Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar
Belakang........................................................................
B. Masalah ..................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................


A. Kualitas Air.........................................................................
B. Penyebab Krisis Air Bersih di Perkotaan...................................
C. Akibat Pencemaran Air..............................................................
D. Faktor-faktor Yang Menghambat Pelayanan PDAM ..............
E. Pelayanan Air Bersih ...............................................................
F. Konservasi Air Melalui Arahan Spasial sistem dan teknik drai-
nase ..........................................................................................
G. Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih .................................

BAB IV KESIMPULAN DAN


SARAN.................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, atas anugerah dan ridhonya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan judul PENYEDIAAN AIR
BERSIH LAYAK MINUM . Kami menyadari sepenuhnya penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materinya maupun dari segi teknis
penulisannya dengan segala kebesaran hati segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
berikut. Atas segala perhatian kami ucapkan terimah kasih
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi
syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan
radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan
adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air
bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
(wawan Kurniawan)
Kerusakan lingkungan telah menyebabkan sumber daya air di perkotaan
makin tercemar.Krisis air disebabkan pertumbuhan penduduk, lemahnya
pelayanan PDAM, dan pergantian musim yang kontras. Krisis air bersih
berpotensi menyebabkan konflik sosial, terutama ketika semakin banyak warga
miskin yang kehilangan akses terhadap air. (Maya Elvira)
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun
ketahun dengan luas lahan yang tetap juga akan mengakibatkan tekanan terhadap
lingkungan semakin berat. Berbagai aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan
menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air
sungai. (Hasnia)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang didirikan dengan maksud


untuk memberikan jasa pemerintah terhadap masyarakat. Pegawai Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sebagai abdi masyarakat dalam memberikan
pelayanan diharapkan mempunyai sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan
disiplin untuk tugas-tugasnya yang sesuai dengan keahliannya masing-masing,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan serta
memberikan kepuasan (Rini Febriani)
Analisis kinerja pelayanan dianalisis berdasarkan Kepmendagri No.47/1999
terhadap aspek keuangan, operasional dan administrasi. Analisis Analytic
Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menetapkan faktor dominan yang
mempengaruhi kinerja pelayanan air bersih (Nuryana ahmad)

Perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan


hunian sarana dan prasarana penduduknya.padahal luas wilayah relatif tetap.hal
ini penyebabkan tingginya ahli fungsi ruang terbuka menjadi terbangun.sehingga
apabila terjadi hujan,selalu terdapat genangan. (Awaliana Kandow)

Saat ini sangat sulit bagi beberapa masyarakat dibeberapa daerah di


Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk penyediaan air bersih adalah dengan menggunakan sumber
air yang ada, salah satunya dengan air laut.(Mustakin Djiha)

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana kualitas air bersih dan air minum yang memenuhi syarat ?
2. Bagaimana permasalahan air diperkotaan ?
3. Bagaimana akibat pencemaran air ?
4. Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Bagaimana pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Bagaimana mengurangi genangan air tanpa menghambat pembangunan ?
7. Bagaimana pengolahan air laut menjadi air bersih?

C. TUJUAN
1. Mengetahui kualitas air bersih dan air minum yang memenuhi syarat ?
2. Mengetahui permasalahan air diperkotaan dan solusinya ?
3. Mengetahui akibat pencemaran air ?
4. Mengetahui Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pelayanan perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) kepada pelanggan?
5. Mengetahui pelayanan penyediaan air bersih yang baik ?
6. Mengetahui cara mengurangi genangan air tanpa menghambat pembangunan ?
7. Mengetahui cara pengolahan air laut menjadi air bersih?
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas Air

Menurut Permenkes 492 tahun 2010, air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif
dimana persyaratan tersebut tercantum dalam parameter wajib dan parameter
tambahan. Sedangkan pada Permenkes no 416 tahun 1990, di atur tentang
persyaratan air bersih. Di dalam Permenkes tersebut, ada puluhan jenis parameter
yang diatur. Tiap jenis parameter diatur berbeda untuk air minum dan air bersih.
Secara fisik, keduanya tidak boleh berbau dan tidak boleh berasa. Untuk warna
diukur dengan skala TCU (True Color Unit), maksimal: air bersih 50 TCU, air
minum 5 TCU. Kekeruhan diukur dengan skala NTU (Nephelometric Turbidity
Unit), maksimal: air bersih 25 NTU, air minum 5 NTU. Dengan mata telanjang,
kedua skala ini sama sekali tidak dapat dibedakan. 50 TCU dan 5 TCU sama-sama
terlihat tidak berwarna. 5 NTU dan 25 NTU sama-sama terlihat jernih. Dan
puluhan parameter kimia lainnya seperti nitrat, amoniak, logam berat, pestisida
juga cenderung hampir sama nilainya.
Dari persyaratan Mikrobiologi (bakteri),Air minum itu harus bebas
bakteri dan virus. Keberadaan makluk asing ini tidak bisa bisa ditoleransi, karena
air minum itu untuk konsumsi langsung dan langsung terkait dengan kesehatan.
Teknologi membunuh bakteri inilah yang membuat perbedaan cara pandang
tentang air minum. Kalau dulu dimasak sampai mendidih, sekarang tidak perlu
lagi. Sudah ada teknologi ultra filtrasi, reverse osmosis sebagaimana dipakai oleh
air minum dalam kemasan (AMDK). Supaya lebih meyakinkan, digunakan lagi
disinfektasi sinar ultra violet, ozonisasi, walaupun masih banyak yang pakai
klorinasi. Keluar dari proses, tidak ada lagi mikroba yang bisa hidup, jadilah air
minum. Untuk Air bersih masih dibolehkan ada bakteri.Dalam 100 mL (kira-kira
setengah gelas) masih boleh ada 10 bakteri, kalau airnya itu air kran,dan kalau
bukan air kran boleh sampai 50 bakteri. .
B. Penyebab Krisis Air bersih di Perkotaan
Ada berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di indonesia.
Pertama, permasalahan kependudukan. Faktor-faktor yang terkait dengan
penurunan kualitas air diantaranya : (1)Laju pertambahan dan perpindahan
penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi; (2) Penggunaan lahan yang tidak
memperhatikan konservasi tanah dan air. Pembangunan gedung-gedung di kota
besar banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan
terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan kedalam tanah; (3)
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktifitas domestik, industri, erosi,
dan pertanian; dan (4) Eksploitasi tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh
gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen,
pengusaha loundry, dan bangunan lainnya.
Kedua,masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok Indonesia.
Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000
baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti bahwa sekitar 119 juta
penduduk belum memiliki akses terhadap air bersih.
Pada saat ini, kinerja pelayanan air bersih dikawasan perkotaan masih sangat
kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil.
Sebagai contoh, Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, pada
tahun 2012 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 61,06%
(PDAM Propinsi DKI jakarta,2012).
Ketiga, pergantian musim yang menyebabkan pasokan air tidak merata.
Pergantian antara musim hujan dan musim kemarau di indonesia terlihat menjadi
sangat kontras dimana pada musim hujan terjadi banjir tapi pada saat musim
kemarau terjadi krisis air bersih. Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan
perkotaan yang kontras pada kedua musim. Ironisnya, di tengah ancaman
kelangkaan air tersebut, potensi hujan di Jakarta yang mencapai 2.000 juta
m³/tahun tidak terserap optimal karena hanya 26,6% yang terserap ke dalam tanah
dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut.
Sudah saatnya, pengelolaan air bersih di perkotaan dilakukan secara integratif.
Bank Dunia misalnya, memperkenalkan pendekatan manajemen air perkotaan
terintegrasi (integrated urban water management/IUWM), di mana para pembuat
kebijakan didorong untuk mengadopsi pandangan yang holistik, seperti apakah
penggunaan air dan irigasi di hulu berdampak kepada ketersediaan dan kualitas air
di hilir.
Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat menjadi contoh
keberhasilan pemerintah daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi di
Indonesia. Karena prestasinya itu, kota ini mendapatkan anugerah Indonesia
Millennium Development Goals Awards 2011 kategori akses ke air minum layak
dan sanitasi dasar. Sebagai daerah yang sangat peduli dengan air bersih dan
sanitasi, Payakumbuh mampu melampaui target pencapaian MDGs yang telah
disepakati 190 negara anggota PBB, 2009 lalu. Akhir Desember 2011, cakupan
pelayanan air bersih di Payakumbuh dari PDAM mencapai 93,4%. Padahal, target
air bersih perkotaan dalam MDGs 2015 hanya 80%.
Dalam beberapa tahun terakhir, Payakumbuh di bawah Walikota
Josrizal Zain berkomitmen dalam mewujudkan pembangunan air minum dan
sanitasi. Sejak 2006 Payakumbuh menjadi salah satu kota yang mengikuti
program ISSDP (Indonesia Sanitation Sector Development Program). Di samping
itu, Payakumbuh juga menjadi salah satu inisiator terbentuknya Aliansi Kota
Peduli Sanitasi (AKOPSI).
Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang
dapat dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di antaranya:
(1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang
ketat;
(2) Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai kewajiban
penyediaan lahan terbuka;
(3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai
pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air;
(4) Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air bersih; dan
(5) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat
meningkatkan cadangan air tanah.(Maya Elvira)
C. Akibat Pencemaran Air
Pencemaran air berdampak luas,misalnya dapat meracuni sumber air
minum, meracuni hewan, keseimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiata pertanian) telah menyebabkan
pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan
pertumbuhan ini menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air,menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan
akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas empat kelompok,yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan

C.1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan


menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut, sehingga mengakibatkan
kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara


alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air
limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi
kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

C.2. Dampak terhadap kualitas tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
C.3. Dampak terhadap kesehatan

Peranan air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam


antara lain :

a. Air sebagai media untuk hidup mikroba phatogen


b. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri.
d. Air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

C.4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan


perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan. Masalah limbah lemak juga dapat mengurangi estetika loingkungan.

Solusi Penanggulangan terjadinya pencemaran air

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita
dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,
sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang kedalam air sungai,
danau ataupun kedalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air dilingkungan
tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat
merupakan makanan bagi tanaman air seperti eceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah
logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam
berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan
tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam
jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan
karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak
terjadi penumpukan logm-logam berat, maka limbah industri hendaknya
dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Sampah padat dari rumah
tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk
dapat digunakan sebagai pupuk.

D. Faktor-faktor yang menghambat pelayanan PDAM


Perusahaan Daerah Air Minum menurut Adam Idris (2007:2) merupakan
satu-satunya perusahaan yang memonopoli produksi air minum secara massal. Oleh
karena itu, perusahaan air minum harus selalu meningkatkan kinerja agar kualitas air
yang diproduksi sesuai dengan harapan pelanggan, namun dalam pelaksanaannya
terkadang ditemukan hambatan-hambatan, antara lain :
a. Faktor penghambat internal
Pada poin penghambat internal dalam hal pelayanan PDAM kepada pelanggan
yakni, kurangnya sumber air baku, pipa distribusi yang sudah tua, kurangnya
pegawai, hal ini menjadi faktor penghambat internal.
b. Faktor penghambat eksternal
Dari hasil penelitian ini diketahui faktor penghambat eksternal yang yang ada
yaitu dari segi faktor alam yang kadang kala kemarau sehingga mempengaruhi
jumlah air baku yang digunakan PDAM untuk pasokan kepada pelanggan,
kemudian penggunaan mesin hisap yang dapat merugikan pelanggan dan
PDAM itu sendiri, pemadaman listrik oleh PLN juga turut andil dalam proses
pelayanan, apalagi pada saat pembayaran rekening tagihan.

Solusi
Di adakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air dapat mengalir
dengan lancar,dan lebih ditingkatkan lagi proses pelayanan PDAM nya sehingga
apa bila warga setempat melaporkan kejadian mengenai kerusakan pada pipa atau
saluran air dapat diperbaiki dengan cepat tanpa menunggu berhari-hari baru
kemudiaan diperbaiki.mengginggat air merupakan salah satu faktor utama
kebutuhan manusia yang sangat penting dan dibutuhkan setiap hari. (Rini
Febriani)

E. Pelayanan Air Bersih


Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2006:674) adalah sebagai buah
perbuatan yang diperlukan oleh orang lain. Selanjutnya menurut Moenir
(2005:7)adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung. Menurut Boediono (2003 : 60) Pelayanan adalah suatu proses bantuan
kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dengan
hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Dalam arti
kata lain, maka diperlukanlah bantuan orang lain untuk memberikan jasa atau
layanan, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan. Proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah yang dinamakan pelayanan. (rini)
Mekanisme exit berarti bahwa jika pelayanan publik tidak berkualitas
maka konsumen/klien harus memiliki kesempatan untuk memilih lembaga
penyelenggara pelayanan publik yang lain yang disukainya.
Mekanisme voice berarti adanya kesempatan untuk mengungkapkan
ketidakpuasan kepada lembaga penyelenggara pelayanan publik.
Hirschman (dalam Jones, 1994) menjelaskan bahwa mekanisme exit biasanya
terhambat oleh beberapa faktor seperti :
1. Kekuatan pemaksa dari negaara;
2. Tidak adanya lembaga penyelenggara pelayanan publik alternative; dan
3. Tidak adanya biaya untuk menciptakan lembaga penyelenggara pelayanan
publik alternative.
Sedangkan mekanisme voice biasanya tidak efektif karena :
1. Pengetahuan dan kepercayaan terhadap mekanisme yang ada;
2. Aksesibilitas serta biaya untuk mempergunakan mekanisme tersebut.
Teori exit dan voice ini sejalan dengan teori publik klasik yang menyatakan
bahwa kekuasaan cenderung untuk korup/disalahgunakan , sedangkan kekuasaan
yang absolute sudah pasti akan disalahgunakan.
Dengan demikian untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik diperlukan
adanya kesetaraan posisi tawar antara konsumen/klien dengan lembaga
penyelenggara pelayanan. Secara teoritis kesetaraan posisi tawar ini akan dapat
dicapai dengan cara :
1. Meningkatkan posisi tawar klien/konsumen, atau dengan kata lain
memberdayakan klien.
2. Mengontrol kewenangan/kekuasaan lembaga penyelenggara pelayanan publik
(Nuryana Ahmad)
Berikut ini Sasaran,Strategi dan kebijakan yang diterapkan oleh Kabupaten
/Kota yang diharapkan dapat meningkatkan Mutu pelayanan PDAM.
A. Sasaran
1. Peningkatan pelayanan PDAM Kabupaten / Kota meliputi beberapa
sasaran antara lain :

 Menambah kemampuan kapasitas produksi.


 Perbaikan dan Pengembangan jaringan distribusi.
 Pengembangkan atau perluasan sistem pembayaran rekening air secara
online.
 Penanganan pengaduan secara Santun, Bermartabat dan Sigap dalam
pelayanan.
 Pengembangan sistem pembacaan meter air dengan telepon seluler.
 Sosialisasi Pelayanan terhadap pelanggan.

2. Full Cost Recovery

Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk


didalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat
memperbaiki atau mengganti peralatan peralatan sistem produksi dan distribusi.

3. Pelayanan Prima

 Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via web site


 Info Pelayanan dan Tagihan Rekening Air via Touchscreen di Ruang
Pelayanan
 Info Pengaduan, Lapon Stand dan Tagihan via SMS "PASTI"
 Info Biaya Sambungan Rumah untuk Calon Pelanggan via SMS
BROADCAST
 Pembayaran Rekening Air melalui auto debet
 Pembayaran Rekening Air melalui Sistem Online Payment Point (SOPP)
 Menyiapkan Jalan Subita dan sekitarnya sebagai percontohan kawasan air
siap minum
 Air Minum Otomatis (AMO) meliputi : Kantor Pelayanan PDAM Kota
Denpasar, Jalan Segara Ayu Sanur, Lapangan Pututan Badung - Denpasar,
Lapangan Puputan Renon - Denpasar dan Lapangan Taman Kota -
Denpasar. serta Kantor Pelayanan Publik Kota Denpasar.
 Pengaliran air secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta layanan
pelanggan yang Santun, Bermartabat dan Sigap dalam Pelayanan.

B. Strategi

1. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi


2. Peningkatan kualitas pelayanan
3. Pengembangan sumber daya manusia
4. Peningkatan pendapatan perusahaan

C. Kebijakan

1. Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan


2. Sharing PDAM dengan Pemerintah Kota, Propinsi dan Pemerintah Pusat
dalam Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku serta perbaikan
dan pengembangan jaringan pipa distribusi.
3. Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
5. Efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan
6. Peningkatan kesejahteraan karyawan

F. Konservasi air melalui arahan spasial sistem dan tekhnik drainase

Genangan air merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi


dibeberapa daerah, apabila kondisi ini tidak diarahkan,maka akan menggangu
siklus hidrologi dan penataan air akan menimbulkan daya rusak bagi sarana
prasarana terbangun serta menimbulkan penurunan kesehatan apabila sampai
terjadi genangan yang masuk kebangunan hunian.

Disamping itu fungsi penataan ruang menjadi tidak bersinergis dengan


fungsi konservasi air.Strategi yang diperlukan adalah:

1. Perlu perbedaan antara saluran drainase yang mengalirkan air limbah rumah
tangga dengan saluran drainase yang menampung dan memfasilitasi jalannya
air untuk mengalir ketempat yang lebih rendah bagi air hujan.
2. Membuat sumur resapan individu pada bangunan hunian menengah,hunian
besar bangunan sarana perdagangan dan jasa,bangunan fungsi industri dan
pergudangan,serta bangunan sarana pendidikan dan kesehatan.sumur resapan
individu menampung air hujan yang jatuh pada atap bangunan,dihubungkan
dengan talang menuju kesumur resapan agar air tertampung mempunyai
keleluasaan meresap dan memberikan imbuhan bagi air tanah.
3. Sebagai fungsi konservasi air.khusus untuk bangunan kesehatan,perlu
dilengkapi dengan Instalasi pengolah air yang berfungsi mengolah air kotor
menjadi air yang siap dilepas keseluruh drainase umum.
4. Membuat sumur resapan kolektif pada bangunan hunian sangat kecil dan
bangunan kecil/sederhana.sumur resapan kolektif menampung air hujan pada
beberapa atap bangunan yang kemudian dihubungankan dengan talang
menuju kesaluran resapan air hujan.
5. Sumur resapan juga dibuat untuk menampung air hujan yang jatuh
kejalan,sehingga kesempatan air untuk meresap terwadahi.
6. Penataan pengawasan,dan pemberian insentifdisinsetif.agar memiliki
perhatian lebih pada pembuatan utilitas saluran drainase dan fungsinya agar
meringgankan beban pemerintah dalam menyediakan prasarana kawasan
perkotaan.
7. Pemisahan antara saluran drainase dengan saluran irigasi.hal ini sangat
prinsip,menggigat saluran drainase memilki kapasitas yang semakin besar
kearah hulu,sedangkan saluran drainase memiliki kapasitas yang semakin
besar kearah hilir.sehingga memiliki fungsi yang bertolah belakang.
8. Semaksimal mungkin saluran air hujan tidak ditutup bangunan,melainkan
ditutup ram besi,sehingga memberikan kontribusi positif dalam menampung
air hujan.saluran yang boleh ditutup bangunan adalah saluran drainase air
limbah,tetapi tidak sepanjang saluran ditutup.
9. Memberikan jalur pengarah aliran air menuju saluran air hujan,semacam inlet
pengarah,agar air mengalir menemukan jalannya menuju saluran penampung
air hujan,dimana saluran dimaksud adalah saluran pracetak berlubang agar
peresapan air hujan tetap berfungsi.
10. Membuat kolam resapan bagi perumahan bagi perumahan formal pada
topografi cekungan sehingga,air hujan jatuh dijalan lingkungan perumahan
formal mengalir menuju kolam resapan. (Awaliana Kandow)

G. Pengolahan air laut menjadi Air bersih


Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah-tengah lautan
merupakan salah satu daerah yang miskin akan sumber air bersih, sehingga
menimbulkan masalah mengenai pemenuhan kebutuhan air bersih. Umumnya,
daerah-daerah tersebut sumber airnya yang secara kuantitas tidak terbatas adalah
air laut, namun dalam kualitas sangat buruk karena banyak mengandung kadar
garam atau TDS (Total Dissolved Solid) oleh karena perlu dilakukan proses untuk
menjadi air bersih.(Mustakin Djiha)
Salah satu teknologi saat ini yang dapat digunakan yaitu teknologi
Reverse Osmosis. Teknologi pengolahan ini telah dipakai di beberapa negara dan
berfungsi untuk memasok kebutuhan air tawar untuk kota-kota di daerah tepi
pantai yang langka akan sumber air tawar, sehingga diharapkan sistem reverse
osmosis ini nantinya dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
kurangnya sumber air tawar di daerah pesisir di Indonesia. Tekhnologi ini belum
bisa diterapkan secara merata karena kendala pembiayaan yang tinggi untuk
pengadaan alatnya, karena itu perlu peran pemerintah daerah.
Teknologi lebih sederhana yang lebih murah dari sisi pendanaan juga
dapat di jadikan alternatif yaitu metode penyaringan/filtrasi dengan menggunakan
batu zeolit, dan ada juga yang menggunakan arang dan sekam padi pada proses
penyaringannya.
Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir
memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan
teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak
memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya. Perencanaan yang baik
dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari fasilitas pengolahan air ke
rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar penyediaan air bersih dapat
dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan produk yang dihasilkan dapat
dijangkau oleh penduduk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum persyaratan fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu
harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dari aspek
kimiawi, air tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi
serta logam berat (misalnya Hg,Ni,Pb,Zn, dan Ag) ataupun zat beracun seperti
senyawa hidrokarbon dan detergen. Sedangkan dari aspek biologis air minum
tidak boleh mengandung bakteri sedangkan air bersih non perpipaan masih
diperbolehkan 50 kuman per 100 ml air dan air perpipaan 10 kuman per 100 ml
air.
2. Belajar dari pengalaman Kota Payakumbuh, ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah daerah lainnya di Indonesia, di antaranya:
(a) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang
ketat;
(b) Pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai kewajiban
penyediaan lahan terbuka;
(c) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai
pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna
air;
(d) Setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air bersih;
dan
(e) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat
meningkatkan cadangan air tanah
3. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktifitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah
sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang kedalam
air sungai, danau ataupun kedalam selokan
4. Dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pelayanan penyediaan air oleh
PDAM, perlu diadakan perbaikan pada sumber air PDAM agar air dapat
mengalir dengan lancar,dan lebih ditingkatkan lagi proses pelayanan PDAM
nya sehingga apa bila warga setempat melaporkan kejadian mengenai
kerusakan pada pipa atau saluran air dapat diperbaiki dengan cepat
5. Peningkatan pelayanan PDAM dapat ditingkatkan melalui analisa masalah di
tempat PDAM itu berada,serta menentukan sasaran,strategi dan kebijakan yang
berorientasi untuk meningkatkan pelayanan PDAM pada masyarakat sekaligus
mensejahterakan pegawai PDAM itu sendiri.
6. Perlu disinergikan antara penataan kawasan yang bersifat fisik pembangunan
dengan konservasi air, sehingga tercipta penataan ruang daratan dengan
memberikan ruang yang semestinya bagi air untuk dapat masuk secara
maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasi atau peresapan, agar
pembangunan(penambahan ruang terbangun) tidak menimbulkan genangan.
Secara spasial, teknologi drainase yang diperlukan yaitu drainase ramah
lingkungan. Eko-drainase ini merupakan kombinasi atara pola detensi
(penampungan sementara) dan pola retensi (meresapkan).
7. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir memiliki
tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan
teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak
memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya
B. Saran

Saran bagi Pemerintah

Dengan kewenangannya,disarankan mulai menetapkan aturan terkait sinergitas


antara penerapan rencana tata ruang sehingga dapat mencegah terjadinya krisis
air bersih dikemudian hari serta perlunya PDAM untuk meningkatkan
pelayanannya dengan menetapkan sasaran,strategi dan kebijakannya.
Saran bagi masyarakat

Masyarakat mengetahui ciri-ciri air yang memenuhi syarat sehingga terhindar


dari penyakit yang ditularkan melalui air serta tidak menambah terjadinya
bahan pencemar dengan cara tidak membuang sampah rumah tangga kedalam
air sungai, dan ataupun kedalam selokan
DAFTAR PUSTAKA

Wawan Kurniawan, 2013. Kualitas Air Minum, Makalah Kesehatan

lingkungan,Luwuk

Maya Elvira, 2013. Problem Air Bersih di Perkotaan : Makalah Kesehatan

Lingkungan,Luwuk

Hasnia minggu, 2013. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran

Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal ;

jurnal,Luwuk

Rini, 2013. Pelaksanaan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kepada Pelanggan di Kelurahan Tanjung Harapan Kec.Samboja

Kab.Kutai Kartanegara; Makalah

Nuryana Ahmad, 2013. Pelayanan Air Bersih ; Makalah.

Awaliana Kandow, 2013.Konservasi Air Melalui Arahan Spasial sistem

dan Teknik Drainase ; Makalah

Mustakin Djiha, 2013. Studi Kelayakan Perencanaan Bangunan

Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Wisata Bahari Lamongan ; Jurnal

Anda mungkin juga menyukai