Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN TERARIUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs.N 1


MATARAM TAHUN AJARAN 2012-2013
Heri Irawan1, Muhlis2, A. Wahab Jufri2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
Email: rin.koyaki@yahoo.com

Abstrak: Media pembelajaran yang relevan pada suatu metode pembelajaran tertentu
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terarium merupakan media pembelajaran relevan
yang dapat dimanfaatkan pada materi pembelajaran ekosistem. Tujuan dari penelitian adalah
untuk menganalisis perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang belajar dengan
memanfaatkan media terarium dengan siswa yang belajar tanpa memanfaatkan media
terarium. Jenis Penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian Pre test and
Post Test Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di
MTs.N 1 Mataram yang berjumlah 308 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sample. Sampel penelitian berjumlah 66 siswa dengan kelas VII3 yang berjumlah
35 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII4 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas
kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa dan diberikan post-test setelah diberi perlakuan berupa penerapan
media terarium untuk kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pre-test
dan post-test kelas eksperimen masing-masing sebesar 61 dan 79,4 dan nilai rata-rata pre-test
dan post-test kelas kontrol masing-masing sebesar 67 dan 72,3. Berdasarkan perhitungan ujit
dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa
MTs.N 1 Mataram yang belajar dengan memanfaatkan media terarium dengan siswa MTs.N
1 Mataram yang belajar tanpa memanfaatkan media terarium tahun ajaran 2013.

Kata-kata kunci : media, terarium, hasil belajar kognitif

Abstract: A relevant media on appropriate instructional method used to improve


student learning achievement. Terrarium is a media that can be applied on teaching
ecosystems. The purpose of the research to analyze differences cognitive achievement
between students who learn using the terrarium and without using terrarium. This research is
a quasi experiment using Pre test and Post Test Group Design. The population in this
research are all students of 1st grade class in MTs.N 1 Mataram, amounting to 308 students
and the sample technique used purposive sample results whole class of 1st 3&4 grade,
amounting to 66 students as experimental and control class. The results showed the average
score of the pre-test and post-test experimental class, each for 61 and 79.4 and that of control
class respectively by 67 and 72.3. Based on t test can be concluded that there are differences
cognitive achievement between students who learn using the terrarium and without using
terrarium in academic year 2012/l3.

Keywords : media, terrarium, achievement, cognitive

1
PENDAHULUAN
Media pembelajaran memiliki dengan tujuan pembelajaran yang harus
banyak peranan dalam dunia dicapai. Salah satu upaya agar siswa
pendidikan diantaranya sebagai sumber belajar secara maksimal adalah
belajar untuk melatih siswa mengamati menerapkan suatu media pembelajaran
secara langsung sehingga akan menjadi yang sesuai pada metode pembelajaran
pengalaman belajar siswa yang tertentu. Suatu media pembelajaran
nantinya akan diingat dalam jangka yang inovatif dan kreatif yang dapat
waktu yang panjang. Melalui menumbuhkan semangat belajar dan
pengamatan tersebut seorang siswa memperkuat daya ingat siswa serta
akan mampu mengonstruksi atau melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam
membangun pemahaman atau pembelajaran dapat mencapai tujuan
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran. Media relevan yang
pengamatan tersebut yang akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber
akan berpengaruh pada peningkatan belajar yang menarik dan
motivasi dan hasil belajar. Sehingga menyenangkan serta dapat melatih
kesan menghafal materi dan siswa untuk mengamati maupun
pembelajaran yang membosankan mengonstruksi pemahaman akan
perlahan akan menghilang. pengetahuan yang diperolehnya
Media yang relevan pada sehingga dapat meningkatkan hasil
metode pembelajaran tertentu dapat belajar adalah terarium.
digunakan untuk mencapai tujuan Kristiani [2] menjelaskan
tersebut. Jufri [1] menjelaskan bahwa terarium pada awalnya dikenal dengan
para pakar pembelajaran berpendapat wardian case yang oleh penemunya
tidak ada model pembelajaran yang (Nathaniel Ward) digunakan untuk
lebih baik dari model yang lain penelitian di laboratorium dengan
sehingga pendidik perlu menguasai dan memanfaatkan tabung-tabung yang ada
menerapkan berbagai model di laboratorium dan pada penggunaan
pembelajaran untuk dapat memfasilitasi lebih lanjut digunakan sebagai
siswa belajar dengan maksimal sesuai miniature sebuah ekosistem. Sehingga

2
dapat disimpulkan bahwa terarium tembus pandang. Menurut Ariyanti [3]
merupakan suatu benda yang terdiri dari ukuran dan bentuk wadah kaca bisa
kaca transparan yang merupakan disesuaikan dengan tema, jenis dan
miniatur ekosistem dan biasanya volume tanaman serta penataannya
digunakan sebagai tempat pemeliharaan dalam wadah tersebut. Ia menambahkan
hewan atau tumbuhan yang ditujukan bahan-bahan yang disiapkan antara lain
untuk pengamatan atau penelitian dan media tanam yang berupa kerikil, pasir
beragam kebutuhan, seperti metode halus, arang, kompos dan moss.
bercocok tanam maupun dekorasi. Penggunaan terarium sebagai
Dapat dikatakan bahwa terarium media pembelajaran Biologi telah
merupakan biosfer buatan yang paling diusulkan sejak tahun 1992 oleh
alami karena fungsi biologis yang Ramey [4]. Ia mengusulkan agar
terjadi dalam terarium pun mirip terarium dapat dijadikan sebagai
dengan yang terjadi di alam. Sehingga media pembelajaran biologi dalam
terarium dapat juga dijadikan bahasan ekosistem. Menurut
laboratorium biologi mini. Terarium pendapatnya kebanyakan guru belum
menampilkan miniatur ekosistem dalam mengenal suatu alat untuk keperluan
media kaca. Terarium dapat pendidikan dalam mendemonstrasikan
mensimulasikan kondisi di alam yang kompleksitas dari fungsi ekosistem
sebenarnya. Misalnya terarium dapat seperti bagaimana hewan dan tumbuhan
mensimulasikan ekosistem gurun, tumbuh bersama dan saling
ekosistem padang pasir, ekosistem mempengaruhi atau berinteraksi satu
hutan hujan tropis dan bermacam- dengan yang lainnya. Usulannya
macam ekosistem lainnya. tersebut sepertinya tidak banyak
Pembuatan terarium digunakan oleh guru yang berada di
memerlukan alat dan bahan tertentu. Indonesia sehingga untuk mendapatkan
Salah satu bahan yang penting adalah suatu publikasi tentang penggunaan
wadah kaca yang akan digunakan. Terarium sebagai media pembelajaran
Wadah kaca tersebut harus memenuhi Biologi cukup sulit untuk didapatkan.
beberapa syarat, antara lain kuat dan

3
Publikasi tentang pemanfaatan merupakan makhluk hidup heterotrof
media terarium terhadap peningkatan dan dibedakan menjadi konsumen
hasil belajar biologi siswa belum primer, konsumen sekunder, konsumen
banyak tersedia. Suaibah [5], telah tersier dan konsumen kuartener.
meneliti tentang pemanfaatan terarium Komponen abiotik dalam ekosistem
dalam meningkatkan hasil belajar IPA meliputi kondisi fisik yang dapat
siswa sekolah dasar. Penelitian tersebut mendukung makhluk hidup sintas dan
memperlihatkan adanya peningkatan bereproduksi. Faktor abiotik tersebut
hasil belajar siswa secara optimal. meliputi suhu, salinitas, sinar matahari,
Peningkatan hasil belajar siswa iklim, bebatuan dan tanah.
diperlihatkan dari meningkatnya rata- Hubungan antara Terarium
rata perolehan nilai IPA dari 5,7 dengan ekosistem menggambarkan
menjadi 8,1. Berdasarkan kemiripan adanya berbagai macam interaksi
mata pelajaran tersebut, peningkatan eksosistem yang sesungguhnya antara
nilai menunjukkan adanya indikasi masing-masing komponen penyusun
bahwa terarium tersebut juga dapat eksositem, contohnya seperti tumbuhan
dijadikan sebagai media pembelajaran di dalam terarium sangat membutuhkan
Biologi pada siswa SMP kelas VII tanah untuk kelangsungan hidupnya,
dalam bahasan ekosistem hewan di dalam terarium sangat
Menurut Campbell [6] membutuhkan tumbuhan untuk
ekosistem merupakan komunitas mendapatkan oksigen dan berbagai
organisme di suatu wilayah yang terdiri jenis interaksi yang terjadi pada
dari.komponen biotik dan abiotik. masing-masing komponen. Menurut
Komponen biotik terdiri dari produsen, Sugiyarto [7] Terarium dapat
konsumen dan dekomposer. Produsen mensimulasikan kondisi di alam yang
meliputi makhluk hidup berhijau daun sebenarnya dalam media kaca tersebut.
dan dikenal sebagai autotrof karena Misalnya terarium dapat
mampu menyediakan kebutuhan mensimulasikan ekosistem gurun,
hidupnya sendiri atau mampu membuat ekosistem padang pasir, ekosistem
makanannya sendiri. Konsumen

4
hutan hujan tropis maupun ekosistem Mataram yang terdiri atas 6 kelas tahun
lainnya ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel
Kalif [8] menjelaskan menggunakan teknik Purposive Sample
kelebihan penggunaan terrarium karena beberapa pertimbangan dan
sebagai media pembelajaran pada tujuan sehingga didapatkan 2 kelas (VII
3
pokok bahasan ekosistem yang dimana dan VII 4) sebagai sampel dalam
di dalam terarium menggambarkan penelitian.
adanya interaksi yang kompleks antara Instrumen penelitian berupa
komponen-komponen tertentu pada soal test hasil belajar kognitif. Jenis soal
media yang sederhana dan dimulai dari pre-tes dan post-test yang digunakan
hal kecil tersebut siswa dapat memulai adalah soal dalam bentuk pilihan ganda
mengamati sehingga dapat yang disusun berdasarkan tujuan
mengembangkan kualitas berpikir siswa pembelajaran yang telah dirumuskan
yang berdampak pada hasil belajar dalam RPP pada pokok bahasan
kognitif siswa. Ekosistem. Tes hasil belajar ini dibuat
untuk mengetahui tingkat kemampuan
METODE PENELITIAN siswa dalam memahami materi yang
Jenis penelitian yang telah diberikan. Prosedur penelitian
digunakan adalah penelitian eksperimen terdiri dari tahap persiapan (pembuatan
semu (quasi experiment). Desain RPP, instrument, media dan uji
penelitian yaitu Pre-test and Post-test intsrumen), tahap pengembangan
Group Design seperti yang disajikan perlakuan dan uji hipotesis
pada Tabel 1 [9]. menggunakan uji perbedaan (ujit
pooled variance) untuk menguji tingkat
Tabel 1. Desain Penelitian signifikansi perbedaan antara hasil
Kelas Pretest Perlakuan Post test
Eksperimen Ya Ya Ya belajar kognitif siswa yang belajar
Kontrol Ya Tidak Ya menggunakan media terarium dengan
hasil belajar kognitif siswa yang belajar
Populasi dalam penelitian ini
tanpa media terarium.
adalah seluruh siswa kelas VII MTs.N 1

5
HASIL DAN PEMBAHASAN serius dalam mengerjakan soal-soal
Data hasil pemanfaatan pretest dibandingkan dengan kelas yang
terrarium sebagai media pembelajaran menggunakan media terarium.
terhadap hasil belajar kognitif siswa Distribusi frekuensi data nilai
MTs.N 1 Mataram tahun ajaran 2012- post-test kelas eksperimen dan kelas
2013 disajikan pada Tabel 2. kontrol tersebut disajikan dalam Tabel
3 dan Tabel 4.
Tabel 2. Data hasil belajar kognitif siswa
Kelas Pre- Post- N-gain
test test Tabel 3. Distribusi frekuensi kelas
Eksperimen 61 79,3 18,17 eksperimen
Kontrol 67 72,2 5,16
No Interval F
Uji kemampuan awal siswa 54-61 2
1
menggunakan ujit pada data Pre test 62-69 6
2
sehingga diketahui siswa pada kelas 70-77 7
3
yang menggunakan media terarium dan 78-85 10
4
kelas yang tidak menggunakan media
86-93 4
terarium memiliki kemampuan awal 5
94-100 6
yang berbeda yaitu kelas eksperimen 6
Jumlah 35
memiliki nilai rata-rata pre-test < nilai
rata-rata pre-test kelas kontrol (61 < 67)
Perbedaan tersebut dapat Berdasarkan Tabel 3 di atas

disebabkan oleh siswa yang tidak distribusi frekuensi di kelas eksperimen

belajar sebelum menghadapi pretest. berada pada rentangan nilai 54-100

Faktor lain yang menyebabkan dengan rincian nilai 54-61 sebanyak 2

perbedaan nilai belajar tersebut adalah siswa, nilai 62-69 sebanyak 6 siswa,

keseriusan siswa dalam mengerjakan nilai 70- 77 sebanyak 7 siswa, nilai 78-

soal-soal pretest. Selama kedua kelas 85 sebanyak 10 siswa, nilai 86-93

diberikan soal-soal pretest oleh peneliti, sebanyak 4 siswa dan nilai 94-100

peneliti mendapatkan kelas yang tidak sebanyak 6 siswa.

menggunakan media terarium lebih

6
Presentase distribusi nilai post- Berdasarkan Tabel 4 di atas
test kelas eksperimen disajikan dalam distribusi frekuensi di kelas eksperimen
Diagram lingkaran 1 di bawah ini: berada pada rentangan nilai 46-99
dengan rincian nilai 46-54 sebanyak 3
Diagram lingkaran 1. Data
nilai post-test kelas siswa, nilai 55-63 sebanyak 4 siswa,
eksperimen
nilai 64-72 sebanyak 7 siswa, nilai 73-
5,7%
54-61 81 sebanyak 10 siswa, nilai 82-90
17% 62-69
17% sebanyak 6 siswa dan nilai 91-99
70-77
11,4% sebanyak 1 siswa.
78-85
20%
28,5% Presentase distribusi nilai post-
86-93
94-100 test kelas kontrol disajikan dalam
Diagram lingkaran 2 di bawah ini:

Berdasarkan diagram lingkaran


1 di atas presentase terendah dimiliki Diagram lingkaran 4. Data
nilai post-test kelas kontrol
siswa pada rentangan nilai 54-61 yaitu
3,2% 9,6%
5,7% dan presentase tertinggi dimiliki 46-54

oleh siswa pada rentangan nilai 78-85 55-63


19,3% 12,9% 64-72
yaitu 28,5%.
22,5% 73-81
32,2%
82-90
Tabel 4. Distribusi frekuensi kelas
91-99
kontrol
No Interval F
46-54 3
1 Berdasarkan diagram lingkaran
55-63 4 2 di atas presentase terendah dimiliki
2
64-72 7 siswa pada rentangan nilai 91-99 yaitu
3
73-81 10 3,2% dan presentase tertinggi dimiliki
4
82-90 6 oleh siswa pada rentangan nilai 73-81
5
91-99 1 yaitu 32,2%.
6
Jumlah 31

7
Berdasarkan nilai rata-rata Tabel 3. Data uji-t menggunakan nilai
Gain-Score
post-test kedua kelas eksperimen dan t- t- tabel
kontrol (79,3 > 72,2) dapat diketahui Kelas ( ) (S2) hitung

bahwa rata-rata nilai hasil belajar Eksperimen 18 222 3.5 1.99


Kontrol 5 228
peserta didik mengalami kenaikan yang
cukup baik. Kenaikan hasil belajar Hasil ujit pooled variance
siswa tersebut didukung oleh adanya menggunakan nilai gain score
semangat para siswa yang antusias menyatakan bahwa thitung sebesar 3,5
untuk mengikuti jalannya pelajaran, dan t sebesar 1,99 dengan dk 64
tabel
terutama pada kelas yang menggunakan pada taraf kepercayaan 95% t hitung > t
media terarium yang dilatih untuk maka Ho ditolak dan Ha diterima.
tabel
mengamati dan membuat media Berdasarkan penghitungan tersebut
terarium sendiri dalam ukuran yang dapat disimpulkan bahwa ada
relative kecil. Melalui kegiatan tersebut perbedaan hasil belajar kognitif antara
siswa dapat dilatih untuk siswa MTs.N 1 Mataram yang belajar
memperagakan atau memperaktikkan dengan memanfaatkan media terarium
fase kognitif tingkat tinggi yaitu tingkat dan siswa MTs.N 1 Mataram yang
sintesis. Sedangkan pada kelas yang belajar tanpa memanfaatkan media
tidak menggunakan media terarium terarium tahun ajaran 2013.
siswa cenderung kurang berminat Penggunaan media terarium
mengikuti jalannya pelajara karena pada materi ekosistem memiliki
siswa lebih memilih mengerjakan dampak positif pada hasil belajar siswa.
kegiatan lain seperti mengobrol dengan Hal tersebut dapat diketahui dari adanya
teman sebangkunya dibandingkan perbedaan hasil belajar siswa yang
mengikuti kegiatan belajar. Hasil menggunakan media terarium dengan
penghitungan uji-t pada nilai gain score siswa yang tidak menggunakan media
disajikan pada Tabel 3. terarium. Perbedaan tersebut
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi yaitu

8
sebesar 79,3 dibandingkan dengan kelas Perbedaan nilai tersebut juga
kontrol sejumlah 72,25 . didukung oleh pendapat Kalif [8] yang
Perbedaan nilai tersebut terjadi menjelaskan dampak positif
karena pada kelas eksperimen siswa penggunaan terarium sebagai media
dilatih untuk mengamati interaksi yang pembelajaran pada pokok bahasan
terjadi pada masing-masing komponen ekosistem yang dimana di dalam
ekosistem yang terdapat di dalam terarium tersebut akan menggambarkan
terarium. Melalui pengamatan tersebut interaksi yang kompleks antara
siswa akan terlatih menjadi seorang komponen-komponen tertentu sehingga
pengamat yang melibatkan seluruh siswa akan dilatih untuk mengamati
indra yang terdapat dalam tubuh mereka komponen-komponen tersebut. Melalui
seperti melihat, menulis, dan berdiskusi. sebuah pengamatan yang melibatkan
Selain itu siswa juga dilatih untuk seluruh indra pada diri siswa, siswa
membuat terarium sendiri. Pada saat akan mendapatkan pengalam belajar
proses pembuatan terarium tersebut yang optimal sehingga berdampak pada
siswa dilatih untuk menentukan hasil belajar siswa itu sendiri.
komponen-komponen dalam terarium Setiawati [10] juga menuliskan
mereka masing-masing. Melalui hal bahwa penerapan media belajar berupa
tersebut siswa akan mendapatkan media teka-teki dapat membantu
pengalaman belajar yang berbeda meningkatkan efektivitas belajar pada
dengan kelas kontrol karena pada kelas siswa SMP kelas VIII. Media tersebut
eksperimen siswa akan memahami dapat meningkatkan minat belajar siswa
pola-pola interaksi dalam ekosistem yang mempengaruhi nilai akhir siswa.
buatan mereka sendiri. Kegiatan Suaibah [5] juga mendukung bahwa
observasi pada proses pembelajaran media dapat meningkatkan hasil belajar
dengan menggunakan media terarium siswa. Hal ini ia buktikan dengan
juga dapat memberikan berbagai adanya peningkatan rata-rata nilai
pertanyaan dalam diri siswa sehingga belajar siswa dari 5,7 menjadi 8,1
melatih siswa menemukan jawaban dengan menggunakan media terarium
sendiri . pada materi IPA.

9
Hal tersebut sejalan dengan mengamati dan membuat terarium
pemikiran Sagala [11] yang sendiri sehingga melalui proses tersebut
mengungkapkan bahwa siswa akan siswa dapat memahami tentang
mengalami kesulitan mengikuti ekosistem dan interaksi yang terjadi
kegiatan pembelajaran jika tidak pada masing-masing komponen yang
menggunakan media yang tepat. Selain terdapat dalam terarium. Pemanfaatan
itu Arsyad [12] mengemukakan terarium sebagai media pembelajaran
beberapa hasil penelitian yang dapat meningkatkan hasil belajar
menunjukkan dampak positif dari kognitif siswa pada kelas yang
penggunaan media sebagai bagian menggunakan media terrarium.
integral pembelajaran di kelas atau
DAFTAR PUSTAKA
sebagai cara pembelajaran langsung
diantaranya adalah pembelajaran [1]Jufri, A . W. 2013. Belajar dan
Pembelajaran Sains.
menjadi lebih interaktif dengan Bandung : Pustaka Reka
diterapkannya teori belajar dan prinsip- Cipta.
[2]Kristiani, A. 2002. Panduan praktis
prinsip psikologis yang diterima dalam membuat dan merawat
hal partisipasi siswa, umpan balik dan terarium agar tampil unik dan
menarik. Jakarta: Agromedia
penguatan. [3]Ariyanti, Nur. 2010. Cara Pembuatan
Terarium untuk pembelajaran
IPA SD. Makalah Pelatihan
KESIMPULAN Guru-guru SD. Jurusan
Berdasarkan hasil penelitian pendidikan biologi fakultas
matematika dan ilmu
dan pembahasan, dapat diperoleh pengetahuan alam universitas
beberapa kesimpulan yaitu ada negeri Yogyakarta

perbedaan hasil belajar kognitif antara [4]Ramey, A. Victor. 1992. Vivarium


siswa yang belajar menggunakan media for ecosystem teaching
purposes and recreational
terarium dengan siswa yang belajar observations. United Stated
tanpa menggunakan media terarium. Patens. Edition 19. Patens
Number 5.135.400.
Perbedaan hasil kognitif tersebut terjadi [5]Suaibah,Khodiatus. 2009.
karena pada kelas yang meamnfaatkan Penggunaan Media Terarium
untuk Meningkatkan Hasil
media terarium siswa dilatih untuk Belajar IPA Siswa Kelas II

10
SDN Nguling 02 Kecamatan [12]Arsyad, A. 2011. Media
Nguling Kabupaten Pembelajaran. Jakarta :
Pasuruan. Skripsi. Jurusan Rajawali Pers.
Kepenidikan Sekolah Dasar
dan Prasekolah. Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.

[6]Campbell, dkk. Biology. Edisi


Kedelapan. Jilid 3. Jakarta :
Erlangga.
[7]Sugiyarto, Lily. 2010. Struktur dan
Fungsi Terarium sebagai
Miniatur Ekosistem. Makalah
Pengabdian Pada
Masyarakat. (PPM Reguler) .
Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri
Yogyakarta
[8]Kalif, Will. 2001. Terarium as
learning tool for children.
Diakses dari :
http://www.stormthecastle.co
m/terarium/teaching-
terarium.htm Pada tanggal 20
Maret 2012.
[9]Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rajawali
Pers.
[10]Setiawati, endang. 2011.
Efektivitas penggunaan
media teka – teki silang
terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas viii smp
negeri 3 mataram .Skripsi.
Jurusan pendidikan mipa.
Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan. Universitas
mataram.
[11]Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan
Makna Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta

11

Anda mungkin juga menyukai