Anda di halaman 1dari 4

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


055/SOP/III/2023 00 1/2
Ditetapkan
PROSEDUR TANGGAL Penanggung Jawab Klinik
TETAP TERBIT
24 Juli 2023

Dr. Tri Muhammad Hani., MARS


PENGERTIAN 1. Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada
hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan
gejala klinik atau tanpa gejala;
2. Pencegahan nfeksi adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya risiko penularan infeksi
mikroorganisme dari lingkungan klien dan tenaga
kesehatan (Nakes).

TUJUAN Sebagai acuan untuk penegahan dan pengendalian


infeksi dan memberikan perlindungan bagi pasien dan
tenaga kesehatan.
Keputusan Penanggung Jawab Klinik No. ..../SK-PJ/AS-
KEBIJAKAN SHOFA/IX.2022 tentang Tim Pembetukan PPI di klinik As-
Shofa
PROSEDUR 1. Kebersihan tangan
 Kuku harus selalu terpotong pendek dan tidak boleh
memakai kuku palsu saat merawat pasien;
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus
dilakukan dengan 6 langkah pada saat :
 Sebelum dan setelah melepas sarung tangan;
 Sebelum dan setelah kontak langsung dengan
kulit pasien;
 Sebelum tindakan aseptis (ex. Pemasangan
cateter)
 Setelah menyentuh darah, cairan tubuh,
sekresi, skskresi, kulit yang tidak utuh, ganti
verband;
 Setelah kontak dengan lingkungan dan benda
mati (alat medis, tempat tidur, meja) di area
pasien;
 Setelah makan minum dan menggunakan toilet;
 Sebelum keluar ruangan pasien.
 Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air
mengalir atau dengan alkohol handscrub (bila
tangan tidak tampak kotor)

2. Alat pelindung diri


a. Sarung tangan
b. Masker
c. Pelindung wajah
d. Gaun
e. Sepatu penutup
 Gunakan APD seusai ukuran dan jenis tindakan;
 Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat
pasien;
 Pakai sarung tangan sekali pakai untuk
membersihkan lingkungan;
 Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,
sebelum menyentuh benda dan permukaan yang
tidak terkontaminasi, sebelum beralih kepasien
lain;
 Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah
dari area tubuh terkontaminasi ke area bersih;
 Pakailah kacamata dan pelindung wajah selama
melaksanakan prosedur dan aktivitas perawatan
pasien yang berisiko terjadi cipratan atau
semprotan darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekresi;
 Secara umum, dapat digunakan masker bedah
untuk mencegah transmisi melalui partikel besar
dari droplet saat kontak erat (<3 meter) dari
pasien saat batuk atau bersin, pakailah selama
tindakan yang memakai aerosol walaupun pada
pasien tidak diduga infeksi;
 Kenakan gaun (bersih, tidak steril) untuk
melindungi kulit, mencegah baju menjadi kotor,
kulit tekontaminasi selama merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan atau
semprotan cairan tubuh pasien;
 Bila gaun tembus cairan perlu dilapisi apron
tahan cairan mengantisipasi semprotan atau
cipratan infeksius;
 Pakailah sepatu bot untuk melindungi dari
cipratan atau semprotan darah, cairan tubuh,
sekresi, ekresi;

3. Perawatan peralatan pasien


 Buat SOP untuk menampung, transportasi,
pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi
darah atau cairan tubuh;
 Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan
bahan pembersih yang sesuai sebelum di sterilkan;
 Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan
tubuh, sekresi, ekresi dengan benar, cegah transfer
mikroba ke pasien lain dan lingkungan;
 Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien
infeksius telah dibersihkan dan tidak dipakai untuk
pasien lain;
 Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan
dimusnahkan secara benar dan peralatan pakai
ulang di proses dengan benar;
 Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah
dipakai dan selanjutnya di sterilkan sesuai dengan
kebutuhan.

4. Pengendalian lingkungan
 Fasilitas kesehatan harus membuat dan
melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan
dan desinfeksi permukaan yang sering tersentuh
dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara
rutin dan berkala);
 Pembersihan harus mengawali desinfeksi benda dan
permukaan. Yang tidak dapat didesinfeksi sebelum
dibersihkan dari bahan organic (ekresi, sekresi,
pasien, kotoran);
 Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien
harus dilakukan secara rutin setiap hari dan lebih
teliti setiap pasien pulang;
 Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan
tiap kali setelah pakai, mop di cuci, dikeringkan
setiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali;
 Untuk memudahkan pembersihan bebaskan area
pasien dari benda-benda yang tidak perlu.

5. Penatalaksaan linen
 Letakkan linen ke dalam kantong linen;
 Cuci linen dengan air panas 70OC minimal 25 menit;
 Petugas yang menangani linen harus mengenakan
APD yang sesuai;

6. Kesehatan karyawan
 Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk
mencegah luk atau cedera saat melakukan tindakan
menggunakan jarum, scalpel dan alat tajam lain,
saat melakkukan prosedur, saat membersihkan
instrument dan saat membuang jarum;
 Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai,
memanipulasi jarum dengan tangan, menekuk
jarum, mematahkan, melepaskan jarum dari spuit;
 Buang jarum, spuit, pisau scalpel dan peralatan
tajam habis pakai ke dalam wadah tahan tusukan /
sfety box sebelum dibuang ke dalam incinerator;
 Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke
bagiantubuh selain menyuntik.

7. Penempatan pasien
 Cara penempatan pasien sesuai enis kewaspadaan
terhadap transmisi infeksi.

8. Hygiene respirasi / etika batuk


Pasien petugas pengunjung dengan gejala infeksi
saluran napas harus:
 Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan
baju dalam saat batuk atau bersin. Jangan tutupi
dengan telapak tangan;
 Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat
sampah;
 Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun atau bajan berbasis alkohol;
 Gunakan masker;
 Hindari menyentuh wajah seperti pipi, menggoso
hidung dan mengucek mata sebaiknya dikurangi
agar terhidar dari infeksi virus.

Fasilitas kesehatan harus melakukan promosi Hygiene


respirasi/etika batuk dan menyediakan sarana untuk
kebersihan tangan (alkohol, wastafel, antiseptic)
terutama area tunggu

9. Praktek menyuntik aman


Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali
penyuntikan untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan injeksi dan terapi.

1. Unit layanan umum


2. Unit layanan tindakan
3. Unit layanan laboratorium
UNIT TERKAIT
4. Unit layanan KIA
5. Pengelolaan sampah infeksi/petugas kebersihan

REKAMAN HISTORI

Anda mungkin juga menyukai