PRESIDEN
REPUBLIK INDONE:SIA
Mengingat ...
SK No 145030 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
Mengingat 1. Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22D
ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 155, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6697);
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerin tah . . .
SK No 145108 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
8. Orang ...
SK No 145109-A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
BAB II
PEMBENTUKAN, CAKUPAN WILAYAH,
BATAS DAERAH, DAN IBU KOTA
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 2
Dengan Undang-Undang ini dibentuk Provinsi Papua Barat
Daya yang diberi Otonomi Khusus dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Bagian Kedua
Cakupan Wilayah
Pasal 3
( 1) Provinsi Papua Barat Daya berasal dari se bagian wilayah
Provinsi Papua Barat yang terdiri dari:
a. Kabupaten Sorong;
b. Kabupaten Sorong Selatan;
c. Kabupaten Raja Ampat;
d. Kabupaten Tambrauw;
e. Kabupaten Maybrat; dan
f. Kota Sarong.
(2) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta wilayah yang tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Undang-Undang ini.
SK No 145034 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
-5 -
Bagian Ketiga
Batas Daerah
Pasal 4
(1) Provinsi Papua Barat Daya mempunyai batas daerah:
a. se belah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik;
b. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Manokwari, Kabupaten Pegunungan Arfak, dan
Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat;
c. sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram dan
Teluk Berau; dan
d. sebelah barat berbatasan dengan Laut Halmahera
dan Laut Seram.
(2) Provinsi Papua Barat Daya memiliki kewenangan
pengelolaan sumber daya alam di laut provinsi, dengan
tata cara penarikan garis batas kewenangan pengelolaan
sumber daya alam di laut provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Batas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
batas kewenangan pengelolaan sumber daya alam di laut
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digambarkan dalam peta wilayah yang berkoordinat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-
Undang ini.
(4) Penegasan batas daerah Provinsi Papua Barat Daya
secara pasti di lapangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri.
Pasal 5
, (1) Dengan terbentuknya Provinsi Papua Barat Daya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah
Provinsi Papua Barat Daya menetapkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat Daya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
SK No 145042 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6 -
Bagian Keempat
Ibu Kota
Pasal6
Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya berkedudukan di Kota
Sarong.
BAB III
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 7
Urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan
Provinsi Papua Barat Daya mencakup urusan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PEMERINTAHAN DAERAH
Bagian Kesatu
Peresmian Daerah dan Pelantikan Penjabat Gubernur
Pasal 8
Peresmian Provinsi Papua Barat Daya dan pelantikan Penjabat
Gubernur dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama
Presiden paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
SK No 146992 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
Bagian Kedua
Pemerintah Daerah
Pasal 9
(1) Gubernur dan Wakil Gubernur pertama kali dipilih dan
disahkan melalui tahapan pemilihan kepala daerah
serentak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Sebelum Gubernur dan Wakil Gubernur definitif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilantik, Presiden
mengangkat Penjabat Gubernur dari pegawai negeri sipil
yang menduduki jabatan pimpinan tinggi madya
berdasarkan usul Menteri Dalam Negeri dengan masa
jabatan paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Jika Gubernur dan Wakil Gubernur definitif belum
dilantik dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Presiden dapat mengangkat kembali
Penjabat Gubernur untuk 1 (satu) kali masa jabatan
berikutnya paling lama 1 (satu) tahun atau menggantinya
dengan penjabat lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Apabila Gubernur dan wakil Gubernur definitif belum
dilantik dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Presiden dapat mengangkat kembali
Penjabat Gubernur sampai dilantiknya Gubemur dan
Wakil Gubernur definitif.
(5) Penjabat Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memiliki kewajiban dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, pembentukan perangkat daerah
dan peng1s1an perangkat daerah, memfasilitasi
pembentukan MRP Provinsi Papua Barat Daya, fasilitasi
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan DPR Papua
Barat Daya pertama kali serta tugas lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan,
pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi terhadap kinerja
Penjabat Gubernur dalam melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
Pasal 10 ...
SK No 145110 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
Pasal 10
Pendanaan pertama kali pelaksanaan fasili tasi pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dapat
didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Papua Barat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 11
( 1) Untuk menyelenggarakan pemerintahan di Provinsi
Papua Barat Daya dibentuk perangkat daerah yang
meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPR Papua Barat
Daya, sekretariat MRP Provinsi Papua Barat Daya, dinas
daerah, badan daerah serta unsur perangkat daerah
lainnya dengan mempertimbangkan kekhususan,
kebutuhan, dan kemampuan keuangan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dibentuk oleh Penjabat Gubernur Papua Barat
Daya paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal
pelan tikan.
Bagian Ketiga
DPR Papua Barat Daya
Pasal 12
(1) DPR Papua Barat Daya terdiri atas anggota yang:
a. dipilih dalam pemilihan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. diangkat dari unsur OAP sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Anggota DPR Papua Barat Daya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a untuk pertama kali ditetapkan
berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 2024.
SK No 145064 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
BABV
MRP PROVINS! PAPUA BARAT DAYA
Pasal 13
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya untuk pertama kalinya
mempersiapkan dan bertanggung jawab memfasilitasi
pembentukan MRP Provinsi Papua Barat Daya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
APARATUR SIPIL NEGARA, ASET, DAN DOKUMEN
Pasal 14
(1) Gubernur Papua Barat bersama Penjabat Gubernur
Papua Barat Daya mengatur dan melaksanakan
manajemen aparatur sipil negara, penyerahan aset serta
dokumen kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Bupati Sarong, Bupati Sarong Selatan, Bupati Raja
Ampat, Bupati Tambrauw, Bupati Maybrat, dan Wali Kata
Sarong bersama Penjabat Gubernur Papua Barat Daya
mengatur dan melaksanakan manajemen aparatur sipil
negara, penyerahan aset serta dokumen kepada
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Manajemen aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan paling lama 6 (enam)
bulan terhitung sejak pelantikan Penjabat Gubernur.
SK No 145065 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
d. utang ...
SK No 145067 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INOONESIA
- 11 -
BAB VII
ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN HIBAH
Pasal 15
(1) Provinsi Papua Barat Daya berhak mendapatkan alokasi
transfer ke daerah berdasarkan kemampuan keuangan
negara dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pembagian penerimaan khusus dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Khusus kepada Provinsi Papua
Barat Daya dan kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat
Daya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16
(1) Pemerintah Kabupaten Sarong, Pemerintah Kabupaten
Sarong Selatan, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat,
Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Pemerintah
Kabupaten Maybrat, dan Pemerintah Kata Sarong sesuai
dengan besaran kebutuhan dan kesanggupannya dapat
memberikan hi bah untuk menunjang kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Papua Barat
Daya.
(2) Pemerintah Provinsi Papua Barat dapat memberikan
hibah untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai kebutuhan Provinsi Papua Barat
Daya.
SK No 145036 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 12 -
Pasal 17
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya berkewajiban
melakukan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN EVALUASI
Pasal 18
(1) Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan
fasilitasi terhadap Provinsi Papua Barat Daya dalam
waktu 3 (tiga) tahun sejak diresmikan.
(2) Menteri Dalam Negeri melakukan pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban Pemerintah
Provinsi Papua Barat, Pemerintah Provinsi Papua Barat
Daya, Pemerintah Kabupaten Sarong, Pemerintah
Kabupaten Sarong Selatan, Pemerintah Kabupaten Raja
Ampat, Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Pemerintah
Kabupaten Maybrat, dan Pemerintah Kota Sarong
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
(3) Menteri Dalam Negeri dalam melakukan pengawasan dan
evaluasi se bagaimana dimaksud pada ayat (2)
berkoordinasi dengan kementerian teknis terkait.
SK No 145088 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 13 -
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
(1) Sebelum terbentuknya DPR Papua Barat Daya untuk
pertama kali, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya
menyusun Rancangan Peraturan Gubernur tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Papua
Barat Daya untuk tahun anggaran berikutnya.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan dan jumlah
anggota MRP Provinsi Papua Barat Daya untuk pertama
kalinya diatur dengan Peraturan Gubernur yang
ditetapkan oleh Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat
Daya.
(3) Rancangan Peraturan Gubernur Papua Barat Daya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan setelah mendapat persetujuan Menteri Dalam
Negeri.
(4) Penetapan Peraturan Gubernur Papua Barat Daya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 20
Ketentuan mengenai peng1sian jumlah kursi Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia, DPR Papua Barat Daya dan
penetapan daerah pemilihan pada pemilihan umum
tahun 2024 sebagai akibat dibentuknya Provinsi Papua Barat
Daya diatur lebih lanjut dalam undang-undang mengenai
pemilihan umum.
Pasal 21 ...
SK No 145084 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
Pasal 21
(1) Ketentuan mengenai penataan aparatur sipil negara di
Provinsi Papua Barat Daya diatur dengan Peraturan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang aparatur negara dengan ketentuan khusus
sebagai ben tuk afirmasi.
(2) Pengisian aparatur sipil negara di Provinsi Papua Barat
Daya untuk pertama kalinya dapat dilakukan dengan
penerimaan:
a. calon pegawai negeri sipil OAP yang berusia paling
tinggi 48 (empat puluh delapan) tahun;
b. pegawai honorer OAP yang terdaftar kategori II di
Badan Kepegawaian Negara menjadi calon pegawai
negeri sipil yang berusia paling tinggi 50 (lima puluh)
tahun; dan
c. pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
BABX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
(1) Peraturan pelaksanaan Undang-Undang m1 harus
ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
(2) Peraturan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) juga terdiri dari jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagaimana dalam
Otonomi Khusus.
Pasal 23
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar ...
SK No 145111 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 15 -
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 8 Desember 2022
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Desember 2022
MENTER! SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
PRATIKNO
anna Djaman
SK No 146989 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 2022
TENTANG
PEMBENTUKAN PROVINSI PAPUA BARAT DAYA
I. UMUM
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia antara lain yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,_ serta membangun
masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 perlu dilakukan pembentukan daerah baru.
Pembentukan daerah baru di wilayah Papua Barat perlu
memperhatikan aspirasi masyarakat Papua Barat untuk mempercepat
pemerataan pembangunan, peningkatan pelayanan publik, dan
kesejahteraan masyarakat serta mengangkat harkat dan martabat OAP,
khususnya di Kabupaten Sarong, Kabupaten Sarong Selatan, Kabupaten
Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, dan Kata Sarong.
Pengaturan mengenai Provinsi Papua Barat Daya perlu diatur dalam
undang-undang tersendiri untuk mendorong perkembangan dan
kemajuan di Provinsi Papua Barat Daya, khususnya di Kabupaten Sarong,
Kabupaten Sarong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten
Tambrauw, Kabupaten Maybrat, dan Kota Sarong. Selain itu adanya
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat di wilayah pedalaman,
dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan,
pernbangunan dan pelayanan publik guna mernpercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan adanya pemekaran
provinsi di Provinsi Papua Barat Daya serta memperhatikan kondisi
wilayah yang secara geografis berada di wilayah pedalarnan dan terisolasi,
dengan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, politik,
jurnlah penduduk, luas daerah, faktor pertahanan dan kearnanan serta
pertimbangan lainnya di Kabupaten Sarong, Kabupaten Sarong Selatan,
Kabupaten Raja Arnpat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, dan
Kota Sarong serta meningkatnya beban tugas dan volume kerja di bidang
pemerintahan, pembangunan, dan kernasyarakatan di Provinsi Papua
Barat Daya, perlu ada penyesuaian wilayah yang masih termasuk dalam
Provinsi Papua Barat. Oleh karena itu, perlu disusun pembentukan
daerah baru melalui Undang-Undang tentang Pembentukan Provinsi
Papua Barat Daya.
Pembentukan ...
SK No 145490 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2 -
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
SK No 145112 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "peta wilayah" adalah peta yang
disusun dengan kaidah informasi geospasial yang benar, yang
memuat unsur informasi geospasial, batas daerah, dan unsur
lain yang dibutuhkan yang dihasilkan dari proses yang
akuntabel secara spasial.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan "cakupan urusan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan" adalah sebagaimana diatur di
dalam undang-undang mengenai Otonomi Khusus Papua dan
peraturan pelaksanaannya.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Pembentukan perangkat daerah diprioritaskan pada urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar.
Ayat (2) ...
SK No 145113 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "manajemen aparatur sipil negara"
antara lain penugasan, pengalihan, mutasi, dan/atau
rekrutmen serta pengawasan sistem merit.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja OAP paling banyak 80% (delapan puluh persen).
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Pasal 15 ...
SK No 145114A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 5 -
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Kesanggupan memberikan hibah dinyatakan dengan nota
kesepakatan hibah.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
SK No 145115 A
jdih.kemenkeu.go.id
LAMPIRAN I
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 2022
TENTANG
PEMBENTUKAN PROVINSJ PAPUA BARAT DAYA
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
PETA WILAYAH PROVINS! PAPUA BARAT DAYA
130°0'0"E 131 °0'0"E 132°0'0" E 133°0'0"E
u
SPECIMEN ~t~
z f<J~
~ SKA LA
20
1 :3 ,500 ,000
40 80 120
Laut Halmahera km
Proyeksi Mercator
( Sistem Grid
Datum Horisontal
Graticule(Geografis)
WGS-84
\ KETERANGAN :
Samudera Pasifik • Peralran
@
lbukotaKabupa ten
lbukota Provinsi -----
c9
GarisPantai
Oanau
Pe rhub unga n
~ Sungai
0 c,,,,
1S::::-----c:;;--,-k~~-:::::::-::-;~:ii,:~»=~;;t;~=---~::::------r-----------,---------r ~ 0 JalanArteri
~~ 1
0
0 JalanKolektor Relief
Jalanlain rr=--- Kontur
BatasWilayah
/ .. Batas Provinsi
Batas Kabupaten /Kola
-------.
f' -t-1- - , - ' - - - ~ ~ - - - t ~ ~ - - ~ - - - - t - - , , ,
Kab. RajaAmpat
SUMBER DATA:
KotaSorong
SK N::> 07~312 C
jdih.kemenkeu.go.id
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
A. KABUPATEN SORONG 25 DISTRIK KONHIR C. KABUPATEN AAJAAMPAT D AASUPATEN TAMBAAUW 2!! DIST RIK MANEl<AR 1& OISTRIK AYAMARU TIMUR SELATAN
26. 01S1R 1K KlASAfE'T 26. DISTRII< MPUR 19. OISTRIK AYmARU UTARA TIMUR
1. DISTRIK MAKOON 1. OISTRIK MISOOL IMISOOL UTARA} 1. DIST RIK FEF
27. DISTR!K HOBARD 2 DISTRIK 2 OISTRIK MIYAH
27. OISTRIK AMBERBAKEN BARAT 20. DISTRIK AYAMARU TENGAH
2 OISTRIK 8fRAUR WAICFO UTA.RA
28. DISTRII( SALAWATI TENG.AH 28. OISTRIK t(ASI 21. DISTRIK AYAMI\RU B.I\RAT
3 OISTRIK SAi AWA.Tl 3 OISTRIK WAIGFO SFIATAN 3 DISTRIK YFMRUN
-4. OISTRIK SE:Gt:T
n OISH-tll< HOIA.IN 4. DISTRIK SALAWATI UTAAA ◄. DIST RIK KWOOR
19 OIST~IK SE::LE:MKAI 22 OISTRIXA111NYO 11::NQAH
30. IJIS UU( SA'/05" f IMUR 23 01S I ~IK All lNYO RAYA
!i. 01ST RIK AJMAS 5. DISTRIK KEP\JLAUAN A.YAU 5. DIST RIK SAUSAPOR E l<.IIBUPATEN MAYBRAT 24. OISTRII< MARE SClATAN
6 DISTRIK KLAMONO 8. KASUPAlEN SORONG SELATAH 6 DIST RIK MISOOL TIMUR 6 DISTRIK.ABUN
7. OISTRIK SAVOSA 7 OISTRIK WAIGEO SAAAT 7 OISTRIK SYWAK 1. DISTRIKAIFAT
8. OISTRlK SCGUN 1. DISTRIK TEMINN3UAH 8. OISTRIK WAJGC.O TIMUR 8. DISTRIK MORAIO
F KOTASOROHG
2 DIST RIK AIFAT UT.ARA
9 DISTR!K MAYAMUK 2. DISTRIK INAN'WATAN 9 OISTRIK TCLUK MAVALIBIT 9. DIST RIK KtOAR 3 OISTRIK AIFAT TIMUR
10 OISTRIK. SAi AWATI SEV.'TAN 3 DISTRIK SAWIAT 10 OISTRIK KOFIAU 10 DISTRIK .o\MRFRAAKEN 1 DISTRIK SORONG
-4. OISTRIK AIFAT SELATAN
11 DISTRIK KLABOT 4. OISTRIK KOK.ODA 11 OISTRIK MEOS MANSAR 11 DISTRIK SENOPI 2. DISTRIK SORONG TIMUR
5 OISTRIKAITINYO 6ARAT
~ DISTRlt<; MOSWAREN J DISTRIK SORONG 6.1\Rf\T
12. OISTRIK KLAWAK 12. OISTRIK MISOOl SEU.TAN 12 OISTRIK MUBRANI 0. OISTRIKAITINYO
13. DISTRIK MAUDUS e OISTRIK SFRFMUK 13. DISTRlK WARWARBOMI 13. OISTRIK Blt<AR 7. OtSTRtl< AITINYO UTARA 4. DISTRIK SORONG k.EPULAUAN
1-4. OISTRIK MARIAT 7. DISTRIK WAVER 1-4 OISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN 1-4. DtSTRlk. BAMUSBAMA &. OISTRJK AYAMARU 5. OISTRIK SORONG UTARA
1S. OISTRIK Ku\YILI a. DISTRIK KAIS 1S. OISTRIK MISOOL BARAT 15 OlSTRIK ASES 9. OISTRJK J\YJ\MJ\RU VTARA 6. DISTRIK SORONG MANOI
16. OISTRIK KLASO 9. DISTRIK KONOA 16 DISTRII< K[PULAUAN SEM8ILAN 16 DISTRIK MIYAtl SELATAN tO DIST RIK AYAMARU TIMUR 7 DISTRIK SORONG KOTA
17 OISTRIK MOISFGEN 10. OISTRI< MATEMANI 17 DISTRIK KOTA WAISAI 1 7 nf!';TRIK IRFRFS 9 DISTRIK l<L.AURUNG
11. DISTR.IK MARE
11!1 DISTRIK SORONQ 11. DISTRII< KOKODA UTARA 19 DISTRIK TIPI 0t MAVAl 181T 19 OISTRIIC TOROUW 12. DISTRIK AIFAT TIMUR TENGAH 9. DISTRIK -.CALAIMSIMSA
19. OISTRIK BA.GUN 12.. OISTRIK SAlf"I 19 OISTRIK BATANTAUTAR" 19 OISTRIK WlLHEM ROUMBOUTS 13 OISTRIK AIFAT TIMUR JAUH 10. OISTRIK MALADUM MES
13 OISTRIK FOKOUR
20. DJSTRIK WEMAK 20 DISTRIK SALAWATI BARAT 20 DISTRIK TINGGOUW 14. DISTRII< AIFAT TIMUR SELATAN
14. OISTRIK SAI.KMA 21. DISTRIK SALAWATI TENGAH 21 DISTRIK l<WESEFO
21 . DISTRIK SUNOOK 15. DISTRIK AYAMARU SELATAN
2:2. DISTRIK BUK 15. OISTRIC KAIS OARAT 22. OISTRIK SUPNIN 22. OtSTRIK MAWABUAN 16. OISTRIK AYAMARU JAYA
23. DISTRIK SA.ENGKEOUK 23. OISTRIK IJ.YAU 23 OISTRIK KC.BAR TIMUR 17 DIST RIK AYAMARU SELA.TAN JAVA
24. OISTRIK MAl..ABOTOM 2-4 DISTRIK SATANTA SELATAN 24 DISTRIK KE8AR SELATAN
LAMPIRAN II
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 2022
TENTANG
PEMBENTUKAN PROVINS! PAPUA BARAT DAYA
SK No 163027 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
SK No 116934 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
SK No 116935 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
SK No 116936 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
SK No 116937 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6 -
SK No 116938 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
SK No 116939 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
Meos Imbekanaek
181.
Wambrayew
00°30 54.39"
1
s 130°34 09.95" T
1
Meas Imbekanaek
182.
Wambruyer
00°30 51.82"
1
s 1
130°34 11.98" T
SK No 116940 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 9 -
SK No 116941 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
SK No 116942 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
SK No 116943 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
SK No 116944 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 13 -
SK No 116945 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
SK No 116946 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
SK No 116947 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
SK No 116948 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 17 -
419. Pulau Bat Mame Yef Yahya 02° 13' 10.89" s 130°29'05.70" T
420. Pulau Batang Pele 00° 17' 59 .87'' S 130° 13' 12.27" T
421. Pulau Batanta 00°51 35.58"
1
s 1
130°39 41.22" T
422. Pulau Batbitiem Ganan 02° 14'49.33" s 130°33 42.18" T
1
SK No 116949 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 18 -
SK No 116950 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -
SK No 116951 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INOONESIA
- 20 -
SK No 116952 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 21 -
SK No 116953 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES I DEN
REPUBLIK !NDONESIA
- 22 -
SK No 116954 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 23 -
SK No 116955 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
SK No 116956 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
SK No 116957 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 26 -
SK No 116958 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPLJBLIK INOONESIA
- 27 -
SK No 116959 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
SK No 116960 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -
SK No 116961 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
- 30 -
SK No 116962 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -
SK No 116963 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -
SK No 116964 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 33 -
SK No 116965 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 34 -
SK No 116966 A
jdih.kemenkeu.go.id
e~
e
•.
14
J!
-~-- .. .:-
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 35 -
SK No 116967 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 36 -
SK No 116968 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 37 -
SK No 116969 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 38 -
SK No 116970 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 39 -
SK No 116971 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 40 -
SK No 116972 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 41 -
SK No 116973 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 42 -
SK No 116974 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 43 -
SK No 116975 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 44 -
SK No 116976 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 45 -
Pulau Kapatmemaubro
1071. 00°12'47.92" s 130°22'2 l. 78" T
Ganan
Pulau Kapatmemaubro
1072. 00° 12'45. 78" S 130°22'32.45" T
Matlolo
1073. Pulau Kapatmemaubro Palay 00° 12'58.42" S 130°22'28.12" T
1074. Pulau Kapatmemaubro Palol 00° 13'08.89" S 130°22'3 l.49" T
1075. Pulau Kapatmemaubro Pat 00° 12'45.18" S 130°22'3 l.16" T
1076. Pulau Kapatmemaubro Sawi 00°12'44.78" s 130°22'34.30" T
1077. Pulau Kapatmol 00°55'45.76" s 131 °06'34.34" T
1078. Pulau Kapatmul Les 01 °54'08.92" s 130°26'59.23" T
1079. Pulau Kapatmul Lol 01 °54'00.54" s 130°27'00.18" T
1080. Pulau Kapatmul Palolon 01 °54'03.82" s 130°26' 57.45" T
1081. Pulau Kapatnufut 00°08'56.92" s 130° 16'33.32" T
1082. Pulau Kapatpaga 00 ° 14' 17. 11" s 130°43' 16.82" T
1083. Pulau Kapatpayunglage 00°10'43.78" u 130°00'07.47" T
1084. Pulau Kapatpelerio 00°06' 12.43" s 130°15'51.48" T
1085. Pulau Kapatranten 00°04'30.32" s 130°25'46.73" T
1086. Pulau Kapatranten Lool 00°05'04.92" s 130°25' 19.88" T
1087. Pulau Kapatranten Pat 00°05' 18.13" s 130°25' 10.75" T
1088. Pulau Kapatsaparang 00°08' 15.75" s 130°07'20.71" T
1089. Pulau Kapatsaparang Ganan 00°08'20.82" s 130°07'3 l.22" T
1090. Pulau Kapatsaparang Palay 00°08' 19.29" s 130°07'25.36" T
1091. Pulau Kapatselyel 00°55'46.11" s 131 °06'34.49" T
1092. Pulau Kapatsumailapo Lool 00°10'41.03" s 130°16'34.61" T
Pulau Kapatsumailapo
1093. 00°11'01.05" S 130° 17'28.41" T
Matlolo
1094. Pulau Kapattawu Atsa 00°23'34.38" s 130°34'46.96" T
SK No 116977 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 46 -
SK No 116978 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 47 -
SK No 163026 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLIBUK INDONESIA
- 48 -
SK No 163028 A
jdih.kemenkeu.go.id
~
~
,-.
116•
.,..._....,_,..,...._
PRESIDEN
REPLIBLII< INDONESIA
- 49 -
SK No 116981 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 50 -
SK No 116982 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 51 -
SK No 116983 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 52 -
SK No 116984 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 53 -
Pulau Lengkalogos
1268.
Masoskatem Tololya
01 °57'59.99" s 130°29'52.81" T
Pulau Lengkalogos
1271.
Nikapatcol Tonafatabuo
01°58'07.21" s 130°29'49.68" T
SK No 116985 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 54 -
Pulau Lenkalogos
1303.
Nikapatcolto Yasancopo
01 °58 26.73"
1
s 130°30'28.05" T
SK No 116986 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 55 -
SK No 116987 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 56 -
Pulau Lenrnakana
1332.
Lafarnaiwonom
01 °59'02.81" s 130°31'36.46" T
Pulau Lenrnakana
1342.
Rapattipyah
01 °58'49.14" s 130°31 '06. 70" T
SK No 116988 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 -
SK No 116989 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
- 58 -
SK No 116990 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 59 -
SK No 116991 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 60 -
SK No 116992 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 61 -
Pulau Manikaipopo
1444.
Lafamailim
01°57'52.11" s 130°26'32.29" T
Pulau Manikaipopo
1445.
Lafamailu
01 °57' 10.33" s 130°26'33.13" T
Pulau Manikaipopo
1446.
Lafamaisa
01 °57'08.80" s 130°26'38.36" T
Pulau Manikaipopo
1447.
Lafamaitol
01 °57'39.42" s 130°26'38.63" T
Pulau Manikaipopo
1448.
Lafamaiwonom
01°57'11.80" s 130°27'45. l 9" T
SK No 116993 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 62 -
SK No 116994 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 63 -
Pulau Mesemtani
1505.
Nikapatcolganam
01 °57'38.58" s 130°29'30.05" T
SK No 116995 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 64 -
SK No 116996 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 65 -
Pulau Miotbinaru
1554.
Wambruyer
00°33'47.18" s 130° 16'25.46" T
SK No 116997 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 66 -
SK No 116998 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 67 -
SK No 116999 A
jdih.kemenkeu.go.id
,
--
' 19
.,_.._.__.._
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 68 -
SK No 117000 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 69 -
SK No006810 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REFJUBLIK INDONESIA
- 70 -
Totabofonmoto
Pulau Ngalalel Niyef Kacuo
1673.
Topalyasancopo
1
01 °59 59.07" s 130°36'37.60" T
SK No006811 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
. RE.PUBUK INDONESIA
- 71 -
SK No 163015 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
. R£PUBUK INDONESIA
- 72 -
Pulau Ngalalel
1702.
Sawilafamailim
02°00'38.52" s 130°42' 16.67" T
SK No 163016 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
. REPUBUK INDONESIA
- 73 -
1726. Pulau Nut Ngat 02°03'23. 73" s 130° 10' 11. lff' T
1727. Pulau Nut Tabao Ganant I 01°50'15.16" s 130°27'50.59" T
1728. Pulau Nut Tabao Palet 01 °50'04.18" s 130°27'47.58" T
1729. Pulau Nut Tabao Palolont 01 °50 07.93" s
1
130°27'48.52" T
1730. Pulau Nuthamjam 01 °51 '29.85" s 130°25'00.34" T
1731. Pulau Nutmata 01°43'13.17" s 130°04'39.63" T
1732. Pulau Nuttakou 01 °52'14.05" s 130°25'54.97" T
1733. Pulau Nyandebetew 01 °09'36.20" s 129°24'24.25'' T
1734. Pulau Nyaren 01°00'12.21" u 131 °13'24.84" T
·-----
1735. Pulau Nyot Mambenu 00°25'01.03" s 130°34'20.91" T
1736. I Pulau Nyutmafala 01 °42 46.42" s
1
130°00' 16.14" T
1737. Pulau Olobi Ganan 02°09'48.62" s 130°30' 13.32" T
1738. Pulau Olobi Ganan Atsa 02°09'41.26" s 130°30'05.19" T
1739. Pulau Olobi Ganan Fat 02°09'44.85" s 130°30'25.29" T
1740. Pulau Olobi Ganan Lim 02°09 45.65" s
1
130°30' 14.22" T
1741. Pulau Olobi Ganan Lu 02°09'47.78" s 130°30' 15.55'' T
1742. Pulau Olobi Ganan Toi 02°09'40.54" s 130°30'06.72" T
1743. Pulau Olobi Ganan Yef Deni 02°09'46.18" s 130°30'24.72" T
1744. Pulau Olobi Ganan Yef Lak 02°09'42.64" s 130°30' 15.29" T
1745. Pulau Olobi Ganan Yef Tapa 02°09'45.00" s 130°30'15.41" T
Pulau Olobi Ganan Yefto
1746.
Mubul
02°09'43.30" s 130°30'26.07" T
SK No 163029 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 74 -
SK No 163030 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 75 -
1782. 1
Pulau Padarnker Iba 00°38'20.99 11
u 11
131 °08'31.79 T
1783. Pulau Padarnker Mgun 00°38'07.75 11
u 11
131 °08'28.58 T
1784. Pulau Pador Selatan 00°4 7'49. 76 s11
130°30'57.78 T11
SK No 163031 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 76 -
SK No 163032 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 77 -
SK No 163033 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 78 -
SK No 163034 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 79 -
SK No 163035 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 80 -
SK No 163017 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 81 -
SK No 163018 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 82 -
SK No 163036 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 83 -
-- - - - - - - ----
SK No 163037 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 84 -
2023. J
Pulau Sunmalele Lim s
01°57'12.17" 130°28'34.36" T
01 °57'57.55" s
I
2028. Pulau Sunmalele Wonom 130°28'31.25" T
SK No 163038 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 85 -
SK No 163039 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 86 -
Pulau Sunmalelen
2047.
Nikapatcol Nitololya
01 °58'03.94" s 130°28'09.80" T
Pulau Sunmalelen
2048.
Nikapatcol Tomulmolo
01°58'11.72" s 130°28'30.44" T
SK No 163040 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 87 -
SK No 006828 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 88 -
SK No 145423 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 89 -
SK No 145424 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 90 -
SK No 145425 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 91 -
SK No 145426 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 92 -
SK No 145427 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 93 -
SK No 163019 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 94 -
SK No 163020 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 95 -
SK No 145430 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 96 -
Pulau Wasancankaino
2298.
Nikapatcol Lu Tolefia
02°00 35.46"
1
s 130°39 51.49" T
1
Pulau Wasancankaino
2299.
Nikapatcol Topalolon Ya
1 02°01'10.75" s 130°40' 15.24" T
SK No 145431 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 97 -
SK No 145432 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 98 -
SK No 145433 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA .
- 99 -
--
Pulau Wowaran Nikapatcol
2369.
Kacuo Tiptatole
01 °59 35.36"
1
s 130°33 51.18" T
1
SK No 163021 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 100 -
SK No 163041 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
- REPUBUK INDONESIA
- 101 -
SK No 163022 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 102 -
SK No 145437 A jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 103 -
Pulau Yefkaca
2448.
Nikapatcolkacuo Gapopopya
01 °58'02.48 11
s 130°47'56.64 T
11
Pulau Yefkaca
2449.
Nikapatcolkacuo Tolanam
1
01 °58 03.56 11
s 130°47'53.85" T
SK No 145438 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 104 -
SK No 145439 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 105 -
SK No 145440 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 106 -
SK No 145441 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 107 -
SK No 145442 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 108 -
SK No 145443 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 109 -
SK No 145444 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPLJBLIK INDONESIA
- 110 -
SK No 145445 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 111 -
SK No 145446 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 112 -
SK No 145447 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 113 -
SK No 145448 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONE:SIA
- 114 -
SK No 145449 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 115 -
SK No 145450 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 116 -
SK No 145451 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 117 -
SK No 145452 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 118 -
SK No 145453 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONE:SIA
- 119 -
SK No 145454 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPLJBLIK INDONESIA
- 120 -
SK No 145455 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 121 -
SK No 145456 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRES ID EN
REPUBLIK INDONESIA
- 122 -
11
2943. Yef Tol 00° 10'20.39" U 130°01'47.07 T
2944. Yef Tol Moropat 01 °05'23.40 11
s 131 °06'58.02" T
SK No 145457 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 123 -
SK No 145458 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
- REPUBUK INDONESIA _
- 124 -
SK No 163042 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 125 -
SK No 145460 A
jdih.kemenkeu.go.id
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 126 -
ttd.
JOKO WIDODO
nna Djaman
SK No 146993 A jdih.kemenkeu.go.id