Anda di halaman 1dari 23

Pelabelan, Penyimpanan

dan Pengangkutan
Pengelolaan Limbah B3
Fina Nahdiana I 211003022026
DEFINISI LIMBAH B3 Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian
kegiatan yang meliputi pengurangan,
Limbah B3 adalah sisa hasil usaha
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
dan atau kegiatan yang mengandung
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
bahan berbahaya dan beracun (B3).
penimbunan.”
DALAM PENYIMPANAN SAMPAI PENGANGKUTAN BAHAN
BERBAHAYA MEMILIKI ATURAN KHUSUS DALAM
TRANSPORTASI BAHAN BERBAHAYA YANG DIATUR DALAM
HAZARDOUS MATERIALS TRANSPORTATION ACT.

MENURUT US DEPARTMENT OF
TRANSPORTATION (USDOT), BAHAN
a h B 3 B3
BERBAHAYA ADALAH SETIAP BAHAN YANG Limb
DAPAT MENIMBULKAN RESIKO TERHADAP
KESEHATAN, KESELAMATAN DAN HARTA
BENDA BILA DIANGKUT.
LEBIH KETAT

PENYIMPANAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DIATUR


DALAM PP 19/1994 DAN PP12/1995, YANG KEMUDIAN DIGANTI MENJADI PP 18/99 DAN PP
85/1999. PENGATURAN TEKNIS TENTANG ASPEK INI SEJAK TAHUN 1995 DIATUR DALAM:
A) KEP.KEPALA BAPEDAL NO.01/BAPEDAL/09/1995 : TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN
TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3
B) KEP.KEPALA BAPEDAL NO.02/BAPEDAL/09/1995: TENTANG DOKUMEN LIMBAH B3
C) KEP.KEPALA BAPEDAL NO.05/BAPEDAL/09/1995: TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH
B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Bahan-bahan berbahaya bila akan diangkut ke tempat lain, harus dilengkapi dengan
dokumen resmi, yang merupakan legalitas kegiatan pengelolaan sehingga dokumen ini akan
merupakan sarana/alat pengawasan dalam konsep cradle-to-grave. Dokumen ini dikenal pula
sebagai shipping papers, dengan format yang telah dibakukan dengan Keputusan Kepala
Bapedal No.02/Bapedal/09/1995, yang antara lain terdiri oleh:

Pengolah atau
Penghasil atau
Pengangkut pengumpul atau
pengumpul
limbah B3 pemanfaat
limbah B3
limbah B3
Format Dokumen menurut Keputusan Kepala Bapedal No.02/Bapedal/09/1995

pengolah atau pengumpul atau


penghasil atau pengumpul limbah B3 pengangkut limbah B3
pemanfaat limbah B3

Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang


menyerahkan limbah B3 Nama dan alamat pengolah atau
Nomor identifikasi (identification number) UN/NA pengumpul atau pemanfaat
Kelompok kemasan (packing group), limbah B3
Kuantitas (berat, volume dan sebagainya) Tanda tangan pejabat pengolah,
Nama dan alamat
Kelas 'bahaya' dari bahan itu (hazard class), pengumpul atau pemanfaaat,
pengangkut limbah B3
Tanggal penyerahan limbah dilengkapi tanggal, untuk
Tanggal pengangkutan
Tanda tangan pejabat penghasil atau pengumpul, dilengkapi tanggal, menyatakan bahwa limbah yang
limbah
untuk menyatakan bahwa limbahnya telah sesuai dengan keterangan diterima sesuai dengan
Tanda tangan pejabat
yang ditulis serta telah dikemas sesuai peraturan yang berlaku keterangan dari penghasil dan
pengangkut limbah
Bila pengisi dokumen adalah pengumpul yang berbeda dengan akan diproses sesuai peraturan
penghasil, maka dokumen tersebut dilengkapi dengan salinan yang berlaku
penyerahan limbah tersebut dari penghasil limbah.

Apabila limbah yang diterima ternyata tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat, maka limbah tersebut dikembalikan lagi kepada
penghasil, disertai keterangan:
Jenis limbah dan jumlahnya
Alasan penolakan
Tanda tangan pejabat pengolah atau pemanfaat dan tanggal pengembalian
Simbol & Label

Versi United States - Versi National Fire


Department of Protection Versi KepBapedal
Transportation Association 05/09/1995
(US-DOT) (NFPA)
Label Versi United States - Department of
Transportation (US-DOT)
1)Simbol berbentuk belah ketupat.
2)Keempat sisi belah ketupat dibuat garis sejajar yang menyambung,
membentuk bidang belah ketupat dalam ukuran 95 persen dari ukuran belah
ketupat bahan.
3)Warna garis belah ketupat dalam sama dengan warna simbol. Pada bagian
bawah simbol terdapat blok segilima dengan bagian atas mendatar dari sudut
terlancip terhimpit dengan garis sudut bawah belah ketupat bagian dalam.
4)Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran 10 cm x 10 cm,
sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut tempat penyimpanan minimal 25
cm x 25 cm.
5)Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi
dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu bahan yang
dikemas.
9 Klasifikasi Bahan Berbahaya
Menurut Versi USDOT
9 Klasifikasi Bahan Berbahaya
Menurut Versi USDOT

Disamping itu, terdapat bahan yang tidak termasuk dalam kelas tersebut (tertulis 'none'), yaitu: a) Bahan-bahan terlarang. b)Bahan-bahan eksplosif
terlarang c) Bahan-bahan dengan aturan lain, dengan kode ORM (other regulated materials); ORM-D: komuditas konsumer seperti hair spray; ORM-
E: lain-lain yang diatur oleh USDOT
Label Versi National Fire Protection Association
(NFPA)
Disamping US-DOT, maka di Amerika Serikat the National Fire Protection Association (NFPA)
mengembangkan pula label berwarna dengan kode, untuk mengindikasikan bahaya bahan kimia
terhadap kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas.

1.Setiap kotak diberi warna: biru (bahaya terhadap kesehatan), merah


(bahaya terhadap kebakaran), kuning (bahaya terhadap reaktivitas), dan
putih (bahaya khsusus).
2.Angka dan notasi yang terdapat pada masing-masing kotak adalah 0 =
minimal; 1 = ringan; 2 = moderat; 3 = serius; 4 = ekstrim.
3.Bahaya spesial, yaitu: Reaktif terhadap air (dengan kode: W), bahan
oksidator (dengan kode: Ox), bahan radioaktif (dengan kode tanda
radioaktif), bahan racun (dengan kode tanda racun).
Label Versi KepBapedal 05/09/1995
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat. Pada keempat sisinya dibuat garis sejajar yang menyambung sehingga
membentuk bidang belah ketupat dalam dengan ukuran 95 persen dari ukuran belah
ketupat bahan.
Warna garis yang membentuk belah ketupat dalam sama dengan warna gambar
simbol.
Pada bagian bawah simbol terdapat blok segilima dengan bagian atas mendatar dan
sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut bawah belah ketupat bagian dalam.
Panjang garis pada bagian sudut teriancip adalah 1/3 dari garis vertikal simbol dengan
lebar 1/2 dari panjang garis horizontal belah ketupat dalam.
Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran 10 cm x 10 cm, sedangkan
simbol pada kendaraan pengangkut limbah B3 dan tempat penyimpanan limbah B3
minimal 25 cm x 25 cm.
Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan atau bahan kimia
yang kemungkinan akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan
pengangkut limbah B3 harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorescence).
01 SIMBOL
Reaktif
Mudah meledak bahan dasar berwarna kuning dengan blok segilima
warna dasar oranye.
berwarna merah.
Simbol berupa gambar berwarna hitam suatu materi
Simbol berupa lingkaran hitam dengan asap berwarna
limbah yang menunjukkan meledak,
hitam
Pada bagian tengah terdapat tulisan “MUDAH MELEDAK”
Di sebelah bawah gambar simbol terdapt tulisan
berwarna hitam.
“REAKTIF” berwarna hitam.

Mudah terbakar Beracun


simbol cairan dan padatan mudah terbakar
bahan dasar putih dengan blok segilima berwarna merah.
warna merah dan putih, simbol berupa lidah
Simbol berupa tengkorak manusia dengan tulang
api berwarna putih/hitam. Pada bagian tengah
bersilang berwarna hitam.
terdapat tulisan “ CAIRAN..”/ ”PADATAN” dan
Garis tepi simbol berwarna hitam.
“MUDAH TERBAKAR” berwarna putih/hitam.
Pada sebelah bawah gambar terdapt tulisan “BERACUN”
Blok segilima berwarna puti/kebalikan dari
berwarna hitam.
warna dasar simbol.
02 SIMBOL
Infeksi
warna dasar putih dengan garis pembentuk belah ketupat
Korosif bagian dalam berwarna hitam.
belah ketupat terbagi pada garis horizontal menjadi Simbol infeksi berwarna hitam terletak di sebelah bawah
dua bidang segitiga. pada bagian tengah terdapat tulisan “INFEKSI” berwarna
Pada bagian atas yang berwarna putih dengan 2 hitam, dan dibawahnya terdapat blok segilima berwarna
gambar, yaitu disebelah kiri adalah gambar tetesan merah.
limbah korosif yang merusak pelat bahan berwarna
Beracun
hitam, dan disebelah kanan adalah gambar lengan
yang terkena tetesan limbah korosif. warna dasar putih dengan garis pembentuk belah ketupat
pada bagian bawah, bidang segitiga berwarna hitam, bagian dalam berwarna hitam.
terdapat tulisan “KOROSIF” berwarna putih, serta simbol berupa tanda seru berwarna hitam terletak di
blok segilima berwarna merah. sebelah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian
dalam.
Pada bagian tengah bawah terdapat tuliasan “CAMPURAN”
berwarna hitam serta blok segilima berwarna merah.
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
Menurut peraturan yang digunakan di Indonesia,
terdapat 3 jenis label yang berkaitan dengan sistem
pengemasan limbah B3, yaitu:

Label Identitas Limbah Label Penandaan Label Penunjuk


Kemasan Kosong Tutup Kemasan
berfungsi untuk Label yang dipasang Label dipasang kuat
memberikan informasi pada kemasan bekas dekat tutup kemasan
tentang asal usul limbah, pengemasan limbah dengan arah panah
identitas limbah serta B3 yang telah menunjukkan posisi
kuantifikasi limbah dikosongkan dan atau penutup kemasan
dalam suatu kemasan akan digunakan untuk pada setiap kemasan
limbah B3.. mengemas limbah B3. limbah B3.
Pengemasan & Pewadahan

Pengemas B3
Kriteria pengemasan yang baik :
Pengemasan (packaging) juga diatur
dan perlu dicantumkan dalam surat Bahan tersebut selama pengangkutan tidak terlepas ke
pengangkutan. Alat pengemas dapat luar
berupa : Keefektifannya tidak berkurang
Tidak terdapat kemungkinan pencampuran gas dan uap

Terdapat 3 jenis kelompok pengemasan, yaitu:

Drum Baja Kotak kayu Botol Gelas Kelompok I: derajat bahaya


/Drum fiber besar
Kelompok II: derajat bahaya
sedang
Kelompok III: derajat bahaya
kecil.
) ) ) ) ) ) ) ) ) Pengangkutan limbah B3 berkaitan dengan rancangan kontainer yang berkaitan
) ) ) ) ) ) ) ) )
dengan dimensi dan beratnya, sehingga memudahkan loading, unloading, dan
bagaimana menggunakan ruang transportasi yang efisien. Drum baja 55 gallon (208
liter) merupakan kapasitas terbesar yang biasa digunakan.

) ) ) ) ) ) )
Rancangan kontainer menurut USDOT Faktor kesalahan manusia pada
pengemasan bahan berbahaya
Tidak menimbulkan penyebaran bahan
tersebut ke lingkungan sekitarnya Ketidak tepatan dalam menayangkan
Keefektifan pengemasan tidak berkurang label
selama perjalanan Ketidak tepatan dalam mengelompokkan
Tidak terjadi pencampuran gas atau uap kontainer berbahaya
dalam kemasan, yang dapat menimbulkan Kebocoran pada valve
reaksi spontan (kenaikan panas atau Tidak tepat dalam mendeskripsikan bahan
ledakan) sehingga mengurangi keefektifan yang diangkut
pengemasan; pengemasan tersebut harus Tidak tepat dalam pengisian shiping paper
menjamin tidak terjadi reaksi kimiawi di Radiasi berlebihan di kabin truk.
dalamnya.
PENGEMASAN & PEWADAHAN

Pengemas dan Pewadah Limbah B3 Versi Kep No.01/Bapedal/09/1995


Di Indonesia, ketentuan tentang pengemasan dan pewadahan limbah B3 diatur dalam
Kep.No.01/Bapedal/09/1995.. Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi kegiatan pengemasan dan
pewadahan limbah B3 di fasilitas:

Penghasil, untuk disimpan sementara di dalam lokasi penghasil


Penghasil, untuk disimpan sementara di luar lokasi penghasil tetapi tidak sebagai pengumpul
Pengumpul, untuk disimpan sebelum dikirim ke pengolah
Pengolah, sebelum dilakukan pengolahan dan atau penimbunan

Penghasil yang menghasilkan


limbah B3 yang sama secara
terus menerus, maka pengujian
dapat dilakukan sekurang-
Penghasil/pengumpul limbah B3 kurangnya satu kali.
harus mengetahui karakteristik
bahaya darisetiap limbah B3 yang
dihasilkan/dikumpulkan. Apabila
Apabila terjadi perubahan kegiatan yang
ada keragu-raguan dengan
diperkirakan mengakibatkan berubahnya
karakteristik limbahnya, maka
karakteristik limbah yang dihasilkan,
harus dilakukan pengujian.
maka harus dilakukan pengujian kembali
terhadap karakteristiknya.
Kemasan yang telah diisi
atau terisi penuh dengan
Bentuk, ukuran dan bahan
kemasan limbah B3 limbah B3 harus ditandai
disesuaikan dengan dengan simbol dan label yang
Gambar Penyimpan limbah B3 karakteristik limbah B3 yang sesuai dengan ketentuan
akan dikemasnya dengan
mempertimbangkan segi mengenai penandaan pada
kemanan dan kemudahan kemasan limbah B3.
dalam penanganannya.

Kemasan harus dalam keadaan


Kemasan yang akan dikosongkan tertutup rapat dan hanya dapat
dan digunakan kembali untuk dibuka jika akan dilakukan
mengemas limbah B3 lain harus penambahan atau pengambilan
dicuci bersih terlebih dahulu dan limbah, kemudian disimpan di
disimpan dengan memasang “label tempat yang memenuhi
KOSONG” sesuai dengan persyaratan untuk penyimpanan
ketentuan penandaan kemasan limbah B3.
limbah B3.
Limbah Cair Limbah Sludge
Drum/tong atau bak kontainer
yang telah berisi limbah B3 dan
disimpan di tempat penyimpanan
volume 50 liter, 100 liter atau 200 liter, atau harus dilakukan pemeriksaan
dapat pula berupa bak kontainer berpenutup kondisi kemasan sekurang-
dengan kapasitas 2 M3, 4 M3 atau 8 M3 kurangnya 1 (satu) minggu satu
. kali.
Jika tangki dirancang untuk dibangun di dalam tanah, maka harus dengan
memperhitungkan dampak kegiatan di atasnya serta menerapkan rancang
Pemasangan tangki penyimpanan limbah B3, pemilik
bangun atau kegiatan yang dapat melindungi sistem tangki terhadap
atau operator harus mengajukan permohonan
potensi kerusakan.
rekomendasi kepada Kepala Bapedal dengan
melampirkan laporan hasil evaluasi terhadap
Dibuat atau dilapisi dengan bahan yang saling cocok
rancang bangun dan sistem tangki yang akan dengan limbah yang disimpan serta memiliki ketebalan
dipasang untuk dijadikan sebagai bahan dan kekuatan memadai untuk mencegah kerusakan
akibat pengaruh tekanan
pertimbangan, meliputi:

Ditempatkan pada pondasi yang dapat mendukung


1. Rancang bangun dan peralatan penunjang sistem tangki
Untuk mencegah terlepasnya ketahanan tangki terhadap tekanan dari atas dan
yang akan dipasang bawah dan mampu mencegah kerusakan yang
limbah B3 ke lingkungan,

) )
2. Karakteristik limbah B3 yang akan disimpan diakibatkan karena pengisian, tekanan atau uplift
tangki wajib dilengkapi
3. Pengukuran daya tahan bahan tangki dan atau alat dengan penampung sekunder.
penunjangnya terhadap korosi = yang disebabkan oleh Persyaratan penampungan
Dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran yang
faktor lingkungan sekunder tersebut adalah: dioperasikan 24 jam sehingga mampu mendeteksi
4. Perhitungan umur operasional tangki kerusakan pada struktur tangki primer dan sekunder,
5. Rencana penutupan sistem tangki setelah masa dan lepasnya limbah B3 dari sistem penampungan
operasionalnya berakhir sekunder

Penampungan sekunder, dirancang untuk dapat


menampung dan mengangkat cairan-cairan yang
berasal dari kebocoran, ceceran dan presipitasi.
Bila sistem tangki atau tangki sekunder mengalami
kebocoran atau gangguan yang menyebabkan limbah
Pemeriksaan rutin dilakukan terlepas, maka harus segera melakukan
sekurang-kurangnya 1 kali selama
sistem tangki dioperasikan,
khususnya terhadap peralatan Penghentian operasional sistem tangki dan mencegah aliran limbah
pengendalian luapan/tumpahan,
deteksi korosi atau lepasnya
limbah dari tangki. Memindahkan limbah B3 dari sistem tangki atau sistem
penampungan sekunder
Monitoring juga dilakukan terhadap
bahan konstruksi dan areal seputar Mewadahi limbah yang terlepas ke lingkungan, mencegah
sistem tangki termasuk struktur terjadinya perpindahan tumpahan ke tanah atau air permukaan,
pengumpul sekunder untuk serta mengangkat tumpahan yang terlanjur masuk ke tanah atau
mendeteksi pengikisan atau tanda-
air permukaan
tanda terlepasnya limbah misalnya
bintik lembab dan kematian
vegetasi. Membuat catatan dan laporan mengenai kecelakaan dan
penanggulangan yang telah dilakukan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai