Anda di halaman 1dari 46

Identitas Diri,

Hubungan
Sosial, dan
Tindakan Sosial,
KONSEP
PETA
Identitas Diri, Hubungan
Sosial, dan Tindakan Sosial

Identitas Diri Hubungan Sosial Tindakan Sosial

Mencakup
Meliputi
Mencakup

 Proses Pembentukan Identitas


Diri
 Hubungan Identitas Diri dengan  Syarat Terjadinya Interaksi
 Pengertian Tindakan Sosial
Identitas Sosial Sosial
 Jenis Tindakan Sosial
 Konsekuensi Identitas Sosial  Faktor Pembentuk Interaksi
Sosial
 Jenis Interaksi Sosial
 Bentuk Interaksi Sosial
Tujuan Pembelajaran

 Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan identitas diri.

 Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan tindakan sosial.

 Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan hubungan


sosial.
Profile Pelajar
Pancasila
 Berkebinekaan Global
 Bergotong Royong
 Bernalar Kritis

❑ Identitas

❑ Tindakan Sosial ❑ Kontak Sosial

❑ Hubungan Sosial ❑ Interaksi Sosial


A. Identitas Diri

Pada umumnya identitas


disandarkan pada ciri yang
bersifat alamiah dan identitas
yang tidak berangkat dari ciri-
ciri alamiah
Definisi Identitas Diri

Apa itu Identitas Diri

Menurut Agustian Identitas diri adalah ciri khusus yang dimiliki


manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam KBBI, kata identitas mengandung pengertian “ciri-ciri,


keadaan khusus seseorang, atau jati diri.”

Dalam Kamus Merriam-Webster identitas didefinisikan sebagai kesamaan ciri-ciri antar


beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
1. Proses Pembentukan Identitas Diri

Menurut Stuart Hall (1990),


pembentukan identitas dengan dua
cara pandang, yaitu identitas sebagai
wujud dan identitas sebagai proses
menjadi
Lanjutan….

Identitas Sebagai Wujud ditempatkan


. sebagai ciri-ciri yang terbentuk
secara alamiah, melekat sejak dari awal permulaan. Ciri yang dimiliki
bersama serta berada dalam diri banyak orang di mana mereka
dipersatukan kesamaan genetik, ikatan darah, sejarah dan leluhur.

Identitas Sebagai Proses Menjadi dipahami sebagai ciri-ciri yang


dibentuk melalui proses sosial. Pada tingkat kelompok identitas semacam
ini diwujud dalam kesamaan ide, gagasan, nilai, kebiasaan-kebiasaan
baru yang menghasilkan praktik-praktik kehidupan sosial baru.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian diri remaja

 Adanya figure yang diidolakan. .

 Pola asuh orang tua dalam keluarga.

 Adanya proses identifikasi dengan orang tua pada saat usia dini hingga sebelum remaja.

 Adanya keterbukaan remaja terhadap berbagai identitas.

 Adanya pengaruh kepribadian yang dibentuk pada masa pra-remaja.


Seseorang telah mencapai identitas diri yang stabil memiliki ciri-
ciri sebagai berikut.

 Penuh percaya diri


.

 Mengenal perannya dalam kehidupan masyarakat.

 Dapat mengambil keputusan

 Memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

 Tanggap terhadap berbagai situasi dan kondisi di sekitar

 Memiliki sudut pandang mengenai dirinya

 Memahami adanya persamaan dan perbedaan dengan orang lain


2. Hubungan Identitas Diri dengan
Identitas Sosial
Proses pembentukan identitas juga memiliki keterkaitan antara identitas diri dengan identitas
sosial.

Identitas diri dapat dibedakan antara satu individu dengan lainnya. Namun identitas diri tidak
dapat dilepaskan dari identitas sosial individu dalam konteks komunitasnya. Selain sebagai
makhluk individual, manusia sekaligus juga mahkluk sosial.

Dalam membangun identitas dirinya, manusia harus berpedoman pada norma yang berlaku dan
peran sosialnya dalam kehidupan masyarakat.

Identitas Sosial terbentuk melalui proses sosial, hal ini yang membedakan seseorang dengan orang
lain.

 Dari Ciri-ciri sosialnya (gaya bahasa yang digunakan, kelompok yang


dibentuk, kebiasaan cara berpakaian, dan sebagainya)
Lanjutan……

 Identitas sosial dapat membantu seseorang untuk mengenali dirinya,


yaitu dengan cara berpikir dan bertindak. (membentuk agen sosial,
melakukan sosialiasi dengan orang lain sehingga timbul rasa
solidaritas)

 Identias sosial penting dalam produktivias kelompok (menghasilakn


persamaan dengan anggota lain dalam kelompok tersebut)

 Identitas sosial juga dapat mendorong anggota kelompok untuk


melakukan kerja sama, (demikian akan adanya kesesuaian terhadap
prilaku dan sikap kelompok.
3. Konsekuensi Identitas Sosial

 Eksklusi adalah suatu proses membatasi seseorang


atau kelompok untuk ikut berpartisipasi dalam
kehidupan sosial, politik, atau ekonomi.

 Inklusi sosial adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok


masyarakat dapat ikut berpartisipasi diberbagai bidang, seperti
bidang pendidikan, kegiatan eknomi, maupun pelayanan
kesehatan (Proses keterbukaan dan menerima identitas orang
lain termasuk inklusi)
B. Hubungan Sosial

Hubungan Sosial terjalin karena adanya


beberapa faktor pendorong, diantaranya
sebagai berikut.

 Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak


dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya.

 Manusia sebagai bentuk identitas sosial karena


setiap individu memiliki karkteristik yang berbeda-
beda.
Hubugnan Sosial terbentuk melalui Interaksi
Sosial.  Kebutuhan manusia yang universal. Kebetuhan
Menurut Soekanto, Interaksi Sosial adalah tersebut berupa kebutuhan afeksi, inklusi, dan
hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antarindividu, antarkelompok, maupun kebutuhan Kontrol.
antar individu dengan kelompok.
1. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

 Kontak Sosial

 Kontak sosial merupakan hubungan antar dua pihak yang saling bereaksi dan
menjadi awal terjadinya interaksi sosial.

 Kontak Langsung  Kontak Tidak Langsung

Terjadi melalui pertemuan secara langsung Terjadi secara tidak langsung karena jarak,
atau tatap muka antara individu maupun sehingga menggunakan perantara untuk
kelompok. menyampaikan pesan.
 Komunikasi

 Komunikasi, proses penyampaian dan penerimaan pesan berupa


ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain sebagai upaya
untuk saling memengaruhi.

 Pesan yang disampaikan menggunakan Bahasa atau simbol


yang saling dimengerti oleh kedua pihak.

 Komunikasi dapat berhasil ketika penerima pesan memahami


secara utuh pesan yang disampaikan oleh pengirim (kata,
simbol, atau Bahasa tubuh)
2. Faktor Pembentuk Interaksi Sosial

Imitasi

 Tindakan seseorang meniru orang lain. Imitasi mendorong


seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
tertentu yang berlaku yang berupa nilai positif dan negatif.

Contohnya, seorang anak meniru kegiatan orang tuanya yang sering


memberishkan lingkunga sekitar.
Lanjutan…

Sugesti

 Berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan


atau bersikap dan kemudian pandangan tersebut diterima pihak
lain. Proses sugesti hampir sama dengan imitasi, tetapi titik
berangkatnya berbeda.

Contohnya, Seorang pasien yang tersugesti dengan dokter setelah


melakukan konsultasi kesehatan.
Lanjutan…

Identifikasi

 Merupakan kecenderungan-kecenderungan dalam diri


seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi
lebih mendalam ketimbang imitasi, dan kepribadian sesorang
dapat terbentuk karena faktor ini.

Contohnya, Andika mengidolakan seorang seniman. Ia termotivasi


untuk belaajar seni dengan gaya seperti idolanya.
Lanjutan…

Simpati

 Merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik dengan


pihak lain. Dalam simpati, faktor perasaan memegang peran penting,
meskipun dorongan utama simpati adalah keinginan memahami pihak
lain dan bekerja sama dengan orang lain.

Contohnya, Danu ikut merasakan sedih kepada korban bencana banjir


yang kehilangan tempat tinggal. Kemudian, ia Bersama teman-temannya
membantu para korban dengan memberikan bantuan
Lanjutan…

Empati

 Perasaan yang muncul seolah-olah merasakan perasaan orang


lain dan ada tindakan yang dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan tersebut.

Contohnya, ketika orang mendapat musibah sampai luka berat, seolah-olah


kamu ikut menderita, tidak hanya merasa kasihan tetapi juga ikut merasakan
penderitaannya.
3. Jenis Interaksi Sosial

 Interaksi antara Individu dengan Individu

 Interaksi dilakukan ketika seseorang menjalin hubungan dengan orang


lain dalam berbagai bentuk dengan tujuan memberikan respon

 Respon tersebut bersifat positif (akan mengarah pada kerja sama) dan
respon bersifat negatif (menimbulkan konflik)
Lanjutan….

 Interaksi antara Individu dengan Kelompok

Interaksi sosial terjadi antar satu individu dengan sekelompok orang.

Misalnya, Seperti seorang guru menyampaikan materi pembebajaran kepada


sekelompok siswa.
Lanjutan….

 Interaksi Kelompok dengan Kelompok

Interaksi yang terjadi merupakan pertemuan antar dua kelompok atau


lebih dengan kelompok lain. Interaksi yang terjalin biasanya
mengkomunikasikan tentang kepentingan kelompok tersebut.

Ketika melakukan interaksi tidak menonjolkan kelompoknya sendiri.

Contoh interaksi sosial ini, Kelompok seni musik dan kelompok seni tari melakukan pentas
seni di sekolah.
4. Bentuk Interaksi Sosial

Gillin dan Gillin, menyajikan dua bentuk interaksi


sosial.

INTERAKSI ASOSIATIF INTERAKSI DISASOSIATIF.


Merupakan bentuk proses sosial yang Interaksi ini mengarah kepada
mengarah kepada kerja sama antar pertentangan antara pihak yang terlibat.
pihak. (Persaingan, Kontraversi, dan Konflik)
(Kerja Sama, Akomodasi, Akulturasi, dan
Asimilasi,)
Kerja Sama

Suatu Proses sosial yang di dalamnya terdapat aktivitas tertentu untuk


mencapai tujuan bersama.

Menurut Haryanto, ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai


berikut

 Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.

 Koalis (coalition) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan sama
Lanjutan…

 Kooptasi (cooptation) Proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan suatu


organisasi, sebagai salah satu cara menghindari terjadinya kegoncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.

 Kemitraan (joint venture) Kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu.


Misalnya, perhotelan, perfilman, pertambangan, dan sebagainya.

 Tawar-menawar (bargaining), yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran


barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
Akomodasi

Akomodasi, upaya meredakan pertentangan dengan cara memenuhi sebagian


tuntutan pihak yang bertikai.

Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang akan berkaitan dengan
norma dan nilai-nilai dalam masyarakat.

Bentuk-Bentuk Akomodasi

 Ajudikasi, Proses penyelesaian perkara di pengadilan.


Lanjutan….

 Kompromi, yaitu penyelesaian konflik dimana pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya
agar tercapai penyelesaian.

 Arbitrase, Penyelesaian konflik dgn melibatkan pihak ketiga sebagai pihak yang mengabil
keputusan dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak yang berselisih.

 Konsiliasi, Menyelesaikan perselisihan melibatkan konsiliator dgn mempertemukan keiginan


dari pihak-pihak yang berselisih.

 Mediasi, Menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, sebagai
mediator.
 Stalemate, Pihak yang berkonflik memiliki kekuatan seimbang, namun berhenti untuk saling
menyerang.
Akulturasi

 Percampuran dua budaya atau lebih, namun masing-masing budaya


mempertahankan identitasnya.

Contohnya, bangunan Masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi


antara budaya Jawa, Hindu, dan Islam.
Asimilasi

 Asimilasi adalah percampuran dua budaya atau lebih yang menghasilkan


budaya baru.

Contohnya, Pernikahan dua ras atau etnis berbeda akan menghasilkan


keturunan dengan ras baru.
Bentuk Disosiatif
 Persaingan (Kompetisi)

Merupakan interaksi sosial dilakukan untuk saling bersaing secara individu maupun kelompok. Biasanya
mencari keuntungan di bidang tertentu tanpa menggunakan ancaman. Contohnya, pertandingan futsal
antar kelas.

 Kontraversi
Upaya seseorang menentang suatu perkara secara tersembunyi agar tidak terjadi perselisihan. Biasanya
seseorang akan bersikap ragu, tidak pasti, penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak mengungkap
secara terbuka.

 Pertentangan (Konflik)

Sebuah pertentangan terbuka yang dilakukan oleh individu atau kelompok dimana untuk mencapai
tujuannya disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi disebabkan adanya perbedaan
argumentasi, kepentingan, maupun adanya perubahan di masyarakat.
C. Tindakan Sosial
Pengertian Tindakan Sosial

 Pengertian tindakan sosial secara umum, yaitu tindakan


yang dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain saat
melakukan interaksi sosial

 Max Meber, tindakan sosial adalah tindakan


individu yang dapat memengaruhi orang lain dan
memiliki arti subjektif bagi dirinya maupun orang
lain.

 Menurut Ritzer, tindakan sosial merupakan perilaku


pengulangan yang sengaja dilakukan sebagai akibat dari
adanya pengaruh atas situasi tertentu.
Ciri-ciri Tindakan Sosial

 Tindakan tersebut dilakukan dengan


mempertimbangkan perilaku orang lain.

 Tindakan sosial mempunyai arah dan akibat. (tindakan


tersebut mempunyai makna)

 Tindakan yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh


rang lain.
Jenis Tindakan Sosial

 Tindakan Rasional Instrumental

 Tindakan sosial ini lebih bersifat rasional. Ketika seseorang


melakukan suatu tindakan, maka akan disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai.

 Seseorang tidak akan melakukan tindakan tanpa ada tujuan yang


jelas. Oleh karena itu, tindakan tersebut bersifat rasiona dan logis.

Contohnya, Yusa belajar dengan tekun hingga larut malam. Tujuannya


agar dapat memenangkan lomba cerdasa cermat tingkat provinsi.
Jenis Tindakan Sosial

 Tindakan Berorientasi Nilai

 Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan dengan


mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

 Menyesuaikan apa yang dianggap baik oleh masyarakat. (nilai etika,


estetika, agama, dan nilai lainnya di masyarakat).

 Tindakan sosial ini lebih menfokuskan pada baik buruk dan


mengesampingkan tujuannya.

Contohnya, Mathius memberikan kursi di angkutan umum ketika ada


seorang nenek yang berdiri.
Jenis Tindakan Sosial

 Tindakan Afektif

 Tindakan sosial afektif dilakukan berdasarkan dorongan


perasaan atau emosi yang dirasakan oleh individu.

 Tindakan ini terkadanag tidak dapa diterima akan, karena


dianggap kurang logis atau irrasional.

Contohnya, seorang pemuda menangis karena timnya mengalami


kekalahan ketika bertanding.
Jenis Tindakan Sosial

 Tindakan Tradisional

 Jenis tindakan ini dilakukan karena menjadi kebiasaan atau


sudah mandarah daging.

 Berhubungan dengan budaya atau adat istiadat.

 Tindakan ini dilakukan secara turun-temurun, sehingga sudah


berlangsung dalam waktu yang lama.

Contohnya, Tradisi bakar batu yang dilakukan masyarakat Papua.

Anda mungkin juga menyukai