Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL DESIGN PROJECT “SANGGAR BACA PANDA”

(Sanggar Baca Harapan Anak Desa)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mid Mata Kuliah azas


dan metode prancangan arsitektur 3
Pengampu: A R Z A L T A H I R , S T . , M S I

Oleh :
FAUZAN RIJUL R
NIM. E1B119083

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
20201
BASIC DATA PROJECT

Nama Proyek : Sanggar Baca PANDA


Lokasi : - (KAMPUNG BAJO PANTAI TORONIPA)

Nama Organisasi : Sanggar Baca PANDA


Mitra Kerja : Komunitas Jendela
1001 Buku
Sahabat Pulau
Kemitraan kontrak dengan Yamaha Music, Greebel, dan Gramedia
Warehouse.
Durasi Kegiatan : 1 tahun (sustainable)
Proyek ini dibangun dalam jangka waktu 1 tahun, akan tetapi dapat
terus bersifat sustainable selama masyarakat berkomitmen menjaga
pengelolaan untuk tetap berjalan baik, dengan evaluasi berkala dari
organisasi.
ORGANIZATIONAL BACKGROUND

Nama Organisasi : Sanggar Baca PANDA (Sanggar Baca Harapan Anak Desa)

Fokus Organisasi : Merupakan organisasi nonprofit di bidang Seni Budaya &


Pendidikan Informal yang memfasilitasi akses bagi anak-anak di
wilayah pedesaan terhadap rumah baca multimedia dan sanggar
seni.

Citra Organisasi :

Sanggar Baca PANDA merupakan sebuah organsisasi berbasis aksi kepemudaan yang
bergerak di bidang pendidikan alternatif (non-formal) bagi anak-anak di desa tertinggal di
seluruh Indonesia. Kami mendedikasikan diri bagi anak-anak desa dengan jalan memfasilitasi
pendirian rumah baca multimedia sekaligus sanggar seni (Studio Seni), untuk memberikan
kesempatan bagi mereka dalam mengekspresikan kebutuhan seni sekaligus membuka
cakrawala dunia.

Kami percaya bahwa seni dan kreativitas serta ilmu pengetahuan akan membawa perubahan
berarti bagi anak-anak bangsa. Namun keterbatasan perekonomian pedesaan, terutama di desa
–desa yang belum tersentuh pembangunan merata, selama ini masih menjadi kendala terbesar
dalam mewujudkan cita-cita mulia untuk membangun generasi muda. Banyak anak-anak desa
dengan latar belakang perekonomian keluarga berpenghasilan rendah, tidak mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan dasar—apalagi untuk menjamin kebutuhan akan ekspresi
seni. Maka dari itu, dengan membukakan akses anak-anak desa terhadap seni dan literasi,
Sanggar Baca PANDA berharap dapat memberikan kesempatan belajar bagi mereka untuk
menciptakan generasi muda yang berwawasan luas dan memiliki kreatifitas tanpa batas.

Nama Sanggar Baca PANDA memiliki sejumlah makna yang mencerminkan tujuannya.
Sanggar merupakan tempat untuk mengekspresikan kebutuhan seni, baik itu seni tari, lukis,
musik, dan lain sebagainya. Kata 'Baca' menunjukkan visi kami untuk menyebarkan budaya
membaca yang diharapkan akan memperkaya pengetahuan maupun daya imajinasi anak-
anak. PANDA atau yang merupakan singkatan dari "Harapan Anak Desa" memperlihatkan
cita-cita kami untuk mengembangkan potensi generasi muda (anak-anak) yang nantinya akan
menggerakkan desanya menuju kesejahteraan.
Dengan demikian fokus kegiatan Sanggar Baca PANDA berlandaskan pada tujuan human
development dibidang pendidikan non-formal, melalui program pendirian rumah baca-
multimedia dan sanggar seni, donasi buku, donasi dana, kegiatan bermain dan belajar, dan
lain sebagainya.

Visi Organisasi

“Berdedikasi kepada anak negeri dengan jalan berbagi sumber ilmu pengetahuan serta ruang
mengekspresikan seni.”

Misi Organisasi

(1) Menjadi wadah kepedulian pemuda terhadap pendidikan non-formal bagi anak-anak
di wilayah pedesaan tertinggal.
(2) Memfasilitasi anak-anak desa terhadap media infomasi literasi dan ekspresi seni,
dengan mempelopori pendirian rumah baca dan pengelolaan sanggar seni multimedia
interaktif.
(3) Menyebarkan budaya baca dan ekspresi seni sebagai pendidikan alternatif untuk
mengembangkan potensi anak, melalui kegiatan-kegiatan yang dimotori oleh para
relawan.
(4) Membuka cakrawala anak-anak di desa tertinggal untuk tumbuh menjadi generasi
penerus yang berwawasan dan penuh kreatifitas serta inovasi.

Nilai-nilai

Nilai yang menjadi orientasi terpenting dalam Sanggar Baca PANDA adalah untuk peduli
terhadap kebutuhan anak-anak pedesaan, menyumbangkan tenaga dan ide untuk menciptakan
ruang belajar non formal yang menyenangkan, dan kemauan untuk memajukan pendidikan
bagi anak-anak di desa tertinggal.
CONTEXTUAL ANALYSIS

A. Problem Specifics
Sebagai sebuah kota yang telah lama dikenal dengan ikon ‘Kota Pendidikan’, setiap
tahunnya Kota Malang telah mampu menarik minat ribuan pendatang untuk mengenyam
pendidikan. Sektor pendidikan memang selalu menjadi daya tarik utama dari kota Kendari
karena didukung dengan banyaknya institusi pendidikan di berbagai jenjang, mulai dari
tingkat Playgroup yang berstandar Internasional, hingga jajaran Kampus yang menjulang
tinggi memenuhi ruang kota Kendari. Seiring potensi peningkatan jumlah pendatang yang
membutuhkan pendidikan, setiap institusi kini bersaing ketat untuk meningkatkan fasilitas
maupun pelayanan pendidikan mereka. Oleh sebab itu, tak heran apabila berbagai sarana
pendukung di masing-masing institusi mulai dilengkapi agar tetap menarik minat para
pelajar.

Fenomena pembangunan ini bahkan tidak hanya gencar dilakukan oleh institusi
pendidikan formal, melainkan telah merambah juga ke sektor pendidikan non formal seperti
lembaga bimbingan belajar, lembaga bimbingan bahasa, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, maka sudah sewajarnya masyarakat Kota Kendari akan selalu memiliki pilihan
yang beragam dalam menentukan manakah institusi pendidikan yang terbaik bagi mereka,
yang dapat mengakomodasi tidak hanya kebutuhan akademis saja, namun juga kebutuhan
non akademis seperti seni dan keterampilan. Hal ini seringkali menjadi prioritas karena
adanya pertimbangan bahwa di era sekarang ini, seseorang tidak hanya dituntut memiliki
kecerdasan agar bisa bersaing dan sukses, namun juga perlu memiliki nilai plus dalam hal
skill tertentu serta berwawasan yang luas.

Namun, gemerlapnya pembangunan pendidikan di Kota Kendari sesungguhnya tidak


benar-benar bisa dirasakan oleh semua warganya. Beberapa desa di pinggiran kota Kendari,
misalnya, hampir tidak merasakan adanya sentuhan pembangunan pendidikan yang berarti.
Sekolah-sekolah memang dibangun, namun dengan fasilitas seadanya. Belum lagi soal fakta
bahwa hanya dibangun satu sekolah dalam suatu lingkungan, sehingga bagi sebagian orang
harus ditempuh lebih jauh dan dengan akses transportasi tidak mudah. Salah satu kondisi
nyata dalam permasalahan ini adalah di Kampung Bajo yang terletak di Tepi pantai toronipa,
Berbatasan dengan pulau bokori dan pantai kasilampe, Kampung Bajo terletak di wilayah
dataran tinggi. Wilayah di sekitar kampung bajo di dominasi oleh pasar pasar kecil dimana
banyak persediaan masyarakat di jual.
utama di daerah ini adalah di sektor Kampung bajo itu sendiri. Melihat kondisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa Kampung bajo merupakan salah satu wilayah di kota
Kendari yang terbilang cukup terpencil dari akses pendidikan (keberadaan sekolah yang
jarang dan jarak tempuh yang jauh), tidak tersedianya akses perpustakaan yang berstandar
baik, dan juga tidak adanya fasilitas seni (studio musik, sanggar tari, dsb). Melihat kondisi
dari lingkungan sekitar juga mengindikasikan bahwa desa tersebut masih belum secara
maksimal tersentuh pembangunan dari pemerintah, khususnya di bidang pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dalam kegiatan survei lapangan, penulis
berupaya melakukan pendekatan terhadap target sasaran masyarakat dalam memahami
permasalahan kurangnya akses terhadap pendidikan non formal. Temuan yang didapat
menunjukkan bahwa sekolah memang ada, namun fasilitas yang diberikan tidak dapat
menunjang kebutuhan siswa untuk mengembangkan potensi diri secara lebih maksimal agar
dapat bersaing di dunia kerja nantinya. Padahal, seni dan kreativitas serta luasnya cakrawala
pengetahuan adalah suatu modal yang akan membawa perubahan berarti bagi anak-anak
bangsa, terutama dalam menggerakkan kemajuan bagi desanya. Tidak cukup hanya dengan
belajar menyerap ilmu, namun salah satu yang terpenting adalah bagaimana individu dapat
membentuk identitas uniknya dengan kemampuan tertentu yang akan menjadi ‘nilai jual’
bagi dirinya di masa depan. Selama ini, kegiatan yang menjadi rutinitas anak-anak di desa
Tegalweru setelah sekolah hanyalah bermain-main saja, atau bagi mereka yang kurang
beruntung, harus membantu perekonomian keluarga.

Dengan keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan akan ekspresi seni,


misalnya, menjadikan kebutuhan ini terpaksa ditinggalkan oleh anak-anak desa Kampung
bajo yang tidak memiliki kesempatan sama seperti anak-anak lainnya di Kota Kendari. Maka
dari itu, Sanggar Baca PANDA hadir untuk memberikan perhatian lebih terhadap
permasalahan tersebut. Dengan membukakan akses anak-anak Kampungb bajo terhadap seni
dan literasi, Sanggar Baca PANDA berharap dapat memberikan kesempatan belajar bagi
mereka untuk menciptakan generasi muda yang berwawasan luas, berketerampilan, dan
memiliki kreatifitas tanpa batas.
B. Context

 Lokasi
Kampung Bajo, Kendari.

 Isu
Seni Budaya – Pendidikan Non Formal.
 Kultur
Budaya yang melatarbelakangi adanya kebutuhan ini adalah mengenai rendahnya
minat membaca di kalangan anak-anak desa Tegalweru karena kurangnya
keterbukaan akses terhadap buku bacaan, serta tidak adanya fasilitas atau sarana bagi
anak-anak untuk menyalurkan kebutuhan akan seni budaya. Akibatnya adalah anak-
anak kurang terbuka wawasannya, tidak memiliki tempat untuk mengembangkan
bakat minat (akses ke pusat kota Malang sangat jauh), serta hanya menghabiskan
waktu diluar sekolah untuk kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat seperti
bermain game.

 Institusi
Sanggar Baca PANDA (Sanggar Baca Harapan Desa)

C. Actors

Proyek yang dilaksanakan Sanggar Baca PANDA melibatkan sejumlah pihak demi
keberhasilannya, diantaranya adalah pengurus organisasi, anggota organisasi,
Pemerintah Kota Malang, Kepala Desa Tegalweru Dau, Ketua RT/RW setempat,
Organisasi Mitra (1001 Buku, Komunitas Jendela, Sahabat Pulau), Mitra Sponsorship
(Greebel, Yamaha Music, Gramedia Pustaka Utama Warehouse), donatur tetap,
donatur tidak tetap (masyarakat kota Malang), serta dukungan penuh dari seluruh
warga setempat di wilayah Desa Tegalweru, Dau.

Dalam mewujudkan visi dedikasi kepada anak-anak di wilayah pedesaan Tegalweru,


Sanggar Baca PANDA membangun kemitraan jaringan dengan sejumlah organisasi
yang memiliki kepedulian yang sama dalam hal membangun fasilitas pendidikan bagi
anak-anak, serta berupaya untuk membangun koneksi dengan lembaga pemerintahan
seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial guna mendapatkan dukungan yang lebih
formil, disamping juga tetap mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kota Malang.
Kemitraan proyek yang dibangun oleh Sanggar Baca PANDA mencakup sejumlah
organsisasi dan komunitas lainnya seperti Sahabat Pulau (organisasi kepemudaan
yang melaksakan pemberdayaan berbasis socio-entrepreneurship dan berfokus utama
pada penyelesaian masalah pendidikan), Komunitas Jendela (komunitas pemuda yang
fokus berkarya dan berkontribusi pada pendidikan anak), dan 1001 Buku (organisasi
nirlaba dan jaringan relawan dalam pengelolaan taman bacaan anak). Organisasi dan
komunitas diatas nantinya akan saling bersinergi bersama Sanggar Baca PANDA
dalam hal membangun jaringan taman bacaan dengan sistem rotasi buku agar tiap-tiap
rumah baca dapat menyediakan bacaan yang lebih beragam. Namun khusus dalam
pembangunan Studio Seni, Sanggar Baca PANDA akan mengerahkan upayanya untuk
membangun secara mandiri organisasi dan bercita-cita untuk mempelopori pendirian
ruang semacam ini untuk menyeimbangkan kebutuhan yang tidak hanya di sisi
pendidikan saja, melainkan juga memperhatikan kebutuhan mengekspresikan seni
bagi anak-anak.

Para relawan dalam Sanggar Baca PANDA dapat berasal dari kalangan pelajar,
mahasiswa, maupun sarjana muda tanpa memperdulikan latar belakang keilmuan.
Pada dasarnya, keanggotaan sangat terbuka bagi siapapun yang memiliki kepedulian
lebih terhadap pendidikan non-formal untuk anak-anak di desa tertinggal, dan bagi
mereka yang berkomitmen untuk bersedia turun lapangan mewujudkan cita-cita
organisasi tanpa mengharapkan imbalan materil. Struktur kerja yang fleksibel tetap
memungkinkan organisasi untuk merekrut tenaga yang ahli di bidang pendidikan,
namun tidak bersifat mandatoris. Para relawan juga akan diberdayakan untuk
membangun koneksi personal terhadap pejabat pemerintahan dalam Dinas Pendidikan
dan Dinas Sosial, dan Pemerintah Kota Malang.

D. What Has Been Done?

Dalam gagsan proyek ini, organisasi Sanggar Baca PANDA melakukan serangkaian
tahapan yang diperlukan dalam mewujudkan kelangsungan proyek. Pertama-tama,
kami menentukan susunan kepengurusan proyek untuk menentukan tanggung jawab
dari masing-masing anggota, agar pelaksanaan dapat berlangsung lebih terarah karena
dikondisikan oleh masing-masing penanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah
dengan merancang proposal untuk menggalang dana dari berbagai donatur dan mitra:
a. Proposal Pengajuan Proyek kepada Kepala Desa Tegalweru, Dau.
b. Proposal Bantuan Dana kepada Pemerintah Kota Malang, Dinas Pendidikan,
ataupun Dinas Pendidikan.
c. Proposal Kemitraan dengan Yamaha Music, Greebel, serta Gramedia Pustaka
Utama Warehouse.
d. Proposal Kemitraan Jangka Panjang dengan Organisasi 1001 Buku, Komunitas
Jendela, dan Sahabat Pulau.

Kemudian tahapan selanjutnya adalah dengan menyusun strategi penggalangan dana


dari donatur tetap dan donatur tidak tetap, yakni dari masyarakat Kota Malang melalui
publikasi intens mengenai donasi di media sosial dan kerjasama publikasi dengan
Toko Buku Gramedia Kota Malang & Toko Buku Togamas Malang. Termasuk
diantaranya adalah strategi untuk melakukan pendekatan dengan komunitas-
komunitas pecinta buku baik di wilayah Malang maupun di luar Malang, untuk
menggalang sumbangan berupa buku (fisik) secara langsung. Promosi ini dilakukan
semenarik mungkin dengan memberikan sentuhan totalitas pada desain web (agar
menimbulkan kesan profesional dan terpercaya), desain poster penggalangan yang
disebarkan di toko-toko buku, serta publikasi media sosial. Penggalangan donasi ini
dilakukan dalam jangka waktu 5 bulan sebelum proyek pembangunan dilaksanakan,
dan dilaksanakan melalui sistem transfer maupun kiriman (atau jemput bola) apabila
donasi berupa buku.

Langkah berikutnya dilakukan beriringan dengan tahapan penggalangan dana, yakni


Sanggar Baca PANDA juga sekaligus membuka tawaran volunteer bagi kalangan
mahasiswa kota Malang maupun untuk umum. Volunteer ini dimaksudkan sebagai
penggerak organisasi, yang sangat dibutuhkan baik sebelum proyek pembangunan
dilakukan yakni untuk penggalangan donasi, hingga setelah Studio Seni dan Rumah
Baca Multimedia telah selesai didirikan yakni sebagai tenaga pengajar sukarelawan.
PROJECT DESCRIPTION

Proyek ini bernama Sanggar Baca PANDA “DAU”. Tujuan utama dari didirikannya
organisasi serta pelaksanaan proyek ini adalah untuk membukakan akses bagi anak-anak di
Desa Tegalweru terhadap fasilitas seni dan literasi, yang selama ini tidak bisa mereka
dapatkan karena belum tersentuh pembangunan pendidikan yang lebih komprehensif.
Kebutuhan akan penguasaan kemampuan diluar akademis (kemampuan seni sebagai salah
satunya) menjadi mutlak dibutuhkan mengingat persaingan di era saat ini tidak hanya
mengandalkan kemampuan akademis saja. Anak-anak desa menjadi perlu untuk memiliki
wawasan yang terbuka, dan memiliki skill tertentu yang akan memberikan nilai tambah bagi
dirinya, agar tidak kalah dari mereka yang mengenyam pendidikan berstandar tinggi di kota.

Selain dari tujuan diatas, terdapat sejumlah tujuan khusus dari proyek ini sebagai berikut:

1. Sebagai wadah menyalurkan kepedulian sosial bagi masyarakat khususnya kota


Malang. Pada dasarnya, kepedulian sosial di kalangan anak muda merupakan
suatu bentuk tren tersendiri. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita dapat
menumbukan kepekaan masyarakat agar ikut turun tangan dalam sebuah
permasalahan tanpa menunggu perhatian pemerintah, bahkan lebih baik lagi
apabila kita dapat menggerakkan pemerintah untuk mulai ikut memberikan
perhatian lebih terhadap isu yang kita angkat.
2. Menyebarkan budaya membaca dan ekspresi seni sebagai pendidikan alternatif
untuk mengembangkan potensi anak, melalui kegiatan-kegiatan yang dimotori
oleh para relawan. Hal ini sekaligus akan meningkatkan angka literasi bagi anak-
anak di pedesaan, dalam tujuan membuka cakrawala anak-anak di desa tertinggal
untuk tumbuh menjadi generasi penerus yang berwawasan dan penuh kreatifitas
serta inovasi.
3. Menggerakkan Pemerintah untuk turun tangan di bidang pendidikan yang lebih
merata bagi seluruh anak-anak di wilayah Malang Raya, dan juga agar terlibat
secara aktif dan memiliki kepedulian terhadap nasib anak-anak di wilayah sekitar
perbatasan Kota.

Output atau hasil yang diharapkan dari pelaksanaan proyek ini adalah anak-anak desa
Tegalweru memiliki kesempatan yang sama untuk berwawasan luas, serta berekspresi seni
dan mengembangkan potensinya agar ada nilai tambah yang bisa ia maksimalkan untuk
kebutuhan ekonomi di masa depan. Harapannya ialah bahwa anak-anak desa Tegalweru dapat
tumbuh menjadi pemuda-pemudi yang nantinya mampu menggerakkan desanya menuju
kemakmuran, karena dengan menjadi pandai dan berkemampuan, maka seseorang akan
memiliki potensi lebih untuk dapat memberikan gagasan baik bagi kemakmuran bersama.

Sementara itu indikator dari keberhasilan proyek dapat diukur dengan 2 hal:
sustainibilitas (keberlangsungan proyek yang tetap berjalan setelah dilepastangankan oleh
Organisasi untuk diserahkan sepenuhnya kepada pengelola desa), dan meningkatnya jumlah
donatur dan relawan, termasuk dengan terjalinnya kemitraan sinergis dengan organisasi-
organisasi lain yang serupa dalam merumuskan program-program yang baik bagi
pembangunan pendidikan non-formal, atau bahkan dalam poin tertinggi dapat tercipta joint
cooperation untuk mengatur penggunaan sumber daya (pendanaan, donasi fisik seperti buku
dan alat musik) secara bersama-sama. Namun dalam mencapai keberhasilan proyek, tentunya
kami juga mengadapi sejumlah hambatan tersendiri, diantaranya adalah hambatan dana yang
mungkin terjadi karena jumlah dana yang didapatkan mungkin tidak sebanding dengan
kebutuhan proyek. Kami menyadari bahwa proyek ini terbilang high-cost, dan maka dari itu
kami berupaya untuk menjalin koneksi seluas-luasnya kepada berbagai sumber dana dan
kemitraan agar dapat memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan.

Berikutnya adalah mengenai aktifitas yang dilakukan dalam proyek. Tahap pertama
adalah perkenalan organisasi yang akan membutuhkan promosi atau sosialisasi organisasi dan
apa yang menjadi tujuan organisasi untuk menggalang dukungan publik, mencari relawan,
dan menarik perhatian donator. Setelah dana terkumpul dan seluruh perijinan telah
diselesaikan, maka kami memulai pendirian Rumah Baca PANDA di salah satu lokasi yang
telah ditentukan. Studio Seni dibangun di lokasi yang sama apabila ruang yang disediakan
memungkinkan, namun juga dapat dibangun di lokasi yang berbeda. Dalam program
organisasi jangka panjang, pembangunan lokasi pertama akan menjadi sangat penting karena
menjadi pondasi pelaksaan program ditahun pertama yang nantinya akan berpengaruh dalam
menilai kebutuhan pembangunan di lokasi-lokasi berikutnya. Selanjutnya, relawan diminta
untuk aktif menggalang bantuan dana dari berbagai sumber dan bantuan literatur anak, dan
melakukan tahapan approaching kepada anak-anak di wilayah tersebut. Relawan mulai aktif
menyusun program harian untuk mengisi kegiatan baik di Rumah Baca Panda maupun Studio
Seni, dengan jenis kegiatan/program sebagai berikut:
1. Rumah Baca PANDA
Pendirian rumah baca yang terkoneksi dalam jaringan taman baca hasil dari
program kerja organisasi lainnya, untuk memungkinkan adanya sistem rotasi buku
yang memberikan bacaan baru dan lebih beragam setelah jangka waktu tertentu
(berkaitan dengan efisiensi dana pengadaan buku).
2. Sanggar Seni Multimedia “Studio Seni”
Pendirian Studio Seni yang memiliki fasilitas multimedia (audio-video), alat
musik, dan perlengkapan seni untuk menunjang aktifitas berkreasi seni. Fasilitas
multimedia juga dapat dimanfaatkan untuk program lain seperti pemutaran film
atau dongeng.
3. “Dari Negeri Dongeng”
Yakni kegiatan mendongeng cerita-cerita rakyat nusantara untuk memperkenalkan
keragaman budaya dan kearifan lokal.
4. “Layar Bercerita”
Program pemutaran film-film edukatif yang akan mengajarkan pesan moral
kehidupan sebagai bekal menanamkan nilai-nilai luhur bagi anak-anak. Termasuk
dalam hal ini adalah kreatifitas dari para relawan untuk mentranfromasikan isi
buku bacaan kedalam film-film indie untuk mengajarkan metode lain dalam
memahami literatur.

Dari seluruh hal dan kegiatan dalam pelaksanaan proyek ini, tentunya terdapat
sejumlah manfaat atau keuntungan yang diperoleh baik bagi para volunteer organisasi
maupun bagi anak-anak sebagai sasaran proyek. Bagi para volunteer, manfaat yang diperoleh
adalah sarana untuk menyalurkan kepedulian sosial, serta berperan dalam membangun jiwa
pendidik yang lebih kreatif dan berbudi luhur. Skill dalam hal soft skill dan kecerdasan
emosional dari tiap-tiap volunteer akan sangat dikembangkan dalam keseluruhan rangkaian
proyek ini. Kemudian yang paling utama ialah manfaat bagi para anak-anak desa Tegalweru
yang seperti telah berulangkali disinggung sebelumnya, adalah agar mereka mendapatkan
nilai-nilai tambahan dalam hal keterbukaan wawasan dan kemampuan di bidang seni yang
dapat menjadi bekal mereka di masa depan, baik bagi diri sendiri maupun bagi kemajuan
desanya.

Harapan kami dari terlaksananya proyek ini adalah agar pendidikan tidak lagi hanya
dinilai sebagai segala sesuatu dibidang akademis, atau untuk mengejar nilai-nilai berupa
angka saja. Di era sekarang hingga masa depan, setiap individu ditantang untuk
mengembangkan potensi dirinya, untuk menemukan apa keistimewaan pada diri mereka yang
menjadikan mereka berbeda dari orang lain. Setiap anak pasti terlahir memiliki desire for art,
entah dalam wujud apapun baik itu di bidang seni lukis, seni tari, seni musik, atau seni-seni
lainnya. Namun yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita dapat memfasilitasi hal
tersebut, memastikannya agar dapat dikembangkan secara maksimal untuk membentuk
individu yang tidak hanya terkungkung karena keterbatasan. Hadirnya Sanggar Baca
“PANDA” adalah demi mendukung sebuah tujuan mulia yang kami letakkan sebagai
prioritas utama: harapan bagi kesejahteraan anak-anak desa.
MANAGEMENT & ARRANGEMENT

Dalam tujuan agar pelaksanaan proyek Sanggar Baca PANDA ini dapat berjalan
dengan lancar dan terstruktur, maka kami menyusun sistem kepengurusan bagi setiap anggota
Sanggar Baca PANDA sesuai dengan tanggung jawab masing-masing bidang, dengan
susunan sebagai berikut:

Nama Tanggung Jawab

Dennis Reynaldi Ketua Organisasi

Arnis Bella Safira Ketua Pelaksana Proyek

Eka Putri Perwita Koordinator Penggalangan Donasi

Dimas Antarizky Sekretaris

Rizky Nanda Adhira Bendahara

Alfin Rachman Dhani Koordinator Humas

Lupita Anggraini Koordinator Divisi Publikasi,


Dokumentasi, Media

Ita Mustikasari Putri Koordinator Transportasi & Perlengkapan

Imas Fideli Pragistha Koordinator Pengadaan

1. Ketua Organisasi
Bertanggung jawab atas segala bidang dalam kelangsungan organisasi, yakni
bertindak sebagai pemimpin yang mampu untuk membimbing dan menetukan
garis besar arah organisasi dalam jangka panjang. Tanggung jawab ini meliputi
kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dari dalam dan luar organisasi.
2. Ketua Pelaksana Proyek
Ketua Pelaksana Proyek memiliki masa jabatan satu kali selama proyek, yang
artinya dalam setiap pergantian proyek akan diikuti dengan pergantian Pelaksana.
Ketua pelaksana proyek bertindak sebagai pemimpin yang mengarahkan setiap
divisi agar proyek dapat berjalan dengan baik, serta memastikan agar proyek yang
dijalankan dapat selesai tepat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Ketua
pelaksana juga bertugas merancang proyek dan proposal dengan renstra yang
terukur.
3. Koordinator Penggalangan Donasi
Bertugas sebagai penanggung jawab Divisi Penggalangan Donasi. Tanggung
jawabnya meliputi merencanakan strategi-strategi untuk menggalang donasi
secara efisien, serta menjalin komunikasi dengan mitra sponsorship, donatur tetap
maupun tidak tetap. Pelaksanaan penggalangan menjadi bagian dari tugas anggota
divisi penggalangan donasi.
4. Sekretaris
Bertugas mencatat seluruh inventaris yang dimiliki, dan menghimpun data
kebutuhan dalam pelaksanaan proyek. Termasuk juga bertugas untuk mencatat
seluruh laporan kegiatan dan progress kegiatan selama proyek berjalan, dan
menyediakan surat-surat yang dibutuhkan untuk keperluan perizinan.
5. Bendahara
Bertugas mengelola keuangan organisasi (seluruh pengeluaran dan pemasukan),
serta merumuskan anggaran sesuai dengan kebutuhan proyek, dan menyusun
laporan keuangan.
6. Koordinator Humas
Bertanggung jawab dalam melaksanakan upaya-upaya membangun koneksi
dengan Pemerintah dan Dinas, menjembatani komunikasi antara organisasi
dengan warga sasaran, dan membangun koneksi dengan kemitraan.
7. Koordinator Divisi Publikasi, Dokumentasi & Media
Melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan publikasi kegiatan selama
proyek berlangsung, mendokumentasikan setiap kegiatan, mengelola media sosial
milik organisasi, dan keperluan digital lainnya.
8. Koordinator Transportasi dan Perlengkapan
Bertanggung jawab di bidang penyediaan transportasi dan perlengkapan dalam
pembangunan selama proyek berlangsung.
9. Koordinator Pengadaan
Mengkoordinasikan kepada divisi untuk melakukan pengadaan berbagai
kebutuhan proyek (buku, almari, komputer, alat musik, alat seni, dsb) dan
bertanggung jawab dalam peremajaan inventori proyek maupun organisasi.
APPENDIX

Logical Framework Sanggar Baca PANDA

Means of
Project Description Indicators Assumptions
Verification

Goal

Purpose Menyalurkan  Dibangunnya fasilitas 1. Surat


kebutuhan seni sanggar seni perjanjian
serta memperluas multimedia / studio dengan
wawasan anak- desa untuk
Kepala Desa
anak di desa penggunaan komunal.
setempat
Tegalweru dengan  Adanya peningkatan
minat baca di kalangan yang
pendidikan non
formal. anak-anak desa menyatakan
Tegalweru. persetujuan
Compone Menyediakan  Adanya bantuan dana alih fungsi [+] Sambutan
n fasilitas sanggar untuk pembangunan salah satu masyarakat
Objective seni multimedia fasilitas sanggar seni cenderung
gedung milik
/studio desa. multimedia /studio baik, karena
desa. pemerintah
pembangunan
 Adanya penghargaan desa yang
sanggar seni
terhadap ekspresi seni terbengkalai, memiliki nilai
sebagai salah satu untuk manfaat yang
kebutuhan yang harus dijadikan baik tanpa
dipenuhi (non-tersier). sebagai adanya
Meningkatkan  Lebih terjangkanya
minat membaca ruang dampak
harga buku-buku
buku di kalangan bacaan selain buku sanggar positif.
anak-anak desa paket pelajaran. studio dan
[+] Adanya
Tegalweru.  Anak-anak mengenal taman
penekanan
varian bacaan yang bacaan. nilai
lebih beragam, 2. Catatan kemampuan
menarik, berwawasan, keuangan seni
dan menghibur.
pembanguna dipandang
n fasilitas. para orang tua
3. Dokumentasi akan dapat
pembanguna memberikan
skill tambahan
n sanggar
bagi anak-
dan taman
anak mereka
bacaan sebagai bekal
(pembangun untuk
an bagian kebutuhan
tambahan ekonomi di
untuk ruang masa depan.
& pengadaan
barang)
4. Dokumentasi
Output Memberikan  Adanya bantuan dana kegiatan [-]
bantuan dana untuk pembangunan harian di Sponsorship
untuk ruang sanggar seni sanggar dan pengadaan
pembangunan multimedia /studio taman alat musik
fasilitas sanggar desa bacaan mungkin
seni multimedia  Adanya bantuan biaya (kegiatan hanya akan
/studio desa. pengadaan alat musik berjalan
mendongeng
dan seni melalui sementara
donasi dan kerjasama , belajar
dalam jangka
sponshorship dari mengajar,
waktu
produsen besar alat pagelaran
tertentu
musik dan seni. seni, dan (apabila
kegiatan kontrak yang
rutin harian) diberikan
dalam adalah model
bentuk video penyewaan)
dan foto [-]
serta laporan Pengumpulan
rutin. dana
dilakukan dari
berbagai
sumber dana,
akan tetapi
apabila untuk
biaya
perawatan
dan
pengelolaan
jangka
panjang akan
dibebankan
kepada
masyarakat
dan
organisasi.

Memberikan  Dibentuknya kelompok [+] Sambutan


penghargaan atas seni anak untuk dari
ekspresi seni anak- mengasah skill yang masyarakat
anak desa dapat menghasilkan baik karena
Tegalweru sebagai pemasukan ekonomi. selain
kebutuhan yang  Adanya kegiatan memberikan
harus dipenuhi. perlombaan nilai hiburan,
/pementasan seni
rutin di desa juga
Tegalweru. memberikan
manfaat dari
pelatihan skill
kesenian.

Mengupayakan  Terdorongnya [+] Salah satu


agar harga buku pemerintah untuk bentuk
bacaan selain buku membuat kebijakan aspirasi dari
paket pelajaran subsidi buku yang masyarakat
dapat lebih lebih terdiversivikasi mengenai
terjangkau (bagi buku non paket kebijakan
masyarakat. pelajaran). subsidi buku
 Adanya pembangunan akan
rumah bacaan yang mendapatkan
gratis bagi anak-anak perhatian
desa Tegalweru. tersendiri dari
Pemerintah,
khususnya
bagi citra kota
Malang
sebagai kota
Pendidikan.
Terutama jika
pendekatan
berhasil
dilakukan
dengan baik
dan seluruh
maksud dan
tujuan
organisasi
dapat
tersampaikan.

Memperkenalkan  Didirikannya rumah [+] Partisipasi


anak-anak desa bacaan dengan koleksi dari anak-anak
Tegalweru dengan buku yang beragam sebagai target
varian bacaan yang jenis selain buku proyek dapat
lebih beragam, pelajaran diproyeksikan
menarik,  Anak-anak mengenal baik, terutama
berwawasan, dan metode lain dalam karena
menghibur. memahami literatur wilayah
selain dengan cara Tegalweru
membaca (yakni kekurangan
melalui adaptasi film, akses
dongeng, wayang,
terhadap
dsb).
hiburan dan
sumber
literatur.

[+]
Pembangunan
yang
dimaksud
hanya
dilakukan
secara
sederhana,
sehingga tidak
membebanka
n biaya yang
sangat berat.

Activities  Pemberian  Penyerahan proposal


bantuan dana bantuan dana kepada
untuk Pemerintah Kota
pembangunan Malang & Kepala Desa
ruang sanggar Tegalweru (untuk
seni multimedia alokasi dana
/studio desa pembangunan desa)
 Pemberian  Proposal sponshorship
bantuan biaya dengan Yamaha,
pengadaan alat Greebel, dan Stabilo.
musik dan seni  Penggalangan dana
melalui donasi dari donatur
dan kerjasama (termasuk dari
sponshorship donatur tetap, dana
dari produsen sukarela anggota,
besar alat musik penggalangan dana
dan seni. sukarela dari
masyarakat)
 Pembentukan  Membentuk kelompok
kelompok seni seni tari dan seni
anak untuk musik & memberikan
mengasah pelatihan rutin dari
skill yang seniman desa
dapat setempat atau
menghasilkan menghadirkan tentor
pemasukan khusus.
ekonomi.  Penyelenggaraan
 Pelaksanaan pagelaran seni
kegiatan bulanan untuk desa
perlombaan Tegalweru.
/pementasan
seni rutin di
desa Tegalweru.
 Mendorong  Mengajukan proposal
pemerintah kepada Pemerintah
kota Malang Kota Malang terkait
untuk membuat kebijakan subsidi buku
kebijakan (apabila tidak
subsidi buku memungkinkan untuk
yang lebih terbitan baru, maka
terdiversivikasi diupayakan untuk
(bagi buku non terbitan lama yang
paket tidak laku namun
pelajaran). berkualitas baik di
 Membangun pasaran).
rumah bacaan  Pembangunan rumah
yang gratis bagi baca multimedia.
anak-anak desa  Mengadakan
Tegalweru. penggalangan donasi
buku dengan publikasi
rutin melalui media
sosial, kerjasama
dengan organisasi
rumah buku lainnya.
 Mengupayakan
kerjasama jangka
panjang dengan
Gramedia Warehouse
(gudang buku
Gramedia di Jakarta
untuk terbitan lama yg
over-cetak yang
umumnya dihargai 1/8
harga dari harga asli)
untuk pengadaan
buku.
 Mendirikan  Pengadaan buku untuk
rumah bacaan tahun pertama
dengan koleksi sebanyak 1000 buku
buku yang (terdiri atas 5 jenis
beragam jenis buku yakni buku cerita
selain buku anak, novel, majalah,
pelajaran ensiklopedia/pengetah
 Memperkenalka uan, dan komik) dan
n metode lain melakukan rotasi buku
dalam dengan koleksi buku
memahami dari organsasi taman
literatur selain bacaan lainnya.
dengan cara  Pengadaan 1
membaca (yakni Proyektor + LCD
melalui adaptasi beserta 1 set sound
film, dongeng, system (home theatre)
wayang, dsb)  Pengadaan almari/rak
kepada anak- buku dan 1 meja besar
anak. berkaki rendah
 Pengadaan 1 set
computer

Anda mungkin juga menyukai