Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

KELUARAN (OUTPUT) TA 2023

Kementerian : Kementerian Perdagangan


Negara/Lembaga
Unit Eselon I/II : Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi/ Biro Pembinaan
dan Pengawasan SRG & PLK
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri

Sasaran Program : Meningkatnya Implementasi Pemanfaatan Perdagangan Berjangka


Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas

Indikator Kinerja : 1. Pertumbuhan Implementasi Perdagangan Berjangka Komoditi


Program 2. Pertumbuhan Implementasi Sistem Resi Gudang
3. Pertumbuhan Implementasi Pasar Lelang Komoditas
4. Indeks Kepuasan Layanan Publik
5. Kepatuhan Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi
6. Pemenuhan Konsultasi Hukum dan Litigasi
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas di Daerah
Indikator Kinerja : Jumlah Daerah Penyelenggaraan Kegiatan Pasar Lelang Komoditas di
Kegiatan Daerah
Keluaran (Output) : Fasilitasi dan Pembinaan Pasar Lelang Komoditas di Daerah
Volume Keluaran : 1 (Satu)
(Output)
Satuan Keluaran : Daerah
(Output)

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Ketentuan Pasal 32 Huruf F, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem
Resi Gudang menyatakan perlu adanya penguatan kelembagaan Sistem Resi
Gudang dan infrastruktur pendukungnya khususnya sektor keuangan dan Pasar
Lelang Komoditas;
b. Ketentuan Pasal 33 Huruf d, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem
Resi Gudang menyatakan pentingnya pemfasilitasian pengembangan Pasar Lelang
Komoditas
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi;
f. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan;
g. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan
Pengembangan Pasar Lelang Komoditas;
h. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
650/MPP/Kep/10/2004 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Pasar Lelang dengan
Penyerahan Kemudian (Forward) Komoditi Agro;

1
i. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor
03/BAPPEBTI/PER-PL/01/2014 tentang Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang
dengan Penyerahan Kemudian (Forward);
j. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor
04/BAPPEBTI/PER-PL/01/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 03/BAPPEBTI/PER-PL/01/2014
tentang Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang dengan Penyerahan Kemudian
(Forward);
k. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7
Tahun 2018 tentang Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas;
l. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 3
Tahun 2021 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas
dengan Waktu Penyerahan Segera (Spot);

2. Gambaran Umum
Kegiatan pasar lelang sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2013 tentang Perdagangan, Pasal 18 disebutkan bahwa Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah melakukan penataan, pembinaan, dan pengembangan terhadap Pasar
lelang komoditas, dan Pasal 12 ayat (1) huruf f. Selain Undang – Undang dimaksud, Pasar
Lelang Komoditas dalam pelaksanaannya berpedoman pada SK Menperindag No 650 Tahun
2004 tentang Pasar Lelang Komoditas Agro Forward.
Dalam rangka penerapan strategi peningkatan efisiensi dan efektifitas distribusi maka
penyelenggaraan Pasar Lelang yang baik adalah salah satu alternatif yang dapat mewujudkan
efisiensi dan efektifitas distribusi komoditas di Indonesia. Pasar Lelang akan memperpendek
rantai distribusi dimana dalam pasar tersebut produsen yang dalam hal ini adalah petani akan
dipertemukan dengan pelaku usaha (end user) dari komoditas yang ditawarkan. Selain itu,
pasar lelang juga memainkan peranan penting dalam pengendalian inflasi. Dengan semakin
pendeknya mata rantai perdagangan maka diharapkan harga di tingkat konsumen akan
semakin rendah atau wajar. Di samping itu, dengan semakin terorganisirnya pasar maka
melalui pasar lelang informasi mengenai pasokan dan ketersediaan komoditas antar daerah
dapat diperoleh. Dengan demikian kelangkaan komoditas yang terjadi di daerah dapat
diminimalisir.
Dalam upaya pengembangan PLK di daerah, Kementerian Perdagangan bekerjasama
dengan Pemerintah Daerah terus melakukan berbagai kebijakan dan program kerja
pengembangan PLK sehingga pelaksanaannya semakin meluas dan partisipasi masyarakat
(pelaku usaha) yang memanfaatkan instrumen ini semakin meningkat. Salah satu kebijakan
Kementerian Perdagangan yang telah dijalankan dan akan dijalankan pada Tahun Anggaran
2023 adalah program dekonsentrasi Pasar Lelang Komoditas. Melalui program ini, Pemerintah
akan mengalokasikan dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur
sebagai wakil Pemerintah yang akan dioptimalkan untuk pengembangan PLK di daerah
penerima dana dekonsentrasi. Kegiatan dekonsentrasi yang dibiayai adalah bersifat nonfisik,
antara lain berupa koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, supervisi, survei,
pembinaan dan pengawasan/pemantauan.
Pada Tahun Anggaran 2023, Kementerian Perdagangan telah menetapkan Daerah
penerima Dana Dekonsentrasi PLK sebanyak 13 Provinsi yang terdiri dari 4 (empat) daerah
yang telah menjalankan program revitalisasi PLK yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera
Barat, dan Riau serta 9 (sembilan) daerah yang masih dalam tahap penyiapan revitalisasi PLK

2
yaitu Jambi, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Aceh,
Banten, Sumatera Utara, dan Bangka Belitung.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat Target Jumlah Penyelenggaraan Pasar Lelang
Komoditas (PLK) pada Tahun 2023 sebanyak 5 kali, serta Jumlah Pengguna Pasar Lelang
yang berpartisipasi sebanyak 75 orang dalam satu kali penyelenggaraan pasar lelang,
sehingga jumlah total pengguna pasar lelang dalam 1 tahun yaitu 375 orang.

B. Penerima manfaat
Penerima manfaat dari keluaran pasar lelang komoditas di daerah adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat luas. Keluaran pasar lelang komoditas di daerah akan memberikan kemudahan
para petani/produsen/pelaku usaha di daerah dalam melakukan transaksi perdagangan dalam
hal ini memperpendek rantai distribusi dengan mempertemukan petani/produsen komoditas
dengan pelaku usaha (pembeli dan/atau penjual) pada saat penyelenggaraan pasar lelang
komoditas di daerah.
2. Pemerintah Pusat. Dalam hal ini adalah berkurangnya beban kerja dalam rangka pembinaan
dan pengawasan pengembangan pasar lelang komoditas di seluruh wilayah Indonesia. Pasar
lelang komoditas juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengendalikan inflasi
3. Pemerintah Daerah. Tercapainya kondisi pengembangan pasar lelang komoditas di wilayah
kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan kegiatan ini adalah kombinasi antara swakelola dan pelaksanaan
oleh pihak ketiga. Bentuk pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi dengan Bappebti terkait
pelaksanaan kegiatan, serta koordinasi dengan Daerah lain yang juga Penerima Dana
Dekonsentrasi Pasar Lelang Tahun 2023 untuk kegiatan koneksitas.
Untuk mewujudkan output fasilitasi dan pembinaan pasar lelang komoditas di Daerah,
maka perlu dilaksanakan aktivitas/kegiatan (Komponen) yaitu pembinaan, pengembangan,
dan pengawasan pasar lelang komoditas di Daerah. Kegiatan tersebut dilakukan melalui
literasi sistem pasar lelang terpadu, monitoring realisasi transaksi, serta koordinasi dan
partisipasi pengembangan pasar lelang komoditas di daerah, dengan rincian sub komponen
sebagai berikut:

No Komponen/Sub Penjelasan Keterangan


Komponen
004 Pengguna Pasar Lelang Komoditas di Daerah
052 Penyelenggaraan Kegiatan Penyelenggaraan  Dilaksanakan pada Provinsi
Pasar Lelang Pasar Lelang Komoditas belum revitalisasi yaitu Aceh,
dimaksudkan untuk Sumatera Utara, Jambi,
menciptakan sistem Lampung, Banten, Nusa
perdagangan yang lebih Tenggara Barat, Sulawesi Utara,
baik melalui mekanisme Sulawesi Tenggara, dan Bangka
pembentukan harga yang Belitung.
transparan dan peningkatan  Bentuk Kegiatan yaitu
efisiensi pemasaran (tata Pelaksanaan Pasar Lelang
niaga), serta bertujuan Komoditas dengan metode
untuk memberikan alternatif Online/Offline atau campuran
mekanisme pemasaran (Hybrid) menggunakan Sistem
dalam bentuk pasar yang Pasar Lelang Terpadu (SPLT).
terorganisir yang  Dilaksanakan sebanyak 5 kali.
mentransaksikan komoditas
menggunakan sistem
3
lelang.
053 Monitoring Monitoring Realisasi  Dilaksanakan 5 Kali di dalam
Realisasi Transaksi diselenggarakan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Transaksi dengan tujuan untuk  Bentuk Kegiatan berupa
menjaga integritas melakukan monitoring dari hasil
penyelenggara pasar lelang transaksi jual-beli yang terjadi
komoditas yang sudah pada Penyelenggaraan Pasar
mendapat persetujuan dari Lelang sampai dengan transaksi
Bappebti atas rekomendasi tersebut selesai atau adanya
dinas yang membidangi gagal serah.
perdagangan. Monitoring ini
juga bertujuan sebagai
evaluasi penyelenggaraan
lelang oleh pihak swasta
yang dapat menjadi dasar
bagi Dinas yang
membidangi perdagangan
dan Bappebti dalam
melakukan pembinaan lebih
lanjut. Selain itu, kegiatan
ini juga bertujuan untuk
memantau realisasi
transaksi yang terjadi atau
melakukan pemantauan
kontrak yang terjadi pada
saat lelang untuk mengecek
apakah terjadi penyerahan
barang atau gagal serah.
054 Identifikasi Kegiatan ini bertujuan untuk  Dilaksanakan 1 Dokumen di
Pembeli dan melakukan pemetaan dalam Provinsi Nusa Tenggara
Penjual Potensial terhadap pelaku usaha Barat
dan Konektivitas yang memiliki potensi untuk
 Bentuk Kegiatan berupa survei/
melakukan transaksi di
pasar lelang atau identifikasi yang melibatkan
memanfaatkan sistem penyelenggara/ calon
pasar lelang terpadu. Selain penyelenggara maupun
itu melalui kegiatan bekerjasama dengan asosiasi
konektivitas, diharapkan komoditas dan pelaku usaha
pemerintah daerah dapat
maupun kalangan akademisi di
bersinergi dengan
pemerintah daerah lain daerah.
dalam kerjasama
pengembangan PLK,
seperti bertukar informasi
pelaku usaha dan
komoditas unggulan yang
natinya akan terlibat dalam
pelaksanaan lelang sebagai
peserta.
055 Bimtek Sistem Bimtek ini bertujuan untuk  Dilaksanakan 1 Kali di dalam
Pasar Lelang meningkatkan pemahaman Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Terpadu (SPLT) masyarakat secara umum  Kegiatan dilaksanakan secara
terhadap teknis Offline Meeting/ kegiatan tatap
pelaksanaan dan peluang muka di hotel/ ruang pertemuan.
pengembangan bisnis yang
ada melalui Pasar Lelang
Komoditas serta

4
pemahaman kepada calon
penyelenggara /
penyelenggara Pasar
Lelang dan calon peserta /
peserta Pasar Lelang
dalam teknis pendaftaran,
penyelenggaran serta
penyelesaian Transaksi
pasar lelang pada Sistem
Pasar Lelang Terpadu.
Melalui kegiatan ini
diharapkan informasi terkait
kebijakan dan mekanisme
PLK akan semakin meluas
dan berdampak pada
peningkatan partisipasi
pelaku usaha di dalam
memanfaatkan PLK.
056 Kegiatan Pada aktivitas Koordinasi  Daerah Penerima aktivitas
Penunjang dan Partisipasi Pasar Koordinasi dan Partisipasi Pasar
Lainnya Lelang Komoditas terdiri Lelang Komoditas 1 Dokumen
dari partisipasi/kehadiran pada provinsi Nusa Tenggara
perwakilan dinas provinsi Barat
untuk melakukan partisipasi
penyusunan RKA-K/L Dana
Dekonsentrasi Bidang
Perdagangan Dalam Negeri
pada Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka
Komoditi serta koordinasi
Pemerintah daerah dalam
hal kendala baik terkait
persetujuan Penyelenggara
PL maupun kordinasi bersift
konsultasi dan evaluasi
terkait kondisi dan
perkembangan Pasar
Lelang Komoditas di
daerahnya.

5
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan dan waktu dari pelaksanaan kegiatan pada Output Fasilitasi dan
Pembinaan Pasar Lelang Komoditas di Daerah direncanakan sebagai berikut:

Tahapan Kegiatan Bulan


Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
PENYELENGGARAAN
PASAR LELANG
MONITORING
REALISASI
TRANSAKSI
IDENTIFIKASI
PENJUAL DAN
PEMBELI POTENSIAL
BIMBINGAN TEKNIS
SISTEM PASAR
LELANG TERPADU
KEGIATAN
PENUNJANG

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran (Output)


Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapai Output Fasilitasi dan Pembinaan Pasar
Lelang Komoditas di Daerah direncanakan dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

E. Biaya yang Diperlukan


Pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai Output Fasilitasi dan Pembinaan Pasar
Lelang Komoditas di Daerah diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 335.000.000
(Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Juta Rupiah). Perincian biaya kegiatan tersebut disajikan
secara terpisah dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Biaya kegiatan seluruhnya
dibebankan pada DIPA Satker Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
Anggaran 2023.

Mataram, 22 September 2022


An KEPALA DINAS PERDAGANGAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Kabid PPDN

ENDANG SRI WAHYUNI, S.TTP


Penata Tingkat I
NIP. 19820830 200112 2 006

Anda mungkin juga menyukai