DISUSUN OLEH:
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mengatahui,
Menyetujui,
Supervisi
Disahkan
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Profil SMK SMTI Makassar ................................................ 4
1.3 Tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN)....................................... 2
1.4 Manfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN) . ................................... 2
II. PENGOLAHAN BIJI KAKAO................................................ 3
2.1 Kakao ................................................................................. 3
2.2 Proses Produksi .................................................................. 9
III. PEMBAHASAN ........................................................................ 27
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………. . 30
4.1. Pelaksanaan Program Kerja KKN
4.2. Lampiran Kegiatan
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………………………………… 35
5.2. Saran……………………………………………………... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
setelah Pantai Gading dan Ghana dengan luas areal 1.462.000 ha dan dalam kurun
meningkat dan sangat melimpah, namun pengolahan kakao masih sangat jauh
tertinggal baik untuk menjadi produk akhir maupun produk setengah jadi dari biji
kakao.
sejenis dan setingkat dengan STMA Yogyakarta. Pada tanggal 15 Maret 1973
sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang analis apabila telah
Indonesia (UMI).
5. Untuk menambah pengalaman di dunia kerja.
sehingga dapat menjadi produk yang berkualitas dan bermanfaat serta memiliki
tanaman yang diolah menjadi coklat dan dari tanaman itulah polifenol golongan
flavonoid dan antiperadangan berasal. Klasifikasi tanaman kakao yaitu sebagai
berikut.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Genus : Theobroma
dengan mentega kakao dan pasta coklat. Komposisi kimia bubuk kakao (natural)
per 100 gram yaitu mengandung kalori 228,49 Kkal, lemak 13,5 gram, karbohidrat
53,35 gram, serat 27,90 gram, protein 19,59 gram, air 2,58 gram dan kadar abu
6,33 yang meliputi kalium 1495,5 mg, natrium 8,99 mg, kalsium 169,45 mg, besi
13,86 mg, seng 7,93 mg, tembaga 4,61 mg dan mangan 4,37 mg. Komponen
senyawa bioaktif dalam bubuk kakao adalah senyawa polifenol yang berfungsi
sebagai antioksidan. Kandungan polifenol total dalam bubuk kakao lebih tinggi
banyak terdapat pada kakao adalah flavonoid yaitu senyawa yang mengandung 15
atom karbon yang terdiri dari dua cincin benzene yang dihubungkan oleh rantai
berasal dari pembuatan musim hujan umumnya mempunyai kadar lemak tinggi.
Selain oleh bahan tanam dan musim, kandungan lemak dipengaruhi oleh
karakteristik fisik biji kakao pasca pengolahan seperti kadar air, tingkat fermentasi
yang khas,rasa manis-pahit dan aroma yang selalu menggugah selera. Kekhasan
menghasilkan satu kesatuan rasa yang lezat dari produk-produk olahan kakao
yang utamanya berasal dari komponen lemak biji kakao yang dapat mencapai
Lemak 57
Air 3,2
- Theobromin 1,3
- Kafein 0,7
Pati 9
Lemak kakao dikeluarkan dari inti biji dengan cara dikempa. Inti biji
kakao yang masih panas dimasukkan ke dalam alat kempa hidrolis dengan dinding
silinder diberi lubang-lubang sebagai penyaring. Cairan lemak akan keluar
melewati lubang-lubang tersebut, sedang bungkil inti biji akan tertahan didalam
dipengaruhi oleh suhu inti biji, kadar air, ukuran partikel inti biji, kadar protein
inti biji, tekanan kempa dan waktu pengempaan. Lemak kakao merupakan lemak
nabati alami yang mempunyai sifat unik, yaitu tetap cair pada suhu dibawah titik
bekunya. Lemak kakao mempunyai warna putih kekuningan dan mempunyai bau
khas cokelat. Lemak ini mempunyai sifat rapuh (brittle) pada suhu 25 C dan tidak
larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dingin, angka penyabunan 188-198,
angka iod 35-40. Lemak kakao larut sempurna dalam alkohol murni panas dan
menunjukkan retakan nyata pada suhu dibawah 20oC. Titik leleh yang sangat
tajam adalah pada suhu 35oC dengan peleburan atau pelunakan pada suhu sekitar
30oC-32oC. Lemak kakao terdiri atas sejumlah gliserida dari asam-asam lemak
stearat, palmitat dan oleat serta sedikit linoleat. Lemak kakao yang digunakan
dalam pembuatan permen cokelat harus memiliki ciri-ciri yakni akan mencair
pada suhu 32oC-35oC, mempunyai tekstur yang keras dan sedikit rapuh, serta
warnanya tidak buram dan tetap cerah jika dicampur pada bahan lain serta
memadat pada suhu kamar. Retensi waktu untuk penyimpanan juga harus
disesuaikan dengan kondisi cokelat, karena jika tidak maka dapat menyebabkan
cokelat akan melekat pada cetakan, menghasilkan warna yang buram serta
pada pembuatan cokelat yakni untuk memadatkan. Titik leleh dan tingkat
kekerasan pada produk kakao erat kaitannya dengan komponen penyusun asam
minimum pada suhu kamar. Kakao adalah hasil pertanian yang kaya akan lemak.
Walaupun kandungan lemak yang relatif tinggi pada kakao, namun lemaknya
tidak mudah tengik karena kakao mengandung polifenol 6% sebagai antioksidan
pencegah ketengikan. Cokelat memiliki cita rasa yang khas, teksturnya berbentuk
padat pada suhu kamar, cepat meleleh di mulut, menjadi cair dan terasa lembut di
lidah. Karakteristik produk cokelat ini dipengaruhi oleh karakteristik kristal lemak
memenuhi standar SNI, standar tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.3 Syarat Mutu Lemak Kakao
Sumber: (SNI-3748-1995)
di Indonesia. Sementara itu, liquor, mentega, butter serta bubuk kakao merupakan
produk antara atau setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku oleh industri
hilir seperti cokelat makanan, permen yang mengandung cokelat, susu cokelat dan
sebagainya. Cocoa butter yang berharga paling mahal merupakan lemak cokelat
hasil ekstraksi cocoa liquor dari pembentukan bubuk cokelat. Cocoa butter sering
kali digunakan sebagai campuran pembuatan permen cokelat dan bahan baku
kosmetik seperti lipstik dan pelembab. Minyak atau lemak kakao juga umum
dimanfaatkan dalam pembuatan sabun. Lemak kakao memiliki aroma khas coklat.
Walaupun harganya cukup mahal, lemak kakao disukai karena memiliki manfaat
yang bagus sebagai pelembab dan pelembut kulit, serta mengandung vitamin E,
tokoferol dan polifenol sebagai antioksidan. Lemak kakao juga dapat membantu
Coklat bubuk atau cocoa powder terbuat dari bungkil/ampas biji coklat
yang telah dipisahkan lemak coklatnya. Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus
sehingga terbentuk tepung coklat. Terdapat 2 jenis coklat bubuk, yaitu melalui
proses natural (non alkalized cocoa powder) dan yang kedua melalui proses dutch
(alkalized cocoa powder). Natural cocoa powder memiliki warna lebih terang,
sedangkan Dutch cocoa powder memiliki warna lebih gelap. Kebanyakan coklat
bubuk yang dijual dipasaran adalah jenis natural cocoa powder. Coklat bubuk
natural dibuat dari bubur coklat atau balok coklat pahit dengan menghilangkan
sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18 % - 23%. Coklat jenis ini berbentuk
tepung, mengandung sedikit lemak dan rasanya pahit. Bahan baku cokelat bubuk
biasanya memiliki kadar lemak yang tinggi, dengan kadar lemak antara 10% -12%
Winnowing
Pressing
Filter
Alkalizing Cake bagging
Pressing
Butter
Milling Cake Storage
Blocking
Metal Loading
Detecting Butter to
Shipping
Powder Loading
Storage Powder to
Shipping
2.2.2 Tahapan Proses Produksi
Dalam pembuatan coklat secara nyata dapat melalui beberapa tahapan
pada bagian biji kakao dibersihkan dari debu, batu dan kotoran lainnya,
menggunakan bantuan isapan (dust collector) dan dibantu udara bertekanan dari
bawah. Dengan prinsip benda yang mempunyai ukuran besar dan berat akan
tertahan dari bawah. Dengan prinsip benda yang mempunyai ukuran yang besar
dan berat akan tertahan pada screen dan terbuang melalui tempat kotoran, dan
debu yang berat jenisnya lebih kecil akan terhisap oleh dust collector. Sedangkan
(delta pengolahan biji kakao) bahwa pembersihan biji dilakukan dengan mesin
yang dilengkapi dengan saringan, pemisah besi (magnet) dan juga pemisah debu.
pada suhu 115-120ºc selama 90-120 detik, dengan tujuan untuk mematikan
mempermudah dalam proses pemisahan antara kulit biji dan inti biji.
d. Pengempaan (Pressing)
dan filter press dari pengempaan lemak (butter) dan bungkil (cake). Dalam proses
pengempaan inti biji, lemak dan bungkil coklat akan terpisahkan, kemudian lemak
yang memiliki tekanan antara 200-400 Psi. Dimana lemak dari hasil pemisahan
sedangkan bungkil coklat dari hasil pemisahan hidraulik press ditransfer ke tangki
e. Alkalisasi (Alkalizing)
diinginkan, dan juga dapat berpengaruh terhadap flavor dan dapat meningkatkan
karbonat dan natrium karbonat, sedangkan alkali lainnya pernah digunakan namun
tidak memberikan keuntungan.Jumlah alkali yang ditambahkan tergantung dari
warna kakao yang diinginkan, semakin merah atau gelap warna yang diharapkan
maka semakin banyak pula jumlah alkali yang dibutuhkan. Perubahan warna
f. Penggilingan Cake
Dari tangki penampungan bungkil coklat yang telah dicampurkan dengan
jenis kakao, dan berat bersih. Pengemasan dilakukan secara manual dengan
system top filling yaitu, produk yang di masukan dari bagian atas kemasan.
Kemasan yang digunakan tersebut dengan “bags” dan terdiri dari dua lapis yaitu
plastic dan kertas kraft. Kertas kraft merupakan kertas kasar berwarna coklat. Satu
bags dapat menampung 25 kg bubuk kakao. Alat yang digunakan untuk mengisi
bubuk kakao kedalam kemasan adalah Benh Bates. Diantara mulut tangki dan
Benh Bates terdapat magnet berputar untuk menangkap logam yang mungkin
masih terdapat dalam produk. Pada bagian bawah Benh Bates terdapat timbangan.
ini merupakan critical control point yang terdapat pada proses pengolahan bubuk
kakao. Kemasan yang lolos metal detector disimpan dalam gudang internal.
apabila dalam kemasan tersebut masih terdeteksi logam. Maka produk akan di
dengan cara dirobek. Dibuang ke bak penampungan sampah dan disiram dengan
air.
sebagai berikut.
1) Analisa Waste
2) count bean
Count bean atau perhitungan biji utuh yang telah melewati analisa waste
bertujuan untuk mengetahui banyaknya jumlah biji utuh dalam 100 gram.
dalam 200 gram biji utuh yang melalui proses pemanggangan. Secara matematis,
x 100%
4) Bean cut test
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengamati warna secara visual dan
Dari 100 belahan biji tersebut diamati satu per satu warna keping biji kakao
dilihat dari hasil uji belah (cut test). Warna di dalam biji kakao yang semula ungu
berangsur berubah menjadi lebih coklat dan tekstur yang semula pejal (massive)
berubah menjadi biji yang berongga seiring dengan berjalannya waktu fermentasi.
Menurut SNI persyaratan khusus biji kakao yaitu sebagai berikut. Macam-macam
a) Biji kakao
Biji tanaman kakao yang berasal dari biji kakao mulia atau biji kakao
lindak yang telah melalui proses pemeraman, dicuci atau tanpa dicuci, dikeringkan
dan dibersihkan.
termasuk juga sisa-sisa / bekas gerekan serangga didalam keping biji. Jika terdapat
jamur dan sisa gerekan serangga dalam satu biji, maka akan dikategorikan sebagai
jamur.
Biji kakao yang kulitnya telah pecah atau berlubang karena pertumbuhan
kecambah/tunas baru.
e) Biji tak terfermentasi (slaty)
seperti sabak atau ke abu-abuan berstektur padat, pejal dan pada kakao mulia
hifa.Titik putih ini merupakan kristalisasi dari kandungan minyak kakao. White
berwarna cokelat muda sampai cokelat tua, umumnya berongga, dan beraroma
khas kakao.
h) Biji brown/purple
i) Biji purple
berwarna ungu.
Kadar
Kadar biji Kadar biji Kadar biji Kadar biji
Kakao Kakao kotoran
mouldy slaty infested germinated
mulia lindak waste
(biji/biji) (biji/biji) (biji/biji) (biji/biji)
(biji/biji)
Analisa kadar air (moisture) yaitu analisa untuk mengetahui kadar air
dalam sampel kakao yang telah melalui proses grinding, dengan menggunakan
alat yang disebut mettler.
6) Analisa fat dan moisture dengan NIRS
digunakan untuk mengontrol suatu proses dan produk, yang dihubungkan dengan
software Win ISI H. Teknologi ini menggunakan penyebaran dan atau panjang
gelombang dari radiasi suatu padatan, semi padatan dan cairan untuk Agricultura
dan Industri makanan.
penentuannya berdasarkan pada jenis asam oleat pada biji kakao. Butter yang
berikut.
x 100 %
b. Chemical Laboratory
Chemical Laboratory merupakan tempat untuk menganalisa semua produk
akhir seperti lemak kakao (CocoaButter), bungkil kakao (Cocoa cake), bubuk
a) Cocoa Powder alkalized, yaitu produk yang diperoleh dari kakao massa yang
b) Cocoa Powder non alkalized natural, yaitu produk yang diperoleh dari kakao
menimbulkan kesan negatif. Tidak semua jenis Cocoa Powder sama dan tidak
satupun yang memenuhi persyaratan untuk semua aplikasi. Ini berarti satu tipe
memerlukan pemahaman yang sangat jelas dapat atau tidak untuk melakukan
fungsinya dalam aplikasi yang diberikan. Cocoa Powder yang dihasilkan harus
1 2 3
Keadaan:
c. Warna - alkalisasi
1 2 3
Cemaran Logam :
Cemaran Mikroba :
a. Rasa
Kisaran dari bubuk kakao ini dibagi menjadi dua tipe dasar yaitu tanpa
proses alkalisasi (non-alkalized) dan bubuk kakao yang dialkalisasi (dutch proses
Powders). Kedua tipe bubuk kakao tersebut memiliki rasa yang sangat
spesifik.Bubuk kakao tersebut memiliki rasa yang asam dan agak astringent
karena masih banyak asam yang terkandung di dalamnya.Bubuk kakao yang
yang sama, maka produsen bahan mentah harus dapat memenuhi permintaan
tersebut. Dalam hal ini, konsistensi adalah salah satu aspek paling penting dalam
b. Warna
Warna produk makanan adalah faktor yang sangat penting bagi konsumen
dan juga bagi penghasil produk makanan. Warna suatu produk merupakan suatu
indikator rasa karena berhubungan dengan kualitas kakao, taraf alkalisasinya dan
modifikasi warna berikutnya. Warna yang gelap mengisyaratkan rasa yang kuat
sedangkan warna yang terang mengisyaratkan rasa yang empuk. Selain itu, bubuk
sedangkan bubuk kakao yang dialkalisasi bisa memiliki variasi warna mulai dari
untuk bubuk kakao yang dialkalisasi sebagian besar ditentukan oleh proses yang
dilakukan selama pengolahan dari biji menjadi bubuk kakao. Perubahan pH pada
bubuk kakao dapat mempengaruhi suatu produk olahan kakao sehingga dapat
mengurangi harga produk tersebut.
Ada dua hal yang ingin dicapai dengan proses alkalisasi:
b. Sebagai pendukung reaksi antara pigmen kakao (warna kakao) dan alkali yang
coklat muda hingga merah bahkan dengan warna yang sangat gelap seperti
sebagai berikut
1. Pengukuran Partikel Size Cocoa Powder
Pengukuran partikel size dilakukan untuk mengetahui tingkat kehalusan
dari CocoaPowder dengan menggunakan sieve mesh yang berukuran 200 mesh.
Tujuan analisa ini yaitu mengidentifikasi persentase berat dari produk yang
tertahan pada sieve mesh yang ukuran partikelnya sama dengan sieve mesh pada
warna coklat pada produk bubuk kakao tersebut. Warna dari nilai L berada pada
kisaran 43-46, untuk nilai a berada pada kisaran 11,3-13,2 dan untuk nilai b
larutan. Tingkat pH diukur pada skala 0 sampai 14 wakil dari yang paling basa.
Tujuh adalah angka menunjukan bahwa ada keseimbangan asam dan basa dalam
larutan dan sering disebut pH netral. Penentuan pH pada Cocoa Powder dilakukan
untuk menentukan derajat keasaman pada produk Cocoa Powder. Spesifikasi
digunakan untuk mengontrol suatu proses dan produk, yang dihubungkan dengan
software Win ISI H. Teknologi ini menggunakan penyebaran dan atau panjang
gelombang dari radiasi suatu padatan, semi padatan dan cairan untuk Agricultura
2) Cocoa Butter
Cocoa Butter adalah lemak coklat yang dihasilkan dari pengepresan Cocoa
nib atau Cocoa liquor. Menurut SNI 01-3747-2009, Cocoa Butter adalah lemak
Cocoa Butter harus bebas dari non-Cocoa Butter fat, seperti fat dari Cocoa
cshell, flat dan waste Cocoa. Cocoa Butter dapat dijernihkan melalui proses
filterisasi/penyaringan atau sentrifugasi. Cocoa Butter yang dihasilkan harus bebas
1 Keadaan :
c) Warna - Kuning
10 Cemaran Logam :
sebagai berikut:
adalah salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui endapan yang
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan %. Kadar air juga merupakan salah satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur
dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam pangan ikut menentukan daya
awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya
bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak sehingga terjadi perubahan
dalam Butter tidak melebihi batas yang mengacu pada mutu. Dimana spesifikasi
bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak, lemak itu dilarutkan dalam
suatu pelarut organik dan dititar dengan basa pada suhu biasa hingga tak ada ester
yang disabunkan. Kadar asam adalah kadar asam lemak bebas yang terkandung
dalam lemak biasanya asam dari lemak bebas dihitung sebagai asam oleat. Dalam
sampel Cocoa Butter, yaitu menentukan asam lemak bebas dalam produk lemak
Liquor atau dikenal juga dengan pasta kakao meupakan olahan biji kakao
setengah jadi yang berbentuk cair. Kakao liquor terbagi menjadi liquor WAAL
atau penambahan alkalis dan liquor USL atau tanpa penambahan alkalis (natural).
Parameter-parameter yang digunakan yaitu sebagai berikut.
1. Particle size
Analisa pH digunakan untuk mengetahui sifat asam atau basa dari sampel
menggunakan alat pHmeter dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan
yaitu pH 5 – 7.
3. Analisa moisture dan fat menggunakan NIRS
digunakan untuk mengontrol suatu proses dan produk, yang dihubungkan dengan
software Win ISI H. Teknologi ini menggunakan penyebaran dan atau panjang
gelombang dari radiasi suatu padatan, semi padatan dan cairan untuk Agricultura
penentuannya berdasarkan pada jenis asam oleat pada biji kakao. Butter yang
x 100 %
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
tanaman yang diolah menjadi coklat dan dari tanaman itulah polifenol golongan
berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan dengan memilah biji kakao utuh sesuai
dari banyaknya biji per 100 gram biji kakao yang akan dianalisis. Semakin banyak
jumlah biji dalam 100 gram, maka semakin kecil ukuran biji kakao yang
Analisa waste atau sampah bertujuan untuk memisahkan biji kakao utuh
dengan sampah atau benda asing maupun biji-biji cacat seperti, biji pecah, biji
pipih, biji dempet dan biji kecil. Hasil pemilahan tersebut yang menjadi acuan
persentase waste yang terdapat dalam sampel. Waste maupun biji cacat hasil
pemilahan, dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler sehingga tidak ada limbah
yang terbuang.
Analisis shell bertujuan untuk mengetahui persentase kulit biji kakao yang
diperoleh dari proses pemisahan antara nib dan shell. Semakin sedikit persentase
shell pada biji kakao, maka semakin baik kualitas biji kakao tersebut
Analisa cut test bertujuan untuk mengetahui kualitas biji kakao
berdasarkan sifat fisik dari biji kakao yang dapat dianalisis dengan cara membagi
biji kakao utuh menjadi dua bagian dengan menggunakan alat cut test. Pada
analisa ini dapat dilihat kualitas biji kakao dari banyaknya jumlah biji yang
berserangga, berjamur dan berbintik putih. Jika semakin banyak biji tersebut
didapatkan, maka kualitasnya kurang baik. taraf level jenis fermentasi biji coklat
yang apabila pada level 68-69% tergolong dalam jenis semi fermentasi bean, level
>70% termasuk jenis fermentasi bean, dan untuk level <68% termasuk jenis
infested, dan germinate juga mempengaruhi hasil uji sensori dan kualitas produk
yang dihasilkan.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas
tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses
hidrolisis dan oksidasi, biasanya bergabung dengan lemak netral. Ketengikan
terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau
oksidasi menjadi hidrokarbon, alkana, atau keton. merupakan asam lemak bebas
pada lemak kakao (cocoa liquor) yang akan merusak mutu produk tersebut. Pada
umunya penentuan kadar asam lemak bebas di dalam cocoa butter dilakukan
dengan menggunakan metode titrasi asam-basa. Ditinjau dari standar spesifikasi
yang ditetapkan perusahaan untuk ffa liquor adalah 1,75%.
Analisa moisture bertujuan untuk mengetahuipersentase kadar air yang
terdapat dalam biji kakao. Semakin tinggi kadar air <8 dalam biji kakao, maka
akan mempengaruhi kualitas biji kakao tersebut.
3.1.2 Analisa Chemical Laboratory
dihasilkan dari olahan biji kakao yaitu bubuk kakao, lemak kakao, cake kakao dan
sampel baik pada sampel cocoa liquor maupun cocoa powder. Analisa particle
size pada sampel cocoa powder menggunakan n-heksan untuk membantu proses
pemisahan ukuran partikel, sedangkan untuk Analisa particle size pada sampel
Sedangkan untuk cocoa liquor dan powder menggunakan alat instrument yang
disebut dengan NIRS untuk menganalisa kadar air dan kadar lemaknya.
Analisa sedimen bertujuan untuk mengetahui ukuran partikel pada sampel
cocoa butter dengan menggunakan larutan petrilium eter untuk melarutkan butter.
Analisis sedimen pada cocoa butter ini menggunakan metode filtrasi yang
menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas filter. Proses pendinginan
persentase asam lemak bebas yang terdapat dalam sampel liquor dengan terlebih
PELAKSANAAN KEGIATAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu sebagai
berikut.
analisa pH, analisa particle size, analisa moisture, analisa fat, analisa FFA dan
analisa sedimen.
count, analisa waste, analisa shell, analisa moisture, analisa fat, cut test dan
analisa FFA.
5.2 Saran
1. Sebaiknya tidak terjadi disscomunication antara penerima KKN dengan
2. Sebaiknya tidak membuat mahasiswa atau siswa KKN menunggu terlalu lama
Hatmi, Retno Utami dan Sinung Rustijarno. Teknologi Pengolahan Biji Kakao
Menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Yogyakarta: BPTP, 2012.
MINGGU I
No Hari Tanggal Jam Uraian Kegiatan
Penerimaan di Pabrik Coklat SMK –
1 Senin 23 Nov 2020 08.30 SMTI Makassar
Pengenalan alat – alat proses di Pabrik
2 Selasa Coklat
24 Nov 2020 08.30 Pemberian materi tentang Biji Kakao
3 Rabu
25 Nov 2020 08.00 Melakukan pembersihan Biji
Kakao
Melakukan pemanggangan Biji
4 Kamis Kakao
26 Nov 2020 08.30 Melakukan pemisahan antara Kulit
Biji dan Inti Biji
5 Jumat Melakukan Pengempaan
27 Nov 2020 08.30 (pressing) dan proses Alkalisasi.
MINGGU II
MINGGU III
MINGGU IV dan V
KOMPONEN PENILAIAN
Kepemimpina
Pend.Sosial
Kehadiran
Kerjasama
Kreatifitas
Ketaatan
Prestasi
Akhlaq
Jumlah
NO. STAMBUK NAMA FAK JK
Nilai
1 09220170076 Dian Bella Madjid FTI Teknik Kimia B A B A A B A A 94 A
2
3
4
5
6
STANDAR PENILAIAN
85 - 100 A AMAT BAIK
70 - 84 B BAIK
55 - 69 C CUKUP
40 - 54 D KURANG
0 - 39 E AMAT KURANG