Anda di halaman 1dari 14

JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No.

2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau


di China
Andi Ismira*, Dian Pertiwi, Asma Amin, Riady Ibnu Khaldun
Prodi Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Sulawesi Barat, Jalan Prof. Dr. Baharuddin Lopa,
S.H, Talumung, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, 91412
Abstrak
Received
22 August 2022
Pengembangan ekonomi hijau di China masih sulit untuk diwujudkan sepenuhnya
Revised dalam upaya pengaplikasian, kondisi ini dilatarbelakangi oleh perekonomian China
7 March 2023 yang berkaitan erat dengan industrialisasi dan produksi karbon yang tidak ramah
Accepted
lingkungan. Kegiatan produksi, investasi, dan perluasan ekonomi oleh China
10 July 2023 menciptakan celah besar antara target ekonomi dan ambisi ekonomi hijau yang
diupayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan serta strategi yang
*Correspondence diterapkan oleh China dalam pengembangan ekonomi hijaunya dengan berfokus
Andi Ismira pada tahun 2016-2020. Konsep yang digunakan pada penelitian adalah green
Email:andi.ismira@unsulbar.ac.id
economy, dan industrial development. Konsep tersebut kemudian menjadi pengarah
dalam analisis tantangan dan strategi yang diterapkan. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan jenis data primer dan
sekunder, data didapatkan melalui penelitian mendalam atas fenomena dan
wawancara mandiri terkait fenomena ekonomi hijau di China. Ekonomi China sejak
awal 2000-an mengalami perubahan mendasar yang berkaitan dengan investasi dan
ekstraksi sumber daya. Tantangan dalam negeri yang terdiri dari masalah
industralisasi China, pembangunan infrastruktur, penggunaan bahan bakar yang
berlebihan, serta demografi China yang turut andil dalam pola konsumsi masyarakat
yang memberikan pengaruh besar pada produksi dan konsumsi masyarakat China.
Pada skala internasional terdapat tantangan berupa tuntutan pengurangan emisi
karbon, dan ekspansi ekonomi China diberbagai negara atau relokasi industri
dibeberapa negara.

Kata Kunci: Ekonomi Hijau, Strategi, Lingkungan


Abstract

The development of a green economy in China is still difficult to fully realize in


application efforts, this condition is motivated by the Chinese economy which is
closely related to industrialization and carbon production which is not
environmentally friendly. China's production, investment and economic expansion
activities create a huge gap between its economic targets and its green economy
ambitions. This study aims to find out the challenges and strategies implemented by
China in developing its green economy by focusing on 2016-2020. The concept used
in this research is green economy and industrial development. The concept then
becomes a guide in the analysis of challenges and strategies implemented. The type
of research used is descriptive research using primary and secondary data types. The
data was obtained through in-depth research on the phenomenon and independent
interviews related to the green economy phenomenon in China. Since the early
2000s, China's economy has undergone fundamental changes related to investment
and resource extraction. Domestic challenges consisting of China's industrialization
problems, infrastructure development, excessive use of fuel, as well as China's
demographics which contribute to people's consumption patterns which have a
major influence on the production and consumption of Chinese people. On an
international scale, there are challenges in the form of demands for reducing carbon
emissions, and China's economic expansion in various countries or industrial
relocation in several countries.

Keywords: Green Economy, strategy, environment

98
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

PENDAHULUAN Selanjutnya, fenomena ekonomi dan


Isu lingkungan hidup menjadi pentingnya menjaga keseimbangan serta
bagian isu kontemporer dalam studi proteksi terhadap lingkungan yang
Hubungan Internasional (Essential Report, melatarbelakangi tercetusnya Ekonomi
2021). Permasalahan lingkungan Hijau. Berdasarkan pengertian yang
merupakan tantangan yang dihadapi oleh dikeluarkan oleh United Nations
banyak negara. Hal ini seringkali terjadi Environment Programme (UNEP), bahwa
pada negara dengan tingkat industrialisasi ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang
yang massif, populasi penduduk yang meningkatkan taraf hidup, sekaligus
tinggi, tekanan pendapatan negara serta keadilan sosial. Seraya tetap mengurangi
kepentingan nasional, menjadi sebab yang secara fisis atas risiko lingkungan dan
mendorong negara untuk mengembangkan kerusakan ekologis (Liani, 2021). Pada
segala sektor yang meningkatkan ekonomi pengertian lain menurut GEC (Green
negara. Guna mencapai target ekonomi Economy Coalition) menekankan jika
yang terus mengalami peningkatan, ekonomi hijau adalah bagian aktivitas
pertumbuhan ekonomi tentu sejalan ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan
dengan meningkatnya penggunaan sumber untuk semua pihak, dalam kondisi
daya yang tersedia (Tanto, 2023). keterbatasan sumber daya alam di bumi.
Peningkatan kegiatan ekonomi Secara garis besar, ekonomi hijau dapat
yang berkaitan dengan tingkat penggunaan dijelaskan sebagai ekonomi yang
sumber daya menjadi sebuah tantangan menekankan pada upaya untuk
dalam kehidupan manusia yang sangat menciptakan ekonomi yang low carbon,
bergantung dengan alam dan lingkungan resource efficient, and socially inclusive.
sebab akan sangat menguras persediaan Perkembangan ekonomi China
yang tersedia selain itu dampaknya yang begitu pesat telah membawa tekanan
terhadap alam menjadi hal yang perlu besar pada sumber daya alam dan
diperhatikan. Sejak memasuki abad ke-21 lingkungan. China adalah negara dengan
banyak negara yang mulai menyadari perekonomian terbesar kedua di dunia,
bahwa perhatian atas perekonomian, artinya pembangunan ekonomi dan target
pembangunan, serta kondisi lingkungan perekonomian menjadi poin utama yang
harus berjalan beriringan (Guo, 2012). harus dipertahankan konsistensi

99
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

pengembangannya, di sisi lain China dalam Pedoman China pada


beberapa dekade ke belakang telah perkembangan proteksi terhadap
menciptakan polusi lingkungan yang serius lingkungan akibat dari kegiatan ekonomi,
(Newton, 2014). Konsumsi energi, emisi di fokuskan pada pengurangan dampak
polutan dan emisi karbon per unit PDB di lingkungan dan iknlusifitas perekonomian.
China jauh lebih tinggi dibandingkan Pemerintah China juga bergerak dalam
negara industri lainnya. Sejak tahun 2005, mempromosikan produksi bersih serta
ekonomi China tumbuh dengan indeks pengendalian polusi end-of-pipe pada awal
yang berada di level yang tinggi dan pengembangan ekonomi hijau secara
menjadi penyebab terhadap eksploitasi domestik. China mencari solusi praktis
alam, pencemaran lingkungan, dan untuk banyak masalah lingkungan. Dalam
degradasi ekologi. Dengan adanya kondisi perjalanannya terdapat beberapa perubahan
tersebut kemudian mendorong China untuk dalam perkembangan pemikiran ekonomi
menyisihkan 13,5 persen dari PDB atau hijau di China, yang mengarahkan negara
sama dengan 2 triliun, yang dialokasikan ini ke perubahan kebijakan.
untuk lingkungan pada tahun 2010 dengan Tahun 1970-an sampai dengan
persentase akhir sebesar 12,5% dari PDB, 1980-an konsep end of pipe atau teknik
tetapi potensi pencemaran alam di China pengolahan sampah dan pembuangan
masih begitu tinggi. Pada mendatang, limbah diberhentikan sebab dianggap tidak
China akan menghadapi tantangan di mampu memecahkan permasalahan
sektor sumber daya alam, lingkungan lingkungan yang ada. Sejalan dengan hal
termasuk pada pengaturan dalam tersebut muncul pula kesadaran yang baru
penyeimbangan antara permintaan dan tentang perlindungan lingkungan serta
pasokan energi (Weng, 2018). China telah undang-undang perlindungan lingkungan
memasukkan permasalahan lingkungan asli yang diberlakukan. Tahun 1990-an
sebagai hal yang penting dengan pemikiran tentang pencapian tujuan
menerapkan rencana lima tahun pada tahun ekonomi yang memerhatikan dampak
2011-2015, untuk memajukan sektor yang negatif kepada lingkungan dari
dapat meningkatkan pertumbuhan ramah pembangunan ekonomi, adanya agenda 21
lingkungan, seperti sektor energi yang menciptakan rencana pembangunan
terbarukan dan teknologi. berkelanjutan pertama di China. Tahun
2000-2006, terciptanya harmoni antara

100
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

manusia dan alam yang kemudian dengan berupaya mengedepankan energi


menghasilkan Circular Economy, dengan terbarukan yang lebih ramha lingkungan
pemberdayaan sumber daya alam dan (Fitriawati & Suroso, 2023). Pemerintah
fokus kepada isu lingkungan. Selanjutnya, pusat juga menaruh tindakan tegas pada
tahun 2003-2012 ekonomi berkelanjutan sektor industri, peternakan, juga rumah
menjadi bagian utama dalam tinggal yang dibangun dalam wilayah red
perkembangan pemikiran China. line concept. Pada tahun 2016-2020
Timbulnya keseimbangan dalam orientasi terdapat beberapa hal penting yang
antara manusia dan ekonomi berkelanjutan berkaitan dengan perkembangan ekonomi
kemudian memunculkan variasi dan China. Berdasarkan data dari IMF
kebijakan di sektor hijau. Terakhir, pada mengatakan bahwa pada 2016 efek terbesar
tahun 2007, terdapat investasi dan penurunan pertumbuhan ekonomi China
stimulasi terhadap pembaharuan sektor berada di puncak, utamanya pada sektor
energi dengan adanya “Green Jobs” atau perdagangan dan nilai tukar uang. China
berupa pekerjaan yang layak dan ramah memiliki keinginan yang besar untuk
terhadap lingkungan, upaya pemerintah menciptakan penghijaun dalam ekonomi
China dalam mewujudkan ekonomi hijau akan tetapi track record China campur
dapat dianalisa melalui upaya aduk. Melaui Presiden Xi Jin Ping dengan
pencapainnya. Salah satu contohnya adalah mendeklarasikan bahwa China akan bebas
Provinsi Jiangsu yang menerapkan konsep karbon pada tahun 2060 pada pertemuan
the ecological red line concepts atau Majelis Umum PBB tahun 2021, tetapi
konsep garis merah ekologis yang telah target ini masih bertolak belakang
dipraktekkan. dikarenakan kondisi China yang sangat
Salah satu bentuk dari konsep aktif dibidang perindustrian dan berakibat
tersebut salah satunya adalah pembangkit negatif pada lingkungan. Ambisi
listrik dengan memanfaatkan sungai yang pengembangan ekonomi hijau China
terletak di Yangtze, sepanjang perbatasan dasarnya bukanlah sebuah hal yang mudah
provinsi Sichuan dan Yunnan di barat daya untuk terwujud secara merata, terdapat
China. Demi melestarikan sumber daya banyak faktor yang menjadi tantangan
dan memperbaiki lingkungan, China juga dalam pengembangannya, tak hanya itu
bergerak dengan melakukan konservasi China memiliki dampak besar bagi
ekologis juga membatasi aktivitas manusia perekonomian dunia, perubahan sistem

101
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

yang terjadi di internal akan berpengaruh data yang diterapkan adalah kualitatif
secara global dikarenakan relasi China dengan penekanan kepada pengamatan
dengan banyak negara sebagai rekan atau pendalaman atau sebuah fenomena.
dagang, hal yang juga fundamental adalah Analisis dan objektivitas serta ketajaman
permasalahan produksi karbon. penelitian kualitatif sangat terpengaruh
Pada dasarnya serangkaian pada kekuatan kata dan pemaknaan
kebijakan penyesuaian sebagai wujud hasilnya (Mohamed & Ahmad, 2022).
tanggunga jawab pengendalian lingkungan Metode pengumpulan data
ditengah program pembanguan yang penelitian dilakukan dengan teknik
massif telah dilakukan oleh China. Namun literatur research literatur yang digunakan
hasil pencapaian target, misalnya dalam diantaranya penelusuran penelitian
pengurangan emisi masih nampak tidak terdahulu, jurnal, laporan, penelurusan
begitu signifikan. Oleh karena penelitian berita (tertulis maupun video), dan buku.
ini disusun dengan tujuan untuk tahapan-tahapan dalam penelitian
menganalisis apa saja tantangan yang kuliatif ini secara partikular menerapkan
dihadapi China dalam rangka pola Systematic Literature Review (SLR)
pengembangan ekonomi hijaunya. merupakan metode literature review yang
mengidentifikasi, menilai, dan
METODOLOGI menginterpretasi seluruh temuan-temuan
Tipe penelitian yang digunakan pada suatu topik penelitian, untuk
adalah deskriptif atau lebih kepada menjawab pertanyaan penelitian (research
memberikan gambaran secara objektif question) yang telah ditetapkan
mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sebelumnya (Kitchenham & Charters,
dengan menghadirkan data yang bernilai 2007). Tahapan-tahapan pelaksanaan
fakta kemudian nantinya menghasilkan penelitian ini meliputi 3 proses yakni
kesimpulan yang bersifat mendetail Penyusunan pertanyaan penelitian,
mengenai sebuah isu, peristiwa ataupun identifikasi dan analisis literatur, dan
fenomena yang diteliti. Berhubungan hingga penyusunan hasil penelitian
dengan hal tersebut, penelitian ini akan
memberi gambaran fenomena berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
fakta dan data yang didapatkan dari Tantangan Pengembangan Ekonomi
Hijau di China
peneltian (Narbuko, 2022). Teknik analisis

102
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

Tantangan yang dihadapi oleh China mudah dari indeks pertumbuhan industri
bersifat variatif dan beberapa aspek sangat China, yang bertumbuh dengan begitu
destruktif terhadap alam seperti cepat. Provinsi Shanxi, Shandong, daerah
dampaknya pada polusi air, udara dan bagian Mongolia dan Hebai adalah wilayah
tanah. China menghadapi tantangan secara yang menyumbang emisi karbon dioksida
domestik maupun internasional yang terbesar di China.
menjadi konsekuensi atas aktifnya China
pada kegiatan perekonomian. Berikut hasil 2. Pembangunan China yang Mengikis
Lahan Hijau
penelitian yang menjelaskan tantangan
yang dihadapi oleh China dalam proses Pembangunan di China bergerak

pengembangan ekonomi hijaunya pada dengan sangat cepat. Negara ini mampu

skala dalam negeri dan internasional. membuat bangunan dan infastruktur


dengan durasi waktu yang berhasil

1. Rantai Industri China dipotong dengan menggunakan teknik,

Proses industri adalah bagian dari metode dan penggunaan teknologi yang

faktor utama yang berdampak pada juga mengambil bagian dalam proses

degradasi lingkungan global. Kontribusi pembangunan. Tantangan pembangunan

pencemaran lingkungan akibat produksi China tidak hanya bersifat internal atau

polusi dari perusahaan-perusahaan industri dalam negeri saja akan tetapi juga berada

China adalah bagian besar dalam tantangan pada level internasional dengan beberapa

ekonomi hijau. Tidak terlepas dari investasi di negara-negara berkembang.

pergerakan kegiatan produksi segala Pembangunan China sudah merembet ke

bentuk kebutuhan nasional China, yang wilayah laut, selain daratan yang selama ini

mengharuskan adanya ekstraksi dari menjadi fokus pembangunan yang banyak

berbagai sumber daya yang tersedia untuk dipahami oleh dunia internasional.

kemudian dialokasikan terhadap kegiatan Melihat fakta bahwa China

produksi dan konsumsi. Industri China dilaporkan telah membangun 3.200 hektar

tercatat sebagai yang terbesar di dunia pulau buatan di Laut China Selatan, dengan

dengan sistem yang benar-benar termasuk membuat landasan militer, dan

memberikan tekanan besar bagi 72 hanggar jet tempur. Tindakan China

keberlangsungan keseimbangan alam dan jelas melanggar sebauh perjanjian pada

lingkungan. Hal ini dapat dinilai secara tahun 1982 yaitu Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut

103
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

(UNCLOS) China juga menjadi pihak yang target ekonomi internasional sedangkan
menandatangani perjanjian ini (Rmol, ambisi ekonomi hijau menjadi begitu
2022). tertinggal, bahkan hanya dalam upaya
pengembangan dalam negeri. Pembakaran
3. Penggunaan Bahan Bakar yang bahan bakar selain berdampak pada polusi
Berlebihan
udara dan kerugian ekonomi, dilain sisi
Berhubungan dengan tantangan partikel yang dibuang atas penggunaan
sebelumnya, penggunaan atau dapat pula bahan bakar fosil berdampak pada 4,5 juta
dikatakan overuse pada bahan bakar sangat kematian setiap tahun di dunia, khusus di
tampak sebagai promotor dalam produksi China terdapat 1,8 juta kematian atas
polusi dan manjauhkan China dari target produksi polusi dari pembakaran bahan
konsumsi hijau. Hal ini membuktikan bakar fosil dan batubara (CNN, 2022).
posisi China sebagai negara industri dan Sistem sumber listrik yang ada di China
juga produsen polusi dunia, dapat dinilai hampir keseluruhan di lakukan dengan
pada bahan bakar yang digunakan seperti penggunaan batu bara.
pembakaran minyak dan gas (migas). Air, 4. Demografi China dan Tingkat Konsumsi
udara, tanah, sungai, tumbuhan, laut semua Masyarakat

hal ini adalah kekayaan yang berhan untuk Luasnya wilayah China menjadi
dikelola oleh semua warga masyarakat, sebuah faktor yang berperan dalam
namun agaknya di China kekayaan alam penerapan sistem perekonomian, terutama
atau faktor alam ini termasuk pada pada kasus ekonomi hijau yang
eksploitasi dalam penggunaannya. China membutuhkan perluasan dan sistem
adalah negara yang besar dan luas, dengan tersendiri dalam pengaplikasiannya.
demikian produksi dan kegiatan Sejauh ini, perluasan dan pertumbuhan
industrinya sangat memakan bahan bakar ekonomi hijau di China berkembang tetapi
dengan jumlah yang setara pula, terutama belum berjalan dengan merata terutama di
pada penggunaan batu bara. China menjadi wilayah pedesaan China, ekonomi hijau
penggguna nomor satu terbanyak di dunia. beriringan dengan tindakan ekonomi yang
Negara ini menggunakan 60-69 persen merusak ekologi. Tantangan Dalam Skala
listrik dari batu bara. Sedangkan bahan Internasional
bakar ini merupakan sumber gas rumah 5. Tuntutan Pengurangan Emisi Karbon
Global
kaca di tingkat satu (Asia Pasifik, 2022).
China masih di dominasi untuk mencapai

104
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

China menjadi penyumbang emisi Namun, hal itu meningkatkan emisi CO2 di
karbon terbesar di dunia yang dihasilkan wilayah Timur Laut dan Barat Laut
oleh efek gas rumah kaca, kendaraan, masing-masing sebesar 1,7% dan 0,9%.
pembakaran bahan bakar fosil dan lain- Kembali dengan permasalahan utama
lain. Meski melalui Paris Agreement China dengan ketimpangan penyebaran dan
berkomitmen untuk ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi yang ramah
penguragan emisi karbon pada tahun 2030. lingkungan dan kasus ini mengarah keluar
Adapun Paris Agreement bertujuan untuk negara, dampak emisi karbon yang
menjaga suhu rata-rata global dibawah 2 dihaslilkan China memberikan tekanan
derajat, sesuai dengan yang tercantum besar kepada lingkungan internasional,
dalam article 2, paragraf 1 dengan isi yang berdasarkan data melalui International
memuat tentang kontribusi negara untuk Energy Agency (IEA), emisi karbon
menjaga suhu bumi dibawah 2 derajat dunia 2021 ditempati oleh China pada
dengan tujuan untuk meminimalisir posisi pertama, yakni mencapai 11,94
dampak perubahan iklim (United Nation, gigaton CO2, kemudian di susul oleh
2022). Tetapi masih terjadi ketimpangan Amerika Serikat dengan emisi karbon 4,64
dengan jarak yang jauh untuk di China. gigaton CO2, Uni Eropa 2,71 gigaton
Setidaknya emisi karbon China mengalami CO2, dan India 2,54 gigaton CO2.
penurunan pada 2012 terutama disebabkan
oleh peningkatan efisiensi energi dan 6. Ekspansi Ekonomi China di Berbagai
Negara
peningkatan struktural (yaitu, struktur
industri, bauran energi, dan sturktur Berkaitan dengan industri dalam

regional). Pengaruh ini membawa negeri China yang produktivitasnya

pengaruh pada emisi bervariasi di seluruh melewati level aman bagi lingkungan,

wilayah karena pola pembangunan wilayah meskipun banyak negara industri lain tetapi

yang berbeda. Struktur industri dan bauran China adalah negara dengan industri yang

energi menghasilkan pertumbuhan emisi di aktif pada berbagai segi. Hal ini sampai

beberapa wilayah, tetapi kedua pendorong kepada pengembangan industri ke negara

ini menyebabkan pengurangan emisi di tetangga dan negara berkembang. Era

tingkat nasional. Misalnya, struktur modern semakin membawa China untuk

industri mengurangi emisi CO2 China menjadi pioner dalam pengembangan

sebesar 1,0% dari tahun 2013 hingga 2016. perekonomian dunia. Sebagai negara
adidaya yang memiliki fokus perluasan

105
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

pengaruh ekonomi, China melangkah belum mencapai perluasan secara merata


dengan berbagai programnya untuk dan masih sulit untuk diakarkan kedalam
memperluas kegiatan ekonomi seperti pola produksi dan konsumsi. Dengan
salah satu programnya yaitu “ One Belt demikian, berikut penjabaran dan analisis
One Road” yang berinvestadi pada hampir terkait penelitian startegi yang diterapkan
70 negara dan juga memasuki oraganisasi oleh China:
internasional. Tantangan yang China 1. Rencana Lima Tahun
hadapi adalah bagaimana untuk menjaga Rencana lima tahun yang
dan memastikan bahan-bahan mentah yang dimulai pada 2016-2020 adalah Five Year
dibutuhkan tetap tersedia sesuai kebutuhan Plans yang ke-13 oleh pemerintah China.
dan target produksi. Hal ini kembali kepada Partai Komunis China menjadi promotor
negara penyedia suplai ataupun negara yang banyak mengajukan pembangunan
yang menjadi lokasi relokasi industri. yang berfokus kepada modernisasi
teknologi dan kehidupan dengan basis
Strategi China Dalam Menghadapi wawasan lingkungan. China bertujuan
Tantangan Pengembangan Ekonomi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi
Hijau Pada Tahun 2016-2020 yang nyata dan fokus kepada pembangunan
ekonomi berkelanjutan, peningkatan
China menerapkan beberapa strategi
kualitas dan efisiensi dengan seluruh
untuk meminimaslisir dampak
potensi negara yang dimanfaatkan
pertumbuhan ekonomi yang tidak ramah
seutuhnya. Langkah yang diambil China
terhadap lingkungan. Dalam penelitian
adalah dengan program untuk menciptakan
dengan fokus analisis dengan dua konsep
pembangunan yang seimbang antara
yaitu green economy dan industrial led
daerah perkotaan dan pedesaan.
development menjadi sentris dalam
China dalam program ini,
menganalisis dampak dan strategi yang
akan lebih mengarah kepada pembangunan
sedang -akan diterapkan oleh China.
ekonomi modern. FYP ke-13 menetapkan
Permasalahan utama China adalah
kerangka kebijakan pemerintah dari 2016-
menciptakan keseimbangan antara
2020, dan fokus pada peningkatan
kegiatan ekonomi dan upaya dalam
pembangunan ekonomi. Target dan
penyelesaian masalah lingkungan dalam
prioritas pemerintah yang dapat ditindak
periode atau program tertentu, akan tetapi
lanjuti di FYP pusat dan rencana lokal dan
sampai dengan tahun 2020 ekonomi hijau

106
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

industri yang sesuai memiliki potensi untuk dunia termasuk angin, hidro, surya, dan
membentuk atau secara mendasar dapat nuklir akan mencapai setengah dari semua
mengubah model bisnis untuk perusahaan pembangkit listrik baru pada tahun 2020.
asing di China, negara ini juga aktif Pada sektor konsumsi batubara China turun
mengembankan infrastruktur ramah pada tahun 2015 hingga mencapai lebih
lingkungan atau setidaknya mampu dari 4 miliar ton setelah produksi mencapai
mengurangi produksi karbon dioksida. puncaknya pada tahun 2013 dan terus
Program ini memiliki beberapa fokus menurun sejak saat itu.
diantaranya memastikan keamanan energi, 3. Inovasi Teknologi Hijau
meningkatkan efisiensi energi. Mematuhi Teknologi merupakan
prioritas konservasi, memperkuat pedoman bagian prioritas dalam proses peralihan ke
dan mekanisme pengendalian, dan dalam ekonomi hijau, teknologi
menekan konsumsi energi yang tidak wajar meminimalisir dampak kerusakan ekologi
membangun model pemanfaatan energi dengan memperbaharui segala sistem
yang efisien secara ekonomi. dalam kegiatan ekonomi untuk lebih ramah
2. Renewable Energy lingkungan. Perkembangan teknologi
Melalui upaya mengurangi polusi menjadi sebuah pilar, sebab akan
udara adalah alasan langsung mengapa memberikan peralihan yang nyata dari
pemerintah China mempromosikan energi produksi konvensional ke arah produksi
terbarukan. Komite Lingkungan Kongres yang modern tetapi ramah lingkungan atau
Rakyat Nasional (NPC) 2005 mengamati setidaknya mengurangi penggunaan
bahwa produksi dan konsumsi energi sumber daya alam. Namun, hal ini juga
bahan bakar fosil adalah penyebab 90 akan berporos pada sebuah sistem yang
persen emisi sulfur dioksida di China. akan banyak menggunakan artificial
Fakta bahwa perubahan iklim menjadi intelegent sebagaimana dipahami bahwa
kontributor yang memperburuk krisis dengan teknologi yang semakin maju akan
kabut asap di China semakin meningkatkan berdampak pula kepada lapangan kerja
tuntutan atas kegiatan ekonomi yang ramah masyarakat sebagai tenaga kerja
lingkungan. Kondisi ini kemudian konvensional.
mendorong China untuk mengembangkan Terdapat kekhawatiran
kapasitas pembangkit listrik terbarukan bahwa disaat ekonomi fokus menggunakan
yang terpasang di pasar energi terbesar teknologi demi tercapainya target ekonomi

107
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

dan konsumsi hijau, disisi lainnya akan ada dalam cryptocurrency. Dengan alur seperti
perubahan dalam kontribusi manusia dan ini, lingkungan menerima manfaat
hal ini dapat menimbulkan masalah baru. sementara teknologi baru berkembang. Ini
Akan tetapi, pengembangan perekonomian dapat membuka jalan bagi perkembangan
dan keberlangsungan hidup lingkungan ekonomi yang lebih besar dengan implikasi
dan manusia tetap menjadi prioritas, yang besar pula dengan potensi untuk
sehingga keduanya menjadi faktor penting mampu menstabilkan perekonomian
untuk selalu dipertahankan. Teknologi dengan lingkungan.
yang China kembangkan saat ini, masih 5. Green Consumption
memiliki dampak negatif terhadap Konsumsi hijau semakin meningkat
lingkungan sebab masih membutuhkan semejak pandemi membolak-balikkan
sumber bahan mentah dan penggunaan kondisi perekonomian dan secara jelas
energi yang tidak sedikit. membuat transisi ke pola hidup yang lebih
4. Obligasi Hijau ramah lingkungan di China. Program ini
Obligasi hijau merupakan sebuah adalah bagian fundamental untuk
startegi ekonomi yang semakin mewujudkan ekonomi hijau yang nyata
ditingkatkan promosinya, dana yang pertumbuhannya (Toth, 2022). Masa
didapatkan dari para investor kemudian pandemi mendorong masyarakat untuk
dimanfaatkan untuk pembangunan lebih peduli terhadap lingkungan dan
berkelanjutan dengan dampak yang positif memberikan sebuah tindakan persuasif
terhadap lingkungan, seperti energi untuk mengkonsumsi produk-produk
terbarukan dan industri hijau. Obligasi ramah lingkungan, pengelolaan dan sampai
hijau mulai masuk secara aktif ke dalam kepada proses pembuangannya. Lebih
permainan ekonomi pada tahun 2016-2019. banyak orang yang berkontribusi secara
Komunitas Corcovado, adalah sebuah sukarela dalam upaya ekstrem pembelian
strategi nyata dalam mendorong upaya produk yang dapat membantu alam,
keberlanjutan, dengan pembelian semisal dengan penambahan biaya
cryptocurrency. pembelian yang kemudian dananya
Cryptocurrency CorcoCoin dapat digunakan untuk mengelola lingkungan.
diinvestasikan dalam pertumbuhan pohon. Menurut sebuah laporan yang dirilis
Kemudian saat pohon tumbuh dan oleh China Chain store and Franchise
menangkap karbon, investor dihargai Association, kaum muda dengan rentang

108
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

usia antara usia 20 dan 29 tahun tekanan akibat Covid-19 yang berasal dari
menunjukkan minat dan kesadaran paling China yang kemudian berdampak pada
besar dalam konsumsi berkelanjutan indeks perekonomian China dan dunia.
sedangkan konsumen China berusia 30
hingga 49 tahun memiliki kemampuan UCAPAN TERIMA KASIH
konsumsi berkelanjutan yang paling Dalam menyusun penelitian ini tim
kuat. Hal ini menggambarkan bahwa penyusun menyampaikan ucapan terima
konsumen China sadar akan keberlanjutan kasih kepada Pusat Riset Politik Badan
percaya bahwa mereka harus mengadopsi Riset Nasional Indonesia, yang telah
konsumsi berkelanjutan dalam kehidupan menyelenggarakan berbagai seri topik
sehari-hari mereka dalam domain utama seminar dan artikel terkait ekonomi politik
seperti transportasi, barang konsumsi dan China sepanjang tahun 2022. Berdasarkan
makanan. informasi tersebut, maka penelitian/artikel
jurnal ini dapat memberikan informasi
KESIMPULAN informasi pendukung terkait
Tantangan yang dihadapi oleh perkembangan ekonomi hijau China.
China dalam analisis green economy
adalah berupa industrialisasi yang masif, DAFTAR PUSTAKA
pembangunan yang secara nyata mengikis Asia Pasifik. (2022). China Janji Kurangi
Penggunaan Batu Bara dalam
wilayah hijau di China dan berdampak
Produksi Energi. Diakses dari Voa
pada penggunaan bahan bakar gas bumi Indonesia:
https://www.voaindonesia.com/a/ch
yang menjadi prioritas, hal ini yang
ina-janji--kurangi-penggunaan-
kemudian mendorong pola konsumsi batu-bara-dalam-produksi-energi-
/5868354.html
masyarakat. Sebagaimana dipahami bahwa
China mampu untuk memperluas CNN ( 2022). Kerugian Akibat Polusi
Udara RP 112 Triliun Per Hari.
pengaruhnya, hal ini kemudian berlaku
Diakses dari CNN Indonesia
pula pada perluasan tantangan dalam skala Ekonomi :
https://www.cnnindonesia.com/eko
internasional. Seperti emisi karbon dunia
nomi/2020021151100-92-
yang banyak berasal dari China, perluasan 473955/kerugian-akibat-polusi-
udara-rp112triliun-per-hari
kegiatan ekonomi di berbagai negara
berkembang atau tindakan relokasi industri Essential Report (2021). Importance of
Environmental Issues. Diakses dari
di negara-negara berkembang, serta

109
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

China Dilalogue: University and Durham University


http://www.essentialvi Joint Report.
sion.com.au/importance-of-
environmental-issues Narbuko, Ahmadi. (2022, 06, 26).
Penelitian Deskriptif:
Pengertian,Strategi, Kriteria,
Fitriawati, F., & Suroso, D. S. A. (2023).
Metode, dan Contoh. Diakses dari
Penerapan Prinsip Ekowisata dalam Penerbitdeepublish:
https://penerbitdepublish.com/penel
Penyelenggaraan Pariwisata Alam di
itian-deksriptif/
Taman Wisata Alam (TWA) Kawah
Newton, C., Adrian., C., Elena. (2014). An
Ijen. Jurnal Green Growth Dan
Introduction to the Green Econony.
Manajemen Lingkungan, 12(1), 1–21. Inggris: Bournemouth University
https://doi.org/10.21009/10.21009/jgg
Rmol, N. (2022). Pulau-pulau Buatan
.v12i1.01 China Merusak Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati. Diakses
dari RMOL JATENG :
Guo, F. (2012). China’s Green Economy. https://dunia.rmol.id/read/2022/02/
15/523385/pulau-pulau-buatan-
China: New Star Press.
china-di-laut-china-selatan-
merusak-ekosistem
Liani M. (2021). Prof. Dr. H. Susilo
Tanto, K. (2023). Penerapan Teknologi
Bambang Yudhoyono:
Kampanyekan Ekonomi Hijau dan Panel Surya untuk Penerangan dalam
Pembangunan Berkelanjutan.
Mendukung Green Environment
Diakses dari Institut Teknologi
Bandung: dalam Implementasi Ekonomi
https://www.itb.ac.id/berita/detail/5
Sirkular. Jurnal Green Growth Dan
038prof-dr-h-susilo-bambang-
yudhoyono-kampanyekan-ekonomi- Manajemen Lingkungan, 12(1), 22–
hijau-dan-pembangunan-
39.
berkelanjutan
https://doi.org/10.21009/10.21009/jgg
Mohamed, A,M & Ahmad. (2022).
.v12i1.02
Memahami Metode Penelitian
Kualitatif. diakses dari
djkn.kemenkeu.go.id: Toth, L. (2022). Green consumption in
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/ar China: the lesser-known ‘side-
tikel/baca/12773/Memahami- effect’ of COVID-19 for brands.
Metode-Penelitian-Kualitatif.html Diakses dari Daxue Consulting :
https://daxueconsulting.com/green-
Kitchenham, B. and Charters, S. (2007) consumption-china-covid-19/
Guidelines for Performing
Systematic Literature Reviews in United Nation. (2022). Adoption Paris
Software Engineering, Technical Agreemen. Diakses dari
Report EBSE 2007-001, Keele Framework Convemtiom on

110
JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol. 12 No. 2 July 2023
P-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI: doi.org/10.21009/jgg.122.01

Climate Change:
https://unfccc.int/resource/docs/201
5/cop21/eng/l09r01.pdf.hal. 3

Weng, Q . (2018). Growing a green


economy in China. China Green
Economics. Haihe Education,
vol.1, hal 2-3.

111

Anda mungkin juga menyukai