Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KUNJUNGAN INDUSTRI

PROSES PRODUKSI ALKOHOL DAN SPIRITUS

DI PT MADUBARU YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Fina Nahdiana

21103022026

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang proses produksi alkohol dan spiritus di PT. Madu Baru
Yogyakarta.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat dilakukan perbaikan pada makalah. Akhir kata, saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 26 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 2


Daftar Isi ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1 Profil Singkat PT. Madubaru Yogyakarta ...................................... 6
2.2 Produk yang Dihasilkan .................................................................... 7
2.3 Proses Produksi .................................................................................. 9
2.4 Proses Pembibitan dan Fermentasi Molase menjadi Alkohol ....... 12
2.5 Proses Penyulingan ............................................................................ 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas


penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan
rumah tangga. Hal ini dikarenakan dalam batangnya terkandung 20% cairan gula. Tebu
merupakan salah satu bahan yang di gunakan dalam produksi gula. Dalam proses
produksi gula terdapat berbagai macam limbah yang di hasilkan salah satunya adalah
molasses atau tetes tebu. Molases merupakan hasil samping pada proses pembuatan
gula. Molases berwujud cairan kental yang diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula.
Molases mengaandung sebagian gula , asam amino dan mineral. (Rochani A dkk, 2015)

Pada penggunaannya saat ini molasses di gunakan sebagai bahan baku


pembuatan alkohol dan spiritus. PT. Madu Baru merupakan sebuah perseroan terbatas
yang umumnya lebih banyak dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai Madukismo.
Madukismo ini sendiri terdiri dari dua pabrik, yaitu pabrik gula dan pabrik alkohol atau
spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional,
khususnya untuk kategori gula pasir. Madukismo dibangun pada tanggal 14 Juni tahun
1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX, diresmikan tanggal 29 Mei 1958
oleh. Pabrik Gula Madukismo adalah sebuah pabrik gula yang sangat besar karena hasil
produksinya. Dalam produksinya, Pabrik Gula Madukismo menghasilkan berbagai
limbah mulai dari limbah padat, cair, gas dan lain-lain. Limbah cair di Pabrik Gula
Madukismo ini bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah dalam pembuatan alkohol.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang proses produksi alkohol dan
spiritus dari limbah produksi gula di pabrik spiritus Madukismo, sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat sekitar maupun lingkungan karena
residu maupun limbah hasil produksi gula dapat diminimalisasi secara optimum
bahkan dapat dimanfaatkan secara efisien dengan memiliki nilai ekonomis.

4
1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada pembaca bagaimana proses produksi alkohol


dan spiritus dari limbah produksi gula di PT. Madu Baru Yogyakarta.
2. Sebagai pertanggungjawaban telah terlaksananya kunjungan industri di PT.
Madu Baru Yogyakarta.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Singkat PT. Madubaru Yogyakarta

Gambar PT. Madu Baru Yogyakarta

PT. Madubaru lebih dikenal masyarakat dengan nama Madukismo. Perusahaan


ini terletak di dusun Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. PT. Madubaru
sebenarnya merupakan pabrik dibangun sejak Pemerintah Belanda, dimana satu dari
17 (tujuh belas) pabrik gula di masa belanda. PT. Madubaru PG-PS Madukismo
merupakan pabrik gula dan pabrik alkohol atau spirtus di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan
nasional, khususnya gula pasir.

PT. Madubaru dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono
IX yang diresmikan oleh presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Pabrik Gula mulai
memproduksi tahun 1958 dan Pabrik Spritus mulai memproduksi tahun 1959. Adapun
visi dan misi PT. Madu Baru diantaranya :

1. Visi
“PT. Madubaru menjadi perusahaan agro industri yang unggul diIndonesia
dengan petani sebagai mitra sejati”.
2. Misi
a) Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

6
b) Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yangramah
lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
c) Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d) Menempatkan karyawan dan stackholders lainnya bagian terpenting
dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian
shareholder value.

2.2 Produk yang Dihasilkan

Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Madu Baru diantaranya Gula Pasir
Madukismo dan alcohol/spiritus oleh Pabrik Spiritus Madukismo yang terdiri dari
alkohol prima dan alkohol teknis, serta produk samping berupa minyak fussel.

a. Alkohol

Alkohol merupakan zat cair yang tidak berwarna, berbau menyengat,


memabukkan, mudah menguap, dan mudah terbakar dengan menghasilkan nyala api
berwarna kebiru-biruan. Alkohol merupakan senyawa polar yang mudah larut dalam
air. Sifat fisik lain 7euble7 dapat dilihat pada 7eubl berikut :

Variabel Nilai
Titik didih 78,32 0 C
Titik beku -114,1 0 C
Berat Jenis 0,7851 gram/ml
Viskositas 170 cp
Panas Jenis 0,581 cl/gr 0 C
Flash Point 18,3 0 C
Konduktivitas Thermal 0,0017 J/s cm 0 C
Panas Pembakaran 328 cal/gram
Sumber : Laboratorium Utama P.S Madukismo

7
Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar alkohol minimal 95%
yang merupakan hasil produksi P.S madukismo. Alkohol jenis ini biasa digunakan
sebagai bahan tambahan dalam industri kosmetik, obat-obatan (farmasi) dan lain
sebagainya. Sedangkan alkohol teknis memiliki kadar minimal 94%. Alkohol jenis ini
melalui pengolahan lebih lanjut menjadi spiritus dengan cara menambahkan denaturan
dan zat pewarna. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan,
dan 8euble8y 8euble

a b
Gambar (a) Alkohol Prima dan (b) Alkohol Teknis

b. Spiritus
Spiritus diproduksi dengan cara merusak alkohol teknis menggunakan minyak
tanah, metanol dan pewarna methylene blue.
c. Hasil Samping
Minyak fusel (amyl alcohol) merupakan by product Pabrik Alkohol
Madukismo dan biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan essence
(amylacetat).

8
2.3 Proses Produksi

Produksi alkohol dan spiritus di P.S Madukismo dapat di buat diagram alir
berikut :

tetes tebu

Air Proses Stasiun Masakan


( Pre Treatment)
Urea , NPK

Asam Sulfat

Flokulan dan Sludge


antifoam Stasiun Peragian fermentasi

( Proses Fermentasi)
Yeast
Gas CO2

Air Proses

Vinasse
Stasiun Penyulingan
(Proses Destilasi/Pemisahan) Minyak Fussel

Luther Washer

Alkohol

Alkohol Teknis Alkohol Prima

Metanol
Proses
Methylasi Spiritus
Methylene
blue
9
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan alkohol terdiri bahan baku
utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama diantaranya :

a) Molase

Molase merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan alkohol dan
merupakan hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu (Saccharum
officinarum L). Molase tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih
mengandung gula dengan kadar tinggi 50-60%, asam amino dan mineral. Tingginya
kandungan gula dalam molase sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku
bioetanol. Molase masih mengandung kadar gula yang cukup untuk dapat
menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH molase berkisar antara
5,5-6,5. Molase yang masih mengandung kada gula sekitar 10-18% telah memberikan
hasil yang memuaskan dalam pembuatan etanol.

b) Yeast

Yeast merupakan media yang digunakan untuk mengubah gula reduksi yang ada
dalam molases menjadi alkohol. Dalam proses pembuatan alkohol yeast berguna untuk
proses fermentasi. Jenis yeast yang digunakan dalam proses fermentasi adalah
Saccharomyces cerevisiae. Karakteristik Saccharomyces cerevisiae adalah dapat
bertahan hidup dengan suhu 33 ◦C, pH 4,5 – 5,5 , dan kadar alkohol 15%. Bibit yeast
ini berasal dari Jerman yang kemudian dikembangbiakkan di Laboratorium PS
Madukismo. Saccharomyces cerevisiae akan hidup dengan suhu diantara 27 – 33 ◦C,
maka laborat harus menjaga suhu kamar pada yeast tersebut.

Selain bahan utama, terdapat bahan tambahan dalam membantu proses pembuatan
alkohol antara lain:

a) NPK

NPK merupakan butiran berwarna coklat tua yang berfungsi sebagai sumber
Nitrogen dan Phospor, yang berguna untuk pertumbuhan dan menaikkan aktivitas

10
yeast. Sedangkan Kalium tidak berpengaruh apapun terhadap yeast. Penambahan NPK
pada tangki 3A dan 3B masing-masing 5 kg.

b) Air

Air yang digunakan untuk mengencerkan molase berasal dari sumur bor dan
aliran sungai Winongo, sumur bor berada di dalam pabrik, sedangkan alira sungai
Winongo diluar area pabrik. Sebelum digunakan air diolah lebih lanjut di stasiun
pengolahan air bersih.

c) Urea

Urea merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan yeast agar dapat bekerja secara
optimal. Penambahan urea berfungsi untuk mencukupi kebutuhan nitrogen pada
pertumbuhan yeast. Jumlah urea yang dibutuhkan untuk tangki 3A, 3B, sebanyak 5 kg,
dan tangki 8/I, 8/II, dan 8/III sebanyak 10 kg.

d) TRO ( Turkey Red Oil)

TRO merupakan minyak jarak yang mengalami sulfonasi. TRO memiliki fungsi
sebagai pengurang buih yang timbul pada proses fermentasi pada tangki 26. Apabila
pada fermentasi tidak terjadi buih maka TRO tidak perlu ditambahkan ke dalam tangki
26.

e) Superflok

Superflok merupakan bahan flokulan berbentuk bubuk berwarna putih yang


digunakan untuk mengendapkan kotoran pada saat fermentasi agar tidak menimbulkan
kerak pada menara destilasi. Superflok ditambahkan sebanyak 300 gram/ tangki selama
proses sekitar 10 jam sebelum dilakukan penyulingan dan diakhiri proses fermentasi.

f) Asam Sulfat (H2SO4)

Asam Sulfat ditambahkan sebanyak 4 liter/tangki dengan tujuan untuk


menurunkan tingkat keasaman tetes menjadi pH 4,8 agar sesuai untuk pertumbuhan
yeast. Asam sulfat hanya ditambahkan pada tangki 3A, dan 3B.

11
2.4 Proses Pembibitan dan Fermentasi Molase menjadi Alkohol

Fermentasi adalah Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, Fermentasi adalah Salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk


mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti asam–asam
organik, protein sel tunggal, antibiotika, dan biopolymer. Fermentasi merupakan proses
yang relative murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang
kita secara tradisional dengan produk–produknya yang sudah biasa dikonsumsi
manusia sampai sekarang seperti tape, tempe, oncom, dan lain–lain. Fermentasi dapat
diartikan sebagai perubahan gradual oleh enzim beberapa bakteri, khamir dan jamur.
Contoh perubahan kimia dari fermentasi meliputi pengasaman susu, dekomposisi pati
dan gula menjadi alkohol dan karbondioksida, serta oksidasi senyawa nitrogen organik.

Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan
dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang berlangsung
sekitar 1-2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3-8%.
Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang
(fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti
dalam pembuatan anggur dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar
7-18%. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan. Persamaan reaksi kimia yaitu :

C6H12O6  2C2H5OH + 2CO2  alkohol

12
Untuk memperoleh hasil yang optimum, persyaratan untuk pertumbuhan ragi
harus diperhatikan, yaitu :

 pH dan kadar karbohidratnya dari substrat


 Temperatur selama fermentasi
 Kemurnian dari ragi itu sendiri
Untuk memproduksi alkohol dari molases digunakan khamir Saccharomycess
cereviseae. Pemilihan tersebut bertujuan agar didapatkan mikroorganisme yang
mampu tumbuh dengan cepat dan mempunyai toleransi terhadap konsentrasi gula yang
tinggi, mampu menghasilkan alkohol dalam jumlah yang banyak dan tahan terhadap
alkohol tersebut), Temperatur pertumbuhan yang optimum untuk Saccharomycess
cereviseae adalah 28-360C dan pH optimum untuk pertumbuhan sel khamir 4,5-5,5. pH
dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara
4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol akan berjalan
dengan lambat.

Dalam memperbanyak Saccharomyces Cereviseae dengan cara kultur dengan


menggunakan.Medium : gulosa, pepton, ekstrak tauge, ekstrak pisang ambon, agar
tetes tebu/molase sebagai aklimitasi peremajaan kultur Saccharomyces Cereviseae
dilakukan 1 bulan sekali, maksimal 2 bulan dengan tujuan untuk mengaktifkan kembali
fungsi kerja Saccharomyces Cereviseae.

1. Dibuat secara 2 tahap : 30 cc dengan Brix 6. Untuk mengukur kadar brik


dengan menggunakan Brix meter. Kemudian penambahan urea sebanyak 1
gr, NPK sebanyak 0,3 gt, H2SO4 dengan PH 4,8. Setelah selesai di buat,
kemudian disterilisasi dengan pemanasan biasa. Memasukan masing-masing
larutan ke dalam erlenmayer ( I dan II ). Kemudian dipanaskan dan
didinginkan / diinkubasi selama 24 jam.
2. Menyiapkan tangki 19 dengan kapasitas tangki 12 L, penambahannya Urea
10 gr, NPK 3 gr, H2SO4 pH 4,8 dan memasukan erlenmeyer I dan II ke dalam

13
tangki 19 di inkubasi selama 24 jam.4. Menyiapkan tangki 20 dengan
kapasitas tangki 48 L, penambahan urea 48gr NPK 14,4 gr, H2SO4 dengan
pH 4,8, dan dimasukan hasil inkubasi dari tangki 19 kemudian di inkubasi
kembali 24 jam.
3. Hasil pada tahap ke empat selanjutnya dimasukan ke tangki 21 dengan
kapasitas tangki 480 L dan penambahan urea 480gr, NPK 144gr, H2SO4
dengan pH 4,8 diinkubasi 24 jam.
4. Hasil pada tahap ke 5, selanjutnya dimasukan ke tangki 22/1 dengan kapasitas
tangki 3010L diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam masuk ketangki 22/2
dengan kapasitas tangki 3010 L diinkubasi kembali selama 16 jam dan
diperoleh bibit /starter Saccharomyces Cereviseae dalam tangki sebanyak
350 L dan kondisi bibit / starter masih aerob.
5. Bibit / starter Saccharomyces Cereviseae pada tangki 22/2 diinginkan
sebanyak 2660L dan dicampurkan ke dalam tangki 25 yang berkapasitas
18000L, dengan penambahan Urea, NPK dan H2SO4 dan diinkubasi kembali
selama 16 jam, kondisi masih aerob.
6. Hasil pada tahap ke 7 selanjutnya di masukan kedalam tangki 26 berkapasitas
75000L (sludge) dan diinkubasi selama 50 jam, kondisi anaerob.

Hasil akhir berupa alkohol dengan kadar maksimal 10% untuk menaikkan kadar
absolut 95% untuk menjadi bioetanol dilakukan proses penyulingan/distilasi. Dan
untuk proses pembuatan spiritus dibutuhkan kadar alkohol dibawah 94% dengan proses
penyulingan dan penambahan methylene blue.

2.5 Proses Penyulingan

Untuk mendapatkan hasil akhir alcohol dengan kadar 95%, PT. Madu Baru
melakukan proses penyulingan yang terdiri dari 4 kolom, diantaranya :

a) Kolom Maische

Alkohol kasar kadar ± 45 % yang kemudian dimasukan ke kolom vorloop. Hasil


bawah dari kolom ini adalah vinase yang kemudian dibuang.

14
b) Kolom vorloop

Hasil atas berupa alkohol teknis kadar 94 % yang masih mengandung aldehide
dan ditampung sebagai hasil. Sedangkan hasil bawah berupa alkohol muda kadar ±
25 % yang dimasukan ke kolom rektifiser.

c) Kolom rektifiser

Hasil atas berupa alkohol murni (prima I) dengan kadar minimal 95 % yang
ditampung sebagai hasil. Hasil tengah berupa alkohol muda yang mengandung
minyak fusel yang kemudian dimasukan ke kolol nachloop. Sedangkan hasil bawah
berupa lutter waser, air yang bebas alkohol, dan kadang-kadang bila perlu sebagian
digunakan untuk menambah kolom vorloop sebagai bahan penyerap alkohol dan
sebagian dibuang.

d) Kolom nachloop

Hasil atas berupa alkohol teknis dengan kadar 94 % yang ditampung sebagai
hasil. Sedangkan hasil bawah berupa air yang bebas alkohol dan dibuang.

15
16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Produksi alkohol/spiritus diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas


maupun kuantitas. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
industri alkohol atau spiritus di PT. Madu Baru meliputi :

1. Penyiapan bahan baku


2. Pembibitan dan fermentasi
3. Penyulingan

Limbah yang dihasilkan dari produksi gula di PT. Madu Baru sudah diproduksi
dengan baik. Semua limbahnya dari limbah padat, cair dan gas diolah kembali menjadi
suatu bahan yang berguna untuk keperluan pabrik dan keperluan lain, seperti untuk
keperluan bangunan (asbes, beton, genteng, dan lain-lain).

17

Anda mungkin juga menyukai