Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NOOR WASILI HASANAH

NIM : 031142394
PROGRAM STUDI : EKONOMI SYARIAH
MATA KULIAH : PANCASILA (MKWU 4110)
UPBJJ PEKANBARU

1. Pancasila terdiri atas lima sila yang pada hakikatnya merupakan kesatuan system
filsafat
a) Secara ringkasi filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Pancasila dapat dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the
founding father, yang dituangkan dalam suatu sistem. Filsafat Pancasila memberi
pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Pancasila
disebut sebagai sistem filsafat dibahas dengan 2 cara, yaitu dengan cara deduktif
dan induktif. Cara deduktif dilakukan dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif. Sedangkan cara induktif, dilakukan dengan mengamati gejala-
gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna
yang hakiki dari gejala-gejala tersebut. Sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat
pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis yang berarti antar sila-sila
Pancasila itu berkaitan, berhubungan, bahkan mengkualifikasikan satu dengan
yang lain. Ciri-ciri Pancasila sebagai sistem filsafat adalah merupakan satu
kesatuan sistem yang bulat dan utuh yang berarti apabila terpisah satu sila dengan
sila lainnya maka tidak dapat disebut Pancasila. Contoh filsafat Pancasila
dikehidupan sehari-hari adalah dengan saling menjaga toleransi antar individu dan
kelompok, sling menjaga kerukunan umat beragama, taat dan patuh akan peraturan
yang telah ditetapkan serta mengakui persamaan derajat dan bersikap adil tanpa
pandang bulu.

b) Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Filsafat (2002) karya Sudarto,


menyatakan beberapa ciri-ciri dari berpikir filsafat, yaitu:

• Metodis, menggunakan metode atau cara yang lazim dalam berpikir.


• Sistematis, berpikir dalam suatu keterikatan antara unsur-unsur yang ada
sehingga tersusun suatu pola pikir.
• Koheren, tidak terjadi suatu yang bertentangan antara unsur-unsur yang
ada.
• Rasional, berdasar kaidah berpikir yang benar dan logis.
• Komprehensif, berpikir tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang.
• Radikal, berpikir secara mendalam Universal, mengarah pada kehidupan
manusia secara keseluruhan.

2. Pancasila bersifat hierarki dan berbentuk pyramidal

a. Pancasila bersifat hierarki ialah Kaelan menjelaskan bahwa sebagai sebuah satu
kesatuan, Sila-sila dalam Pancasila bersifat Organis, Hierarkhis dan berbentuk
Piramidal, saling mengisi dan saling mengkualifikasi.1 Sifat organis yang dimaksud
adalah dikarenakan sejatinya Sila-sila dalam Pancasila merupakan penjelmaan
hakikat manusia ‘monopluralis’yang merupakan kesatuan organis. Bersifat
hierarkhis yang dimaksud adalah bahwa sila yang berada di posisi atas menjadi
dasar terhadap sila-sila yang posisinya ada di bawahnya. Bersifat piramidal
menggambarkan hubungan sila-sila dalam Pancasila dalam urutan luas (kuantitas)
dan juga dalam hal yang sifatnya kualitas. Untuk lebih jelasnya sebagai satu
kesatuan yang utuh Pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut: Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan nilai tertinggi Yang menjiwai kesemua sila yang ada dalam
Pancasila. Nilai ini kemudian melahirkan nilainilai dalam Sila-sila secara berurutan.
Nilai Kemanusiaan yang adil beradab berasal dan dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan
yang kemudian melahirkan nilai Persatuan, karena tidak ada persatuan tanpa kita
memanusiakan manusia seseuai dengan derajat kemanusiaannya. Kita dapat bersatu
karena perasaan sama, sama-sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Nilai Persatuan
menjiwai nilai Permusyawaratan dan Perwakilan. Sebuah Permusyaratan bukanlah
musyawarah tanpa didasari nilai persatuan. Musyawarah tanpa nilai persatuan
sebenarnya hanyalah ajang pertarungan dan pemaksaan kepentingan masingmasing
golongan. Selanjutnya, tujuan akhir dari musyawarah adalah Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
b. Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat dirinci dalam berbagai bidang POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut :

• Implementasi Pancasila dalam bidang Politik Pembangunan dan


pengembangan bidang politik harus mengilhami dasar ontologis manusia.
Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
Negara, Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan
tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara
terutama dalam proses reformasi dewasa ini mencerminkan kepada
moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensinya,
sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.
• Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi Di dalam dunia ilmu
ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi
yang humanistic yang berorientasi pada tujuan demi kesejahteraan rakyat
secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya
mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
• Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya Dalam
pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia
melakukan reformasi di segala bidang kehidupan. Sebagai anti-klimaks
proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam
masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah
Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan
memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah
masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya
di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat
kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya.
• Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga negara maupun
dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara. Pancasila sebagai dasar
Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat
manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Sehingga ungkapan yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara berdasar atas hukum, bukan
berdasar atas kekuasaan belaka dapat terwujud adanya.

3. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap
orang bahkan dapat merugikan Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa
terdapat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-
nilai Pancasila tersebut, masyarakat Indonesia tidak akan memiliki pandangan atau
pedoman untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam negara yang
memiliki budaya beragam.

✓ Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengandung nilai yang luhur dalam
kaitannya dengan ketuhanan, keagamaan, keadilan dan kenegaraan. Penerapan
dalam sila pertama Pancasila dapat dilakukan dengan menghormati setiap
perbedaan, yaitu: perbedaan keyakinan yang beragam antar masyarakat, membina
kerukunan hidup antar masyarakat yang memiliki perbedaan agama dan keyakinan,
tidak memaksakan suatu keyakinan atau agama kepada orang lain, dan
menumbuhkan sikap saling toleransi antar umat beragama.
✓ Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) mengandung makna mengenai
penghormatan terhadap orang lain walaupun setiap masyarakat memiliki
perbedaanyang beragam. Pengimplementasian dari sila kedua ini adalah dengan
cara: menanamkan dan menerapkan rasa toleransi kepada orang lain, menghargai
dan menghormati antar masyarakat, selalu bersikap adil terhadap setiap orang tanpa
membeda-bedakannya, menghormati perbedaan antar masyarakat, menghormati
harkat dan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama
derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya, menanamkan rasa
nasionalisme dan komitmen pada eksistensi bangsa, dan yang terakhir adalah
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
✓ Sila Ketiga (Persatuan Indonesia). Masyarakat Indonesia diharapkan dapat
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas golongan atau pribadi. Menempatkan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi berarti rela dan sanggup berkorban demi bangsa dan negara
yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air dan semangat membangun rasa nasionalisme.
Selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara lebih dari apapun. Untuk bisa
menumbuhkan perilaku tersebut maka kembangkanlah rasa kebanggaan untuk
bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sila ketiga ini dapat di
implementasikan dengan cara menghidupkan segala perbedaan yang ada sehingga
perbedaan tersebut dapat mengarah kepada kesatuan sebagaimana semboyan negara
Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tapi tetap
satu tujuan. Ciptakan suasana saling tolong menolong dibalik segala perbedaan yang
beragam sehingga akan terciptanya kehidupan yang rukun antar masyarakat
Indonesia. Sila ketiga Pancasila memberikan kesempatan secara leluasa dalam
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
✓ Sila Keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan). Kerakyatan Indonesia adalah demokrasi yang di
pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan timbul karena adanya
kesadaran bahwa manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila keempat Pancasila ini
masyarakat Indonesia dapat mengimplementasikannya dengan cara: memuliakan,
menghargai dan menghormati orang lain tanpa membedakannya sedikitpun, selalu
bersikap jujur saat adanya pemilu, dan tidak saling menghina antar warga negara.
✓ Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Masyarakat Indonesia
menyadari sepenuhnya bahwa manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama di
mata hukum. Untuk menciptakan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia
maka dalam hal ini perlu adanya kesadaran dan perkembangan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong untuk segenap masyarakat Indonesia. Untuk itu,
perlu adanya kesadaran sikap yang adil antar sesama dan menjaga antara hak dan
kewajiban serta menghormati harkat dan martabat orang lain. Implementasi Sila
Kelima Pancasila : menanamkan sikap tolong menolong sehingga dapat terwujud
kehidupan yang rukun dan damai. kerja keras juga diperlukan dalam implementasi
sila kelima ini untuk mencapai kesejahteraan bersama.

4. Berikut ini adalah upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA.


Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA
1. Mendekatkan Diri pada Tuhan
Teman-teman pasti sudah tahu isi sila pancasila pertama, yaitu Ketuhanan yang
Maha Esa. Ini artinya kita harus mempercayai keberadaan Tuhan. Tiap agama
memiliki ajaran untuk menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala hal yang
dilarang oleh Tuhan. Tuhan menciptakan keberagaman bukan untuk
menjadikannya penyebab konflik dan perpecahan. Melainkan agar kita belajar
untuk saling menerima, menghargai, dan membantu antarsesama.

2. Memahami Adanya Perlindungan bagi Hak Warga Negara


Sebagai negara hukum, Indonesia juga menjamin akan memberikan
perlindungan pada semua hak yang dimiliki warga negara.Sebagai salah satu
contohnya, Indonesia memberikan kebebasan pada masyarakatnya untuk memeluk
agama dan beribadah sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Hal itu
tercatat dalam Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, pasal 28 E. Kemudian
Indonesia juga menjamin warga negaranya terbebas dari tindakan yang sifatnya
diskriminatif dan berhak mendapat perlindungan. Hukum itu tercatat dalam UUD
1945 Pasal 28 I Ayat 2.

3. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman


Ada banyak hal yang menunjukkan sifat menghargai dan menghormati
keberagaman, misalnya :
✓ Menghormati dan menghargai orang yang memiliki suku, budaya, asal daerah,
agama, atau golongan yang berbeda dari kita,
✓ Bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang suku, budaya, agama,
dan golongan.
✓ Mau mengenal dan mempelajari kebudayaan dan adat dari daerah lain.

4. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda


Dalam hidup bermasyarakat kita bisa bertemu dengan banyak orang. Tentunya mereka
bisa saja berasal dari latar belakang yang berbeda. Meski berbeda, kita tidak boleh
memiliki prasangka buruk pada orang atau kelompok yang memiliki perbedaan.
Sebaliknya, kita harus bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di antara
masyarakat.

5. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

Berikut adalah contoh perilaku yang mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
Indonesia, yaitu:

▪ Menguatkan dan mengembangkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.


▪ Meningkatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, musyawarah, gotong royong, dan
lain-lain.
▪ Menghindari sifat atau pandangan yang bisa memicu konflik, misalnya:

➢ Egoisme, yaitu mementingkan diri sendiri atau suat kelompok.


➢ Sukuisme, yaitu menganggap sukunya lebih baik dari yang lain.
➢ Ekstrimisme, yaitu terlalu kuat meyakini sesuatu dan sudah melewati batas wajar.
➢ Primordialisme, yaitu memegang teguh hal yang diajarkan sejak kecil, bisa berupa
keyakinan atau adat istiadat.
➢ Etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap budaya kelompoknya yang
terbaik, dan merendahkan nilai dari kelompok lain.
➢ Fanatisme, keyakinan yang berlebihan terhadap sesuatu.
➢ Tidak memperdulikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai