Makalah Model Pemb. Ips
Makalah Model Pemb. Ips
Disusun Oleh :
Sem. V/Pend.Sejarah/Kel-8
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji syukur kamiucapkankehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya dalam bentuk kesehatan dan kesempatan serta keterbukaan hati dan pikiran,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Model Pembelajaran IPS ini dengan baik
dan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu dengan tangan terbuka kami sangat mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran dari para pembaca ataupun pendengar untuk perbaikan
selanjutnya. Akhirnya, kami berharap mudah-mudahan tujuan penulisan makalah ini
dapat tercapai serta mendatangkan manfaat untuk kita semua.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. LatarBelakang....................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan
melalui pembelajaran terpadu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran?
2. Apa saja unsur model pembelajaran?
3. Apa saja kriteria model pembelajaran IPS?
4. Apa saja jenis model pembelajaranIPS?
5. Bagaimana implementasi model pembelajaran pada pembelajaran IPS?
C. Tujuan
1. Mendeskripsi pengertian model pembelajaran
2. Menyebutkan unsur model pembelajaran
3. Mendeskripsi kriteria model pembelajaran IPS
4. Menyebutkan jenis model pembelajaran IPS
5. Menjelaskan implementasi model pembelajaran pada pembelajaran IPS
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Eka Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Medan: Perdana Publishing, 2019), Hlm. 95
2 Udin S. Winataputra. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka. Jakarta. Hlm.
1
3 Wahab, Azis, Evaluasi Pengajaran IPS, (Bandung: Lab. Pengajaran IPS FKIPS IKIP Bandung,
1990), Hlm.1
3
model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model
pembelajaran yang diterapkan di kelas harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran yang akan diajarkan, ketersediaan
fasilitas dan media, sumber-sumber belajar, kondisi peserta didik atau tingkat
kemampuan peserta didik, dan alokasi waktu yang tersedia agar penggunaan model
pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan peserta
didik dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa belajar
akan lebih antusias dan mampu mengubah persepsi siswa terhadap mata pelajaran
IPS akan lebih positif.
4
Terdapat beberapa kriteria model pembelajaran IPS di MI yang didasarkan pada
tujuan pembelajaran IPS pada jenjeng Mi dan karakteristik peserta didik MI, antara
lain:5
1. Model yang akan diterapkan sedapat mungkin menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar, seperti kenampakan alam, koperasi, kantor kepala desa,
informasi kependudukan.
2. Dalam penerapan model harus didampingi nara sumber, mengingat kondisi
perkembangan mental peserta didik MI yang masih terbatas pada hal-hal yang
bersifat konkrit, berbeda dengan peserta didik pada jenjang yang lebih tinggi
3. Model yang akan diterapkan sedapat mungkin menjadikan peristiwa-peristiwa
sosial yang baru menjadi fokus pembelajaran yang berkaitan dengan materi IPS
yang akan diajarkan
4. Model yang diterapkan idealnya sedapat mungkin mendorong peserta didik
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun
mentalnya
5. Model yang diterapkan memungkinkan peserta didik menentukan konsep,
prinsip dan teknik interaksi dengan lingkungannya
6. Model yang diterapkan memiliki relevansi dengan kehidupan peserta didik
sehari-hari
7. Model yang diterapkan memberikan rasa aman dan senang kepada peserta didik
hingga dapat belajar dengan betah dan dapat merangsang berfikir kreatif.
5 Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar, Model Pembelajaran IPS Sekolah Dasar, (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Mutu
Pembelajaran IPS) 2003
5
lebih terfokus pada peningkatan kemampuan pendekatan individu dalam
berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis, bekerja sama
secara produktif. Model-model pembelajaran IPS yang dimaksudkan dalam kategori
model pembelajaran IPS adalah :6
1. Model Pencapaian Konsep.
Model ini dikembangkan oleh Jerome S Bruner, Jacqueline Goodrow dan
George Austin (1967) berdasarkan pada penekanan bahwa lingkungan penuh
dengan hal-hal yang berbeda dan mustahil dapat menyesuaikan diri dengannya
jika manusia tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk membedakan dan
mengelompokkan segala sesuatu itu kedalam kelompok-kelompok. Model ini
sengaja dirancang untuk membantu para peserta didik mempelajari konsep-
konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat
memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara
yang lebih efektif.
2. Model Berfikir Induktif Atau “Inductive Thinking”
Model ini dikembangkan oleh hilda taba (1966) dengan tujuan untuk
mendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan informasi,
menciptakan nama suatu konsep, dan menjajaki berbagai cara yang dapat
menjadikan peserta didik lebih terampil dalam menyikapi dan
mengorganisasikan informasi, dan dalam melakukan pengetesan hipotesis yang
melukiskan hubungan antar berbegai data. Model ini telah dimanfaatkan secara
meluas dalam berbagai bidang studi dalam kurikulum berbagai tingkatan
pendidikan.
3. Model Penelitian Atau “Inquiry Training”
Model ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962). Model ini
dirancang untu melibatkan para pelajar dalam proses penalaran mengenai
hubungan sebab akibat, dan menjadikan mereka lebih fasih dan cermat dalam
mengajukan pertanyaan, membangun konsep, dan merumuskan serta mengetes
hipotesis. Walaupun pada mulanya model ini digunakan dalam bidang ilmu-ilmu
alam, lebih jauh lebih diterapkan dalam bidang pengajaran ilmu sosial dan dalam
program latihan yang berisikan materi yang berdimensi personal dan sosial.
4. Model Memorisasi Atau “Memorization”
6 Eka Yusnaldi, op.cit, hlm. 97
6
Model ini dikembangkan oleh Pressley dan Levin (1981).Memorisasi adalah
teknik yang digunakan utuk menghapalkan dan mengasimilasikan sesuatu
informasi, guru dapat menggunakan model memorisasi ini untuk membimbing
penyampaian materi yang bertujuan agar para pelajar dapat dengan mudah
menangkap informasi baru. Di samping itu, guru dapat mengajarkan sarana yang
perlu di pilih untuk dapat digunakan oleh para pelajar untuk memperkuat proses
belajar perseorangan dan kelompok dalam mempelajari materi yang bersifat
informatif dan konseptual. Seperti halnya model yang lain, model ini juga telah
banyak dikaji, dan ternyata dapat digunakan dalam berbagai bidan studi terutama
bidang studi IPS yang memiliki pokok bahasan yang sangat luas dan bersifat
informatif dan cocol diterapkan untuk sasaran belajar pada berbagai tingkatan
usia.
7
akademis. Model ini telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai
bidang studi untuk berbagai tingkat usia.
8
kemiskinan dan kekuasaan. Selanjutya peserta didik menganalisis kasus-kasus
itu dan mengidentifikasi isu kebijakan pemerintah yang di perlukan serta
berbagai pilihan untuk mengatasi itu tersebut. Dengan berbagai penyesuaian,
model ini dapat di gunakan untuk berbagai bidang studi dengan berbagai
tingkatan usia.
8. Model Inkuiri Sosial
Model ini dikembangkan oleh Byron Massialas dan Cox (1966), atas dasar
kerangka konseptual yang sama dengan model penelitian ilmiah yang diterapkan
dalam bidang ilmu-ilmu alamiah dan model penelitian sosial dalam dalam
bidang ilmu-ilmu sosial.
8 Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group,
2014) Hlm. 175
9
Ketiga, kelas yang reflektif adalah menggunakan fakta-fakta sebagai bukti. Kelas
dianggap sebagai tempat membentuk dan tempat berlatih untuk melakukan inkuiri
ilmiah. Fakta fakta yang benar dalam menggunakan model ini memperoleh tempat
yang penting. Dengan berbagai penyesuaian, model ini dapat digunakan untuk
bidang studi dengan berbagai tingkatan usia.
Maka jenis-jenis model pembelajaran ini dapat disesuaikan dan diaplikasikan
pada kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran ini dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
10
mengajarkan Sejarah dan Geografi-Sosiologi. Jadi seorang guru Sejarah tidak
mengajar semua materi IPS atau guru Geografi tidak mengajar semua materi IPS
seperti dalam IPS Terpadu secara penuh.Penerapan pembelajaran IPS Setengah
Terpaduini didasarkan atas pertimbangan bahwa tidak semua guru IPS mau dan
mampu mengajarkan materi IPSyang lain. Untuk guru sejarah sebagian besar merasa
kesulitan untuk mengajarkan materi Geografi terutama yang berhubungan dengan
garis lintang, bujur, maupun dalam hitungannya. Akibatnya, guru Sejarah lebih
memilih mengajar materi Ekonomi atau Sosiologi. Sebaliknya, guru Ekonomi merasa
kesulitan untuk mengajarkan Sejarah, maka lebih senang mengajar materi Geografi
dan Sosiologi. Dengan demikian, penerapannya di setiap sekolah juga berbeda,
tergantung keberadaan guru IPS tersebut.
Pembelajaran IPS Tidak Terpadu Dalam implementasinya, pembelajaran IPS
dilaksanakan secara tidak terpadu, baik dari aspek guru, materi, maupun alokasi
waktu atau jam pelajaran. Pembelajarannya masih menggunakan model lama, dengan
mengacu pada kurikulum lama atau kurikulum sebelumnya.Seorang guru Sejarah
hanya mengajar materi Sejarah, seorang guru Ekonomi hanya mengajar materi
Ekonomi, demikian juga seorang guru Geografi hanya mengajar Geografi, kemudian
dimasukkan juga Sosiologi. Alokasi waktunya 2 jam untuk setiap materi pelajaran
(bidang studi). Dengan demikian, masih ada guru Sejarah, guru Ekonomi dan guru
Geografi.9
Jadi implementasi model pembelajaran IPS memiliki pelaksanaan yang berbeda
sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan baik itu melakukan pembelajaran
IPS Terpadu secara penuh, setengah terpadu, bahkan ada yang melakukan
pembelajaran IPS tidak Terpadu.
Beberapa contoh pengimplementasian model pembelajaran pada kegiatan
pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:10
1. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Merupakan konsep yang mengklasifikasi sesuatu kedalam kelompok-
kelompok yang memiliki atribut atau karakteristik tertentu. Penerapan model
pembelajaran pemerolehan konsep terdiri atas empat tahapan sebagai berikut:
9 Agung S Leo. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Implementasi Model Pembelajaran Ips Terpadu.
Vol. 18, Nomor 2, Juni 2012. Hlm:150-152. Diakses pada tanggal 28 November 2019 pukul 17.32 wib.
11
a) Guru mempresentasikan data kepada peserta didik dikelas
b) Guru menentukan strategi-trategi untuk mendorong peserta didik
menemukan konsep atau pemerolehan konsepdari peserta didik.
c) Pada tahapan ini peserta didik dengan bimbingan guru diajak mengkaji
jenis-jenis konsep yang telah diperoleh dengan menentukan atribut-atribut
pada setiap konsep yang telah diperoleh sesuai dengan usia dan
pengalamannya.
d) Pada tahapan ini, peserta didik diajak mencoba membentuk konsep-konsep,
sebab itu model ini disebut juga “concept formation” atau “concept
Learning” dan mengajarkan kepada yang lain untuk memperoleh konsep
melalui bermain.
2. Model Pembelajaran Bermain Peran
Penerapan model ini dimaksudkan agar peserta didik akan dapat memahami
dirinya dan orang lain dalam kehidupan masyarakat yang pada akhirnya dapat
berhubungan secara harmonis dengan dengan cara orang lain dalam masyarakat.
Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran bermain peran adalah:
a) Pemanasan (warming up)
b) Memilih partisipan
c) Menyiapkan pengamatan (obsever)
d) Menata panggung
e) Memainkan peran (manggung)
f) Diskusi dan evaluasi
g) Memainkan peran ulang (manggung ulang)
h) Diskusi dan evaluasi kedua
i) Berbagi pengalaman dan kesimpulan
3. Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi
Penerapan model pembelajaran ini dimaksud untuk melatih peserta didik
agar peka terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap
permasalahan, berani mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang
relevan serta mengajarkan peserta didik untuk menghargai orang lain. Langkah-
langkah penerapan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a) Guru memperkenalkan kepada peserta didik materi-materi dengan cara
membaca cerita.
12
b) Peserta didik mensistensikan fakta, mengaitkannya dengan isu-isu umum
dan mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat dalam kasus tersebut.
c) Peserta didik diminta untuk mengambil posisi (sikap atau pendapat)
terhadap isu tersebut dan menyatakan sikapnya.
d) Posisi (sikap/pendapat) peserta didik digali lebih dalam
e) Penentuan ulang posisi (sipak/pendapat) diambil peserta didik
f) Pengujian asumsi faktual yang mendasari sikap yang diambil peserta didik.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
mencapai efektifitasnya, menurut kesesuaian dengan setting waktu, tempat dan
subjek ajarnya.
Unsur model pembelajaran yaitu:
1. Syntax, langkah-langkah operasional pembelajaran
2. Sosial sistem suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran
3. Principles of reaction, menggambarkan seharusnya bagaimana guru
memandang, memperlakukan dan merespon siswa.
4. Support system, segala sarana, bahan, alat atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran.
5. Instructional, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang
disasar (instructional effects) dan hasil belajar yang diluar yang disasar
(narturant effects).
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kelemahan yang
menghambat tercapainya tujuan dari makalah ini. Maka pemakalah mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini demi kesempunaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
15
Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Pendidikan
Ganesha
Wahab, Azis. 1990. Evaluasi Pengajaran IPS. Bandung: Lab. Pengajaran IPS FKIPS
IKIP Bandung
Yusnaldi, Eka. 2019. Potret Baru Pembelajaran IPS. Medan: Perdana Publishing
16