Anda di halaman 1dari 2

Mencintai Kedua Orangtua Karena Allah

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bapak Ibu Dewan Juri yang saya hormati, Bapak Ibu dewan guru yang saya hormati, serta
teman-teman seperjuangan yang Insya Allah senantiasa dirahmati oleh Allah Subhana Wa
Taala.

Segala puji kehadirat Allah yang telah memberikan bergunung-gunung nikmat kepada kita
selaku hamba.
Kita diberikan mata yang sehat sehingga bisa melihat indahnya tugu kopi kepahiang. Kita
diberikan telinga yang baik sehingga bisa mendengar Ayah dan Ibu mengucapkan sayang.
Begitu pula dengan nikmat-nikmat lain yang takbisa kita sebut mulai dari bangun pagi, sampai
tidur lagi.

Shalawat berbingkaikan salam mari sama-sama kita hadiahkan kepada Nabiyullah Muhammad
Shalallahu alaihi wasaalam. Mudah-mudahan dengan seringnya kita bershalawat, kita akan
mendapat syafaat beliau di hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Hadirin, jamaah rahimakumullah...


Saya Mau tanya nih:
Siapa yang tadi pagi bangun tidak ngompol di kasur? (saya...)
Siapa yang tadi pagi bangun lalu langsung nurut sama Ibu pas disuruh mandi air sumur?
(saya...)
Siapa yang tadi bangunnya sangat susah hingga harus digelitik mama? (bukan saya)

Nah, bersyukurlah kita bila setiap hari selalu mengalami itu semua. Berbahagialah kita karena
setiap hari selalu ditemani oleh kedua orangtua. Bergembiralah kita karena setiap detik selalu
dicintai papa dan mama. Mari ucapkan... Alhamdulillah.

Jamaah rahimakulmulloh mari sama-sama kita bayangkan..


Ibu, sudah melahirkan kita setelah dulu bersusah payah mengandung hingga 9 bulan, kadang
lebih, sekarang semakin tua, semakin renta, semakin keriput, dan begitu ingin untuk kita cintai
dengan sepenuh hati setulus jiwa.

Sedangkan Ayah... tiap hari mencari nafkah, berjemur di bawah terik matahari yang begitu
panas. Demi menanti bibit padi bertunas, demi menunggu panen kopi yang bernas, demi
menyekolahkan kita agar menjadi orang yang cerdas.

Lalu,, mengapa Ibu dan Ayah harus dicintai? Mengapa harus berbakti? Karena hal itu adalah
perintah Allah, sebagaimana yang tertuang dalam Kalam-Nya:
Bismillahirrohmanirrohiim.
‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُدوا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا‬
(Waqodoo rubbuka allaa takbuduu illaa iyyaahu wabilwaalidaini ihsaanaa.)
“Allah mewajibkan tidak boleh kalian beribadah melainkan hanya kepada Allah dan berbuat
baik kepada orang tua.” (Quran Suroh Al-Isro ayat 23)
Bersandar pada firman Allah, berarti birrul waalidain alias berbakti kepada orangtua adalah
wajib, kan?
Bahkan Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa kita sebagai anak mesti
mau mendengar ucapan kedua orangtua dengan baik, ikut berdiri ketika mereka berdiri,
menuruti perintah mereka,, tidak berjalan mendahului mereka, tidak bersuara lebih keras
daripada suara mereka, tidak boleh bermuka masam layaknya rasa belimbing muda yang kecut,
serta selalu berusaha menyenangkan hati mereka.
Lebih dari itu, Fala takulla huma Uffin, Kita juga dilarang berkata “ah, uh,” kepada Ibu
maupun ayah. Mengapa? Karena perkataan tersebut bisa menyakiti hati kedua orangtua.

Lalu, bagaimanakah caranya berbakti kepada Ibu dan Ayah karena Allah?

Cara mencintai kedua orangtua karena Allah adalah dengan bertulus hati menolong Ibu, ikhlas
sepenuh jiwa membantu ayah demi menggapai Ridho Allah Azza Wa Jalla, Ridho Allah yang
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
“Ridholloh fi Ridho Walidain...Wa Sukhtullohi fi Sukhtil Walidain”.
Ridho Allah terletak pada keridhoan kedua orangtua, dan kemurkaan Allah terletak pada
kemurkaan kedua orangtua. Hadis Riwayat Al-Tirmidzi.

Hadirin, Jamaah rohimakumullah.


Sekali lagi, marilah kita bersama-sama meninggikan bakti kepada kedua orangtua. Senangi
mereka, bertulus hati membantu mereka, serta berdoalah terbaik untuk keduanya.

“Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii


Shaghiroo”
“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta
berbelaskasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu
aku kecil.” Aamiin ya robbal aalamiin.

Demikianlah secarik dakwah yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi diri dan umat.

Akhir kata, Wabillahit-taufiq wal hidayah, Wassalamualaiku Warahmatullah Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai