Anda di halaman 1dari 24

- 308 -

XVIII.3. CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TARI

A. Rasional Mata Pelajaran Seni Tari


Seni merupakan respon, ekspresi, dan apresiasi manusia terhadap
berbagai fenomena kehidupan, baik di dalam (diri) dan di luar
(budaya, sejarah, alam, lingkungan) seseorang, yang diekspresikan
melalui media (tari, musik, rupa, lakon/teater). Belajar dengan seni
mengajak manusia untuk mengalami, merasakan, mengekspresikan
keindahan, dan untuk berpikir serta bekerja secara artistik.
Sedangkan belajar tentang seni membentuk manusia menjadi kreatif,
memiliki apresiasi estetis, menghargai kebhinekaan global, dan
sejahtera secara psikologis. Untuk belajar melalui seni berdampak
pada kehidupan dan pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh
karenanya, pembelajaran seni dapat dilakukan melalui pendekatan
belajar dengan seni, belajar tentang seni, dan belajar melalui seni.

Seni tari dapat membantu peserta didik memiliki kepekaan sosial


dan estetis, mengembangkan sensitivitas, multi kecerdasan,
kreativitas, dan nilai nilai kehidupan, sehingga membentuk karakter
serta kepribadian yang positif. Pembelajaran seni tari haruslah
membentuk intradisipliner dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang digunakan untuk memperhatikan budaya dan
konteks sosial melalui pengalaman mengalami, menciptakan,
refleksi, berpikir bekerja artistik, dan berdampak sesuai elemen pada
capaian pembelajaran seni. Kegiatan mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam tari menggunakan tubuh sebagai
media komunikasi dengan memperhatikan unsur keindahan
sesuai norma yang berlaku di masyarakat setempat. Seni tari juga
memberikan kontribusi dalam perkembangan keterampilan abad ke-
21 yang terkait dengan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif untuk menjawab tantangan di era global yang
mencerminkan profil pelajar pancasila.

Profil Pelajar Pancasila meliputi 1) beriman dan bertakwa kepada


Tuhan YME dan berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bernalar kritis; 4)
kreatif; 5) gotong royong; dan 6) berkebhinekaan global. Berdasarkan
profil pelajar pancasila tersebut, harapannya peserta didik dapat
memahami dirinya sendiri melalui proses kreatif sesuai dengan
- 309 -

konteks budaya dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan


keterampilan.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Tari


Seni tari bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
1. meningkatkan multi kecerdasan, khususnya kinestetik sebagai
ungkapan ekspresi, melalui gagasan, perasaan, kreativitas, dan
imajinasi yang memiliki nilai estetis dan artistik, kehalusan budi
sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengontrol dan
mengatur tubuh sebagai media untuk mengungkapkan gagasan
dengan percaya diri;
2. mengolah tubuh untuk mengembangkan fleksibilitas,
keseimbangan, dan kesadaran diri yang mengasah kreatifitas dan
imajinasi untuk diungkapkan melalui gerak tari sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki keindahan dan artistik;
3. meningkatkan kepekaan rasa dan nilai estetis, seni, dan budaya
tari dalam konteks masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang;
4. Memahami budaya Indonesia meliputi sejarah dan tari tradisi
melalui berbagai sumber daya dan aktivitas seni yang bermakna
sebagai pembentukan identitas diri dan bangsa dalam
menghargai keberagaman serta pelestarian budaya seni tari
Indonesia;
5. mengembangkan tari tradisi Indonesia dan menyebarluaskannya
sebagai usaha menjalin interaksi sosial serta komunikasi
antarbudaya dalam konteks global; dan
6. Menjawab tantangan perkembangan dan perubahan di abad ke-
21.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Tari


Seni tari merupakan pembelajaran berbasis pada kecerdasan
kinestetik dengan memperhatikan norma yang erat kaitannya
dengan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Melalui seni
tari, peserta didik dapat meningkatkan kreativitas dan apresiasi
dalam berkarya seni dan dapat memaknai
fenomena kehidupan yang diimplementasikan dalam
keseharian.

Dalam membelajarkan seni tari, dibutuhkan pendekatan berupa


elemen-elemen yang saling berkaitan, yaitu mengalami, mencipta,
dan refleksi yang bermuara pada berpikir dan bekerja artistik,
- 310 -

sehingga berdampak bagi dirinya dan orang lain. Elemen ini


merupakan siklus yang dapat dilihat pada skema berikut ini.

Gambar. 1 Skema Elemen Capaian Pembelajaran Seni

Capaian pembelajaran seni tari diejawantahkan dan dideskripsikan


sesuai dengan fase-fase yang telah ditetapkan. Tahapan dari setiap
fase merupakan siklus bukan taksonomi, sehingga untuk lebih
jelasnya dapat dijabarkan dalam kolom di bawah ini.

Elemen Deskripsi
Berpikir dan bekerja ● Merancang, menata, mencipta ulang,
artistik menghasilkan, dan menunjukkan ide tari secara
artistik, baik secara individual maupun berkelompok
(Thinking and working
yang diperoleh dari hasil berpikirnya sampai
artistically) menemukan karakteristik gaya secara personal.
● Mengembangkan ide dengan memperhatikan unsur
utama dan pendukung tari seperti musik, properti,
tata rias, tata busana, panggung, dan juga
merancang manajemen pertunjukannya.
● Mengeksplorasi dan menemukan sendiri bentuk
karya yang bisa mengelaborasi aspek seni yang lain:
seni-rupa, tari, drama, bahkan non-seni yang
membangun dan bermanfaat untuk menanggapi
setiap tantangan hidup dan kesempatan berkarya
artistik.

Mengalami ● Mengamati, merasakan, menggali, dan


(Experiencing) membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari
dalam konteks sejarah dan budaya.
- 311 -

Elemen Deskripsi
● Mendapatkan kesempatan untuk melihat seni
pertunjukan tari dari berbagai sumber seperti
pertunjukan langsung, koreografi dari rekan, dan
rekaman.
● Memahami nilai dari pertunjukan tersebut
melalui latar belakang, fungsi, makna, simbol, dan
nilai estetis dalam menciptakan karya.
● Mengembangkan kepercayaan diri dalam
eksplorasi gerak tubuh melalui fleksibilitas,
koordinasi tubuh, keseimbangan, dan kekuatan.
Menciptakan ● Mengidentifikasi, menemukenali, merangkai,
(Creating) membuat, dan menciptakan tari dengan menerapkan
prinsip dan prosedur penciptaan tari.
● Meningkatkan kreativitas dalam
mengekspresikan diri melalui gerak yang diciptakan
dengan memperhatikan keorisinalitasan. Hal ini akan
menumbuhkan motivasi berkreasi dalam diri yang
berpengaruh terhadap penemuan-penemuan bentuk
gerak tari yang inovatif.

Merefleksikan ● Mengemukakan, menghargai, mengukur, dan


(Reflecting) mengevaluasi hasil karya tari dengan
mempertimbangkan ide-ide dan pengalaman.
● Berupaya menilai kekuatan atau kelemahan untuk
mendukung dan mengembangkan kemampuan diri
atau pribadinya.
Berdampak (Impacting) ● Merespon dirinya atau keadaan di sekitar untuk
dikomunikasikan dalam bentuk karya tari sehingga
dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungan
sekitar.
● Memilih, menganalisa, dan menghasilkan karya tari
dengan kesadaran untuk terus mengembangkan
kepribadian dan karakter bagi diri sendiri, sesama,
dan persatuan nusa bangsa.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Tari setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengemukakan
pencapaian diri dalam mengenal unsur utama tari, gerak di
tempat, dan gerak berpindah tempat, melalui
pengamatan bentuk tari sebagai pengetahuan dasar dalam
membuat gerak tari yang dipertunjukkan sesuai
norma/perilaku dengan percaya diri sehingga dapat
menumbuhkan rasa keingintahuan dan antusiasme.

Fase A Berdasarkan Elemen


- 312 -

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukk
artistik hasil gerak berdasarkan norma/perilaku yang sesu
(Thinking and working dalam menari dengan keyakinan dan percaya diri sa
artistically) mengekspresikan ide dan perasaan kepada penont
atau lingkungan sekitar.

Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengam


(Experiencing) bentuk tari sebagai media komunikasi ser
mengembangkan kesadaran diri dalam mengeksplora
unsur utama tari meliputi gerak, ruang, wakt
tenaga, serta gerak di tempat dan gerak berpindah.

Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mam


(Creating) mengidentifikasi unsur utama tari (gerak, ruang, wakt
dan tenaga), gerak di tempat dan gerak berpind
untuk membuat gerak yang memiliki kesatuan ger
yang indah.
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
(Reflecting) mengemukakan pencapaian diri secara lisan, tulisa
dan kinestetik.
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
(Impacting) menumbuhkan keingintahuan, menunjukk
antusiasme saat proses pembelajaran tari ya
berpengaruh pada kemampuan diri dala
menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket


A)
Pada akhir fase, peserta didik mampu menilai hasil pencapaian
diri dalam mengenal tari sebagai wujud ekspresi diri, melalui
pengamatan bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang
serta pengidentifikasian dalam menerapkan unsur utama tari,
level, perubahan arah, sebagai bentuk ekspresi tari kelompok
yang dapat menumbuhkan rasa cinta pada seni tari.

Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukk
artistik hasil tari kelompok dengan bekerja secara koopera
(Thinking and working untuk mengembangkan kemampuan bekerja sam
artistically) dan saling menghargai demi tercapainya tuju
bersama.
- 313 -

Elemen Capaian Pembelajaran


Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengama
(Experiencing) bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang ser
mengeksplorasi unsur utama tari sesuai leve
perubahan arah hadap, dan desain lantai.

Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mamp


(Creating) mengidentifikasi dan membuat gerak dengan unsu
utama tari, level, dan perubahan arah hadap.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menil


(Reflecting) pencapaian dirinya saat melakukan aktivita
pembelajaran tari.
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
(Impacting) menumbuhkan rasa cinta pada seni tari yan
berpengaruh pada kemampuan diri dala
menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir fase, peserta didik mampu menghargai hasil
pencapaian karya tari dengan mengenal ragam tari tradisi
menggunakan unsur pendukung tari dan menerapkan desain
kelompok pada pertunjukkan melalui pengamatan berbagai
bentuk tari tradisi yang dapat dijadikan inspirasi untuk
merespon fenomena di lingkungan sekitar dengan
mempertimbangkan pendapat orang lain.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
artistik menunjukkan hasil merangkai gerak ta
(Thinking and working menggunakan unsur pendukung tari dengan beker
artistically) kooperatif dan berperan aktif dalam kelompok.

Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengama


(Experiencing) berbagai bentuk tari tradisi yang dapat digunaka
untuk mengekspresikan diri melalui unsur pendukun
tari.
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu merangk
(Creating) gerak tari yang berpijak pada tradisi denga
menerapkan desain kelompok.
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengharg
(Reflecting) hasil pencapaian karya tari denga
mempertimbangkan pendapat orang lain.
- 314 -

Elemen Capaian Pembelajaran


Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu merespo
(Impacting) fenomena di lingkungan sekitar melalui tari yan
dikomunikasikan kepada penonton atau masyarak
sekitar.

4. Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP/MTs/Program


Paket B)
Pada akhir fase, peserta didik mampu menilai hasil pencapaian
karya tari dalam mengembangkan tari kreasi untuk membuat
karya tari yang berpijak dari tari tradisi dengan menggali latar
belakang tari tradisi berdasarkan jenis, fungsi, dan nilai sebagai
inspirasi dalam membuat gerak tari kreasi yang
mempertimbangkan unsur utama dan unsur pendukung tari
sebagai wujud ekspresi untuk mengajak orang lain atau
penonton bangga terhadap warisan budaya Indonesia.

Fase D Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
artistik menunjukkan hasil gerak tari kreasi berdasarkan nila
(Thinking and working jenis, dan fungsi dari tari tradisi dalam berbag
artistically) bentuk penyajian baik individu ataupun kelompo
menggunakan unsur utama dan pendukung tari.

Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengga


(Experiencing) latar belakang nilai, jenis, dan fungsi tari dala
konteks budaya.
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu membu
(Creating) gerak tari kreasi yang merefleksikan nilai, jenis, da
fungsi dari tari tradisi dengan mempertimbangka
unsur utama dan pendukung tari.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menilai has
(Reflecting) pencapaian karya tari dengan mempraktekkan ta
tradisi berdasarkan nilai, jenis, dan fungsi.

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengaja


(Impacting) orang lain untuk mencintai dan merasa bangga ata
warisan budaya Indonesia, khususnya tari tradi
melalui proses kreatif yang dilakukannya.
- 315 -

5. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C)


Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil
penciptaan karya tari dalam mengekspresikan diri dengan
menciptakan karya tari yang berpijak dari tari tradisi
berdasarkan makna dan simbol sebagai inspirasi saat
membuat gerak tari kreasi secara individu
ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
artistik menunjukkan hasil karya tari kreasi secara individ
(Thinking and working maupun berkelompok.
artistically)
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengga
(Experiencing) makna dan simbol pada tari tradisi dan kreasi k
dalam bentuk karya seni pertunjukkan.

Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mencip


(Creating) karya tari kreasi berdasarkan makna dan simbol da
tari tradisi ke dalam bentuk karya seni pertunjukkan.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengevalua


(Reflecting) hasil penciptaan karya tari dengan mengapresia
makna dan simbol tari tradisi dan kreasi sa
menciptakan ide-ide baru ke dalam karyanya.

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mamp


(Impacting) mengaktualisasikan diri melalui pertunjukan tari.

6. Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA/MA/Program Paket


C)
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil
penciptaan karya tari dalam mencipta karya seni dengan
menggunakan prinsip-prinsip manajemen produksi dan
membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari tradisi
maupun kreasi berdasarkan makna, simbol, dan nilai estetis dari
perspektif berbagai aspek seni yang dapat dijadikan inspirasi
untuk menciptakan karya tari secara individu ataupun kelompok
sebagai bentuk aktualisasi diri dalam mempengaruhi orang lain.
- 316 -

Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mamp
artistik menunjukkan hasil penciptaan tari kreasi secar
(Thinking and working individu ataupun kelompok dengan manajeme
artistically) pertunjukan.

Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mamp


(Experiencing) membandingkan berbagai macam pertunjukkan ta
tradisi dan kreasi berdasarkan makna, simbol, da
nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni sesu
dengan pengalaman dan wawasan.

Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menciptaka


(Creating) tari kreasi yang terinspirasi dari hasil membandingka
berbagai pertunjukkan tari tradisi dan krea
berdasarkan makna, simbol, dan nilai estetis da
perspektif berbagai aspek seni.

Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengevalua


(Reflecting) hasil penciptaan karya tari dengan mengapresiasi nil
estetis tari tradisi berdasarkan makna dan simbol.

Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mamp


(Impacting) mengaktualisasikan diri dalam mempengaruhi oran
lain untuk mengapresiasi pertunjukan tarinya.
- 317 -

XVIII.4. CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TEATER

A. Rasional Mata Pelajaran Seni Teater


Seni Teater merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai
fenomena melalui media yang lebih kompleks, dengan
menggabungkan semua bidang seni, baik bidang seni tari, musik,
akting, seni rupa, dan multimedia. Manusia memiliki sifat homo
ludens (manusia bermain), sehingga sejak usia dini teater dapat
diajarkan sebagai bentuk pengenalan, pemahaman, pengolahan,
peniruan (mimesis) dan pengekspresian emosi melalui tubuhnya.
Melalui bermain peran, seni teater dapat membantu peserta didik
sejak dini untuk mengasah daya pikir (imajinasi dan bernalar kritis),
mengenali dan mengembangkan potensi diri (mandiri) serta
meningkatkan kepercayaan diri.

Seni teater dapat menjawab potensi manusia sebagai homo socius


(makhluk sosial). Seni teater dapat mengajarkan cara berkomunikasi
baik secara verbal maupun non-verbal agar peserta didik dapat
berinteraksi dan menyampaikan pesan dengan lebih baik dan
menarik lagi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat dipraktikkan
dalam bentuk eksperimen pertunjukan di kelas, dalam kegiatan ini
peserta didik dapat bekerja sama dalam permainan peran, menulis
naskah, atau latihan repetisi dalam gladi bersih. Kerja teater adalah
kerja ansambel, sehingga semua bidang adalah penting dan setiap
orang memiliki peran untuk bersama mencapai tujuan bersama
(gotong royong).

Manusia sebagai makhluk yang mampu berinovasi (homo creator)


dapat diarahkan untuk dapat melihat persoalan-persoalan di
sekitarnya. Manusia dapat mencari lebih jauh permasalahan, dan
menggunakan media seni teater untuk berkreasi dan berinovasi
untuk mengulik, menyampaikan atau mencari alternatif jawaban
terhadap persoalan tersebut (berpikir kritis, kreatif dan asas
berkebhinekaan global). Untuk mengasah potensi homo creator,
peserta didik dapat berperan serta dalam proses membuat dan
mempersiapkan pertunjukan menurut kemampuan masing-masing.
Seni teater dapat mengajarkan empati dan tanggung jawab kepada
sesama, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
- 318 -

menggali dan mengeksplorasi potensi individu, kerja sama, dan unity


menuju kreativitas estetis, berdasarkan norma yang berlaku
(beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa).

Oleh karena itu, mata pelajaran Seni Teater dapat membentuk Profil
Pelajar Pancasila dengan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kritis (mengasah daya pikir, memahami persoalan di
sekitarnya), mandiri (mengenali dan mengembangkan potensi diri),
gotong royong (memahami kerja ansambel sehingga semua peserta
didik memiliki peran untuk mencapai tujuan bersama), kreatif
(mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi di
lingkungan sekitarnya), dan memiliki sikap hormat dan toleransi
pada kebhinekaan sebagai bagian dari masyarakat global.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Teater


1. Peserta didik mampu mengasah kepekaannya terhadap persoalan
diri dan mampu mencari solusi, baik untuk diri sendiri, sesama,
maupun dunia sekitarnya; serta mampu mengekspresikan diri
secara kreatif dan inovatif melalui tubuh, ruang, waktu.
2. Peserta didik menguasai teknik, eksplorasi alat, bahan, teknologi,
dan mampu memanfaatkannya sesuai dengan prosedur dan
teknik, untuk dapat menjawab kesempatan dan tantangan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Peserta didik membutuhkan imajinasi untuk tumbuh, berkreasi,
berpikir, dan bermain. Teater adalah satu-satunya media paling
sesuai untuk menjelajahi kemungkinan tidak terbatas dari proses
imajinasi mereka pada sesuatu yang dapat mereka lakukan.
4. Peserta didik mampu mengembangkan diri dan
mengomunikasikan gagasan, serta karya dengan lebih baik. Seni
Teater dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung
kepada perubahan cara pandang dan pembentukan kepribadian
dan karakter peserta didik.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Teater


● Memberikan ruang kreativitas bagi peserta didik untuk dapat
mengenal, memahami, mengelola dan mengekspresikan emosi
melalui tubuh, suara, dan pikiran dengan berbagai media seni
dan budaya.
● Memiliki kemampuan untuk menghargai keindahan,
- 319 -

kemanusiaan, empati, dan toleransi melalui proses penciptaan


karya seni teater;
● Menghargai, melestarikan dan mempererat ekosistem kesenian di
Indonesia; menghargai keunikan dan kemajemukan ide, nilai,
dan budaya melalui eksplorasi seni tari, pantomim, musik,
akting, seni rupa, dan multimedia.
● Seni teater terkait erat dengan disiplin ilmu lainnya dan berbagai
macam aspek kehidupan manusia (humaniora), seperti agama,
psikologi, sosial, budaya, sejarah, komunikasi, politik dan
antropologi; memberikan kontribusi penting dalam
mengomunikasikan legenda, sejarah, budaya dan sosio-ekonomi
bangsa.
● Melalui teater, peserta didik dibawa ke dalam cerita tentang
karakter dari berbagai latar belakang yang bisa dibayangkan.
Pertunjukan langsung mengajari peserta didik bagaimana
menghargai semua karakterisasi tokoh dan bagaimana
menghormati sudut pandang orang lain. Seni Teater
mengajarkan manusia untuk bersikap kritis dan mampu
memberi solusi untuk menyelesaikan masalah, sehingga melalui
Seni Teater, peserta didik mampu memahami berbagai persoalan
yang terjadi dalam diri dan lingkungannya.

Pada praktik pengajarannya, Seni Teater menggunakan sejumlah


elemen pendekatan sebagai berikut.
- 320 -

Gambar 1. Skema Elemen Capaian Pembelajaran Seni

Elemen Deskripsi

Berpikir dan Bekerja Seni Teater memberikan kesempatan kepada siswa


Secara Artistik untuk mengelaborasi elemen tata artistik panggung dan
(Thinking Artistically) keaktoran dan proses penyatuan (unity) semua elemen
tersebut ke dalam wujud karya atau produk yang
dipresentasikan dalam sebuah pertunjukan. Melalui
proses berpikir dan bekerja secara artistik, peserta
didik akan menghasilkan, mengembangkan,
menciptakan dan mengomunikasikan ide-ide kreatifnya
untuk menggunakan alat, media dan teknologi. Berpikir
dan bekerja secara artistik menghubungkan hasil
proses mengalami, mencipta, dan merefleksi.

Mengalami Melalui pendidikan Seni Teater, peserta didik dapat


(Experiencing) memahami, mengalami, merasakan, merespon dan
bereksperimen dengan ragam pengetahuan, gaya dan
konsep Seni Teater. Kegiatan mengalami terjadi ketika
peserta didik melakukan olah rasa, tubuh, suara,
eksplorasi alat, media, atau mengumpulkan informasi
melalui observasi dan interaksi dengan seniman untuk
memperkaya wawasan dan pengalaman dalam
berteater. Lebih lanjut melalui proses mengalami,
memungkinkan peserta didik untuk melangkah ke
posisi orang lain dan melihat bentuk lain dari sudut
pandang mereka. Ini mengajarkan tentang empati
dan relativitas budaya.
- 321 -

Elemen Deskripsi

Menciptakan Menciptakan memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk dapat menampilkan gambaran dasar karya,
(Making/Creating)
yang merupakan penyatuan dari unsur artistik, alat,
media, dan teknologi. Melalui pendidikan Seni Teater,
peserta didik dapat belajar berkreasi dan
mengekspresikan dirinya untuk menggali
karakter/tokoh, membuat rangkaian cerita dengan tata
artistik panggung, alat, media atau teknologi dalam
wujud sebuah produk yang akan dipresentasikan dan
dipentaskan. Proses ini dapat mempertajam daya
imajinasi dalam penciptaan ragam karya teater,
kepekaan terhadap berbagai situasi dan kondisi untuk
mencari solusi dalam berkreasi, serta dapat
mengembangkan keahlian berimprovisasi sesuai tujuan
dan tugas peran yang diberikan.

Merefleksikan Seni teater mampu menggali pengalaman dan ingatan


emosi melalui hasil pengamatan, membaca, apresiasi,
(Reflecting)
dan kontak sosial individu dan kelompok. Pengalaman
dan ingatan emosi selama atau sesudah proses berseni
Teater merupakan pantulan kesadaran yang timbul
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas karya
atau produk yang telah dihasilkan melalui proses
berpikir dan bekerja secara artistik. Elemen
merefleksikan dalam seni teater mencakup proses
apresiasi, kritik dan saran atas karya diri sendiri atau
orang lain. Terdapat proses berpikir kritis dan kreatif
secara simultan.

Berdampak Seni Teater akan menimbulkan perubahan positif dan


berjangka panjang kepada peserta didik. Perubahan ini
(Impacting)
mencakup cara berpikir, kemampuan dan sikap peserta
didik, seperti lebih mandiri, percaya diri, berpikir kritis
dan kreatif sehingga pada akhirnya bertujuan untuk
menghargai perbedaan, sesuai dengan nilai-nilai Profil
Pelajar Pancasila. Dampak ini akan jelas tercermin
dalam proses mengalami, menciptakan, mengevaluasi
dan presentasi hasil akhir karya peserta didik.
- 322 -

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Teater setiap Fase


1. Fase A, (Umumnya untuk Kelas I dan II (SD/MI/MTs/Program
Paket A)

Pada akhir Fase A, peserta didik memahami elemen-elemen dasar


acting melalui proses bermain seperti gerakan-gerakan
sederhana, respon terhadap sumber bunyi dan suara, serta cerita
atau kejadian sehari-hari dengan cara penyampaian melalui
proses peniruan (mimesis). Melalui pengalaman ini, peserta didik
mulai memperkaya diri dengan wawasan tentang mengenal diri
sendiri, orang lain dan lingkungan melalui eksplorasi mimik,
suara dan gerak tubuh. Pada akhir fase ini, peserta didik mulai
mengenali secara sadar dan kemudian mengekspresikan ragam
emosi, belajar berdisiplin dalam mengikuti instruksi permainan
teater.

Fase A Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan Bekerja Bermain dengan tata artistik panggung dilakuka
Secara Artistik (Thinking untuk mengenal bentuk dan fungsi tata artist
Artistically) panggung dan memahami tata kerja ansambel denga
mengenalkan dan melatih cara bekerja sama denga
orang lain.
Mengalami Proses mengalami dilakukan dengan observasi da
(Experiencing) konsentrasi dengan cara melihat dan mencata
kebiasaan diri sendiri; secara aplikasi dilakuka
dengan olah tubuh dan vokal untuk mengenal fung
gerak tubuh, melatih ekspresi wajah dan melakuka
pernafasan.
Menciptakan Menciptakan dilakukan melalui Imajinasi dengan car
(Making/Creating) memainkan dan menirukan tokoh; peserta didik pu
dilatih untuk merancang pertunjukan dengan car
terlibat dalam sebuah pertunjukan dengan bimbingan

Merefleksikan Refleksi dilakukan dengan metode menguatkan ingata


(Reflecting) emosi melalui menggali suasana hati dari peristiw
yang dialami pemain dengan menyesuaikan peristiw
tokoh. Proses lain dilakukan dengan jalan apresia
karya seni dalam menggali kelebihan dan kekuranga
karya sendiri.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Pro


(Impacting) Pelajar Pancasila melalui menggali potensi di
(mandiri) dan kreatif.
- 323 -

2. Fase B, Umumnya untuk Kelas III dan IV (SD/MI/MTs/Program


Paket A)

Pada akhir Fase B, peserta didik telah mampu memahami


berbagai teknik dasar akting (pemeranan) melalui proses meniru
(mimesis), memahami gerak tubuh, suara/vokal secara lebih
mendalam sesuai tokoh/peran. Selanjutnya, peserta didik mulai
mengenal aneka peran yang berbeda dalam memproduksi
pertunjukan, menyumbang gagasan dan hasil latihan bersama
orang lain sebagai wujud dari kemampuan bekerja sama. Melalui
pengalaman ini, peserta didik diharapkan mampu berkolaborasi
untuk mencapai pertunjukan dengan mengenal peran dan fungsi
masing-masing serta mampu mengendalikan emosi dalam
berkolaborasi.

Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan Bekerja Bermain dengan tata artistik panggung dilakuka
Secara Artistik (Thinking dalam proses bertahap secara mandiri, termasuk
Artistically) dalamnya dapat menggunakan properti sesuai denga
fungsi tokoh yang diembannya. Proses kerja ansamb
dilakukan dengan melatih inisiatif dalam merancan
permainan atau cerita bersama (kooperatif).

Mengalami Proses observasi dan konsentrasi dengan cara meliha


(Experiencing) dan mencatat kebiasaan diri sendiri dan orang lain
serta melakukan latihan olah tubuh dan voka
sehingga peserta didik mampu mengenal fungsi gera
tubuh, ekspresi wajah dan suara. Tingkat selanjutny
adalah memahami irama dalam membaca dialog pad
sebuah cerita sesuai karakter.

Menciptakan Cara menciptakan imajinasi adalah proses memainka


(Making/Creating) dan menirukan tokoh, dan menceritakan ulan
kejadian/cerita yang diamati. Selain itu, dala
menciptakan imajinasi perlu dirancang pertunjuka
dengan secara langsung terlibat dalam sebua
pertunjukan, dilakukan dengan bimbingan.

Merefleksikan Refleksi dilakukan dalam penggalian ingatan emo


(Reflecting) sesuai suasana hati tokoh yang diperankan denga
mengambil peristiwa serupa pada ingatan masa lal
pemeran. Selain itu,
- 324 -

Elemen Capaian Pembelajaran


proses refleksi dilakukan melalui apresiasi kary
seni dengan menggali kelebihan dan kekurangan has
karya sendiri.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Pro


(Impacting) Pelajar Pancasila secara kooperatif (gotong royong
mandiri dan kreatif.

3. Fase C, Umumnya untuk Kelas V dan VI (SD/MI/MTs/Program


Paket A)

Pada akhir Fase C, peserta didik memahami ragam teknik


berteater sederhana; seperti akting (pemeranan) dan dinamika
kelompok seperti improvisasi, atau elaborasi penokohan melalui
aksi dan reaksi. Selanjutnya, peserta didik memahami adanya
aturan dalam bermain teater dan kerja ansambel, gambaran
susunan pertunjukan seperti alur cerita, latar dan tokoh dalam
proses produksi pertunjukan sederhana. Pada fase ini, peserta
didik dapat mulai diperkenalkan dengan tema cerita tradisi
untuk memperkaya wawasan kebudayaan. Melalui pengalaman
ini, peserta didik diharapkan mampu berkolaborasi dalam
mencapai pertunjukan, belajar bertanggung jawab atas peran
masing- masing, mampu memberi respon dan antisipasi untuk
menguasai panggung, baik secara individual maupun kelompok.

Fase C Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan Bekerja Proses berpikir dan bermain dengan tata artist
Secara Artistik (Thinking panggung dilakukan dengan mengatur ulang ta
Artistically) artistik panggung dan memainkannya sesuai alu
pertunjukan, sedangkan kerja ansambel dilakuka
dengan cara latihan bertanggung jawab atas pera
masing masing dalam pertunjukan.

Mengalami Olah tubuh dan vokal sebagai latihan dasa


(Experiencing) pemeranan harus dilakukan sebagai cara penguasaa
respon melalui gerak tubuh dalam berinteraksi (ak
dan reaksi), Penguasaan membaca naskah denga
artikulasi vokal yang jelas, sesuai karakter dan situas
Pencarian tokoh dilakukan dengan cara observasi da
konsentrasi melalui pengamatan dan mencatat
- 325 -

Elemen Capaian Pembelajaran


kebiasaan orang lain di sekitar kita yang sesu
dengan tokoh yang diemban untuk membentu
karakter, mencatat dan merekam sampai pada prose
gladi resik.
Menciptakan Menciptakan tokoh dilakukan dengan cara imajina
(Making/Creating) untuk memainkan dan menirukan tokoh, menyusu
kembali cerita dan alur pertunjukan, menciptaka
naskah orisinil sederhana (alur permulaan, klimak
dan akhir) dengan bimbingan. Secara umum, dala
merancang pertunjukan dilakukan dengan membu
desain pertunjukan dan menampilkan sebua
pertunjukan secara sederhana dengan sedik
bimbingan, dan terlibat atau tampil secara mandi
dalam pertunjukan.

Merefleksikan Penggalian ingatan emosi dengan mengingat peristiw


(Reflecting) di masa lampau dari pribadi pemeran yan
disesuaikan dengan kejadian dari tokoh sesu
subteks dalam naskah. Berikutnya adalah mencob
melakukan evaluasi dalam bentuk apresiasi karya sen
dengan menggali kelebihan dan kekurangan kary
sendiri dan karya orang lain serta mulai membe
saran perbaikan.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir


(Impacting)
mencerminkan Profil Pelajar Pancasila denga
improvisasi, atau elaborasi penokohan melalui ak
dan reaksi (kreatif) dan memperkaya wawasa
kebudayaan (berkebhinekaan global), memaham
adanya aturan dalam bermain teater dan ker
ansambel serta mampu berkolaborasi dalam mencap
pertunjukan (gotong royong).

4. Fase D, Umumnya untuk Kelas VII, VIII dan IX


(SMP/MTs/Program Paket B)

Pada akhir Fase D, peserta didik dapat memahami penggunaan


sederhana seluruh elemen pertunjukan teater secara utuh (unity)
termasuk di dalamnya teknik keaktoran, penyutradaraan dan
memahami fungsi elemen artistik seperti kostum, properti,
musik, dan tata panggung untuk menyampaikan cerita, terutama
yang berhubungan dengan tema- tema yang bersifat remaja
atau
- 326 -

faktual. Pada akhir fase ini, selanjutnya peserta didik telah


diperkenalkan dengan ragam bentuk teknik dan genre teater
seperti teater realis, teater komedi, atau teknik dramatic reading.
Melalui pengalaman ini, peserta didik diharapkan mampu
menyusun skema pertunjukan sederhana secara mandiri dan
kemudian menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk
naskah dan desain sederhana pertunjukan. Peserta didik mampu
mengaplikasikan proses peniruan tokoh atau karakter (mimesis)
berdasar pada analisis karakter tokoh (fisik, psikologis dan
sosiologis) agar mampu menafsir dan menjiwai peran tokoh
secara akurat dan meyakinkan.

Fase D Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Berpikir dan Bekerja Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir da
Secara Artistik (Thinking bermain dengan tata artistik panggung, mulai da
Artistically) mengeksplorasi, merancang, dan memfungsikan ta
artistik panggung. Konsep ini dilakukan dengan ker
ansambel untuk melatih peserta didik bertanggun
jawab atas peran masing masing dalam pertunjukan.

Mengalami Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasa


(Experiencing) keaktoran yang dilakukan untuk penguasaan gera
tubuh agar mampu memainkan beragam karakte
kemudian penguasaan membaca dialog atau naska
dengan penekanan kuat pada ekspresi wajah
artikulasi dan intonasi. Proses mengalami dilakuka
ketika observasi dan mulai fokus dalam konsentra
dengan mencatat dan merekam tokoh da
perwatakannya berdasar analisis fisik, fisiologis da
sosiologis, mencatat dan merekam hasil investiga
dan riset teknik/genre teater, serta mencatat da
merekam proses gladi resik,

Menciptakan Imajinasi adalah proses menciptakan biografi toko


(Making/Creating) hasil analisis peran, sekaligus menyusun kemba
cerita dan alur pertunjukan, dan menciptakan naska
orisinil (alur permulaan, klimaks dan akhir, tens
emosi). Proses berikutnya adalah merancan
pertunjukan yaitu dengan membuat konsep da
menampilkan sebuah pertunjukan sederhana denga
menggunakan panduan. Secara empirik peserta did
terlibat atau tampil secara mandiri dalam pertunjukan
- 327 -

Elemen Capaian Pembelajaran


Merefleksikan Refleksi dalam tahap berikutnya adalah bagaiman
(Reflecting) peserta didik mampu menggali ingatan emosi dan lata
belakang tokoh yang diembannya sekaligu
memberikan pembelajaran agar persoalan-persoala
yang ada dalam lakon menginspirasi dalam kehidupan
Bentuk apresiasi karya seni dilakukan untuk mengga
kelebihan dan kekurangan karya sendiri dan oran
lain, proses ini pun dapat memberi saran perbaika
menggunakan terminologi teater sederhana.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Pro


(Impacting) Pelajar Pancasila dengan menyusun skem
pertunjukan sederhana secara unity (mandiri) da
kemudian menuangkan ide dan gagasan ke dala
bentuk naskah dan desain sederhana pertunjukan
juga mengenal teknik dan genre teater (kreati
memahami cerita sesuai dengan fakta
lingkungannya (kritis), dan mampu menjawa
persoalan faktual dalam aturan negara dan agam
(beriman dan taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Fase E, Umumnya untuk Kelas X (SMA/MA/Program Paket C)

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu bertindak sebagai


penjelajah, dengan melakukan observasi, mengumpulkan data
serta peristiwa sebagai dasar untuk membuat lakon yang berlatar
pada persoalan kehidupan di sekitarnya. Peserta didik juga
mampu memahami ragam teater ber-genre propaganda seperti
perpaduan teater realis dan non-realis dalam bentuk teater
gerak, teater politik, musikalisasi puisi, atau bereksperimen
dengan proses penulisan struktur cerita dramatis yang lebih
bervariasi melalui kegiatan improvisasi. Selanjutnya peserta didik
memahami bagaimana tubuh, pikiran, suara, dan tata artistik
serta teknologi berpadu dalam proses kreatif untuk membentuk
pertunjukan berdasar riset dan cara kerja kolaborasi. Melalui
pengalaman ini, peserta didik diharapkan mampu mengenali
situasi lapangan yang dihadapi, menghadirkan solusi, serta
berempati terhadap sesama dan lingkungannya.

Fase E Berdasarkan Elemen


- 328 -

Elemen Capaian Pembelajaran

Berpikir dan Bekerja Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir da


Secara Artistik bermain dengan tata artistik panggung, mulai da
mengeksplorasi, merancang, dan memproduksi, da
(Thinking Artistically) memainkan tata artistik panggung. Konsep ini dilakuka
dengan kerja ansambel untuk melatih peserta did
bertanggung jawab atas peran masing masing dala
pertunjukan, baik secara artistik maupun non-artisti
untuk mengusung dan mensukseskan pertunjuka
bersama.

Mengalami Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasa


(Experiencing) keaktoran yang dilakukan untuk penguasaan gera
tubuh agar mampu memainkan beragam karakte
kemudian penguasaan membaca dialog atau naska
dengan penekanan kuat pada ekspresi wajah, artikula
dan intonasi. Eksplorasi bahasa tubuh, wajah, da
suara untuk menunjukkan kepekaan terhada
persoalan sosial, dan eksplorasi komunikasi non- verba
Proses mengalami dilakukan ketika observasi dan mul
fokus pada konsentrasi dengan mencatat dan merekam
tokoh dan perwatakannya berdasar analisis fisi
fisiologis dan sosiologis, hasil investigasi dan ris
teknik/ genre teater, serta mencatat dan mereka
proses gladi resik.

Menciptakan Imajinasi adalah proses menciptakan biografi tokoh has


(Making/Creating) analisis peran, sekaligus menyusun kembali cerita da
alur pertunjukan, dan menciptakan naskah orisinil (alu
permulaan, klimaks dan akhir, tensi, emosi). Prose
merancang pertunjukan dimulai dengan membu
konsep dan menampilkan sebuah pertunjuka
sederhana sesuai dengan panduan. Secara empir
peserta didik terlibat atau tampil secara mandiri dala
pertunjukan.

Merefleksikan Refleksi dalam tahap berikutnya adalah bagaiman


(Reflecting) peserta didik mampu menggali ingatan emosi dan lata
belakang tokoh yang diembannya sekaligus memberika
pembelajaran agar persoalan-persoalan yang ada dala
lakon menginspirasi dalam kehidupan. Bentuk apresia
karya seni dilakukan untuk menggali kelebihan da
kekurangan karya sendiri dan karya orang lain, prose
ini pun dapat memberi saran perbaikan menggunaka
terminologi teater sederhana serta memberika
argumentasi dengan pembuktian, serta mul
mengkritisi
- 329 -

Elemen Capaian Pembelajaran

produksi seniman profesional sesuai dengan


terminologi teater.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Pro


(Impacting) Pelajar Pancasila dengan observasi, pengumpulan da
serta peristiwa sebagai dasar untuk membuat lako
(kritis, kreatif), menghadirkan solusi, serta berempa
terhadap sesama dan lingkungan (mandiri da
berkebhinekaan global).

6. Fase F, Umumnya untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program


Paket C)

Pada akhir Fase F, peserta didik mampu merancang atau


memproduksi teater orisinil dengan sentuhan baru berdasarkan
tema remaja/isu kekinian atau, menganalisis dan mengevaluasi
karya sendiri dan karya profesional yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kualitas estetik digunakan dalam
menyampaikan maksud, ide-ide ekspresif, serta makna. Melalui
proses kreatif, pada akhir fase, peserta didik mampu merancang
atau memproduksi pertunjukan teater dengan variasi genre
teater, tata artistik dan teknologi yang telah dipelajari. Melalui
pengalaman ini, pada akhir Fase F, peserta didik diharapkan
tidak hanya peka terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi,
tetapi juga mampu berpikir kritis dalam melihat dan
menyampaikan sebuah karya, serta berpikir kreatif dalam
memanfaatkan media, teknologi serta sumber daya yang tersedia
di sekitarnya untuk menyampaikan pesan melalui Seni Teater.

Fase F Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

Berpikir dan Bekerja Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir da


Secara Artistik bermain dengan tata artistik panggung, mulai da
mengeksplorasi, merancang, memproduksi, da
(Thinking Artistically) memainkan dan mengkritisi konsep tata artist
panggung. Konsep ini dilakukan dengan kerja ansamb
untuk melatih peserta didik bertanggung jawab ata
peran masing masing dalam pertunjukan, baik secar
artistik maupun
- 330 -

Elemen Capaian Pembelajaran

non-artistik, untuk mengusung dan


mensukseskan pertunjukan bersama.

Mengalami Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasa


(Experiencing) keaktoran yang dilakukan untuk penguasaan gera
tubuh agar mampu memainkan beragam karakte
termasuk penguasaan membaca dialog atau naska
dengan penekanan kuat pada ekspresi wajah, artikula
dan intonasi. Eksplorasi bahasa tubuh, wajah, da
suara dilakukan untuk menunjukkan kepekaa
terhadap persoalan sosial, dan eksplorasi komunika
non-verbal. Proses mengalami dilakukan ketik
observasi dan fokus pada konsentrasi dengan mencat
dan merekam tokoh dan perwatakannya berdasa
analisis fisik, fisiologis dan sosiologis, mencatat da
merekam hasil investigasi dan riset teknik/gen
teater, mencatat dan merekam ragam ide penokohan
peristiwa dan bentuk lakon modern dengan melakuka
analisis pertunjukan karya teman sebaya ata
profesional, termasuk di dalamnya mencatat da
merekam proses gladi resik.

Menciptakan Imajinasi adalah proses menciptakan penokohan bar


(Making/Creating) (biografi tokoh hasil analisis peran), sekaligus menyusu
kembali cerita dan alur pertunjukan, dan menciptaka
naskah orisinil (alur permulaan, klimaks dan akhi
tensi, emosi) dengan mengkombinasikan raga
gaya/genre teater menjadi alur cerita berkonse
atau berbentuk baru. Proses berikutnya adala
merancang pertunjukan yaitu dengan membuat konse
dan menampilkan sebuah pertunjukan sederhan
dengan menggunakan panduan. Secara empirik peser
didik terlibat atau tampil secara mandiri dala
merancang, dan mempresentasikan propos
pertunjukan orisinil atau adaptasi, sepenuhnya terlib
dalam manajemen produksi pertunjukan.

Merefleksikan Refleksi dalam tahap berikutnya adalah bagaiman


(Reflecting) peserta didik mampu menggali ingatan emosi dan lata
belakang tokoh yang diembannya sekaligus memberika
pembelajaran agar persoalan-persoalan yang ada dala
lakon menginspirasi dalam kehidupan. Bentuk apresia
karya seni dilakukan untuk menggali kelebihan da
kekurangan karya sendiri dan karya orang lain. Prose
ini dapat memberi saran perbaikan denga
menggunakan terminologi
- 331 -

Elemen Capaian Pembelajaran

teater sederhana serta memberikan argumentasi denga


pembuktian, serta mulai mengkritisi produksi senima
profesional dengan menggunakan terminologi teater.

Berdampak Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Prof


(Impacting) Pelajar Pancasila dengan merancang atau memproduk
pertunjukan teater (kreatif), manajemen produk
pertunjukan (gotong royong), menganalisis da
mengevaluasi karya sendiri dan karya profesional (kriti
mandiri).

Anda mungkin juga menyukai