Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/291335710

FOTODEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN KATALIS Al2O3

Article · January 2011

CITATIONS READS

7 10,446

3 authors, including:

Idaayu gede Widihati Ni Putu Diantariani


Udayana University Udayana University
16 PUBLICATIONS 50 CITATIONS 19 PUBLICATIONS 97 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ni Putu Diantariani on 21 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 1907-9850

FOTODEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN KATALIS Al2O3

Ida Ayu Gede Widihati, Ni Putu Diantariani, dan Yuliana Farhatun Nikmah

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang fotodegradasi metilen biru dengan sinar UV dan katalis Al2O3. Penelitian
ini meliputi penentuan berat katalis Al2O3 optimum, pH optimum, waktu radiasi optimum, dan efektivitas
fotodegradasi metilen biru pada kondisi optimum. Degradasi metilen biru dianalisis dengan spektrofotometer UV-
Vis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang diperoleh, yaitu berat katalis Al 2O3 sebesar 40
mg, pH optimum 11, dan waktu radiasi optimum oleh sinar UV adalah 4 jam. Efektivitas dari proses fotodegradasi
metilen biru pada kondisi optimum adalah (30,22 ± 1,17)%.

Kata kunci : fotodegradasi, metilen biru, katalis Al2O3

ABSTRACT

The research was conducted to observe the photodegradation of methylene blue by UV light and Al2O3
catalyst. The research determinated the optimum Al2O3 catalyst weight, the optimum pH, the optimum radiation
duration and the effectivity of photodegradation at optimum conditions. Degradation of methylene blue were
analyzed by UV-Vis spectrophotometer.
The results showed that the optimum Al2O3 catalyst weight was 40 mg the optimum of pH was 11, and the
optimum of radiation duration was 4 hours. The effectivity of photodegradation was (30.22 ± 1.17)%.

Keywords : photodegradation, methylene blue, Al2O3 catalyst

PENDAHULUAN Dalam industri tekstil, metilen biru


merupakan salah satu zat warna thiazine yang
Saat ini perkembangan dan kemajuan sering digunakan, karena harganya ekonomis dan
industri tekstil di Indonesia telah berkembang mudah diperoleh. Zat warna metilen biru
sangat pesat. Selain memberikan banyak manfaat merupakan zat warna dasar yang penting dalam
bagi kehidupan manusia, perkembangan industri proses pewarnaan kulit, kain mori, kain katun,
tekstil juga menimbulkan dampak negatif bagi dan tannin. Penggunaan metilen biru dapat
lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam produksi menimbulkan beberapa efek, seperti iritasi
tekstil selalu dihasilkan limbah, salah satunya saluran pencernaan jika tertelan, menimbulkan
limbah zat warna. Limbah zat warna merupakan sianosis jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika
senyawa organik yang sukar terurai, bersifat tersentuh oleh kulit (Hamdaoui and Chiha,
resisten, dan toksik. Apabila limbah tersebut 2006).
dibuang ke perairan terdekat maka akan Upaya penanganan limbah tekstil secara
menyebabkan pencemaran lingkungan. konvensional seperti adsorpsi dan lumpur aktif

31
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

telah banyak dilakukan, akan tetapi hasilnya dihasilkan persentase degradasi zat warna
kurang efektif. Metode adsorpsi kurang efektif sebesar 94,67%.
karena zat warna yang diadsorpsi terakumulasi Aluminium oksida (Al2O3) juga
dalam adsorben sehingga dapat menimbulkan merupakan salah satu bahan fotokatalis yang
masalah baru (Wijaya, et al., 2006). Metode perlu dipelajari dalam penelitian, karena Al2O3
lumpur aktif juga kurang efektif karena beberapa memiliki energi band gap (Eg) sebesar 6,52±0,10
jenis limbah zat warna memiliki sifat yang eV (Yu, et al., 2002). Penelitian Dhamayanti, et
resisten untuk didegradasi secara biologis al. (2005) tentang fotodegradasi methyl orange
(Nandiyanto, 2008). Banyaknya kelemahan dari menggunakan Fe2O3-montmorillonit dan sinar
pengolahan limbah yang telah dilakukan, maka UV, menyatakan bahwa kemampuan
sebagai alternatif dikembangkan metode fotokatalitik dalam mendegradasi zat warna akan
fotodegradasi dengan menggunakan lebih besar apabila harga Eg-nya. Selain itu,
semikonduktor fotokatalis dan sinar ultraviolet. penelitian Wibowo, et al. (2007) menggunakan
Penelitian Fatimah, et al. (2006) tentang TiO2 katalis dan pendukung katalis γ-Al2O3 untuk
yang terdispersi pada zeolit alam dan aplikasinya studi reaksi konversi katalisis 2-propanol. Al2O3
untuk fotodegradasi congo red, menyatakan dan γ-Al2O3 banyak digunakan karena memiliki
bahwa metode fotodegradasi merupakan metode luas permukaan yang besar (150-300 m2/g) serta
yang relatif murah dan mudah diterapkan. memiliki sisi aktif yang bersifat asam dan basa.
Metode fotodegradasi ini dapat menguraikan zat Dalam proses fotodegradasi, pH
warna menjadi komponen-komponen lebih berperan untuk mengkarakterisasi jenis limbah
sederhana yang lebih aman bagi lingkungan zat warna tekstil dan menghasilkan radikal
(Wijaya, et al., 2006). Berdasarkan penelitian hidroksi. Radikal hidroksi ini memiliki
Dhamayanti, et al. (2005) tentang fotodegradasi kereaktifan yang tinggi dalam mengoksidasi
methyl orange menggunakan Fe2O3- reagen sehingga dengan meningkatnya jumlah
montmorillonit dan sinar UV, penggunaan radikal hidroksi maka semakin banyak zat warna
semikonduktor fotokatalis memiliki beberapa yang terdegradasi. Oleh karena itu, pengaruh pH
keunggulan di antaranya adalah dapat melakukan dalam proses fotodegradasi limbah tekstil perlu
mineralisasi total terhadap polutan organik, dipelajari (Ali and Siew, 2006). Jumlah katalis
biayanya murah, prosesnya relatif cepat, tidak yang digunakan juga perlu dipelajari karena
beracun, dan punya kemampuan penggunaan penambahan jumlah katalis akan meningkatkan
jangka panjang. reaksi fotokatalisis. Akan tetapi penambahan
Bahan fotokatalis yang digunakan dalam katalis yang berlebih dapat menurunkan aktivitas
metode fotodegradasi merupakan suatu katalis dalam membentuk radikal hidroksi
semikonduktor, seperti : TiO2, ZnO, dan Al2O3. (Qourzal, et al., 2009). Selain pH dan jumlah
Aktivitas fotokatalis akan meningkat dengan katalis, juga dipelajari waktu radiasi oleh sinar
diserapnya sinar UV, sehingga dihasilkan UV pada proses fotodegradasi. Bertambahnya
elektron dan hole (Wahi, et al., 2005). Hole waktu radiasi pada proses fotodegradasi, akan
merupakan lubang positif yang disebabkan oleh meningkatkan jumlah zat warna yang
perpindahan elektron. Elektron dan hole terdegradasi. Hasil proses fotodegradasi zat
merupakan spesies terpenting untuk memulai warna akan menghasilkan CO2, H2O, dan asam-
proses fotodegradasi. Saat ini penggunaan bahan asam mineral (Madhu, et al., 2007).
fotokatalis, seperti TiO2 (Eg = 3,2 eV) dan ZnO Berdasarkan latar belakang di atas,
(Eg = 3,17 eV) telah banyak dilakukan dalam maka dilakukan penelitian tentang fotodegradasi
proses fotodegradasi zat warna. Hasil penelitian zat warna metilen biru dengan sinar UV dan
Sumerta, et al. (2002) tentang fotodegradasi katalis Al2O3. Dalam penelitian ini dipelajari
metilen biru dengan katalis TiO2-montmorilonit kondisi optimum dari proses fotodegradasi zat
dihasilkan persentase degradasi sebesar 94,91%. warna metilen biru seperti berat fotokatalis
Sedangkan penelitian Ratih (2009) tentang Al2O3, pH, dan waktu fotodegradasi.
fotodegradasi metilen biru dengan katalis ZnO

32
ISSN 1907-9850

MATERI DAN METODE dengan lampu UV selama 5 jam, selama proses


penyinaran dengan sinar UV larutan diaduk
Bahan dengan pengaduk magnetik.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam Setelah proses radiasi, suspensi dari
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan
: zat warna metilen biru (C16H18N3SCl), kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan
aluminium oksida (Al2O3), natrium hidroksida kemudian didekantasi untuk memisahkan antara
(NaOH), asam klorida (HCl), dan akuades. supernatan dan endapan. Supernatan yang
diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur
Peralatan absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
Peralatan yang digunakan dalam pada panjang gelombang maksimum dari metilen
penelitian ini adalah : seperangkat alat gelas, biru. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian
timbangan analitik, pH meter, pengaduk dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear
magnetik (magnetic stirer), hot plate, kotak larutan metilen biru, sehingga diperoleh
radiasi, plastik hitam, lampu UV C, sentrifus, konsentrasi metilen biru. Nilai konsentrasi dari
dan spektrofotometer SP-870. metilen biru kemudian dimasukkan ke dalam
rumus persentase degradasi (%D), yang
Cara Kerja dirumuskan sebagai berikut :

Penentuan panjang gelombang maksimum Co  Ct


larutan metilen biru Persentase Degradasi (%D) = x100%
Co
Larutan metilen biru dengan konsentrasi
2 ppm diukur absorbansinya pada berbagai
panjang gelombang, yang berkisar antara 550 Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen
nm-675 nm. Hasil yang diperoleh digambarkan biru (sebelum radiasi)
pada grafik dengan absorbansi sebagai sumbu y C t = konsentrasi metilen biru
dan panjang gelombang cahaya sebagai sumbu x. pada t = 5 jam
Panjang gelombang maksimum adalah panjang
gelombang yang memberikan nilai absorbansi Dari nilai %D maka konsentrasi
maksimum. optimum dari Al2O3 dapat diketahui.

Pembuatan kurva kalibrasi larutan metilen Penentuan pH optimum proses fotodegradasi


biru metilen biru
Larutan standar metilen biru dengan Delapan buah gelas beker 100 mL yang
konsentrasi 1, 2, 3, dan 4 ppm diukur telah dibungkus plastik hitam masing-masing
absorbansinya pada panjang gelombang diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
maksimum dari metilen biru. Selanjutnya, dibuat Ke dalam masing-masing gelas beker
kurva kalibrasi dengan memplot konsentrasi dan dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum tersebut,
absorbansi. diatur pH-nya dengan nilai yang berbeda, yaitu
pH 6; pH 7; pH 8; pH 9; pH 10; pH 11; pH 12;
Penentuan berat Al2O3 optimum proses dan pH 13. Larutan dengan pH 6 dan 7 diperoleh
fotodegradasi metilen biru dengan ditambahkan larutan HCl ke dalam
Enam buah gelas beker 100 mL yang campuran, sedangkan untuk larutan dengan pH
telah dibungkus plastik hitam masing-masing 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 diperoleh dengan
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. ditambahkan larutan NaOH ke dalam campuran.
Ke dalam masing-masing gelas beker Gelas beker dimasukkan ke dalam kotak radiasi
ditambahkan Al2O3 sebanyak 0, 10, 20, 30, 40, dan pembungkus plastik hitam dilepaskan.
dan 50 mg. Gelas beker dimasukkan ke dalam Selanjutnya gelas beker diradiasi dengan sinar
kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam UV selama 5 jam, selama proses penyinaran
dilepaskan. Selanjutnya gelas beker diradiasi

33
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

dengan sinar UV larutan diaduk dengan diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
pengaduk magnetik. Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya
Setelah proses radiasi, suspensi dari diatur pada pH. Gelas beker dimasukkan ke
masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan dilepaskan. Selanjutnya gelas diradiasi dengan
kemudian didekantasi untuk memisahkan antara sinar UV masing-masing selama 0; 1; 2; 3; 4; 5;
supernatan dan endapan. Supernatan yang 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses penyinaran
diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur dengan sinar UV larutan diaduk dengan
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pengaduk magnetik.
pada panjang gelombang maksimum dari metilen
biru. Degradasi dengan katalis Al2O3, tanpa radiasi
Nilai absorbansi yang diperoleh UV
kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang
regresi linear larutan metilen biru, sehingga telah dibungkus plastik hitam masing-masing
diperoleh konsentrasi metilen biru. Nilai diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
konsentrasi dari metilen biru kemudian Ke dalam masing-masing gelas beker
dimasukkan ke dalam rumus persentase dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
degradasi (%D), yang dirumuskan sebagai nya diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas
berikut : beker disimpan ditempat gelap selama 0; 1; 2; 3;
C o  Ct 4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses
Persentase Degradasi (%D) = x100% penyimpanan larutan diaduk dengan pengaduk
Co magnetik.

Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen Degradasi dengan katalis Al2O3 dan radiasi UV
biru (sebelum radiasi) Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang
C t = konsentrasi metilen biru telah dibungkus plastik hitam masing-masing
pada t = 5 jam diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
Ke dalam masing-masing gelas beker
Dari nilai %D maka pH optimum dapat dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
diketahui. nya diatur pada pH optimum. Gelas beker
dimasukkan ke kotak radiasi dan pembungkus
Penentuan waktu optimum proses plastik hitam dilepaskan. Selanjutnya gelas
fotodegradasi metilen biru diradiasi dengan sinar UV masing-masing
selama 0; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam,
Degradasi tanpa katalis Al2O3 dan tanpa selama proses penyinaran dengan sinar UV
radiasi UV larutan diaduk dengan pengaduk magnetik.
Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang Setelah proses radiasi, suspensi dari
telah dibungkus plastik hitam masing-masing masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya kemudian didekantasi untuk memisahkan antara
diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas supernatan dan endapan. Supernatan yang
beker disimpan ditempat gelap selama 0; 1; 2; 3; diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur
4; 5; 6; 9; 12; dan 24 jam, selama proses absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
penyimpanan larutan diaduk dengan pengaduk pada panjang gelombang maksimum dari metilen
magnetik. biru. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian
dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear
Degradasi tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi larutan metilen biru, sehingga diperoleh
UV konsentrasi metilen biru. Nilai konsentrasi dari
Sepuluh buah gelas beker 100 mL yang metilen biru kemudian dimasukkan ke dalam
telah dibungkus plastik hitam masing-masing

34
ISSN 1907-9850

rumus persentase degradasi (%D), yang nya diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas
dirumuskan sebagai berikut : beker disimpan ditempat gelap selama waktu
optimum, selama proses penyimpanan larutan
C o  Ct diaduk dengan pengaduk magnetik.
Persentase Degradasi (%D) = x100%
Co Degradasi dengan katalis Al2O3 dan radiasi UV
Tiga buah gelas beker 100 mL yang
Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen telah dibungkus plastik hitam masing-masing
biru (sebelum radiasi) diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm.
C t = konsentrasi metilen biru Ke dalam masing-masing gelas beker
pada t menit dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH-
nya diatur pada pH optimum. Gelas dimasukkan
ke kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
Dari nilai %D maka waktu optimum dilepaskan. Selanjutnya gelas beker diradiasi
dapat diketahui. dengan sinar UV selama waktu optimum, selama
proses penyinaran dengan sinar UV larutan
Penentuan efektivitas proses fotodegradasi diaduk dengan pengaduk magnetik.
metilen biru Setelah proses radiasi, suspensi dari
masing-masing gelas beker disentrifugasi dengan
Degradasi tanpa katalis Al2O3 dan tanpa kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Larutan
radiasi UV kemudian didekantasi untuk memisahkan antara
Tiga buah gelas beker 100 mL yang supernatan dan endapan. Supernatan yang
telah dibungkus plastik hitam masing-masing diperoleh dari masing-masing gelas beker diukur
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya pada panjang gelombang maksimum dari metilen
diatur pada pH optimum. Selanjutnya gelas biru. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian
beker disimpan ditempat gelap selama waktu dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear
optimum, selama proses penyimpanan larutan larutan metilen biru, sehingga diperoleh
diaduk dengan pengaduk magnetik. konsentrasi metilen biru.
Efektivitas fotodegradasi metilen biru
Degradasi tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi dengan bahan fotokatalis Al2O3 dan sinar UV
UV dapat ditentukan dengan perhitungan persentase
Tiga buah gelas beker 100 mL yang dari proses degradasi (% D) , yang dapat
telah dibungkus plastik hitam masing-masing dihitung dengan persamaan di bawah ini :
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. C o  Ct
Ke dalam masing-masing gelas beker pHnya Persentase degradasi (% D) = x100%
diatur pada pH optimum. Gelas dimasukkan ke Co
kotak radiasi dan pembungkus plastik hitam
dilepaskan. Selanjutnya gelas beker diradiasi Keterangan : C o = konsentrasi awal metilen
dengan sinar UV selama waktu optimum, selama biru (sebelum radiasi)
proses penyinaran dengan sinar UV larutan C t = konsentrasi metilen biru
diaduk dengan pengaduk magnetik. pada t menit

Degradasi dengan katalis Al2O3, tanpa radiasi


UV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tiga buah gelas beker 100 mL yang
telah dibungkus plastik hitam masing-masing Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva
diisi dengan 50 mL larutan metilen biru 20 ppm. Kalibrasi Larutan Metilen Biru
Ke dalam masing-masing gelas beker Panjang gelombang maksimum
dimasukkan sejumlah Al2O3 optimum dan pH- ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi

35
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

dari larutan metilen biru 2 ppm pada panjang panjang gelombang dan absorbansi. Kurva
gelombang 550-675 nm. Panjang gelombang tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.
maksimum diperoleh dari kurva hubungan antara

Gambar 1. Kurva hubungan antara panjang gelombang dan absorbansi dari larutan metilen biru 2 ppm.

Kurva di atas menunjukkan bahwa Kurva kalibrasi dibuat dengan mengukur


panjang gelombang maksimum dari larutan nilai absorbansi beberapa konsentrasi larutan
metilen biru 2 ppm adalah 664 nm dengan standar metilen biru, yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 ppm
absorbansi sebesar 0,388. Panjang gelombang pada panjang gelombang maksimum 664 nm.
maksimum dari larutan metilen biru yang Kurva kalibrasi dari larutan metilen biru dapat
diperoleh akan digunakan untuk pengukuran dilihat pada Gambar 2.
absorbansi larutan metilen biru pada penelitian
selanjutnya.

Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan metilen biru.

36
ISSN 1907-9850

Kurva kalibrasi larutan metilen biru jumlah katalis Al2O3 optimum adalah 40 mg
memperlihatkan garis lurus dengan koefisien dengan persentase degradasi (%D) sebesar
korelasi (r) sebesar 0,9962. Nilai r yang 3,5403%. Hal ini membuktikan bahwa dengan
mendekati 1 menunjukkan hubungan linier radiasi sinar UV dan bertambahnya berat katalis
antara konsentrasi dan absorbansi. Persamaan Al2O3 maka semakin banyak zat warna metilen
regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,1949x biru yang terdegradasi. Hal ini dikarenakan
– 0,0190. Berdasarkan persamaan tersebut, semakin bertambahnya katalis Al2O3 maka
konsentrasi larutan metilen biru dapat dihitung jumlah radikal hidroksida dan ion superoksida
dengan memasukkan nilai absorbansi. semakin meningkat, sehingga zat warna metilen
biru semakin banyak terdegradasi.
Berat Katalis Aluminium Oksida (Al2O3) Proses fotodegradsi metilen biru terjadi
Optimum Proses Fotodegradasi Metilen Biru ketika Al2O3 dikenai sinar UV sehingga elektron
Berat katalis aluminium oksida (Al2O3) pada Al2O3 tereksitasi dari pita valensi ke pita
optimum dapat ditentukan dengan konduksi, dan meninggalkan hole pada pita
memvariasikan berat katalis Al2O3, yaitu 0, 10, valensi (hvb+). Selanjutnya elektron pada pita
20, 30, 40, dan 50 mg. Proses fotodegradasi ini konduksi (ecb-) bereaksi dengan oksigen
diradiasi sinar UV selama 5 jam. Berat katalis membentuk ion superoksida, sedangkan hole
Al2O3 optimum dapat diketahui dari kurva pada pita valensi bereaksi dengan ion hidroksi
hubungan antara variasi berat Al2O3 dan (OH-) membentuk radikal hidroksi (OH.) (Attia,
persentase degradasi (%D) yang dapat dilihat et al., 2007). Mekanisme reaksi secara umum
pada Gambar 3. yaitu :
Gambar 3 memperlihatkan bahwa
persentase degradasi (%D) dari larutan metilen hv + Al2O3 → hvb+ + ecb-
biru semakin meningkat dengan bertambahnya (ecb-) + O2 → O2-
berat katalis Al2O3. Kurva tersebut menunjukkan hvb+ + OH- → OH.

Gambar 3. Kurva hubungan antara berat katalis Al2O3 dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen
biru 20 ppm.

37
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

Pada penambahan berat katalis Al2O3 pH Optimum Proses Fotodegradasi Metilen


yang lebih dari 40 mg terjadi penurunan Biru
persentase degradasi (%D). Pada penambahan Parameter yang penting dalam reaksi
katalis optimum, sinar UV yang masuk ke fotokatalitik pada permukaan partikel adalah pH
larutan dan mengenai katalis sudah optimum dari larutan (Qourzal, et al., 2009). pH memiliki
sehingga dihasilkan persentase degradasi (%D) peranan penting dalam menghasilkan radikal
yang besar. Sedangkan pada penambahan katalis hidroksi pada proses fotodegradasi.
yang berlebih, sinar UV yang masuk ke dalam Fotodegradasi metilen biru dipelajari pada pH
larutan kurang akibat katalis yang tersuspensi yang berbeda, yaitu pada rentang pH 6-13
sehingga persentase degradasi (%D) menjadi dengan penambahan berat Al2O3 optimum dan
menurun (Madhu, et al., 2007). Oleh karena itu, diradiasi sinar UV selama 5 jam. pH larutan
maka dipilih 40 mg Al2O3 sebagai katalis diatur dengan menambahkan larutan HCl dan
optimum dalam mendegradasi zat warna metilen NaOH. pH optimum dapat diketahui dengan
biru. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh membuat kurva hubungan antara pH dan
penelitian Ratih (2009), bahwa persentase persentase degradasi (%D). Kurva tersebut
degradasi metilen biru menurun dengan ditunjukkan pada Gambar 4.
penambahan katalis ZnO lebih dari 40 mg.

Gambar 4. Kurva hubungan antara pH dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen biru 20 ppm.

Gambar 4. menunjukkan bahwa akan lebih mudah teradsorpsi pada permukaan


persentase degradasi (%D) semakin meningkat dengan pH basa. pH optimum dari proses
dengan bertambahya nilai pH. Permukaan katalis fotodegradasi metilen biru ditunjukkan pada pH
Al2O3 bermuatan positif pada pH asam dan 11 dengan persentase degradasi (%D) sebesar
bermuatan negatif pada pH basa. Oleh karena itu 28,4248%.
persentase degradasi terbesar diperoleh pada pH Pengukuran pH di atas 11, yaitu pada pH
basa, karena metilen biru yang bermuatan positif 12 dan 13 telah terjadi pergeseran panjang

38
ISSN 1907-9850

gelombang dari larutan metilen biru. Pergeseran gelombang 592 nm. Sedangkan pada pH 11,
tersebut ditunjukkan pada Gambar 5. panjang gelombang maksimum dari larutan
Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa metilen biru yaitu 663 nm. Penambahan pH basa
terjadi pergeseran panjang gelombang pada pH menyebabkan struktur metilen biru berubah dan
12 dan 13 ke arah panjang gelombang yang ikatan terkonjugasinya berkurang, sehingga
lebih pendek. Pada pH 12, panjang terjadi pergeseran panjang gelombang ke arah
gelombang maksimum bergeser ke panjang panjang gelombang yang lebih pendek. Dengan
gelombang 609 nm. Pada pH 13, panjang demikian, pH 11 akan digunakan untuk
gelombang maksimum bergeserke panjang penentuan selanjutnya.

Gambar 5. Kurva hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang dari larutan metilen biru 20 ppm
pada pH awal (tanpa diatur pH),11, 12, dan 13 (pH awal dan 11 diencerkan sebanyak 10 kali,
sedangkan pH 12 dan 13 tanpa dilakukan pengenceran).

Waktu Optimum Proses Fotodegradasi tanpa radiasi UV; (ii) degradasi dengan katalis
Metilen Biru dan tanpa radiasi UV; (iii) degradasi tanpa
Penentuan waktu optimum proses katalis dan dengan radiasi UV; dan (iv)
fotodegradasi metilen biru dilakukan dengan degradasi dengan katalis dan dengan radiasi UV.
menambahkan berat Al2O3 optimum, pada pH Waktu optimum dapat diketahui dengan
optimum, dan memvariasikan waktu membuat kurva hubungan antara waktu dan
fotodegradasi, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, dan persentase degradasi (%D) yang ditunjukkan
24 jam. Proses fotodegradasi dilakukan pada 4 pada Gambar 6.
kondisi, yaitu (i) degradasi tanpa katalis dan

39
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

Gambar 6. Kurva hubungan antara waktu dan persentase degradasi (%D) dari larutan metilen biru 20
ppm pada berbagai kondisi.

Gambar 6 menunjukkan bahwa Kurva (iii) dengan katalis dan tanpa


persentase degradasi semakin tinggi dengan radiasi UV, waktu optimum yang diperoleh
bertambahnya waktu radiasi. Kurva (i) tanpa adalah 5 jam dengan persentase degradasi
katalis dan tanpa radiasi UV, persentase sebesar 23,80%. Dalam hal ini Al2O3 tidak
degradasi (%D) meningkat dengan efektif membentuk radikal hidroksi dan ion
bertambahnya waktu degradasi dan persentase superoksida, karena tidak ada energi yang berupa
degradasi masih meningkat pada waktu 24 jam foton dari lampu UV yang mengenai Al2O3.
dengan persentase degradasi (%D) sebesar Sehingga energi yang digunakan untuk
20,22%. Akan tetapi apabila dibandingkan mendegradasi metilen biru adalah energi dalam
dengan kondisi yang lain, peningkatan sistem. Setelah waktu 5 jam, persentase
persentase degradasi pada kondisi tanpa katalis degradasi (%D) mengalami penurunan. Hal ini
dan tanpa radiasi UV lebih kecil daripada ketiga mengindikasikan bahwa Al2O3 selain berfungsi
kondisi yang lain. Hal ini terjadi karena pada sebagai katalis juga mempunyai sifat sebagai
proses degradasi tidak ada energi yang berupa adsorben. Aluminium oksida (Al2O3) memiliki
foton dari lampu UV dan Al2O3, sehingga luas permukaan yang cukup besar, yaitu 150-300
metilen biru terdegradasi dengan adanya oksigen m2/g. Besarnya luas permukaan Al2O3
pada proses pengadukan. memungkinkan metilen biru dapat terserap pada
Pada kurva (ii) tanpa katalis dan dengan permukaan Al2O3 dengan ikatan yang lemah,
radiasi UV, persentase degradasi (%D) sehingga dapat terlepas kembali.
meningkat sampai 12 jam dengan persentase Pada kurva (iv), degradasi metilen biru
sebesar 21,75%. Pada kondisi ini proses dengan katalis dan radiasi UV didapatkan waktu
degradasi hanya berlangsung dengan bantuan optimum 4 jam dengan persentase degradasi
radiasi UV, sehingga proses degradasi tidak (%D) sebesar 30,47%. Berdasarkan keempat
berlangsung secara maksimum. Dengan kondisi yang diberikan, degradasi metilen biru
demikian, maka waktu optimum dari degradasi dengan radiasi UV dan katalis Al2O3
metilen biru tanpa katalis dan dengan radasi UV memberikan waktu optimum terendah dengan
adalah 12 jam. nilai persentase degradasi yang paling tinggi. Hal

40
ISSN 1907-9850

ini dapat menunjukkan bahwa keberadaan sinar pH 11, sedangkan untuk waktu radiasi dilakukan
UV dan katalis Al2O3 pada proses fotodegradasi pada waktu optimum dari masing-masing
mengikuti mekanisme sebagai berikut : kondisi reaksi. Pada kondisi reaksi tanpa katalis
Al2O3 dan tanpa radiasi UV, metilen biru
hv + Al2O3 → hvb+ + ecb- dibiarkan terdegradasi selama 24 jam. Pada
(ecb-) + O2 → O2- kondisi reaksi tanpa katalis Al2O3 dan dengan
hvb+ + OH- → OH. radiasi UV, metilen biru diradiasi selama 12 jam.
Metilen biru direaksikan dengan katalis Al2O3
Efektivitas Proses Fotodegradasi Metilen Biru selama 5 jam pada kondisi reaksi dengan katalis
Penentuan efektivitas dari fotodegradasi Al2O3, tanpa diradiasi UV. Sedangkan pada
metilen biru dilakukan sebanyak 3 kali kondisi dengan katalis Al2O3 dan dengan radiasi
pengulangan pada masing-masing kondisi reaksi UV, metilen biru diradiasi selama 4 jam. Data
optimum. Larutan metilen biru ditambahkan penentuan efektivitas fotodegradasi metilen biru
dengan Al2O3 sebanyak 40 mg dan diatur pada dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data dan hasil perhitungan penentuan efektivitas fotodegradasi metilen biru

Kondisi %D (%)
Tanpa katalis Al2O3 dan tanpa radiasi UV (20,64 ± 0,64)%
Tanpa katalis Al2O3, dengan radiasi UV (22,35 ± 0,90)%
Dengan katalis Al2O3, tanpa radiasi UV (24,40 ± 1,29)%
Dengan katalis Al2O3 dan dengan radiasi UV (30,22 ± 1,17)%

Dari keempat nilai efektivitas tersebut, Saran


terlihat bahwa fotodegradasi metilen biru dengan 1. Perlu dilakukan penentuan kondisi optimum
katalis Al2O3 dan dengan radiasi UV mempunyai yang lain seperti variasi temperatur,
efektivitas paling tinggi dibandingkan dengan intensitas sinar lampu UV, dan penambahan
persentase degradasi lainnya. H2O2 untuk mendapatkan persentase
Apabila dibandingkan dengan katalis degradasi (%D) yang lebih besar.
lain seperti ZnO, katalis Al2O3 kurang efektif 2. Perlu dilakukan penelitian fotodegradasi
dalam mendegradasi zat warna metilen biru, metilen biru dengan campuran dua katalis,
yaitu hanya sebesar (30,22 ± 1,17)%. Persentase seperti katalis Al2O3/ZnO atau Al2O3/TiO2.
degradasi metilen biru dengan katalis ZnO
adalah (94,67 ± 0,35)% (Ratih, 2009).
UCAPAN TERIMA KASIH

SIMPULAN DAN SARAN Terima kasih penulis ucapkan kepada


Bapak Dr. Drs. Manuntun Manurung, M.S.., Ibu
Simpulan Dra. Wiwik Susanah Rita, M.Si., dan Bapak
1. Persentase fotodegradasi metilen biru Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si., serta
terbesar diperoleh pada penambahan berat semua pihak yang telah membantu sehingga
Al2O3 sebanyak 40 mg, pH larutan 11 dan tulisan ini dapat terselesaikan.
waktu radiasi selama 4 jam.
2. Fotodegradasi metilen biru dengan sinar UV
dan katalis Al2O3 kurang efektif karena DAFTAR PUSTAKA
persentase degradasinya hanya sebesar
(30,22±1,17)%. Ali, R. and Siew, ooi Bon, 2006,
Photodegradation of New Methylen Blue

41
JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42

N in Aqueous Solution Using Zinc Qourzal, S., Tamimi, M., Assabbane, A., and
Oxide and Titanium Dioxide as Catalyst, Ait-Ichou, Y., 2009, Photodegradation of
Jurnal Teknologi, 45 : 31–42 2-Naphthol Using Nanocrystalline TiO2,
Attia, A. J., Kadhim, S. H., and Hussein, F. H., M.J. Condensed Mater, 11(2) : 55–59
2008, Photocatalytic Degradation of Ratih M., I. G. A. A., 2009, Fotodegradasi
Textile Dyeing Wastewater Using Metilen Biru dengan Sinar UV dan
Titanium Dioxide and Zinc Oxide, E-J. Katalis ZnO, Skripsi, Universitas
Chem., 5 (2) : 219–223 Udayana, Bukit Jimbaran
Dhamayanti, Y., Wijaya, K., dan Tahir, I., 2005, Sumerta, I K., Wijaya, K., dan Tahir, I., 2002,
Fotodegradasi Zat Warna Methyl Orange Fotodegradasi Metilen Biru
Menggunakan Fe2O3-Montmorillonit dan Menggunakan Katalis TiO2-
Sinar Ultraviolet, Proseding Seminar Montmorilonit dan sinar UV, Makalah
Nasional DIES ke 50 FMIPA UGM, 22– Seminar Nasional Pendidikan Kimia,
29 FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta,
Fatimah, Is, Sugiharto, E., Wijaya, K., Tahir, I., 19 Oktober 2002
dan Kamalia, 2006, Titan Dioksida Wahi, R. K., Yu, W. W., Liu, Y., Mejia, M. L.,
Terdispersi Pada Zeolit Alam Falkner, J. C., Nolte, W., and Colvin, V.
(TiO2/Zeolit) dan Aplikasinya untuk L., 2005, Photodegradation of Congo
Fotodegradasi Congo Red, Indo. J. Red Catalyzed By Nanosized TiO2,
Chem., 6 (1) : 38–42 Journal of Molecular Catalysis A:
Hamdaoui, O. and Chiha, M., 2006, Removal of Chemical, 242 : 48–56
Methylene Blue from Aqueous Solutions Wibowo, W., Surnadi, dan Yulia, I., 2007, Studi
by Wheat Bran, Acta Chim. 54 : 407– Reaksi Konversi Katalisis 2-Propanol
418 Menggunakan Katalis dan Pendukung
Madhu, G. M., Lourdu, A. R. M. A., Vasantha, Katalis γ-Al2O3, Bulletin of Chemical
Kumar Pai K., and Shreyas., 2007, Reaction Engineering & Catalysis, 2(2-
Photodegradation of Methylene Blue 3) : 56–61
Dye using UV/BaTiO3, UV/H2O2, and Wijaya, K., Sugiharto, E., Fatimah, I., Sudiono,
UV/ H2O2/BaTiO3 Oxidation Processes, S., dan Kurniaysih, D., 2006, Utilisasi
Indian Journal of Chemical Technology, TiO2-Zeolit dan Sinar UV Untuk
14 : 139–144 Fotodegradasi Zat Warna Congo Red,
Nandiyanto, A. B. D., 2008, Catatan Kecil Teknoin, 11(3) : 199–209
Mengenai Pengolahan Limbah Dengan Yu, H. Y., M. F. Li, B. J. Cho, C. C. Yeo, and
Menggunakan Sinar Matahari, M. S. Joo, 2002, Energy Gap and Band
http://io.ppi-jepang.org, 21 Oktober 2009 Alignment For (HfO2)x(Al2O3)1-x on
(100) Si, Applied Physics Letters, 81(2) :
376–378

42

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai