DI PT MADUBARU YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Fina Nahdiana
21103022026
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang proses produksi alkohol dan spiritus di PT. Madu Baru
Yogyakarta.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat dilakukan perbaikan pada makalah. Akhir kata, saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
PT. Madubaru dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono
IX yang diresmikan oleh presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Pabrik Gula mulai
memproduksi tahun 1958 dan Pabrik Spritus mulai memproduksi tahun 1959. Adapun
visi dan misi PT. Madu Baru diantaranya :
1. Visi
“PT. Madubaru menjadi perusahaan agro industri yang unggul diIndonesia
dengan petani sebagai mitra sejati”.
2. Misi
a) Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.
6
b) Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yangramah
lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
c) Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d) Menempatkan karyawan dan stackholders lainnya bagian terpenting
dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian
shareholder value.
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Madu Baru diantaranya Gula Pasir
Madukismo dan alcohol/spiritus oleh Pabrik Spiritus Madukismo yang terdiri dari
alkohol prima dan alkohol teknis, serta produk samping berupa minyak fussel.
a. Alkohol
Variabel Nilai
Titik didih 78,32 0 C
Titik beku -114,1 0 C
Berat Jenis 0,7851 gram/ml
Viskositas 170 cp
Panas Jenis 0,581 cl/gr 0 C
Flash Point 18,3 0 C
Konduktivitas Thermal 0,0017 J/s cm 0 C
Panas Pembakaran 328 cal/gram
Sumber : Laboratorium Utama P.S Madukismo
7
Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar alkohol minimal 95%
yang merupakan hasil produksi P.S madukismo. Alkohol jenis ini biasa digunakan
sebagai bahan tambahan dalam industri kosmetik, obat-obatan (farmasi) dan lain
sebagainya. Sedangkan alkohol teknis memiliki kadar minimal 94%. Alkohol jenis ini
melalui pengolahan lebih lanjut menjadi spiritus dengan cara menambahkan denaturan
dan zat pewarna. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan,
dan 8euble8y 8euble
a b
Gambar (a) Alkohol Prima dan (b) Alkohol Teknis
b. Spiritus
Spiritus diproduksi dengan cara merusak alkohol teknis menggunakan minyak
tanah, metanol dan pewarna methylene blue.
c. Hasil Samping
Minyak fusel (amyl alcohol) merupakan by product Pabrik Alkohol
Madukismo dan biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan essence
(amylacetat).
8
2.3 Proses Produksi
Produksi alkohol dan spiritus di P.S Madukismo dapat di buat diagram alir
berikut :
tetes tebu
Asam Sulfat
( Proses Fermentasi)
Yeast
Gas CO2
Air Proses
Vinasse
Stasiun Penyulingan
(Proses Destilasi/Pemisahan) Minyak Fussel
Luther Washer
Alkohol
Metanol
Proses
Methylasi Spiritus
Methylene
blue
9
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan alkohol terdiri bahan baku
utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama diantaranya :
a) Molase
Molase merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan alkohol dan
merupakan hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu (Saccharum
officinarum L). Molase tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih
mengandung gula dengan kadar tinggi 50-60%, asam amino dan mineral. Tingginya
kandungan gula dalam molase sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku
bioetanol. Molase masih mengandung kadar gula yang cukup untuk dapat
menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH molase berkisar antara
5,5-6,5. Molase yang masih mengandung kada gula sekitar 10-18% telah memberikan
hasil yang memuaskan dalam pembuatan etanol.
b) Yeast
Yeast merupakan media yang digunakan untuk mengubah gula reduksi yang ada
dalam molases menjadi alkohol. Dalam proses pembuatan alkohol yeast berguna untuk
proses fermentasi. Jenis yeast yang digunakan dalam proses fermentasi adalah
Saccharomyces cerevisiae. Karakteristik Saccharomyces cerevisiae adalah dapat
bertahan hidup dengan suhu 33 ◦C, pH 4,5 – 5,5 , dan kadar alkohol 15%. Bibit yeast
ini berasal dari Jerman yang kemudian dikembangbiakkan di Laboratorium PS
Madukismo. Saccharomyces cerevisiae akan hidup dengan suhu diantara 27 – 33 ◦C,
maka laborat harus menjaga suhu kamar pada yeast tersebut.
Selain bahan utama, terdapat bahan tambahan dalam membantu proses pembuatan
alkohol antara lain:
a) NPK
NPK merupakan butiran berwarna coklat tua yang berfungsi sebagai sumber
Nitrogen dan Phospor, yang berguna untuk pertumbuhan dan menaikkan aktivitas
10
yeast. Sedangkan Kalium tidak berpengaruh apapun terhadap yeast. Penambahan NPK
pada tangki 3A dan 3B masing-masing 5 kg.
b) Air
Air yang digunakan untuk mengencerkan molase berasal dari sumur bor dan
aliran sungai Winongo, sumur bor berada di dalam pabrik, sedangkan alira sungai
Winongo diluar area pabrik. Sebelum digunakan air diolah lebih lanjut di stasiun
pengolahan air bersih.
c) Urea
Urea merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan yeast agar dapat bekerja secara
optimal. Penambahan urea berfungsi untuk mencukupi kebutuhan nitrogen pada
pertumbuhan yeast. Jumlah urea yang dibutuhkan untuk tangki 3A, 3B, sebanyak 5 kg,
dan tangki 8/I, 8/II, dan 8/III sebanyak 10 kg.
TRO merupakan minyak jarak yang mengalami sulfonasi. TRO memiliki fungsi
sebagai pengurang buih yang timbul pada proses fermentasi pada tangki 26. Apabila
pada fermentasi tidak terjadi buih maka TRO tidak perlu ditambahkan ke dalam tangki
26.
e) Superflok
11
2.4 Proses Pembibitan dan Fermentasi Molase menjadi Alkohol
Fermentasi adalah Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, Fermentasi adalah Salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan
dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang berlangsung
sekitar 1-2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3-8%.
Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang
(fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti
dalam pembuatan anggur dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar
7-18%. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan. Persamaan reaksi kimia yaitu :
12
Untuk memperoleh hasil yang optimum, persyaratan untuk pertumbuhan ragi
harus diperhatikan, yaitu :
13
tangki 19 di inkubasi selama 24 jam.4. Menyiapkan tangki 20 dengan
kapasitas tangki 48 L, penambahan urea 48gr NPK 14,4 gr, H2SO4 dengan
pH 4,8, dan dimasukan hasil inkubasi dari tangki 19 kemudian di inkubasi
kembali 24 jam.
3. Hasil pada tahap ke empat selanjutnya dimasukan ke tangki 21 dengan
kapasitas tangki 480 L dan penambahan urea 480gr, NPK 144gr, H2SO4
dengan pH 4,8 diinkubasi 24 jam.
4. Hasil pada tahap ke 5, selanjutnya dimasukan ke tangki 22/1 dengan kapasitas
tangki 3010L diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam masuk ketangki 22/2
dengan kapasitas tangki 3010 L diinkubasi kembali selama 16 jam dan
diperoleh bibit /starter Saccharomyces Cereviseae dalam tangki sebanyak
350 L dan kondisi bibit / starter masih aerob.
5. Bibit / starter Saccharomyces Cereviseae pada tangki 22/2 diinginkan
sebanyak 2660L dan dicampurkan ke dalam tangki 25 yang berkapasitas
18000L, dengan penambahan Urea, NPK dan H2SO4 dan diinkubasi kembali
selama 16 jam, kondisi masih aerob.
6. Hasil pada tahap ke 7 selanjutnya di masukan kedalam tangki 26 berkapasitas
75000L (sludge) dan diinkubasi selama 50 jam, kondisi anaerob.
Hasil akhir berupa alkohol dengan kadar maksimal 10% untuk menaikkan kadar
absolut 95% untuk menjadi bioetanol dilakukan proses penyulingan/distilasi. Dan
untuk proses pembuatan spiritus dibutuhkan kadar alkohol dibawah 94% dengan proses
penyulingan dan penambahan methylene blue.
Untuk mendapatkan hasil akhir alcohol dengan kadar 95%, PT. Madu Baru
melakukan proses penyulingan yang terdiri dari 4 kolom, diantaranya :
a) Kolom Maische
14
b) Kolom vorloop
Hasil atas berupa alkohol teknis kadar 94 % yang masih mengandung aldehide
dan ditampung sebagai hasil. Sedangkan hasil bawah berupa alkohol muda kadar ±
25 % yang dimasukan ke kolom rektifiser.
c) Kolom rektifiser
Hasil atas berupa alkohol murni (prima I) dengan kadar minimal 95 % yang
ditampung sebagai hasil. Hasil tengah berupa alkohol muda yang mengandung
minyak fusel yang kemudian dimasukan ke kolol nachloop. Sedangkan hasil bawah
berupa lutter waser, air yang bebas alkohol, dan kadang-kadang bila perlu sebagian
digunakan untuk menambah kolom vorloop sebagai bahan penyerap alkohol dan
sebagian dibuang.
d) Kolom nachloop
Hasil atas berupa alkohol teknis dengan kadar 94 % yang ditampung sebagai
hasil. Sedangkan hasil bawah berupa air yang bebas alkohol dan dibuang.
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah yang dihasilkan dari produksi gula di PT. Madu Baru sudah diproduksi
dengan baik. Semua limbahnya dari limbah padat, cair dan gas diolah kembali menjadi
suatu bahan yang berguna untuk keperluan pabrik dan keperluan lain, seperti untuk
keperluan bangunan (asbes, beton, genteng, dan lain-lain).
17