Anda di halaman 1dari 17

Perpres 96 Tahun 2018, Persyaratan dan Tata Cara

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Pada tanggal 16 Oktober 2018 Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden
Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil. Perpres 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil diundangkan pada 18 Oktober 2018 oleh Menkumham Yasonna
H. Laoly dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 184 di Jakarta.
Pada saat Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ini diberlakukan, Peraturan Presiden Nomor 25
Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu tanggal 18 Oktober 2018.
Bunyi ketentuan Pasal 83 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Perpres 96/2018, Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran


Penduduk dan Pencatatan Sipil

Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil adalah tindak lanjut dari:

a. diundangkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan
Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu diganti;
b. pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a serta untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 23, Pasal 25 ayat (4), Pasal 26 ayat (2), Pasal 31, Pasal 32 ayat (3),
Pasal 33 ayat (3), Pasal 38, Pasal 39 ayat (3), Pasal 42, Pasal 43 ayat (3), Pasal 46,
Pasal 51, Pasal 55, Pasal 56 ayat (3), Pasal 57 ayat (2), Pasal 74, Pasal 89 ayat (3),
Pasal 90 ayat (3), Pasal 91 ayat (3), dan Pasal 92 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

Perpres 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil memiliki landasan yuridis yaitu:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475);

LAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

A. JENIS-JENIS LAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN


Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran
Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan
serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor
lain. Secara umum adapun layanan administrasi kependudukan meliputi :

1. LAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK (KIA)


Kartu Identitas Anak (KIA) adalah identitas resmi anak sebagai bukti dari anak
yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang diterbitkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota (Pasal 1 Angka 7
Permendagri No 2 Tahun 2016).
Syarat :
1. Kartu Keluarga
2. Copy Akta Lahir
3. Surat Nikah
4. KTP-el Orangtua
5. Pas foto anak 4x6 (bagi anak di bawah usia 5 tahun tidak pakai pas foto)

2. LAYANAN AKTA KEMATIAN


Setiap kematian wajib dilaporkan oleh Kelihan Banjar Dinas melalui Desa di
domisili penduduk kepada pelaksana setempat. Pencatatan Kematian dan
penerbitan akta kematian didasarkan pada keterangan kematian dari pihak yang
berwenang atau Desa/Kelurahan.
Syarat :
1. KK asli
2. Copy KK
3. Copy KTP Pelapor
4. Copy KTP 2 orang Saksi
5. Surat Keterangan Meninggal dari Dokter/Perbekel/Lurah
6. Formulir isian Permohonan
Tata Cara :Setelah berkas permohonan lengkap, pelapor datang ke Dinas
dengan para saksi. Setelah akta kematian terbit, dilanjutkan dengan
perubahan Kartu Keluarga dengan menyerahkan Kartu Keluarga Asli.

3. LAYANAN AKTA KELAHIRAN WNI


Akta kelahiran atau bisa disebut dengan akta lahir adalah tanda bukti berisi
pernyataan yang teramat sangat penting dan diperlukan guna mengatur dan
menyimpan bahan keterangan tentang kelahiran seorang bayi dalam bentuk
selembar kertas yang sudah dicetak.
Syarat :
1. Copy Akta Perkawinan orang tua
2. Copy Surat keterangan kelahiran dari rumah sakit/bidan bersalin
3. Copy KK dan KTP orang tua
4. Copy KTP 2 orang saksi
5. Formulir isian
Catatan : Pencatatan kelahiran dilakukans etelah anak bersangkutan
tercantum dalam KK orang tuanya. Pelapor dan saksi datang ke dinas untuk
menandatangi register pencatatan kelahiran.

4. LAYANAN PENCATATAN PERKAWINAN WNI


Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, perkawinan diartikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-
masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang
menurut perundang-undangan yang berlaku.
Syarat :
1. Copy Akta Lahir mempelai
2. Copy KK dan KTP mempelai
3. Surat Keterangan Belum Pernah Menikah dari Desa/Kelurahan
4. Surat Keterangan Perkawinan dari Desa/Kelurahan
5. Copy KTP 2 orang Saksi
6. Pas foto berpasangan 4x6 = 4 lembar
7. Formulir isian
Catatan : mempelai dan saksi datang ke Dinas untuk menandatangi Register
Pencatatan Perkawinan

5. LAYANAN AKTA PERCERAIAN


Akta perceraian adalah suatu bukti outentik tentang putusnya suatu ikatan
perkawinan. Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil, maka
perceraian harus melalui Pengadilan Negeri, yang telah menjadi kekuatan hukum
yang pasti, baru dicatatkan/didaftarkan dalam daftar perceraian yang berjalan dan
telah diperuntukan untuk itu.

6. LAYANAN KARTU KELUARGA


Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat data tentang
susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu Keluarga wajib dimiliki
oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang identitas Kepala
Keluarga dan anggota keluarganya.
Kartu keluarga dicetak rangkap 3 yang masing-masing dipegang oleh Kepala
Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan/Desa. Setiap terjadi perubahan karena
mutasi data dan mutasi biodata, wajib dilaporkan kepada Lurah/Kepala Desa dan
akan diterbitkan Kartu Keluarga (KK) yang baru. Pendatang baru yang belum
mendaftarkan diri atau belum berstatus penduduk setempat, nama dan
identitasnya tidak boleh dicantumkan dalan Kartu Keluarga.
Adapun layanan dalam kartu keluarga sebagai berikut :
a. Penambahan Anak
Syarat :
1. KK asli
2. Surat Keterangan Kelahiran dari RS/Puskemas/Bidan
b. Perubahan KK
Syarat :
1. KK asli
2. Copy Akta Pencatatan Sipil
3, Formulir Perubahan Biodata dari Desa/Kelurahan
c. Kehilangan KK
Syarat :
1. Surat Keterangan Kehilangan KK dari Desa/Kelurahan/Kepolisian
d. Pisah KK
Syarat :
1. KK asli
2. 2 Lembar Permohonan KK dari Desa/Kelurahan

7. LAYANAN PEREKAMAN, PENERBITAN, DAN PERUBAHAN ELEMEN


PADA KTP EL (KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK)

8. LAYANAN SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL ORANG ASING


Pemohon dan penjamin datang langsung ke Dinas dengan membawa persyaratan
:
Syarat :
1. Copy ijin Tinggal Sementara dari imigrasi
2. Copy Passport
3. Copy Surat tanda lapor diri dari kepolisian
4. Copy KTP Penjamin
5. Copy KK Penjamin
6. Pas foto 2x3 sebanyak 2 lembar
7. Nomor telepon/HP Penjamin

9. LAYANAN SURAT KETERANGAN PINDAH ANTAR KAB/KOTA DAN


ANTAR PROVINSI
Syarat :
1. KK asli
2. Surat Pengantar dari Kecamatan asal
Tata Cara :
1. Di Desa/Kelurahan Asal : Pemohon datang mohon formulir pindah antar
kab/kota dan antar provinsi.
2. Di Kecamatan Asal : Pemohon menyerahkan formulir pindah antar kab/kota
dan antar provinsi, selanjutnya mohon surat pengantar pindah antar
kabupaten/kota dan antar provinsi.
3. Di Dinas : Pemohon menyerahkan KK asli dan surat pengantar pindah antar
kab/kota dan antar provinsi.

10. LAYANAN PENERBITAN KUTIPAN KEDUA


A. KARENA HILANG :
Syarat :
1. Surat laporan kehilangan dari kepolisian
2. Copy kartu keluarga
3. Copy KTP (jika ybs sudah usia KTP)
4. 1 Lembar Materai Rp 6000
5. Formulir isian

B. KARENA RUSAK :
Syarat :
1. Kutipan akta yang rusak
2. Copy kartu keluarga
3. Copy KTP (jika ybs sudah usia KTP)
4. 1 Lembar Materai Rp 6000
5. Formulir isian

11. LAYANAN PENGANGKATAN, PENGAKUAN, DAN PENGESAHAN ANAK,


DAN LAIN-LAINNYA

Pelayanan Administrasi Kependudukan Yang Perlu


Anda Ketahui
oleh Rini Handayaningtyas 3756

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun


2013 tentang Administrasi Kependudukan yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 26
November 2013 merupakan perubahan yang mendasar di bidang administrasi kependudukan.
Tujuan utama perubahan UU dimaksud adalah untuk meningkatkan efektivitas pelayanan
administrasi kependudukan kepada masyarakat, menjamin akurasi data kependudukan dan
ketunggalan Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta ketunggalan dokumen kependudukan.

Perubahan mendasar di UU No. 24 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Satu, Masa Berlaku KTP Elektronik (KTP-el)


Semula 5 (lima) tahun diubah menjadi berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan
elemen data dalam KTP (Pasal 64 ayat 7 huruf a UU No. 24 Tahun 2013). KTP-el yang sudah
diterbitkan sebelum berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 ini, ditetapkan berlaku
seumur hidup (Pasal 101 point c UU No. 24 Tahun 2013).

Dua, Penggunaan Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri


Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber dari data kependudukan
kabupaten/kota, merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua
keperluan: alokasi anggaran (termasuk untuk perhitungan DAU), pelayanan publik, perencanaan
pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum, dan pencegahan kriminal (Pasal
58 UU No. 24 Tahun 2013).

Tiga, Pencetakan Dokumen/Personalisasi KTP-el


Pencetakan dokumen/personalisasi KTP-el yang selama ini dilaksanakan terpusat di Jakarta
akan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota pada
Tahun 2014 (Pasal 8 ayat 1 huruf c UU No. 24 Tahun 2013).

Empat, Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu)
Tahun
Semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, diubah cukup dengan
Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30 April 2013.

Lima, Penerbitan Akta Pencatatan Sipil


Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa Penting, diubah menjadi penerbitannya di
tempat domisili penduduk.

Enam, Pengakuan dan Pengesahan Anak


Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang telah sah menurut hukum
agama tetapi belum sah menurut hukum negara (Pasal 49 ayat 2). Pengesahan anak yang
selama ini hanya dengan catatan pinggir diubah menjadi Akta Pengesahan Anak (Pasal 49 ayat
3 UU No. 24 Tahun 2013).

Tujuh, Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak Dipungut Biaya


(Gratis)
Larangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk penerbitan KTP-el, diubah menjadi
untuk semua dokumen kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan,
Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan lain-lain (Pasal 79A UU No. 24
Tahun 2013).

Delapan, Pencatatan Kematian


Pelaporan pencatatan kematian yang semula menjadi kewajiban penduduk, diubah menjadi
kewajiban RT atau nama lain untuk melaporkan setiap kematian warganya kepada Instansi
Pelaksana (Pasal 44 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013). Pelaporan tersebut dilakukan secara
berjenjang melalui RW atau nama lain, Desa/Kelurahan dan Kecamatan. Dengan kebijakan ini
diharapkan cakupan pencatatan kematian akan meningkat secara signifikan.

Sembilan, Stelsel Aktif


Semula stelsel aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi stelsel aktif diwajibkan kepada
pemerintah melalui petugas.

Sepuluh, Petugas Registrasi


Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi Pelaksana dalam
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil (Pasal 12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013). Petugas
Registrasi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota. Petugas Registrasi harus PNS,
diubah diutamakan PNS (Pasal 12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
Sebelas, Pengangkatan Pejabat Struktural pada Unit Kerja Administrasi Kependudukan
Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi kependudukan di Provinsi,
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan Gubernur (Pasal 83A ayat 1
UU No. 24 Tahun 2013). Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi
kependudukan di Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas
usulan Bupati/Walikota melalui Gubernur (Pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013). Penilaian
kinerja Pejabat Struktural tersebut dilakukan secara periodik oleh Menteri Dalam Negeri (Pasal
83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013).

Dua Belas, Pendanaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada APBN
Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan, baik di
provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN (Pasal 87A UU No. 24 Tahun 2013)
dan dimulai pada APBN-P Tahun Anggaran 2014 (Pasal 87B UU No. 24 Tahun 2013), dengan
demikian berarti sebelum tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaannya masih tetap
menggunakan APBD.

Tiga Belas, Penambahan Sanksi


Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi data
kependudukan dan/atau elemen data penduduk dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 75.000.000 (Pasal 94 UU
No. 24 Tahun 2013). Setiap pejabat dan petugas pada Desa/Kelurahan, Kecamatan, UPTD,
Instansi Pelaksana yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi pungutan biaya kepada
penduduk dalam pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 75.000.000 (Pasal 95B
UU No. 24 Tahun 2013). Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak,
menerbitkan, dan/atau mendistribusikan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (Pasal
95B UU No. 24 Tahun 2013).

Pemberlakuan Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013


Perubahan Undang-Undang ini berlaku sejak diundangkan pada 24 Desember 2013. Khusus
yang berkaitan dengan APBN, baru diberlakukan secara efektif sejak tersedianya APBN/APBN-
P untuk pembiayaan penyelenggaraan program dan kegiatan adminduk di Provinsi dan
Kab/Kota.

Keterangan:
1. Penulis Direktur Pengelolaan Informasi Adminduk, Ditjen Dukcapil
Kemendagri (Tahun 2014)

Tertib Administrasi Kependudukan


Dasar Hukum Administrasi Kependudukan terdiri dari lima buah, yaitu; UU no. 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan; PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan
UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; Perpres NO. 25 Tahun
2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
Perpres No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara Nasional; dan
Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009.

Substansi adminduk adalah berupa pencatatan sipil dan pendaftaran kependudukan.


Pencatatan sipil berupa pencatatan kelahiran, lahir mati, perkawinan, pembatalan
perkawinan, perceraian, pembatalan perceraian, kematian, pengangkatan pengesahan
dan pengakuan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan,
peristiwa penting dan pelaporan penduduk yang tidak bisa melapor sendiri.
Sementara pendaftaran kependudukan berupa pencatatan biodata penduduk per
keluarga berikut sidik jari (biometrik), pencatatan atas pelaporan peristiwa
kependudukan, pendataan penduduk rentan kependudukan, pelaporan penduduk yang
tidak dapat melapor sendiri. Manfaat yang diperoleh pemerintah adalah dalam hal
perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan, kebutuhan sektor pembangunan
lain, pemilu dan pilkada, penyusunan perkembangan kependudukan; penyusunan
proyeksi pembangunan, verifikasi jati diri penduduk dan dokumen kependudukan.

Tujuan Administrasi Kependudukan

Pertama, Tertib Database Kependudukan meliputi terbangunnya database


kependudukan yang akurat di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat; database
kependudukan Kabupaten/ Kota tersambung (online) dengan Provinsi dan Pusat
dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK); database
kependudukan Depdagri dan daerah tersambung (online) dengan instansi pengguna.

Kedua, Tertib Penerbitan NIK meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk mengisi
biodata penduduk per keluarga (F-1.01) dengan menggunakan SIAK; tidak adanya NIK
ganda; pemberian NIK kepada semua penduduk harus selesai akhir tahun 2011.

Ketiga, Tertib Dokumen Kependudukan (KK, KTP, Akta Pencatatan Sipil) meliputi
prosesnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; tidak adanya dokumen
kependudukan ganda dan palsu.

Strategi yang dilakukan dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan


adalah melalui pemutakhiran database kependudukan; meningkatkan kualitas database
kependudukan Kab/Kota, Provinsi dan Pusat melalui pelayanan pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil dengan menggunakan SIAK secara on line dari Kabupaten/Kota ke
Provinsi dan Pusat; percepatan penguatan regulasi di daerah melalui Perda
penyelenggaraan administrasi kependudukan serta diikuti dengan penegakan hukum
(Law Enforcement) bagi pelanggaran administrasi kependudukan; penerapan awal (uji
petik) KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip;
pemberian NIK kepada setiap penduduk paling lambat tahun 2011; menerapkan KTP
berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip (e-KTP) paling
lambat tahun 2012; melakukan kerjasama antara Kemendagri dengan BPPT, Lembaga
Sandi Negara, ITB dan APTIKOM untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga teknis.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2010 adalah berupa; pemutakhiran
data kependudukan di 497 Kab/Kota melalui anggaran dekonsentrasi; penerbitan NIK di
329 Kabupaten/Kota (Kabupaten/Kota yang sudah menggunakan SIAK dalam
pelayanan); implementasi SIAK di 168 Kabupaten/Kota.

Persiapan sistem informasi yang dilakukan untuk melakukan pemutakhiran data


kependudukan adalah berupa; instalasi aplikasi pemutakhiran data kependudukan ke
server Kabupaten/Kota dalam rangka pencetakan F1-01 Pemutakhiran; instalasi aplikasi
SIAK 2009 ke server Kab/Kota dalam rangka entry data hasil pemutakhiran data dan
layanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil; Instalasi Aplikasi Konsolidasi Data
dalam rangka pemberian Nomor Induk Kependudukan.

Penerapan KTP berbasis NIK secara nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip
memiliki dasar hukum yang menjadi payung dalam pelaksanaannya. Pasal-Pasal yang
berkaitan dgn e-KTP (Perpres No. 26 Tahun 2009) adalah pasal 2 bahwa standart dan
spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak dan blangko e-KTP diatur dengan
Peraturan Menteri (jo Permendagri No. 38 Tahun 2009); pasal 6 Ayat 1 bahwa e-KTP
memuat kode keamanan (sidik jari) dan rekaman elektronik (chip); pasal 10 bahwa
penerapan e-KTP paling lambat akhir tahun 2011.

Penerapan e-KTP akan mencakup 172 juta penduduk dan akan dilaksanakan pada
tahun 2011 dan 2012. Tujuan dari penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan
sidik jari dan chip (e-KTP) ini adalah memberikan keabsahan identitas dan kepastian
hukum atas dokumen kependudukan; memberikan perlindungan status hak sipil setiap
penduduk; merupakan bentuk pengakuan negara bagi setiap penduduk.

Manfaat penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip (e-
KTP) adalah identifikasi jatidiri, data dalam e-KTP benar-benar menunjukkan identitas
diri pemegang e-KTP serta mencegah terjadinya pemalsuan dokumen maupun
dokumen ganda dengan pengamanan data yang dapat diandalkan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006, NIK terdiri dari 16 (enam belas) digit
terdiri atas: 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah provinsi, kabupaten/kota
dan kecamatan tempat tinggal pada saat mendaftar 6 (enam) digit kedua adalah
tanggal, bulan, dan tahun kelahiran dan khusus untuk perempuan tanggal lahirnya
ditambah angka 40; dan 4 (empat) digit terakhir merupakan nomor urut penerbitan NIK
yang diproses secara otomatis dengan SIAK (Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan).

Karakteristik sidik jari adalah memiliki ketetapan bentuk dan menunjukkan ketunggalan
identitas seseorang (Prabhakar, 2001 dan Pakanti, 2002. Automated Ingerprint
Identification Systeem (AFIS) adalah sebuah system untuk melakukan identifikasi
secara otomatis terhadap suatu sidik jari (fingerprint). AFIS merupakan otomasi proses
identifikasi yang dilakukan lewat pencocokan (matching) berbasis minutiae dari sidik jari
yang akan diidentifikasi dengan kumpulan sidik jari yang telah terekam pada suatu
sistem database. Sidik jari tangan memiliki tiga karakteristik (ujung bukit, pencabangan
dua dan titik yang disebut sebagai minutiae, lihat Gambar 2) muncul dalam berbagai
kombinasi yang tidak pernah berulang pada dua orang (Pankanti, 2002).

Sistem AFIS memiliki fungsi identifikasi dan verifikasi berupa identifikasi yaitu proses
menganali identitas seseorang lewat seleksi dan pencocokan terhadap keseluruhan
data identitas yang terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan one-
to-many (1 : N) untuk memastikan bahwa identitas orang yang dicari ada dalam
database atau tidak. Verifikasi adalah suatu proses mengotentikasi identitas seseorang
dengan membandingkan hasil pengambilan karakteri stik sidik jari (biometrik) dengan
data yang sebelumnya telah terekam pada database. Pada proses ini dilakukan
pencocokan one to one (1 : 1) untuk mengkonfirmasi bahwa identitas seseorang adalah
benar.

Parameter kinerja utama AFIS (selain parameter lain interoperabilitas, skalabilitas,


modularitas, dll) yaitu Akurasi yang terdiri dari False Match yang memproses identifikasi
(1 : N) : sistem AFIS secara salah mengidentifikasikan match antara record baru dengan
record yang sudah ada di DB. 0,01%. False non match yaitu untuk proses identifikasi (1
: N) : sistem AFIS tidak menemukan match antara record baru dengan record yang
sudah ada di DB padahal harusnya ada. Parameter kedua adalah Kecepatan, dimana
AFIS memiliki kecepatan pemadanan per detik, misalnya, 100.000 matches/second.

Sementara chip yang ditanamkan kedalam e-KTP adalah untuk menyimpan biodata,
pas photo, sidik jari, dan tanda tangan terdigitalisasi. Disamping itu chips ini memiliki
metoda pengamanan data berupa autentikasi dan confidentiality (enkripsi) serta
integrity.

Registrasi penduduk.
Registrasi penduduk adalah pencatan penduduk di suatu negara untuk
keperluan administrasi. Komponen penduduk yang dinamis seperti:
kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian,
perubahan pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat tidak dapat terjaring di
dalam sensus penduduk.

Untuk menjaring data ini maka diadakan cara pengumpulan data baru yang
disebut dengan Registrasi Penduduk.

Cara Mengurus Surat Pindah Domisili:


Syarat & Prosedur Bagi Pemohon E ktp.
Cara mengurus surat pindah domisi di KTP baru ada beberapa syarat dan prosedur
yang harus dijalankan pemohon.

Indonesia merupakan Negara hukum dimana setiap keputusan yang melibatkan


banyak orang ataupun berlaku untuk umum maka ada aturannya tersendiri. Seperti
halnya ketika seseorang memutuskan untuk melakukan pindah alamat tempat
tinggal secara permanen maka harus segera mengurus perubahan data di Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
Ada beberapa syarat untuk perubahan alamat domisili di KTP secara permanen
menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

Pada umumnya persyaratan itu antara lain:

1. Membuat surat pengantar dari RT/RW di alamat asal Dalam mengurus surat
pengantar perpindahan alamat ke RT/RW maka pemohon harus menyiapkan Kartu
Keluarga (KK) dan KTP asli sekaligus dalam bentuk fotokopi. Setelah itu pemohon
membawa surat pengantar ke RT terlebih dahulu dengan membawa KK dan KTP
serta tuliskan alamat domisili baru di dalam surat tersebut. Langkah selanjutnya,
pemohon kemudian meminta tanda tangan di ketua RW. Setelah semua dilakukan
maka prosedur berlanjut untuk mendapatkan surat pengantar pindah domisili dari RT
dan RW alamat sebelumnya.

2. Membawa surat pengantar ke Disdukcapil Dalam tahap ini, beberapa berkas


seperti Surat Pengantar RT/RW, KK dan KTP beserta fotokopi dan harus tetap
dibawa. Prosedurnya antara lain: Melaporkan ke petugas kelurahan di alamat
domisili asal pemohon akan ingin pindah alamat dan menyerahkan berkas yang
diperlukan. Mengisi formulir permohonan perpindahan (Formulir F1.01) yang sudah
tersedia di kelurahan. Pemohon akan mendapatkan surat keterangan yang akan
diteruskan ke kantor kecamatan. Di kantor Kecamatan, pemohon meminta tanda
tangan pada surat keterangan dari kantor kelurahan. Pemohon mendatangi
Disdukcapil dan meminta untuk menerbitkan surat keterangan pindah dengan
melampirkan berkas persyaratan. Surat keterangan pindah itu harus dibawa
pemohon ke alamat domisili baru.

3. Mengurus surat keterangan pindah di alamat baru Dalam mengurus surat


keterangan pindah ke alamat baru, persyaratan dan tata cara yang ditempuh
pemohon hampir sama dengan mengurus surat keterangan di alamat asal.
Beberapa berkas yang dibawa pemohon antara lain: Surat pengantar RT/RW di
alamat baru Surat keterangan pindah dari Disdukcapil dari alamat sebelumnya Surat
domisili beserta fotokopi KTP tetangga terdekat dengan rumah baru. Apabila
pemohon menumpang di rumah orang atau saudara, maka harus menyertakan
fotokopi KTP kepala rumah tangga pemilik rumah yang ditumpangi pemohon.

3. Mengurus surat pindah di alamat domisili baru Berikut langkah-langkah untuk


mengurus surat pindah di alamat yang baru: Datanglah ke kantor Kelurahan
dengan membawa berkas persyaratan . Isilah formulir permohonan pindah
datang yang ditandatangani oleh kepala desa setempat. Setelah
mendapatkan tanda tangan dari kepala desa, formulir tersebut dibawa
pemohon ke kantor kecamatan agar ditandatangani oleh camat setempat.
Apabila sudah ditandatangani oleh camat setempat, formulir permohonan
pindah dibawa ke CAPIL dan serahkan kepada petugas. Terakhir, setelah
semua selesai dan ditandatangani, maka Kepala Disdukcapil akan
menerbitkan surat keterangan pindah datang. Pemohon bisa menggunakan
surat tersebut sebagai KTP sementara, sebelum KTP baru diterbitkan
Disdukcapil. Namun perlu diketahui, setiap daerah memiliki prosedur masing-
masing dalam menerbitkan KTP dengan alamat domisili baru. Ada baiknya
pemohon menanyakan prosedur kepada Ketua RT/RW di tempat baru.

Baca selengkapnya di artikel "Cara Mengurus Surat Pindah Domisili: Syarat &
Prosedur Bagi Pemohon", https://tirto.id/eiQV

Apakah NIK akan berubah jika pindah


domisili?
meskipun penduduk telah melakukan perubahan elemen data dari biodata
(mengubah tanggal lahir, jenis kelamin dan pindah domisili kecamatan
ataupun pindah-datang antar kabupaten/propinsi) NIK tidak akan berubah dan
tetap seperti semula saat pertama kali penduduk direkam data kependudukannya.

Berapa lama masa berlaku surat pindah


domisili?
Surat pindah yang diberikan oleh pemerintah setempat memiliki
jangka waktu 30 hari sejak surat tersebut diterbitkan.

Surat pindah domisili jika memutuskan untuk pindah tempat tinggal.


Pengurusan surat pindah ini bertujuan untuk memperbarui database di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) serta mengganti data di Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) milik Anda.

Apakah surat keterangan pindah datang ?


Surat keterangan pindah datang Warga Negara Indonesia adalah satu dari produk
layanan yang dikeluarkan Disdukcapil. Pengurusan surat pindah ini bertujuan untuk
memperbarui database di Disdukcapil serta mengganti data di Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).12 Jul 2020

Inilah Syarat dan Cara Mengurus Surat


Pindah Domisili KTP
1. Apa Itu Pindah Domisili KTP?
2. Pentingnya Mengurus Surat Pindah Domisili di KTP
3. Syarat-syarat Mengurus Surat Pindah Domisili KTP
4. Prosedur-prosedur Mengurus Surat Pindah Domisili KTP
1. Membuat Surat Pengantar RT/RW di Tempat Asal
2. Membawa Surat Pengantar ke Disdukcapil
3. Mengurus Surat Keterangan Pindah di Tempat Baru
4. Mengurus Surat Pindah di Alamat Baru
5. Fungsi KTP dalam Proses Pindah

1. Apa itu Pindah Domisili KTP?


Tidak selamanya seseorang akan tinggal pada satu tempat dalam waktu yang lama
secara terus menerus. Memang benar sebuah tempat tinggal yang sudah Anda
tempati dalam waktu yang lama adalah sebuah kenangan yang sulit untuk Anda
pisahkan. Akan tetapi, akan ada saatnya bagi Anda untuk pindah menuju domisili
lain dikarenakan beberapa hal yang berbeda.

Meninggalkan tempat tinggal Anda yang lama dan pindah menuju sebuah domisili
yang baru adalah sebuah pengalaman yang menarik dan belum tentu setiap orang
bisa merasakannya. Pengalaman ini sangatlah berbeda-beda bagi setiap orang. Ada
yang merasa senang untuk pindah dan ada juga yang merasa sangat berat untuk
meninggalkan kota asalnya.

Alasan seseorang untuk pindah domisili sangatlah beragam. Ada seseorang yang
sudah bekerja akan tetapi tempat kerjanya jauh dari rumah asalnya sehingga harus
melakukan pindah domisili dan menyesuaikannya dengan lokasi tempatnya bekerja
saat ini. Selain itu juga ada seseorang yang harus pindah karena mendapatkan
lokasi tempat tinggal yang jauh lebih baik dari tempatnya saat ini.

Akan tetapi, apakah sebenarnya pindah domisili itu? Dilansir dari Disdukcapil,
pindah adalah berdomisilinya penduduk di alamat yang baru dalam kurun waktu
lebih dari satu tahun atau berdasarkan kebutuhan dari individu yang bersangkutan
untuk waktu yang kurang dari satu tahun. Anda sebagai penduduk yang baik harus
melaporkan alasan mengapa Anda pindah kepada instansi pelaksana di daerah asal
Anda untuk mendapatkan sebuah keterangan pindah domisili.

2. Pentingnya Mengurus Surat Pindah Domisili di


KTP
Surat pindah domisili adalah salah satu persyaratan yang harus Anda lengkapi
apabila Anda ingin menyelesaikan banyak keperluan administratif. Peran surat
pindah domisili sama pentingnya dengan mempunyai sebuah KTP, karena tanpa
adanya KTP yang sesuai dengan alamat tempat tinggal Anda saat ini maka Anda
tidak akan bisa melakukan banyak keperluan yang bersifat penting. Seperti yang
dilansir dari Finansialku, beberapa keperluan administratif yang membutuhkan surat
pindah domisili adalah seperti:

• Pengurusan akta kelahiran


• Pelamaran pekerjaan
• Pendaftaran anak ke sekolah baru
• Pengurusan dokumen pernikahan
• Berbagai bentuk pengurusan dokumen legal yang lain

Apabila Anda yang sudah pindah ke daerah baru dan sedang mencari rumah baru
untuk ditinggali maka sudah seharusnya Anda tidak lupa untuk mengurus surat
pindah domisili di KTP untuk mempermudah Anda dalam mengurus kependudukan.
Inilah beberapa daftar properti dijual area Ibukota Jakarta kisaran Rp1 milliar.
3. Syarat-syarat Mengurus Surat Pindah Domisili
KTP
Setiap negara tentunya mempunyai peraturan dan persayaratan yang berbeda
dalam mengurus perpindahan. Ketika Anda memutuskan untuk berpindah tempat
tinggal dalam waktu yang lama ataupun secara permanen maka Anda diharuskan
untuk melakukan perubahan data alamat yang ada pada KTP Anda.

Namun, sebelum Anda bisa melakukan perubahan dan mengurus surat pindah
domisili ada beberapa persyaratan yang harus Anda penuhi terlebih dahulu. Inilah
beberapa persyaratan untuk mengurus surat pindah domisili KTP yang dilansir
dari Tirto:

1. Surat pengantar RT/RW setempat.


2. Surat pengantar pindah yang sudah diketahui dan distempel oleh Lurah dan
Camat.
3. Print keluaran Surat Keterangan Pindah WNI (SKPWNI) yang dikeluarkan
oleh Kantor Kecamatan.
4. Print keluaran Biodata WNI perorangan yang diterbitkan oleh Kantor
Kecamatan.
5. Pas foto berukuran 3x4 sebanyak 3 lembar.
6. Melampirkan fotokopi KTP.
7. Melampirkan Kartu Keluarga asli dan fotokopinya.

Setelah seluruh persyaratan sudah lengkap barulah Anda bisa melakukan


pengurusan dengan lancar dan benar.

4. Prosedur-prosedur Mengurus Surat Pindah


Domisili KTP
Agar Anda bisa melakukan pengurusan surat pindah domisili KTP maka di bawah ini
adalah beberapa prosedur yang harus Anda lalui agar proses pengurusan bisa
berlangsung dengan mudah dan benar:

a. Membuat Surat Pengantar RT/RW di Tempat Asal

Tahapan pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat surat
pengantar RT/RW. Siapkanlah Kartu Keluarga (KK) dan KTP asli Anda beserta
lembar fotokopinya. Mintalah surat pengantar dengan mengunjungi RT terlebih
dahulu dengan membawa Kartu Keluarga dan KTP Anda. Tuliskanlah alamat
domisili baru Anda pada lembar pengantar tersebut. Mintalah tanda tangan ketua
RW sebelum melanjutkan prosedur pembuatan surat pengantar pindah domisili.
b. Membawa Surat Pengantar ke Disdukcapil

Anda harus menyiapkan dokumen Surat Pengantar, Kartu Keluarga dan KTP Anda
yang asli dan fotokopi setiap kali mengunjungi kantor Kelurahan atau Kecamatan.
Pertama-tama, laporkan pada petugas kelurahan di domisili asal bahwa Anda ingin
pindah alamat dan menyerahkan seluruh berkas yang diperlukan.

Setelah itu Anda harus mengisi formulir permohonan perpindahan yang sudah
disediakan pada kantor Keluarahan. Anda akan mendapatkan surat keterangan
yang nantinya harus Anda teruskan pada kantor Kecamatan. Pada kantor
Kecamatan, Anda harus meminta tanda tangan Camat pada surat keterangan dari
kantor Kelurahan tersebut.

Terakhir, Anda harus datang menuju kantor Disdukcapil dan meminta agar bisa
diterbitkan surat keterangan pindah dengn melampirkan berkas persyaratan. Surat
keterangan pindah dari Disdukcapil harus Anda bawa pada alamat domisili yang
baru.
c. Mengurus Surat Keterangan Pindah di Alamat Baru

Proses pengurusan surat keterangan pindah ke alamat baru membutuhkan cara dan
persyaratan yang hampir sama dengan cara yang harus Anda lakukan pada daerah
asal Anda. Seluruh berkas yang sudah Anda buat pada daerah asal harus Anda
bawa semua dengan lengkap serta ikut melampirkan:

1. Surat pengantar RT/RW di alamat baru Anda


2. Surat domisili beserta fotokopi KTP tetangga terdekat dari rumah baru Anda.
Jika Anda menumpang pada rumah keluarga Anda atau orang lain maka
Anda harus turut melampirkan fotokopi KTP kepala rumah tangga pemilik
rumah yang Anda tempati saat ini.

d. Mengurus Surat Pindah di alamat Baru

Anda harus datang ke kantor Kelurahan dengan membawa seluruh berkas


persyaratan. Isilah formulir permohonan pindah datang yang sudah ditandatangani
oleh Kepala Desa atau Camat setempat. Bawalah formulir yang sudah
ditandatangani menuju CAPIL dan berikan kepada petugas agar bisa diperiksa dan
ditandatangani.

Barulah CAPIL akan mengeluarkan surat keterangan pindah datang yang bisa
dimanfaatkan sebagai KTP sementara Anda sebelum Anda mendapatkan KTP baru
yang diterbitkan oleh Disdukcapil setempat.

5. Fungsi KTP dalam Proses Pindah


Anda tidak akan bisa melakukan berbagai bentuk keperluan administratif tanpa
adanya KTP Anda sendiri. KTP akan menjadi sebuah identitas pribadi Anda yang
berisikan berbagai informasi Anda yang sangat penting. Dengan mempunyai KTP
maka proses pemindahan identitas Anda akan berjalan dengan lancar dan seluruh
data kependudukan Anda bisa tercatat secara legal dan sah di dalam Dinas
Kependudukan.

Semoga dengan mengetahui persyaratan dan cara dalam mengurus surat pindah
domisili membuat Anda bisa melakukannya sendiri dengan mudah. Pastikan agar
identitas yang Anda miliki adalah legal dan sesuai dengan alamat tempat tinggal
Anda.

Pencabutan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27


Tahun 2009 Tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan
Di Daerah Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penetapan Izin Gangguan Di Daerah

Anda mungkin juga menyukai