Anda di halaman 1dari 1

CAGAR

BUDAYA
Keunikan
dalam Sebuah
Bangunan
Cagar Budaya
MINGGU „ 12 FEBRUARI 2017 13 “Masjid
Rao-Rao”

HARI
PUISI
Isbedy Stiawan 14 CERPEN Pertemuan Ajo
Siman dan Jon Ladiang
15 16

Tanah Ombak Merayakan


Kegembiraan Kreatif
Anak-anak Purus, Kota Padang, yang tergabung
dalam Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak,
menggelar Pentas Kreatif selama dua hari. Aksi
panggung mereka, juga film layar lebarnya berjudul
“Nyanyian Tanah Ombak”, cukup mendapat
apresiasi positif. Para relawan dan penggeraknya,
menamakan ini bagian dari upaya gerakan
berhastag #PurusHebat!

Oleh GANDA CIPTA & SYAWAL


Wartawan Padang Ekspres

S
eorang anak berlari seperti panik, berputar mengitari panggung di
antara teman-temannya. Ia menyorakkan, “Oi…, anak orang
berhandphone hilang…. Oi… anak orang berhandphone hilang….”
Tak lama, sekelompok anak muncul dengan peralatan memasak, seperti
kuali, periuk, kaleng, sendok dan galon. Pakaian mereka warna-warni,
menabuh benda tersebut menjadi bebunyian, sembari sesekali meneriaki
juga, “Anak orang berhandphone hilang….” Suasana pun riuh rendah. Makin
lama peralatan dapur itu kencang ditabuh, sebagai penanda ada kabar
penting yang harus ramai-ramai diketahui, dan mencari yang dibilang hilang.
Ilustrasi di atas, sebuah adegan dalam pentas teater yang dimainkan
anak-anak Ruang Baca dan Kreativitas (RBK) Tanah Ombak dalam lakon
“Cerita Hari ini”, 28 Januari lalu, di Gedung Utama Taman Budaya Padang
dan 3 Februari di Sei Pinang Kawasan Pulau Mande Pesisir Selatan. pencapaian kreativitasnya melampui anak-anak kebanyakan. Seperti Naya,
Pertunjukkan yang disutradarai Robby W Riyodi tersebut, merupakan puisi-puisi yang ditulisnya, memiliki kekuatan imajinasi serta dunia kanak-
teater anak-anak, yang mengisahkan seorang anak bernama Diva, keluarga kanak yang menjelma puisi, terasa menarik.
Indonesia hari ini, yang kecanduan gadget, aktif di media sosial, dan Sahabat Tanah Ombak Award, secara tersirat, ingin menggugah banyak
komunikasi dengan ayah serta ibu maupun teman, hanya melalui smart- pihak untuk bersama-sama memberikan apresiasi kepada mereka yang
phone. berkarya serius, memiliki pencapaian artistic yang terukur, jelas pada apa
Suatu ketika, Diva tertidur dan bermimpi. Tiba-tiba dia berada di negeri yang tengah diperjuangkan. “Ini juga bagian dari mengedukasi diri, terutama
yang asing. Gadgetnya tak berfungsi. Semua aplikasi di handphonenya anak-anak Tanah Ombak, bahwa menghargai karya orang lain yang hebat
hilang. Benda canggih di tangannya itu kini betul-betul mati gaya, tak itu wajib hukumnya,” kata Yusrizal KW dan Syuhendri.
berguna. Merayakan Kraetivitas
Tak lama muncul sekelompok anak, yang kemudian, menjadi teman Merayakan kreativitas, begitulah kata yang tepat untuk acara yang
Diva. Anak-anak tersebut, ternyata anak-anak masa lalu, yang hidup ketika dihadirkan selama dua hari itu. Dikatakan “merayakan kreativitas, kata
handphone belum ada di tangan anak-anak Indonesia. Diva pun Syuhendri, karena ini adalah bagian dari proses pembelajaran anak-anak di
bersahabat, lalu diperkenalkan pada permainan-permainan anak-anak Tanah Ombak. Dengan pentas ini, mereka akan tahu, setiap latihan, setiap
tradisional, seperti cik mancik, kaleleang, gontri, sembalakon dan lainnya. belajar, akan ada pentas untuk memperlihatkan karya ke masyarakat, ya
Diva pun menikmati, setelah sebelumnya ia menimbun gadgetnya ke dalam bisa saja, ini proses belajar memahami respon, apakah itu bentuknya kritik
tumpukan daun-daun kering. atau pujian. Setidaknya, begini cara Tanah Ombak merayakan kegembiraan
Naskah yang ditulis Yusrizal KW dan diperkaya oleh Syuhendri tersebut, kreatif. Kata kegembiraan sengaja dilekatkan, karena proses belajar dan
upaya mengedukasi penonton yang di antaranya orangtua dan anak, agar kreatif, harus menyenangkan.
tak terjebak pada keasyikan tak bernilai dalam memanfaatkan teknologi Dipaparkan Yusrizal KW, Tanah Ombak sebagai ruang baca, juga
atau gadget. Anak-anak juga harus diperkenalkan pada permainan mewadahi anak-anak dan remaja di kawasan Purus, terutama Purus III,
tradisional, yang melibatkan fisik dan pikiran atau kecerdasan mereka dalam untuk mengembangkan potensi dirinya dalam gerakan literasi. Membaca
berinteraksi langsung dengan teman serta lingkungannya. “Jika kau hal utama, karena akan menoipang kualitas karya atau pikirannya kelak.
menunduk terus pada gadgetmu, kapan kau akan melihat pelangi?” kata Saat ini, sekitar 50-an orang anak-anak dan remaja tergabung di Tanah
Wila, peran ibu dalam lakon ini. Ombak, yang semua anak-anak Purus. Jika selama ini, anak-anak Purus
Menyaksikan pertunjukkan anak-anak Tanah Ombak, panggung bagai mungkin terabai dan diabaikan, dengan adanya Tanah Ombak, citra positif
disulap menjadi sebuah dunia anak yang mengasyikkan, bernyanyi, mulai terbangun untuk Purus. Apalagi para relawan Tanah Ombak
bermain dan bergelut serta memupuk kesetiakawanan. Dalam cerita ada menamakan gerakan mereka juga sebagai gerakan dengan hastag
dialog yang menarik, juga ada Hadip Kurniawan, yang menyela dalam pan- #PurusHebat. Hal itu didukung dengan banyaknya para tokoh, pejabat,
tomime di jelang akhir pertunjukan. wartawan dan media serta mahasiswa, berkunjung dan berbagi ilmu di
Musik yang ditata Muhammad Riski yang didukung oleh Fikri dan Dika, Tanah Ombak.
membuat pentas “Cerita Hari ini” cukup menghibur. Pentas dibuka dengan Selain dari teater dan musik, pada malam kedua, digelar acara nonton
lagu puisi, yang diangkat dari karya Abinaya Ghina Jamela, berjudul “Ketika bareng film Nyanyian Tanah Ombak. Film ini disutradarai oleh Yan Yoko,
Aku Membaca Buku”. dan pemainnya adalah anak-anak Tanah Ombak, relawan dan warga Purus.
Menurut Syuhendri, anak-anak Tanah Ombak yang dua tahunan dalam Film ini menceritakan, gerakan membangun taman bacaan tidak mudah,
gemblengannya bersama relawan dalam bidang teater, memang disiapkan tapi membutuhkan semangat cerdas dan tulus untuk menggerakkannya.
untuk menjawab pentingnya teater untuk anak-anak. Tontonan gembira Pada hari pertama, wali kota Padang juga meresmikan program Classy
untuk anak, kata sutradara teater Noktah ini, saat ini boleh dikatakan tidak Yunior, sebuah program dongeng radio, kerjasama tanah Ombak dengan
ada. Melalui anak-anak Tanah Ombak, ingin menginspirasi publik serta radio Classy FM. Sekaligus hari itu, Tanah Ombak mencanangkan “Gang
pelaku seni, untuk bersama menyiapkan pertunjukan yang mendidik dan Dongeng”, yaitu area ditemukannya anak-anak hebat mendongeng karena
menginpirasi anak-anak Indonesia melakukan hal terbaik untuk dirinya melalui proses pendidikan kreatif di Tanah Ombak.
secara kreatif. Tanah Ombak, merupakan Ruang Baca dan Kreativitas, secara informal
Yusrizal KW, salah seorang founder Tanah Ombak yang memanaj pro- Walikota Padang, Mahyeldi menyerahkan Sahabat Tanah Ombak Award mendidik anak-anak untuk meningkatkan budaya dan gemar membaca.
gram kreatif, bahwa pentas kreatif yang diselenggarakan selama dua hari, kepada Abinaya Ghina Jamela, penyair Resep Membuat Jagat Raya, di Dengan gerakan literasi, anak-anak Tanah Ombak, dikuatkan melalui
merupakan semacam penyapaan komunitas mereka kepada publik yang dampingi Yusrizal KW dan Suhendri. membaca, belajar dan melejitkan potensi berdasarkan bakat dan minat serta
selama ini kenal melalui upload media sosial. Dengan pentas ini, kita ingin kemandirian.
bersilaturrahmi, membangun komunikasi yang sama-sama mengun- Fernando, Yudi Pratama, Arwi Ardiansyah, Senia, Rivaldo Julio, Arief Tanah Ombak sudah meraih penghargaan, antara lain Juara 1 regional
tungkan bagi pencapaian kreativitas. Rahman, Adhisti Nabila, Adelva Gwenika dan Putri Maylisa Anggraini Sumatera dalam Gramedia Reading Community Competition, Anugerah
Yusizal KW dan Syuhendri, merupakan dua motor utama penggerak Sahabat Tanah Ombak Award Literasi Minangkabau sebagai Komunitas terbaik dari Gubernur Sumbar,
Tanah Ombak, yang didukung oleh puluhan relawan. Sebagaimana diakui Pada dua hari pentas kreatif, Tanah Ombak menggelar acara launching serta melalui binaan teater Noktah meraih sebagai salah satu Penampil
Fahmi Akbar, seorang relawan yang juga stage manager, didampingi relawan buku puisi penyair berusia tujuh tahun, Abinaya Ghina Jamela, berjudul Terbaik Festival Teater Anak-anak Tingkat Nasional di Taman Ismail Marzuki
Desma Rosi dan Cahaya Karmila, bahwa Tanah Ombak kuat karena “Resep Membuat Jagat Raya”. Buku Naya, dilaunching oleh penyiar Gus tf. Jakarta.
relawannya kreatif dan iklas berbagi pada anak-anak. Dan pentas kreatif ini, Karena buku tersebut, Abinaya meraih Sahabat Tanah Ombak Award, Keberadaan Tanah Ombak, menurut Yusrizal KW didukung banyak
merupakan produk dari keberbagian tadi. yang diserahkan oleh Wali Kota Padang Mahyeldi. Yusrizal KW, dalam pihak, dari berbagai kalangan, lembaga dan para sahabat, termasuk para
Pentas Cerita Hari ini didukung oleh Willa Marwendi, Diva Naura, Rachel sambutannya mengatakan, sahabat Tanah Ombak Award merupakan mahasiswa. Karena itu, Tanah Ombak, tidak berani mengatakan ia tumbuh
Gemi Raldika, Rezy Hendra Pratama, Rendi Ramadhan, Dio Saputra, Edo penghargaan yang diberikan dan akan diberikan kepada anak-anak yang sendiri. Sebab, ia hadir karena diapresiasi banyak orang! (*)

FOTO-FOTO TAMBO
Aksi Panggung Pentas Kreatif Anak Tanah Ombak, Purus, Padang.

Anda mungkin juga menyukai