penghitungan menggunakan
penghasilan neto norma
55. Pedagang penghitungan
eceran yang penghasilan neto
menggunakan 56. Kewajiban
norma PKP
penghitungan 57. Pajak
penghasilan neto masukan yang
56. Kewajiban tidak dapat
PKP dikreditkan
57. Pajak 58. Saat
masukan yang pengkreditan dan
tidak dapat pengkreditan pajak
dikreditkan masukan pada
58. Saat masa pajak
pengkreditan dan berikutnya
pengkreditan pajak 59. Pengembalia
masukan pada n kelebihan pajak
masa pajak masukan
berikutnya 60. Pajak masukan
59. Pengembalia dalam hal terjadinya
n kelebihan pajak penyerahan BKP
masukan dan/atau JKP kepada
60. Pajak masukan pemungut PPN
dalam hal terjadinya
penyerahan BKP
dan/atau JKP kepada
pemungut PPN
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

11 Mahasiswa dapat memahami Materi Pengkreditan pajak


Materi Pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha
masukan bagi pengusaha kena pajak tertentu
kena pajak tertentu (deemed), Materi
(deemed), Materi Pemanfaatan BKP tidak
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari
berwujud dan/atau JKP dari luar daerah bapean, Materi
luar daerah bapean, Materi Fasilitas PPN dan PPnBM,
Fasilitas PPN dan PPnBM, Materi Pemungutan
Materi Pemungutan PPN/PPnBM oleh
PPN/PPnBM oleh bendaharawan dan badan-
bendaharawan dan badan- badan tertentu:
badan tertentu dan secara 1. Penghitungan
khusus dapat mempelajari pengkreditan pajak
dan memahami : masukan bagi PKP
1. Penghitungan yang mempunyai
pengkreditan pajak peredaran usaha
masukan bagi PKP tidak melebihi jumlah
yang mempunyai tertentu
peredaran usaha 2. Pedoman
tidak melebihi jumlah penghitungan
tertentu pengkreditan pajak
2. Pedoman masukan bagi PKP
penghitungan yang mempunyai
pengkreditan pajak peredaran usaha
masukan bagi PKP tidak melebihi jumlah
yang mempunyai tertentu
peredaran usaha 3. PPN yang wajib
tidak melebihi jumlah disetor bagi PKP yang
tertentu mempunyai
3. PPN yang wajib peredaran usaha
disetor bagi PKP yang tidak melebihi jumlah
mempunyai tertentu
peredaran usaha 4. Pembebanan pajak
tidak melebihi jumlah pertambahan nilai
tertentu bagi PKP yang
4. Pembebanan pajak mempunyai
pertambahan nilai peredaran usaha
bagi PKP yang tidak melebihi jumlah
mempunyai tertentu
peredaran usaha 5. Retur bagi PKP yang
tidak melebihi jumlah mempunyai
tertentu peredaran usaha
5. Retur bagi PKP yang tidak melebihi jumlah
mempunyai tertentu
peredaran usaha 6. Perubahan status PKP
tidak melebihi jumlah yang mempunyai
tertentu peredaran usaha
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

6. Perubahan status PKP tidak melebihi jumlah


yang mempunyai tertentu
peredaran usaha 7. Pengkreditan pajak
tidak melebihi jumlah masukan kegiatan
tertentu usaha tertentu
7. Pengkreditan pajak 8. Pedoman
masukan kegiatan penghitungan
usaha tertentu pengkreditan pajak
8. Pedoman masukan bagi PKP
penghitungan kegiatan usaha
pengkreditan pajak tertentu
masukan bagi PKP 9. PPN wajib disetor PKP
kegiatan usaha kegiatan usaha
tertentu tertentu
9. PPN wajib disetor PKP 10. Pembebanan
kegiatan usaha pajak pertambahan
tertentu nilai bagi PKP
10. Pembebanan kegiatan usaha
pajak pertambahan tertentu
nilai bagi PKP 11. Perubahan
kegiatan usaha status PKP kegiatan
tertentu usaha tertentu
11. Perubahan 12. Retur bagi PKP
status PKP kegiatan kegiatan usaha
usaha tertentu tertentu
12. Retur bagi PKP 13. Tata cara
kegiatan usaha penghitungan dan
tertentu pemungutan
13. Tata cara 14. Saat terutang
penghitungan dan 15. Tata cara,
pemungutan penyetoran, dan
14. Saat terutang pelaporan pajak
15. Tata cara, 16. Sanksi
penyetoran, dan 17. Bentuk
pelaporan pajak fasilitas PPN dan
16. Sanksi PPnBM
17. Bentuk 18. PPN atas
fasilitas PPN dan impor/penyeraha
PPnBM n BKP/JKP
18. PPN atas tertentu
impor/penyeraha dibebaskan dari
n BKP/JKP pengenaan pajak
tertentu 19. Penyerahan
dibebaskan dari rumah yang
pengenaan pajak dibebaskan dari
19. Penyerahan pengenaan pajak
rumah yang pertambahan nilai
dibebaskan dari 20. Sanksi bagi
pengenaan pajak pengembang atau
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

pertambahan nilai pembeli


20. Sanksi bagi 21. Dasar
pengembang atau hukum
pembeli 22. Pemungut
21. Dasar pajak
hukum pertambahan nilai
22. Pemungut 23. Pemungutan
pajak oleh kantor
pertambahan nilai bendahara negara
23. Pemungutan
oleh kantor
bendahara negara
12 Mahasiswa dapat Restitusi (pengembalian)
memahami: Restitusi PPN dan PPnBM, Materi
(pengembalian) PPN dan Surat Pemberitahuan masa
PPnBM, Materi Surat PPN, Materi Perlakuan PPN
Pemberitahuan masa PPN, atas penyerahan BKP oleh
Materi Perlakuan PPN atas real estate/industrial
penyerahan BKP oleh real estate, dan kegiatan
estate/industrial estate, membangun sendiri, Materi
dan kegiatan membangun PPN atas jasa sewa :
sendiri, Materi PPN atas 1. Kelebihan pembayaran
jasa sewa dan secara PPN
khusus dapat mempelajari 2. Pajak masukan dan
dan memahami: permohonan
1. Kelebihan pembayaran pengembalian (restitusi)
PPN 3. Pengecualian restitusi
2. Pajak masukan dan 4. Jangka waktu
permohonan penyelesaian
pengembalian (restitusi) pengembalian (restitusi)
3. Pengecualian restitusi 5. Proses restitusi melalui
4. Jangka waktu penelitian atau
penyelesaian pemeriksaan
pengembalian (restitusi) 6. Wajib pajak kriteria
5. Proses restitusi melalui tertentu
penelitian atau 7. Konfirmasi faktur pajak
pemeriksaan 8. Restitusi PPN bagi
6. Wajib pajak kriteria pengusaha kena pajak
tertentu mengalami gagal
7. Konfirmasi faktur pajak berproduksi
8. Restitusi PPN bagi 9. Pengembalian
pengusaha kena pajak pendahuluan kelebihan
mengalami gagal pajak bagi pengusaha
berproduksi kena pajak risiko rendah
9. Pengembalian 10. Restitusi PPN dan
pendahuluan kelebihan PPnBM untuk turis asing
pajak bagi pengusaha 11. Saat pengajuan
kena pajak risiko rendah permohonan restitusi PPN
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

10. Restitusi PPN dan bagi orang pribadi


PPnBM untuk turis asing pemegang paspor luar
11. Saat pengajuan negeri
permohonan restitusi PPN 12. Kewajiban toko ritel
bagi orang pribadi tertentu
pemegang paspor luar 13. Dasar hukum
negeri 14. Mekanisme umum
12. Kewajiban toko ritel pelaporan pajak
tertentu terutang
13. Dasar hukum 15. Surat pemberitahuan
14. Mekanisme umum masa PPN (SPT masa PPN)
pelaporan pajak 16. Registrasi SPT masa
terutang PPN
15. Surat pemberitahuan 17. Pengertian
masa PPN (SPT masa PPN) pengusaha real
16. Registrasi SPT masa estate/industrial estate
PPN dan pengenaan PPN
17. Pengertian 18. PPN atas kegiatan
pengusaha real membangun sendiri
estate/industrial estate 19. Pengenaan PPN atas
dan pengenaan PPN kegiatan membangun
18. PPN atas kegiatan sendiri sesuai
membangun sendiri permenkeu baru
19. Pengenaan PPN atas 20. Kewajiban bagi
kegiatan membangun orang pribadi atau
sendiri sesuai badan yang melakukan
permenkeu baru kegiatan membangun
20. Kewajiban bagi sendiri
orang pribadi atau 21. Kewajiban bagi
badan yang melakukan pengusaha real estate
kegiatan membangun 22. Kedudukan pajak
sendiri masukan dan
21. Kewajiban bagi ketentuan lainnya
pengusaha real estate 23. Penghitungan PPN
22. Kedudukan pajak atas kegiatan
masukan dan membangun sendiri
ketentuan lainnya 24. Penyetoran dan
23. Penghitungan PPN pelaporan
atas kegiatan 25. Pengawasan PPN
membangun sendiri membangun sendiri
24. Penyetoran dan 26. Dasar hukum
pelaporan 27. Kegiatan sewa
25. Pengawasan PPN 28. Perlakuan PPN
membangun sendiri
26. Dasar hukum
27. Kegiatan sewa
28. Perlakuan PPN
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

13 Mahasiswa dapat Materi PPN atas usaha di


memahami: Materi PPN atas bidang emas, Perlakuan
usaha di bidang emas, proyek pemerintah yang
Perlakuan proyek pemerintah dibiayai dengan hibah atau
yang dibiayai dengan hibah dana pinjaman luar negri,
atau dana pinjaman luar bea materai, PBB P3, PBB P2
negri, bea materai, PBB P3, :
PBB P2 dan secara khusus 1. Dasar hukum
dapat mempelajari dan 2. Pengenaan PPN atas
memahami: penyerahan emas
1. Dasar hukum perhiasan
2. Pengenaan PPN atas 3. Pengusaha toko emas
penyerahan emas perhiasan yang tidak
perhiasan menggunakan nilai lain
3. Pengusaha toko emas 4. Pengusaha kena pajak
perhiasan yang tidak yang melakukan
menggunakan nilai lain kegiatan usaha tertentu
4. Pengusaha kena pajak 5. Dasar hukum
yang melakukan 6. Pengertian
kegiatan usaha 7. Pelaksanaan proyek
tertentu pemerintak yang
5. Dasar hukum seluruh dananya
6. Pengertian dibiayai dari
7. Pelaksanaan proyek hibah/dana pinjaman
pemerintak yang luar negeri
seluruh dananya 8. Pelaksanaan proyek
dibiayai dari pemerintak yang
hibah/dana pinjaman sebagian dananya
luar negeri dibiayai dari
8. Pelaksanaan proyek hibah/dana pinjaman
pemerintak yang luar negeri
sebagian dananya 9. Kontrak dan masterlist
dibiayai dari 10. Perlakuan atas pajak
hibah/dana pinjaman masukan
luar negeri 11. Kontraktor utama
9. Kontrak dan masterlist adalah joint operation
10. Perlakuan atas pajak 12. Kontraktor utama
masukan melaksanakan proyek
11. Kontraktor utama atas dasar turn key
adalah joint operation 13. PPN/PPnBM yang
12. Kontraktor utama terlanjur dipungut
melaksanakan proyek 14. Bea Materai
atas dasar turn key 15. Dasar Hukum
13. PPN/PPnBM yang 16. Pendahuluan
terlanjur dipungut 17. Pengenaan atau bea
14. Bea Materai materai
15. Dasar Hukum 18. Tarif bea materai
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

16. Pendahuluan 19. Tidak dikenakan bea


17. Pengenaan atau bea materai
materai 20. Saat terutangnya bea
18. Tarif bea materai materai
19. Tidak dikenakan bea 21. Benda materai dan
materai penggunaanya
20. Saat terutangnya bea 22. Penggunaan dan cara
materai pelunasannya
21. Benda materai dan 23. Pelunasan bea materai
penggunaanya dengan membubuhkan
22. Penggunaan dan cara tanda bea materai
pelunasannya lunas
23. Pelunasan bea materai 24. Sanksi administrasi
dengan membubuhkan 25. Pemateraian kemudian
tanda bea materai 26. Daluwarsa
lunas 27. Sanksi pidana
24. Sanksi administrasi 28. Ketentuan khusus
25. Pemateraian kemudian 29. Dasar hokum
26. Daluwarsa 30. Objek pajak
27. Sanksi pidana 31. Objek pajak yang tidak
28. Ketentuan khusus dikenakan pajak bumi
29. Dasar hokum dan bangunan
30. Objek pajak 32. Subjek pajak
31. Objek pajak yang tidak 33. Tarif pajak
dikenakan pajak bumi 34. Dasar pengenaan dan
dan bangunan cara menghitung pajak
32. Subjek pajak terutang
33. Tarif pajak 35. NJOP
34. Dasar pengenaan dan 36. Sanksi administrasi
cara menghitung pajak 37. Pengurangan denda
terutang Administrasi PBB
35. NJOP 38. Sanksi pidana
36. Sanksi administrasi 39. Keberatan dan banding
37. Pengurangan denda 40. Pengajuan dan
Administrasi PBB penyelesaian keberatan
38. Sanksi pidana 41. Pengurangan PBB
39. Keberatan dan banding 42. Tata cara
40. Pengajuan dan pengurangan /
penyelesaian keberatan penghapusan sanksi
41. Pengurangan PBB administrasi PBB
42. Tata cara 43. Batas waktu
pengurangan / pembayaran
penghapusan sanksi 44. Pengelolaan PBB
administrasi PBB sebagai pajak pusat
43. Batas waktu 45. Objek pajak
pembayaran 46. Penata usahaan PBB
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

44. Pengelolaan PBB pertambangan minyak


sebagai pajak pusat gas dan bumi
45. Objek pajak 47. Objek pajak PBB migas
46. Penata usahaan PBB 48. Subjek pajak
pertambangan minyak 49. Penatausahaan PBB
gas dan bumi migas
47. Objek pajak PBB migas 50. Penghitungan ketapan
48. Subjek pajak sementara
49. Penatausahaan PBB 51. Penilaian objek pajak
migas 52. Penetapan ketetapan
50. Penghitungan ketapan definitive PBB migas
sementara 53. Pembayaran PBB migas
51. Penilaian objek pajak 54. Pembagian hasil
52. Penetapan ketetapan 55. Perhitungan PBB P3
definitive PBB migas terutang
53. Pembayaran PBB migas
54. Pembagian hasil
55. Perhitungan PBB P3
terutang
14-15 Mahasiswa dapat memahami Materi Pajak bumi dan banguna
Materi Pajak bumi dan banguna sektor perdesaan dan
sektor perdesaan dan perkotaan ,Materi bea
perkotaan ,Materi bea perolehan hak atas tanah dan
perolehan hak atas tanah dan bangunan, Materi pajak daerah
bangunan, Materi pajak daerah dan retribusi daerah dan
dan retribusi daerah dan pengadilan pajak:
pengadilan pajak dan secara 1. Dasar hokum
khusus dapat mempelajari dan 2. Pendahuluan
memahami : 3. Pengelolalaan PBB
1. Dasar hokum sektor perdesaan dan
2. Pendahuluan perkotaan sebagai
3. Pengelolalaan PBB pajak daerah
sektor perdesaan dan 4. Pengecualian objek PBB
perkotaan sebagai perdesaan dan
pajak daerah perkotaan
4. Pengecualian objek PBB 5. Subjek PBB perdesaan
perdesaan dan dan perkotaan
perkotaan 6. Dasar pengenaan PBB
5. Subjek PBB perdesaan 7. Cara penilaian objek
dan perkotaan PBB
6. Dasar pengenaan PBB 8. NJOP sektor perdesaan
7. Cara penilaian objek dan perkotaan
PBB 9. NJOPTKP
8. NJOP sektor perdesaan 10. Dasar penghitungan
dan perkotaan PBB P2
9. NJOPTKP 11. Tariff PBB perdesaan
10. Dasar penghitungan dan kota
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

PBB P2 12. Tata cara perhitungan


11. Tariff PBB perdesaan PBB perdesaan dan
dan kota perkotaan
12. Tata cara perhitungan 13. Aturan khusus /
PBB perdesaan dan fasilitas PBB p2 wilayah
perkotaan DKI Jakarta
13. Aturan khusus / 14. Tempat dan saat PBB
fasilitas PBB p2 wilayah Perdesaan dan
DKI Jakarta perkotaan terutang
14. Tempat dan saat PBB serta pendataan
Perdesaan dan 15. Penerbitan SPPT dan
perkotaan terutang SKPD
serta pendataan 16. Penagihan dan sanksi
15. Penerbitan SPPT dan PBB P2
SKPD 17. Keberatan dan
16. Penagihan dan sanksi pengurangan PBB P2
PBB P2 18. Daluwarsa PBB P2
17. Keberatan dan 19. Dasar hokum
pengurangan PBB P2 20. Pendahuluan
18. Daluwarsa PBB P2 21. Objek pajak
19. Dasar hokum 22. Objek pajak yang tidak
20. Pendahuluan dikenai BPHTB
21. Objek pajak 23. Subjek pajak
22. Objek pajak yang tidak 24. Tarif pajak
dikenai BPHTB 25. Dasar pengenaan pajak
23. Subjek pajak 26. Nilai perolehan onjek
24. Tarif pajak pajak tidak dikenai
25. Dasar pengenaan pajak pajak
26. Nilai perolehan onjek 27. Nilai perolehan objek
pajak tidak dikenai pajak kena pajak
pajak 28. Saat pajak terutang
27. Nilai perolehan objek 29. Tempat pajak terutang
pajak kena pajak dan pembayaran
28. Saat pajak terutang 30. Pendahuluan
29. Tempat pajak terutang 31. Jenis pajak daerah
dan pembayaran yang dipungut
30. Pendahuluan 32. Pajak kendaraan
31. Jenis pajak daerah bermotor
yang dipungut 33. Bea balik nama
32. Pajak kendaraan kendaraan bermotor
bermotor 34. Pajak hotel
33. Bea balik nama 35. Pajak restoran
kendaraan bermotor 36. Retribusi daerah
34. Pajak hotel 37. Pajak reklame
35. Pajak restoran 38. Daluwarsa penetapan
36. Retribusi daerah pajak
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

37. Pajak reklame 39. Keberatan dan banding


38. Daluwarsa penetapan 40. Pengadilan pajak
pajak 41. Pendahuluan
39. Keberatan dan banding 42. Susunan pengadilan
40. Pengadilan pajak pajak
41. Pendahuluan 43. Pemberhentian ketua,
42. Susunan pengadilan wakil dan hakim
pajak 44. Larangan bagi hakim
43. Pemberhentian ketua, 45. Panitera
wakil dan hakim 46. Kekuasaan pengadilan
44. Larangan bagi hakim pajak
45. Panitera 47. Pemeriksaan sengketa
46. Kekuasaan pengadilan pajak
pajak 48. Kuasa hokum
47. Pemeriksaan sengketa 49. Banding
pajak 50. Pengajuan banding dan
48. Kuasa hokum permasalahannya
49. Banding 51. Pencabutan banding
50. Pengajuan banding dan 52. Gugatan dan
permasalahannya pengajuan gugatan
51. Pencabutan banding 53. Pihak yang
52. Gugatan dan mengajukan gugatan
pengajuan gugatan 54. Pencabutab gugatan
53. Pihak yang 55. Persiapan persidangan
mengajukan gugatan 56. Pelaksanaan
54. Pencabutab gugatan persidangan
55. Persiapan persidangan 57. Pemeriksaan dengan
56. Pelaksanaan acara biasa
persidangan 58. Pemeriksaan sengan
57. Pemeriksaan dengan acara tepat
acara biasa 59. Sengketa pajak
58. Pemeriksaan sengan tertentu
acara tepat 60. Pembuktian
59. Sengketa pajak 61. Putusan
tertentu 62. Pelaksanaan putusan
60. Pembuktian
61. Putusan
62. Pelaksanaan putusan

UJIAN AKHIR SEMESTER

V. STRATEGI PERKULIAHAN DAN KRITERIA PENILAIAN


Kuliah diberikan kepada mahasiswa regular Sarjana Pendidikan
Ekonomi yang mengambil mata kuliah Perpajakan Semester genap
2022/2023. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 14 kali pertemuan
kuliah luring/daring dan 2 kali ujian (UTS DAN UAS). Sistem
pembelajarannya;
1. Synchronous adalah pembelajaran langsung (web meeting, forum
diskusi, chat yang dilakukan saat jam perkuliahan) berlangsung
selama 28 sks x @50 menit
2. Asynchonous adalah pembelajaran mandiri dan tugas terstruktur
(Online Learning Uhamka, email, blog yang dilakukan di luar jam
perkuliahan) berlangsung selama 28 sks x @120 menit
3. Dengan demikian, 1 sks = 170 menit

Platform Perkuliahan:
Platform Perkuliahan Daring disarankan menggunakan Online Learning
UHAMKA (OLU), namun tidak menutup kemungkinan akan pilihan pada
Zoom Meeting, Google Meeting, Google Classroom,dan lainnya. Adapun
Whats App digunakan sebagai fasilitas pendukung kelancaran
pelaksanaan perkuliahan daring.

Metode Perkuliahan:
Variasi Metode Perkuliahan Daring disesuaikan dengan konteks materi
perkuliahan

NilaiAkhir (NA) adalahnilaikumulatifdarinilai:


- Keaktifan 10 % 0-10
- Tugas 25 % 20-25
- Ujian Tengah Semester (UTS) 25 %20-25
- UjianAkhir Semester (UAS) 40 % 40-50
Catatan:
Besaran % ditetapkan sesuai rentang dalam academic online
Memenuhi perkuliahan minimal 75% untuk dapat mengikuti UTS & UAS
VI. TATA TERTIB
a.PelaksanaanPerkuliahan Daring
1) Untuk mengikuti pembelajaran synchronous, mahasiswa
wajib menggunakan nama lengkap asli atau nama yang
sesuai dengan daftar hadir;
2) Mahasiswa masuk keruang kuliah tepat waktu dan wajib
bergabung 5 menit sebelum perkuliahan daring dimulai;
3) Mahasiswa telah mempersiapkan diri dengan baik untuk
mengikuti sesi perkuliahan daring;
4) Etika perkuliahan daring
a) Menggunakan pakaian rapi, sopan, bagi mahasiswa
perempuan tidak diperkenankan menggunakan mukena,
sedangkan bagi mahasiswa laki-laki tidak diperkenankan
menggunakan kaos;
b) Dosen berhak tidak menerima mahasiswa apabila
terlambat dari 15 menit;
c) Duduk menghadap laptop(ponsel) yang digunakan;
d) Untuk menghindari suara yang menganggu sebaiknya
menggunakan headset;
e) Wajib mengaktifkan video yang digunakan dari awal
sampai akhir perkuliahan. Apabila ada dosen memanggil
sebanyak 2 kali tidak ada jawaban, maka mahasiswa
tersebut dianggap tidakhadir;
f) Mematikan pelantang (mute microphone) dan klik tombol
tangan jika ingin melakukan interupsi atau bertanya;
g) Izin melalui chat kepada dosen ketika akan meninggalkan
ruang interaksi;
h) Gunakan fasilitas (fitur) dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan;
i) Presensi kehadiran akan dilakukan pada akhir perkuliahan
b.KetentuanTambahan
1) Aktif dalam proses perkuliahan baik melalui web meeting,
forum diskusi dan chat, berbasis student center learning;
2) Aktif dalam diskusi selama perkuliahan baik yang dilakukan
melalui web meeting, forum diskusi atau chat. Dosen
pengampu wajib mengarahkan, mengikuti alur diskusi dan
merespon diskusi mahasiswa;
3) Aktif dalam penyelesaian tugas baik tugas individu maupun
tugas kelompok berorientasi problem based learning atau
project based learning;
4) Berperilaku sopan dan bertutur kata santun, menjunjung
tinggi nilai-nilai Al Quran dan Sunah;
5) Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui
melakukan kecurangan selama perkuliahan dan ujian, maka
nilai akhir akan mendapatkan E (tidak lulus).

VII. PERUBAHAN DAN KETENTUAN


Ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat, perubahan dapat
dilakukan melalui kesepakatan antara PJ Mata Kuliah, Ketua
Kelas, Dosen Pengampu, mengetahui Dosen PA dan persetujuan
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Jakarta, 08 Maret 2023

KetuaKelas 6B PJ MK Perpajakan
…………………… …………………………..
NIM. …………….. ……………………….

DosenPengampu,

Camelia Safitri, M.Pd


………………..

Mengetahui,
Dosen PA Dosen PA

Nama Dosen PA Nama Dosen PA


NIDN NIDN.

Menyetujui,
KaProdiPendidikanEkonomi

Dr. OnnyFitriana S, M.Pd


NIDN. 0307067202

Anda mungkin juga menyukai