Kependudukan
Kependudukan
Pada tanggal 16 Oktober 2018 Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden
Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil. Perpres 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil diundangkan pada 18 Oktober 2018 oleh Menkumham Yasonna
H. Laoly dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 184 di Jakarta.
Pada saat Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ini diberlakukan, Peraturan Presiden Nomor 25
Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu tanggal 18 Oktober 2018.
Bunyi ketentuan Pasal 83 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil adalah tindak lanjut dari:
Perpres 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil memiliki landasan yuridis yaitu:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475);
B. KARENA RUSAK :
Syarat :
1. Kutipan akta yang rusak
2. Copy kartu keluarga
3. Copy KTP (jika ybs sudah usia KTP)
4. 1 Lembar Materai Rp 6000
5. Formulir isian
Empat, Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu)
Tahun
Semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, diubah cukup dengan
Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30 April 2013.
Dua Belas, Pendanaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada APBN
Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan, baik di
provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN (Pasal 87A UU No. 24 Tahun 2013)
dan dimulai pada APBN-P Tahun Anggaran 2014 (Pasal 87B UU No. 24 Tahun 2013), dengan
demikian berarti sebelum tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaannya masih tetap
menggunakan APBD.
Keterangan:
1. Penulis Direktur Pengelolaan Informasi Adminduk, Ditjen Dukcapil
Kemendagri (Tahun 2014)
Kedua, Tertib Penerbitan NIK meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk mengisi
biodata penduduk per keluarga (F-1.01) dengan menggunakan SIAK; tidak adanya NIK
ganda; pemberian NIK kepada semua penduduk harus selesai akhir tahun 2011.
Ketiga, Tertib Dokumen Kependudukan (KK, KTP, Akta Pencatatan Sipil) meliputi
prosesnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; tidak adanya dokumen
kependudukan ganda dan palsu.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2010 adalah berupa; pemutakhiran
data kependudukan di 497 Kab/Kota melalui anggaran dekonsentrasi; penerbitan NIK di
329 Kabupaten/Kota (Kabupaten/Kota yang sudah menggunakan SIAK dalam
pelayanan); implementasi SIAK di 168 Kabupaten/Kota.
Penerapan KTP berbasis NIK secara nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip
memiliki dasar hukum yang menjadi payung dalam pelaksanaannya. Pasal-Pasal yang
berkaitan dgn e-KTP (Perpres No. 26 Tahun 2009) adalah pasal 2 bahwa standart dan
spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak dan blangko e-KTP diatur dengan
Peraturan Menteri (jo Permendagri No. 38 Tahun 2009); pasal 6 Ayat 1 bahwa e-KTP
memuat kode keamanan (sidik jari) dan rekaman elektronik (chip); pasal 10 bahwa
penerapan e-KTP paling lambat akhir tahun 2011.
Penerapan e-KTP akan mencakup 172 juta penduduk dan akan dilaksanakan pada
tahun 2011 dan 2012. Tujuan dari penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan
sidik jari dan chip (e-KTP) ini adalah memberikan keabsahan identitas dan kepastian
hukum atas dokumen kependudukan; memberikan perlindungan status hak sipil setiap
penduduk; merupakan bentuk pengakuan negara bagi setiap penduduk.
Manfaat penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip (e-
KTP) adalah identifikasi jatidiri, data dalam e-KTP benar-benar menunjukkan identitas
diri pemegang e-KTP serta mencegah terjadinya pemalsuan dokumen maupun
dokumen ganda dengan pengamanan data yang dapat diandalkan.
Karakteristik sidik jari adalah memiliki ketetapan bentuk dan menunjukkan ketunggalan
identitas seseorang (Prabhakar, 2001 dan Pakanti, 2002. Automated Ingerprint
Identification Systeem (AFIS) adalah sebuah system untuk melakukan identifikasi
secara otomatis terhadap suatu sidik jari (fingerprint). AFIS merupakan otomasi proses
identifikasi yang dilakukan lewat pencocokan (matching) berbasis minutiae dari sidik jari
yang akan diidentifikasi dengan kumpulan sidik jari yang telah terekam pada suatu
sistem database. Sidik jari tangan memiliki tiga karakteristik (ujung bukit, pencabangan
dua dan titik yang disebut sebagai minutiae, lihat Gambar 2) muncul dalam berbagai
kombinasi yang tidak pernah berulang pada dua orang (Pankanti, 2002).
Sistem AFIS memiliki fungsi identifikasi dan verifikasi berupa identifikasi yaitu proses
menganali identitas seseorang lewat seleksi dan pencocokan terhadap keseluruhan
data identitas yang terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan one-
to-many (1 : N) untuk memastikan bahwa identitas orang yang dicari ada dalam
database atau tidak. Verifikasi adalah suatu proses mengotentikasi identitas seseorang
dengan membandingkan hasil pengambilan karakteri stik sidik jari (biometrik) dengan
data yang sebelumnya telah terekam pada database. Pada proses ini dilakukan
pencocokan one to one (1 : 1) untuk mengkonfirmasi bahwa identitas seseorang adalah
benar.
Sementara chip yang ditanamkan kedalam e-KTP adalah untuk menyimpan biodata,
pas photo, sidik jari, dan tanda tangan terdigitalisasi. Disamping itu chips ini memiliki
metoda pengamanan data berupa autentikasi dan confidentiality (enkripsi) serta
integrity.
Registrasi penduduk.
Registrasi penduduk adalah pencatan penduduk di suatu negara untuk
keperluan administrasi. Komponen penduduk yang dinamis seperti:
kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian,
perubahan pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat tidak dapat terjaring di
dalam sensus penduduk.
Untuk menjaring data ini maka diadakan cara pengumpulan data baru yang
disebut dengan Registrasi Penduduk.
1. Membuat surat pengantar dari RT/RW di alamat asal Dalam mengurus surat
pengantar perpindahan alamat ke RT/RW maka pemohon harus menyiapkan Kartu
Keluarga (KK) dan KTP asli sekaligus dalam bentuk fotokopi. Setelah itu pemohon
membawa surat pengantar ke RT terlebih dahulu dengan membawa KK dan KTP
serta tuliskan alamat domisili baru di dalam surat tersebut. Langkah selanjutnya,
pemohon kemudian meminta tanda tangan di ketua RW. Setelah semua dilakukan
maka prosedur berlanjut untuk mendapatkan surat pengantar pindah domisili dari RT
dan RW alamat sebelumnya.
Baca selengkapnya di artikel "Cara Mengurus Surat Pindah Domisili: Syarat &
Prosedur Bagi Pemohon", https://tirto.id/eiQV
Meninggalkan tempat tinggal Anda yang lama dan pindah menuju sebuah domisili
yang baru adalah sebuah pengalaman yang menarik dan belum tentu setiap orang
bisa merasakannya. Pengalaman ini sangatlah berbeda-beda bagi setiap orang. Ada
yang merasa senang untuk pindah dan ada juga yang merasa sangat berat untuk
meninggalkan kota asalnya.
Alasan seseorang untuk pindah domisili sangatlah beragam. Ada seseorang yang
sudah bekerja akan tetapi tempat kerjanya jauh dari rumah asalnya sehingga harus
melakukan pindah domisili dan menyesuaikannya dengan lokasi tempatnya bekerja
saat ini. Selain itu juga ada seseorang yang harus pindah karena mendapatkan
lokasi tempat tinggal yang jauh lebih baik dari tempatnya saat ini.
Akan tetapi, apakah sebenarnya pindah domisili itu? Dilansir dari Disdukcapil,
pindah adalah berdomisilinya penduduk di alamat yang baru dalam kurun waktu
lebih dari satu tahun atau berdasarkan kebutuhan dari individu yang bersangkutan
untuk waktu yang kurang dari satu tahun. Anda sebagai penduduk yang baik harus
melaporkan alasan mengapa Anda pindah kepada instansi pelaksana di daerah asal
Anda untuk mendapatkan sebuah keterangan pindah domisili.
Apabila Anda yang sudah pindah ke daerah baru dan sedang mencari rumah baru
untuk ditinggali maka sudah seharusnya Anda tidak lupa untuk mengurus surat
pindah domisili di KTP untuk mempermudah Anda dalam mengurus kependudukan.
Inilah beberapa daftar properti dijual area Ibukota Jakarta kisaran Rp1 milliar.
3. Syarat-syarat Mengurus Surat Pindah Domisili
KTP
Setiap negara tentunya mempunyai peraturan dan persayaratan yang berbeda
dalam mengurus perpindahan. Ketika Anda memutuskan untuk berpindah tempat
tinggal dalam waktu yang lama ataupun secara permanen maka Anda diharuskan
untuk melakukan perubahan data alamat yang ada pada KTP Anda.
Namun, sebelum Anda bisa melakukan perubahan dan mengurus surat pindah
domisili ada beberapa persyaratan yang harus Anda penuhi terlebih dahulu. Inilah
beberapa persyaratan untuk mengurus surat pindah domisili KTP yang dilansir
dari Tirto:
Tahapan pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat surat
pengantar RT/RW. Siapkanlah Kartu Keluarga (KK) dan KTP asli Anda beserta
lembar fotokopinya. Mintalah surat pengantar dengan mengunjungi RT terlebih
dahulu dengan membawa Kartu Keluarga dan KTP Anda. Tuliskanlah alamat
domisili baru Anda pada lembar pengantar tersebut. Mintalah tanda tangan ketua
RW sebelum melanjutkan prosedur pembuatan surat pengantar pindah domisili.
b. Membawa Surat Pengantar ke Disdukcapil
Anda harus menyiapkan dokumen Surat Pengantar, Kartu Keluarga dan KTP Anda
yang asli dan fotokopi setiap kali mengunjungi kantor Kelurahan atau Kecamatan.
Pertama-tama, laporkan pada petugas kelurahan di domisili asal bahwa Anda ingin
pindah alamat dan menyerahkan seluruh berkas yang diperlukan.
Setelah itu Anda harus mengisi formulir permohonan perpindahan yang sudah
disediakan pada kantor Keluarahan. Anda akan mendapatkan surat keterangan
yang nantinya harus Anda teruskan pada kantor Kecamatan. Pada kantor
Kecamatan, Anda harus meminta tanda tangan Camat pada surat keterangan dari
kantor Kelurahan tersebut.
Terakhir, Anda harus datang menuju kantor Disdukcapil dan meminta agar bisa
diterbitkan surat keterangan pindah dengn melampirkan berkas persyaratan. Surat
keterangan pindah dari Disdukcapil harus Anda bawa pada alamat domisili yang
baru.
c. Mengurus Surat Keterangan Pindah di Alamat Baru
Proses pengurusan surat keterangan pindah ke alamat baru membutuhkan cara dan
persyaratan yang hampir sama dengan cara yang harus Anda lakukan pada daerah
asal Anda. Seluruh berkas yang sudah Anda buat pada daerah asal harus Anda
bawa semua dengan lengkap serta ikut melampirkan:
Barulah CAPIL akan mengeluarkan surat keterangan pindah datang yang bisa
dimanfaatkan sebagai KTP sementara Anda sebelum Anda mendapatkan KTP baru
yang diterbitkan oleh Disdukcapil setempat.
Semoga dengan mengetahui persyaratan dan cara dalam mengurus surat pindah
domisili membuat Anda bisa melakukannya sendiri dengan mudah. Pastikan agar
identitas yang Anda miliki adalah legal dan sesuai dengan alamat tempat tinggal
Anda.