Anda di halaman 1dari 14

Jl. Soreang No.

141 Desa Soreang Kecamatan Soreang


Kabupaten Bandung

Nomor : 301/PM/K.JB-01/11/2023 Soreang, 4 November 2023


Sifat : Segera
Lampiran : 3 (tiga) lembar
Perihal : Intruksi Pencegahan Pasca Daftar Calon Tetap
(DCT) dan Jelang Tahapan Kampanye Pemilu
Tahun 2024

Kepada Yth.
Ketua Panwaslu Kecamatan Se-Kabupaten Bandung
di
Tempat

Sehubungan dengan pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota yang dijadwalkan pada tanggal 4 November
2023 sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2023 tentang
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, bersama ini Kami mengimbau dan
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
2. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan Umum.
3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penanganan
Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum.
5. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyelesaian
Pelanggaran Administratif Pemilihan Umum.
6. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 tahun 2023 tentang Sentra
penegakan Hukum Terpadu.
7. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 tahun 2023 tentang Pengawasan
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pencalonan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun
2023 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023
tentang Kampanye Pemilu.

b. Bahwa ketentuan Pasal 276 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu)
mengatur:

1. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 dan Pasal 275 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf h, dan huruf I dilaksanakan sejak 25 (dua puluh
lima) hari setelah ditetapkan DCT anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi,
dan anggota DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR, anggota DPD, dan
anggota DPRD sampai dengan dimulainya Masa Tenang; dan
2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 dan Pasal 275 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf h, dan huruf i dilaksanakan sejak 15 (lima
belas) hari setelah ditetapkan Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden sampai dengan dimulainya Masa Tenang.

c. Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut dalam poin huruf b, berdasarkan


Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2023, jadwal dan tahapan Kampanye
Pemilu akan dimulai pada tanggal 28 November 2023.

d. Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut dalam poin huruf b, berdasarkan tugas
Bawaslu Kabupaten/Kota untuk melakukan langkah pencegahan terhadap pelanggaran
Pemilu di setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal
101 huruf a angka 1 UU Pemilu, bersama ini Bawaslu Kabupaten Bandung mengintruksikan
kepada jajaran pengawas pemilu di tingkat kecamatan agar melakukan hal sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan peserta pemilu di tingkat kecamatan terkait
dengan larangan aktifitas kampanye.
2. Menyampaikan himbauan dan pencegahan kepada pengurus partai politik di tingkat
kecamtan terkait dengan larangan kampanye pasca penetapan Daftar Calon Tetap (DCT)
calon Anggota DPRD Kab/Kota.
3. Memberikan himbauan netralitas ASN kepada seluruh stakeholder di tingkat kecamatan.
4. Menyampaikan himbauan netralitas Kepala Desa untuk tidak melakukan aktifitas selama
tahapan kampanye.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN BANDUNG
KETUA,

KAHPIANA

Tembusan disampaikan kepada:


Yth. Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Barat.
Lampiran I Surat Ketua Bawaslu Kabupaten
Bandung
Nomor: 301/PM/K.JB-01/11/2023
Tanggal : 4 November 2023
Perihal : Intruksi Pencegahan Pasca Daftar
Calon Tetap (DCT) dan Jelang Tahapan
Kampanye Pemilu Tahun 2024

……………………………………………..

Nomor : /PM/K.JB-01/11/2023 Soreang, November 2023


Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) lembar
Perihal : Imbauan Kampanye di Luar Jadwal Pemilu
Tahun 2024

Kepada Yth.
Pimpinan Partai Politik Peserta Pemilu 2024
Tingkat Kecamatan………………..
di
Tempat

Sehubungan dengan pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota yang dijadwalkan pada tanggal 4 November
2023 sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2023 tentang
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, bersama ini Kami mengimbau dan
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

e. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
11. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan Umum.
12. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
13. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penanganan
Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum.
14. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyelesaian
Pelanggaran Administratif Pemilihan Umum.
15. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 tahun 2023 tentang Sentra
penegakan Hukum Terpadu.
16. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 tahun 2023 tentang Pengawasan
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
17. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pencalonan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
18. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun
2023 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023
tentang Kampanye Pemilu.

f. Bahwa ketentuan Pasal 276 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu)
mengatur:

3. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 dan Pasal 275 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf h, dan huruf I dilaksanakan sejak 25 (dua puluh
lima) hari setelah ditetapkan DCT anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi,
dan anggota DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR, anggota DPD, dan
anggota DPRD sampai dengan dimulainya Masa Tenang; dan
4. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 dan Pasal 275 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf h, dan huruf i dilaksanakan sejak 15 (lima
belas) hari setelah ditetapkan Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden sampai dengan dimulainya Masa Tenang.

g. Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut dalam poin huruf b, berdasarkan


Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2023, jadwal dan tahapan Kampanye
Pemilu akan dimulai pada tanggal 28 November 2023.

h. Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut dalam poin huruf b, berdasarkan tugas
Bawaslu Kabupaten/Kota untuk melakukan langkah pencegahan terhadap pelanggaran
Pemilu di setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal
101 huruf a angka 1 UU Pemilu, bersama ini Panwaslu Kecamatan…………. mengimbau
kepada seluruh Pimpinan Partai Politik Peserta Pemilu 2024 Tingkat Kecamatan……… untuk:
5. Melakukan pemasangan Alat Peraga Sosialisasi (APS) dengan memperhatikan tempat
yang dilarang dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Memperhatikan materi muatan, kalimat dan/atau tanda gambar Alat Peraga Sosialisasi
(APS) dengan tidak memuat unsur ajakan untuk memilih seperti:
1) coblos nomor urut
2) simbol/gambar paku dan/atau
3) materi muatan lain yang memuat unsur ajakan untuk memilih
7. Memperhatikan jadwal tahapan penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) yaitu pada tanggal
3 November 2023, sehingga perlu untuk menjadi perhatian agar seluruh calon anggota
DPRD Kabupaten Bandung untuk tidak melakukan kegiatan berpotensi “kampanye
sebelum dimulainya masa kampanye”.
8. Memperhatikan bahwa terhitung mulai tanggal 4 November s.d 27 November 2023
merupakan waktu "DILARANG KAMPANYE" sehingga Peserta Pemilu diimbau untuk
tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur Kampanye Pemilu dan
ajakan untuk memilih sebelum jadwal dan tahapan Kampanye Pemilu dimulai, dalam
bentuk:
1) Pertemuan warga;
2) Penyebaran Bahan Kampanye (BK) seperti selebaran, brosur, pamflet, poster,
stiker, pakaian, penutup kepala, alat minum/makam, kalender, kartu nama, pin, alat
tulis, dan/atau atribut kampanye lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3) Penyebaran Alat Peraga Kampanye (APK) seperti reklame, spanduk, dan/atau
umbul-umbul;
4) Media sosial; dan/atau
5) Aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan kampanye.
9. Memperhatikan bahwa dalam hal terdapat dugaan pelanggaran Pemilu yang berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur Kampanye Pemilu dan/atau ajakan
untuk memilih terhadap kegiatan “kampanye sebelum dimulainya masa kampanye”
sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) diatas, Bawaslu Kabupaten Bandung
akan menindaklanjuti dugaan pelanggaran Pemilu tersebut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Memperhatikan bahwa dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada angka 4
(empat) diatas, Peserta Pemilu dapat melakukan pertemuan internal dengan
memastikan hanya melibatkan struktur, Calon Anggota Legislatif dan anggota partai
dengan catatan harus menyampaikan pemberitahuan minimal 1 hari sebelum kegiatan
tersebut kepada Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) sesuai tingkatannya dan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) sesuai tingkatannya.
11. Memperhatikan bahwa pemasanganan Alat Peraga Kampanye (APK) dapat dilakukan
pada masa kampanye yaitu rentang waktu tanggal 28 November s.d tanggal 10 Februari
2024 (75 hari masa kampanye).

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KECAMATAN……………
KETUA,

………………………..

Tembusan disampaikan kepada:


Yth. Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung.
Lampiran II Surat Ketua Bawaslu Kabupaten
Bandung
Nomor: 301/PM/K.JB-01/11/2023
Tanggal : 4 November 2023
Perihal : Intruksi Pencegahan Pasca Daftar
Calon Tetap (DCT) dan Jelang Tahapan
Kampanye Pemilu Tahun 2024

………………………………………..

Nomor : /PM/K.JB-01/011/2023 Soreang, November 2023


Sifat : Segera
Lampiran : -
Perihal : Himbauan Netralitas ASN
Jelang Tahapan Kampanye
Pada Pemilu Tahun 2024
Kepada Yth
Camat…………………
di
Tempat

Salam hormat, berdasarkan aturan perundang-undangan disampaikan sebagai berikut:


19. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum;
20. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
23. Peraturan Bawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pemilihan Umum;
24. Perbawaslu Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa
Proses Pemilihan Umum;
25. Peraturan Bawaslu No. 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur
Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional Republik Indonesia dan Anggota Kepolisian
Repubik Indonesia;
26. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2023 perubahan atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum
27. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilu
Dalam rangka penyelenggaraan tahapan Pemilihan Umu tahun 2024, bahwa maka perlu
kami sampaikan berdasarkan tugas dan kewenanganan, Panwaslu Kecamatan…………
memastikan pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam rangka pencegahan terjadinya potensi pelanggaran pada proses tahapan pemilihan
Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2024, dengan ini
disampaikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
disampaikan sebagai berikut:
a. Pasal 282 fgjabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalarn jabatan
negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan
yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa
Kampanye.
b. Pasal 283 ayat 1 Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam
jabatan negeri serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang
mengaratr kepada keberpihakan terhadap Peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa Kampanye.
c. Pasal 283 ayat 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan,
ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.Pasal 494 Setiap
aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/ atau anggota badan
permusyawaratan desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)

2. Bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disampaikan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 1 “Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah”.
b. Pasal 2 huruf f, menyatakan bahwa salah satu asas penyelenggaraan kebijakan dan
manajemen ASN adalah “netralitas”. Asas netralitas ini berarti bahwa setiap
pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak
memihak kepada kepentingan siapapun”.
c. Pasal 87 ayat 4 poin c “PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik”
d. Pasal 119 menjelaskan bahwa “Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat
pimpinan tinggi pratama yang akan mencalonkan diri menjadi gubernur dan wakil
gubernur, bupati/walikota, dan wakil bupati/wakil walikota wajib menyatakan
pengunduran diri secara tertulis dari PNS sejak mendaftar sebagai calon”.
e. Pasal 123 ayat 3 “Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan
menjadi Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat; ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah;
gubernur dan wakil gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota wajib
menyatakan pengunduran diri secara tertulis sebagai PNS sejak mendaftar sebagai
calon”.
2. Sementara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Pasal 11 huruf c menyatakan bahwa dalam hal
“Etika terhadap diri sendiri PNS wajib menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok
ataupun golongan”.
3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil disampaikan sebagai berikut :
a. Pasal 4 ayat 4 menjelaskan bahwa “memberikan dukungan kepada calon anggota
Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara memberikan surat dukungan disertai fotocopy Kartu Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan”.
b. Pasal 4 ayat 15 memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama
dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota, keluarga dan masyarakat.
c. Pasal 12 ayat 8 menjelaskan “memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 angka 14”;
d. Pasal 13 ayat 13 menjelaskan “memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait
dengan jabatan dalam kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama
masa kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 15 huruf b dan huruf
c.”
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 20 tahun 2023 perubahan atas PKPU Nomor 15
tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum dengan ini disampaikan sebagai
berikut:
a. Pasal 73 Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara, pejabat struktural, dan
pejabat fungsional, kepala desa/lurah atau sebutan lain dilarang membuat keputusan
dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu.
b. Pasal 74 ayat 1 Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara pejabat struktural
dan pejabat fungsional, dan aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan
kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa Kampanye.
c. Pasal 74 ayat 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan,
ajakan, imbauan, seruan, atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
d. Berdasarkan Peraturan Bawaslu No. 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Netralitas
Pegawai Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional Republik Indonesia dan
Anggota Kepolisian Repubik Indonesia disampaikan sebagai berikut :
a. Pasal 4 ayat 1 menjelaskan bahwa pengawas pemilu melakukan pengawasan
Netralitas ASN, anggota TNI dan anggota Polri :
a) Keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu peserta pemilu selama masa kampanye.
b) Kegiatan yang mengarah keberpihakan terhadap peserta pemilu
sebelum, selama dan sesudah kampanye.
e. Pasal 4 ayat 2 kegiatan yang dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi :
a. Pertemuan
b. Ajakan
c. Imbauan
d. Seruan
e. Pemberian uang Kepada pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota Polri dalam
unit kerjanya, keluarga dan masyarakat.
f. Pasal 5 dalam melaksanakan pengawasan Netralitas ASN, Anggota TNI, dan Anggota
Polri, pengawas pemilu melakukan:
a. Identifikasi potensi penyalahgunaan kewenangan, penggunaan anggaran, dan
penggunaan fasilitas;
b. Identifikasi potensi keterlibatan Pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota Polri;
c. Koordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia secara berjenjang serta KASN;
d. Kerjasama dengan pemantau pemilu dan media massa serta masyarakat untuk
mengawasi.
g. Berdasarkan Peraturan Bawaslu No. 20 Tahun 2018 tentang Pencegahan Pelanggaran
dan Sengketa Pemilu disampaikan hal sebagai berikut :
a. Pasal 3 ayat 1 menjelaskan bahwa Pencegahan pelanggaran dan pencegahan
proses pada tahapan penyelenggaraan pemilu menjadi tanggung jawab
bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota;
b. Pasal 3 ayat 2 dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota dibantu oleh
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN dan Pengawas
TPS.
c. Pasal 8 ayat 1 Pengawas Pemilu dapat melakukan tindakan pencegahan
terhadap potensi pelanggaran dan sengketa proses berdasarkan hasil
identifikasi dan pemetaan.
d. Pasal 8 ayat 2 Tindakan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui:
1) Penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah terjadinya
pelanggaran dan sengketa proses;
2) Peningkatan kerja sama antar lembaga;
3) Pelaksanaan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau potensi kerawanan terjadinya pelanggaran dan sengketa
proses; dan
4) Kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan diatas, Panwaslu Kecamatan………….. mengimbau kepada


Camat………….agar mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan
Kecamatan………….sebagai berikut:
1. Selama Pemilihan Umum Tahun 2024 agar menjaga netralitasnya sebagai Aparatur
Sipil Negara (ASN).
2. Mendorong ASN agar tidak melakukan kegiatan dan aktifitas yang mengarah
kepada salah satu peserta pemilu.
3. Meneruskan himbauan ini kepada seluruh pegawai dan jajarannya di lingkungannya
masing-masing
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami haturkan
terima kasih.
PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KECAMATAN………………..
KETUA,

………………………..
Tembusan disampaikan kepada:
Yth. Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung;
Lampiran III Surat Ketua Bawaslu Kabupaten
Bandung
Nomor: 301 /PM/K.JB-01/11/2023
Tanggal : 4 November 2023
Perihal : Intruksi Pencegahan Pasca Daftar
Calon Tetap (DCT) dan Jelang Tahapan
Kampanye Pemilu Tahun 2024

…………………………………..

Nomor : ……../PM/K.JB-01/11/2023 Soreang, November 2023


Sifat : Segera
Lampiran : -
Perihal : Himbauan Netralitas Kepala Desa
Pada Pemilu tahun 2024

Kepada Yth
Kepala Desa……………..
di
Tempat

Salam hormat, berdasarkan aturan perundang-undangan disampaikan sebagai berikut:


1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Nomor 1 tahun 2022
tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum;
2. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Peraturan Bawaslu Nomor 5 tahun 2022 tentang Pengawasan
PenyelenggaraanPemilihan Umum;
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan
JadwalPenyelenggaraan Pemilu;
5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye
PemilihanUmum
Dalam rangka penyelenggaraan Pemilu tahun 2024, perlu kami sampaikan
berdasarkan tugas dan kewenanganan, Panwaslu Kecamatan………..memastikan
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam rangka pencegahan terjadinya potensi pelanggaran pada proses tahapan
pemilihanumum tahun 2024dengan ini disampaikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan PERPPU Nomor 1 tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum disampaikan sebagai berikut:
a. Pasal 494 setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/ atau
anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar larangan sebagaimana
dimaksud dalamPasal 280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
b. Pasal 547 Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dandenda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam
juta rupiah).
2. Bahwa berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa disampaikan
sebagaiberikut :
a. Pasal 29 Kepala Desa dilarang :
a. Merugikan kepentingan umum
b. Membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota
keluarga,pihak lain dan/atau golongan tertentu;
c. Menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;
d. Melakukan Tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan
masyarakat tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa
f. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang,
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan
atau tindakan yang akan dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan
Permusyawaratan Desa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
RepublikIndonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
DewanPerwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan
dalamperaturan perundangan-undangan;
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum
dan/atau pemilihan kepala daerah;
k. melanggar sumpah/janji jabatan;dan
l. meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut
tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 20 tahun 2023 perubahan atas PKPU Nomor 15
tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum dengan ini disampaikan sebagai
berikut:
b. Pasal 73 Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara, pejabat struktural,
dan pejabat fungsional, kepala desa/lurah atau sebutan lain dilarang membuat
keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
Peserta Pemilu.
c. Pasal 74 ayat 1 Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara pejabat
struktural dan pejabat fungsional, dan aparatur sipil negara lainnya dilarang
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta
Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye.
d. Pasal 74 ayat 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pertemuan, ajakan, imbauan, seruan, atau pemberian barang kepada aparatur sipil
negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat
Berdasarkan ketentuan diatas, Panwaslu Kecamatan…………. mengimbau
kepada Kepada Kepala Desa…………….agar menghimbau jajaran kepala desa se-
Kabupaten Bandung sebagai berikut:
1. Mendorong jajaran Kepala Desa agar menjaga Netralitasnya selama Pemilu
tahun 2024
2. Menyampaikan himbauan kepada Kepala Desa agar tidak menghadiri kegiatan
yang diselenggarakan oleh partai politik peserta pemilu di agenda Apel Akbar
DesaBersatu Jawa Barat.
3. Meneruskan himbauan ini kepada seluruh Kepala Desa Se-Kabupaten
Bandung Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
kami haturkan
terima kasih.
PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KECAMATAN…………

KETUA,

……………….

Tembusan disampaikan kepada:


Yth. Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung;

Anda mungkin juga menyukai