Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH INDUSTRI GULA

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia Semester Lima 2022//2023

1.Eka (201010900050)

2.Pipit Maudi Fadilah (201010900038)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-nya sehinga kami bisa menyelesaikan tugas matakuliah proses industri kimia tentang

makalah industri gula.

Penulis sangat berharap semoga makalh ini dapat menambah bagi para pembaca. Kami

menyadri dalam penulisan makalah ini masi banyak kekuranganya. semoga pembaca bisa

memberikan kritik dan saranya yang berifat membangun. Semoga selesaimya makalh ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.

Tangerang Selatan, 29 Oktoberl 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Gula ............................................................................................................. 5
2.2 Karakteristik Gula ......................................................................................................... 5
2.3 Bahan Baku dan Sumber gula ....................................................................................... 6
2.4 Proses Pembuatan Gula ................................................................................................. 7
2.5 Manfaat dan Dampak Gula ........................................................................................ 20
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Industri merupakan salah satu hal yang penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Suatu industri harus fleksibel secara teknis, ekonomis, memperhatikan aspek keselamatan
yang maksimal dan mempunyai dampak lingkungan yang mininam. Dengan memasukkan
pertimbangan aspek lingkungan dapat menghasilkan suatu industri yang berwawasan
lingkungan. Konsep indutri berwawasan lingkungan sangat penting diterapkan mengingat
daya dukung alam semakin menurun dibandingkan pertumbuhan industri yang yang beegitu
cepat. Sebagai contoh kawasan indutri berbasis pengolahan tebu. Tebu merupakan bahan
baku pembuatan gula.
Gula merupakan salah satu kebutuhan pangan dan ditetapkan oleh negaraa sebagi salah
satu kebutuhan pangan dan ditetapkan oleh negara sebagi salah satu komoditi perdagangan
utama. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak dikawasan tropis. Hal ini
menjadikan indonesia menjadi negara yang memiliki ke unggulan komperatif sebagi
penghasil gula tebu. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk keristal sukrosa
padat. Gula di ginakan untuk pengubah rasa menjadi manis dalam makanan dan minuman.

1.2 Rumus Masalah


1. Bagaiman karakteristik dari gula ?
2. Apa bahan baku pembuatan gula ?
3. Bagaimanaa proses pembuatan gula ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik gula
2. Untuk mengatahui apa saja bahan baku yang digunakan
3. Untuk mengetahui proses pembuatan gula

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gula


Menurut darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut
dalam air dan langsung di serap tubuh untuk di ubah menjadi energi. Secara umum, gula
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Monosakarida
Berbeda dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk daari suatu
molekul gula. Yang masuk monosakarida adalah glukosa,fruktosa,galaktosa.
b. Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti terbentuk dari dua molekul gula.
Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa (
gabungan dari glukosa dan galak tosa) dan maltosa ( gabungan dari dua glukosa).

2.2 karakteristik gula


Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok di indonesia. Rata-rata manusia di
indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12-15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di indonesia
gula kristal yang konsumsi sehari-hari didominasi oleh gula tebu. Gula kristal ini dibuat dan
diproses dari tanaman tebu. Bagi pendudu didaerah pedesaan jawa tentu sudah sangat kenal
dengan tebu ini. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim yang dipanen atau ditebang
satu tahun sekali.
Dalam kalangan nasional tebu mempunyai nama ilmiah saccharum officinarum L. jenis
tanaman ini termasuk dalam famili gramineae atau kelompok rumput-rumputan. Gula gula
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Nama senyawa : sukrosa
b. Rumus molekul : C12H22O11
c. Berat molekul : 342,3 g/mol
d. Bentuk : padatan

5
e. Warna : putih
f. Bau : khas karamel
g. Densitas : 1,587 g/cm3
h. Kelarutan (25 ℃) : 2000 g/liter air
i. Titik leleh : 186℃
2.3 Bahan baku dan sumber gula
Sumber gula di indonesia sejak jaman masa lampau adalah cairan bunga ( nira) kelapa
dan cairan batang tebu. Gula terdapat dalam tanaman tebu merupakan hasil asmimulsi.
Proses asmimulasi hanya dapat dilakukan oleh tanaman yang terjadi didalam hijau daun
dengan bantuan sinar matahari. Tujuan dari indutri gula yaaitu membuat sukrossa ( gula )
yang terlarut daalam nira menjadi kristal. Pada umumnya tebu memiliki komposisi ssebagai
beerikut :
Tabel 1. Komposisi padatebu
Komposisi Kadar
Sukrosa 11 – 19 %
Gula reduksi 0.5 – 1.5 %
Senyawa anorganik 0.5 – 1.5 %
Asam anorganik 0.15 %
Sabut 16 – 19 %
Zat warna 8–9%
air 65 – 75 %

6
2.4 Proses pembuatan gula

Gambar 2. Flowsheet indutri gula2


Tahapan dalam proses pembuatan Gula :

1. Timbangan Tebu dan Emplasemen Pabrik

Sebelum ditimbang, tebu lebih dulu masuk selektor untuk penyeleksian tebu yang layak
digiling dan yang tidak layak sesuai ketentuan perusahaan (bersih, segar, masak).
Selanjutnya petugas selektor memberi stempel pada SPAT yang telah ditimbang. Peralatan
timbang yang digunakan adalah Digital Crane Scale (DCS) yang terhubung dengan
komputer secara otomatis. Pengaturan tebu yang masuk disesuaikan dengan kapasitas giling
dengan sistem FIFO. Kapasitas emplasemen pabrik hanya diperbolehkan menampung ± 130
% tebu dari kapasitas giling perhari. Hal ini untuk menghindari terjadinya over stock atau
gangguan giling karena persediaan tebu dan menghindari hilangnya kadar gula yang
terkandung dalam tebu. Oleh sebab itu diberlakukan safety factor sebesar ± 30 % dari
kapasitas giling.
2. Stasiun Gilingan
Stasiun Gilingan bertujuan memisahkan nira mentah sebanyak-banyaknya dari batang
tebu dengan menekan kehilangan kadar gula serendah-rendahnya dalam ampas.

7
3. Stasiun Pemurnian Nira
Tujuan pemurnian nira adalah menghilangkan kotoran dengan menghindari kerusakan
sukrosa yang sekecil-kecilnya.
4. Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan mempunyai fungsi utama untuk menguapkan air yang terdapat pada
nira, sehingga setelah keluar dari badan akhir dari evaporator diharapkan menjadi nira kental
.
5. Stasiun Masakan
Proses kristalisasi bertujuan untuk membuat nira kental menjadi kristal atau sukrosa
yang berbentuk cair berubah menjadi kristal padat dengan cara menguapkan kandungan air
yang terdapat pada nira kental, sehingga diha silkan kristal gula dalam larutan akhir atau
tetes serendah-rendahnya.
6. Stasiun Pendingin
Stasiun pendingin ini juga disebut kristalisasi lanjut, karena pada proses pendinginan
ada penurunan suhu dan dipengaruhi angka koefisien lewat jenuh sehingga kristal yang
terbentuk akan lebih membesar. Dengan peralatan palung pendingin untuk menampung dan
mendinginkan hasil masakan yang diturunkan dari pan masakan.
7. Stasiun Puteran
Stasiun putaran mempunyai tujuan utama yaitu memisahkan antara kristal dan stroop
atau cairannya. Dengan puteran high grade, masakan A setelah didinginkan dipompa menuju
palung puteran A/B hingga terpisah antara gula A dengan stroop A. Gula A kemudian di l
ebur dan di pompa menuju puteran SHS hingga terpisah antara klare Superior Holdt Sugar
(SHS) dengan gula SHS Sedang puteran low grade memutar hasil masakan C hingga
diperoleh gula C dan stroop C dan memutar hasil dari masakan D hingga diperoleh gula D
dan tetes. Gula C dan D ini dijadikan kembali bibitan untuk masakan gula A, sedang tetes
ditampung dan ditimbang pada tangki penunggu sebelum masuk di bak tetes untuk disimpan
pada tangki tetes. Gula SHS dari puteran kemudian masuk pada talang goyang hingga na ik
diangkut dengan bucet elevator untuk disaring dan terbagi menjadi 3 bagaian ukuran kristal,
yaitu gula halus, gula kasar dan gula produk. Gula produk kemudian masuk sugar bin dan

8
dilakukan penimbangan dengan berat yang telah ditentukan sebelum pengepakan dan
disimpan digudang.

Gambar 3. Diagram alir indutri gula


Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang
dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).
A. GILINGAN
Langkah pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu di gilingan.
Pada proses ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah
tebu. Biasanya terdiri dari cane cutter, hammer shredder atau kombinasi dari
keduanya. Tebu diperah menghasilkan “nira” dan “ampas”. Pemerasan batang tebu
dilakukan diantara rol-rol yang berputar sehingga nantinya akan diperoleh nira yang

9
sebanyak-banyaknya. Tetapi sebelum tebu masuk dalam tahap penggilingan ada
pengerjaan pendahuluan berupa dihancurkannya batang tebu agar proses ketika
masuk dalam penggilingan lebih mudah. Alat yang digunakan dalam tahap ini adalah
pisau tebu (memotong bagian batang tebu menjadi bagian yang pendek), Crusher (2 buah
silinder dengan permukaan yang kasar berputar sampai nira tebu terperas keluar),
Pengiris/Shredder (mengiris atau mencacah batang tebu dan biasanya diletakkan sesudah
Crusher).
Tahap penggilingan merupakan tahapan di mana nira dari tebu akan diperah /
diambil sebanyak-banyaknya. Batang tebu yang sudah mengalami perlakuan
pendahuluan pada alat – alat pencacah tadi akan diperah di dalam alat penggilingan.
Bagian pokok dalam gilingan adalah terdiri dari 3 buah silinder yang permukaan
silinder nya terdapat alur - alur yang relatif lebih halus dibandingkan dengan Crusher.
Adanya alur - alur ini agar proses penekanan dapat berjalan dengan baik karena tidak
dapat dikurangi terjadi pada saat slip terjadi pada saat batang tebu melewati ruang antara
3 buah silinder tersebut saat setiap berputar. Karena terdapat 3 buah silinder dalam 1
gilingan dalam setiap penggilinganbatang tebu akan mengalami pemerasan 2 kali.
Alur proses yang terjadi dalam tahap pengilingan ini adalah proses penggilingan akan
menghasilkan nira. Nira perasa langsung menuju saraangan untuk di pisahkan antara nira
dan ampas yaang masih terbawa dan di tampung dalaam bank sedimentasi untuk
mengendapkan kerikil / kotoran yang mungkin terbawa dan akan langsung ditampung
dalaam timbangan untuk mengetahui berapa berat nira. Pemberian air imbibisi ini
sebanyak 20 -3- % dari berat tebu dengan suhu 80 ℃. Pada pemberian air imbibisi ini
jikaa terlalu banyaak akan memberatkan padaa tahap penguapan dan jika terkaku sediki
maka kadar gula dalam ampas akan semakin banyak yang hilamg. Ditambahkannya air
ini akan mempermudah proses pemerahan ampas yang terkandung pada niranya semakin
kecil.
B. PEMURNIAN
Pemurnian bertujuan untuk memisahkan nira dengan zat bukan gula. Nira mentah hasil
dari tahap penggilingan masih mengandung banyak impurities yang harus dihilangkan
karena dapat mengganggu proses selanjutnya. Tahap pemurnian ini merupakan salah satu
penentu kualitas gula yang dihasilkan. Nira mentah dari tahap penggilingan masuk ke

10
Bolougne sehingga dapat diketahui berat nira dari display. Pada Bolougne ini, nira
mentah ditambah dengan asam phospat (H 3 PO 4 ). Setelah itu masuk ke Juice Heater
dengan suhu 70 - 75 0 C. Suhu tersebut merupakan suhu optimum di mana kehilangan
gula karena inversi akibat pemanasan nira mentah (pH = ± 5,5) dapat diminimalisir
dengan waktu pemanasan sependek mungkin. Dari Juice Heater , nira dipompa masuk ke
S tatic Tank dan ditambah dengan air kapur (Ca(OH) 2 ) dan nira kental, yang disebut S
accharat untuk meningkatkan pH karena jika pH rendah dapat terjadi inversi. Reaksi :
Ca(OH) 2 -----> Ca2+ + 2 OH-
3Ca2+ + 2PO 4 ------> Ca 3 (PO 4 )2
Campuran S accharat dan nira mentah dipompa masuk Sulfit Tower dari bagian atas dan
di kontakkan dengan gas SO 2 dari bagian bawah (secara counterflow ) sehingga gas SO
2 yang terbuang ke udara seminimal mungkin dan pemurnian semaksimal mungkin,
kemudian direaksikan pada R eaction Tank yang ada pengaduknya agar homogen dan pH
netral, karena jika pH terlalu tinggi dapat merusak unsur yang ada pada gula dan
mempengaruhi kualitas gula. Reaksi yang terjadi adalah :
Ca(OH)2 + H2 SO3 -----> CaSO3 +2H2O
CaSO 3 yang terbentuk merupakan endapan incompressible yang dapat mengikat kotoran
(zat bukan gula) dalam nira dan mereduksi ion - ion ferri menjadi ferro sehingga
warnanya lebih pucat. Dari R eaction Tank , nira dipompa ke Juice Heater untuk
dipanaskan sampai suhu 105 – 110 oC , di mana pemanasan kedua ini bertujuan untuk
menyempurnakan reaksi sebelumnya yaitu antara Ca2+ dengan Phosphat, menurunkan
viskositas nira sehingga pengendapannya lebih cepat, dan mengeluarkan gas - gas yang
terlarut dalam nira agar tidak mengganggu jalannya proses pengendapan dari partikel-
partikel endapan yang terbentuk.
Nira masuk ke Flash Tank untuk memisahkan gas - gas impurities yang terdapat pada
nira, di mana jika gas-gas impurities tersebut jika tidak dihilangkan dapat menyebabkan
gaya keatas partikel-partikel yang seharusnya mengendap dan dapat mengganggu proses
pengendapan di Clarifier. Nira dipompa ke Clarifier untuk mengalami pemisahan antara
nira jernih dan endapan hasil flokulasi. Flokulasi dilakukan dengan menambahkan
Flokulan berupa super flok dengan kecepatan putar 12 rpm. Nira jernih hasil flokulasi
kemudian disaring kembali pada DSM Screen untuk memisahkan nira jernih dari

11
impurities-impurities yang terkandung pada nira jernih. Sedangkan hasil pengendapan
ditransfer ke Rotary Vacuum Filter untuk memisahkan blotong dengan nira tapis yang
masih terdapat pada blotong.
Cara kerja Rotary Vacuum Filter adalah dalam keadaan vakum, tekanan vakum menarik
liquid melalui medium filter di permukaan drum yang menahan padatan. Tekanan vakum
mendorong gas melalui cake dan gas tersebut akan mendorong liquid masuk ke dalam, di
mana nira hasil proses dari Rotary Vacuum Filter dipompa kembali ke Bolougne untuk
diproses lagi dan nira jernih yang dihasilkan dipompa ke tahap penguapan. Proses
pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara
penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.
Pada proses pemurnian nira terdapat tiga buah jenis proses, yaitu :
a. Defekasi Dalam proses defekasi pemurnian nira dilakukan dengan penambahan susu
kapur sebagai reagen. Reaktor untuk proses defekasi ini dinamakan defektor dan
didalamnya terdapat pengaduk sehingga larutan yang bereaksi dalam defektor
menjadi homogen.
b. Sulfitasi
Pemurnian cara sulfitasi hasilnya lebih baik dibandingkan dengan cara defekasi,
karena telah dapat dihasilkan gula yang berwarna putih. Cara pemurnian ini
menggunakan kapur dan SO2 sebagai bahan pembantu pemurnian. Pemberian
kapur pada cara ini dilakukan secara berlebih, kemudian kelebihan kapur ini
akan dinetralkan oleh gas SO2, sehingga terbentuk ikatan garam kapur yang
dapat mengendap. Reaksi Pemurnian Cara Sulfitasi:
SO2 + H2O ----> H2SO3
Ca(OH)2 + H2SO3 ----> CaSO3 + 2H2O
Ca(OH)2 + SO2 -----> CaSO3 + H2O
Endapan CaSO3 yang terbentuk dapat mengabsorbsi partikel-partikel koloid yang
berada di sekitarnya, sehingga kotoran yang terbawa oleh endapan semakin
banyak. Gas SO2 juga mempunyai sifat dapat memucatkan warna, sehingga
diharapkan dapat dihasilkan kristal dengan warna yang lebih terang, khususnya
pada nira kental penguapan.
c. Karbonatasi

12
Proses ini dilakukan dengan menggunakan susu kapur dan gas CO2 sebagai bahan
pembantu. Susu kapur yang ditambahkan pada cara ini lebih banyak dibandingkan
cara sulfitasi, sehingga menghasilkan endapan yang lebih banyak. Kelebihan susu
kapur yang terdapat pada nira dinetralkan dengan menggunakan gas CO2.
Ca(OH)2 + CO2 ----> CaCO3 + H2O
C. PENGUAPAN Nira (Evaporasi)
Hasil dari proses pemurnian adalah “nira jernih” (clear juice). Langkah selanjutnya
dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan
dalam bejana evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan
konsentrasi dari nira mendekati konsentrasi jenuhnya. Pada proses penguapan
menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum. Penggunaan multiple
effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat penggunaan uap. Sistem
multiple effect evaporator terdiri dari 3 buah evaporator atau lebih yang dipasang secara
seri. Di pabrik gula biasanya menggunakan 4 (quadrupple) atau 5 (quintuple) buah
evaporator.
Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru
digunakan pada evaporator badan I sedangkan untuk penguapan pada evaporator badan
selanjutnya menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan I. Penguapan dilakukan
pada kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih dari nira. Karena
nira pada suhu tertentu ( > 1250 C) akan mengalamai karamelisasi atau kerusakan.
Dengan kondisi vakum maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 700 C. Produk yang
dihasilkan dalam proses penguapan adalah ”nira kental” .Alat-alat yang digunakan pada
tahap penguapan antara lain adalah :
a) Voor Cokker : mengurangi beban kerja Evaporator.
b) Evaporator : menghilangkan uap air yang terdapat dalam nira jernih hingga menjadi
nira kental. Kekentalan nira yang diharapkan dari proses evaporasi ini adalah antara 30 –
35 Be ( Beume ).
c) Kondensor : membuat kondisi vacum dan menarik uap gas hasil penguapan. Cara
kerjanya adalah pengembunan steam hasil penguapan dengan mengontakkan dengan air
sehingga terjadi penurunan suhu.

13
d) Pompa Vacuum : menarik gas-gas yang tidak terembunkan dan mengeluarkannya dari
Kondensor.
e) Pompa Air Injeksi : memompakan air injeksi ke dalam Kondensor sehingga uap yang
masuk ke Kondensor akan berkontak dengan air dan mengakibatkan terjadinya
pengembunan dan penurunan suhu. (Very, 2014).

Gambar 4.penguapan nira mengunakan kondensor

D. KRISTALISASI
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan
kristaliasi nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO sebagai bleaching dan
untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal
sistem masak ACD, ABCD, ataupun ABC. Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung
pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira kental > 85 % maka dapat dilakukan empat
tingkat masakan (ABCD). Dan apabila HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat
masakan (ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula
menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.

14
Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat)
untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara
terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka
akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu
dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan proses
pembesaran kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut
kembali ataupun terbentuk tidak beraturan. Setelah diperkirakan proses masak cukup,
selanjutnya larutan dialirkan ke palung pendingin (receiver) untuk proses Na –
Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah melanjutkan proses kristalisasi yang telah
terbentuk dalam pan masak, dengan adanya pendinginan di palung pendingin dapat
menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat
mendorong menempelnya sukrosa pada kristal yang telah terbentuk. Untuk lebih
menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin dilengkapi pengaduk
agar dapat sirkulasi. Alat – alat yang digunakan pada tahap masakan :
a) Pan Masakan : menguapkan air dari nira kental yang dihasilkan dari tahap
penguapan untuk mendapatkan kristal gula dari nira kental. Pan Masakan ini
bekerja pada kondisi vacum.
b) Kondensor: mengembunkan uap nira. Beroperasi dalam keadaan vacum.
c) Pompa Vacum : menarik gas – gas yang tidak terembunkan dan mengeluarkannya
dari dalam Kondensor sehingga terjadi kondisi vacum.
d) Pipa saluran uaap bekas : menyalurkan uap bekas dari turbin- turbin uap digilingan,
power hous dan boiler.
Hasil dari tahap masakan disebut Mascuite, sedangkan prosesnya disebut
Kristalisasi. Terjadinya kristal gula adalah karena larutan nira kental memiliki konsentrasi
lewat jenuh, sehingga gula tersebut akan terpisah dari larutan nira dalam bentuk kristal
yang teratur. Proses kristalisasi harus berlangsung sebaik mungkin jika :
1. Hasil kristal gula memenuhi spesifikasi yang dikehendaki.
2. Waktu operasi (pengkristalan) sesingkat mungkin.
3. Biaya operasi (pengkristalan) sekecil mungkin.
4. Tekanan pada Pan Masakan dibuat vacum untuk menghindari pembentukan
karamel dan mencegah kerusakan sukrosa.

15
5. Kristalisasi dilakukan bertahap dengan memberikan kristal bibit pada Pan
Masakan agar proses berlangsung dengan cepat.
6. Kristal gula yang tidak memenuhi spesifikasi dilebur kembali dan di masak lagi di
Pan Masakan.
E. PEMISAHAN
(Centrifugal Process) Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah
pemisahan. Proses pemisahan kristal gula dari larutannya menggunakan alat
centrifuge atau puteran. Pada alat puteran ini terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu
dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop atau larutan
akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran. Pada proses ini dihasilkan
gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringakan untuk menurunkan
kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di jual.
F. PROSES PACKING
Gula Produk dikeringkan di talang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering.
Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung
terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan.
Berat gula dalam pengemasan untuk masing
masing pabrik gula tidak sama, ada yang per sak plastiknya 25 kg atau 50 kg. Setelah itu
gula yang berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit, harus dibuka dulu supaya
temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan suhu/temperatur. Suhu gula
dalam karung tidak boleh lebih dari 30 oC/suhu kamar, setelah gula dalam plastik
dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik dalam keadaan panas
dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula. (Yosi, 2012).
II Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula

Menurut Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) tahun 2008, hasil samping
industri gula di Indonesia terdiri dari limbah cair 52,9 persen, blotong 3,5 persen, ampas
(bagasse) 32,0 persen, tetes 4,5 persen dan gula 7,05 persen serta abu 0,1 persen. Ampas
berasal dari tebu yang digiling dan digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Blotong atau
filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan

16
tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui
kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan kristal.
1. Limbah Bagasse
(Ampas) Industri gula khususnya di luar jawa menghasilkan bagas yang cukup
melimpah.. Bagasse tebu (Saccharum officinarum L.) semula banyak dimanfaatkan oleh
pabrik kertas, namun karena tuntutan dari kualitas kertas dan sudah banyak tersedia
bahan baku kertas lain yang lebih berkualitas, sehingga pabrik kertas mulai jarang
menggunakannya. Limbah padat pabrik gula (PG) berpotensi besar sebagai sumber
bahan organik yang berguna untuk kesuburan tanah. Ampas (bagasse) tebu mengandung
52,67% kadar air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan 0,38% K2O.
Kompos adalah hasil dekomposisi biologi dari bahan organik yang dapat dipercepat
secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba (bakteria, actinomycetes dan
fungi) dalam kondisi lingkungan aerobik atau anaerobic.

Hasil pengomposan campuran blotong, ampas (bagasse) dan abu ketel diinkubasi
dengan bioaktivator mikroba selulolitik selama 1 dan 2 minggu, kemudian diaplikasikan
ke lahan tebu. Pemberian kompos 10 ton/ha mampu meningkatkan bobot tebu sebanyak
16,8 ton/ha.
2. Limbah Blotong (Padat)
Limbah blotong merupakan limbah padat yang mengandung air dan masih
bertemperatur cukup tinggi (panas). berbentuk seperti tanah, sebenarnya blotong adalah
serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira. Komposisi blotong terdiri
dari sabut, wax dan fat kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan MgO.
Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik, dibeberapa
pabrik gula, blotong di daur ulang menjadi pupuk yang kemudian digunakan untuk
produksi tebu di wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Proses penggunaan pupuk
organik ini tidak rumit, setelah dijemur selama beberapa minggu / bulan mengurangi
temperatur dan kandungan Nitrogen yang berlebihan. Dengan tetap menggunakan
pupuk anorganik sebagai starter, maka penggunaan pupuk organik blotong ini masih
bisa diterima oleh masyarakat.

17
Pada perkembangan selanjutnya, upaya pemanfaatan blotong sebagai pengganti
kayu bakar. Pemanfaatan blotong sebagai kayu bakar, sebenarnya sudah lama
dijalankan oleh masyarakat di sekitar pabrik gula. Proses pembuatan blotong pengganti
kayu bakar sangat sederhana, limbah blotong dari pabrik yang masih panas, diangkut
dengan dump truk menuju lokasi pengrajin/pembuat blotong kayu bakar, blotong ini
kemudian dijemur di terik matahari selama 2 – 3 minggu dengan intensitas matahari
penuh. Sebelum total kering, lapisan blotong ini dipadatkan dengan tujuan untuk
mempersempit pori dan membuang sisa kandungan air, kemudian dipotong seukuran
batu bata untuk memudahkan pengangkutan. Setelah dirasa cukup kering pada satu
permukaan, bata blothong ini dibalik, supaya sisi lainnya juga kering. Hasil yang
diperoleh dari proses ini adalah blothong seukuran batu bata yang bobotnya ringan
karena kandungan airnya sudah hilang.
Blotong dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein. Kandungan protein dari
nira sekitar 0.5 % berat zat padat terlarut. Dari kandungan tersebut telah dicoba
untuk melakukan ekstraksi protein dari blotong dan ditemukan bahwa kandungan
protein dari blotong yang dipress sebesar 7.4 %. Protein hanya dapat diekstrak
menggunakan zat alkali yang kuat seperti sodium dodecyl sulfate. Kandungan dari
protein yang dapat diekstrak antara lain albumin 91.5 %; globulin 1 %; etanol terlarut 3
% dan protein terlarut 4 %. Dengan demikian blotong dapat juga digunakan sebagai
pakan ternak dengan cara dikeringkan dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat
didalamnya. Untuk menghindari kerusakan oleh jamur dan bakteri blotong yang
dikeringkan harus langsung digunakan dalam bentuk pellet Pada saat ini pemanfaatan
blotong antara lain sebagai bahan bakar alternative dalam bentuk briket. Untuk
pembuatan briket blotong dipadatkan lalu dikeringkan. Keuntungan menggunakan
briket blotong adalah harganya yang lebih murah daripada kayu bakar dan bahan bakar
lain. Akan tetapi untuk membuat briket ini diperlukan waktu cukup lama antara 4
sampai 7 hari pengeringan, selain itu juga tergantung dari kondisi cuaca. 3. Limbah
Tetes (Cair) Tetes atau molasses merupakan produk sisa pada proses pembuatan
gula. Tetes diperoleh dari hasil pemisahan sirop low grade di mana gula dalam
sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Pada pemrosesan gula tetes yang dihasilkan
sekitar 5 – 6 % tebu, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari

18
menghasilkan tetes sekitar 300 ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih
mengandung gula, tetes sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung
kotoran-kotoran bukan gula yang membahayakan kesehatan. Penggunaan tetes
sebagian besar untuk industri fermentasi seperti alcohol, pabrik MSG, pabrik pakan
ternak dll. Secara umum tetes yang keluar dari sentrifugal mempunyai brix 85 – 92
dengan zat kering 77 – 84 %. Sukrosa yang terdapat dalam tetes bervariasi antara 25 –
40 %, dan kadar gula reduksinya 12- 15% .tetes lebih besar daripada tebu yang sudah
masak. Komposisi yang penting dalam tetes adalah TSAI ( Total Sugar as Inverti ) yaitu
gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Kadar TSAI dalam tetes berkisar antara 50 –
65 %. Angka TSAI ini sangat penting bagi industri fermentasi karena semakinbesar
TSAI akan semakin menguntungkan, sedangkan bagi pabrik gula kadar sukrosa
menunjukkan banyaknya kehilangan gula dalam tetes. Komposisi Tetes merupakan
bahan yang kaya akan karbohidrat yang mudah larut (48-68)%, kandungan mineral
yaqng cukup dan disukai ternak karena baunya manis. Selain itu tetes juga mengandung
vitamin B komplek yang sangat berguna untuk sapi yang masih pedet. Tetes
mengandung mineral kalium yang sangat tinggi sehingga pemakaiannya pada sapi harus
dibatasi maksimal 1,5- 2 Kg/ekor/hari*.* Penggunaan tetes sebagai pakan ternak
sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu makan, selain itu juga untuk
meningkatkan kualitas bahan pakan dengan peningkatan daya cernanya. Apabila takaran
melebihi batas atau sapi belum terbiasa maka menyebabkan kotoran menjadi lembek
dan tidak pernah dilaporkan terjadi kematian karena keracunan tetes. Pembuatan
bioethanol molase melalui tahap pengenceran karena kadar gula dalam tetes tebu terlalu
tinggi untuk proses fermentasi, oleh karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu. Kadar
gula yang diinginkan kurang lebih adalah 14 %. Kemudian dilakukan penambahan ragi,
urea dan NPK kemudian dilakukan proses fermentasi. Proses fermentasi berjalan kurang
lebih selama 66 jam atau kira-kira 2 hari. Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah
selesai adalah tidak terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di
dalam cairan fermentasi kurang lebih 7% – 10 %. Setelah proses fermentasi selesai,
masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler dan suhunya dipertahankan
antara 79 – 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap
etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator.

19
Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar etanol
masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi hingga kadar etanolnya 95%. Apabila
kadar etanolnya sudah 95% dilakukan juga dehidrasi atau penghilangan air. Untuk
menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Setelah itu
didistilasi lagi hingga kadkadar airnya kurang lebih 99%. (Eka,2014).

2.5 manfaat dan dampak


• Manfaat dari gula

Gula bisa memberikan banyak reaksi baik untuk tubuh. Berikut sederet manfaat yang bisa
kamu dapatkan dari gula pasir:

1. Memberi energi untuk tubuh

Gula merupakan bahan makanan yang nantinya akan diubah menjadi glukosa dalam
tubuh. Zat inilah yang akan menghasilkan energi untuk tubuh. Kamu yang merasa kurang
bergairah bisa langsung mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Minuman manis pun cocok untuk kamu yang sedang berolahraga. Kamu bisa dapatkan
energi tambahan secara instan hanya dengan mengonsumsi minuman dengan kandungan
gula tinggi. Namun, pastikan hanya meminumnya setelah melakukan aktivitas berat, ya.

2. Meningkatkan tekanan darah

Kamu yang memiliki tekanan darah rendah biasanya mudah pusing atau bahkan
kehilangan kesadaran. Nah, mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa membantu
meningkatkan tekanan darah ini, loh.

Tekanan darah rendah juga bisa terjadi karena kurangnya asupan makanan. Biasanya ini
terjadi saat sedang menjalani puasa. Tidak heran jika disarankan untuk mengonsumsi
minuman manis saat berbuka puasa untuk mengembalikan tekanan darah yang menurun.

3. Menjaga kerja otak

20
Disarankan untuk mengonsumsi sarapan yang sedikit manis pada pagi hari. Terlebih
untuk kamu yang akan melakukan aktivitas seharian. Pasalnya, gula akan membantu
meningkatkan kerja otak.

Gula akan membantu aliran darah lebih lancar ke seluruh tubuh, khususnya ke otak.
Kamu pun akan lebih fokus dalam menyelesaikan banyak pekerjaan seharian.

4. Mencerahkan kulit

Terdapat kandungan asam glikolat dalam gula yang berfungsi untuk menjaga kesehatan
kulit. Kandungan ini yang akan membantu menghilangkan noda pada wajah. Bukan
hanya itu, glikolat juga bisa menjaga minyak kulit sehingga tidak berlebihan.

Untuk dapatkan hasil yang maksimal, kamu bisa mencampurnya dengan perasan lemon.
Lalu, usapkan ke bagian wajah. Dengan penggunaan yang rutin, kulit wajah akan lebih
cerah.

5. Menghaluskan bibir

Bukan hanya kulit, gula pasir juga bisa digunakan untuk mencerahkan bibir. Caranya
dengan mengoleskan gula pasir ke bagian bibir sambil mengusapnya secara lembut. Gula
pasir akan membantu mengangkat sel kulit mati pada bibir yang membuatnya
menghitam.

Kamu pun bisa mengoleskannya sebelum memakai lipstik pada bibir. Gula ini akan
membuat lipstik lebih tahan lama dan cerah saat diaplikasikan ke bibir.

6. Mengatasi komedo

Gula pasir juga bisa dijadikan scrub alami untuk menghilangkan komedo di bagian
hidung. Komedo ini muncul karena kelebihan cairan minyak sehingga menyumbat pori-
pori. Jika dibiarkan, komedo akan makin banyak dan membuat wajah kamu mudah
berjerawat.

21
Cara menghilangkannya cukup dengan mengaplikasikan gula ke wajah. Campurkan
garam dapur dan langsung usapkan dengan lembut. Bilas dengan air hingga bersih dan
lakukan secara rutin.

7. Menyembuhkan luka

Gula pasir pun bisa digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Penggunaan gula
pasir untuk luka ini sudah digunakan sejak zaman perang silam. Efeknya bisa sebagai
antibiotik untuk luka gores.

Kamu hanya perlu mengaplikasikan gula pasir secara langsung ke bagian luka. Dengan
begitu, luka akan cepat mengering dan mempercepat pembentukan sel baru.

8. Memperbaiki mood

Suasana hati seseorang bisa berubah karena banyak hal. Bisa saja karena mengalami
sesuatu yang buruk atau memang dalam kondisi kesehatan yang tidak bagus. Para
perempuan juga bisa mengalami mood jelek pada saat menstruasi.

Ketika mengalami kondisi suasana hati buruk, disarankan untuk mengonsumsi makanan
atau minuman manis. Kandungan gula ini akan membantu mendongkrak mood sehingga
bisa menjalani hari dengan lebih senang. Segera ambil minuman atau makanan manis
untuk dapatkan kembali suasana hati yang senang.

9. Mencegah depresi

Stres dan trauma yang tidak diatasi dengan baik bisa berubah menjadi periode depresi.
Kamu bisa saja mengalami masa sedih berkepanjangan hanya karena satu atau dua
masalah yang menimpa. Cara terbaiknya memang melakukan konsultasi dengan para
profesional untuk dapatkan penanganan yang tepat.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan penangan sendiri dengan rajin mengonsumsi
makanan manis. Dikabarkan bahwa makanan manis ini juga jadi salah satu obat yang

22
paling manjur untuk mengatasi stres. Namun, tetap dalam takaran yang disarankan
supaya tidak berlebihan, ya.

10. Membersihkan tangan kotor

Tangan paling rentan terkena kotoran yang sulit dihilangkan. Terlebih jika kamu habis
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan minyak, cat, dan oli. Membersihkannya
dengan sabun tentunya harus dilakukan berkali-kali.

Untuk mempercepatnya, kamu bisa membersihkan tangan kotor ini dengan


menambahkan gula di dalam airnya. Gula akan membantu menghilangkan minyak yang
menempel pada tangan. Setelah minyak hilang, kamu tinggal membersihkannya dengan
air sabun dan bilas hingga bersih.

• Dampak dari gula

Gula dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi dan disimpan dalam bentuk glukosa (gula
darah). Semakin banyak yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar gula Anda. Fakta
membuktikan bahwa kadar gula darah yang cenderung tinggi membuat tubuh lebih rentan
mengalami berbagai penyakit berbahaya.

Secara spesifik, berikut ini adalah bahaya gula bagi kesehatan jika dikonsumsi
berlebihan:

• Meningkatkan Risiko Diabetes

Hampir semua orang sudah tahu bahwa bahaya kelebihan konsumsi gula dapat berujung
pada penyakit diabetes atau kencing manis. Hal ini bisa terjadi karena gula dapat
menurunkan fungsi organ pankreas dan mengurangi produksi insulin.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk mengatur metabolisme gula.
Saat kadar insulin di dalam tubuh sudah tak lagi optimal, kadar gula darah akan
cenderung tinggi sehingga penyakit diabetes sangat mungkin terjadi.

• Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

23
Salah satu bahaya gula bagi kesehatan adalah penyakit jantung. Berdasarkan studi
jurnal JAMA Internal Medicine pada tahun 2014, konsumsi gula berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, efek samping gula berlebihan juga dapat meningkatkan pembentukan lemak di
hati, peningkatan produksi trigliserida, dan kolesterol jahat (LDL). Ketiganya merupakan
faktor utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.

• Meningkatkan Risiko Obesitas

Kelebihan gula pada tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak. Itu sebabnya, konsumsi
gula yang tinggi juga sangat berhubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh
(IMT), yang dapat berujung pada obesitas

• Tingkatkan Risiko Depresi

Efek samping gula berlebih yang juga harus diwaspadai adalah depresi. Mengonsumsi
banyak makanan olahan, termasuk produk-produk gula tinggi, seperti kue dan minuman
manis, dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.
Sebuah penelitian yang diikuti 8.000 orang selama 22 tahun menunjukkan, pria yang
makan 67 gram atau lebih gula per hari, 23% lebih mungkin alami depresi daripada pria
yang makan gula kurang dari 40 gram per hari.

Studi lain yang dilakukan pada 69.000 wanita menunjukkan, orang dengan asupan gula
tambahan tertinggi berisiko depresi secara signifikan, dibandingkan mereka dengan
asupan gula terendah.

• Menurunkan Kualitas Sperma

Mungkin Anda kaget kalau bahaya gula bagi kesehatan termasuk menurunkan kualitas
sperma. Ya, studi yang dilansir dalam American Journal of Public Health pada 2007
menemukan bahwa kebiasaan konsumsi soft drink —yang merupakan minuman tinggi
gula— berpengaruh terhadap kualitas sperma.

24
Kualitas sperma yang rendah ditunjukkan dengan menurunnya produksi serta
berkurangnya pergerakan sperma. Hal ini menjadi salah satu penyebab kemandulan pada
pria.

• Gigi Berlubang

Akumulasi gula pada gigi menjadi media yang sempurna untuk tumbuhnya bakteri.
Bakteri yang bertumbuh subur pada mulut menyebabkan kerusakan pada lapisan gigi
hingga akhirnya menjadi karies atau gigi berlubang.

• Merusak Kulit

Jika dikonsumsi berlebihan, dampak negatif gula yang juga bisa Anda rasakan adalah
penuaan dini. Ini karena gula dapat menyebabkan kerusakan pada kolagen dan elastin
kulit.

Dengan rusaknya kedua komponen tersebut, kulit akan menjadi lebih kering, kusam dan
tidak kencang lagi.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupum
kuantitas, penggunaan mesin-mesin (mekanisaai) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula. Meskipun mesin-mesin yang digunakan bukan mesin
berteknologi canggih. Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan oleh pabrik-pabrik
gula di Indonesia pengoprasiannya dilakukan oleh manusia. Mesin-Mesin tersebut
bekerja secara manual tidak secara komputerisasi.

Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
mesin tersendiri. Adapun tahapan-tahapan pembuatan gula itu adalah :

1. Tahapan pemerahan nira (ekstasi);

2. Tahapan pemurnian nira;

3. Tahapan penguapan nira;

4. Tahapan kristalisasi;

5. Tahapan pemisahan kristal; dan

6. Tahapan pengeringan.

Mesin-mesin yang digunakan dalam tahapan-tahapan pembuatan gula di atas digerakan


oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga uap. Sedangkan
bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa ampas tebu yang
dihasilkan dari proses pemerahan nira.

Produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi dibandingkan


dengan produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih. Kekurangan
produksi gula menggunakan mesin manual adalah tingkat produksi gula belum mampu
mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat.

26
Daftar pustaka
Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Sinar Ilmu,Perpustakaan Nasional.

Jakarta

Eka 2014, proses pembuatan gula,di akses pada tanggal 14 April 2018,

PT Kebon agung,2022,bahan pendukung

Pt perkebunan nusantara xl,2017 tim it,proses bisnis gula

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons,2020, dampak negatif gula

Masyhuri, Fahmi 2015, Industri Gula, diakses pada tanggal 14 April 2018, http://

masyhurifahmi. blogspot. co.id/2015/01/industri-gula.html?m=1. Very, Caesar 2014,

Proses Pembuatan Gula Tebu Kristal, diakses pada tanggal 13 April 2018,

https://www.caesarvery.com /2014/01/ proses-pembuatan-gula-tebu-kristal. html?m=1.

Yosi 2012, Industri Gula, diakses pada tanggal 13 April 2018, https:// teknikkimia-yosi.

blogspot.co.id/ 2012/11/gula-merupakan -salah- satu-bahan-makanan. html?m=1.

27

Anda mungkin juga menyukai