TENTANG
KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
KAMPUNG ...NAMA KAMPUNG... ...NAMA KECAMATAN...
TAHUN ANGGARAN 2022
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Kampung ini yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Tulang Bawang.
2. Kecamatan adalah Kecamatan ...NAMA KECAMATAN...
3. Kampung adalah Kampung ...NAMA KAMPUNG...
4. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Pemerintahan Kampung adalah Pemerintah Kampung dan Badan
Permusyawaratan Kampung yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain
yang selanjutnya disebut Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kewenangan Kampung adalah kewenangan yang dimiliki Kampung
meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Kampung,
pelaksanaan Pembangunan Kampung, Pembinaan Kemasyarakatan
Kampung, dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Kampung.
8. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung atau yang disebut dengan
nama lain dibantu Perangkat Kampung sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Kampung.
10. Badan Permusyawaratan Kampung atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
11. Sekretaris Kampung adalah pembantu Kepala Kampung selaku Pemegang
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kampung.
12. Musyawarah Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Kampung, Pemerintah
Kampung, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Kampung untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung, selanjutnya
disingkat RPJM Kampung, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan
Kampung untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
14. Rencana Kerja Pemerintah Kampung, selanjutnya disingkat RKP
Kampung, adalah penjabaran dari RPJM Kampung untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
15. Keuangan Kampung adalah semua hak dan kewajiban Kampung yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Kampung.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, selanjutnya disebut APB
Kampung, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Kampung.
17. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan yang
didahulukan dan diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk
dibiayai dengan Dana Desa.
18. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
anggaran pendapatan dan belanja Kampung Kabupaten dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
19. Pelaksana Teknis Kegiatan adalah Kasi atau Kaus yang ditunjuk oleh
Kepala Kampung;
20. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-
sama disuatu wilayah dan membentuk sebuah sistem.
21. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
22. Petani adalah warga negara Indonesia baik perseorangan maupun beserta
keluarganya yang melakukan usaha tani dibidang pangan.
23. Pembudidaya Ikan adalah warga negara Indonesia, baik perseorangan
maupun beserta keluarganya yang mata pencahariannya membesarkan,
membiakkan, dan/atau memelihara ikan dan sumber hayati perairan
lainnya serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.
24. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan
produktif secara berkelanjutan.
25. Perdagangan Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka penjualan dan/atau pembelian pangan, termasuk
penawaran untuk menjual pangan dan kegiatan lain yang berkenaan
dengan pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan.
26. Pelaku Usaha Pangan adalah setiap orang yang bergerak pada salah satu
atau lebih subsistem agribisnis pangan yaitu penyedia masukan produksi,
proses produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan dan penunjang.
27. Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
dalam rangka penyaluran pangan kepada masyarakat, baik
diperdagangkan atau tidak.
28. Bantuan Pangan adalah bantuan pangan pokok dan pangan lainnya
yang diberikan oleh pemerintah Kampung dan/atau masyarakat dalam
mengatasi masalah pangan dan krisis pangan, meningkatkan akses
pangan bagi masyarakat miskin dan/atau rawan pangan dan gizi dan
kerjasama internasional.
29. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan,
perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan
pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan
evaluasi.
30. Kerjasaama Kampung bidang Pemerintahan Kampung yang selanjutnya
disebut Kerjasama Kampung adalah kesepaktan bersama antar Kampung
dan/ atau dengan pihak ketiga yang dibuat secara tertulis untuk
mengerjakan bidang pemerintahan, pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi
dan kewenangan Kampung serta menimbulkan hak dan kewajiban para
pihak.
31. Pihak Ketiga adalah Pihak swasta, organisasi kemasyarakatan dan
lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Kepala Kampung ini dibentuk dengan maksud untuk
mewujudkan kepastian hukum dan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung.
(2) Peraturan Kampung ini dibentuk dengan tujuan untuk:
a. meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri;
b. menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi
persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi konsumsi masyarakat;
c. mempermudah dan meningkatkan akses pangan bagi masyarakat,
terutama masyarakat rawan pangan dan gizi;
d. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;
e. melindungi dan mengembangkan sumber daya Kampung; dan
f. meningkatkan kesejahteraan bagi petani, pembudidaya ikan,
peternak dan pelaku usaha pangan.
g. pembangunan, peningkatkan dan pemeliharaan sarana prasarana
pendukung kegiatan ketahanan pangan dan hewani kampung.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Kepala Kampung ini mengatur hal-hal sebagai
berikut:
(1) perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung;
(2) mekanisme pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani
Kampung;
(3) pembinaan dan pengawasan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani
Kampung;
BAB IV
ASAS
Pasal 4
Penyelenggaraan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
berasaskan:
a. kemandirian;
b. partisipatif;
c. manfaat;
d. pemerataan;
e. keadilan; dan
f. berkelanjutan.
BAB V
PERENCANAAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
Pasal 5
(1) Perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
terintegrasi dalam rencana pembangunan nasional dan rencana
pembangunan daerah;
(2) Perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
dilakukan untuk merancang penyelenggaraan kegiatan penguatan
ketahanan pangan menuju kemandirian pangan.
(3) Perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung harus
memperhatikan:
a. daya dukung sumber daya alam, teknologi dan kelestarian lingkungan;
b. pengembangan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pangan;
c. kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan pangan;
d. potensi pangan dan budaya lokal; dan
e. rencana pembangunan Kampung.
(4) Perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang di dalam Rencana Kerja
Pemerintah Kampung dan dilaksanakan oleh pemerintah Kampung
dengan melibatkan peran masyarakat dalam musyawarah kampung yang
dituangkan dalam Berita Acara
BAB VI
PERSIAPAN PELAKSAAN KEGIATAN
Pasal 6
Tahapan persiapan meliputi:
a. penyusunan rencana kerja;
b. sosialisasi kegiatan;
c. pembekalan pelaksana kegiatan;
d. penyiapan dokumen administrasi;
e. pengadaan tenaga kerja dan atau kelompok masyarakat yang akan
berpartisipasi dalam kegiatan dan
f. pengadaan bahan/material sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Pasal 7
(1) Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama kepala Kampung.
(2) Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat antara lain:
a. uraian kegiatan;
b. biaya;
c. waktu pelaksanaan;
d. lokasi;
e. kelompok sasaran;
f. tenaga kerja; dan
g. daftar pelaksana kegiatan.
Pasal 8
( 1 ) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1), dilakukan
antara lain melalui:
a. musyawarah kampung;
b. papan informasi Kampung; dan
c media lain sesuai kondisi Kampung.
Pasal 9
(1) Kepala Kampung mengoordinasikan pembekalan Pelaksana Teknis
Kegiatan terkait Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung.
Pasal 10
(1) Pelaksana Teknis Kegiatan melakukan penyiapan dokumen administrasi
kegiatan.
(2) Pelaksana Teknis Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam melakukan penyiapan dokumen berkoordinasi dengan kepala
Kampung.
(3) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya meliputi:
a. dokumen administrasi keuangan sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku;
b. dokumentasi foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan;
c. pernyataan Kesanggupan Pelaksana Teknis Kegiatan Menyelesaikan
Pekerjaan, sebagaimana masuk dalam Lampiran II yang tidak
terpisahkan dalam Peraturan ini;
d. penyiapan dokumen peralihan hak melalui hibah dari warga
masyarakat kepada Kampung atas lahan/tanah yang menjadi aset
Kampung sebagai dampak kegiatan pembangunan Kampung;
e. penyiapan dokumen jual-beli/ sewa sebagai dampak kegiatan;
f. penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat
untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau
tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan Kampung;
g. laporan hasil analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan,
menjadi Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
h. Surat Perjanjian Kerjasama, jika kampung melakukan kerjasama
dengan kelompok masyarakat atau pihak lain.
Pasal 11
Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
mengutamakan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam
yang ada di Kampung serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong
masyarakat.
Pasal 12
Pelaksana kegiatan mendayagunakan sumberdaya manusia yang ada di
Kampung sekurang-kurangnya melakukan:
a. pendataan kebutuhan tenaga kerja,
b. masyarakat; dan
c. kelompok masyarakat;
Pasal 13
(1) Pelaksana teknis kegiatan mendayagunakan sumberdaya alam yang ada
di Kampung, sekurang-kurangnya melakukan:
a. pendataan kebutuhan barang/jasa yang diperlukan;
b. penentuan barang/jasa yang disediakan dari Kampung; dan
c. menentukan cara pengadaan barang/jasa.
d. kelengkapan dokumen pengadaan barang/jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
BAB VII
KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
Pasal 14
Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung meliputi: (Dipilih sesuai
keputusan hasil musyawarah kampung yang tertuang dalam APBKampung )
(1) Pembangunan kegiatan sarana prasanana jalan usaha tani (volume,
anggaran, tempat, sasaran, jumlah pemanfaat dan pola pelaksanaan);
(2) pengembangan usaha perikanan darat ( disebutkan nama kegiatan,
volume, anggaran, sasaran, jumlah pemanfaat dan pola pelaksanaan);
(3) pengolahan/pembuatan pakan ikan ( disebutkan nama kegiatan, volume,
anggaran, sasaran, jumlah pemanfaat dan pola pelaksanaan);
(4) Bantuan bibit tanaman (disebutkan nama kegiatan, volume, anggaran,
sasaran, jumlah pemanfaat dan pola pelaksanaan);
(5) Dana kegiatan lainnya yang disebutkan nama kegiatan dengan jelas,
volume, anggaran, sasaran, jumlah pemanfaat dan pola pelaksanaan.
BAB VIII
MEKANISME PELAKSANAAN
Pasal 15
(1) Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (dipilih sesuai keputusan
kampung masing, ada bisa jadi dua dua nya)
b. Pembangunan/Peningkatan/Pemeliharaan kegiatan sarana prasarana
pendukung kegiatan ketahanan pangan dan hewani;
c. Bantuan langsung Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani yang
diberikan ke masyarakat atau kelompok masyarakat;
d. Kerjasama kampung dengan pihak lain baik perorangan maupun
kelompok masyarakat di kampung;
(2) Kriteria atau Persyaratan Pembangunan/Peningkatan/Pemeliharaan
kegiatan sarana prasarana pendukung kegiatan ketahanan pangan dan
hewani sebagaimana pada ayat 1 poin a meliputi :
a. Jika kegiatan Jalan Usaha Tani atau sarana pendukung jalan. Jalan
merupakan akses transportasi keluar masuk menuju lahan
pertanian/ perkebunan
b. dst…sesuai kondisi dan kesepakatan kampung.
c. Jika Kegiatan Lumbung Padi. Mata Pencaharian mayoritas
masyarakat adalah petani
d. dst…sesuai kondisi dan kesepakatan kampung.
e. Jika Kegiatan Irigasi. Mata Pencaharian mayoritas masyarakat
adalah
petani
f.dst…sesuai kondisi dan kesepakatan kampung.
g. Jika Sarana Pendukung Peternakan. Menyesuakan dengan kondisi
dan kesepakatan kampung
(3) Kriteria masyarakat dan atau kelompok masyarakat yang mendapat
bantuan langsung kegiatan ketahanan pangan dan hewani sebagaimana
pada ayat 1 poin b meliputi : (kriteria disesuai dengan jenis kegiatan atau
bantuan yang diberikan)
a. ……
b. ……
c. ……
(4) Kriteria perorangan masyarakat dan atau kelompok masyarakat yang
dapat diajak bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan penguatan
ketahanan pangan dan hewani sebagaimana disebutkan pada ayat 1 poin
c, meliputi : ( kriteria disesuai dengan jenis kegiatan atau bantuan yang
diberikan)
a. ……
b. ……
c. ……
Pasal 16
Masa waktu pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani Kampung
selama satu tahun anggaran 2022
Pasal 17
(1) Kerjasama Kampung dituangkan dalam Dokumen Perjanjian Kerjasama
Kampung. Pokok-pokok yang terkandung dalam perjanjian kerjasama
(sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan kampung sebagai contoh :
Peternakan, Perkebunan, Pertanian) meliputi:
a. Ruang lingkup kerjasama;
b. Bidang Kerjasama;
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
d. Jangka waktu;
e. Hak dan kewajiban;
f. Pembiayaan;
g. Sanksi
h. Penyelesaian perselisihan;
i. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
(2) Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 masuk dalam
Lampiran IV yang tidak terpisahkan dalam Peraturan ini.
BAB IX
PERUBAHAN DAN PEMBATALAN
Pasal 18
(1) Rencana Perubahan dan pembatalan Kerjasama Kampung harus dibahas
dalam Rapat Musyawarah Kampung yang dipimpin langsung oleh Kepala
Kampung.
(2) Kepala Kampung wajib menyampaikan rencana perubahan dan
pembatalan kerjasama Kampung sebagai mana yang dimaksud ayat (1)
kepada Badan Permusyawaratan Kampung (BPK)
Pasal 19
Badan Permusyawaratan Kampung dapat meminta kepala Kampung untuk
melaksanakan Musyawarah Kampung terkait rencana perubahan dan atau
pembatalan Kerjasama Kampung berdasarkan hasil pengawasan dan evaluasi
Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) serta aspirasi yang berkembang
dimasyarakat bahwa :
a. Kerjasama Kampung merugikan kepentingan masyarakat;
b. Adanya pelanggaran terhadap kesepakatan atau keputusan bersama;
c. Kerjasama Kampung bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan diatasnya;
d. Tidak ada dampak bagi kepentingan Kampung dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pelaksanaan
Kerjasama Kampung;
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 20
(1) Pembinaan dapat dilakukan oleh pemerintah kecamatan, kabupaten,
provinsi dan atau individu yang berkompeten di bidangnya;
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengembangan sumber daya manusia
b. penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi di bidang
ketahanan pangan dan hewani;
c. penyuluhan di bidang ketahanan Pangan dan hewani;
Pasal 21
Pengawasan dilakukan oleh masyarakat, Badan Permusyawaran Kampung,
Camat, Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP).
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Kepala Kampung ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
……………………………………..
…………………….
Berita Kampung ...NAMA KAMPUNG... Tahun 2022 Nomor : ……….);