Anda di halaman 1dari 1

KO M PA S , K A M I S , 2 0 JA N UA R I 2 0 2 2

16
Sosok
Pindai QR Code ini untuk mendapatkan lebih banyak konten
digital di Kompas.id bagi pelanggan koran.
Kesulitan aktivasi? Kontak WA 0812 900 50800

e-mail: desk.budaya@kompas.id

N A M A & P E R I S T I WA Maria Agustina Tjung

Jarum Perajut Harapan


RATU VASHTI ANNISA

Mendaki Gunung

R
atu Vashti Annisa (26) mendaki gu-
nung untuk pertama kali pada 14-16 Sebuah jarum tangan yang dipakai menjahit (45), karyawan yang juga belasan
Januari 2022. Ia mendaki Gunung tahun bekerja untuk Maria.
Merbabu, Jawa Tengah, hingga puncak meski sehelai daster sekitar 29 tahun silam membawa
sempat diterpa hujan dan kakinya sedikit Raih penghargaan
cedera. Miss Earth Indonesia 2018 itu tak
Maria Agustina Tjung ke fase yang tak pernah Konsistensi mengembangkan
kapok dan berencana menyambangi gunung dia bayangkan. Ia melahirkan ribuan penjahit bisnis menjahit dan berbagai ke-
lain. dan membangun usaha menjahit dengan giatan sosial membawa Maria me-
”Pilih Merbabu sederhana saja karena se- raih sejumlah penghargaan di le-
dang dibuka open trip (paket perjalanan). mempekerjakan kaum difabel. vel lokal ataupun nasional. Ia per-

I
Naiknya lewat Thekelan yang legendaris,” nah meraih Sidhakarya Provinsi
katanya di Jakarta, Selasa (18/1/2021). Vashti Fransiskus Pati Herin NTT tahun 2018 kategori usaha
paling senang saat beristirahat dan meng- kecil.
amati pemandangan yang sangat indah. Setahun kemudian, ia meraih
”Kayak dikasih hadiah kalau capek. Ter- Ia menjahit daster dengan jarum yang hadir dalam acara itu ke- Paramakarya, penghargaan kua-
nyata, buatku yang baru kali itu naik gunung, tangan itu kala dirinya tak punya mudian memesan lima helai ke- litas dan produktivitas tingkat na-
cukup sulit karena treknya kurang bagus dan uang membeli daster baru. Bahan baya. Berkah mulai datang. Uang sional. Dalam setahun, usaha kecil
ketinggian lebih dari 3.000 meter,” ujarnya. daster pun dirajut dari dua baju hasil pesanan lima kebaya digu- bernama Citra Busana itu meng-
Saat turun, kaki Vashti lecet hingga melepuh bekas yang dibongkar. Maklum, di nakan membeli satu mesin jahit hasilkan lebih kurang 5.000 pro-
karena bergesekan dengan sepatu. awal pernikahan, ia bersama suami manual. Mesin itu menjadi modal duk. ”Penghargaan ini menjadi
”Jempol luka sampai kelihatan cairan dan benar-benar kesulitan keuangan. awal Maria membuka usaha. motivasi bagi kami untuk terus
harus dikeluarkan. Tentang berapa jam jalan Saat itu, mereka mengontrak ru- Ia dan suami memutuskan pin- bekerja menghasilkan produk ter-
kaki, aku kurang perhatikan, tetapi agak ca- mah di Kota Kupang, Nusa Tengga- dah ke pusat kota agar lebih mudah baik dan menjadi tempat belajar
pek juga setelah sampai Jakarta,” katanya. Ia ra Timur. mendapat order. Mereka tinggal di bagi semua orang, terutama dari
termotivasi berwisata ke gunung karena Melihat daster yang dikenakan rumah dua kamar yang oleh Maria kelompok yang tidak mampu,” ka-
ayahnya sudah bergabung dengan organisasi Maria di saat ia tengah hamil, te- disebut gubuk. Dindingnya reyot ta Maria.
penjelajah alam sejak SMA. tangganya tertarik dan menanyak- dan atapnya yang terbuat dari seng KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN Lepas dari segala pencapaian
”Februari nanti, aku mau ke Papandayan an tempatnya membeli daster ber- banyak bolongnya. Lantai masih itu, masih ada beberapa mimpi
karena open trip dibuka lagi. Masak punya warna hijau itu. Saat itu, tahun berupa tanah. Maria Agustina Tjung usaha Maria, ada yang memba- Maria yang belum terwujud. Di
bapak pencinta alam, anaknya enggak pernah 1993, model daster yang dikenakan ”Waktu itu saya hanya punya ngun usaha mandiri di Kota Ku- antaranya ia ingin memiliki in-
naik gunung,” ujar Vashti seraya tertawa. Maria belum banyak dijumpai di satu mesin jahit. Tak ada tempat, Lahir: Kupang, 18 Agustus 1968 pang atau kampung-kampung di dustri garmen dengan separuh pe-
Sebelum mendaki, ia sering berolahraga hing- Kota Kupang. makanya saya simpan di kamar Anak: Andre, Randi, dan Rio pedalaman. kerjanya kelompok difabel. Ia juga
ga menyiapkan peralatan lengkap. Lantaran kagum, sang tetangga tidur. Saya kerja sambil jaga anak Yanti Sela (39), penyandang tu- ingin memiliki budidaya serat
Vashti yang juga Miss Eco Indonesia 2019 meminta Maria menjahit dua ke- yang masih bayi. Prinsip saya, ja- ga, biarawati, dan warga binaan di narungu, menjadi salah satu kar- rami sebagai pengganti kapas.
itu memaknai pengalamannya dengan se- baya untuk digunakan pada acara ngan mengeluh dan selalu me- lembaga pemasyarakatan. ”Saya yawan. Sudah 15 tahun ia bekerja Langkah awal, ia sudah menyiap-
makin semangat untuk menjaga lingkungan. wisuda. Tetangga itu tidak mem- nunggu bantuan dari pemerintah. dulu belajar menjahit itu dari bu- dengan Maria. Yanti kini menjadi kan lahan.
”Pemandangannya cantik banget. Aku juga persoalkan jika Maria menjahit de- Lakukan apa yang bisa kita lakukan ku punya orang. Saya belajar sem- penjahit paling produktif di antara Daniel Hurek, mantan Wakil
pengin naik gunung sebelum ulang tahun ngan jarum tangan. Saat itu, Maria dengan apa yang kita miliki,” ka- bunyi-sembunyi karena takut ke- semua karyawan, termasuk mere- Wali Kota Kupang, menilai Maria
ke-27,” ucapnya sambil tersenyum. (BAY) belum punya uang untuk membeli tanya. tahuan pemilik buku. Sekarang ka yang normal secara fisik. Da- adalah sosok perempuan pekerja
mesin jahit, yang di Kota Kupang Usaha menjahit itu terus tum- saya tidak mau orang mengalami lam satu hari Yanti bisa menjahit keras. Ia tahu betul perjalanan
berharga sekitar Rp 150.000 sampai buh meski banyak tantangannya. seperti saya. Ilmu harus dibagi. hingga enam celana. usaha Maria. Daniel sering ter-
Rp 200.000. Tahun 2005, ia menjalankan usaha Jangan pelit ilmu,” ujarnya. Dengan bahasa isyarat, Yanti libat mendampingi kelompok usa-
Dalam hal menjahit, Maria yang kecil itu sendiri. Tahun 2008, ia membangun menyatakan, dirinya sangat ber- ha kecil sejak menjadi anggota
tak lulus sekolah menengah per- tempat pelatihan menjahit yang syukur dilatih dan diterima be- DPRD Kota Kupang hingga ia
tama itu punya pengalaman. Saat Harapan kaum difabel berlokasi sama dengan tempat kerja di tempat Maria. Dengan menjadi wali kota. ”Semangat
merantau ke Surabaya, Jawa Ti- Suatu ketika, ia mengikuti ke- usaha menjahit. Mereka meng- bekerja, ia bisa menafkahi sua- yang ditunjukkan Maria harus di-
mur, selama periode 1987 hingga giatan yang digelar Organisasi Bu- gunakan teras rumah. Setelah cu- minya yang juga penyandang di- contoh. Ia tidak tamat SMP, tetapi
1990, ia bekerja di sebuah butik ruh Internasional (ILO) di Kota kup modal, ia mendirikan ba- sabilitas dan anaknya. Selain Yan- karyanya luar biasa,” kata Daniel.
sembari belajar menjahit. Ia ke- Kupang. Melihat keterampilannya ngunan dua lantai untuk rumah ti, ada juga seorang tunarungu Jarum tangan yang dipakai un-
mudian bekerja di perusahaan gar- yang menonjol, dia diutus meng- tinggal dan tempat pelatihan. yang bekerja di sana dari total 18 tuk merajut sehelai daster telah
men di Denpasar, Bali, mulai 1990 ikuti pelatihan menjadi pelatih Sejumlah lembaga pemerintah karyawan. membawa Maria sampai ke titik
sampai 1993. menjahit di Bandung, Jawa Barat. sering menggunakan tempat itu. ”Yanti kerja paling cepat, ma- yang jauh. Titik yang tidak pernah
Tak heran, dua helai kebaya yang Dari situ, ia mendapat sertifikat Secara berkala ia juga mengada- kanya dia bisa pakai mesin jahit dia bayangkan sebelumnya. Ja-
dikerjakan Maria dengan jarum melatih di sejumlah daerah di NTT kan pelatihan gratis untuk mereka yang kecepatannya tinggi. Me- rum itu ternyata tak hanya me-
tangan pun mendapat pujian dari hingga ke pelosok desa. yang tidak mampu, kemudian mang tiap orang punya keterba- rajut kain, tetapi juga merajut
para tetangga saat kebaya dike- Ia juga melatih kelompok disa- mengajak mereka magang. Ada tasan, tapi juga punya talenta ma- harapan hidup untuk mereka
nakan wisudawan itu. Keluarga bilitas, komunitas ibu rumah tang- yang memilih bekerja di tempat sing-masing,” kata Yuliana Mado yang tidak mampu.
ARSIP PRIBADI

Anda mungkin juga menyukai