J Kim 5 1 4
J Kim 5 1 4
net/publication/291335710
CITATIONS READS
7 10,446
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ni Putu Diantariani on 21 January 2016.
Ida Ayu Gede Widihati, Ni Putu Diantariani, dan Yuliana Farhatun Nikmah
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang fotodegradasi metilen biru dengan sinar UV dan katalis Al2O3. Penelitian
ini meliputi penentuan berat katalis Al2O3 optimum, pH optimum, waktu radiasi optimum, dan efektivitas
fotodegradasi metilen biru pada kondisi optimum. Degradasi metilen biru dianalisis dengan spektrofotometer UV-
Vis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang diperoleh, yaitu berat katalis Al 2O3 sebesar 40
mg, pH optimum 11, dan waktu radiasi optimum oleh sinar UV adalah 4 jam. Efektivitas dari proses fotodegradasi
metilen biru pada kondisi optimum adalah (30,22 ± 1,17)%.
ABSTRACT
The research was conducted to observe the photodegradation of methylene blue by UV light and Al2O3
catalyst. The research determinated the optimum Al2O3 catalyst weight, the optimum pH, the optimum radiation
duration and the effectivity of photodegradation at optimum conditions. Degradation of methylene blue were
analyzed by UV-Vis spectrophotometer.
The results showed that the optimum Al2O3 catalyst weight was 40 mg the optimum of pH was 11, and the
optimum of radiation duration was 4 hours. The effectivity of photodegradation was (30.22 ± 1.17)%.
31
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
telah banyak dilakukan, akan tetapi hasilnya dihasilkan persentase degradasi zat warna
kurang efektif. Metode adsorpsi kurang efektif sebesar 94,67%.
karena zat warna yang diadsorpsi terakumulasi Aluminium oksida (Al2O3) juga
dalam adsorben sehingga dapat menimbulkan merupakan salah satu bahan fotokatalis yang
masalah baru (Wijaya, et al., 2006). Metode perlu dipelajari dalam penelitian, karena Al2O3
lumpur aktif juga kurang efektif karena beberapa memiliki energi band gap (Eg) sebesar 6,52±0,10
jenis limbah zat warna memiliki sifat yang eV (Yu, et al., 2002). Penelitian Dhamayanti, et
resisten untuk didegradasi secara biologis al. (2005) tentang fotodegradasi methyl orange
(Nandiyanto, 2008). Banyaknya kelemahan dari menggunakan Fe2O3-montmorillonit dan sinar
pengolahan limbah yang telah dilakukan, maka UV, menyatakan bahwa kemampuan
sebagai alternatif dikembangkan metode fotokatalitik dalam mendegradasi zat warna akan
fotodegradasi dengan menggunakan lebih besar apabila harga Eg-nya. Selain itu,
semikonduktor fotokatalis dan sinar ultraviolet. penelitian Wibowo, et al. (2007) menggunakan
Penelitian Fatimah, et al. (2006) tentang TiO2 katalis dan pendukung katalis γ-Al2O3 untuk
yang terdispersi pada zeolit alam dan aplikasinya studi reaksi konversi katalisis 2-propanol. Al2O3
untuk fotodegradasi congo red, menyatakan dan γ-Al2O3 banyak digunakan karena memiliki
bahwa metode fotodegradasi merupakan metode luas permukaan yang besar (150-300 m2/g) serta
yang relatif murah dan mudah diterapkan. memiliki sisi aktif yang bersifat asam dan basa.
Metode fotodegradasi ini dapat menguraikan zat Dalam proses fotodegradasi, pH
warna menjadi komponen-komponen lebih berperan untuk mengkarakterisasi jenis limbah
sederhana yang lebih aman bagi lingkungan zat warna tekstil dan menghasilkan radikal
(Wijaya, et al., 2006). Berdasarkan penelitian hidroksi. Radikal hidroksi ini memiliki
Dhamayanti, et al. (2005) tentang fotodegradasi kereaktifan yang tinggi dalam mengoksidasi
methyl orange menggunakan Fe2O3- reagen sehingga dengan meningkatnya jumlah
montmorillonit dan sinar UV, penggunaan radikal hidroksi maka semakin banyak zat warna
semikonduktor fotokatalis memiliki beberapa yang terdegradasi. Oleh karena itu, pengaruh pH
keunggulan di antaranya adalah dapat melakukan dalam proses fotodegradasi limbah tekstil perlu
mineralisasi total terhadap polutan organik, dipelajari (Ali and Siew, 2006). Jumlah katalis
biayanya murah, prosesnya relatif cepat, tidak yang digunakan juga perlu dipelajari karena
beracun, dan punya kemampuan penggunaan penambahan jumlah katalis akan meningkatkan
jangka panjang. reaksi fotokatalisis. Akan tetapi penambahan
Bahan fotokatalis yang digunakan dalam katalis yang berlebih dapat menurunkan aktivitas
metode fotodegradasi merupakan suatu katalis dalam membentuk radikal hidroksi
semikonduktor, seperti : TiO2, ZnO, dan Al2O3. (Qourzal, et al., 2009). Selain pH dan jumlah
Aktivitas fotokatalis akan meningkat dengan katalis, juga dipelajari waktu radiasi oleh sinar
diserapnya sinar UV, sehingga dihasilkan UV pada proses fotodegradasi. Bertambahnya
elektron dan hole (Wahi, et al., 2005). Hole waktu radiasi pada proses fotodegradasi, akan
merupakan lubang positif yang disebabkan oleh meningkatkan jumlah zat warna yang
perpindahan elektron. Elektron dan hole terdegradasi. Hasil proses fotodegradasi zat
merupakan spesies terpenting untuk memulai warna akan menghasilkan CO2, H2O, dan asam-
proses fotodegradasi. Saat ini penggunaan bahan asam mineral (Madhu, et al., 2007).
fotokatalis, seperti TiO2 (Eg = 3,2 eV) dan ZnO Berdasarkan latar belakang di atas,
(Eg = 3,17 eV) telah banyak dilakukan dalam maka dilakukan penelitian tentang fotodegradasi
proses fotodegradasi zat warna. Hasil penelitian zat warna metilen biru dengan sinar UV dan
Sumerta, et al. (2002) tentang fotodegradasi katalis Al2O3. Dalam penelitian ini dipelajari
metilen biru dengan katalis TiO2-montmorilonit kondisi optimum dari proses fotodegradasi zat
dihasilkan persentase degradasi sebesar 94,91%. warna metilen biru seperti berat fotokatalis
Sedangkan penelitian Ratih (2009) tentang Al2O3, pH, dan waktu fotodegradasi.
fotodegradasi metilen biru dengan katalis ZnO
32
ISSN 1907-9850
33
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
dengan sinar UV larutan diaduk dengan diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
pengaduk magnetik. Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya
Setelah proses radiasi, suspensi dari diatur pada pH. Gelas beker dimasukkan ke
masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan dilepaskan. Selanjutnya gelas diradiasi dengan
kemudian didekantasi untuk memisahkan antara sinar UV masing-masing selama 0; 1; 2; 3; 4; 5;
supernatan dan endapan. Supernatan yang 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses penyinaran
diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur dengan sinar UV larutan diaduk dengan
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pengaduk magnetik.
pada panjang gelombang maksimum dari metilen
biru. Degradasi dengan katalis Al2O3, tanpa radiasi
Nilai absorbansi yang diperoleh UV
kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang
regresi linear larutan metilen biru, sehingga telah dibungkus plastik hitam masing-masing
diperoleh konsentrasi metilen biru. Nilai diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
konsentrasi dari metilen biru kemudian Ke dalam masing-masing gelas beker
dimasukkan ke dalam rumus persentase dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
degradasi (%D), yang dirumuskan sebagai nya diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas
berikut : beker disimpan ditempat gelap selama 0; 1; 2; 3;
C o Ct 4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses
Persentase Degradasi (%D) = x100% penyimpanan larutan diaduk dengan pengaduk
Co magnetik.
Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen Degradasi dengan katalis Al2O3 dan radiasi UV
biru (sebelum radiasi) Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang
C t = konsentrasi metilen biru telah dibungkus plastik hitam masing-masing
pada t = 5 jam diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
Ke dalam masing-masing gelas beker
Dari nilai %D maka pH optimum dapat dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
diketahui. nya diatur pada pH optimum. Gelas beker
dimasukkan ke kotak radiasi dan pembungkus
Penentuan waktu optimum proses plastik hitam dilepaskan. Selanjutnya gelas
fotodegradasi metilen biru diradiasi dengan sinar UV masing-masing
selama 0; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam,
Degradasi tanpa katalis Al2O3 dan tanpa selama proses penyinaran dengan sinar UV
radiasi UV larutan diaduk dengan pengaduk magnetik.
Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang Setelah proses radiasi, suspensi dari
telah dibungkus plastik hitam masing-masing masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya kemudian didekantasi untuk memisahkan antara
diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas supernatan dan endapan. Supernatan yang
beker disimpan ditempat gelap selama 0; 1; 2; 3; diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur
4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
penyimpanan larutan diaduk dengan pengaduk pada panjang gelombang maksimum dari metilen
magnetik. biru. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian
dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear
Degradasi tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi larutan metilen biru, sehingga diperoleh
UV konsentrasi metilen biru. Nilai konsentrasi dari
Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang metilen biru kemudian dimasukkan ke dalam
telah dibungkus plastik hitam masing-masing
34
ISSN 1907-9850
rumus persentase degradasi (%D), yang nya diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas
dirumuskan sebagai berikut : beker disimpan ditempat gelap selama waktu
optimum, selama proses penyimpanan larutan
C o Ct diaduk dengan pengaduk magnetik.
Persentase Degradasi (%D) = x100%
Co Degradasi dengan katalis Al2O3 dan radiasi UV
Tiga buah gelas beker 100 mL yang
Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen telah dibungkus plastik hitam masing-masing
biru (sebelum radiasi) diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
C t = konsentrasi metilen biru Ke dalam masing-masing gelas beker
pada t menit dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
nya diatur pada pH optimum. Gelas dimasukkan
ke kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
Dari nilai %D maka waktu optimum dilepaskan. Selanjutnya gelas beker diradiasi
dapat diketahui. dengan sinar UV selama waktu optimum, selama
proses penyinaran dengan sinar UV larutan
Penentuan efektivitas proses fotodegradasi diaduk dengan pengaduk magnetik.
metilen biru Setelah proses radiasi, suspensi dari
masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan
Degradasi tanpa katalis Al2O3 dan tanpa kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan
radiasi UV kemudian didekantasi untuk memisahkan antara
Tiga buah gelas beker 100 mL yang supernatan dan endapan. Supernatan yang
telah dibungkus plastik hitam masing-masing diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya pada panjang gelombang maksimum dari metilen
diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas biru. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian
beker disimpan ditempat gelap selama waktu dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear
optimum, selama proses penyimpanan larutan larutan metilen biru, sehingga diperoleh
diaduk dengan pengaduk magnetik. konsentrasi metilen biru.
Efektivitas fotodegradasi metilen biru
Degradasi tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi dengan bahan fotokatalis Al2O3 dan sinar UV
UV dapat ditentukan dengan perhitungan persentase
Tiga buah gelas beker 100 mL yang dari proses degradasi (% D) , yang dapat
telah dibungkus plastik hitam masing-masing dihitung dengan persamaan di bawah ini :
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. C o Ct
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya Persentase degradasi (% D) = x100%
diatur pada pH optimum. Gelas dimasukkan ke Co
kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
dilepaskan. Selanjutnya gelas beker diradiasi Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen
dengan sinar UV selama waktu optimum, selama biru (sebelum radiasi)
proses penyinaran dengan sinar UV larutan C t = konsentrasi metilen biru
diaduk dengan pengaduk magnetik. pada t menit
35
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
dari larutan metilen biru 2 ppm pada panjang panjang gelombang dan absorbansi. Kurva
gelombang 550-675 nm. Panjang gelombang tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.
maksimum diperoleh dari kurva hubungan antara
Gambar 1. Kurva hubungan antara panjang gelombang dan absorbansi dari larutan metilen biru 2 ppm.
36
ISSN 1907-9850
Kurva kalibrasi larutan metilen biru jumlah katalis Al2O3 optimum adalah 40 mg
memperlihatkan garis lurus dengan koefisien dengan persentase degradasi (%D) sebesar
korelasi (r) sebesar 0,9962. Nilai r yang 3,5403%. Hal ini membuktikan bahwa dengan
mendekati 1 menunjukkan hubungan linier radiasi sinar UV dan bertambahnya berat katalis
antara konsentrasi dan absorbansi. Persamaan Al2O3 maka semakin banyak zat warna metilen
regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,1949x biru yang terdegradasi. Hal ini dikarenakan
– 0,0190. Berdasarkan persamaan tersebut, semakin bertambahnya katalis Al2O3 maka
konsentrasi larutan metilen biru dapat dihitung jumlah radikal hidroksida dan ion superoksida
dengan memasukkan nilai absorbansi. semakin meningkat, sehingga zat warna metilen
biru semakin banyak terdegradasi.
Berat Katalis Aluminium Oksida (Al2O3) Proses fotodegradsi metilen biru terjadi
Optimum Proses Fotodegradasi Metilen Biru ketika Al2O3 dikenai sinar UV sehingga elektron
Berat katalis aluminium oksida (Al2O3) pada Al2O3 tereksitasi dari pita valensi ke pita
optimum dapat ditentukan dengan konduksi, dan meninggalkan hole pada pita
memvariasikan berat katalis Al2O3, yaitu 0, 10, valensi (hvb+). Selanjutnya elektron pada pita
20, 30, 40, dan 50 mg. Proses fotodegradasi ini konduksi (ecb-) bereaksi dengan oksigen
diradiasi sinar UV selama 5 jam. Berat katalis membentuk ion superoksida, sedangkan hole
Al2O3 optimum dapat diketahui dari kurva pada pita valensi bereaksi dengan ion hidroksi
hubungan antara variasi berat Al2O3 dan (OH-) membentuk radikal hidroksi (OH.) (Attia,
persentase degradasi (%D) yang dapat dilihat et al., 2007). Mekanisme reaksi secara umum
pada Gambar 3. yaitu :
Gambar 3 memperlihatkan bahwa
persentase degradasi (%D) dari larutan metilen hv + Al2O3 → hvb+ + ecb-
biru semakin meningkat dengan bertambahnya (ecb-) + O2 → O2-
berat katalis Al2O3. Kurva tersebut menunjukkan hvb+ + OH- → OH.
Gambar 3. Kurva hubungan antara berat katalis Al2O3 dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen
biru 20 ppm.
37
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
Gambar 4. Kurva hubungan antara pH dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen biru 20 ppm.
38
ISSN 1907-9850
gelombang dari larutan metilen biru. Pergeseran gelombang 592 nm. Sedangkan pada pH 11,
tersebut ditunjukkan pada Gambar 5. panjang gelombang maksimum dari larutan
Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa metilen biru yaitu 663 nm. Penambahan pH basa
terjadi pergeseran panjang gelombang pada pH menyebabkan struktur metilen biru berubah dan
12 dan 13 ke arah panjang gelombang yang ikatan terkonjugasinya berkurang, sehingga
lebih pendek. Pada pH 12, panjang terjadi pergeseran panjang gelombang ke arah
gelombang maksimum bergeser ke panjang panjang gelombang yang lebih pendek. Dengan
gelombang 609 nm. Pada pH 13, panjang demikian, pH 11 akan digunakan untuk
gelombang maksimum bergeserke panjang penentuan selanjutnya.
Gambar 5. Kurva hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang dari larutan metilen biru 20 ppm
pada pH awal (tanpa diatur pH),11, 12, dan 13 (pH awal dan 11 diencerkan sebanyak 10 kali,
sedangkan pH 12 dan 13 tanpa dilakukan pengenceran).
Waktu Optimum Proses Fotodegradasi tanpa radiasi UV; (ii) degradasi dengan katalis
Metilen Biru dan tanpa radiasi UV; (iii) degradasi tanpa
Penentuan waktu optimum proses katalis dan dengan radiasi UV; dan (iv)
fotodegradasi metilen biru dilakukan dengan degradasi dengan katalis dan dengan radiasi UV.
menambahkan berat Al2O3 optimum, pada pH Waktu optimum dapat diketahui dengan
optimum, dan memvariasikan waktu membuat kurva hubungan antara waktu dan
fotodegradasi, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, dan persentase degradasi (%D) yang ditunjukkan
24 jam. Proses fotodegradasi dilakukan pada 4 pada Gambar 6.
kondisi, yaitu (i) degradasi tanpa katalis dan
39
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
Gambar 6. Kurva hubungan antara waktu dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen biru 20
ppm pada berbagai kondisi.
40
ISSN 1907-9850
ini dapat menunjukkan bahwa keberadaan sinar pH 11, sedangkan untuk waktu radiasi dilakukan
UV dan katalis Al2O3 pada proses fotodegradasi pada waktu optimum dari masing-masing
mengikuti mekanisme sebagai berikut : kondisi reaksi. Pada kondisi reaksi tanpa katalis
Al2O3 dan tanpa radiasi UV, metilen biru
hv + Al2O3 → hvb+ + ecb- dibiarkan terdegradasi selama 24 jam. Pada
(ecb-) + O2 → O2- kondisi reaksi tanpa katalis Al2O3 dan dengan
hvb+ + OH- → OH. radiasi UV, metilen biru diradiasi selama 12 jam.
Metilen biru direaksikan dengan katalis Al2O3
Efektivitas Proses Fotodegradasi Metilen Biru selama 5 jam pada kondisi reaksi dengan katalis
Penentuan efektivitas dari fotodegradasi Al2O3, tanpa diradiasi UV. Sedangkan pada
metilen biru dilakukan sebanyak 3 kali kondisi dengan katalis Al2O3 dan dengan radiasi
pengulangan pada masing-masing kondisi reaksi UV, metilen biru diradiasi selama 4 jam. Data
optimum. Larutan metilen biru ditambahkan penentuan efektivitas fotodegradasi metilen biru
dengan Al2O3 sebanyak 40 mg dan diatur pada dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data dan hasil perhitungan penentuan efektivitas fotodegradasi metilen biru
Kondisi %D (%)
Tanpa katalis Al2O3 dan tanpa radiasi UV (20,64 ± 0,64)%
Tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi UV (22,35 ± 0,90)%
Dengan katalis Al2O3, tanpa radiasi UV (24,40 ± 1,29)%
Dengan katalis Al2O3 dan dengan radiasi UV (30,22 ± 1,17)%
41
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42
N in Aqueous Solution Using Zinc Qourzal, S., Tamimi, M., Assabbane, A., and
Oxide and Titanium Dioxide as Catalyst, Ait-Ichou, Y., 2009, Photodegradation of
Jurnal Teknologi, 45 : 31–42 2-Naphthol Using Nanocrystalline TiO2,
Attia, A. J., Kadhim, S. H., and Hussein, F. H., M.J. Condensed Mater, 11(2) : 55–59
2008, Photocatalytic Degradation of Ratih M., I. G. A. A., 2009, Fotodegradasi
Textile Dyeing Wastewater Using Metilen Biru dengan Sinar UV dan
Titanium Dioxide and Zinc Oxide, E-J. Katalis ZnO, Skripsi, Universitas
Chem., 5 (2) : 219–223 Udayana, Bukit Jimbaran
Dhamayanti, Y., Wijaya, K., dan Tahir, I., 2005, Sumerta, I K., Wijaya, K., dan Tahir, I., 2002,
Fotodegradasi Zat Warna Methyl Orange Fotodegradasi Metilen Biru
Menggunakan Fe2O3-Montmorillonit dan Menggunakan Katalis TiO2-
Sinar Ultraviolet, Proseding Seminar Montmorilonit dan sinar UV, Makalah
Nasional DIES ke 50 FMIPA UGM, 22– Seminar Nasional Pendidikan Kimia,
29 FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta,
Fatimah, Is, Sugiharto, E., Wijaya, K., Tahir, I., 19 Oktober 2002
dan Kamalia, 2006, Titan Dioksida Wahi, R. K., Yu, W. W., Liu, Y., Mejia, M. L.,
Terdispersi Pada Zeolit Alam Falkner, J. C., Nolte, W., and Colvin, V.
(TiO2/Zeolit) dan Aplikasinya untuk L., 2005, Photodegradation of Congo
Fotodegradasi Congo Red, Indo. J. Red Catalyzed By Nanosized TiO2,
Chem., 6 (1) : 38–42 Journal of Molecular Catalysis A:
Hamdaoui, O. and Chiha, M., 2006, Removal of Chemical, 242 : 48–56
Methylene Blue from Aqueous Solutions Wibowo, W., Surnadi, dan Yulia, I., 2007, Studi
by Wheat Bran, Acta Chim. 54 : 407– Reaksi Konversi Katalisis 2-Propanol
418 Menggunakan Katalis dan Pendukung
Madhu, G. M., Lourdu, A. R. M. A., Vasantha, Katalis γ-Al2O3, Bulletin of Chemical
Kumar Pai K., and Shreyas., 2007, Reaction Engineering & Catalysis, 2(2-
Photodegradation of Methylene Blue 3) : 56–61
Dye using UV/BaTiO3, UV/H2O2, and Wijaya, K., Sugiharto, E., Fatimah, I., Sudiono,
UV/ H2O2/BaTiO3 Oxidation Processes, S., dan Kurniaysih, D., 2006, Utilisasi
Indian Journal of Chemical Technology, TiO2-Zeolit dan Sinar UV Untuk
14 : 139–144 Fotodegradasi Zat Warna Congo Red,
Nandiyanto, A. B. D., 2008, Catatan Kecil Teknoin, 11(3) : 199–209
Mengenai Pengolahan Limbah Dengan Yu, H. Y., M. F. Li, B. J. Cho, C. C. Yeo, and
Menggunakan Sinar Matahari, M. S. Joo, 2002, Energy Gap and Band
http://io.ppi-jepang.org, 21 Oktober 2009 Alignment For (HfO2)x(Al2O3)1-x on
(100) Si, Applied Physics Letters, 81(2) :
376–378
42