PKN 234
PKN 234
I. LEMBAGA NEGARA:
A. MPR :
1. Pengaturan: Pasal 2, Pasal 3 UUD 1945, UU No.22 Tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
2. Kewenangan:
a. Mengubah dan Menetapkan UUD (Pasal 3 ayat (1) UUD)
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 3 ayat (2)
UUD)
c. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 ayat (3) UUD jo. Pasal
7A dan 7B UUD 1945)
d. Memilih presiden dan/atau wakil presiden apabila presiden dan
wakil presiden secara bersama-sama diberhentikan, berhenti,
mangkat, atau tidak dapat menjalankan tugasnya. Kewenangan
ini dapat dilakukan hanya dalam keadaan emergency saja.
Maksudnya, ketika presiden dan wakil presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat menjalankan
kewajibannya (Pasal 8 ayat (3) UUD 1945).
e. Memilih presiden dan wakil presiden, ketika calon presiden dan
wakil presiden terpilih berhalangan tetap (Pasal 34 ayat (5) UU
No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden).
Ad. a. Mengubah dan Menetapkan UUD:
Mengubah UUD
Untuk mengubah UUD, MPR harus memenuhi terlebih
dahulu syarat yang ditentukan dalam Pasal 37 UUD.
Berdasarkan Pasal 37 UUD, perubahan UUD selanjutnya
akan dilakukan dengan sistem amandemen sebab
usulan untuk mengubah harus diajukan oleh minimal 1/3
dari anggota MPR dan diajukan secara tertulis bagian
yang akan diubah serta harus disetujui oleh lima puluh
persen ditambah satu anggota (50% +1) dalam sidang
yang harus dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPR.
Proses amandemen pada Pasal 37 UUD juga
mengambarkan bahwa amandemen yang dilakukan
adalah perubahan UUD secara formal (tertulis).
Issue:
Apakah kemudian tidak diperbolehkan perubahan
UUD 1945 dengan cara non-formal (tidak tertulis)
yang dilakukan melalui interpretasi?
Menetapkan UUD
Prosedur untuk menetapkan UUD belum diatur dalam
UUD 1945, sebab dari kewenangan tersebut MPR
B. Lembaga Kepresidenan :
1. Pengaturan : Pasal 4, 5, 6, 6A, 7, 7A, 7B, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
UUD 1945, UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden.
2. Kewenangan:
a. Pemegang Kekuasaan Executive menurut UUD 1945 (Pasal 4
ayat (1) UUD 1945), dan
b. Kepala Negara (Pasal 10-15 UUD 1945).
Ad. a. Pemegang Kekuasaan Executive.
9 Presiden dalam kedudukannya sebagai pemimpin
kekuasaan executive terlihat pada Pasal 4 ayat (1) UUD
1945. Konsekuensi yuridis dari pasal ini mengakibatkan
sistem pemerintahan Indonesia menjadi sistem
pemerintahan presidensiil karena the head of executive-nya
adalah presiden, sebab salah satu syarat sistem
pemerintahan presidensiil adalah the head of executive-nya
adalah presiden dan masa jabatannya (tenure) terbatas.
Selain itu, Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 juga menentukan
bahwa presiden diberi kewenangan untuk menetapkan
Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan UU.
9 Sebagai pemimpin kekuasaan executive-nya presiden
dibantu oleh seorang wakil presiden (Pasal 4 ayat (2) UUD
1945) dan menteri-menteri Negara (Pasal 17 UUD 1945)
dalam melaksanakan tugasnya. Walaupun kedua jabatan
tersebut hanyalah “pembantu presiden”, tetapi mekanisme
pertanggungjawaban kedua jabatan tersebut sangat
berbeda. Di satu sisi, menteri-menteri Negara bertanggung
jawab kepada presiden karena mereka ditunjuk oleh
presiden. Sedangkan disisi lain, Wakil Presiden, tidak
bertanggung jawab kepada presiden, walaupun wakil
presiden juga merupakan jabatan pembantu presiden. Wakil
presiden hanya dapat diberhentikan oleh MPR melalui
proses impeachment yang diawali oleh usulan DPR. Apakah
C. DPR :
1. Pengaturan: Pasal 19, 20, 21, 22 ayat (2)-(3), 22 A, 22B UUD 1945,
UU No.22 Tahun 2003 tentang SUSDUK MPR, DPR,DPD, dan DPRD
2. Kewenangan:
a. Pemegang Kekuasaan Legislative dalam Sistem Pemerintahan
RI (fungsi legislasi).
b. Pengawas terhadap jalannya proses pemerintahan (fungsi
pengawasan).
c. Memberikan pengesahan terhadap penggunaan anggaran
Negara fungsi anggaran).
3. Keanggotaan:
Pada Pemilu 1999 dihasilkan 462 anggota DPR dan ditambah 38
anggota DPR yang diangkat oleh Presiden sebagai wakil dari TNI/
Polri. Jadi anggota DPR berdasarkan UU No. 4 Tahun 1999 tentang
Susduk MPR, DPR, DPRD berjumlah 500 orang. Pada Pemilu 2004
akan dihasilkan sebanyak 550 orang anggota DPR (Pasal 16 UU
No.22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD).
Amandemen terhadap UUD 1945 mengakibatkan perubahan
terhadap siapa yang berhak mencalonkan diri dalam Pemilu DPR,
DPD dan DPRD. Hanyalah partai politik yang dapat mengajukan
calon untuk pemilu anggota DPR dan DPRD, sedangkan Calon
Independent (Pribadi) hanya dapat mencalonkan diri untuk
pemilihan umum anggota DPD.
Apa yang dimaksud dengan Sistem Proporsional dengan Daftar
Terbuka? Lihat Pasal 84 ayat (1) UU No.12 Tahun 2003 tentang
Pemilu.
D. DPD :
1. Pengaturan: Pasal 22 c, 22D UUD 1945, UU No.22 Tahun 2003
tentang SUSDUK MPR, DPR, DPD, dan DPRD
2. Kewenangan:
1. mengajukan RUU kepada DPR dalam bidang hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainya, serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
2. memberikan pertimbangan RAPBN dan RUU dalam bidang
pendidikan, pajak, dan agama.
3. pengawasan terhadap pelaksanaan UU di bidang otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daearah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, APBN, Pajak, Pendidikan, dan Agama.
4. memberikan pertimbangan dalam pemilihan dalam anggota
BPK.
3. Keanggotaan:
DPD merupakan salah satu lembaga Negara baru yang
dilahirkan dalam proses amandemen UUD 1945. Lembaga ini
akan beranggotakan 4 wakil dari setiap provinsi. Mekanisme
pemilihannya pun dilakukan melalui pemilihan umum, akan
tetapi sistem yang digunakan adalah dengan sistem distrik
karena pemilihan umum untuk anggota DPD hanya akan
dilakukan ditingkat provinsi dan berdasarkan wilayah (provinsi).
Jumlah anggota DPD secara keseluruhan belum ada karena
pada saat ini masih ada beberapa provinsi yang masih dalam
proses pembentukan, tetapi yang sudah ditentukan oleh Pasal
22 C ayat (2) UUD 1945 yang menentukan bahwa jumlah
maksimal anggota DPD adalah 1/3 dari anggota DPR. Apabila
anggota DPR hasil pemilu 2004 telah ditentukan sebanyak 550,
maka jumlah maksimal anggota DPD adalah 183 orang.
Masa jabatan keanggotaannya adalah 5 tahun.
4. Issues:
Menurut Fajrul Falaakh bahwa sistem ketatanegaraan
Indonesia menggunakan sistem bicameral yang asimetris pada
parlement-nya, apa maksudnya?
Apa rasio yang digunakan sehingga jumlah anggota DPD
sebanyak-banyaknya hanya 1/3 dari anggota DPR dan
kekuasaan legislative hanya ada pada DPR?
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah telah disetujui bersama oleh
DPR dan Presiden pada Sidang Paripurna DPR tanggal 29
E. MA :
1. Pengaturan: Pasal 24, 24A UUD 1945, UU No.14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
2. Kewenangan:
a. Melaksanakan kekuasaan kehakiman secara umum
(Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara,
Pengadilan Militer, Pengadilan Agama) yang ditentukan
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945.
b. Melaksanakan Judicial Review terhadap peraturan
perundang-undangan dibawah UU (Pasal 24 A UUD 1945
jo. Pasal 31 UU No. 14 Tahun 1945 hasil perubahan UU No.
5 Tahun 2004 .
3. Keanggotaan:
Jumlah hakim agung paling banyak 60 orang sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 4 ayat (3) UU No.14 Tahun 1985 hasil
perubahan UU No. 5 Tahun 2004.
Hakim agung dipilih oleh DPR dengan berdasarkan usulan dari
Komisi Yudisial. Yang kemudian, keanggotaannya diresmikan oleh
Presiden.
Pemberhentian sebagai hakim agung: terhormat dan tidak
terhormat.
Usia pensiun 65 tahun dan dapat diperpanjang sampai 67 tahun
dengan syarat tertentu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11
UU No.14 Tahun 1985 hasil perubahan UU No. 5 Tahun 2004.
1. Issues:
Siapakah yang berhak menguji Perpu dalam struktur
ketatanegaran Indonesia pasca dilakukan amandemen UUD
1945? MA ataukah MK?Jelaskan jawaban saudara yang
disertai dengan dasar hukumnya!
E. MK (Mahkamah Konstitusi)
1. Pengaturan: Pasal 24 dan Pasal 24C, Pasal 7B UUD 1945, UU
No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
2. Kewenangan:
a. Melaksanakan judicial review UU terhadap UUD
1945
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD
c. Memutus pembubaran partai politik,
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
4. Issue:
Dengan berdasar pada kewenangan MK, siapa sajakah
yang berwenang (legal standing) mengajukan judicial review
UU terhadap UUD?
Apakah MK berhak menguji secara materiil dan formil UU
terhadap UU? Jelaskan jawaban saudara yang disertai
dengan dasar hukumnya!
F. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial dibentuk melalui perubahan ketiga UUD 1945.
Pasal 24 B UUD menyebutkan, bahwa Komisi Yudisial merupakan
lembaga negara 1 yang bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim. 2 Dengan demikian, komisi yudisial memiliki dua kewenangan yaitu
mengusulkan pengangkatan calom hakim agung di Mahkamah Agung
beserta peradilan dibawahnya, dan hakim di Mahkamah Konstitusi.
Anggota komisi yudisial berjumlah 7 orang dan berstatus sebagai
pejabat negara yang terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi
hukum, dan anggota masyarakat. 3 Keanggotaan komisi yudisial diajukan
oleh presoden kepada DPR, dengan terlebih dahulu Presiden membentuk
panitia seleksi yang terdiri dari unsure pemerintah, praktisi hukum,
akademisi hukum, dan anggota masyarakat. Dalam melaksanakan tugas
1
Pasal 2 UU Komisi Yudisial
2
Pasal 24 B UUD 1945
3
Pasal 6 UU Komisi Yudisial
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 11 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
1. Pengaturan: Pasal 24A ayat (3), 24B UUD 1945, UU No.22 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial.
2. Kewenangan:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung kepada
DPR, dan
2. menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat,
serta menjaga perilaku hakim, termasuk hakim
mahkamah konstitusi.
3. Keanggotaan:
Beranggotakan 7 Orang, termasuk ketua dan wakil
ketua yang merangkat anggota (Pasal 6 ayat (1) UU
No.22 Tahun 2004).
Masa Jabatan 5 tahun dan hanya dapat dipilih kembali
untuk satu kali masa jabatan (Pasal 29 UU No.22 Tahun
2004)
Yang dapat menjadi anggota Komisi Yudisial adalah
mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan
anggota masyarakat (Pasal 6 ayat (3) UU No.22 Tahun
2004).
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh diangkat oleh
presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 27 ayat (1) UU
No.22 Tahun 2004).
Calon anggota Komisi Yudisial diseleksi oleh Panitia
Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Yudisial yang dibentuk
oleh presiden. Panitia ini terdiri dari unsur pemerintah,
praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota
masyarakat (Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) UU No.22
Tahun 2004)
4. Issue:
4
Pasal 28 UU Komisi Yudisial.
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 12 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
G. BPK:
1. Pengaturan:
Pasal 23E, 23F, dan 24G UUD 1945, UU No. 5 Tahun 1973
tentang BPK, UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
3. Keanggotaan:
DPR mempunyai kewenangan untuk memilih anggota BPK
dengan memperhatikan pertimbangan dari DPD. Setelah
terpilih, orang tersebut akan diresmikan keanggotaannya
oleh Presiden (Pasal 23F ayat (1) UUD 1945). Akan tetapi,
dalam UU No.5 Tahun 1973 yang masih berlaku saat ini,
ditentukan bahwa ketua, wakil ketua dan para anggota BPK
diangkat oleh presiden dengan usul DPR (Pasal 7 UU No.5
Tahun 1973).
Badan Pemeriksa Keuangan berbentuk dewan yang terdiri
atas seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Wakil
Ketua merangkap Anggota dan 5 (lima) orang Anggota
(Pasal 6 UU No.5 Tahun 1973).
5. Issue:
Ketentuan Pasal 23E ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa
BPK adalah badan yang bebas dan mandiri. Kepada siapakah
BPK memberikan pertanggungjawabannya?
Berkaitan dengan sengketa kewenangan yang terjadi antara
DPD, di satu sisi, dan DPR serta Presiden, di sisi lain, dalam
hal pengusulan pengangkatan anggota BPK beberapa waktu
silam, apakah DPR dan Presiden telah melakukan
pelanggaran terhadap kewenangan DPD?
1. Pengaturan: Pasal 22E ayat (5) UUD 1945, UU No.12 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum jo. UU No. 20 Tahun 2004 tentang
Penetapan Perpu No.2 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD
menjadi Undang-Undang.
2. Kewenangan:
Sebagai penyelenggara Pemilihan Umum
3. Keanggotaan:
KPU pada tingkat nasional beranggotakan 11 orang;
KPU provinsi, kabupaten, dan kota masing-masing
beranggotakan 5 orang anggota (Pasal 16 ayat (1) UU
No.12 Tahun 2003)
Masa jabatan 5 tahun (Pasal 19 ayat (6) UU No.12
Tahun 2003)
Proses pencalonan anggota KPU (Pasal 19 ayat (1)-(5)
UU No.12 Tahun 2003):
1. Untuk anggota KPU, diusulkan oleh presiden
dengan persetujuan DPR dan diresmikan oleh
presiden.
2. Untuk anggota KPU Provinsi, diusulkan oleh
gubernur dengan persetujuan KPU dan
diresmikan oleh KPU.
3. Untuk anggota KPU Kabupaten/Kota, diusulkan
oleh bupati/walikota dengan persetujuan KPU
Provinsi dan diresmikan oleh KPU.
4. Issues:
Apakah KPU secara politis dan hukum benar-benar
mandiri? Jelaskan jawaban saudara yang disertai
dengan dasar hukumnya!
Apakah KPU berhak membatasi mengeluarkan peraturan
yang membatasi hak konstitusional seseorang untuk ikut
serta dalam pemelihan umum? Jelaskan jawaban
saudara yang disertai dengan dasar hukumnya!
Mengapa MK berkesimpulan bahwa Pilkada tidak
termasuk dalam ranah pemilu yang diatur dalam UUD
Negara RI Tahun 1945?
Apakah KPUD dan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota itu
sama? Jelaskan.
I. Bank Sentral:
1. Pengaturan: Pasal 23D UUD 1945, UU No.23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia jo. UU No.3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU
No.23 Tahun 1999.
Pada Pasal 23 D UUD 1945 tidak secara eksplisit
disebutkan bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral,
melainkan dalam pasal tersebut hanya disebutkan bahwa
negara memiliki suatu bank sentral yang independen.
Apabila dilihat pada Pasal 4 ayat (1) UU No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia jo. UU No. 3 Tahun 2004
dapat ditemukan bahwa Bank Indonesia adalah Bank
Sentral Republik. Selain itu, pada ayat (2) pasal yang
sama juga ditentukan bahwa Bank Indonesia adalah
3. Keanggotaan:
Pimpinan BI disebut dengan Dewan Gubernur BI yang
beranggotakan 4-7 orang Deputi Gubernur. Dewan
Gubernur ini dipimpin oleh seorang Gubernur dan Deputi
Gubernur Senior (Pasal 37 UU No.23 Tahun 1999).
Pengisian jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur Senior
dilakukan dengan mekanisme: Diusulkan dan Diangkat
oleh Presiden dengan persetujuan DPR, sedangkan
Deputi Gubernur diusulkan Gubernur BI, diangkat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 41 UU No.23
Tahun 1999).
4. Issues:
Apakah BI benar-benar independent dari segala
kekuasaan yang ada?
Apakah BI dapat mengeluarkan peraturan perundang-
undangan yang memberikan pembatasan terhadap hak
seseorang? Jelaskan jawaban saudara yang disertai
dengan dasar hukumnya!
II. ALAT NEGARA:
A. TNI
3. Issues:
1. Ketika terjadi perselisihan pendapat antara Presiden dengan
DPR mengenai pemberhentian Panglima TNI yang dijabat oleh
Jenderal Endiarto dan pengangkatan Jenderal Riakudu sebagai
Panglima TNI, apakah perselisihan ini dapat diajukan kepada
B. POLRI
1. Pengaturan: Pasal 30 ayat (4) UUD 1945, UU No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Kewenangan:
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan
negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 2 UU No. 2 Tahun
2002). Dengan menggunakan logika sebagai salah satu fungsi
pemerintahan, Polri adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kekuasaan pemerintahan negara yang berada di bawah
Presiden.
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri (Pasal 5
ayat (1) UU No. 2 Tahun 2002). Dalam kedudukannya sebagai
alat negara, Polri berkekedudukan di bawah presiden sebagai
kepala negara karena presiden sebagai kepala negara
merupakan personifikasi dari NKRI.
Tugas Pokok Polri (Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002):
1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. menegakkan hukum; dan
3. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat.
Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh (Pasal 3 UU No. 2 Tahun
2002):
a. kepolisian khusus;
b. penyidik pegawai negeri sipil; dan/atau
c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa
Susunan organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik
Indonesia disesuaikan dengan kepentingan pelaksanaan tugas
dan wewenangnya yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Presiden (Pasal 7 UU No. 2 Tahun 2002). Rasio mengapa
diatur lebih lanjut dengan Keppres karena letak kepolisian yang
berada di bawah presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Oleh karena itu, Kapolri diangkat dan
4. Issues:
Apa ratio presiden memegang kekuasaan tertinggi terhadap
atas Polri? Jelaskan jawaban saudara yang disertai dengan
dasar hukum jawab saudara! Clue: Presiden sebagai kepala
negara karena TNI dan Polri adalah Alat Negara dan
Penyelenggara Pemerintahan.
Ketika presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi TNI dan
Polri, apa konsekuensi yuridisnya? Clue: Presiden sebagai
penanggung jawab pelaksanaan tugas kedua lembaga
tersebut.
Apakah kekuasaan presiden di bidang pertahanan dan
keamanan dapat diserahkan kepada Wakil Presiden ketika
Presiden berhalangan sementara? Clue: lihat Tap MPR No
VII/MPR/1973. Sebaiknya kekuasaan ini tidak diberikan dengan
alasan presiden dan wapres berasal dari partai politik yang
berbeda, akan tetapi bila presiden dan wakil presiden dalam
prinsip one ticket, hal ini bisa dilakukan karena wapres adalah
ban serep dari Presiden.
Bagaimana pola hubungan antara presiden dengan Panglima
TNI dan Kapolri? Clue: lihat UU No.2 Tahun 2002, , UU No.34
Tahun 2004.
5
Diambil dari proposal penelitian Lembaga Negara, KRHN, 2004.
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 26 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
6
Pasal 4 UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
7
Pasal 6 UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
8
Pasal 7 UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9
Pasal 21 ayat (1) dan ayat (3) UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 27 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
10
Pasal 6 ayat (4) UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
11
Pasal 8 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 29 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
12
Pasal 8 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran
13
Pasal 2 Keppres No. 15 tahun 2000 Tentang Komisi Hukum Nasional.
14
Pasal 2 ayat (2) Keppres No. 15 Tahun 2000 tentang Komisi Hukum Nasional.
15
Pasal 4 ayat ( 1 ) dean (2) Keppres No. 15 tahun 2000 tentang Komisi Hukum Nasional.
16
Pasal 9 Kepres No. 15 tahun 2000 tentang Komisi Hukum Nasional.
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 30 dari 31
halaman
HUKUM TATA NEGARA
17
Pasal 3 Keppres No. 77 tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
18
Pasal 4 dan 5 Kepres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
19
Pasal 10 dan 11 Keppres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia
20
Pasal 19 Kepres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia
21
Pasal 3 RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
22
Pasal 38 RUU Kimisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
23
Pasal 33, 34 dan 36 RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
24
Pasal 42 dan 43 RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
© TEAM TEACHING KELAS B Halaman 31 dari 31
halaman