Kelas 8 Matematika BG Press
Kelas 8 Matematika BG Press
Buku Guru
MATEMATIKA
SMP/MTs
KELAS
VIII
Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap
awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan
laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.go.id diharapkan
dapat meningkatkan kualitas buku ini.
510
b. Penilaian Pengetahuan................................................................... 41
c. Penilaian Keterampilan................................................................ 48
K. Pengayaan 1................................................................................................. 74
J. Remedial 2................................................................................................... 94
K. Pengayaan 2................................................................................................. 94
Bab 7 Lingkaran
Bab 9 Statistika
Petunjuk
Umum
Bagian Petunjuk Umum ini berisikan hal-hal sebagai berikut:
A. Kurikulum 2013
2. Model-model Pembelajaran
3. Pelaksanaan Pembelajaran
D. Penilaian Matematik
2. Penilaian Sikap
3. Penilaian Pengetahuan
4. Penilaian Ketrampilan
KELAS: VIII
Jumlah 40
Jumlah 40
Tingkat
Kelas Kompetensi Lingkup Materi
Kompetensi
• Memiliki kemampuan
mengomunikasikan gagasan
matematika dengan jelas.
• Menjelaskan dan
memvisualisasikan pecahan
yang ekuivalen.
• Membandingkan, memberi
interpretasi berbagai metoda
penyajian data.
a. Pengantar Bab terdiri atas kata kunci, Kompetensi Dasar, deskripsi materi,
dan pengalaman belajar yang diharapkan akan didapatkan siswa setelah
pembelajaran.
Sumber: mtsraudlatul-hasanah.blogspot.co.id
Himpunan, • Fungsi,
Relasi, • Grafik ,
Diagram Panah, • Himpunan Berurutan,
Tabel, • Korespondesni Satu-satu
K ompetensi
Dasar
3.3 Mendeskripsikan relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan
persamaan)
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan
fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
Pengalaman
Belajar
1. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah
sehari-hariyang berkaitan dengan relasi dan fungsi;
2. Mendefinisikan relasi dan fungsi;
3. Memahami perbedaan antara relasi dan bukan relasi
4. Mengamati fungsi dan bukan fungsi
5. Memahami bentuk penyajian relasi dan fungsi;
6. Menggambar grafik fungsi pada koordinat Cartesius.
Peta
Konsep
Relasi dan
Fungsi
K
Korespodden
Re
Re
elasi Fungsi
ngsi
n
Satu-sattu
u
Penyaian
Diagram
Tabel
Panah
Diagram
*UD¿N
Cartesiuss
Pasangan
Persamaan
Berurutan
c. Narasi Tokoh, Tokoh Matematika dipilih sesuai dengan71 materi yang akan
dibahas pada bab tertentu. Selain menjelaskan sejarah dan keterkaitan tokoh
tersebut terhadap materi yang akan dibahas, juga membahas hikmah yang
bisa dicontoh dari tokoh tersebut.
Galileo
Galileo dipandang sebagai salah seorang
pakar awal tentang Fungsi. Karyanya juga
menunjukkan bahwa beliau orang yang mula-
mula mengangkat konsep pemetaan antar
himpunan. Pada tahun 1638, beliau mempelajari
masalah tentang dua lingkaran yang konsentris
(memiliki pusat yang sama) dengan pusat di
O. Diameter lingkaran pertama dua kali lebih
panjang dari diameter lingkaran kedua.
Secara kasat mata, banyaknya titik pada
Galileo lingkaran pertama mestinya lebih banyak
(1564 - 1642) bahkan mungkin dua kali lebih banyak dari
banyaknya titik pada lingkaran kedua. Tapi,
dia mampu membuat pemetaan atau fungsi yang menunjukkan bahwa
banyaknya titik pada kedua lingkaran itu sama.
Galileo termasuk orang yang tidak mau begitu saja menerima suatu
kenyataan. Dia selalu mempertanyakan kebenaran suatu fenomena.
Bahkan dia berani mengambil sikap yang berlainan dengan sikap
kebanyakan orang pada jamannya. Bahkan dia juga berani berbeda
pendapat dengan para pemimpin yang berkuasa. Dia mengenalkan teori
Heliosentrisnya yang mengatakan bumilah yang mengitari matahari,
bukan matahari yang mengitari bumi. Sayangnya, dia tidak mampu
meyakinkan secara ilmiah kebenaran pendapatnya sehingga dia dihukum.
Beberapa hikmah yang mungkin bisa kita petik antara lain:
1. Kita harus jeli melakukan pengamatan terhadap fenomena yang ada
di sekitar kita.
2. Kita harus mau dan mampu mempertanyakan kebenaran fenomena
yang ada. Kita tidak boleh hanya diam diri menerima kenyataan
yang ada. Kita harus membiasakan diri kita untuk selalu menanya,
misalnya: “Mengapa begini? Mengapa bukan Begitu? Kalau
16 Kelas VIII SMP/MTs
dikondisikan begini apa jadinya? Bagaimana kalau dibuat begini? Buku Guru
Apa yang terjadi kalau diubah ininya?
3. Kita harus teguh pada pendirian, kalau diyakini itu memang benar,
tak terbantahkan. Tetapi, kita harus tetap terbuka dengan segala
kritik dan saran demi perbaikan kesimpulan kita.
4. Kalau kita ingin selamat, di samping pandai, kita juga harus pintar
PHQJNRPXQLNDVLNDQ LGH GHQJDQ MXVWL¿NDVL \DQJ OHQJNDS VHUWD
dilakukan secara sopan, santun, dan meyakinkan.
d. Isi materi berupa kegiatan-membelajarkan yang menuntut siswa secara
aktif untuk terlibat dalam pembelajaran sehingga siswa akan mendapatkan
pengalaman yang diharapkan. Pada setiap awal membelajarkan berisi
konteks atau masalah terkait dengan kegiatan. Masalah yang disajikan
ada yang diberikan beserta pemecahannya, ada yang dilengkapi dengan
petunjuk pemecahan masalah, dan ada yang dibiarkan berupa masalah
untuk dipecahkan siswa. Pada setiap membelajarkan mengikuti pendekatan
ilmiah, yaitu mengamati, menanya, menggali informasi, menalar, dan
mengomunikasikan yang disajikan dengan ikon-ikon tertentu. Berikut
penjelasan dari setiap ikon tersebut.
1)
Ayo
Kita Amati
2)
?
Ayo Kita
Menanya
+
Setelah terjadi proses menanya, pengalaman belajar siswa berikutnya
adalah menggali informasi. Pada buku siswa disajikan dua jenis
informasi, yaitu informasi langsung dan tidak langsung. Pertama,
informasi disajikan secara langsung, sehingga menuntut siswa untuk
cermat dalam memahami informasi yang disajikan. Kedua, informasi
disajikan dengan mengajak siswa melakukan suatu aktivitas yang
mengarah pada informasi yang ingin dicapai, untuk itu siswa harus
aktif dalam mengikuti panduan buku siswa dan guru. Selain informasi
yang diperoleh dari buku siswa, diharapkan siswa juga aktif membaca
informasi sumber lain, mengamati objek/kejadian/aktivitas, atau
melakukan wawancara dengan nara sumber. Dari membelajarkan
mengumpulkan informasi ini data-data yang selanjutnya siap diolah,
dihubungkan antara data yang satu dengan yang lainnya (diasosiasikan),
dianalisis, dan dinalar.
4)
Ayo Kita
Menalar
e. Tugas Projek
Ayo Kita
Mengerjakan
Tugas Projek
Setelah selesai proses pembelajaran pada bab tertentu, siswa diajak untuk
menerapkan pengetahuan mereka tentang materi matematika kelas VIII.
Bimbing siswa untuk menyiapkan dan menyelesaikan tugas projek. Setelah
siswa menyelesaikan tugas projek, minta beberapa siswa untuk menjelaskan
hasil pekerjaanya di depan kelas. Suruh siswa lainnya untuk menanggapi
pekerjaan temannya. Pajang hasil pekerjaan siswa di mading kelas atau
sekolah.
f. Merangkum
Ayo Kita
Merangkum
Masalah sebagai
Siswa sebagai
Guru sebagai Pelatih Awal Tantangan
Problem Solver
dan Motivasi
6
5 4
Evaluasi
Menguji hasil Monitoring
pengalaman
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dan tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran. Tahap
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pada setiap tahap ada bebagai kegiatan yang harus dilakukan guru. Berikut
adalah uraian kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan guru adalah:
1) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari;
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
1) Kegiatan guru bersama siswa yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan
pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan; serta (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa; serta
(c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
D. Penilaian Matematika
1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran Matematika
Mengacu pada Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015, penilaian merupakan
proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta
didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
evaluasi hasil belajar. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian hasil belajar
oleh guru. Penilaian berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau
a. Penilaian Sikap
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 mengenai Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD dari KI - 1 dan KI - 2 hanya ada pada
mata pelajaran PAIB dan PPKn, sedangkan untuk mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan menjadi KD.
Penilaian sikap pada mata pelajaran matematika dilakukan harus melalui
perencanaan-perencanaan diawali dengan mengidentifikasi sikap pada KI - 1 dan
KI - 2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP.
Sikap yang dinilai adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang muncul secara
alami selama pembelajaran.
1) Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap mata pelajaran,
sikap terhadap guru, dan sikap terhadap proses pembelajaran.
2) Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi dan teknik lain yang
relevan.
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar
observasi atau bentuk jurnal. Teknk penilaian lain adalah penilaian diri dan
antar teman
Tabel 2.2 Contoh lembar observasi sikap siswa dalam diskusi kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
b. Penilaian Pengetahuan
1) Pengertian penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
penguasaan siswa yang meliputi baik pengetahuan faktual, konseptual,
maupun prosedural, serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru
memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang
akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada
saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah
mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic).
Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada siswa
dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan
yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam
bentuk angka dengan rentang 0 – 100.
a) Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa
pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, atau uraian. Instrumen tes tertulis
dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
(1) Menetapkan tujuan tes
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan penilaian: untuk
keperluan mengetahui capaian pembelajaran, untuk memperbaiki proses
pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan penilaian harian (PH)
berbeda dengan tujuan penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan untuk
Bentuk Jml
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1. KD Pengetahuan Relasi Menunjukkan suatu Uraian 1
Mendeskripsikan dan relasi dengan diagram
relasi dan Fungsi panah, diagram
fungsi dengan Cartesius, dan
menggunakan pasangan berurutan.
berbagai representasi
(kata-kata, tabel,
grafik, diagram, dan
persamaan)
Menunjukkan hasil
produk cartesius dari
dua himpunan yang
diketahui.
Menjelaskan hubungan
relasi dan fungsi.
Membedakan antara
fungsi dan bukan
fungsi.
2
2
2
2. KD PG
...
Pedoman Penilaian
No Aspek Skor
Rubrik Penilaian Skor
Soal Penilaian Maksimal
Skor minimal = 0 0
b) Tes lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan siswa
merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain bertujuan mengecek penguasaan
pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, tes lisan dapat menumbuhkan sikap
berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat ketertarikan siswa terhadap
pengetahuan yang diajarkan dan motivasi siswa dalam belajar.
c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau
memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan
untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
(assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for
learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai
karakteristik tugas yang diberikan. Berikut ini contoh kisi-kisi tugas (Tabel 2.12),
contoh tugas, dan contoh pedoman penskorannya (Tabel 2.13) untuk mengukur
pencapaian pengetahuan.
c. Penilaian Keterampilan
1. Pengertian penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan
tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja, penilaian projek, dan penilaian
portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai
dengan karakteristik KD pada KI-4.
2. Teknik penilaian keterampilan
Teknik penilaian keterampilan dapat digambarkan pada skema berikut.
Mengetahui kemampuan
Penilaian siswa dalam mengaplikasikan
Projek pengetahuannya melalui
Keterampilan penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu
a. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian pembelajaran
yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Dengan
demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah kualitas
proses mengerjakan/melakukan suatu tugas atau kualitas produknya
atau kedua-duanya. Contoh keterampilan proses adalah keterampilan
melakukan tugas/tindakan dengan menggunakan alat dan/atau bahan
dengan prosedur kerja tertentu, sementara produk adalah sesuatu
(bisanya barang) yang dihasilkan dari penyelesaian sebuah tugas.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses adalah berpidato,
membaca karya sastra, menggunakan peralatan laboratorium sesuai
keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang,
koreografi, atau menari. Contoh penilaian kinerja yang mengutamakan
aspek produk adalah membuat gambar grafik, menyusun karangan, atau
menyulam. Contoh penilaian kinerja yang mempertimbangkan baik
proses maupun produk adalah memasak nasi goreng atau memanggang
roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah:
1) menyusun kisi-kisi;
2) mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan
langkah-langkah, bahan, dan alat;
3) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek
yang perlu dinilai;
4) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan
rubrik;
5) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.
Berikut ini contoh kisi-kisi penilaian kinerja (Tabel 2.14), soal/tugas, pedoman
penskoran (Tabel 2.15), dan rubrik penilaian kinerja (Tabel 2.16).
Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
Skor
No. Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
3. Membuat laporan.
Jumlah
Skor Perolehan
Nilai = × 100
9
Berikut ini contoh kisi-kisi (Tabel 2.17), tugas, dan rubrik (Tabel 2.18) penilaian
projek.
Contoh Projek
Gunakan pengetahuan kalian tentang materi bangun ruang sisi datar dan materi
lainnya pada kegiatan projek ini. Kemudian coba pikirkan dan tuliskan di tempat
yang disediakan berikut jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Supaya rencana mengkreasi bahan kardus ini baik dan unik, kira-kira apa
yang harus kita perbuat? (Bahan kardus apa yang harus kita sediakan? Alat-
alat apa yang harus kita siapkan? Bagaimana langkah-langkah mengkreasi
bahan dari kardus? Berapa biaya yang di butuhkan untuk mengkreasi bahan
kardus ini?
2. Agar tugas kalian ini mendapatkan hasil yang memuaskan, kira-kira strategi
apa yang harus kalian perbuat? Bagaimana bentuk strateginya? Apalagi
yang harus diperbuat?
3. Apakah pelajaran kita saat ini (tentang bentuk-bentuk bangun datar) bisa
kalian manfaatkan? Yang mana? Mengapa?
Skor
Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1. Kemampuan merencanakan.
5. Poster (Produk).
Skor maksimum 15
Catatan:
Guru dapat menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan
lainnya pada penskoran (sebagaimana contoh rubrik penskoran di atas) dengan
memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai.
Skor Perolehan
Nilai = × 100
10
II
Petunjuk
Khusus
Bagian Petunjuk Khusus ini berisikan tentang panduan secara detail bagi
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan materi sebagai
berikut :
Semester I
Bab 1 Pola Bilangan
Bab 2 Himpunan
Bab 5 Perbandingan
Semester II
Bab 6 Aritmetika Sosial
Bab 9 Statistika
Bab 10 Peluang
Bab 1
Pola Bilangan
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Jalan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Narasi
A. Awal Bab
Banyak hal dalam kegiatan di sekitar kita yang berhubungan dengan pola
bilangan. Misal pola penataan rumah, pola penataan kamar hotel, pola penataan
kursi dalam suatu stadion, pola nomor buku di perpustakaan, dan lain sebagainya.
Dengan memahami pola bilangan, kalian bisa menata banyak hal dengan lebih
teratur. Setelah memahami materi tentang pola bilangan, diharapkan kalian
akan peka terhadap pola-pola dalam kehidupan di sekitar kalian. Kalau kalian
pernah mengikuti soal tentang Tes Potensi Akademik, kalian akan melihat banyak
soal terkait pola bilangan. Hal itu berarti pola bilangan juga menjadi tolok ukur
dalam menentukan kemampuan akademik seseorang. Oleh karena itu, materi
pola bilangan ini penting untuk dipahami.
B. K ata Kunci
• Pola
• Bilangan
• Konfigurasi objek
D. K ompetensi
Dasar
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan
dan barisan konfigurasi objek.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
1. Siswa mampu menentukan suku selanjutnya dari suatu barisan bilangan
dengan cara menggeneralisasi pola bilangan sebelumnya.
2. Siswa mampu menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi suatu
persamaan.
3. Siswa mengenal macam-macam barisan bilangan.
Pola Bilangan
Menggeneralisasi
Pola dan Barisan
Bilangan
Menggunakan
Tabel
Menggeneralisasi
Pola dari Suatu
Konfigurasi Objek
Menyatakan
Barisan Bilangan
Menjadi Persamaan
63
Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano,
Narasi
G. Tokoh
lebih dikenal dengan sebutan Fibonacci, adalah
matematikawan Italia yang dikenal sebagai penemu
Matematika bilangan Fibonacci. Leonardo berperan dalam
mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan
bilangan Arab ke dunia Eropa.
Bapak dari Leonardo, Guilielmo (William)
mempunyai nama panggilan Bonacci yang artinya
“bersifat baik” atau “sederhana”. Setelah meninggal,
Leonardo sering disebut dengan nama Fibonacci
(dari kata filius Bonacci, anak dari Bonacci). William
memimpin sebuah pos perdagangan (beberapa catatan
menyebutkan beliau adalah perwakilan dagang
untuk Pisa) di Bugia, Afrika Utara (sekarang Bejaia,
Aljazair). Sebagai anak muda, Leonardo berkelana ke
sana untuk menolong ayahnya. Di sanalah Leonardo
belajar tentang sistem bilangan Arab.
Leonardo da Pisa
(1175 - 1250 M) Melihat sistem bilangan Arab lebih sederhana dan
efisien dibandingkan bilangan Romawi, Fibonacci
kemudian berkelana ke penjuru daerah Mediterania
untuk belajar kepada matematikawan Arab yang terkenal pada masa itu.
Leonardo baru pulang kembali sekitar tahun 1200-an. Pada tahun 1202, di
usia 27, ia menuliskan ilmu yang telah dipelajari dalam buku Liber Abaci atau
Buku Perhitungan. Buku ini menunjukkan kepraktisan sistem bilangan Arab
dengan cara menerapkannya ke dalam pembukuan dagang, konversi berbagai
ukuran dan berat, perhitungan bunga, pertukaran uang, dan berbagai aplikasi
lainnya. Buku ini disambut baik oleh kaum terpelajar Eropa, dan menghasilkan
dampak yang penting kepada pemikiran Eropa, meski penggunaannya baru
menyebar luas setelah ditemukannya percetakan sekitar tiga abad berikutnya.
Hikmah yang bisa diambil
1. Sebelum orang mengenal angka arab yang kita gunakan, orang zaman
dahulu sudah mengenal sistem bilangannya sendiri. Kelemahan sistem-
sistem bilangan yang ditemukan zaman dahulu adalah susah untuk
dioperasikan dan tidak efisien dalam penulisan. Dengan diperkenalkannya
sistem bilangan arab yang kita gunakan hingga sekarang, orang lebih
mudah untuk melakukan perhitungan matematika dan lebih efisien dalam
penulisan.
2. Mari mencontoh sikap Leonardo yang giat untuk mempelajari tentang
ilmu hitung sistem bilangan arab hingga jauh meninggalkan tempat
tinggalnya. Leonardo dikenal banyak orang hingga sekarang karena dia
bisa memberikan manfaat kepada orang banyak, yang masih kita rasakan
hingga saat ini.
64
H. Proses
Pembelajaran
Untuk memulai kegiatan ini, guru bisa menunjukkan beberapa bentuk geometri atau
konfigurasi objek yang memiliki pola atau keteraturan bentuk. Berikut ini contoh
konfigurasi objek dan bentuk geometri yang memiliki pola.
Guru juga bisa menyajikan benda-benda di sekitar yang memiliki pola. Berikut ini
beberapa contoh.
Sumber: Kemdikbud
Gambar 1.2 Berbagai bentuk pola pada kehidupan sehari-hari
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Jalan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Contoh 1.1
Pada contoh ini, guru mengajak siswa untuk mengenal pola barisan bilangan yang
sederhana, yaitu ganjil dan genap.
Contoh 1.2
Pada contoh ini guru mengajak siswa untuk melihat pola barisan bilangan dengan
beda dua antara bilangan yang berwarna pita sama. Guru meminta siswa untuk
melengkapi barisan bilangan yang masih kosong. Kemudian melalui pengamatan dan
mengumpulkan informasi siswa diajak untuk menyimpulkan pola barisan bilangan
terebut. Untuk menguji kebenaran simpulan siswa, guru bisa mengecek dengan
menyebutkan suatu bilangan yang cukup besar, kemudian meminta siswa untuk
menyebutkan warna pita bilangan tersebut.
Contoh 1.3
Pada contoh pola ini, guru mengajak siswa untuk melihat keteraturan dari kumpulan
bilangan. Dengan mengetahui pola bilangan tersebut, siswa bisa menjumlahkan
dengan lebih mudah.
Contoh 1.4
Pada contoh pola ini, guru mengajak siswa untuk mengamati pola barisan bilangan
yang terbentuk dari banyaknya pengunjung tiap 5 menit. Guru mengajak siswa
untuk mengamati pertambahan pengunjung tiap 5 menit. Dengan memerhatikan pola
Contoh 1.5
Pada contoh pola ini, guru mengajak siswa untuk menemukan 3 bilangan genap yang
jumlahnya sama dengan 60. Untuk menemukannya, siswa diajak untuk mengamati
pola bilangan yang lebih kecil, kemudian membuat suatu kesimpulan untuk bilangan
yang lebih besar.
?! Ayo Kita
Berlatih 1.1
1. 28, 30, 32
2. 48, 50, 52
3. 98, 100, 102
4. 13, 15, 17
5. 43, 45, 47
6. 103, 105, 107
7. Tidak mungkin
8. Tidak mungkin
Contoh 1.6
Pada contoh pola ini, guru mengajak siswa untuk mengamati pola dan menyatakan
dalam bentuk persamaan. Pola barisan ini relatif lebih sulit untuk ditentukan polanya
daripada pola-pola sebelumnya. Oleh karena itu, guru harus mengarahkan siswa
untuk lebih cermat mengamati proses menemukan persamaan melalui mengumpulkan
informasi dengan bilangan-bilangan yang kecil.
Contoh 1.7
Pada contoh pola ini, siswa diajak untuk mengamati pola barisan bilangan yang
diperoleh dengan dua cara berbeda. Namun hasilnya sama-sama benar.
Pada contoh ini, guru mengajak siswa untuk mengamati susunan persegi ubin
(persegi satuan). Guru mengajak siswa untuk melihat keterkaitan antara banyak ubin
biru dengan ubin putih. Setelah mengamati pola-pola dengan jumlah ubin sedikit,
siswa diajak untuk bisa menggeneralisasi yang lainnya.
?! Ayo Kita
Berlatih 1.2
1. 84
2. 104
3. 124
4. 1.604
5. 2.004
6. -
7. -
8. -
9. -
10. -
Contoh 1.9
Pada contoh ini, guru mengajak siswa untuk mengamati pola perubahan warna lampu
hias. Dengan pengamatan tersebut diharapkan siswa mampu menggeneralisasi pola
menyalanya lampu warna hijau, kuning, dan merah pada lampu hias tersebut.
Contoh 1.10
Pada contoh ini, guru meminta siswa untuk mengamati pola cabang pohon yang
terus bercabang dengan teratur. Melalui pengamatan tersebut, guru memperkenalkan
barisan bilangan geometri.
?! Ayo Kita
Berlatih 1.3
a. 29
b. 219
c. 239
d. 299
e. 2199
Contoh 1.11
Pada contoh ini, guru meminta siswa untuk mengamati cara menentukan angka satuan
pada bilangan berpangkat besar. Untuk menentukan angka satuannya, dilakukan
dengan cara mengamati pola pada bentuk pangkat yang lebih kecil.
Contoh 1.12
Pada contoh ini, guru memperkenalkan kepada siswa tentang barisan bilangan
Fibonachi.
?! Ayo Kita
Berlatih 1.4
1. Menentukan 3 bilangan selanjutnya
a. 9, 11, 13
b. 80, 75, 70
c. 19, 17, 22
d. 54, 162, 486
e. 5; 2,5; 1,25
f. –23, 27, –31
5. -
6. -
7. -
Di bawah ini siswa diajak untuk mengamati suatu konfigurasi objek. Setelah
mengamati konfigurasi objek tersebut, siswa diajak untuk menggali informasi
tentang pola bilangan yang terbentuk, sehingga pada akhirnya siswa bisa
membuat persamaan pola bilangan yang di temukan.
Contoh 1.13
Pada contoh ini, guru meminta siswa untuk mengamati pola konfigurasi objek
lingkaran yang disusun secara teratur. Susunan warna biru dan merah tersebut
keduanya membentuk pola barisan bilangan segitiga. Melalui pengamatan
pada konfigurasi yang sederhana diharapkan siswa akan memahami persamaan
pola barisan bilangan segitiga sebagai berikut.
Un = 12 × n × (n + 1)
Contoh 1.14
Pada contoh ini, guru meminta siswa untuk mengamati jumlah dari konfigurasi
objek. Diharapkan dengan melakukan pengamatan terhadap konfigurasi objek
yang sederhana, siswa akan mampu menggeneralisasi pada pola ke-n, yaitu n2.
Contoh 1.15
Pada contoh ini, guru meminta siswa untuk mengamati pola hasil penjumlahan
bilangan kuadrat. Melalui pengamatan konfigurasi objek yang lebih sederhana,
diharapkan siswa mampu menggeneralisasi dan menemukan jumlah hingga
suku ke-n adalah
2 2 2 2 2 1
1 + 2 + 3 + 4 + ... + n = Sn = 6 × n × (n + 1) × (2 × n + 1)
?! Ayo Kita
Berlatih 1.5
1. Un = 4n – 3
2. Un = 2n2 – 2n + 1
3. -
4. -
5. -
6. -
7. -
8. -
9. -
10. -
11. -
12. -
13. -
Ayo Kita
Berbagi
Untuk mengetahui siswa yang sudah mampu mencapai kompetensi dasar pada
kegiatan ini, guru bisa melihat cara siswa menyelesaikan soal-soal yang lebih sulit.
Selanjutnya, guru bisa mengamati apakah siswa sudah mampu menyelesaikan
soal-soal tersebut. Apabia terdapat siswa yang sudah mempu menyelesaikan
soal-soal tersbut, minta siswa tersebut untuk berbagi ilmu dengan teman-teman
yang lain.
I ndikator
J. R emedial
Bagi
12345siswa yang sudah mencapai indikator pembelajaran, dapat melanjutkan ke
bagian Pengayaan. Pada kegiatan remidial guru ditantang untuk memberikan
pemahaman kepada siswa yang belum mencapai kompetensi dasar. Berikut ini
alternatif cara untuk memberikan remedi.
1. Meminta siswa untuk mempelajari kembali bagian yang belum tuntas.
2. Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas.
3. Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang
materi yang belum tuntas.
4. Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas.
1
Ayo Kita
L. Mengerjakan
Tugas Projek
Carilah lima hal di sekitar kalian yang menerapkan pola bilangan.
Tentukan pola yang digunakan pada hal yang kalian temukan tersebut.
Sajikan hal yang terkait pola tersebut semenarik mungkin.
M. Ayo Kita
Merangkum 1
Setelah siswa melakukan pengamatan tentang macam-macam pola barisan
bilangan diharapkan siswa akan peka dan mempu menentukan pola dan persamaan
suatu barisan bilangan atau konfigurasi objek.
?N.
=+
+
Uji
Kompetensi 1
A. Pilihan Ganda
1. A 11. B
2. D 12. A
3. B 13. C
4. A 14. B
5. C 15. C
6. B 16. D
7. A 17. C
8. A 18. A
9. D 19. D
10. D 20. D
B. Esai
1. 7, 19
2. 55
b. 98
c. 5.000
5. 9
6. 4
7. 83
8. n+2
9. 10.004
10. 10.100
Sumber: Kemdikbud
Denah Perumahan
Narasi
A. Awal Bab
Jika kita melihat denah peta perumahan, kita akan melihat rumah sudah diatur
sedemikian rupa tampak tertata rapi dan dengan jalan yang tersambung satu
dengan lainnya seperti garis vertikal dan garis horizontal. Tentu semuanya itu
mempunyai maksud dan tujuan agar lahan yang ada dapat dimanfaatkan dengan
seefisien mungkin dan semua rumah dapat memiliki akses jalan yang cukup
memadai. Jika kita cermati, peta perumahan tersebut menunjukkan bahwa setiap
rumah memiliki posisi yang berbeda-beda terhadap titik tertentu yang biasanya
disebut sitem koordinat. Agar siswa lebih mengerti tentang sistem koordinat
tersebut, ayo kita pelajari sistem koordinat dengan baik
B. K ata Kunci
• Titik asal • Garis-garis sejajar
• Sumbu-X • Garis-garis tegak lurus
• Sumbu-Y • Garis-garis berpotongan
D. K ompetensi
Dasar
3.2 Menjelaskan kedudukan titik dalam bidang koordinat Kartesius yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan titik dalam
bidang koordinat Kartesius.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
1. Menentukan kedudukan suatu titik terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
2. Menentukan kedudukan suatu titik terhadap titik asal (0,0).
3. Menentukan kedudukan suatu titik terhadap titik tertentu (a, b).
4. Menentukan kedudukan garis yang sejajar dengan sumbu-X.
5. Menentukan kedudukan garis yang sejajar dengan sumbu-Y.
6. Menentukan kedudukan garis yang tegak lurus dengan sumbu-X.
7. Menentukan kedudukan garis yang tegak lurus dengan sumbu-Y.
8. Menggambar dua garis yang sejajar.
9. Menggambar dua garis yang saling tegak lurus.
10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan titik.
11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan garis.
Sistem
Koordinat
Garis
Titik Asal Sejajar
Garis
Sumbu-X Berpotongan
Garis
Sumbu-Y Tegak Lurus
79
Narasi Descartes dikenal sebagai Renatus
G. Tokoh Cartesius dalam literatur berbahasa Latin,
Matematika merupakan seorang filsuf dan matematikawan
Prancis. Beliau mempersembahkan sumbangan
yang penting yaitu penemuannya tentang
geometri analitis, yang akhirnya dikenal sebagai
pencipta “Sistem koordinat Cartesius”, yang
memengaruhi perkembangan kalkulus modern
dan menyediakan jalan buat Newton menemukan
Kalkulus. Beliau memberikan kontribusi yang
besar dalam kemajuan di bidang matematika,
sehingga dipanggil sebagai “Bapak Matematika
Modern”.
Descartes adalah salah satu pemikir paling penting dan
Rene Descartes berpengaruh dalam sejarah barat modern. Metodenya
(1956 - 1650 M) ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang
ada, yang kemudian mengantarkannya pada simpulan
bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat diragukan,
yaitu pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, fakta
umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga
dapat diragukan, serta prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan.
Dari keraguan tersebut, Descartes hendak mencari pengetahuan yang tidak dapat
diragukan yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum yang
artinya “aku berpikir, maka aku ada”.
Hikmah yang dapat dipetik antara lain:
1. Keyakinan yang sempurna dan mutlak terhadap keberadaan adanya Tuhan,
dan semua objek di dunia ini adalah ciptaan Tuhan.
2. Tidak mudah puas terhadap sesuatu yang sudah didapatkan, sehingga terus
berpikir melakukan inovasi untuk menemukan sesuatu yang baru.
3. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang sempurna. Oleh karena
itu, manusia harus menggunakan akal dan pikirannya untuk memanfaatkan
lingkungan dengan sebaik-baiknya.
4. Saling membantu dan kerja sama sesama manusia agar terjadi interaksi yang
positif dalam melakukan aktifitas dan belajar.
80
H. Proses
Pembelajaran
Pengantar
Dengan berdiskusi dan tanya jawab dibahas manfaat belajar bidang koordinat
Kartesius dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah untuk mencari alamat
rumah yang belum diketahui dengan jelas seperti pada pengantar buku siswa. Dalam
pengantar itu dijelaskan ada dua orang siswa untuk mencari alamat rumah gurunya
dan ternyata yang menemukan adalah Udin, sedangkan Siti belum menemukan
rumah Bu Badiah.
Udin dapat menemukan rumah gurunya karena dia menempuh jalan terpendek dari
jalan Diponegoro dan jalan Sudirman sesuai dengan yang ditentukan gurunya. Siti
belum menemukan karena jalan yang ditempuh terlalu panjang dan ada kemungkinan
salah dalam menghitung jarak dari jalan Diponegoro dan jalan Sudirman. Siswa juga
diminta menemukan manfaat lain penggunaan kordinat kartesius dalam kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan Kontekstual
Dengan menggunakan media dan alat peraga, guru dapat menggambar aliran sungai
yang tidak beraturan melewati beberapa kota. Pada di bidang koordinat Kartesius
kota identik dengan titik, dimulai dari kota A dengan koordinat (–8, 7) dan berakhir
di kota K dengan koordinat (8, –8). Aliran sungai yang tidak beraturan dalam bidang
koordinat Kartesius melewati titik-titik pada kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan
kuadran IV.
Siswa diminta untuk menuliskan koordinat titik-titik (kota-kota) yang dilewati aliran
sungai yang tidak beraturan tersebut mulai dari awal sampai titik paling akhir.
Ayo
Kita Amati
? Ayo Kita
Menanya
Mintalah siswa untuk menuliskan pertanyaan yang terkait dengan jarak titik-titik
dari sumbu-X dan sumbu-Y. Munculnya pertanyaan karena siswa belum mengerti
atau memahami pada saat kegiatan mengamati. Sebagai pertanyaan pancingan, dapat
menggunakan kata-kata yang ada di buku siswa. Adapun pertanyaan yang diharapkan
adalah sebagai berikut.
1. Mengapa titik B memiliki jarak yang sama dari sumbu-X?
2. Bagaimana menentukan titik yang memiliki jarak 0 satuan dari sumbu-X atau
sumbu-Y?
Ayo Kita
Berbagi
Ayo
Kita Amati
Ayo Kita
Menalar
Siswa diminta untuk menentukan koordinat beberapa titik pada koordinat Kartesius
dan jarak titik tersebut terhadap sumbu-X dan sumbu-Y. Alternatif jawaban kegiatan
ini adalah:
Koordinat
Keterangan
titik
Titik A berjarak 2 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 6 satuan dari
A(2, 6)
sumbu-X . Titik A berada di kuadran I.
Titik B berjarak 3 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 0 satuan dari
B(3, 0)
sumbu-X. Titik B berada di kuadran I atau kuadran IV.
Titik C berjarak 2 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
C(–2, 3)
sumbu-X. Titik C berada di kuadran II.
Titik D berjarak 0 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 4 satuan dari
D(0, 4)
sumbu-X. Titik D berada di kuadran I atau kuadran II.
Titik E berjarak 5 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 0 satuan dari
E(–5, 0)
sumbu-X. Titik E berada di kuadran II atau kuadran III.
Titik F berjarak 5 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
F(–5, –3)
sumbu-X. Titik F berada di kuadran III.
Titik G berjarak 5 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 4 satuan dari
G(5, –4)
sumbu-X. Titik G berada di kuadran IV.
1. Jawaban
a. Cara menentukan suatu titik berada pada kuadran berapa pada bidang
Kartesius adalah dengan melihat koordinat titik tersebut, yaitu:
b. Titik B(3, 0) berada pada sumbu-X dan terletak pada kuadran I atau kuadran IV
titik E(–5, 0) berada pada sumbu-X dan terletak pada kuadran II atau kuadran III
titik D(0, 4) berada pada sumbu-Y dan terletak pada kuadran I atau kuadran II
titik H(0, –5) berada pada sumbu-Y dan terletak pada kuadran III atau
kuadran IV
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 2.1
Perhatikan koordinat Kartesius di bawah ini: 10 Y
9
1. Titik-titik yang mempunyai jarak 8
G(−6, 6) 7
yang sama terhadap sumbu-X adalah 6
5
titik A dan B, C dan D, G dan I, 4 A(4, 3)
3
B(−4, 3) 2
F(0, 2)
2. Titik-titik yang mempunyai jarak 1 E(6, 0) X
-10-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
yang sama terhadap sumbu-Y adalah -1
-2
A dan B, C dan D, G dan I C(−3, −4) -3
-4
-5 D(3, −4)
3. - H(−4, −5) -6
-7 I(6, −6)
-8
4. - -9
-10
Siapkan papan tulis berpetak agar lebih mudah membuat koordinat Kartesius, dan
kapur atau spidol berwarna.
Ayo
Kita Amati
Siswa diminta mengamati semua tempat terhadap titik pusat (0, 0) dan fokuskan pada
koordinat masing-masing tempat. Siswa diminta mengamati semua tempat terhadap
tanah lapang dan kolam dan fokuskan koordinat masing-masing tempat terhadap
tanah lapang. Guru meminta siswa untuk mencermati langkah demi langkah alternatif
penyelesaian untuk menentukan koordinat beberapa tempat terhadap pos utama.
Guru meminta siswa membandingkan posisi titik terhadap titik pusat dan terhadap
titik tertentu serta keterangan yang menunjukkan jarak tempat tertentu terhadap titik
pusat dan tanah lapang serta kolam.
Apabila siswa mengalami kesulitan tentang posisi tempat terhadap tanah lapang dan
kolam, berilah penjelasan secukupnya dan berikan contoh lain yang sejenis.
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa membuat pertanyaan berdasarkan kasus yang ada di buku siswa.
Siswa juga boleh membuat pertanyaan lain. Pertanyan yang diharapkan sebagai
berikut:
1. Berapakah koordinat dari perumahan terhadap tenda 2 yang benar?
2. Mengapa tenda 1 dan tenda 3 tidak memiliki koordinat x atau koordinat x-nya nol?
3. Mengapa koordinat x tenda 3 terhadap tanah lapang bernilai positif, padahal
tenda 3 berada di sebelah kiri sumbu-Y?
Informasikan kepada siswa untuk mendikusikan dengan kelompok lain, dimana dalam
kegiatan ini: Guru meminta siswa untuk menukarkan jawabannya dan mendiskusikan
dengan teman sebangku.
Berikut penyelesaian Ayo Berlatih 2.2
Tanda (-) sebagai latihan
?! Ayo Kita
Berlatih 2.2
1. a. -
b. Titik-titik di kuadran I: D, E, F, G, H
Titik-titik di kuadran II: A, B, C, D
Titik-titik di kuadran III: K, L, M
Titik-titik di kuadran IV: H, I, J
b. Koordinat titik A terhadap titik G adalah (–13, 5)
Koordinat titik B terhadap titik G adalah (–12, 2)
Koordinat titik C terhadap titik G adalah (–9, 1)
Koordinat titik A terhadap titik G adalah (–6, 0)
c. Koordinat titik E terhadap titik J adalah (1, 9)
Koordinat titik F terhadap titik J adalah (4, 10)
Koordinat titik G terhadap titik J adalah (5, 7)
Koordinat titik H terhadap titik J adalah (3, 5)
3. a. -
b. -
c. -
4. -
7
6
10
10. a. b.
5 Y Y
4 9
3 8
2
Q 7
1 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 X 4
-1
-2 3
R -3 A P 2
-4 1
1 2 3 4 5 6 7 8 X9 10
-5 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-6
S -2
Q
-7
-8 -3
-9 -4
-10 -5
-6
-7
P
-8
-9
-10
Ayo
Kita Amati
Siswa diminta untuk mengamati tiga macam garis yang sejajar dengan sumbu-X,
sejajar sumbu-Y, dan tidak sejajar dengan sumbu-X maupun sumbu-Y. Fokuskan
pengamatan siswa pada persamaan dan perbedaan dari ketiga garis tersebut. Mintalah
siswa untuk menemukan ciri-ciri dari garis sejajar, tegak lurus dan berpotongan
dengan sumbu-X dan sumbu-Y.
? Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan dari hasil pengamatannya. Berilah
pancingan pertanyaan dan contoh pertanyaan yang membuat siswa termotivasi untuk
membuat pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan adalah:
1. Apa ciri-ciri dari garis sejajar, tegak lurus, dan berpotongan dengan sumbu-X
dan sumbu-Y?
2. Apakah garis sejajar dengan sumbu-X pasti tegak lurus sumbu-Y?
3. Apakah garis tegak lurus dengan sumbu-X pasti sejajar sumbu-Y?
4. Apakah mungkin membuat garis yang melalui satu titik yang tidak sejajar
sumbu-X dan tidak sejajar sumbu-Y?
5. Apabila suatu garis memotong tidak tegak lurus dengan sumbu-X, bagaimana
perpotongan garis tersebut dengan sumbu-Y?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, siswa diminta mencari informasi dari
buku siswa atau buku matematika lain atau membuat dugaan sendiri. Mintalah siswa
untuk mencermati dan memahami Contoh 2.1 dan Contoh 2.2 dengan baik. Jika
ada siswa yang masih mengalami kesulitan, berikan kesempatan kepada siswa yang
sudah mengerti untuk menjelaskan kepada temannya.
Mintalah siswa untuk mencermati kembali langkah demi langkah pada penyelesaian
Contoh 2.3. Berikan soal yang sejenis, dan mintalah siswa untuk membuat prosedur
dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa yang sudah bagus dalam membuat prosedur
penyelesaiannya, mintalah untuk menjelaskan kepada semua temannya.
Ayo Kita
Menalar
1. a. Garis melalui titik A sangatlah banyak, termasuk garis yang melalui titik (0, 0).
b. Garis melalui titik B yang tegak lurus sumbu-X dan sejajar sumbu-Y hanya
ada satu.
c. Tidak ada garis yang sejajar dengan sumbu-X dan sekaligus sejajar dengan
sumbu-Y.
d. Garis melalui titik B yang sejajar sumbu-X dan tegak lurus sumbu-Y hanya
ada satu.
e. Garis melalui titik D yang memotong sumbu-X dan sumbu-Y pada satu titik
yaitu garis yang melalui titik pusat (0, 0).
f. Jika keempat titik tersebut dihubungkan, akan membentuk bangun persegi.
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 2.3
1. Garis l yang tegak lurus pada sumbu-X, berada di sebelah kanan dan berjarak
5 satuan dari sumbu-Y.
10 Y
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 X
9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
2. Garis m yang tegak lurus pada sumbu-Y, berada di bawah dan berjarak 4
satuan dari sumbu-X.
10 Y
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8
X
9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
3. Garis tersebut tegak lurus dengan sumbu-Y dan sejajar dengan sumbu-X
P(–3, –5) -4
-5
-6
-7
-8
-9
5. Apabila dua garis l dan m memotong -10 sumbu-X dan sumbu-Y tidak tegak
lurus, bagaimanakah posisi garis l terhadap garis m?
Kemungkinan yang terjadi adalah:
a. Garis l dan m saling tegak lurus namun kedua garis tidak tegak lurus
terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
b. Garis l dan m berpotongan, namun tidak tegak lurus dan kedua garis
tidak tegak lurus terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
c. Garis l dan m sejajar namun kedua garis tidak tegak lurus terhadap
sumbu-X dan sumbu-Y.
d. Garis l dan m berimpit namun kedua garis tidak tegak lurus terhadap
sumbu-X dan sumbu-Y.
6. -
?! I.
Evaluasi
Pembelajaran 2
Penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat diamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui aktivitas siswa. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang koordinat Kartesius, guru bisa meminta siswa untuk menyelesaikan
Latihan 2.1 sampai Latihan 2.3. Selanjutnya guru bersama siswa membahas
beberapa soal yang banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
Untuk mengetahui siswa yang sudah mampu mencapai kompetensi dasar pada
kegiatan ini, guru bisa melihat bagaimana siswa menyelesaikan soal-soal dengan
tingkatan lebih sulit. Selanjutnya, guru bisa mengamati siswa apakah siswa sudah
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut. Apabila terdapat siswa yang sudah
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut, minta siswa tersebut untuk berbagi
degan teman-teman yang lain.
I ndikator
K. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai ketuntasan pembelajaran, diberikan pengayaan.
Kegiatan pengayaan dapat berupa:
a. Meminta siswa untuk membuat dan mengumpulkan soal-soal pengayaan.
misalnya soal olimpiade, soal TIMSS, dan soal PISA.
b. Meminta siswa untuk menyelesaikan soal-soal pengayaan yang sudah dibuat
oleh guru maupun siswa.
c. Meminta siswa untuk mempelajari materi pengayaan yang diberikan oleh
guru. contoh materi sebagai berikut
1. Gambarlah titik A(2, –3), B(–4, 5), C(3, 6), dan D(–4, –6) pada koordinat
Kartesius.
jawab:
10
Y
9
8
7
6 •
• 5 C(3, 6)
B(–4, 5) 4
3
2
1
X
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3 •
-4 A(2, –3)
-5
• -6
D(–4, –6) -7
-8
-9
-10
2. Gambarlah titik A(2, 1), B(2, 5), C(4, 1), dan D(4, 5) pada koordinat Kartesius.
Bila 4 titik dihubungkan bangun apakah yang terbentuk?
jawab: Persegi panjang
10
9
8 Y
7
6
5 •B•D
4
3
2
1 • A• C X
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
3. Gambarlah 4 titik K, L, M, dan N yang berjarak sama terhadap titik pusat (0, 0).
-6
jawab: - -7
-8
-9
jawab: -
5. Gambarlah garis k yang melalui titik A(3, –5) dan tegak lurus sumbu-X.
jawab:
15. Gambarlah titik A(–2, 3), B(4, 3), C(1, 2), dan D(–5, –2)
a. Hubungkan keempat titik itu dan bangun apa yang terbentuk?
b. Jika titik A absisnya ditambah 3 dan ordinatnya ditambah 1, titik B absisnya
dikurangi 3 dan ordinatnya ditambah 2, titik C absisnya ditambah 2 dan
ordinatnya dikurangi 2, dan titik C absisnya dikurangi 4 dan ordinatnya
ditambah 1 maka akan ada 4 titik baru. Jika empat titik tadi dihubungkan,
bangun apakah yang terbentuk?
19. Gambarlah garis l yang melalui titik K(6, –3) dan tegak lurus dengan sumbu-X.
Apakah garis tersebut sejajar dengan sumbu-Y? Mengapa? Coba jelaskan
alasanmu.
20. Jika garis k sejajar dengan garis m dan keduanya tegak lurus terhadap sumbu-Y,
apakah kedua garis tersebut memilki jarak yang sama dengan sumbu x? Jelaskan
jawabanmu.
Tugas Projek
M. Ayo Kita
Merangkum 2
Alternatif jawaban kegiatan ini adalah
1. Jika suatu titik memiliki koordinat (a, b), maka a adalah jarak titik tersebut
dari sumbu-Y dan b adalah jarak titik tersebut dari sumbu-X.
Jika satu titik berada di kuadran I maka a dan b positif. Jika berada di kuadran
II, nilai a negatif dan b positif. Jika di kuadran III nilai a dan b negatif. Jika
di kuadran IV, nilai a positif dan b negatif.
Titik tertentu (x, y) dipandang sebagai titik pusat (0, 0), sehingga untuk
menentukan posisi titik tertentu (a, b) sama dengan menentukan posisi titik
tersebut terhadap titik pusat (0, 0).
2. Jika suatu garis sejajar dengan sumbu-X, pasti garis tersebut tegak lurus
terhadap sumbu-Y.
3. Jika suatu garis sejajar dengan sumbu-Y, pasti garis tersebut tegak lurus
terhadap sumbu-X.
4. Jika suatu garis memotong tidak tegak lurus terhadap sumbu-X, pasti garis
tersebut akan memotong tidak tegak lurus terhadap sumbu-Y.
?N. =+ Uji
Kompetensi 2
+
A. Pilihan Ganda
1. C 6. C 11. D 16. D
2. D 7. C 12. A 17. D
3. C 8. A 13. D 18. B
4. B 9. B 14. A 19. C
5. D 10. D 15. B 20. D
B. Esai
10
1. 9 Y
8
7 C
6
B 5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1 X
-2
-3 A
-4
D -5
-6
-7
a. Titik yang berada -8 pada kuadran I adalah titik C
Titik yang berada -9 pada kuadran II adalah titik B
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1 X
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
102 Kelas VIII SMP/MTs Buku Guru
7. 10 Y
9
8
7
6
Q
B 5
4
3
2
P
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1 X
-2
B -3
A
-4
-5
-6
S -7
-8
-9
20 -10
19
Koordinat titik P(8, 2), 18 6), R(–3, 2), S(0, –6)
Q(5,
17
16
15
14
Y
8.
13
12
11
10
9
8
7 Q
6
5
4
3
2
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
−20−19−18−17−16−15−14−13−12−11−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 −1 X
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
−11
−12
Kurikulum 2013 −13 MATEMATIKA 103
−14
−15
−16
−17
−18
9. Garis k dan m bisa berjarak sama dan bisa berjarak tidak sama terhadap
sumbu-X. Garis k dan m berjarak sama terhadap sumbu-X jika:
a. kedua garis tersebut berimpit.
b. salah satu dari garis k atau garis m berada di atas sumbu-X dan yang
lain berada di bawah sumbu-X dan masing-masing berjarak tidak sama
terhadap sumbu-X.
Garis k dan m tidak berjarak sama terhadap sumbu-X jika:
a. salah satu dari garis k atau garis m berada di atas sumbu-X dan yang
lain berada di bawah sumbu-X dan masing-masing berjarak tidak sama
terhadap sumbu-X.
b. Kedua garis berada di atas atau di bawah sumbu-X dan masing-masing
garis berjarak tidak sama terhadap sumbu-X.
10. 10 Y
9
8
S 7
6 P
5
4
3
2
1
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1 X
-2
-3
-4
-5
Q -6
-7
-8
-9
-10
Sumber: mtsraudlatul-hasanah.blogspot.co.id
Narasi
A. Awal Bab
Perlihatkan gambar sekelompok siswa yang sedang menerima pelajaran di suatu
kelas. Setiap siswa menempati kursinya masing-masing. Tidak ada seorang
siswa menempati lebih dari satu kursi. Akan tetapi satu kursi panjang dapat
ditempati oleh lebih dari satu siswa. Dengan demikian, ada keterkaitan antara
siswa dengan kursi yang ditempati. Menurut kalian, apakah hal ini termasuk
relasi atau mungkin sudah merupakan fungsi?
Siswa diharapkan akan mengetahui keterkaitan antara siswa dengan kursi yang
ditempati apabila mempelajari bab 3 ini, karena pada bab 3 ini akan disajikan
tentang hubungan antara dua himpunan.
B. K ata Kunci
• Himpunan • Fungsi
• Relasi • Grafik
• Diagram panah • Himpunan berurutan
• Tabel • Korespondesni satu-satu
D. K ompetensi
Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
1. Mendefiniskan relasi
2. Menemukan contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari
3. Menunjukkan suatu relasi dengan diagram panah, diagram Kartesius, dan
pasangan berurutan
4. Menunjukkan suatu fungsi dengan himpunan pasangan berurutan, dagram
panah, rumus fungsi, tabel dan grafik
5. Menunjukkan hasil produk Kartesius dari dua himpunan yang diketahui
6. Menjelaskan hubungan relasi dan fungsi
7. Membedakan antara fungsi dan bukan fungsi
8. Menyatakan suatu relasi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
9. Menyatakan suatu fungsi yang terkait dengan kejadian sehari-hari
Relasi dan
Fungsi
Korespoden
Relasi Fungsi
Satu-satu
Penyaian
Diagram
Tabel
Panah
Diagram
Grafik
Kartesius
Pasangan Persamaan
Berurutan
107
Narasi Galileo
G. Tokoh Galileo dipandang sebagai salah seorang pakar
awal tentang Fungsi. Karyanya juga menunjukkan
Matematika bahwa beliau orang yang mula-mula mengangkat
konsep pemetaan antar-himpunan. Pada tahun
1638, beliau mempelajari masalah tentang dua
lingkaran konsentris (memiliki pusat yang sama)
dengan pusat di O. Diameter lingkaran pertama dua
kali lebih panjang dari diameter lingkaran kedua.
Secara kasat mata, banyaknya titik pada lingkaran
pertama mestinya lebih banyak bahkan mungkin
dua kali lebih banyak dari banyaknya titik pada
lingkaran kedua. Tapi, dia mampu membuat
pemetaan atau fungsi yang menunjukkan bahwa
banyaknya titik pada kedua lingkaran itu sama.
Galileo termasuk orang yang tidak mau begitu
saja menerima suatu kenyataan. Dia selalu
Galileo mempertanyakan kebenaran suatu fenomena.
(1564 - 1642) Dia berani mengambil sikap yang berlainan
dengan sikap kebanyakan orang pada zamannya.
Bahkan, dia juga berani berbeda pendapat dengan
para pemimpin yang berkuasa. Dia mengenalkan teori heliosentrisnya yang
mengatakan bumilah yang mengitari matahari, bukan matahari yang mengitari
bumi. Sayangnya, dia tidak mampu meyakinkan secara ilmiah kebenaran
pendapatnya sehingga dia dihukum.
Beberapa hikmah yang mungkin bisa kita petik antara lain sebagai berikut:
1. Kita harus jeli melakukan pengamatan terhadap fenomena yang ada di
sekitar kita.
2. Kita harus mau dan mampu mempertanyakan kebenaran fenomena yang
ada. Kita tidak boleh hanya diam diri menerima kenyataan yang ada. Kita
harus membiasakan diri kita untuk selalu menanya, misalnya: “Mengapa
begini? Mengapa bukan begitu? Kalau dikondisikan begini, apa jadinya?
Bagaimana kalau dibuat begini? Apa yang terjadi kalau diubah bagian
ini?”
3. Kita harus teguh pada pendirian, kalau diyakini itu memang benar, tak
terbantahkan. Tetapi, kita harus tetap terbuka dengan segala kritik dan
saran demi perbaikan kesimpulan kita.
4. Kalau kita ingin selamat, di samping pandai, kita juga harus pintar
mengomunikasikan ide dengan justifikasi yang lengkap, serta dilakukan
secara sopan, santun, dan meyakinkan.
108
H. Proses
Pembelajaran
Berikut ini alternatif kegiatan proses pembelajaran pada topik relasi dan fungsi. Ibu/
bapak guru dapat memodifikasinya dengan kondisi guru sendiri dan siswa di sekolah
masing-masing. Guru dapat juga menggunakan cara yang sama sekali lain sesuai
dengan kondisi guru sendiri, siswa, dan sekolah masing-masing.
Memahami Bentuk
Kegiatan 3.1 Penyajian Relasi
Para siswa diperkenalkan dengan bagan silsilah suatu keluarga seperti pada Gambar
3.1 di buku siswa. Informasikan kepada siswa bahwa bagan sisilah tersebut bisa
dikelompokkan menjadi beberapa hubungan tergantung pada konteks yang sedang
dibicara. Kemudian ajaklah siswa untuk memahami salah satu bentuk yang dapat
dibuat seperti yang telah diuraikan pada buku siswa, yaitu hubungan “mempunyai
anak”. Contoh lain tentang “hubungan para suami dengan para istri”, “hubungan
golongan darah mereka” atau yang lainnya. Jika memungkinkan, selanjutnya
intruksikan kepada seluruh siswa untuk membuat bagan keluarganya masing-masing.
Buatlah bagan tersebut pada kertas asturo atau media lainnya, bila perlu hiaslah dengan
baik sehingga membentuk model poster. Sebaiknya kertas asturo atau media lainya
telah disediakan oleh guru sebanyak siswa dalam kelas. Berilah penilaian kepada
siswa yang sedang melakukan aktifitas membuat bagan keluarganya masing-masing.
Anjurkan kepada seluruh siswa agar bagan tersebut dapat ditempel di kamarnya
masing-masing, di ruang tamu, atau di ruangan lainnya.
Ayo
Kita Amati
Ajaklah siswa untuk mengamati Tabel 3.1. Fokus pengamatannya adalah kedua
diagram panah dengan anak panahnya, mengapa dikatakan relasi atau bukan relasi.
Kemudian ajaklah siswa untuk memberikan alasannya.
Berilah kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan tentang hubungan antara
anggota himpunan A dengan anggota himpunan B, mengapa dikatakan relasi atau
bukan relasi.
?
Ayo Kita
Menanya
Ajaklah siswa untuk membuat pertanyaan tentang aturan relasi dan cara menyajikan
relasi. Amati siswa yang sedang bekerja, kalau perlu berikan pertanyaan pancingan.
Sedikit
Informasi
Alternatif
Penyelesaian
Nomor 1a
Tabel 3.1 Apabila dinyatakan dalam Diagram Kartesius
Himpunan
No. Diagram Panah Pasangan Diagram Kartesius 10
Berurutan
9
8
A B B 7
1 • 6
• a
2 • {(1, a); (2, a); c 5
1. • b 4
3 • (3, a); (4, a)} b
• c a 3
4 • A
102
1 2 3 4
91
8
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3
A B B -1
7
1 • -2
6
• a -3
2 • {(1, a); (1, b); c 5
2. • b -4
4
3 • (1, c)} b
• c a -5
3
4 • A -6
102
1 2 3 4 -7
91
-8
8
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-9 1 2 3
A B -1
7
B -10
1 • -2
6
• a -3
2 • c 5
3. • b {(1, a); (2, c)} -4
4
3 • b
• c a -5
3
4 • A -6
2
1 2 3 4 -7
1
-8
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-9 1 2 3
-1
-10
-2
Kurikulum 2013 MATEMATIKA 111
-3
-4
-5
-6
Himpunan
No. Diagram Panah Pasangan Diagram Kartesius 10
Berurutan 9
8
B 7
A B
1 • 6
• a
2 • {(3, b); (3, c); c 5
4. • b 4
3 • (4, c)} b
• c
4 •
a
A 103
1 2 3 4 92
1
8
B
A B -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -17 1 2 3 4
1 • -1
6
• a -2
2 • {(2, c); (3, c); c 5
5. • b -3
4
3 • (4, b); (4, c)} b
• c -4
a 103
4 • A -5
1 2 3 4 92
-6
1
8
-7
A B B 7
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-8 1 2 3 4
1 • -1
6
• a -9
-2
5
2 • {(4, a); (4, b); c -10
6. • b -3
4
3 • (4, c)} b
• c -4
a 103
4 • A -5
1 2 3 4 92
-6
1
8
-7
B 7
A -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-8 1 2 3 4
1 • B -1
6
• a -9
-2
2 • c 5
-10
7. • b {(2, b)} -3
4
3 • b
• c -4
a 103
4 • A -5
1 2 3 4 92
-6
1
8
-7
A B 7
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-8 1 2 3 4
1 • B -1
6
-9
• a -2
2 • c 5
-10
8. • b {} -3
4
3 • b
-4
• c a 3
4 • A -5
2
1 2 3 4 -6
1
-7
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1-8 1 2 3 4
-1
112 Kelas VIII SMP/MTs Buku Guru -9
-2
-10
-3
-4
-5
-6
“Dari ketiga cara yang dapat digunakan untuk menyatakan relasi, masing-masing
cara mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung pada konteks yang sedang
dibicarakan”
Nomor 1b
Pusatkan perhatian kita kepada empat hal berikut terhadap Tabel 3.3.
(i) Apakah anggota himpunan A selalu dipasangkan dengan anggota himpunan B?
Tidak selalu, karena ada satu contoh yang tidak mempunyai hubungan, yaitu
nomor 8
(ii) Perhatikan contoh relasi nomor 8. Mengapa nomor 8 termasuk contoh relasi?
Jelaskan
Nomor 8 dikatakan relasi, karena definisi relasi adalah sebagai berikut.
“Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah himpunan bagian dari A cross B”
Walaupun kedua himpunan tidak mempunyai hubungan apapun, karena
himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan.
(iii) Perhatikan contoh bukan relasi. Mengapa semua contoh tersebut bukan termasuk
relasi? Jelaskan
Karena, himpunan pasangan berurutannya tidak berdasarkan pernyataan yang
diketahui dan pasangan anggotanya salah satunya tidak ada pada himpunan A
dan himpunan B.
Nomor 2
a) Diagram pada Gambar 3.7a bukan relasi, karena ada satu anggota yang bukan
merupakan anggota dari himpunan B dipasangkan dengan anggota himpunan
A, yaitu bilangan 5 dipasangkan dengan huruf f. Akan tetapi, “hubungan dari
himpunan A ke himpunan B merupakan relasi”
b) Diagram pada Gambar 3.7b bisa dikatakan relasi. Walaupun kedua himpunan
tersebut tidak ada satu anggota yang berpasangan di antara keduanya, akan tetapi
diagram tersebut tetap dikatakan relasi. Relasinya adalah tidak mempunyai
hubungan atau himpunan kosong
Ayo Kita
Berbagi
Mintalah siswa untuk saling menukar hasil karyanya dengan teman sebangkunya,
dan pastikan temannya yang menerima hasil karya tersebut memahami apa yang
harus dilakukan. Pantau bagaimana mereka mengerjakan tugasnya.
Ayo Kita
Mencoba
?! Ayo Kita
Berlatih 3.1
1. -
3. -
4. a. nama relasi yang mungkin dari diagram tersebut adalah Ibu kota dari
b. silakan diberikan tanda panah pada diagram di atas: jakarta → Indonesia,
Malaysia → Kuala lumpur, Thailand → Bangkok, Filipina → Manila,
dan India → New Delhi
5. -
6.
kelipatan dari
A
2• B
6•
•3
8•
•4
9•
•5
15 •
•7
17 •
21 •
7. -
8. Himpunan pasangan berurutan yang dimaksud = {(1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6),
(1, 8), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (4, 4), (4, 8), (5, 5), (6, 6)}
9. -
10. -
12. a. -
b. -
c. Himpunan pasangan berurutan yang dimaksud = {(1, 1), (2, 4), (3, 9),
(4, 16), (5, 25), (6, 36)}
13. a. -
b. tiga mata pelajaran yang mempunyai nilai sama: Matematika, IPS, dan
Olahraga
14.
Ayah dari
B
A
• Faisal
Pak Idris • • Alu’
• Risqi
Pak Sugandar • • Sunaida
• Firman
Pak Adhim • • Wafi
15. a. -
b. -
c. Himpunan pasangan berurutan yang dimaksud = {(Dina, 38), (Sita, 38),
(Alfa, 37), (Bima, 40), (Doni, 39), (Rudi, 39)}
1. Amati dan kenali lebih duhulu contoh pesan yang terdiri atas kode sandi,
berikut kegunaannya yang telah disediakan pada buku siswa.
2. Bentuklah kelompok kecil siswa (4 – 5 orang) yang memungkinkan siswa
belajar secara efektif .
3. Siapkan contoh-contoh pertanyaan, misalnya “bagaimana cara untuk
mengetahui kode sandi tersebut?
4. Identifikasi siswa-siswa yang biasanya agak sulit membuat pertanyaan.
5. Identifikasi pula bentuk bantuan apa yang perlu diberikan agar siswa
akhirnya produktif membuat pertanyaan.
6. Sediakan tabel-tabel yang diperlukan oleh siswa untuk mengisikan hasil
kerjanya.
7. Sediakan kertas HVS secukupnya.
8. Mungkin perlu diberikan contoh kritik, komentar, saran, atau pertanyaan
terhadap suatu karya agar siswa bisa meniru dan mengembangkan lebih
jauh sesuai dengan materinya
Para siswa diperkenalkan contoh pesan yang terdiri atas kode sandi. Diberitahukan
bahwa sandi tersebut akan bisa ditebak jika ada pola bentuk sandi seperti pada tabel.
Guru meminta siswa untuk memahami kode sandi dengan model seperti tabel yang
terdapat pada buku siswa. Tabel-tabel tersebut mempunyai arti bahwa huruf A ditulis
sebagai d, huruf B ditulis sebagai e, huruf C ditulis sebagai f dan seterusnya, sehingga
sandi-sandi di atas artinya adalah:
Dengan demikian pesan-pesan di atas sudah memiliki makna yang jelas, karena
aturannya sudah diketahui.
Kode sandi seperti ini seringkali kita jumpai pada kegiatan pramuka. Contohnya
adalah sandi Morse, sandi semaphore, sandi rumput, sandi abjad, sandi angka, sandi
baca silang, sandi lingkaran, sandi balik, sandi jam, sandi kompas, sandi gambar,
sandi tanggal, dan lain-lain.
Masalah 3.4
Ajaklah siswa untuk memerhatikan dan memahami Masalah 3.4. Himbaulah siswa
untuk memerhatikan tentang aturan yang memasangkan suatu himpunan.
Ayo
Kita Amati
Fokus pengamatan adalah pemahaman siswa tentang konsep fungsi melalui kasus-
kasus yang diberikan pada buku siswa. Kemudian ajaklah siswa untuk memahami
beberapa contoh tentang daerah asal dan daerah hasil serta rumus suatu fungsi. Jika
memungkinkan, dari ke-20 relasi yang disajikan pada buku siswa buatlah menjadi
diagram panah atau mintalah kepada 20 siswa saling bergantian untuk menggambar
diagram panahnya di papan tulis. Berilah kesempatan kepada siswa untuk menyimak
diagram yang digambar oleh ke-20 siswa. Minta siswa mereka untuk membandingkan,
apakah kesamaan dan perbedaaan dari ke-20 relasi tersebut. Ajak siswa untuk
memahami Contoh 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 serta alternatif penyelesaiannya.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Himbaulah siswa untuk membuat ciri-ciri dari suatu fungsi dan mencoba fungsi-
fungsi yang terbentuk dari dari dua himpunan yang sudah disediakan pada buku
siswa.
Ayo Kita
Menalar
Ajak siswa berdiskusi untuk memahami contoh fungsi dan bukan contoh fungsi dari
dua himpunan yang telah disediakan pada buku siswa. Informasikan kepada siswa
bahwa fokus jawabannya pada dua pertanyaan yang telah disediakan.
Alternatif
Penyelesaian
(1) Apakah setiap anggota A dihubungkan dengan anggota di B?
Iya, untuk contoh fungsi: bahwa setiap anggota A dihubungkan dengan anggota B
Tidak, untuk contoh bukan fungsi: Karena contoh 1 sampai dengan contoh 8 ada
anggota dari himpunan A tidak dihubugkan dengan anggota himpuan di B.
Fungsi/
No. Himpunan B ke himpunan A
Bukan Fungsi
Ayo Kita
Berbagi
Mintalah siswa untuk saling bertukar hasil dengan teman sebangku, dan pastikan
temannya yang menerima hasil karya tersebut memahami apa yang harus dilakukan.
Pantau bagaimana siswa mengerjakan tugasnya.
?! Ayo Kita
Berlatih 3.2
1. a. ORANG TUAKU ADALAH GURUKU KETIKA DI RUMAH
b. GURUKU ADALAH ORANG TUAKU KETIKA DI SEKOLAH
c. lqnq qfqa ofrgftloq
d. dqztdqzoaq qrqsqi qtiorxhqfax
2. -
5. -
6. -
7. -
8. -
10. -
Sedikit
Informasi
Himbaulah kepada siswa untuk memahami informasi yang telah diberikan kepada
siswa tentang lima cara penyajian fungsi beserta contoh dan uraiannya. Ajak siswa
untuk memerhatikan cara-cara menyajikan fungsi yang biasa digunakan dalam
matematika
Ayo Kita
Mencoba
Ajaklah siswa untuk mencoba menyelesaikan soal-soal yang telah disediakan pada
buku siswa berdasarkan pertanyaan: “Manakah dari cara menyajikan itu yang paling
tepat?”
Ayo
Kita Amati
Di awal telah disampaikan perhitungan beberapa biaya penyewaan taksi sebagai berikut:
Biaya untuk 10 km = 6.000 + 10 × 2.400 = 30.000
Biaya untuk 15 km = 6.000 + 15 × 2.400 = 42.000
Biaya untuk 20 km = 6.000 + 20 × 2.400 = 54.000
Coba perhatikan dengan saksama bilangan-bilangan yang selalu muncul pada setiap
persamaan persamaan berikut:
Biaya untuk 10 km = 6.000 + 10 × 2.400
Biaya untuk 15 km = 6.000 + 15 × 2.400
Biaya untuk 20 km = 6.000 + 20 × 2.400
Perhatikan bilangan 10 di ruas kiri dan bilangan 10 di ruas kanan. Apa kesamaan dan
perbedaannya?
Perhatikan bilangan 6.000 pada ruas kanan.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi dengan cara memerhatikan pola
penyajian yang terdapat pada tabel. Selanjutnya himbaulah mereka untuk membuat
kesimpulan dari kegiatan menggali informasi. Agar siswa menjadi lebih yakin,
cobalah mereka diajak untuk melengkapi tabel yang diberikan.
Jadi, jika B(x) merupakan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan taksi
sejauh x km, maka B(x) dapat dituliskan dengan persamaan B(x) = 6.000 + x × 2.400
Ayo Kita
Menalar
Ajaklah siswa untuk bernalar dengan menjawab pertanyaan yang telah tersedia pada
buku siswa. Perhatikan siswa yang sedang melakukan kegiatan Menalar.
Alternatif
Penyelesaian
(i) Baik pendapat Tohir maupun Taufiq, bisa saja keduanya benar. Namun, bisa
juga keduanya salah. Kebenaran ini tergantung bagaimana mereka menjelaskan
alasannya.
Jika daerah asal fungsi terletak di sepanjang sumbu-Y, maka grafik ini merupakan
grafik fungsi. Namun, jika daerah asal fungsi terletak di sepanjang sumbu-x,
grafik ini bukan merupakan grafik fungsi.
Minta siswa untuk sharing hasil karyanya kepada seluruh siswa. Pantau bagaimana
siswa saat mempresentasikan.
?! Ayo Kita
Berlatih 3.3
1. -
2. -
4. -
5. a. f(6) = 14, f(8) = 20, f(10) = 26, dan f(12) = 32. Coba simpulkan.
b. Persamaan fungsi f(x) = 3x – 4
x 6 8 10 12
f(x) 14 20 26 32
(x, y) (6, 14) (8, 20) (10, 26)
10 (12, 32)
9
8
c. Daerah hasilnya ={14, 20, 26, 32} 7 y = 3x – 4
6
d. Grafik dari fungsi f(x) = 3x – 4 5 X
4
3
2
1
Y
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
126 Kelas VIII SMP/MTs Buku Guru
6. -
7. a. Nilai a = 2 dan b = –3
b. Rumus fungsinya; f(x) = 2x – 3
x –2 –1 0 1 2 3
f(x) 11 8 5 2 –1 –4
(x, y) (–2, 11) (–1, 8) (0, 5) (1, 2) (2,
10 –1) (3, –4)
9
8
b. Grafik dari fungsi f(x) = 5 – 3x 7
X
6
5
4
3
2 y = 5 – 3x
1
Y
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
9. Nilai f(4) = –8 -9
-10
10. -
12. -
2
13. f(2.016) =
2.017
14. a. volume air dalam bak mandi sebelum air dialirkan adalah 5 liter
b. volume air dalam bak mandi setelah 15 manit adalah 95 liter
15. -
1. Empat orang anak bernama Tohir, Erik, Taufiq, dan Zainul mempunyai
kesukaan masing-masing: Kesukaan Tohir Belajar kelompok dan menulis
cerpen, kesukaan Erik Bermain komputer dan renang, kesukaan Taufiq
menulis cerpen dan renang, dan kesukaan Zainul renang saja. Anak yang
mempunyai kesukaan menulis cerpen, tetapi tidak suka belajar kelompok
adalah ....
A. Tohir C. Taufiq
B. Erik D. Zainul
3. Pak Mahir mempunyai tiga anak bernama Budi, Ani, dan Anton. Pak
Ridwan mempunyai dua anak: bernama Alex dan Rini. Pak Rudi
mempunyai seorang anak bernama Suci.
a. Nyatakan dalam diagram panah, relasi “ayah dari”.
b. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi ? Jelaskan.
c. Nyatakan dalam diagram panah, relasi “anak dari”.
d. Apakah relasi pada soal c merupakan fungsi ? Jelaskan.
I ndikator
K. Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KKM. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan
oleh Guru dalam kaitannya dengan pengayaan, diantaranya melakukan kegiatan
berikut.
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/
individual;
3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema
tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin
ilmu.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak
diakhiri dengan penilaian.
Memahami
Kegiatan 3.4 Koresponden Satu-satu
Ajaklah siswa untuk memahami Masalah 3.6 dan Masalah 3.7. Himbaulah siswa
untuk memeperhatikan tentang hubungan antara nama siswa dengan nomor induk
siswa di sekolah SMP Ruhas Malang yang telah dituliskan pada buku siswa.
Informasikan kepada siswa tentang dua himpunan yang terbentuk dan nama relasi
yang mungkin dari kedua himpunan tersebut. Himpunan A merupakan kumpulan
nama siswa sedangkan himpunan B merupakan kumpulan nomor induk siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk memikirkan bagaimana bentuk diagram panah dari kedua
relasi yang terbentuk.
Ayo
Kita Amati
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Ajaklah siswa untuk menggali infomasi tentang banyak cara dari dua himpunan
yang dapat dikatakan sebagai korespondensi satu-satu. Bila memungkinkan ajaklah
siswa ke perpustakaan untuk melakukan kegiatan menggali informasi. Bagi siswa
menjadi beberapa kelompok, kemudian bahaslah di dalam kelas. Tiap-tiap kelompok
diberikan tugas yang berbeda tentang banyak anggotanya dari dua himpunan.
Ayo Kita
Menalar
Alternatif
Penyelesaian
Nomor 1
Pusatkan perhatian kita kepada lima hal berikut berdasarkan Tabel 3.8.
(1) Apakah setiap anggota A dipasangkan dengan anggota di B?
Iya, bahwa setiap anggota A dihubungkan dengan anggota B.
(2) Apakah setiap anggota B dipasangkan dengan anggota di A?
Iya, bahwa setiap anggota A dihubungkan dengan anggota B.
(3) Berapa anggota A yang dihubungkan dengan satu anggota B?
Semua anggota A hanya dihubungkan satu dengan anggota B.
Nomor 2
Untuk mengetahui banyak korespondensi satu-satu yang mungkin dari himpunan
A ke B, cukup mengetahui banyak anggota dari himpunan tersebut, karena dalam
contoh korespondensi satu-satu banyak dari kedua himpunan adalah sama. Kemudian
banyak anggota tersebut difaktorialkan, misal banyak anggota ada 4, maka banyak
korespondensi satu-satu yang mungkin adalah 4 = 4 × 3 × 2 × 1 = 24.
a) Pada diagram Gambar 3.7a bukan kurespondensi satu-satu, karena ada satu
angota himpunan B memasangkan lebih dari 1 anggota A dan ada tiga anggota
himpunan B tidak mempunya pasangan. Akan tetapi diagram tersebut bisa
dikatakan fungsi.
b) Gambar 3.7b bukan kurespondensi satu-satu, karena ada satu angota himpunan
A memasangkan lebih dari 1 anggota A dan ada anngota anggota himpunan A
tidak mempunya pasangan. Diagram tersebut juga bukan merupakan fungsi.
c) Gambar 3.7c merupakan korespondensi satu-satu, karena banyak anggota
kedua himpunan sama dan setiap dari kedua anggota himpunan mempunyai
tepat satu pasangan. Diagram tersebut juga merupakan fungsi.
Nomor 3
Relasi belum tentu merupakan fungsi dan korespondensi satu-satu.
Fungsi belum tentu merupakan korespondensi satu-satu, akan tetapi pasti merupakan
relasi.
Sedangkan korespondensi satu-satu pasti merupakan relasi dan fungsi.
Ayo Kita
Berbagi
Mintalah siswa untuk sharing hasil karyanya ke teman sebangkunya, dan pastikan
temannya yang menerima hasil karya tersebut memahami apa yang harus dilakukan.
Pantau bagaimana mereka mengerjakan tugasnya dan pastikan bahwa kalimat-
kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah budi pekerti yang baik.
?! Ayo Kita
Berlatih 3.4
1. Dari diagram panah yang menunjukkan korespondensi satu-satu adalah (iii),
(iv), dan (v)
2. -
3. a. banyak semua korespondensi satu-satu yang mungkin terjadi dari P ke Q = 720
b. 1. {(1, a), (2, b), (3, c), (4, d), (5, e), (6, f)}
2. {(1, b), (2, a), (3, c), (4, d), (5, e), (6, f)}
3. {(1, a), (2, b), (3, f), (4, d), (5, e), (6, c)}
4. -
5. a. K = {merah, kuning, hijau} dan A B
L = {∠A, ∠B, ∠C}
Merah • • ∠A
b. Sebanyak 6
Kuning • • ∠B
Hijau • • ∠C
6. -
7. a. Sebanyak 9.
b. Sebanyak 12.
8. -
1. Sediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan Projek kali ini, seperti
buku-buku teks pelajaran atau pojok pustaka atau bahkan fasilitas internet.
2. Sediakan kertas HVS atau kertas asturo atau lainnya.
3. Bentuklah siswa dalam beberapa kelompok untuk membagi tugas dalam
menjalankan tugasnya.
4. Intruksikan kepada siswa untuk mengikuti langkah-langkah kerja yang ada pada
buku siswa.
Fokus kegiatan kali ini adalah memilih 1 di antara 3 projek yang telah disediakan
pada buku siswa. Untuk lebih memantapkan pemahaman kalian tentang fungsi dan
terapannya dalam kehidupan sehari-hari, pilihlah sedikitnya satu dari projek-projek
berikut. Kerjakan, tuliskan proses dan hasilnya, serta siapkan bahan untuk presentasi.
3
Ayo Kita
L. Mengerjakan
Tugas Projek
Projek 3.1
Pergilah ke operator-operator telepon seluler, atau carilah informasi di internet.
Mintalah informasi tentang bagaimana cara mereka menentukan tarif telepon
dalam rentang waktu tertentu, kemudian temukan rumusnya. Selanjutnya, buatlah
analisis untuk mengetahui manakah operator yang layak digunakan untuk orang
awam dan pebisnis. Tuliskan hasil analisis kalian untuk dipresentasikan.
Projek 3.2
Cobalah temukan bentuk-bentuk “pemborosan” di dalam kehidupan di rumah
atau di sekolah (misalnya: membiarkan keran air tetap menetes meskipun sudah
dicoba ditutup rapat, menyalakan lampu di siang hari, dan lain-lain). Carilah
informasi untuk menentukan resiko pemborosan tersebut, kemudian susun
bahan presentasi yang memuat fungsi (kalau ada) untuk meyakinkan bahaya
dibiarkannya pemborosan tersebut.
Rangkuman
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi adalah relasi yang memiliki
sifat khusus. Fungsi juga menghubungkan unsur-unsur dari domain ke unsur-unsur
di dalam ko domain.
M. Ayo Kita
Merangkum 3
Pengalaman belajar tentang fungsi yang telah dilalui siswa. Sekarang, cobalah
tuliskan hal-hal penting yang menurut siswa penting dan bermanfaat.
Contoh Rangkuman
Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka syarat yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota A harus dipasangkan atau dihubungan dengan anggota dari
B (tidak boleh ada yang tertinggal)
2. Banyaknya pasangan dari setiap anggota himpunan A tersebut harus
tunggal.
Selanjutnya, ada banyak cara menyatakan fungsi, yaitu: (1) menggunakan diagram
panah, (2) menggunakan himpunan pasangan berurutan,(3) menggunakan
rumus, (4) menggunakan grafik, dan (5) menggunakan tabel. Semua memiliki
kekuatan dan kelemahan, sehingga kita harus bijak menggunakannya
?N. =+ Uji
Kompetensi 3
+
A. Pilihan Ganda
1. B 7. B
2. C 8. A
3. B 9. B
4. D 10. A
5. B 11. D
6. B 12. A
13. C
Petunjuk:
Langkah pertama temukan persamaan fungsi dari dua himpunan pasangan
berurutan (2, –2); dan (–2, 6) nelalui bentuk umum dari f(x) = ax + b
Langkah kedua nilai p, q, dan r berdasarkan persamaan fungsi yang diketahui
5
Jadi, nilai p = 2 , q = 8, dan r = 0
14. D
15. D
Petunjuk:
Tentukan nilai x yang memenuhi untuk f(31). Substitusikan nilai x tersebut ke
persamaan fungsinya f(2x + 1) = (x – 12)(x + 13), baru kemudian akan ketemu
nilai f(31) = 84
Jadi, nilai dari f(31) adalah 84.
16. D
Petunjuk:
Gunakan persamaan fungsi dari f(0) menjadi f(–2.016 + 2.016)
17. C
Petunjuk:
x
Gunakan persamaan fungsi dari f(x) = untuk menentukan nilai dari
1−x
semua fungsi.
Kemudian mencari pola penyelesaian dari bentuk soal diatas, yakni dengan
memerhatikan nilai fungsi dari ujung ke ujung dan begitu seterusnya,
sehingga ketemu –4.030.
18. C
Petunjuk:
Mencari pola dari penjumlahan f(2n) + f(5n), dengan n bilangan asli
Jika n = 1, berapakah nilai dari f(21) + f(51)
Jika n = 2, berapakah nilai dari f(22) + f(52)
Dan seterusnya.
Sehingga pada akhirnya akan ketemu pola yang bersesuaian.
19. C
20. B
B. Esai
1. a. -
b. Himpunan pasangan berurutan = {(1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (3, 4),
(3, 5), (4, 5)}
c. -
2. a. -
b. Himpunan pasangan berurutan = {(0, 0), (2, 1), (4, 2), (6, 3), (8, 4),
(10, 5), (12, 6)}
c. -
Ayah dari
B
A
• Budi
Pak Mahir • • Ani
• Anton
Pak Ridwan • • Alex
• Rini
Pak Rudi • • Suci
anak dari
B A
Budi •
Ani • • Pak Mahir
Anton •
Alex • • Pak Ridwan
Rini •
Suci • • Pak Rudi
x –2 –1 0 1 2 3
f(x) 11 8 5 2 –1 –4
(x, y) (–2, 11) (–1, 8) (0, 5) (1, 2) (2, –1) (3, –4)
10
9
b. Grafik fungsi dari f(x) = 5 – 3x
8
7
X
6
5
4
3
2
1
Y
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
y = –3x + 5
-4
-5
-6
-7
-8
7. a. f(x) = 4x – 2 -9
-10 14, –18, 0, 8}
b. bayangannya = {6, –10,
1
c. nilai p = 2 2
1 1 8
2 4 16
3 9 24
4 16 32
5 25 40
6 36 48
7 49 56
8 64 64
9 81 72
10 100 80
Narasi
A. Awal Bab
Ketika kita naik mobil, sepeda, atau jenis kendaraan lainnya, pastilah pernah
melewati jalan yang mendatar, jalan yang turun, dan jalan yang naik. Jalan yang
naik atau turun biasanya memiliki kemiringan tertentu yang sudah diperhitungkan
tingkat kemiringannya, sehingga aman dan nyaman untuk dilewati kendaraan.
Jalan yang menanjak juga memiliki kemiringan. Jika terlalu curam, kendaraan
akan mengalami kesulitan untuk melintasinya. Selain jalan, dalam kehidupan
sehari-hari banyak benda-benda yang harus dihitung tingkat kemiringannya.
Misalnya tangga yang berada di gedung bertingkat sudah diperhitungkan dengan
cermat dan teliti tingkat kemiringannya sehingga aman dan nyaman untuk
manusia. Seorang arsitek merancang tangga dan jalan dengan memerhatikan
kemiringan untuk keamanan dan kenyamanan pengguna. Tempat parkir pun
demikian, jika tempat parkir terlalu miring, tidak aman bagi pengendara maupun
mobil. Dalam bab ini, siswa akan mempelajari bagaimana kemiringan suatu
garis, cara menggambar grafik garis lurus, menentukan persamaan garis lurus,
dan manfaat garis lurus dalam pemecahan masalah kontekstual.
B. K ata Kunci
• Persamaan garis lurus
• Grafik
• Kemiringan
• Titik potong
D. K ompetensi
Dasar
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan
menginterpretasikan grafiknya menggunakan masalah kontekstual.
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linier
sebagai persamaan garis lurus.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
1. Membuat persamaan garis dari gambar garis lurus.
2. Menggambar persamaan garis lurus dari dua titik.
3. Menentukan kemiringan garis dari persamaan garis lurus.
4. Menentukan kemiringan garis dari dua titik yang diketahui.
5. Membuat persamaan garis dari dua titik yang diketahui.
6. Membuat persamaan garis dari satu titik dengan gradien yang sudah diketahui.
7. Menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis lain.
8. Menentukan persamaan garis tegak lurus dengan garis lain.
9. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan garis
lurus.
Persamaan
Garis Lurus
143
Narasi René Descartes
G. Tokoh (31 Maret 1596 - 11 Februari 1650).
Matematika Kemiringan menentukan posisi suatu garis terhadap
koordinat x dan koordinat y. Perhitungan matematis
ini adalah salah satu materi dari geometri analitik
dengan bantuan aljabar. Jadi, untuk pertanyaan
“siapakah yang menemukan kemiringan?” tentunya
jawabannya adalah René Decartes. René Decartes
adalah bapak geometri analitik. Dia adalah seorang
matematikawan Prancis, fisikawan, filsuf, dan
teolog. Banyak ahli matematika mengakui dia
sebagai orang yang menemukan rumus kemiringan.
Dia dikatakan telah memberikan sebuah metode
untuk memecahkan masalah garis dan kemiringan
Rene Descartes
dalam masalah aljabar dan geometri.
(1956 - 1650 M)
Rumus kemiringan dasar adalah y = mx
(Sumber: id.wikipedia.org)
144
H. Proses
Pembelajaran
Grafik Persamaan
Kegiatan 4.1 Garis Lurus
Ayo
Kita Amati
?
Ayo Kita
Menanya
Siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan setelah mengamati empat jenis garis
pada gambar. Guru dapat memberikan pertanyaan pancingan atau kata-kata kunci agar
siswa mampu merumuskan pertanyaan dengan baik dan benar. Adapun pertanyaan
yang diharapkan adalah:
1. Bagaimana suatu persamaan yang berupa garis lurus?
2. Bagaimana suatu persaman garis yang memotong sumbu-X dan sumbu-Y tepat di
satu titik?
3. Bagaimana suatu persaman garis yang memotong sumbu-X dan sumbu-Y di dua
titik berbeda?
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan kegiatan ini dengan perseorangan dan
berikan penjelasan secukupnya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
Perbedaan tiap-tiap gambar adalah sebagai berikut:
1. Gambar 1 : garis memotong sumbu-X dan sumbu-Y pada satu titik yaitu titik
pusat
: persamaaanya adalah y = 2x (koefisien dari x bernilai positif)
: Kemiringan garis ke kanan
Gambar 2 : garis memotong sumbu-X dan sumbu-Y pada satu titik yaitu titik
pusat
: Kemiringan garis ke kiri
Gambar 3 : garis memotong sumbu-X dan sumbu-Y pada dua titik
: persamaaanya adalah y = 4x – 5 (koefisien dari x bernilai positif)
: Kemiringan garis ke kanan
Gambar 4 : garis memotong sumbu-X dan sumbu-Y pada dua titik
: persamaaanya adalah y = –3x +6 (koefisien dari x bernilai negatif)
: Kemiringan garis ke kiri
Ayo Kita
Berbagi
Guru meminta siswa untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku
dan berdiskusi.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Guru meminta siswa untuk mencermati contoh dan alternatif penyelesaiannya, agar
siswa mengerti cara menggambar grafik persamaan garis lurus dengan menggunakan
tabel pasangan berurutan. Jika perlu guru dapat memberikan contoh lain agar siswa
memiliki keterampilan dalam menentukan pasangan berurutan untuk menggambar
grafik.
Setelah mencermati dua cara untuk menggambar persamaan garis lurus, sekarang
siswa diminta untuk menalarkan pikirannya secara individu. Alternatif jawaban
menalar adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan kedua contoh tersebut,
a. Contoh yang lebih mudah dalam menggambar persamaan garis lurus adalah
contoh yang kedua.
b. Cukup dengan hanya menentukan titik potong dengan sumbu-X dan titik
potong dengan sumbu-Y.
1
c. Ada, misalnya y = 2x, y = 4x, y = – 2 x
Guru meminta siswa untuk salaing menukarkan hasil menalar dan saling koreksi, jika
ada perbedan bisa didiskusikan dan dibahas bersama.
Berikut penyelesaian Ayo Berlatih 4.1
?! Ayo Kita
Berlatih 4.1
1. Siswa diminta menyebutkan alasannya mengapa termasuk persamaan
garis lurus apa bukan
a. x + 3y = 0 (Persamaan garis lurus)
2
b. x + 2y = 5 (Bukan persamaan garis lurus)
2
c. 3y + 3x = 3 (Bukan persamaan garis lurus)
y
d. 3 + 3x = 12 (Persamaan garis lurus)
x –4 –2 0 2 4 6
y –9 –6 –3 0 3 6
(x, y) (–4, –9) (–2, –6) (0, –3) (2, 0) (4, 3) (6, –6)
Siswa diminta untuk mengamati penerapan persamaan garis lurus dalam kehidupan
sehari dan penyelesaiannya. Fokuskan pengamatan siswa pada titik potong garis
dengan sumbu-X dan sumbu-Y.
?
Ayo Kita
Menanya
Contoh pertanyaan yang diharapkan dari hasil pengamatan misalnya. Mengapa dari
soal tersebut menggunakan persamaan y = 360.000.000 − 12.000.000x?
Ayo Kita
Menalar
2.000 3
2
4y = x
1
0 X
1.500 −10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1
−1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−2
−3
1.000 −4
−5
−6
−7
500 −8
X −9
2010 2011 2012 2013 2014 2015 −10
b. y = 200x – 400500
Ayo Kita
Berbagi
Mintalah siswa menukarkan hasil diskusi dengan teman lainnya untuk diberikan komentar.
Bahas secara klasikal hasil jawaban siswa untuk mengarahkan pada simpulan yang benar.
?! Ayo Kita
Berlatih 4.2
1. Gambar grafik.
y = 5x y = 4x − 1
10 Y
y = 2x + 3
9
8
7
6 x = 2y − 2
5
4
3 x − 3y + 1 = 0
2
1
0 X
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
2.
Total Gaji Setiap Tahun
600
400
200
a. Rp350.000.000,00
b. Rp250.000.000,00
c. Gaji tambahan 5% didapatkan jika gajinya minimal Rp100.000.000,00,
karena grafik memotong sumbu y pada posisi gaji Rp100.000.000,00
6. Gambar grafik
10 Y
x+y=1 9 x–y=1
8
7
6
5
4 x + y = –1
x+y=–1 3
2
1
0 X
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
Ayo
Kita Amati
Guru meminta siswa untuk mencermati empat bentuk tabel yang menjelaskan tentang
persamaan garis lurus, salah satu titik yang dilalui, kemiringan garis, dan gambar
garis. Fokuskan pengamatan pada kemiringan garis dan apakah garis melalui titik
pusat atau tidak. Bandingkan kemiringan dan grafiknya.
?
Ayo Kita
Menanya
Berilah penjelasan singkat agar siswa mampu membuat pertanyaan sesuai dengan
yang diharapkan. Alternatif pertanyaan yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengapa untuk nilai kemiringan yang positif, gambar garisnya miring ke kanan
dan nilai kemiringan negatif grafiknya miring ke kiri?
2. Bagaimana cara menentukan kemiringan dari suatu garis?
3. Mengapa persamaan y = 2x melalui titik pusat dan persamaan y = 2x – 4 tidak
melalui titik pusat?
Ayo Kita
Menalar
10 Y
9
8
7
6
5
4
3
2
1 X
1 1 (9, 2) 1
y= 3 x–1 3
-10-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
10 Y
1 2 9
– 4 atau − 8
8 7
6
−1 + 3 5
atau − − 4
4 4 3
2
1 X
2 1 artinya
y = – 4 x – 2 (4, –3) -10-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 satuan ke -2
atas -3
-4
dan -5
-6
8 satuan ke -7
-8
kiri. -9
-10
10 Y
9
8
7
6
5
4
3
2
1 X
3 2 (6, 9) 2
y= 3 x+5 3
-10-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
10 Y
9
+3 8 y = 4x + 3
7
6
5 m= 4
4
3
4 y = 4x + 3 (1, 7) 3 1 +12
12 = 4 2
1
X
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
Y
-8
-9
-10
X
5 y = ax + b (x2, y2) a
Sedikit
Informasi
Guru mengarahkan siswa untuk menarik simpulan bentuk umum persamaan garis
lurus, yaitu persamaan garis yang melalui sembarang titik (x1, y1) dan bergradien m
adalah y – y1 = m(x – x1)
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk menggali informasi lagi tentang kemiringan
dari suatu garis berdasarkan koefisien dari x dengan mengisi tabel berikut.
Persamaan Garis
Kemiringan (m) Titik yang dilalui
Lurus
2 (0, 0) y = 2x
−2 (0, 0) y = −2x
3 (0, 0) y = 3x
−3 (0, 0) y = −3x
0 (1, 1) y = −1
1 (0, 2) y=x+2
2 (1, −2) y = 2x – 4
Ayo Kita
Berbagi
Siswa diminta menukarkan hasil kegiatan ini dan mendiskusikan jika ada perbedaan
jawaban.
Guru memberikan penguatan persamaan garis lurus yang melalui titik tertentu dengan
kemiringan m.
?! Ayo Kita
Berlatih 4.3
50 1
1. Kemiringan tangga ranjang ini = 150 = 3 .
3 1
2. Kemiringan garis (i) adalah = 3 dan garis (ii) adalah –
1 2
Tidak berubah, karena setiap dua titik pada garis tersebut memiliki perbandingan
perubahan sisi tegak dengan perubahan sisi mendatar yang sama.
3. -
4. Gambar grafik
10 Y
9
x+y=1 y + 5 = 3x
8
7
6
5
4
3
y=2
2
1
0 X
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
3y = 2x + 1 −5
−6
−7
−8
−9
−10
5. p = 5
6. h=9
10. -
11. -
12. -
13. p = 2
Ayo
Kita Amati
Mintalah siswa untuk mengamati tabel bentuk persamaan garis lurus yang melalui
titik (x1, y1) dengan kemiringan m. Fokuskan pengamatan siswa pada hubungan
antara persamaan garis lurus dan bentuk lain persamaan garis lurus, misalnya
y = 2x dengan y – 0 = 2(x – 0) dan bentuk umum dari persamaan garis lurus yaitu
y = mx + c dan y – y1 = m(x – x1).
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Siswa diminta untuk menggali informasi dengan mencermati beberapa contoh cara
menentukan kemiringan garis yang melalui dua titik dengan menggunakan rumus
y2 − y1
kemiringan =
x2 − x1
Ayo Kita
Menalar
Siswa diminta untuk menyelesaikan kegiatan ini secara individu. Alternatif jawaban
kegiatan ini adalah jika suatu garis lurus melalui (x1, y1) dan (x2, y2), titik-titik yang
menentukan kemiringan garis positif dan negatif adalah semua titik tersebut yaitu (x1,
y1) dan (x2, y2) dan setiap garis hanya memiliki satu kemiringan saja.
Siswa diminta menukarkan hasil kerjanya dengan teman sebangku dan mendiskusikan
jika ada perbedaan jawaban. Guru memberikan penguatan tentang kemiringan garis
yang melalui dua titik.
Ayo
Kita Amati
Siswa diminta untuk mengamati contoh dan alternatif penyelesaiaannya. Jika perlu
guru dapat memberikan contoh laian yang berbeda.
? Ayo Kita
Menanya
Siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum dipahami dari contoh. Pertanyaan
yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1. Jika ada soal lain dengan kemiringan 1, bagaimana cara menyelesaikannnya?
2. Jika ada garis yang tegak lurus terhadap sumbu-X, bagaimana menyelesaikannya?
Ayo Kita
Menalar
Siswa diminta untuk mengisi tabel dengan berdiskusi dengan teman sebangku.
Alternatif jawaban kegiatan ini adalah
1 (1 , 2) (3 , 2) 0 y=2 –
Tidak
2 (–1 , 3 ) (–1 , –1) x = –1 –
terdefinisi
1 y−4 x−2
4 (2, 4) (12, –1) –2 2y = –x + 10
− 1 − 4 = 12 − 2
y−0 x−4
5 (0 , 3) (4 , 0) −3 3x + 4y = 12
3−0
= −
0 4
4
y − ^ − 5h x − 1
6 (1, –5) (–2, 4) –3 y = –3x –2 =
4 − ^ − 5h − 2 − 1
4 y−2 x−2
7 (1 , 2) (–2 , –2) 3y = 4x + 2 = − −
3 − 2 − ^ − 2h 2 2
y − 0 x − ^ − 1h
8 (–1 , 0) (3 , –8) –2 y = –2x –2
− 8 − 0 = 3 − ^ − 1h
y−6 x−2
9 (2, 6) (–1 , –9) 5 3y = 15x – 12 =
^ − 9h − 6 ^ − 1h − 2
y − 5 x − ^ − 2h
10 (–2 , 5) (–3, 1) 4 y = 4x + 13 =
1 − 5 − 3 − ^ − 2h
y − ^ − 3h x−2
11 (2, –3) (4, 1) 2 2x – y – 7 = 0 = −
1 − ^ − 3h 4 2
y – y1 = m (x – x1) y − y1
y2 − y1 x − x1
12 (x1, y1) (x2, y2) atau =
x2 − x1 y2 − y1 x2 − x1
y – y2 = m (x – x2)
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 4.4
1. a. x – 2y – 2 = 0
b. x+y–3=0
2. a. 3x – 5y = – 30
b. x + 2y = 12
3. a. – 10x + 3y = 28
b. – 8x + 7y = 29
4. a. x + 3y = 12 e. -
b. 4x + y = 2 f. -
c. 2x + 6y = 38 g. -
d. -
5. 2x – 5y = 4.
6. 4x – 7y = 13
7. a. x + 7y = 42 e. x+y=5
b. 2x – 2y = –10 f. 3x + y = 21
c. - g. -
d. - h. -
8. a. 3x – 2y = 24
b. -
9. a. (– 5, 0)
b. (0, 5/2)
c. -
d. -
10. -
Ayo
Kita Amati
Siswa diminta mengamati beberapa grafik dalam tabel. Fokuskan pengamatan siswa
pada kemiringan dan persamaan garis sejajar, kemiringan dan persamaan dua garis
berpotongan, serta kemiringan dan persamaan dua garis saling tegak lurus.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Siswa diminta menggali informasi tentang kemiringan dari dua garis sejajar dan
kemiringan dari dua garis saling tegak lurus.
Ayo Kita
Menalar
2x + 5 1
c. 3 = 2y, gradiennya =
3
1
2x + y + 2 = 0, gradiennya = – 2 , maka kedua garis berpotongan, tetapi
3x + 2 1
d. 3 = 2y, gradiennya = 2
5x − 32 5
2 = –y, gradiennya = – , maka kedua garis berpotongan, tetapi
2
tidak saling tegak lurus
2
2. 2x + 3y – 4 = 0, gradiennya = – (miring ke kiri)
3
2
4x + 6y – 8 = 0, gradiennya = – (miring ke kiri)
3
Kedua garis memiliki gradien yang sama, maka kedua garis sejajar
10 Y
9
8
7
6 3y = 10x – 39
5
4
3
2
1
0 X
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
Ayo Kita
Berbagi
Mintalah siswa untuk memajang lembar hasil kerjanya di papan pajangan kelas
secara terpisah antara kelompok satu dengan kelompok lain. setiap kelompok saling
mengunjungi hasil karya kelompok lain, lalu memberi komentar, kritik, dan saran
yang perlu.
?! Ayo Kita
Berlatih 4.5
1. a. garis p sejajar dengan sumbu-X
b. garis q sejajar dengan sumbu-X
c. garis r sejajar dengan sumbu-Y
d. -
e. -
2. a. -
b. kedua garis saling tegak lurus
4. a. sejajar
b. sejajar
c. -
d. -
5. Coba buktikan apakah persamaan garis lurus berikut saling tegak lurus.
a. 2y = 2x – 3, memiliki gradien m = 1
y = –x + 3, memiliki gradien m = –1, karena jika gradien kedua garis
dikalikan = –1 , maka kedua garis saling tegak lurus
b. 3x + y = 7, memiliki gradien m = –3
6. -
7. -
8. -
Untuk mengetahui siswa yang sudah mampu mencapai kompetensi dasar pada
kegiatan ini, guru bisa melihat bagaimana siswa menyelesaikan soal-soal dengan
tingkatan lebih sulit. Selanjutnya, guru bisa mengamati siswa apakah siswa sudah
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut. Apabila terdapat siswa yang sudah
mempu menyelesaikan soal-soal tersbut, minta siswa tersebut untuk berbagi
degan teman-teman yang lain.
I ndikator
J. R emedial
Pembelajaran
12345 remedial pada hakikatnya merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan pembelajaran yang membuat
jadi lebih baik. Pembelajaran remedial juga merupakan tindakan perbaikan
pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM dalam
suatu KD tertentu.
Kemudian Guru harus menganalisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal,
mungkin kesalahan siswa karena salah konsep atau mungkin salah melakukan
prinsip. Jika kesalahan siswa sudah ditemukan, maka guru bisa melakukan proses
pembelajaran remedial dengan cara berikut.
1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar siswa;
2. Pemberian bimbingan secara perorangan;
3. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-
tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya;
4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM.
M a t e r i P e ng a y a a n
Persamaan Garis Lurus
1. Tentukan titik potong pada sumbu x dan sumbu y dari persamaan garis
3x – 5y + 15 = 0.
Jawab:
Titik potong pada sumbu x → y = 0
3x – 5 × 0 = –15
x = –5
Jadi, titik potong pada sumbu x adalah (–5, 0)
c. 12
3
Jawab:
a. y = 3x
b. y = –5x
c. y = 12 x
3
1 1
b. y – 5 = –3 2 (x – 0) → y = –3 2 x + 5
c. y + 2 = 2(x – 1) → y = 2x – 4
6. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(3, 5) dan memiliki gradien –2.
Jawab:
8. Tentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = 2x + 1 dan melalui titik
(–4, 3).
Jawab:
y = 2x + 1 → m1 = 2
jika garis yang sejajar dengan y = 2x + 1 maka m2 = m1
dan melalui titik (–4, 3)
y – 3 = 2(x + 4) → y = 2x + 11
c. y=2x–1
3
10. Gambarlah garis dengan persamaan 2x + 4y = 12. Jika titik R (a, 5) terletak pada
garis tersebut, tentukan nilai a.
11. Tentukan gradien dan persamaan garis dari grafik yang tersaji berikut.
A E
C
B
F D X
G
12. Persamaan garis lurus yang melalui titik (2, 5) dan tegak lurus garis x – 2y + 4 = 0
adalah .…
Jawab:
Cara 1:
1. Mencari m1
x – 2y + 4 = 0
–2y = –x – 4
1
y= 2 x+2
1
Jadi, m1 = 2
2. Mencari m2
Dua garis saling tegak lurus, maka:
m1 × m2 = –1
1
2 × m2 = –1
m2 = –2
Cara 2:
Apabila persamaan yang diketahui
adalah Ax + By + C = 0 dan tegak lurus garis melalui (a, b), maka persamaan
yang dicari adalah Bx – Ay = Ba – Ab
Soal: Persamaan garis lurus yang melalui titik (2, 5) dan tegak lurus garis
x – 2y + 4 = 0
adalah .…
Dari soal didapat A = 1, B = –2, a = 2, dan b = 5,
sehingga:
Bx – Ay = Ba – Ab
–2x – y = (–2)(2) – 1(5)
–2x – y = –4 – 5
–2x – y = –9
–2x – y + 9 = 0 atau 2x + y – 9 = 0
b. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (7, –6) dan bergradien –3
17. Persamaan garis melalui titik (–2, 5) dan sejajar garis x – 3y + 2 = 0 adalah ….
a. 3x – y = 17
b. 3x + y = 17
c. x – 3y = –17
d. x + 3y = –17 (UN Matematika SMP 2012 Paket A13)
Jawab:
Cara Biasa
x – 3y + 2 = 0, maka a = 1 dan b = –3
a −1 1
m1 = – b = − = 3
3
1
karena kedua garis sejajar maka m2 = m1 = 3
y – y1 = m(x – x1)
1
y – 5 = 3 (x – (–2))
1
y – 5 = 3 (x + 2)
3y – 15 = x + 2
3y – x = 2 + 15
3y – x = 17
x – 3y = –17 (C)
18. Tentukan persamaan garis h yang melalui titik K(–2, –4) dan sejajar garis g
dengan persamaan 3x + y – 5 = 0.
Jawab:
3x + y – 5 = 0, maka A = 3 dan B = 1
K(–2, –4), maka a = –2 dan b = –4
Ax + By = Aa + Bb
3x + 1y = 3(–2) + 1(–4)
3x + y = –10 atau 3x + y + 10 = 0
19. Empat puluh buah buku akan terjual jika harganya Rp120.000,00 dan lima puluh
buku akan terjual jika harganya Rp80.000,00. Tentukan:
a. Fungsi permintaannya.
b. Banyak barang yang diminta jika harga per unit Rp20.000,00.
20. Sepeda merek “Kuat” bila dijual seharga Rp300.000,00 per unit akan laku
sebanyak 1.000 unit, dan pada setiap kenaikan harga sebesar Rp100.000,00
jumlah penjualannya bertambah sebanyak 400 unit. Tentukan:
a. fungsi penawarannya.
b. banyak sepeda yang dirawarkan jika harga per unit Rp250.000,00.
4
Ayo Kita
L. Mengerjakan
Tugas Projek
1. Siapkan perangkat komputer, printer beserta beberapa software menggambar
grafik persamaan garis lurus: Fx Draw, Mapple, Mathematica, GeoGebra,
Mathlab.
2. Arahkan siswa untuk mencoba mencetak hasil gambar grafik menggunakan
software tersebut dan memberikan komentar.
Jika ada siswa yang tertarik pada salah satu karya tentang salah satu program
komputer tersebut, maka berikan motivasi agar dia mau mengajari teman lainnya
dalam menggunakan sofware dengan senang hati.
?N. =+ Uji
Kompetensi 4
+
A. Pilihan Ganda
1. D 6. D 11. D 16. C
2. C 7. A 12. A 17. B
3. D 8. C 13. D 18. C
4. D 9. B 14. B 19. A
5. A 10. D 15. D 20. A
Sumber: www.mediajurnal.com
Tiket Kereta Api
Narasi
A. Awal Bab
Beberapa tahun ini, kita tidak lagi merasakan naik kereta api dengan penumpang
yang penuh sesak. Selain karena diberlakukannya penjualan tiket secara online,
beberapa perubahan lainnya adalah pemeriksaan kesamaan tiket dengan identitas
calon penumpang. Ketentuan umum penumpang kereta api terbaru yang berlaku
sejak 1 Januari 2015 perlu diketahui oleh seluruh masyarakat luas pencinta
Kereta Api agar mendapat pelayanan mudah dan cepat. Salah satu aturan adalah
penumpang berusia di atas 60 tahun berhak atas reduksi tarif sebesar 20%.
Pak Andi dan istrinya yang sudah berusia 40-an tahun, mengajak kedua
orangtuanya pulang ke kampung halaman di Surabaya dengan naik kereta api
dari Stasiun Bandung. Pak Andi membeli empat tiket kereta api Turangga. Biaya
yang Pak Andi keluarkan sebesar Rp1.696.000,00. Di saat yang sama, Bu Aminah
yang seusia dengan Pak Andi beserta ibu mertuanya ingin mengunjungi suaminya
yang bekerja di Surabaya. Bu Aminah membeli dua tiket seharga Rp828.000,00.
Bagaimanakah cara kalian mengetahui harga tiket untuk penumpang yang
berusia di atas 60 tahun dengan menggunakan aljabar? Bagaimana aljabar dapat
membantu kita untuk membuat model masalah di atas tanpa kesulitan? Untuk
mengetahuinya, pelajari bab ini dengan baik.
!
C. K ompetensi
Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
D. K ompetensi
Dasar
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya
yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Sistem
Persamaan Linear
Dua Variabel
(Sistem persamaan
linear dua variabel)
Metode Metode
Grafik
Subtitusi Eliminasi
181
Narasi Diophantus dan Persamaan Linear Dua Variabel
G. Tokoh Persamaan linear dua variabel berkaitan erat dengan
Matematika persamaan diophantine. Persamaan ini pertama kali
dipelajari oleh seseorang bernama Diophantus yang
menghabiskan hidupnya di Alexandria. Diophantus
juga dikenal dengan julukan “bapak aljabar”. Namun
julukan itu kemudian disandang oleh Al-Khawarizmi
tentunya. Dia merupakan seorang matematikawan
Yunani yang bermukim di Iskandaria. Pada waktu itu
Alexandria adalah pusat pembelajaran Matematika.
Semasa hidupnya Diophantus terkenal karena
karyanya yang berjudul Arithmetica. Arithmetica
adalah suatu pembahasan analitis teori bilangan
berisi tentang pengembangan aljabar yang dilakukan
dengan membuat persamaan. Persamaan-persamaan
tersebut dikenal sebagai Diophantine Equation
(Persamaan Diophantine).
Diophantus Persamaan deophantine merupakan suatu persamaan
( 250 SM - 200 SM) yang mempunyai solusi yang diharapkan berupa
bilangan bulat. Persamaan Diophantine tidak harus
berbentuk persamaan linear, tetapi bisa saja persamaan kuadrat, kubik, atau
lainnya selama mempunyai solusi bilangan bulat.
Bentuk paling sederhananya adalah:
ax + by = c
a, b koefisien dan c konstanta bulat yang diberikan. Penyelesaian persamaan
Diophantine adalah semua pasangan bilangan bulat (x, y) yang memenuhi
persamaan ini. Jika d adalah FPB dari a dan b, agar persamaan di atas mempunyai
solusi, maka d harus dapat membagi c. Terkadang dalam menentukan pasangan
bilangan bulat yang memenuhi persamaan, kita harus mencoba-coba dan pandai
menentukan pola dari selesaiannya.
Hikmah apa yang dapat kalian ambil dari biografi Diophantus ini?
1. Menyelesaikan masalah tidaklah semudah menyelesaikan perkalian
dengan mencongak. Kita harus menentukan strategi yang tepat untuk
menyelesaikannya.
2. Terkadang kita dihadapkan dengan masalah yang selesaiannya tidak tunggal.
Oleh karena itu, jangan pernah menyerah untuk menggali informasi lebih
dalam sehingga mendapatkan selesaian lainnya.
182
H. Proses
Pembelajaran
Sebagai alternatif, berikut disajikan pembelajaran sistem persamaan linear satu variabel
dengan model penemuan terbimbing yang prosesnya berdasar pada pendekatan
ilmiah (scientific approach). Guru dapat menggunakan model pembelajaran lainnya
yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam Kegiatan 5.1 ini, siswa akan mempelajari konsep persamaan linear dua
variabel. Selain itu, siswa akan mempelajari cara membuat model matematika
yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel. Ketika memahami konsep
persamaan linear dua variabel, siswa digiring dari konsep yang sudah mereka ketahui
sebelumnya, yakni tabel dan grafik. Terakhir, siswa dibimbing untuk dapat menguji
selesaian dari suatu persamaan linear dua variabel.
Ayo
Kita Amati
Guru meminta siswa untuk melengkapi dan mengamati tabel dan grafik yang sudah
disajikan pada buku siswa. Setelah itu, guru meminta siswa menjawab beberapa
pertanyaan. Tabel dan grafik yang disajikan merupakan konteks dalam kehidupan
nyata, sehingga siswa dapat memahami konsep persamaan linear dua variabel dengan
baik. Berikut alternatif jawaban yang diharapkan dari siswa sebagai pedoman bagi
guru.
Pendapatan
Jumlah jam
(dalam puluhan ribu)
1 8
2 16
3 24
4 32
5 40
0 1 2 3 4 5 X
Jumlah Jam
3. -
4. Garis pada grafik menyatakan hubungan antara jumlah jam dengan pendapatan
dari les privat yang diberikan Arthur.
6. Iya.
7. Tidak.
Untuk lebih memahami cara menuliskan persamaan, buatlah persamaan
berdasarkan masalah berikut.
Ingat bahwa keliling persegi adalah 4 kali panjang sisinya.
a. Misalkan keliling persegi adalah k dan panjang sisi persegi adalah s.
Persamaan keliling persegi adalah k = 4 × s atau k = 4s.
b. Iya. Apabila panjang sisi persegi bertambah 1 satuan, maka persamaan yang
terbentuk adalah k = 4 × (s +1) atau k = 4s + 4.
1 4
2 8
3 12
4 16
?
Ayo Kita
Menanya
Selanjutnya, pada kegiatan ini guru meminta siswa untuk membuat dan mengajukan
pertanyaan terkait dengan persamaan yang telah mereka buat dari tabel dan grafik.
Siswa bisa melihat contoh pertanyaan yang sudah disajikan dalam buku siswa,
misalnya “Bagaimana cara kalian untuk menulis persamaan linear dua variabel?
Bagaimana bentuk umum persamaan linear dua variabel?” Pertanyaan yang diajukan
siswa bisa diberikan kepada siswa lain untuk dijawab, tetapi kebenaran jawaban akan
dibuktikan nanti setelah siswa menggali informasi pada fitur berikutnya.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang
Persamaan linear satu variabel yang ditunjukkan oleh tabel, persamaan, dan
grafik, bagaimana membuat model matematika Persamaan linear satu variabel
dari situasi yang diberikan, memahami bentuk selesaian suatu Persamaan linear
satu variabel, serta menentukan banyaknya selesaian dari Persamaan linear
satu variabel. Khusus pada memahami bentuk selesaian dan banyak selesaian
Persamaan linear satu variabel, siswa dibimbing dengan menggunakan tabel.
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menjawab beberapa
pertanyaan pada buku siswa. Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan
untuk guru.
1. Tabungan yang menyatakan persamaan linear adalah tabungan milik Arga, Maya
dan Liem. Tabungan ketiga siswa membentuk persamaan linear dua variabel.
Tabungan Arga dapat dinyatakan dalam persamaan y = 7.500x + 50.000, dengan
y adalah banyak tabungan (dalam rupiah) dalam waktu x minggu. Tabungan
Maya dapat dinyatakan dalam persamaan y = 25.000x. Tabungan Liem sudah
dinyatakan dalam bentuk persamaan T = 30.000w. Tabungan ketiga siswa
tersebut apabila dibuat grafik, maka grafik yang terbentuk berupa garis lurus.
x2 − y2
2. Pernyataan Mia yang mengatakan bahwa = 3, x ≠ y merupakan Persamaan
x−y
x2 − y2
linear dua variabel adalah tidak benar. Menurut saya, = 3, x ≠ y bukan
x−y
merupakan Persamaan linear dua variabel, meskipun persamaan tersebut bisa
x2 − y2
disederhanakan menjadi x + y = 3. Hal ini dikarenakan = 3, x ≠ y sendiri
x−y
tidak memiliki syarat dan ciri-ciri yang dimiliki Persamaan linear dua variabel.
x2 – y2 = 3x – 3y
x2 – y2 – 3x + 3y = 0
2 2
Persamaan terakhir di atas, yakni x – y – 3x + 3y = 0 memiliki pangkat terbesar
x2 − y2
2 untuk setiap variabel. Sehingga persamaan = 3 bukan Persamaan linear
x−y
dua variabel.
30
(3, 30)
20
(2, 20)
10
(1, 10)
0 2 4 6 n
4. Untuk menentukan selesaian dari suatu Persamaan linear dua variabel harus
memperhatikan syarat selesaian. Selain itu, kita harus memperhatikan situasi
yang dapat dinyatakan dalam Persamaan linear dua variabel. Seperti pada
masalah pada nomor 3 di atas, himpunan selesaian dari persamaan bukan
merupakan anggota himpunan bilangan negatif.
X
2
Ayo Kita
Berbagi
Pada fitur ini, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil penalarannya.
Guru dapat juga menentukan perwakilan kelompok untuk diminta menjelaskan di
depan kelas berdasarkan catatan guru selama berkeliling. Misalnya dua kelompok
yang hasil penalarannya berbeda, atau penalaran siswa berbeda dengan alternatif
jawaban yang sudah disediakan dalam buku guru ini. Apabila setelah diskusi atau
presentasi terdapat beberapa siswa yang masih belum memahami hasil penalaran,
maka guru meminta siswa yang sudah paham untuk berdiskusi dengan siswa yang
belum paham. Apabila sebagian besar siswa kurang memahami hasil penalaran
yang sudah dipresentasikan, maka guru memberikan penjelasan kembali kepada
semua siswa.
?! Ayo Kita
Berlatih 5.1
1. a. Bukan Persamaan linear dua variabel
b. Persamaan linear dua variabel
c. Bukan Persamaan linear dua variabel
d. Persamaan linear dua variabel
e. Bukan Persamaan linear dua variabel
f. Persamaan linear dua variabel
g. Persamaan linear dua variabel
h. Bukan Persamaan linear dua variabel
2. a. K = 2p + 2l = 2 × 5 + 2l atau K = 10 + 2l
Variabel yang digunakan adalah K yang menyatakan keliling
pesegipanjang dan l menyatakan lebar persegi panjang. Variabel terikat
adalah K, keliling persegi panjang tergantung pada lebar persegi panjang.
7 + 11
b. L= 2 × t atau L = 9t
3. a. Tidak
b. Ya
c. Ya
d. Tidak
e. Tidak
f. Ya
4. y = 5.000x + 6.500, dengan y menunjukkan total biaya tiap bulan dan x adalah
3
banyak pemakaian air per m .
5. a. y = 11 c. x=2
b. x = 0 d. x=1
7. a. melengkapi tabel
Banyak segilima 1 2 3 4
Keliling 5 8 11 14
8. Persamaan yang dapat dibuat dari situasi yang dialami Bu Retno adalah
10.500 = 2.500x + 1.500y, dengan x menunjukkan banyak pensil dan y
menunjukkan banyak penghapus. Sehingga, kemungkinan banyak pensil dan
penghapus yang terjual adalah (0, 7) dan (3, 2).
Pada kegiatan ini, siswa akan mempelajari tentang konsep sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV) dan cara menentukan selesaian Sistem persamaan linear
dua variabel dengan menggunakan grafik. Seperti pada kegiatan sebelumnya,
semua konsep yang disajikan berawal dari situasi atau masalah sehari-hari.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa tentang konsep
Persamaan linear dua variabel dan selesaiannya. Setelah itu, guru meminta siswa
untuk menyelesaikan masalah Nawa dan Rina pada buku siswa.
Ayo
Kita Amati
Masalah
Pak Mursalin memulai bisnis baru dengan menyewakan kamar. Selain menyewakan
kamar, beliau juga menyediakan makanan bagi setiap pengunjung. Untuk itu, Pak
Mursalin menata ulang setiap kamar rumahnya dengan biaya yang dikeluarkannya
sebesar Rp5.000.000,00. Biaya untuk menyiapkan makanan sebesar Rp100.000,00
per malam. Pak Mursalin menyewakan Rp600.000,00 per malam setiap kamarnya
sudah termasuk fasilitas makan.
Perhatikan bahwa pada situasi yang dialami oleh Pak Mursalin terdapat dua persamaan.
Kumpulan dua (atau lebih) persamaan linear dua variabel disebut sistem persamaan
linear dua variabel (Sistem persamaan linear dua variabel). Dua persamaan yang
dimaksud adalah:
C = 100.000x + 5.000.000 (untuk pengeluaran)
x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C
(dalam 500 510 520 530 540 550 560 570 580 590 600 610
ribuan)
P
(dalam 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660
ribuan) 25
24
23
b. Berapa malam yang22Pak Mursalin butuhkan untuk menyewakan kamarnya
sebelum impas? 21
Pak Mursalin membutuhkan
20 9 malam untuk kamarnya disewakan sebelum impas.
19
c. Gambar grafik kedua18persamaan pada poin b. dalam satu bidang koordinat.
17 sumbu-Y adalah dalam puluhan ribu rupiah.
Keterangan: satuan pada
16
15
14 Y
700
13
0
12
600 .000.00
11 1 0 0 .0 00x + 5
C=
10
500
9
4008
x
00
7
0.0
60
3006
=
5
P
2004
3
1002
1 X
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
d. Tentukan titik potong kedua grafik. Apa maksud dari titik potong ini? Bandingkan
dengan break-even point pada poin c.
Titik potong kedua grafik berada pada titik (10, 600). Maksudnya kedua grafik
berada pada titik yang sama yakni mencapai titik impas. Nilai 600 ini maksudnya
adalah pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp6.000.000,00
selama 10 malam kamar itu disewakan.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi tentang bagaimana
menentukan selesaian dari suatu Sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan grafik. Siswa menggali informasi tentang penyelesaian Sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan grafik berdasarkan langkah-
langkah yang diberikan. Selain itu, siswa diberikan contoh menentukan selesaian
dengan menggunakan grafik. Setelah siswa menggali informasi, guru mengulas
kembali masalah yang dihadapi Nawa dan Rina, serta jawaban siswa pada kegiatan
Ayo Kita Menanya.
Ayo Kita
Menalar
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 5.2
1. Tabel
a. C = 15x + 150 dan P = 45x
x 0 1 2 3 4 5 6
C 150 165 180 195 210 225 240
P 0 45 90 135 180 225 270
Titik impas dari kedua persamaan adalah (5, 225).
b. C = 24x + 80 dan P = 44x
x 0 1 2 3 4 5 6
C 80 104 128 152 176 200 224
P 0 44 88 132 176 220 264
Titik impas dari kedua persamaan adalah (4, 176).
c. C = 36x + 200 dan P = 76x
x 0 1 2 3 4 5 6
C 200 236 272 308 344 380 446
P 0 76 152 228 304 380 450
Titik impas dari kedua persamaan adalah (5, 380).
3. a. (−1, 7)
b. (−5, 1)
c. -
d. (8, 1)
4. a. P = 35.000x
Menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Kegiatan 5.3 dengan Substitusi
Ayo
Kita Amati
?
Ayo Kita
Menanya
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi tentang cara menentukan
selesaian dari suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode
substitusi. Siswa menggali informasi tentang penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan menggunakan metode substitusi berdasarkan langkah-langkah
yang dicontohkan. Setelah siswa menggali informasi, guru bisa meminta siswa
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan
variabel lain yang disubstitusikan. Misalnya dalam contoh yang diberikan variabel
x yang disubstitusikan ke persamaaan ke dua, maka guru meminta siswa untuk
menyubstitusikan variabel y dari persamaan pertama ke persamaan kedua.
Ayo Kita
Menalar
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 5.3
1. Dari ketiga sistem persamaan linear dua variabel yang diberikan, metode
substitusi lebih mudah diterapkan pada sistem persamaan linear dua variabel a
dan b. Persamaan kedua dari sistem persamaan linear dua variabel a) memiliki
persamaan 4x − y = 3 yang dapat diubah menjadi y = 4x – 3. Sehingga mudah
disubstitusikan ke persamaan pertama. Untuk Sistem persamaan linear
dua variabel b) memiliki persamaan 4x − y = 3 pada persamaan pertama,
sehingga bisa diubah ke bentuk y = 4x – 3 untuk kemudian disubstitusikan
ke persamaan kedua.
Menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Kegiatan 5.4 dengan Eliminasi
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi cara menentukan selesaian
dari suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi.
Siswa menggali informasi tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode eliminasi dengan langkah-langkah yang lengkap. Dari
kegiatan ini siswa akan memahami mengapa dan bagaimana mengalikan persamaan
dengan suatu konstanta sehingga dapat mengeliminasi variabel yang diinginkan.
Guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menjawab beberapa pertanyaan pada
buku siswa. Guru bisa membagi siswa menjadi berpasang-pasangan untuk menjawab
pertanyaan. Selanjutnya guru bisa berkeliling menemui setiap kelompok untuk
mengetahui kesulitan siswa. Selain itu, guru bisa mencatat pertanyaan atau pernyataan
siswa untuk didiskusikan bersama saat presentasi dalam fitur Ayo Kita Berbagi.
Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan untuk guru.
a. Strategi yang digunakan Lisa adalah dengan menggunakan eliminasi. Lisa
memisalkan harga sebuah lilin ungu adalah x dan harga sebuah lilin putih adalah
y. Sistem persamaan linear dua variabel yang terbentuk adalah 3x + 2y = 35.300
dan 2x + 2y = 16.200. Selanjutnya, Lisa membagi persamaan kedua dengan 2
sehingga diperoleh persamaan x + y = 8.100. Setelah itu, persamaan tersebut
dikalikan 3 sehingga diperoleh 3x + 3y = 24.300. Kemudian, Lisa mengeliminasi
variabel x sehingga diperoleh 2x = 11.000 dan x = 5.500. Terakhir, Lisa bisa
menentukan nilai y = 2.600.
b. Mengalikan persamaan dengan suatu konstanta apabila setiap variabel pada
kedua persamaan memiliki koefisien yang berbeda.
c. Karena mengalikan persamaan dalam metode eliminasi ini hanya menyamakan
koefisien pada salah satu variabel kedua persamaan sehingga keduanya dapat
dieliminasi. Oleh karena itu, mengalikan persamaan dengan suatu konstanta
tidak mengubah selesaian.
d. Persamaan kedua supaya selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel
adalah (2, −4) adalah x + y = −2. Cara untuk menentukan persamaan kedua
adalah dengan membuat sebarang persamaan sedemikian sehingga, apabila nilai
x dan y pada persamaan diganti oleh (2, −4) menjadikan persamaan menjadi
benar. Perhatikan bahwa
x + y = −2
2 + (−4) = −2
−2 = −2
Untuk menguji kebenaran apakah (2, −4) adalah selesaian dari Sistem persamaan
linear dua variabel 2x + y = 0 dan x + y = −2, maka metode eliminasi dapat
diterapkan seperti berikut.
2x + y = 0
x + y = −2 –
x=2
dengan menyubstitusikan nilai x = 2 ke persamaan pertama, diperoleh
2x + y = 0
2(2) + y = 0
4+y=0
y = −4
Ayo Kita
Berbagi
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil penalaran mereka terlebih
dahulu dengan pasangan yang duduk di belakang atau di samping mereka. Setelah itu,
guru meminta salah satu perwakilan siswa dari setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil penalarannya. Guru dapat juga menentukan perwakilan kelompok untuk diminta
menjelaskan di depan kelas berdasarkan catatan guru selama berkeliling. Misalnya
dua kelompok yang hasil penalarannya berbeda, atau penalaran siswa berbeda dengan
alternatif jawaban yang sudah disediakan dalam buku guru ini. Apabila setelah diskusi
atau presentasi terdapat beberapa siswa yang masih belum memahami hasil penalaran,
maka guru meminta siswa yang sudah paham untuk berdiskusi dengan siswa yang belum
paham. Apabila sebagian besar siswa kurang memahami hasil penalaran yang sudah
dipresentasikan, maka guru memberikan penjelasan kembali kepada semua siswa.
?! Ayo Kita
Berlatih 5.4
1. Di antara keempat sistem persamaan linear dua variabel yang berbeda adalah
c. Ketiga sistem persamaan linear dua variabel lainnya bisa dengan mudah
dieliminasi tanpa harus mengalikan persamaan. Sedangkan pada sistem
persamaan linear dua variabel c harus mengalikan kedua persamaan sebelum
mengeliminasi salah satu variabel.
Pada kegiatan ini, siswa akan mempelajari cara menganalisis sistem persamaan
linear dua variabel yang memiliki banyak selesaian, tepat satu selesaian, dan tidak
memiliki selesaian. Siswa menganalisis selesaian sistem persamaan linear dua
variabel berdasarkan ciri-ciri dari persamaan dan grafik yang terbentuk dari kedua
persamaan. Sebelum 25 pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa tentang
bagaimana menyelesaikan
24 sistem persamaan linear dua variabel.
23
22
Ayo 21
Kita Amati20
19
18
Selanjutnya guru meminta
17 siswa untuk menjawab pertanyaan dan mengamati masalah
tentang usia, sistem persamaan
16 dan grafik dari kedua persamaan. Berikut jawaban
yang diharapkan dari 15
siswa.
a. Grafik dari kedua14persamaan dalam bidang koordinat yang sama.
13 y
12
11
10
9 y=t
8
7
6
5
y=t–5
4
3
2
1 t
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Gambar 5.6 Grafik usia Nadia dan Kakaknya
b. Jarak vertikal kedua garis adalah 5 satuan. Hal ini menunjukkan selisih usia
Nadia dan kakaknya.
c. Kedua garis tidak pernah berpotongan. Hal ini berarti kedua usia Nadia dan
kakaknya tidak akan pernah sama yang ditunjukkan oleh titik potong garis.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi tentang banyak selesaian
dari suatu sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan ciri kedua persamaan
dan kedua grafiknya. Siswa menggali informasi, khususnya berdasarkan pertanyaan
yang diajukan siswa dengan meminta siswa membuat grafik dan menghubungkannya
dengan konsep persamaan garis lurus yang telah siswa pelajari. Hal ini dilakukan
sehingga siswa memperoleh informasi bahwa sistem persamaan yang ditunjukkan
oleh dua grafik yang berpotongan, berarti memiliki satu selesaian. Apabila sistem
persamaan ditunjukkan oleh dua garis yang sejajar maka sistem persamaan tidak
memiliki selesaian. Apabila sistem persamaan ditunjukkan oleh dua garis yang saling
berhimpit, maka sistem persamaan memiliki lebih dari satu selesaian.
Ayo Kita
Menalar
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 5.5
1. Sistem persamaan linear dua variabel dari teka-teki yang dimaksud adalah
Z] 1
]] x + 3 = y
]2
[]
]]
] x = 2y + 6
\
Sistem persamaan di atas tidak memiliki selesaian.
4. Nadia tidak bisa menentukan nilai p dan k. Apabila kedua persamaan pada
sistem persamaan apabila digambar grafiknya kedua grafik itu sejajar.
5. Kelinci teman saya tidak bisa menyusul kelinci saya. Kedua persamaan
memiliki koefisien nilai x dan y yang sama, sehingga kedua grafik persamaan
tidak pernah memiliki titik potong.
5
Ayo Kita
L. Mengerjakan
Tugas Projek
Tugas projek ini dapat dilaksanakan oleh siswa selama lebih kurang dua minggu.
Siswa diminta untuk membuat model persamaan linear dua variabel dari lamanya
air menetes (dianggap sebagai air yang terbuang karena kran rusak) dan jumlah
air yang terbuang. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
berjumlah 3-4 orang. Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan
sebelum melakukan percobaan. Minta siswa mengumpulkan tugas Projek ini
dalam bentuk artikel, baik berupa paper atau makalah yang bisa disajikan di
majalah sekolah atau mading sekolah. Selama pelaksanaan tugas proyek ini,
siswa diharuskan untuk selalu melakukan konsultasi dengan guru. Berkaitan
dengan cara penilaian projek ini, guru dapat merujuk cara penilaian yang terdapat
pada bagian umum dengan disesuaikan tugas peserta didik.
?N. =+ Uji
Kompetensi 5
+
A. Pilihan Ganda
1. A 11. B
2. B 12. D
3. D 13. C
4. C 14. B
5. B 15. A
6. A 16. D
7. D 17. A
8. B 18. A
9. C 19. D
10. A 20. D
2. (4, 2)
3. a. Rp270.000,00
b. Rp40.000,00 (tiket dewasa)
p + l = 38
4. a. *
p − l = 10
b. panjang persegi panjang adalah 24 dm dan lebarnya 14 dm.
2
c. Luas persegi panjang adalah 336 dm .
9. x = 4 dan y = 1
2
10. Luas persegi adalah 900 cm .
? =+
+
Uji Kompetensi
Semester I
A. Pilihan Ganda
B. Esai
1. 201
2.
10
9
8
7 Y
6
5
4
A
3
2
1
0 X
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
4. a. –2x + y – 14 = 0
b. a=5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
−10 −9 −8 −7 −6 −5 −4 −3 −2 −1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
−1
−2
−3
−4
−5
−6
−7
−8
−9
−10
5. Jawaban:
Tinggi menara yang paling pendek 9 m.
Sumber:www.andy.web/id
Gambar 6.1 Seorang Tukang sedang mengukur
kesikuan lahan
Narasi
A. Awal Bab
Cara membuat sudut siku bangunan merupakan ilmu yang sering digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung bertingkat tinggi. Dalam
pembangunan rumah tinggal juga sering menggunakan konstruksi yang siku.
Mengapa harus siku? Meskipun terkesan sederhana namun kesikuan ini akan
mempengaruhi keindahan, kekuatan dan bahkan biaya bangunan. Tukang
bangunan menggunakan salah satu rumusan segitiga yang apabila diterapkan
pada pelaksanaan bangunan akan menghasilkan sudut siku 90 derajat. Peralatan
yang digunakan adalah benang ukur, patok, atau paku, serta meteran. Intinya para
tukang membuat sebuah segitiga yang ketiga sisinya mempunyai perbandingan
panjang 3:4:5. Misalnya mereka menggunakan ukuran 3 m : 4 m : 5 m. Tahukah
kalian mengapa para tukang harus menggunakan perbandingan 3:4:5? Apakah
ada ukuran selain 3, 4, dan 5? Masalah di atas akan dikui jawabannya oleh siswa
pada bab ini.
B. K ata Kunci
• Segitiga siku-siku
• Hipotenusa
• Tripel Pythagoras
D. K ompetensi
Dasar
3.6 Menjelaskan dan membuktikan kebenaran teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras.
4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan
tripel Pythagoras.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi untuk Bab 6 Teorema Pythagoras ini
dikembangkan dengan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada
kegiatan pembelajarannya di kelas nanti, guru dapat mengembangkan sendiri
indikator pencapaian kompetensi ini dengan menyesuaikan karakteristik siswa
masing-masing. Berikut contoh indikator yang dapat dijabarkan.
1. Memeriksa kebenaran teorema Pythagoras.
2. Menentukan panjang sisi segitiga siku-siku jika panjang dua sisi diketahui.
3. Menentukan jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisi yang diketahui.
4. Menentukan perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan salah satu
sudut berukuran 30°, 45°, dan 60°.
5. Menerapkan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan permasalahan nyata.
c
Teorema a
Pythagoras
b
c2 = a2 + b2
Tripel Penerapan
Segitiga-segitiga Teorema
Pythagoras Khusus Pythagoras
Segitiga Segitiga
Siku-Siku Siku-Siku
dengan Sudut
Samakaki 30° - 60° - 90°
217
Narasi Pythagoras (582 SM – 496 SM) lahir di pulau
G. Tokoh Samos, di daerah Ionia, Yunani Selatan. Salah
Matematika satu peninggalan Pythagoras yang paling terkenal
hingga saat ini adalah teorema Pythagoras. Teorema
Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat sisi miring
suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat dari sisi-sisi yang lain. Yang unik, ternyata
rumus ini 1.000 tahun sebelum masa Phytagoras.
Orang-orang Yunani sudah mengenal penghitungan
“ajaib” ini. Walaupun faktanya isi teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras,
namun teorema ini dianggap sebagai temuan
Pythagoras, karena ia yang pertama membuktikan
pengamatan ini secara matematis. Pythagoras
Pythagoras
(582 SM – 496 SM) menggunakan metode aljabar untuk membuktikan
teorema ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pythagoras adalah orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Sekalipun teorema tentang segitiga siku-siku sudah dikenal masyarakat
sebelumnya, tetapi dia terus menggalinya sehingga dapat membuktikan
kebenaran teorema tersebut secara matematis.
2. Tanpa kita sadari ternyata bumi yang indah beserta kehidupan yang ada di
dalamnya ini tidak lepas dari perhitungan matematika. Oleh karena itu, kita perlu
belajar Matematika dengan lebih mendalam, sehingga bisa menguak rahasia alam
sekaligus membuktikan ke-Mahabesaran ciptaan Tuhan YME.
3. Matematika adalah ilmu yang menarik untuk kita pelajari, bukan ilmu yang
menyeramkan seperti dikatakan sebagian orang. Karena telah banyak sejarah
yang menceritakan tentang peran matematika dalam memajukan peradaban
manusia, salah satunya adalah teorema Pythagoras yang menjadi spelopor
perkembangan ilmu geometri dan arsitektur.
Sumber: https://www.flickr.com/photos/mharrsch/9943598
218
H. Proses
Pembelajaran
Memeriksa Kebenaran
Kegiatan 6.1 Teorema Pythagoras
Ayo
Kita Amati
Segitiga
AB BC AC AB2 BC2 AC2
ABC
a. 5 12 13 25 144 169
b. 8 15 17 64 225 289
c. 9 12 15 81 144 225
?
Ayo Kita
Menanya
Pada kegiatan ini, guru mendorong siswa untuk bertanya. Pertanyaan yang diharapkan
muncul dari siswa adalah tentang teorema Pythagoras dan pembuktian kebenaran
teorema. Meskipun contoh pertanyaan sudah diberikan dalam buku siswa, namun
guru perlu membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan lain. Apabila siswa
mengalami kesulitan untuk membuat pertanyaan, guru bisa meminta siswa untuk
membacakan pertanyaan yang sudah ada di buku siswa untuk kemudian di diskusikan.
Siswa akan dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar jika siswa telah melakukan
kegiatan pada Ayo Kita Amati dengan benar. Apabila siswa mengalami kesulitan
untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru dapat membantu menjawab pertanyaan
tersebut dengan mengingatkan siswa dengan menjumlahkan kuadrat panjang sisi AB
dan kuadrat panjang sisi BC yang kemudian di bandingkan dengan kuadrat panjang
sisi AC.
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa mencari cara lain untuk membuktikan
kebenaran teorema Pythagoras. Guru bisa memulainya dengan meminta siswa
mengamati Gambar 6.4.
Selanjutnya guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan bagaimana dengan
bantuan Gambar 6.4(i) dan 6.4(ii) mereka bisa membuktikan kebenaran teorema
Pythagoras. Guru bisa meminta siswa untuk menggunting kertas HVS yang sudah
disediakan sehingga nampak seperti pada Gambar 6.4(i). Kemudian meminta siswa
menyusun potongan-potongan tadi menjadi Gambar 6.4(ii).
Guru membimbing siswa untuk membuktikan kebenaran teorema Pythagoras secara
aljabar berdasarkan Gambar 6.4. Pada kegiatan ini guru membimbing siswa untuk
sampai pada teorema Pythagoras, yakni “jika terdapat segitiga siku-siku dengan
panjang kedua sisi tegak adalah a dan b, serta panjang hipotenusa atau panjang sisi
terpanjang adalah c, maka berlaku a2 + b2 = c2 .
Selanjutnya, guru bisa meminta siswa untuk membuktikan teorema Pythagoras
dengan pendekatan lain yakni pada soal Latihan 6.1 nomor 8. Sehingga, siswa
mampu membuktikan kebenaran teorema Pythagoras dengan berbagai pendekatan.
Setelah siswa mampu untuk membuktikan kebenaran teorema Pythagoras, ajak
siswa untuk mengamati contoh-contoh pada buku siswa. Diskusikan contoh soal
yang dirasa sulit bagi siswa. Contoh yang ada dalam buku siswa sudah menyajikan
penerapan teorema Pythagoras dalam menyelesaikan masalah bangun datar.
Sesekali guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan dari contoh yang
diberikan. Misalkan pada Contoh 6.3 berikan siswa kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan conoh yang diberikan. Yang diharapkan adalah siswa
mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang harus kalian tentukan terlebih dahulu
untuk menentukan panjang BC?” “Berapakah keliling trapesium?”, “Berapakah luas
trapesium?”
Ayo Kita
Menalar
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menyelesaikan masalah.
Tujuan pemberian masalah ini adalah supaya siswa menerapkan pengetahuannya
dalam konsep garis, bangun datar, dan aljabar. Selanjutnya guru membimbing siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan bantuan seperti berikut.
i. Minta siswa untuk membuat garis yang sejajar dengan garis AB dan melalui Q.
a a
A b F l B
Gambar 6.7
Pada kegiatan ini, siswa diharapkan mampu melatih komunikasi dalam menyampaikan
penalarannya baik secara tulis maupun secara lisan. Dalam kegiatan ini, guru
meminta salah satu siswa untuk menjelaskan hasil penalarannya di depan kelas
dan membimbingnya agar bisa menyampaikannya dengan baik. Selanjutnya guru
memberikan penguatan terhadap hasil yang sudah disampaikan siswa.
Selanjtunya guru menyampaikan kepada D C
siswa bahwa terdapat alternatif jawaban
lain dari masalah yang disajikan. Dengan
membuat gambar berikut di papan tulis,
alternatif penyelesaian sudah ada dihalaman
sebelumnya, tetapi kami tinggalkan Q
penyelesaian dengan gambar lain kepada
guru. Setelah pelaksanaan Kegiatan 6.1 A B
ini berakhir, guru mengajak siswa untuk
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilalui. Guru meminta
salah satu siswa untuk menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dalam Kegiatan
6.1. Misalnya meminta siswa menyimpulkan kapan teorema Pythagoras berlaku,
bagaimana cara menentukan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika panjang
dua sisi segitiga sudah diketahui. Terakhir, guru memeriksa apakah semua siswa
sudah memahami dan mencatat hal-hal yang penting pada kegiatan kali ini.
?! Ayo Kita
Berlatih 6.1
1. a. 369 d. 4m
b. 12 e. 28
c. 9 inci f. 12 kaki
2. a. Cara yang akan kita lakukan untuk menentukan panjang kawat bubut
tanpa mengukur langsung kawat adalah dengan mengukur terlebih
dahulu jarak antara tiang dan kawat bubut pada tanah.
b. Jika jarak antara kawat dan tiang pada tanah adalah 6 meter dan kawat
dipasang setinggi 8 meter, maka panjang kawat dapat ditentukan dengan
menggunakan teorema Pythagoras.
r
ete
c2 = 36 + 64 tinggi
m
...
c2 = 100 pemasangan
c=
kawat pada
ut
c= 100
ub
tiang
tb
c = 10 b = 8 meter
wa
ka
Jadi, panjang kawat
penyangga tiang telepon jarak kawat dengan tiang
adalah 10 meter. pada tanah a = 6 meter
3. a. 16 cm b. 37 mm
5. 20
6. a. 17 cm b. 29 cm c. 41 cm
7. 1 cm
b a
c
(i) (ii)
9. 25 cm
10. 25 cm
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk mengamati Gambar 6.8 pada buku
siswa. Namun sebelumnya, ingatkan siswa bagaimana menentukan koordinat
pada bidang Kartesius. Guru membuat bidang Kartesius di papan, kemudian
meminta siswa untuk menentukan sebarang titik yang disebutkan oleh guru. Untuk
memudahkan siswa dalam menentukan titik-titik koordinat pada bidang Kartesius,
hendaknya siswa menggunakan kertas berpetak atau millimeter blocks.Setelah itu,
guru meminta siswa untuk menentukan panjang ruas garis yang berwarna merah pada
Gambar 6.8 pada buku siswa. Biarkan siswa untuk mencoba menentukan panjang
garis merah dengan menggunakan penggaris. Selanjutnya guru memimbing siswa
tentang bagaimana cara menerapkan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang
ruas garis berwarna merah yakni dengan mengajak siswa melakukan kegiatan yang
sudah disajikan dalam buku siswa.
?
Ayo Kita
Menanya
Setelah siswa mengamati bagaimana menentukan jarak dua titik pada bidang
Kartesius, ajak siswa untuk membuat dan mengajukan pertanyaan. Contoh pertanyaan
yang diharapkan muncul: tentang bagaimana cara menentukan jarak sebarang dua
titik pada bidang Kartesius? Atau, bagaimana keterkaitan teorema Pythagoras dengan
jarak sebarang dua titik pada bidang Kartesius? Atau juga “bagaimana cara kita untuk
menentukan keliling bangun datar ini (layang-layang)?”. Dengan menunjukkan
gambar, diharapkan siswa mampu untuk memahami pemanfaatan teorema Pythagoras
dalam bangun datar.
Pada kegiatan ini, guru membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah “Benteng-
bentengan” yang disajikan di awal kegiatan ini. Guru mengajak siswa untuk
memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan jarak dua titik
pada bidang Kartesius. Untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami hal ini,
guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal nomor 1 dan 2 di Latihan 6.2 pada
buku siswa.
Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk menggali informasi bagaimana
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kecepatan, seperti pada Contoh 6.5.
Selain itu, guru mengenalkan kepada siswa bagaimana teorema Pythagoras bekerja
dalam bangun ruang sisi datar. Meskipun bangun ruang sisi datar akan dibahas pada
bab selanjutnya, namun perlu diingatkan bahwa teorema Pythagoras harus dikuasai
oleh siswa untuk menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar.
Ketika menentukan panjang salah satu sisi pada segitiga siku-siku hendaknya guru
memperhatikan kesalahan prosedur yang mungkin akan dilakukan siswa seperti berikut.
a2 + b2 = c2 a2 + b2 = c2
c 12 + 12 = c2 12 + 22 = c2
1
1 + 1 = c2 1 + 4 = c2
2 = c2 2 c 5 = c2
1
2 =c 2
5 = c2
2 2 2 2
1=c 2,5 = c
1
Apabila terdapat siswa yang melakukan pekerjaan seperti di atas, hendaknya guru
mengingatkan siswa tentang mengakarkan kedua sisi.
Ayo Kita
Menalar
Kegiatan ini menuntut siswa untuk bernalar tentang apa yang telah mereka dapatkan
pada kegiatan mengamati hingga menggali informasi. Pada kegiatan ini, siswa
dihadapkan pada tiga masalah. Tujuan diberikan masalah ini adalah supaya siswa
mampu mengorganisasi hasil pengetahuannya tentang penerapan teorema Pythagoras
baik dalam bidang Kartesius, bangun datar, maupun bangun ruang.
lebar
a2 + b2 = c2
panjang B
p2 + l2 = BC2
C
p2 + l2 = BC
l
p B
Setelah menentukan panjang BC, perhatikan segitiga ABC. Segitiga ABC adalah
segitiga dengan siku-siku di C, sehingga panjang AB dapat ditentukan seperti
berikut.
a2 + b2 = c2 A
t2 + _ p + l i = AB2
2 2
t
t2 + p2 + l2 = AB2
t2 + p2 + l2 = AB C p2 + l2 B
?
?
Kerucut
Ayo Kita
Berbagi
Pada kegiatan ini, guru mempersilakan salah satu dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil penalarannya. Guru dapat juga menentukan perwakilan
kelompok untuk diminta menjelaskan di depan kelas berdasarkan catatan guru selama
berkeliling. Misalnya dua kelompok yang hasil penalarannya berbeda, atau penalaran
siswa berbeda dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan dalam buku guru ini.
?! Ayo Kita
Berlatih 6.2
1. a. 5
b. 45
c. 1.189
2. Iya. Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku karena panjang ketiga sisi
segitiga memenuhi teorema Pythagoras, AB = 4 satuan, BC = 3 satuan, dan
AC = 5 satuan
3. a. 36π cm2 b. 246 cm2
4. -
5. a. Gambar situasi yang dimaksud adalah seperti berikut
12
Udin Ahmad 20
16
15
12
Udin Ahmad 20
16
15
c
27
36
a2 + b2 = c2
272 + 362 = c2
729 + 1.296 = c2
2.025 = c2
c = 45
Jadi, jarak saat Udin menembak Ahmad adalah 45 langkah.
6. Dengan posisi seperti pada gambar, wasit dapat mendengar suara atlet. Hal
ini karena jarak antara wasit dan atlet tenis masih berjarak 25 kaki.
7. 10 meter.
9. a. 10 3 b. 5 6
Sebelum memasuki Kegiatan 6.3 dan 6.4, ajak siswa untuk memperhatikan
kebalikan teorema Pythagoras pada fitur Sedikit Informasi pada Buku Siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memahamkan siswa tentang bagaimana menentukan
apabila diberikan ukuran sisi-sisi segitiga, apakah segitiga yang dimaksud
adalah segitiga siku-siku atau bukan. Selain itu, juga memahamkan kepada siswa
letak sudut siku-siku pada segitiga siku-siku dengan menggunakan persamaan
a2 + b2 = c2. Setelah siswa diajak untuk mengamati informasi pada fitu tersebut,
minta siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan kebalikan teorema
Pythagoras. Guru bisa memberikan beberapa contoh.
Setelah guru mengajak siswa untuk memahami kebalikan teorema Pythagoras,
guru bisa menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dari Kegiatan 6.3 dan
6.4. Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan ini adalah siswa diharapkan
mampu menentukan jenis segitiga serta menemukan dan memeriksa tripel
Pythagoras. Selain menyampaikan secara langsung indikator pencapaian, guru
bisa menyampaikan beberapa pertanyaan seperti, “Bagaimana jika kita diberikan
ukuran panjang tiga sisi suatu segitiga namun tidak memenuhi persamaan dari
teorema Pythagoras? Termasuk jenis segitiga yang bagaimana? Apakah teorema
Pythagoras bisa berlaku untuk semua jenis segitiga?”
Selain mengingatkan kembali tentang teorema Pythagoras, sebelum memasuki
fitur Ayo Kita Amati, guru meminta siswa untuk menyiapkan beberapa batang lidi
atau bilah bambu. Kemudian, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang terdiri atas 2-3 orang siswa untuk setiap kelompok.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk mengamati dan melakukan langkah-
langkah yang ada pada buku siswa. Selama siswa mengikuti langkah-langkah,
bimbing siswa untuk membuat segitiga dengan benar. Setelah itu, guru meminta
siswa untuk mengamati segitiga yang terbentuk dari potongan lidi atau bilah bambu.
Berikut beberapa contoh hasil pekerjaan siswa yang diharapkan.
Gambar (a) adalah segitiga yang disusun dari lidi yang berukuran 6 cm, 8 cm, dan
10 cm. Gambar (b) adalah segitiga yang disusun dari lidi yang berukuran 6 cm, 8 cm,
dan 12 cm.
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan kegiatan yang telah
mereka lakukan. Guru membimbing siswa sehingga mampu mengajukan pertanyaan,
seperti bagaimanakah hubungan panjang ketiga sisi pada segitiga pertama?
Bagaimanakah hubungan panjang ketiga sisi pada segitiga kedua? Bagaimanakah
hubungan panjang ketiga sisi pada segitiga ketiga?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Pada kegiatan ini guru mengajak siswa untuk mengamati Gambar 6.14 pada buku
siswa.
Setelah meminta siswa untuk mengamati gambar, guru mengajak siswa untuk
mengamati contoh untuk memahamkan siswa bagaimana menentukan jenis segitiga
jika diketahui panjang ketiga sisi segitiga.
Oleh karena materi yang disajikan tidak terlalu banyak, Kegiatan 6.3 dan 6.4
dijadikan satu dalam kegiatan pembelajaran. Untuk selanjutnya, guru bisa langsung
beranjak ke kegiatan selanjutnya.
Pada Kegiatan 6.4 ini guru menyampaikan kepada siswa bahwa untuk memudahkan
menyelesaikan masalah, ada kalanya tidak perlu menggunakan teorema Pythagoras
kemudian menghitung panjang salah satu sisinya. Namun, dengan mengetahui tripel
Pythagoras, siswa akan lebih terbantu menyelesaikan masalah, khususnya yang
berkaitan dengan segitiga siku-siku.
Pada kegiatan ini, guru meminta salah satu siswa untuk menentukan sebarang tiga
bilangan yang menyatakan panjang sisi segitiga. Selanjutnya guru meminta siswa lain
untuk menentukan apakah ketiga bilangan tersebut akan membentuk segitiga siku-siku
atau tidak. Setelah itu, gutu meminta siswa untuk menentukan tripel Pythagoras dan
memeriksa kebenarannya dengan melengkapi tabel yang disajikan dalam buku siswa.
Tripel
p q (p2 + q2) (p2 − q2) 2pq Hubungan
Pythagoras
2 1 22 + 12 = 5 22 – 12 = 3 2 × 3 × 1 = 6 52 = 32 + 42 5, 3, 4
3 1 32 + 12 = 10 32 – 12 = 8 2 × 3 × 1 = 6 102 = 82 + 62 10, 8, 6
3 2 32 + 22 = 13 32 − 22 = 5 2×3×2 = 12 132 = 52 + 122 13, 5, 12
4 1 42 + 12 = 17 42 − 12 = 15 2×4×1 = 8 172 = 152 + 82 17, 15, 8
4 2 42 + 22 = 20 42 − 22 = 12 2×4×2 = 16 202 = 122 + 162 20, 12, 16
4 3 42 + 32 = 25 42 − 32 = 7 2×4×3 = 24 252 = 72 + 342 25, 7, 24
5 1 52 + 12 = 26 52 − 12 = 24 2×5×1 = 10 262 = 242 +102 26, 24, 10
5 2 52 + 22 = 29 52 − 22 = 21 2×5×2 = 20 292 = 212 + 202 29, 21, 20
5 3 52 + 32 = 34 52 − 32 = 16 2×5×3 = 30 342 = 162 + 302 34, 16, 30
5 4 52 + 42 = 41 52 − 42 = 9 2×5×4 = 40 412 = 92 + 402 41, 9, 40
Pada kegiatan ini, guru bisa membuat tabel di karton yang sudah disediakan untuk
ditempel di papan. Sehingga, seluruh siswa bisa mengamati tripel Pythagoras yang
sudah ditemukan mereka.
? Ayo Kita
Menanya
Selanjutnya, guru meminta siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan tabel yang telah
mereka lengkapi. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan,
guru bisa mengajukan pertanyaan mengapa panjang sisi segitiga siku-siku harus
(p2 + q2), (p2 – q2), dan 2pq? Apakah mereka memenuhi teorema Pythagoras? Apakah
kelipatan 3, 4, 5 atau kelipatan 5, 12, 13 juga membentuk tripel Pythagoras? Apakah
ada cara lain untuk menentukan tripel Pythagoras?
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk mengamati dan membuat tabel untuk
mengetahui bahwa ada cara lain untuk menentukan tripel Pythagoras. Berikut contoh
tabel yang diharapkan dibuat oleh siswa.
S S2 − 1 c = S2 + M2
M= 2
3 4 5
5 12 13
7 24 25
9 40 41
11 60 61
dan seterusnya.
Selanjutnya guru mempersilakan siswa untuk menguji kebenaran tiga bilangan dalam
tabel apakah memenuhi teorema Pythagoras.
Ayo Kita
Menalar
Pernalaran yang diharapkan dari Ayo Kita Bernalar ini adalah seperti berikut.
S tidak boleh sama dengan 1, karena akan mengakibatkan nilai M = 0. Apabila nilai
S ganjil, maka nilai M bukanlah bilangan bulat. Karena bilangan genap dikuadratkan
kemudian dikurangi 1 menghasilkan bilangan ganjil. Sehingga, nilai S haruslah ganjil,
misalkan 2n + 1. Secara aljabar kita bisa membuktikan kebenaran rumus tersebut.
4n2 + 4n
M=
2
M = 2n2 + 2n, dan M adalah anggota himpunan bilangan bulat.
Ayo Kita
Berbagi
Pada kegiatan ini, guru mempersilakan salah satu siswa untuk mempresentasikan
hasil penalarannya. Guru bisa membantu siswa apabila siswa terbata-terbata dalam
menyajikan hasil penalarannya dan memperbaiki apabila masih terdapat kekeliruan
dalam penalaran siswa.
?! Ayo Kita
Berlatih 6.3
1. a. Segitiga lancip
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga siku-siku
d. Segitiga tumpul
e. Segitiga tumpul
f. Segitiga tumpul
g. Segitiga lancip
h. Segitiga lancip
C 16 D
a2 + b2 = c2
D 4 B
a2 + b2 = c2
82 + 42 = c2
64 + 16 = c2
80 = c2
80 = c
4 5 = c
Jadi, panjang AB = 4 5 cm.
c. Segitiga ABC memiliki ukuran AB = 4 5 cm, AC = 8 5 cm, dan
BC = 20 cm. Sehingga, untuk menguji apakah segitiga ABC adalah siku-
siku atau bukan, maka diuji seperti berikut.
a2 + b2 = c2
^ 4 5 h + ^8 5 h = 202
2 2
80 + 320 = 400
400 = 400
Jadi, benar bahwa segitiga ABC adalah segitiga siku-siku di A.
Kegiatan 6.5 pada Buku Siswa ini bertujuan untuk menentukan hubungan panjang
ketiga sisi pada segitiga siku-siku sama kaki. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran, guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang bagaimana
mengubah bentuk akar. Guru bisa memberikan contoh beberapa bilangan dalam
bentuk akar kemudian meminta siswa untuk menjawabnya. Selanjutnya guru
menanyakan kepada siswa tentang bagaimana teorema Pythagoras berlaku pada
segitiga khusus, yakni segitiga siku-siku sama kaki.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa mengamati segitiga siku-siku sama kaki
pada buku siswa. Guru bisa membuat segitiga di papan atau membuat segitiga dari
kertas karton dan menempelkannya di papan. Dalam tahap ini siswa hanya sekadar
mengamati sifat-sifat yang dimiliki segitiga siku-siku sama kaki. Misalnya, siswa
diharapkan menyampaikan bahwa segitiga siku-siku sama kaki memiliki dua sisi
yang sama panjang.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang hubungan
panjang ketiga sisi pada segitiga siku-siku sama kaki berdasarkan pola. Pola yang
Pola yang terbentuk dari panjang sisi segitiga siku-siku adalah apabila panjang sisi
tegaknya adalah p, maka panjang hipotenusa segitiga siku-siku adalah p 2 .
Ayo Kita
Menalar
Kegiatan siswa dalam fitur ini adalah mencoba menentukan hubungan ketiga sisi dari
segitiga siku-siku sama kaki. Kegiatan siswa dalam kegiatan ini adalah berdiskusi
tiga soal penalaran. Guru bisa membagi siswa di kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil, yakni 2-3 siswa tiap kelompok. Selanjutnya guru bisa berkeliling menemui
setiap kelompok untuk mengetahui kesulitan dan menjawab pertanyaan siswa
yang belum memahami maksud soal. Guru hanya diperbolehkan membantu siswa
sekadarnya. Selain itu, guru diperkenankan menilai keaktifan siswa dalam berdiskusi
dan mencatat pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan siswa untuk didiskusikan
bersama saat presentasi dalam kegiatan Ayo Kita Berbagi.
Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan untuk guru.
Jika diberikan segitiga siku-siku sama kaki ABC, tentukan rasio AB : AC : BC.
C A
Ayo Kita
Berbagi
Pada kegiatan ini, guru mempersilakan salah satu siswa untuk mempresentasikan
hasil penalarannya. Guru bisa membantu siswa apabila siswa terbata-terbata dalam
menyajikan hasil penalarannya dan memperbaiki apabila masih terdapat kekeliruan
dalam penalaran siswa.
Setelah siswa menyampaikan hasil penalarannya, guru meminta siswa untuk
mengamati contoh pada Buku Siswa dan mempersilakan siswa untuk menyelesaikan
Contoh 6.10 tentang Roda Theodorus.
2. Evaluasi
Penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat diamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa. Untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang bagaimana menentukan hubungan panjang
ketiga sisi segitiga siku-siku sama kaki dan menentukan panjang sisi segitiga
siku-siku sama kaki, guru bisa meminta siswa untuk menyelesaikan Latihan 6.4
nomor 1a, 1b, dan nomor 2. Selanjutnya guru bersama siswa membahas beberapa
soal yang banyak siswa mengalami kesulitan atau membahas soal yang beberapa
siswa memliliki cara yang berbeda dalam menyelesaikannya.
Apabila terdapat siswa yang sudah mampu menyelesaikan soal nomor 1a,
1b, dan nomor 2 dengan benar dan lancar, minta siswa untuk menyelesaikan
soal nomor 10. Dengan kata lain, soal nomor 10 diberikan sebagai pengayaan
untuk kegiatan pembelajaran 4 ini. Sedangkan bagi siswa yang masih belum
mampu meneyelesaikan soal nomor 1a, 1b, dan nomor 2 dengan benar, guru bisa
melakukan remedial secara individu kepada siswa yang belum menyelesaikannya.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa mengamati segitiga sama ssi yang sudah
disajikan dalam Buku Siswa atau pada segitiga yang telah dibuat oleh guru di papan.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan pada Buku
Siswa. Berikut jawaban yang diharapkan setelah siswa mengamati segitiga sama sisi
yang disajikan.
A D B
Segitiga ABC adalah segitiga sama sisi. Garis CD adalah garis simetri segitiga ABC.
1. Ketiga sudut segitiga ABC adalah 60°.
2. a. ∠ACD = 30°
b. ∠ADC = 90°
c. ∠BCD = 30°
d. ∠BDC = 90°
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang hubungan
panjang ketiga sisi pada segitiga siku-siku dengan sudut 30° – 60° – 90° berdasarkan
pola. Pola yang dimasud akan nampak pada tabel yang akan dilengkapi siswa di Buku
Siswa. Oleh karena itu, guru meminta siswa untuk melengkapi tabel dan menjawab
pertanyaan setelahnya.
Dengan menerapkan teorema Pythagoras, berikut adalah tabel yang berisi tentang
panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku 30°– 60° – 90°.
Setelah melengkapi tabel di atas, berikut alternatif jawaban pertanyaan di buku siswa
a. Iya, polanya adalah jika diketahui panjang sisi siku-siku terpendek dari suatu segitiga
siku siku dengan sudut 30° – 60° – 90°, maka panjang hipotenusanya adalah dua
kali lipat dari sisi terpendek, dan panjang sisi siku-siku yang lain sama dengan
panjang sisi siku-siku terpendek dikali 3 .
b. Panjang sisi miring adalah 2a
Panjang sisi siku-siku lainnya adalah a 3 .
Ayo Kita
Menalar
Kegiatan siswa dalam fitur ini adalah mencoba menentukan hubungan ketiga sisi dari
segitiga siku-siku 30° – 60° – 90°. Kegiatan siswa dalam kegiatan ini adalah berdiskusi
tiga soal penalaran. Guru bisa meminta siswa di kelas menjadi berpasangan untuk
menyelesaikan masalah bernalar ini. Selanjutnya guru bisa berkeliling menemui
setiap pasangan untuk mengetahui kesulitan dan menjawab pertanyaan siswa yang
belum memahami maksud soal. Selain itu, guru diperkenankan menilai keaktifan
siswa dalam berdiskusi dan mencatat pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan dari
siswa untuk didiskusikan bersama saat presentasi dalam kegiatan Ayo Kita Berbagi.
Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan untuk guru.
Jika diberikan segitiga siku-siku ABC dengan besar ∠ABC = 60° , berapakah rasio
AB : BC : AC.
30° Panjang AB = a
AB2 + AC2 = BC2
2a
a2 + AC2 = (2a)2
60° a2 + AC2 = 4a2
A a B AC2 = 3a2
AC2 = 3a2 = a 3
Jadi, rasio ketiga sisi segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 30° adalah
1:2: 3.
Ayo Kita
Berbagi
Pada kegiatan ini, guru mempersilakan salah satu siswa untuk mempresentasikan
hasil penalarannya. Guru bisa membantu siswa apabila siswa terbata-terbata dalam
menyajikan hasil penalarannya dan memperbaiki apabila masih terdapat kekeliruan
dalam penalaran siswa. Selanjutnya, guru meminta siswa lain untuk memberikan
tanggapan atau mengajukan pertanyaan terhadap hasil penalaran teman yang maju.
Setelah siswa sudah memahami rasio panjang ketiga sisi segitiga siku-siku dengan
salah satu besar sudutnya adalah 30°, guru meminta siswa untuk memahami masalah
yang berkaitan dengan segitiga siku-siku istimewa ini. Pada Contoh soal 6.12,
alternatif penyelesaian ditinggalkan untuk diselesaikan oleh siswa. Berikut alternatif
penyelesaian yang diharapkan dari Contoh 6.12.
Alternatif
Penyelesaian
Perhatikan segitiga ABD siku-siku di B dan salah satu besar sudutnya adalah 30.
30°
B D
AB : AD : BD = 1 : 2 : 3.
Terlebih dahulu kita menentukan panjang AB.
AB : AD = 1 : 2
AB : 24 2 = 1 : 2
AB 1
= 2
24 2
1
AB = 2 × 24 2 = 12 2
Jadi, panjang AB = 12 2 cm.
B C
12 2
AB : AC = 1 : 2
AB 1
AC = 2
12 2 1
AC = 2
12 2 × 2 = AC
AC = 24
Jadi, panjang AC = 24 cm.
?! Ayo Kita
Berlatih 6.4
1. a. 4
b. 72 2
c. 8 3 cm
d. 17, 34
e. 10
f. 10
2. 72 satuan
3. 64 satuan persegi
5. 16 3 cm2
6. a. 48 +16 3 cm
b. 128 3 cm2
2+ 3
7. 4 satuan luas
8. 1+ 3 cm
9. a. 48 dm
b. 672 dm2
10. a. 4 2 cm
b. 24 + 16 3 cm2
I ndikator
K. Pengayaan
Materi teorema Pythagoras akan menjadi dasar bagi siswa untuk menyelesaikan
masalah-masalah pada topik dan materi lainnya. Oleh sebab itu bisa dikatakan
bahwa materi ini hanya sebagai alat bantu bagi siswa untuk menyelesaikan
masalah. Dalam hal ini, guru bisa mengaitkan materi ini dengan materi-materi
yang telah dipelajari siswa baik materi di kelas 7 atau materi pada bab-bab
sebelumnya, misalnya bangun ruang dan kesebangunan. Dalam pelaksanaan
pengayaan nanti, guru bisa memberi beberapa soal yang bersifat HOT (high order
thinking) kemudian membimbing siswa secara langsung di kelas atau di luar kelas.
Selain itu, guru bisa meminta siswa untuk menganalisis soal-soal atau materi-
materi yang dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep teorema Pythagoras.
Soal-soal yang dimaksud bisa soal-soal ujian nasional tahun sebelumnya atau
soal-soal kompetisi matematika.
M. Ayo Kita
Merangkum 6
Dalam kegiatan Ayo Kita Merangkum ini, guru bersama siswa merangkum
dari Kegiatan 6.1 hingga Kegiatan 6.6. Kegiatan merangkum ini dilakukan
dengan cara guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dalam buku siswa.
Setelah itu, guru meminta siswa menulis jawaban di buku catatan mereka atau
buku siswa yang mereka miliki. Dalam hal ini, guru memberi kebebasan kepada
siswa untuk menuliskan hal penting lain selama kegiatan. Selama kegiatan
Ayo Kita Merangkum ini, guru membantu siswa untuk menjawab pertanyaan
apabila siswa mengalami kesulitan. Selain itu, guru bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa yang mungkin relevan dengan kegiatan merangkum.
?N. =+ Uji
Kompetensi 6
+
A. Pilihlah Ganda
1. D 6. C 11. C 16. A
2. A 7. D 12. C 17. A
3. B 8. A 13. C 18. B
4. D 9. B 14. B 19. C
5. C 10. B 15. A 20. D
B. Esai
2. Untuk mengetahui apakah ∆ABC adalah segitiga siku-siku atau bukan, maka
harus dicari terlebih dahulu panjang ketiga sisi segitiga.
AB = (−1 − (−2)) 2 + (6 − 2) 2
= 12 + 42
= 17
BC= (3 − (−1)) 2 + (5 − 6) 2
4 2 + ^ − 1h
2
=
= 17
= 52 + 32
= 34
Selanjutnya menguji apakah AB2 + BC2 = AC2.
?
AB2 + BC2 = AC2
?
( 17 )2 + ( 17 )2 = ( 34 )2
?
17 + 17 = 34
34 = 34
Jadi benar bahwa ∆ABC adalah segitiga siku-siku.
3. Masalah di atas akan dibuktikan bahwa (a2 – b2)2 + (2ab) 2 = (a2 + b2)2
(a2 – b2)2 + (2ab) 2 = (a2 + b2)2
a4 – 2a2b2 + b4 + 4a2b2 = a4 + 2a2b2 + b4
a4 + 2a2b2 + b4 = a4 + 2a2b2 + b4
Terbukti bahwa (a2 – b2), 2ab, (a2 + b2) membentuk tripel Pythagoras.
4. a. Segitiga ABC dan ADC keduanya adalah segitiga yang memiliki ukuran
dan bentuk yang sama.
b. m∠ABC = 90°, m∠ACB = 45° dan m∠BAC = 45°
c. Panjang diagonal AC dapat dicari dengan menggunakan teorema
Pythagoras. Perhatikan segitiga ABC.
AB2 + BC2 = AC2
12 + 12 = AC2
1 + 1 = AC2
2 = AC
AC = 2
Atau dengan menggunakan perbandingan panjang sisi segitiga siku-siku
sama kaki ABC. Oleh karena panjang sisi AB adalah satu satuan, maka
panjang diagonal (hipotenusa segitiga ABC) adalah 2 satuan.
d. Ketiga sudut pada segitiga tidak berubah. Bagian yang berubah adalah
panjang diagonal AC.
AC 1
AB = 3
AC 1
8 = 3
8 8
AC = = 3 3
3
BC : AB = 2 : 3
BC 2
AB = 3
BC 2
8 = 3
16 16
BC = = 3 3
3
Jadi, keliling segitiga ABC adalah sebagai berikut.
8 16 24
AB + AC + BC = 8 + 3 3 + 3 3 = 8+ 3 3 = 8 + 8 3 cm.
b. 30 km/jam.
Mobil merah melaju dengan kecepatan 40 km/jam, sehingga selama 2
jam jarak mobil dari air mancur adalah 80 km. Oleh karena jarak kedua
mobil dalam 2 jam adalah 100 km, maka jarak mobil hijau dari air
mancur adalah 60 km.
60 km
Selama 2 jam, kecepatan mobil hijau adalah
2 jam atau 30 km/jam.
8. a. Untuk menentukan keliling ACD, harus ditentukan panjang sisi AB, AC,
dan BC.
Perhatikan segitiga ACD dan BCD. Besar sudut ACD dan CBD adalah
30°. Panjang AD, AC, dan CD dapat ditentukan dengan cara seperti
berikut.
BC : BD = 2 : 1 AB : BC = 2 : 1
BC 2 AB 2
BD = 1 BC = 1
BC 2 AB 2
8 =1 16 = 1
BC = 16 AB = 32
AC : BC = 3 :1 CD : BD = 3 :1
AC 3 CD 3
BC = 1 BD = 1
AC 3 CD 3
16 = 1 8 = 1
AC = 16 3 CD = 8 3
R
A
α O
P
I B
Narasi
A. Awal Bab
Lingkaran merupakan salah satu bentuk geometri datar yang banyak
kita temui dan kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkaran
berguna dalam banyak bidang kehidupan, misal: olahraga, arsitektur,
teknologi, dan lain-lain. Banyak alat olah raga yang memanfaatkan bentuk
lingkaran seperti pada bentuk lapangan silat, papan target panahan,
dan keranjang basket. Bagi seorang arsitek, bentuk lingkaran dinilai
memiliki bentuk yang indah untuk mendekorasi rumah, maupun gedung
perkantoran. Seperti bentuk pintu, jendela, atap rumah. Kemudian, pada
bidang teknologi bentuk lingkaran juga sering kita jumpai, seperti roda
mobil, roda motor, setir mobil memanfaatkan bentuk lingkaran.
B. K ata Kunci
• Lingkaran
• Busur
• Juring
• Garis singgung
D. K ompetensi
Dasar
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring
lingkaran, serta hubungannya.
3.8 Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua
lingkaran dan cara melukisnya.
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya.
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung persekutuan
luar dan persekutuan dalam dua lingkaran.
Menentukan
hubungan antara
Sudut pusat dan
sudut keliling
Menentukan
Menentukan
rumus luas juring rumus panjang
busur
Lingkaran
Garis singgung
persekutuan Garis singgung
dalam dua persekutuan luar
lingkaran dua lingkaran
260
Sejarah π (pi)
Narasi Bilangan π adalah salah satu bilangan yang
G. Tokoh ditemukan sejak jaman dahulu. Bilangan
Matematika itu menunjukkan perbandingan dari keliling
terhadap diameter lingkaran.
Beberapa orang jaman dulu menggunakan
bilangan 3 sebagai bilangan π. Bilangan itu
jauh dari keakuratan, namun bilangan itu
mudah untuk digunakan dalam perhitungan.
Bangsa Babilonia menggunakan bilangan yang
1
hampir akurat: 3 + . Kemudian orang Mesir
8
kuno, yang diperkirakan berusia 1650 Sebelum
8 8
Masehi, menggunakan nilai π yaitu 4 × × .
9 9
Kemudian sekitar 250 Sebelum Masehi, seorang
matematikawan Yunani terkenal bernama
Archimedes Archimedes menggunakan poligon sebagai
(287 SM - 212 SM)
bantuan untuk menemukan nilai π yaitu antara
223 22
dan .
71 7
Pada abad ke-50, seorang matematikawan Cina
bernama Zu Chungzhi menemukan bilangan π
yang lebih akurat daripada temuan Archimedes.
335
Nilai ini tersebut adalah , dan enam satuan
113
desimal π seperti yang sekarang digunakan.
Pada tahun 1400, seorang matematikawan Gambar 7.1 Segienam
Persia bernama Al Kashi menemukan nilai π
hingga 16 digit desimal. Dia menggunakan strategi Archimedes, namun dia
melipatgandakan sisinya 23 kali.
William Jones, seorang matematikawan Inggris, memperkenalkan simbol
modern untuk “pi” pada tahun 1700. Simbol “π” dipilih karena π di Yunani,
pelafalan huruf π menyerupai huruf “p” singkatan perimeter (keliling
lingkaran). Sejalan dengan berkembangnya teknologi, penemuan nilai π telah
lebih dari 1 triliun digit di belakang koma.
Hikmah yang bisa diambil:
1. Dengan kerja keras dan usaha pantang menyerah akan menghasilkan
sesuatu yang kita harapkan.
2. Saling menghormati pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan
pendapat kita.
Sumber: camphalfblood.wikia.com
261
H. Proses
Pembelajaran
Materi tentang lingkaran telah dipelajari oleh siswa ketika di SD. Di kelas VIII
ini siswa akan diajak untuk mempelajari lebih banyak tentang materi lingkaran.
Pada Kegiatan 7.1 ini siswa diharapkan akan memahami tentang:
1. Pengertian lingkaran (secara intuitif)
2. Unsur-unsur lingkaran
Sebelum memulai kegiatan pada bab lingkaran ini sebaiknya guru dan siswa
menyiapkan alat berupa:
1. Penggaris
2. Busur
3. Jangka
Pertanyaan kritis
Pada Langkah 2, ada catatan, bahwa 2 garis yang dibuat tidak boleh sejajar,
mengapa?
Ayo
Kita Amati
Nama
No. Ciri-ciri
Unsur
1. Jari-jari Berupa ruas garis
Menghubungan titik pada lingkaran dengan titik
pusat
2. Diameter Berupa ruas garis
Menghubungkan dua titik pada lingkaran
Melalui pusat lingkaran
3. Tali busur Berupa ruas garis
Menghubungkan dua titik pada lingkaran
4. Apotema Berupa ruas garis
Menghubungkan titik pusat dengan satu titik di tali busur
Tegak lurus dengan tali busur
5. Juring Berupa daerah di dalam lingkaran
Dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur lingkaran
Jari-jari yang membatasi memuat titik ujung busur
lingkaran
6. Tembereng Berupa daerah di dalam lingkaran
Dibatasi oleh satu tali busur dan busur lingkaran
7. Sudut pusat Terbentuk dari dua sinar garis (kaki sudut)
Kaki sudut berhimpit dengan jari-jari lingkaran
Titik sudut berhimpit dengan titik pusat lingkaran
Keterangan: Untuk istilah busur, juring, tembereng, maupun sudut, jika tidak
disebutkan secara spesifik minor atau mayor, maka kita sepakati minor.
Guru mengajak siswa untuk membuat pertanyaan sesuai hal-hal yang diamati dan
mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Contoh pertanyaan:
1. Apakah hubungan antara busur minor dengan busur mayor?
2. Mengapa tidak ada apotema yang bersesuaian dengan diameter?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Guru meminta siswa untuk menggali informasi lebih jauh terhadap ciri-ciri unsur
lingkaran yang sudah diamati. Salah satu caranya adalah dengan meminta siswa
untuk menggambar masing-masing unsur lingkaran dengan bentuk yang berbeda.
Guru mengajak siswa untuk membuat pengertian menggunakan kalimat mereka
sendiri dengan merangkai ciri-ciri yang sudah diamati dan dipahami. Dalam hal
ini guru tidak perlu terlalu matematis dalam mendefinisikan suatu istilah. Guru
memberikan pengarahan jika dirasa pemahaman siswa tentang masing-masing unsur
masih kurang sesuai.
Ayo Kita
Menalar
Guru mengajak siswa untuk menalar dengan menanggapi pernyataan pada bagian
Ayo Kita Menalar.
Jawaban Ayo Kita Menalar:
No Pernyataan Ya/Tidak
1. Setiap tali busur adalah diameter Tidak
2. Setiap diameter adalah tali busur Ya
3. Lingkaran adalah busur terbesar Ya
4. Pada tali busur yang berhimpit dengan diameter, tali busur
Ya
tersebut tidak memiliki epotema
5. Luas suatu juring sebanding dengan sudut pusat yang
Ya
bersesuaian dengan juring tersebut.
6. Panjang suatu busur sebanding dengan sudut pusat yang
Ya
bersesuaian dengan busur tersebut.
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 7.1
A. Pilihan Ganda
1. A
2. D
B. Esai
1. 6,5 cm
2. Ya
3. Ya, kedua sumbu tersebut adalah garis yang berhimpit dengan diameter
lingkaran, sehingga perpotongannya tepat di titik pusat.
4. Tidak ada, karena diameter adalah tali busur terpanjang.
5. Tidak bisa, karena apotema adalah ruas terpendek yang menghubungkan
antara titik pusat dengan tali busur, maka titik pada tali busur tersebut pasti
berada di dalam lingkaran (bukan pada lingkaran). Karena titik tersebut
berada di dalam lingkaran, maka panjangnya pasti kurang dari jari-jari (ruas
yang menghubungkan antara titik pusat dengan lingkaran).
9. a. Selalu
b. Selalu
c. Tidak pernah
d. Selalu
10. a. 120°
b. 60°
c. 90°
d. 30°
11. -
12. -
13. -
14. -
15. -
16. -
Sebelum mengajarkan kegiatan ini sebaiknya guru mengingat lebih dulu materi
yang sudah dipelajari pada kegiatan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar siswa
bisa lebih siap untuk menggunakan dan memahami unsur-unsur lingkaran yang
akan digunakan pada kegiatan ini. Guru mengajak siswa untuk memahami sudut
keliling yang ada pada buku siswa.
Pada kegiatan ini sebaiknya guru dan siswa menyiapkan alat atau bahan sebagai
berikut.
1. Busur
2. Jangka
3. Kertas berbentuk lingkaran
4. Gunting
5. Presentasi sudut pusat dan sudut keliling menggunakan power point (khusus
guru)
Ayo
Kita Amati
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal menarik dari kegiatan mengamati.
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan yang mengarah pada tercapainya
kompetensi yang memahami hubungan antara sudut pusat dengan sudut keliling.
Contoh pertanyaan:
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Jika siswa bisa mengukur dengan benar, seharusnya siswa akan mendapatkan konsep
yang diharapkan, yaitu “ukuran sudut pusat sama dengan dua kali sudut keliling”.
2. Busur MN
3. m∠NEM = m∠NFM
4. Semua sudut keliling baru tersebut berukuran sama dengan ∠NEM dan ∠NFM
7 Semua sudut keliling tersebut ukurannya setengah sudut pusat yang menghadap
busur sama.
8. Langkah membuat sudut keliling dengan ukuran 90° adalah sama dengan
membuat sudut keliling yang menghadap setengah lingkaran.
3. Jumlah sudut yang berhadapan pada segiempat tali busur sama dengan
1
2 × 360° = 180°.
Ayo Kita
Berbagi
Guru meminta siswa atau kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil temuannya.
Guru menjadi pengarah diskusi antara siswa atau kelompok penyaji dengan siswa
lain. Tujuannya agar konsep yang ditemukan dari hasil diskusi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
?! Ayo Kita
Berlatih 7.2
1. D
2. C
3. 260°
4. 40°
5. 120°
6. a. m∠SPQ = 102°
b. m∠RSP = 65°
7. a. m∠BOD minor = 120°
b. m∠BOD mayor = 240°
8. 60 : 100 : 200
9. 80 : 120 : 160
Menentukan
Panjang Busur dan
Kegiatan 7.3 Luas Juring
Sebelum memulai kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali
tentang unsur-unsur lingkaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Tujuan
kegiatan ini adalah siswa mampu menemukan rumus dan menentukan panjang
busur dan luas juring suatu lingkaran.
Ayo
Kita Amati
Guru mengajak siswa untuk mengamati tentang gambar busur, juring, dan sudut pusat
yang saling berkaitan. Guru diharapkan menyajikan gambar busur dan juring yang
sesuai dengan sudut pusat yang lain. Tujuannya adalah untuk memancing rasa ingin
tahu siswa tentang hubungan antara sudut pusat dengan panjang busur dan luas juring.
Guru meminta siswa untuk menyampaikan rasa ingin tahu mereka tentang hal yang
diamati dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan diarahkan pada konsep yang ingin
dicapai pada pembelajaran. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan:
1. Bagaimana hubungan antara sudut pusat dengan panjang busur lingkaran?
2. Bagaimana hubungan antara sudut pusat dengan luas juring lingkaran?
3. Apakah semakin besar ukuran sudut pusat menghadap busur yang semakin besar juga?
4. Apakah semakin besar ukuran sudut pusat menghadap juring yang semakin besar juga?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kegiatan Ayo Kita Menggali Informasi diawali dengan mengajak siswa untuk
mengingat rumus keliling dan luas lingkaran yang sudah mereka peroleh ketika di SD.
Rumus keliling lingkaran yaitu K = 2πr = πd
2
Rumus luas lingkaran yaitu L = πr
Keterangan:
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
22
Konstanta π ≈ 3,14 atau 7
Guru mengajak siswa untuk menemukan nilai konstantan π melalui kegiatan
Projek 7.1. Jika Projek ini dilakukan di kelas, maka guru harus menyampaikan
sebelumnya untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Projek juga
bisa dijadikan PR kepada siswa.
Kegiatan informasi selanjutnya dibagi menjadi dua bagian. Informasi pertama
mengarah pada hubungan antara sudut pusat dengan panjang busur. Informasi kedua
mengarah pada hubungan antara sudut pusat dengan luas juring.
Jawaban Pertanyaan Kritis
No. Pernyataan Ya/Tidak
1. Semakin besar diameter suatu benda berbentuk lingkaran, Ya
semakin panjang pula kelilingnya.
2. Apabila K adalah keliling lingkaran dan d adalah diameter Tidak
lingkaran. Semakin besar suatu benda berbentuk lingkaran maka
K
semakin besar pula nilai
d
Ayo
Kita Amati
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan mengamati yang kedua ini difokuskan pada hubungan antara sudut
pusat dengan luas juring. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar
yang terkait dengan sudut pusat dan luas juring yang sesuai dengan sudut pusat
tersebut. Ukuran sudut pusat dipilihkan agar mudah diamati oleh siswa. Guru bisa
menyajikan gambar juring dengan sudut pusat lain jika dirasa perlu.
? Ayo Kita
Menanya
Pancing siswa untuk menunjukkan rasa ingin tahunya tentang hal yang diamati
dengan menyampaikan dalam bentuk pertanyaan yang terkait materi. Berikut ini
contoh pertanyaan yang bisa diajukan.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Guru meminta siswa untuk merekap ukuran sudut pusat, panjang busur, dan luas
juring hasil dari pengamatan siswa. Guru mengarahkan agar siswa mengamati
keterkaitan antara sudut pusat dengan panjang busur dan luas juring yang nampak.
Ayo Kita
Menalar
Keterangan:
α = ukuran sudut pusat
r = jari-jari
a
2. Luas juring = 360 × πr2
Keterangan:
α = ukuran sudut pusat
r = jari-jari
a
a. Luas juring lingkaran A = 360 × πr2
a 2
b. Luas juring lingkaran B = 2 × 360 × πr
dari hasi perhitungan tersebut, dapat ditentukan bahwa juring lingkaran B lebih
besar daripada lingkaran A.
4. Jawaban pertanyan ini bisa bermacam-macam. Berikut ini beberapa alternatif
jawaban.
Alternatif 1 2r 1
4α
Alternatif 2 3r 1
9α
Alternatif 3 4r 1
16 α
Ayo Kita
Berbagi
Guru meminta salah satu siswa atau kelompok siswa untuk mempresentasikan
temuannya. Guru memandu diskusi agar mengarah pada kompetensi yang ingin
dicapai dalam pembelajaran.
?! Ayo Kita
Berlatih 7.3
A. Pilihan Ganda
1. D
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. B
9. B
90 7 22 11
7
60 21 22 22
7
120 42 22 88
7
18 100 3,14 31,4
72 1.000 3,14 1.256
3. -
4. -
5. -
6. -
7. -
8. -
9. -
10. -
11. -
12. -
Ayo
Kita Amati
Guru mengajak siswa untuk memahami garis singgung lingkaran melalui gambar.
Guru silakan menambahkan gambar lain jika diperlukan.
Pada pengamatan ini ajak siswa untuk memahami bahwa:
1. Jarak titik singgung dengan titik pusat sama dengan jari-jari
2. Sudut yang dibentuk oleh garis singgung dengan jari-jari adalah siku-siku
Sebelum memilai kegiatan ini, sebaiknya guru meminta siswa untuk menyiapkan:
1. Jangka
2. Penggaris
3. Busur
Ayo
Kita Amati
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang diamati.
Berikut ini contoh pertanyaan yang diharapkan:
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang cara menentukan panjang
garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Panjang garis singgung persekutuan
luar dua lingkaran yang dimaksud adalah jarak kedua titik singgung pada garis
singgung persekutuan tersebut.
Ayo Kita
Menalar
1. Pada kegiatan Ayo Kita Menalar ini guru meminta siswa untuk menguraikan
langkah menurunkan panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
melalui teorema Pythagoras. Berikut ini alternatif langkah menurunkan rumus
panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran:
QS2 = PQ2 – PS2
Karena QS = FH
PS = r2 – r1
Didapatkan
FH2 = PQ2 – (r2 – r1 )2
PQ 2 − ( r2 − r1 )
2
FH =
2. Jika panjang jari-jari kedua lingkaran sama, maka panjang garis singgung sama
dengan jarak kedua titik pusat lingkaran tersebut.
Ayo Kita
Berbagi
Guru meminta siswa untuk melakukan simulasi melukis garis singgung persekutuan
dua lingkaran, dan mempresentasikan hasilnya.
?! Ayo Kita
Berlatih 7.4
A. Pilihan Ganda
1. B
2. B
3. C
4. D
5. B
B. Esai
1. -
2. -
3. -
4. -
5. -
Menentukan Garis
Singgung Persekutuan
Kegiatan 7.5 dalam Dua Lingkaran
Sebelum memilai kegiatan ini, sebaiknya guru meminta siswa untuk menyiapkan:
1. Jangka
2. Penggaris
3. Busur
Ayo
Kita Amati
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang diamati.
Berikut ini contoh pertanyaan yang diharapkan:
1. Bagaimana cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dua
lingkaran?
2. Bagaimana sudut yang dibentuk oleh garis singgung persekutuan dalam dua
lingkaran dengan jari-jari kedua lingkaran?
3. Apa hubungan antara garis singgung persekutuan dalam, jari-jari, dan jarak titik
pusat kedua lingkaran?
4. Adakah hubungan antara panjang garis singgung dengan teorema Pythagoras?
5. Bagaimana panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang terbentuk
kalau kedua lingkarannya sama panjang?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang cara menentukan panjang
garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Panjang garis singgung persekutuan
luar dalam lingkaran yang dimaksud adalah jarak kedua titik singgung pada garis
singgung persekutuan tersebut.
Ayo Kita
Menalar
Pada kegiatan menalar ini guru meminta siswa untuk menguraikan langkah
menurunkan panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran melalui
teorema Pythagoras. Berikut ini alternatif langkah menurunkan rumus panjang garis
singgung persekutuan dalam dua lingkaran:
2 2 2
QZ = PQ – PZ
Karena QZ = FI
PZ = r2 + r1
Didapatkan
FI2 = PQ2 – (r2 + r1)2
FI = PQ 2 − ( r2 + r1 )
2
Guru meminta siswa untuk melakukan simulasi melukis garis singgung persekuatun
dua lingkaran, dan mempresentasikan hasilnya.
?! Ayo Kita
Berlatih 7.5
A. Pilihan Ganda
1. B
2. A
3. D
4. B
5. -
B. Esai
1. -
2. -
3. -
4. -
5. -
I ndikator
J. R emedial
Bagi
12345siswa yang sudah mencapai indikator pembelajaran, dapat melanjutkan ke
bagian Pengayaan. Pada kegiatan remedial guru ditantang untuk memberikan
pemahaman kepada siswa yang belum mencapai kompetensi dasar. Berikut ini
alternatif cara untuk memberikan remedi:
1. Meminta siswa untuk mempelajari kembali bagian yang belum tuntas.
2. Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas.
3. Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang
materi yang belum tuntas.
4. Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas.
7
Ayo Kita
L. Mengerjakan
Tugas Projek
Projek 7.1
Minta siswa untuk mengerjakan Tugas Projek 7.1 setelah Kegiatan 7.3 selesai.
Projek 7.2
Minta siswa untuk mengerjakan Tugas Projek 7.2. Berikan informasi secukupnya
agar siswa bisa mengerjakan tugas projek dengan baik. Beri kebebasan kepada
siswa untuk memotong lingkaran menjadi juring-juring dengan jumlah potongan
yang berbeda dengan yang dicontohkan di gambar.
PQ 2 − ( r2 + r1 )
2
QZ =
?N. =+ Uji
Kompetensi 3
+
A. Pilihan Ganda
1. A 6. B 11. A 16. C
2. C 7. D 12. C 17. A
3. B 8. D 13. C 18. D
4. B 9. B 14. A 19. C
5. A 10. C 15. D 20. A
B. Esai
1. a. AC = 48 cm 6. -
b. DE = 24 cm
2. 88 cm 7. -
3. 51,4 cm 8. -
2
4. 126 cm 9. -
5. - 10. -
Sumber:https://matematohir.files.wordpress.com/2013/07/bangun-ruang-sisi-datar-pak-tohir.jpg
Boneka Danboard
Narasi
A. Awal Bab
Sebuah boneka Danboard dibuat dari kertas karton board. Boneka ini adalah
kreasi dari Azuma Kiyohiko seorang komikus serial manga Yotsuba. Bentuk
boneka ini sangat unik, yaitu action figure dengan penampilan seperti manusia
dengan ukuran mini 7 cm dan 13 cm.
Siapa pun pasti akan merasa gemas ketika melihat si boneka ini. Bagaimana tidak,
boneka dapat digerakkan secara manual dan dibentuk dengan berbagai macam
gaya yang unik. Perusahaan yang membuatnya menggunakan teknologi tinggi di
setiap persendian boneka ini sehingga membuatnya mampu bergerak luwes.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimanakah cara membuat karton boneka
secara manual? Tentunya untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus tahu
terlebih dahulu tentang materi bangun ruang sisi datar, karena di setiap sisi
bagian tertentu luasnya harus ada yang sama.
!
C. K ompetensi
Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
D. K ompetensi
Dasar
3.9 Membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang
sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas).
4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan
volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas), serta
gabungannya.
Hubungan
antara Diagonal
Bangun Ruang Sisi
ruang, Diagonal
Datar
bidang, dan
Bidang diagonal
Luas Volume
Permukaan
288
Archimedes dari Syracusa (287 SM - 212
Narasi
G. Tokoh
SM).Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada
waktu itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah
Matematika Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes
sendiri adalah seorang matematikawan, astronom,
filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani.
Ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada
penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah
dari Jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh
dilukai. Sebagian sejarahwan matematika memandang
Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar
dalam sejarah, bersama-sama Newton dan Gauss.
Archimedes dikenal karena ide sainsnya mengenai
teori mengembang dan tenggelam. Menurut cerita,
pada suatu hari ia dimintai Raja Hieron II untuk
menyelidiki apakah mahkota emasnya dicampuri
perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini
dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat
Archimedes letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum
(287 SM - 212 SM) penuh dengan air. Lalu, ia memerhatikan ada air yang
tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia menemukan
jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang
bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka. Eureka." yang artinya "sudah
kutemukan. sudah kutemukan."
Archimedes hanya perlu memperoleh jumlah kuantitas emas yang digunakan untuk
membuat mahkota itu, lalu menentukan berat jenisnya dengan proses yang sama. Jika
berat jenis mahkota itu tidak sama, berarti emas itu mengandung emas campuran.
Ia berhasil menemukan cara mengetahui volume berat jenis benda tersebut dengan
memasukkannya ke dalam air. Kemudian, mengukur berapa banyak air yang didorong
oleh benda tersebut.Ia juga dikenal sebagai matematikawan yang sangat hebat, salah
satu penemuannya adalah menemukan rumus bangun datar dan volume bangun ruang.
Beberapa hikmah yang mungkin bisa kita petik antara lain:
1. Setiap apa yang kita lakukan, buatlah menjadi sesuatu yang sangat berarti.
2. Jika kita dihadapkan dengan suatu masalah, berusahalah dengan sekuat tenaga
untuk segera mencari solusinya. Salah satu cara supaya masalah cepat selesai
adalah dengan menenangkan diri dan merenungkan tentang masalah tersebut dan
munculkanlah pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan konteks permasalahan.
Misalkan: bagaimana cara untuk mengetahuinya? Apa yang harus dilakukan?
Kenapa seperti ini? Kenapa tidak begitu? Dan lain-lain.
3. Kita harus bisa menerapkan materi yang satu dengan materi yang lainnya untuk
memecahkan masalah yang ada di sekitar kita.
4. Segala sesuatu yang dapat kita amati pada fenomena alam ini dan bisa
mempertanyakannya serta bisa memperoleh jawabannya, maka kita akan
memperoleh pengetahuan baru yang sangat bermanfaat bagi diri kita pada
khususnya dan orang lain pada umumnya.
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/
Domenico-Fetti_Archimedes_1620.jpg
289
H. Proses
Pembelajaran
Berikut ini alternatif kegiatan proses pembelajaran pada topik bangun ruang sisi datar.
Teman-teman guru dapat memodifikasinya dengan kondisi guru sendiri dan siswa di
sekolah masing-masing. Teman-teman guru dapat juga menggunakan cara yang sama
sekali lain sesuai dengan kondisi guru sendiri, siswa dan sekolah masing-masing.
Menentukan Luas
Kegiatan 8.1 Permukaan Kubus dan Balok
1. Sediakan beberapa (secukupnya) kotak kue atau kardus kecil yang berbentuk
kubus dan balok.
2. Sediakan juga alat-alat pemotong seperti gunting, kater, atau lainnya.
3. Siapkan beberapa macam kerangka bangun ruang kubus dan balok.
4. Siapkan beberapa contoh model jaring-jaring balok dan kubus, kemudian
tanyakan kepada siswa: “bisakah kalian membuat model jaring-jaring balok
atau kubus sebanyak 21 model jaring-jaring?
5. Sediakan buku-buku pendamping matematika lainnya atau kalau
memungkinkan ajaklah siswa ke laboratorium komputer ketika kegiatan ayo
kita menggali informasi.
6. Siswa dibentuk kelompok kecil siswa (sebanyak 4 – 5 orang) yang
memungkinkan belajar secara efektif.
Guru memberikan gambaran awal tentang bangun ruang sisi datar yang ada kaitannya
dalam kehidupan nyata. Siswa diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan tentang
menyusun suatu objek disusun dengan susunan yang rapi. Contoh: bisakah kalian
menyusun suatu objek dengan bentuk kubus, balok, prisma, atau limas?
Guru mengajak siswa untuk memperhatikan Gambar 8.1. Batu bata merah, potongan
buah-buahan, dan rubrik tersebut disusun dengan rapi dan membentuk kubus atau balok,
bagian luarnya terbentuk bidang-bidang yang merupakan bidang sisi balok. Dapatkah
kalian menghitung luas bidang sisinya? Ada berapa batu bata yang digunakan? Perhatikan
perpotongan antar bidang sisinya. Dapatkah kalian menjelaskan apakah yang terjadi?
Coba amati, adakah tiga rusuk yang berpotongan di satu titik? Jika ada, sebutkan dan
berapa banyaknya?
Ajaklah siswa untuk memahami Masalah 8.1. Bagikan kotak kue atau kardus kecil
kepada kelompok siswa baik yang berbentuk balok maupun kubus, bagikan pula
alat-alat pemotong seperti gunting atau kater atau lainnya. Fokus pengamatan adalah
akan melakukan suatu kegiatan pembuktian langsung terhadap kotak kue atau kardus
kecil untuk mengetahui luas seluruh pemukaannya. Ajaklah siswa untuk mengamati
langkah-langkah penyelesaian Masalah 8.1. Motivasilah siswa agar membuat
kesimpulan dari hasil kegiatan yang telah di amati.
?
Ayo Kita
Menanya
Jelaskan tugas berikutnya, yaitu membuat pertanyaan (questioning); pada kegiatan ini
siswa membuat pertanyaan yang akan diajukan kepada guru apabila ingin membuat
pernik-pernik berbentuk kubus dari karton.
Contoh pertanyaan: (1) Bagaimana cara membuat kubus dengan ukuran 12 cm?
(2) Seberapa banyak pernik-pernik yang dibutuhkan?
Sedikit
Informasi
Kemudian ajaklah siswa untuk memahami sedikit informasi yang sudah disediakan
dalam buku tersebut.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Ayo Kita
Menalar
Selanjutnya ajaklah siswa untuk mendiskusikan kasus yang terdapat pada kegiatan
menalar dengan menggunakan rumus luas permukaan balok atau kubus yang sudah
diketahui. Berikut alternatif penyelesaiannya.
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 8.1
1. a. Banyak kerangka balok yang dapat dibuat = 4 buah.
b. Sisa kawat dari yang telah digunakan untuk membuat balok = 40 cm.
3. -
4. -
5. -
8. -
10. -
11. Jumlah semua bilangan yang dituliskan pada sisi-sisi kubus tersebut = 21.
Menentukan Luas
Kegiatan 8.2 Permukaan Prisma
Guru memberikan gambaran awal tentang bangun prisma yang terdapat pada kehidupan
nyata, gambar gubuk disawah dan tenda perkemahan. Pernahkah kalian menjumpai
bagian atas gubuk dan tenda perkemahan seperti gambar berikut? Dimanakah kalian
menjumpainya? Berilah kesempatan kepada siswa untuk menyembutkan contoh lain
dalam kehidupan nyata yang terdiri dari bangun prisma.
Ayo
Kita Amati
Informasikan tugas yang akan mereka kerjakan, yaitu akan mengamati kerangka
bangun prisma dan jaring-jaringnya pada Tabel 8.1
Fokus pengamatan adalah memperhatikan dengan teliti model-model prisma, jaring-
jaringnya, dan dan potongan-potongannya pada Tabel 8.1.
?
Ayo Kita
Menanya
Jelaskan tugas berikutnya, yaitu membuat pertanyaan; pada kegiatan ini siswa
membuat pertanyaan tentang model-model prisma dan jaring-jaringnya serta
potongan-potongannya.
Contoh pertanyaan: (1) Kenapa dua sisi yang saling berhadapan dianggap sebagai
alas?
(2) Bukankah kalau suatu bangun ruang itu ada alasnya juga ada
tutupnya?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.2 dengan memahami
jaring-jaring prisam dan uraian pada kolom keterangan.
Ayo Kita
Menalar
Selanjutnya ajaklah siswa untuk untuk mendiskusikan kasus yang terdapat pada
kegiatan Ayo Kita Menalar. Berikut alternatif penyelesaiannya.
a
b a 1
c = 2 × ( 2 × a × b) + (b × t) + (c × t) + (a × t)
1
= 2 × ( 2 × a × b) + (b + c + a) × t
4. t II III IV
= 2 × luas alas + (keliling alas) × tinggi
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus luas permukaan
prisma adalah sebagai berikut.
Alas
l
p
Ayo Kita
Berbagi
Sedikit
Informasi
Arahkan siswa untuk memahami sedikit informasi yang sudah disediakan dalam
buku siswa, jika dimungkinkan ada pertanyaan tentang informasi tersebut, bahaslah
bersama-sama dengan siswa yang lainnya sehingga siswa benar-benar paham tentang
informasi tersebut.
Perhatikan siswa yang sedang memahami contoh soal dan alternatif penyelesaian.
Fokuskan perhatian kita pada siswa yang kemampuannya dibawah rata-rata. Jika
diperlukan bimbinglah mdia untuk memahami informasi yang ada. Ajaklah dia
diskusi, berilah dia semangat untuk bisa bermotivasi.
Berikut penyelesaian Ayo Berlatih 8.2
Tanda (-) sebagai latihan
?! Ayo Kita
Berlatih 8.2
1. Luas permukaan prisma tersebut = 392 cm2.
2. -
3. -
6. 1.980 cm2.
8. -
11. Ukuran panjang dan lebar prisma itu yang mungkin adalah
(1) panjang =10 cm dan lebar = 7,5 cm
(2) panjang =15 cm dan lebar = 4 cm
(3) Cobalah temukan ukuran yang lainnya
12. -
Menentukan Luas
Kegiatan 8.3 Permukaan Limas
Guru memberikan gambaran awal tentang bangun limas yang terdapat pada
kehidupan nyata, bentuk atap kedua rumah. Berilah kesempatan kepada siswa
untuk menyebutkan contoh lain dalam kehidupan nyata yang berbentuk bangun
limas. Ajaklah siswa untuk memikirkan tentang bagaimana cara menentukan banyak
genteng yang terdapat pada rumah di Gambar 8.13. Kemudian ditunjukkan beberapa
macam bentuk limas, yaitu limas segitiga, limas segiempat, limas segilima, dan limas
segienam.
? Ayo Kita
Menanya
Jelaskan tugas berikutnya, yaitu membuat pertanyaan; pada kegiatan ini siswa
membuat pertanyaan tentang syarat apa yang harus terpenuhi agar agar suatu limas
bisa ditentukan luas permukaannya. Contoh, kenapa gambar nomor 2 dan 4 tidak bisa
dihitung?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Ajaklah siswa untuk menggali informasi (pada pojok pustaka atau di perpustakaan,
internet atau lainnya) tentang soal-soal yang berkenaan dengan luas permukaan limas.
Ayo Kita
Menalar
Selanjutnya ajaklah siswa untuk mendiskusikan dua kasus yang terdapat pada
kegiatan menalar dengan mencari syarat minimal apa suatu limas sehingga luas
permukaannya bisa dihitung. Berikut alternatif penyelesaiannya.
Langkah kedua, mendaftar ukuran alas segiempat beraturan yang terdiri dari
persegi, persegipanjang, jajargenjang, trapesium, belahketupat dan layang. Untuk
meringankan kerja kita batasi ukuran alasnya, yaitu terbatas pada bilangan bulat dan
bentuk akar saja, yakni seperti ilustrasi berikut.
Katerangan
Nama (Luas alas 260 cm2)
No Model Bangun
Bangun
Luas Ukuran
Hanya 1 kemungkinan,
yaitu s = 260
Persegi
1. s s2
Sebanyak 6
kemungkinan, yakni:
Luas alas = 260 cm2
1 260 1
2. l p× l 2 130 2
p 3 65 4
4 52 5
5 26 10
6 20 13
t 1 260 1
3. a×t
2 130 2
3 65 4
a
4 52 5
5 26 10
6 20 13
d c 8 26 20
4. ta 1
2 (a + b) × t dan
a No. t (a + b)
1 520 1
2 260 2
3 130 4
4 104 5
5 65 8
6 52 10
7 40 13
8 26 20
Coba temukan.
Sebanyak 16
kemungkinan, yakni: ....
No. D1 D2
1 520 1
2 260 2
Belah Ketupat
a a
3 130 4
5. 1
2 × D1 × D2 4 104 5
a a 5 65 8
6 52 10
7 40 13
8 26 20
Atau sebaliknya
Coba temukan.
6. 1
b 2 × D1 × D2
Dengan cara mengurangi luas permukaan prisma dengan luas sisi tegak, kemudian
temukan bentuk bangun datar apakah alasnya yang mungkin. cobalah.
Mintalah siswa untuk untuk menukarkan hasil karyanya dengan kelompok yang
lain, dan pastikan kelompok tersebut memahami apa yang harus dilakukan. Pantau
bagaimana siswa mengerjakan tugasnya.
?! Ayo Kita
Berlatih 8.3
1. -
3. -
4. -
7. -
8. Salah satu kemungkinan luas seluruh bidang tegak limas tersebut = 60 cm2
9. -
11. -
1. Sediakan kerangka kubus, balok, prisma, dan limas yang lengkap dengan
garis bidang, garis diagonal ruang.
2. Sediankan juga beberapa bangun kubus, balok, prism dan limas padat.
3. Siapkan beberapa macam kerangka bangun ruang kubus, balok, prisma, dan
limas beserta bangun ruang yang padat.
4. Jika memungkinkan sediakan slide PowerPoint gambar seperti pada kegiatan
Ayo Kita Menggali Informasi dan Ayo Kita Bernalar.
5. Siswa dibentuk kelompok kecil siswa (sebanyak 4-5 orang) yang
memungkinkan belajar secara efektif.
Guru memberikan gambaran awal tentang volume kubus dan balok yang terdapat pada
Masalah 8.4. Siswa diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan tentang menyusun
suatu objek disusun dengan susunan yang rapi.
Contoh:
(1) Berapakah kubus satuan yang dibutuhkan untuk mengisi balok hingga penuh?
(2) Apakah banyak kubus satuan yang memenuhi balok hingga penuh merupakan
volume balok?
(3) Bagaimanakah dengan volume kubus pada Gambar 8.16b?
Ayo
Kita Amati
Informasikan tugas yang akan mereka Amati, yaitu akan mengamati susunan kubus
yang disusun ke atas dan yang disusun mendatar: maksimal 10 menit untuk mengamati
Tabel 8.4a dan 8.4b.
Berilah motivasi kepada siswa untuk mengamati model susunan kubus.
?
Ayo Kita
Menanya
Jelaskan tugas berikutnya, yaitu membuat pertanyaan; pada kegiatan ini siswa
berperan sebagai orang lain, yaitu mengira-ngira pertanyaan apa yang akan diajukan
ketika ia belum tahu cara menentukan pola susunan kubus tersebut.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.5a dan 8.5b dengan
memahami dan memperhatikan susunan kubus dan ukuran yang diketahui.
Ayo Kita
Menalar
s V = s3
1. Ada s3 s×s×s= s3 satuan
kubus
kubik
s
s
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus volume kubus
adalah sebagai berikut.
Volume kubus = s3
Keterangan:
s: panjang sisi kubus
t
Ada n V = (p × l × t)
2. kubus p×l×t
satuan kubik
l
p
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus volume balok
adalah sebagai berikut.
Volume balok = p × l × t
Keterangan:
n : hasil perkalian dari p × l × t
p : panjang balok
l : lebar balok
t : tinggi balok
Ayo Kita
Berbagi
Ayo Kita
Mencoba
Ajaklah siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat pada kegiatan Ayo Kita
Mencoba. Pada kegiatan ini, berilah motivasi kepada siswa untuk megerjakan
sungguh-sungguh. Contoh motivasi: bagi siswa yang bisa dapat mengerjakan dan
menjelaskan kepada teman-temannya yang lainnya di depan kelas, maka nilai
ketrampilannya akan mendapatkan nilai 100. Berilah kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan soal tersebut secara mandiri. Perhatikan siswa yang sedang
mengerjakan soal tersebut, khususnya pada siswa yang kemampuannya dibawah
rata-rata, datangilah dia.
Menurut informasi dari soal, maka dapat dibuat pola sebagai berikut:
Apabila ada 1 kubus, berarti tingginya 1 × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada 0
Apabila ada 2 kubus, berarti tingginya 2 × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada 1
Apabila ada 3 kubus, berarti tingginya 3 × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada 2
Apabila ada 4 kubus, berarti tingginya 4 × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada 3
Apabila ada 5 kubus, berarti tingginya 5 × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada 4
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Apabila ada n kubus, berarti tingginya n × 10 cm ⇒ maka lapisan semennya ada (n – 1)
Sehingga suku ke-n adalah Un = 10n + (n – 1) ⇒Un = 11n – 1
Kerena pada pertanyaan soal di ketahui tinggi tugu yang diinginkan adalah 21,99 m atau
2.199 cm, artinya adalah Un = 2.199, dengan demikian dapat ditentukan banyaknya
kubus, yaitu:
Un = 11n – 1
2.199 = 11n – 1
11n = 2.200
n = 200
?! Ayo Kita
Berlatih 8.4
1. Yang memiliki volume yang berbeda dari yang lain adalah Gambar (A)
2. -
3. Volume kubus yang dimaksud = 343 cm3
4. -
5. Banyak air yang dibutuhkan = 2.744 liter
6. -
7. Lebar akuarium tersebut = 10 cm
8. -
9. Volume akuarium tersebut = 0,729 liter
10. -
11. Besar volum balok tersebut = 270 cm3
12. -
13. Besar perubahan volume balok itu = 0 cm
Jadi, tidak terjadi perubahan volume balok
14. -
15. Waktu yang diperlukan = 200 menit atau 3 jam 20 menit
16. -
17. Banyak bangun ruang berbeda yang terbentuk ada sebanyak 8 buah
18. -
1. Sediakan prisma yang lengkap dengan garis bidang dan garis diagonal ruang.
2. Sediankan juga beberapa prisma padat.
3. Siswa dibentuk kelompok kecil siswa (sebanyak 4-5 orang) yang
memungkinkan belajar secara efektif.
4. Sediakan juga buku-buku teks lainnya atau ajaklah siswa ke perpustaan atau
kalau memungkinkan ajalah siswa ke laboratorium komputer.
Memberi motivasi siswa tentang pentingnya kegunaan materi ini dalam kehidupan
sehari-hari, karena banyak benda-benda dalam keseharian kita yang berbentuk
prisma. Pada Kegiatan 8.2 kalian sudah mempelajari tentang luas permukaan prisma.
Sedangkan pada kagiatan 5 ini kalian akan mempelajari tentang volume prisma. Coba
kita ingat kembali tentang volume balok pada Kegiatan 8.4. Volume balok juga dapat
dikatakan sebagai volume prisma segiempat, mengapa demikian?
Ayo
Kita Amati
Informasikan tugas yang akan mereka kerjakan, yaitu akan mengamati kerangkan
bangun prisma. Fokus pengamatan kegiatan ini adalah memperhatikan dengan teliti
pada bangun prisma beserta luas, tinggi, dan volumenya pada Tabel 8.6.
? Ayo Kita
Menanya
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.7 dengan memahami
dan memperhatikan uraian pada kolom luas alas dan volume. Berilah kesempatan
kepada siswa untuk melakukan kegiatan menggali informasi. Fokuskan perhatian
kepada siswa/kelompok siswa yang belum konsentrasi dalam melakukan kegiatan
ini. Kemudian fokuskan juga kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami kegiatan ini. Ajaklah siswa untuk memperkirakan kesimpulan hasil dari
kegiatan menggali informasi ini.
Ayo Kita
Menalar
Ukuran
No. Prisma Luas alas (La) Volume (V)
tinggi (t)
b 1 1
a La = 2 × a × b t V = 2 ×a×b×t
c 1
= ( 2 × a × b) × t
= La × t
1. t
b a
Alas
c
p La = p × l t V =p×l×t
= (p × l) × t
= La × t
2.
t
Alas
l
p
La t V
1 a 1
=6×( 2 ×a× 2 3) = 6× 2 ×a×
a a
a2 2 3 × 30
a a =6× ( 4 3)
1
3 = 6×( 2 ×a×
a a = 2 × a2 3
a a
3 2 3 ) × 30
t
a2
= 6×( 4 3)×
alas
a 30
a
a
3
= ( 2 × a2 3 ) × 30
= La × t
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus volume prisma
adalah sebagai berikut.
Nomor 3
Diketahui, volume prisma = 144 cm3
= luas alas × tinggi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengasumsikan bahwa nilai
atau satuan luas alas, tinggi, dan ukuran alas merupakan bilangan bulat atau
akar. Hal ini dilakukan untuk membatasi ukuran satuan tersebut agar tidak
terlalu banyak kemungkinan jawaban yang diinginkan.
Langkah kedua yang dilakukan adalah mencari faktor-faktor dari 144 cm3,
yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 16, 18, 24, 36, 48, 72, dan 144.
Langkah ketiga mencari ukuran alas segitiga siku-siku untuk setiap pasangan
faktor dari 144, misalkan luas alasnya 24cm2 dan tinggi 6 cm.
Bentuk alas Tinggi Luas alas
Ukuran alas prisma
prisma prisma prisma
48, 1, 2.305
24, 2, 580
Segitiga
6 24 16, 3, 265
siku-siku
12, 4, 160
8, 6, 10
Coba temukan ukuran alas yang lainnya berdasarkan setiap pasangan faktor dari 114.
Ayo Kita
Berbagi
Ayo Kita
Mencoba
?! Ayo Kita
Berlatih 8.5
1. -
3. -
5. -
9. -
Guru memberikan gambaran awal tentang volume limas yang terdapat pada
Kegiatan 8.6. Siswa diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan tentang menemukan
rumus luas permukaan prisma.
Contoh:
1) Coba perhatikan kubus pada gambar berikut yang keempat diagonal ruangnya
saling berpotongan pada satu titik.
2) Terbentuk bangun apakah antar sisi dengan perpotongan diagonal ruang kubus?
3) Bagaiamana cara membuktikan bahwa volume limas juga merupakan volume
bagian dari volume kubus?
4) Bagaiamana cara menurunkan rumus volume kubus menjadi rumus volume
limas?
5) Apakah limas memang merupakan bagian dari kubusknya?
6) Apkah hubungan antara limas dengan kubus?
Ayo
Kita Amati
Informasikan tugas yang akan siswa kerjakan, yaitu akan mengamati kerangka bangun
kubus yang dilengkapi dengan diagonal-diagonal ruang. Fokus pengamatan kegiatan ini
adalah memperhatikan dengan teliti pada bangun kubus, diagonal kubus beserta bangun
limas yang terbentuk beserta luas alas kubus, tinggi, dan volumenya pada Tabel 8.8a.
Kemudian fokus pengamatan yang kedua adalah memperhatikan dengan teliti pada
bangun kubus, diagonal sisi, dan diagonal ruang kubus beserta bangun limas yang
terbentuk beserta luas alas kubus, tinggi, dan volumenya pada Tabel 8.8b.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.9a dan 8.9b dengan
memahami dan memperhatikan uraian pada kolom luas alas dan volume.
Ayo Kita
Menalar
Ajaklah siswa untuk mendiskusikan beberapa kasus yang terdapat pada kegiatan
menalar dengan menggunakan rumus volume limas untuk mengetahui cara
menemukan volume bangun baru pada kubus yang salah satu bangian sudutnya
dipotong memebentuk limas. Ajaklah siswa untuk melengkapi dan menyimpulkan
hasil dari kegiatan tersebut pada Tabel 8.9a dan 8.9b. Mintalah siswa untuk
menuliskan jawaban dari hasil diskusinya.
Tinggi
No. Limas ABCDT Luas alas (La) Volume (Vl)
(t)
H Vk = 6 × Vl
G
(2a)3 = 6 × Vl
E F
2a Vl = (2a)3
1. La = 2a × 2a t=a = (2a × 2a) × 2a
D a
C 1
= 3 × La × a
a
A 2a B 2 1
= 3 × La × t
Vk = 3 × Vl
H G
(a)3 = 3 × Vl
E F
a Vl = (a)3
2.
D La = a × a t=a = (a × a) × a
C 1
a = 3 × La × a
A
a B 1
= 3 × La × t
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus volume limas
adalah sebagai berikut.
1
Volume Limas = 3 × Luas alas × Tinggi Limas
Volume limas
1
= 3 × luas alas × t 30
1 1
= 3 × ( 2 × 30 × 30) × 30
= 5 × 30 × 30
= 4.500
Volume bangun baru = volume kubus – volume limas
= 27.000 – 4.500 = 22.500
Jadi volume bangun baru adalah 22.500.
Ayo Kita
Berbagi
Ayo Kita
Mencoba
Ajaklah siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat pada kegiatan ayo kita mencoba.
?! Ayo Kita
Berlatih 8.6
1. Volume limas = 8.064 cm2
2. -
3. Luas seluruh sisi tegak limas tersebut = 135 cm2
4. -
5. -
6. -
7. D. Volume limas tersebut = 1.296 cm3
8. -
9. -
10. -
11. Volume udara yang terdapat dalam ruang atap itu = 875 m3
12. -
13.Volume limas tersebut = 3.000(√2 + 1) cm3
14. -
15 -
1. Sediakan gambar atau benda nyata yaitu: Batu, Toples, Piramida, dan Lapet.
2. Amati dan kenali terlebih dahulu bagian-bagian dari sekolah yang berbentuk
bangun datar sisi datar tidak beraturan.
3. Siapkan contoh-contoh pertanyaan, misalnya “bagaimana kita menghitung
volume jeruk?
4. Pikirkan kelompok-kelompok kecil siswa (4-5 orang) yang memungkinkan
belajar secara efektif .
Memberi motivasi siswa tentang pentingnya kegunaan materi ini dalam kehidupan
sehari-hari, karena banyak benda-benda dalam keseharian kita yang berbentuk
bangun ruang gabungan. Bangun ruang gabungan merupakan benda-benda nyata
yang ada dalam kehidupan sehari-hari, seperti batu, wadah air kemasan, toples, tahu,
lapet, teko, dan lain-lain. Benda-benda tersebut dapat diketahui luas permukaannya
dan volumenya dengan menggunakan konsep mencari luas dan volume pada bangun
ruang sisi datar.
Masalah 8.2
Ajaklah siswa untuk memperhatikan Gambar 8.26d tepatnya pada Masalah 8.7.
Siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan tentang bagaimana cara mentukan
kain yang menutupi tenda pada Gambar 8.26.
Ayo
Kita Amati
Informasikan tugas yang akan mereka kerjakan (yaitu akan mengamati gambar-gambar
atau benda-benda nyata yang sudah disediakan pada Masalah 8.7. Fokus pengamatan
adalah menaksir luas permukaan dan volume benda nyata dengan menggunakan rumus
yang telah dibahas pada kegiatan sebelumnya. Ajaklah siswa untuk menyimpulkan
dari hasil kegiatan mengamati pada Tabel 8.6. Berilah kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan/mempresentasikan/mendemontrasikan kesimpulannya. Berilah
motivasi kepada siswa yang lain untuk menanggapinya.
Contoh Pertanyaan:
Bagaiamana cara menentukan luas permukaan pada toples tersebut?
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Kemudian ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.10 dengan memahami
dan memperhatikan uraian pada kolom luas permukaan dan keterangan. Berilah
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan menggali informasi. Fokuskan
perhatian kepada siswa/kelompok siswa yang belum konsentrasi dalam melakukan
kegiatan ini. Kemudian fokuskan juga kepada siswa yang masih mengalami kesulitan
dalam memahami kegiatan ini.
Ajaklah siswa untuk memperkiran kesimpulan hasil dari kegiatan menggali informasi
ini. Kemudian ajaklah siswa untuk memahami Contoh 8.13. Bila memungkinkan
sediakan kaleng yang berbentuk balok dan benda padat untuk mengilustrasikan pada
Contoh 8.13.
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk memperhatikan apa yang di peragakan
oleh guru atau mintalah satu atau dua siswa untuk meragakannya, yaitu dengan
memperhatikan sebuah kaleng yang sudah diisi air dan isi air pada kaleng setelah
dimasukkan sebuah batu. Berilah kesempatan kepada siswa untuk menentukan
volume air setelah kemasukan batu dengan cara lain atau tida seperti alternatif
penyelesaian yang terdapat pada buku siswa. Berilah kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan/ mempresentasikan/mendomontrasikan kesimpulannya. Berilah
motivasi kepada siswa yang lain untuk menanggapinya
Ajaklah siswa untuk memahami lebih jauh tentang menentukan luas dan volume
bangun ruang sisi datar gabungan dengan cara memberikan tugas kepada siswa
untuk menemukan contoh lain yang senada dengan Contoh 8.13. Informasikan
tugas berikutnya yang akan mereka pahami terdapat pada Contoh 8.14, yaitu tentang
menaksir luas permukaan dan volume benda nyata dengan menggunakan rumus yang
telah dibahas sebelumnya. Kemudian, ajaklah siswa untuk menemukan benda-benda
disekitarnya, misalnya wadah air kemasan. Kemudian suruhlah untuk mencari luas
permukaan dan volumenya berdasarkan kegiatan Sedikit Informasi.
Ajaklah siswa untuk mengerjakan dua soal pada kegiatan ayo kita mencoba secara
mandiri. Berikut alternatif penyelesaiannya.
I
H
G
4,5 m
E D
4,5 m
0,5 m
0,5 m F C
A
6m
6m 10 m
10 m B
(a) (b)
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, terdapat gabungan dua bentuk bangun datar
yaitu bagian bawah tenda adalah balok dan bagian atas tenda adalah prisma segitiga.
Kemudian kita menghitung luas permukaan dan volume masing-masing bangun datar
tersebut, yakni sebagai berikut.
(i) Perhatikan gambar balok berikut
H
G
E D 0,5 m
F C
A 6m 10 m
B
Untuk menetukan luas permukaan balok tersebut kita perhatikan dulu gambar
tenda (a), bahwa luas permukaan kain pada balok tersebut tanpa alas dan tutup,
yakni sebagai berikut.
Luas permukaan balok tanpa alas dan tutup = 2(AB × AE + BC × CG)
= 2(6 × 0,5 + 10 × 0,5)
= 2(3 + 5)
= 2(8)
= 16 m2
I
H
4,5 m
G
E 6m 10 m
F
Untuk menetukan luas permukaan prisma tersebut kita perhatikan dulu gambar tenda
(a), bahwa luas permukaan kain pada prisma tersebut luas persegi panjang EFGH,
yakni sebagai berikut.
Luas permukaan prisma tanpa luas EFGH = 2 × luas segitiga EFI + 2 × luas FGJI
1
= 2 × 2 × 6 × 4,5 + 2 × 10 × FI
Sehingga,
1 1
Luas permukaan prisma tanpa luas EFGH = 2 × 2 × 6 × 4,5 + 2 × 10 × 2 117
= 6 × 4,5 + 10 117
= (27 + 10 117 ) m2
= 13,5 × 10
= 135 m2
1 satuan
a
a
2
a
2
an
a
atu
a
1s
1 satuan a a 2 a
Dimisalkan panjang sisi segitiga bagian titik sudut kubus adalah a satuan, sehingga
yang menjadi sisi segidelapan panjangnya adalah a 2 , karena panjang sisi persegi
1 2− 2
= 1, maka 2a + a 2 = 1 ⇒ a =
^2 + 2 h
= 2
Selanjutnya menghitung luas segidelapan, yakni
Luas segidelapan = luas persegi – 4 × luas segitiga bagian titik sudut kubus
= 1 – 4 × alas segitiga × tinggi segitiga
1 2− 2 2− 2
= 1 – 4 × × ×
2 2 2
= 1 – c
4−4 2+2m
2
Luas segidelapan = 2 2–2
Dengan demikian, volume prisma diluar limas = volume selisih antara prisma dengan limas.
Volume prisma diluar limas
= volume prisma – volume limas
1
= luas segidelapan × tinggi – 3 × luas segidelapan × tinggi
2
= 3 luas segidelapan × tinggi
2 4
= 3 (2 2 – 2) × 1 = 3 ( 2 – 1)
4
Jadi, volume prisma diluar limas adalah 3 ( 2 – 1).
Alternatif
Penyelesaian
1. Untuk mencari luas permukaan bangun ruang sisi datar gabungan, terlebih
dahulu perhatikan bangun ruang tersebut. Bagilah bangun ruang tersebut
menurut bentuknya masing-masing. Lalu carilah luas permukaannya masing-
masing dengan memperhatikan luas permukaan yang saling menimpel diantara
bangun-bangun tersbut.
2. Lakukanlah kegiatan tersebut dengan didampingi oleh guru.
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 8.7
1. Luas permukaannya = 626 cm2 dan Volumenya = 840 cm3
2. -
3. Luas kain yang digunakan = 56 m2
4. -
5. Volume limas terpancung bagian bawah = 504 cm3
6. Banyak stupa kecil pada bagian Arupadhatu tersebut = ada 72 buah
Coba perkirakan starteginya.
Kemudian, diantara soal-soal yang terdapat pada Latihan 3.1 sampai Latihan
3.3 manakah yang cocok untuk mengukur Kompetensi Dasar.
Ajaklah siswa untuk mengingat kembali tentang unsur-sunsur balok atau kubus
yang pernah mereka pelajari ketika di SD. Unsur-unsur kubus atau balok yang telah
ditunjukkan pada Gambar 8.29. Siswa diajak kembali untuk memahami tentang
unsur-unsur kubus atau balok. Kemudian mereka diberi kesempatan untuk mengamati
tentang terbentuknya suatu bidang/sisi pada kubus atau balok.
Selanjutnya suruhlah siswa untuk membanding unsur-unsur kubus dengan balok.
Sehingga mereka mengetahui bahwa unsur-unsur antara kubus dengan balok tidak
ada perbedaan yang signifikan, hanya terletak pada bentuk bidang/sisinya saja.
Informasikan kepada siswa tentang unsur-unsur kubus atau balok memiliki tiga unsur
lagi yang lain, yaitu diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal. Kemudian
berilah kesempatan kepada siswa untuk memikirkan tentang ketiga unsur tersebut.
Ajaklah siswa untuk menggambar prisma segitiga dan limas segiempat. Kemudian
suruhlah mereka untuk menyebutkan unsur-unsur dari prisma dan limas. Misalkan
seperti gambar berikut.
F Titik puncak
Bidang atas T
D E
Rusuk tegak
Informasikan tugas yang akan mereka kerjakan yaitu akan mengamati bentuk
diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal yang sudah disediakan pada
Tabel 8.12. Fokus pengamatan adalah memperhatikan dengan cermat tentang
terbentuknya diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal. Ajaklah siswa
untuk memfokuskan perhatiannya pada bentuk diagonal bidang dari ketiga gambar,
yaitu gambar pada Tabel 8.12 nomor 1, 2, dan 3 bahwa ketiga bentuk bidang diagonal
terdapat pada bidang/sisi balok berupa garis lurus.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Ajaklah siswa untuk menggali informasi pada Tabel 8.13 dengan memperhatikan
uraian pada kolom unsur-unsur lain dan keterangan. Ajaklah siswa untuk memahami
Contoh 8.17, 8.18, dan 8.19 beserta alternatif penyelesaiannya. Bila memungkinkan
ragakan bentuk bidang diagonal dan diagonal ruang dengan menggonakan lidi/
lainnya yang serupa.
Ajaklah siswa untuk menemukan cara smart solution untuk menentukan panjang diagonal
bidang, diagonal ruang, dan luas bidang diagonal. Kemudian ajaklah siswa untuk
menemukan istilah dari bidang frontal dan bidang ortogonal pada kubus, balok, prisma,
dan limas. Berilah kesempatan kepada siswa untuk merperkirakan adanya diagonal
bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal juga ada pada prisma dan limas.
Ayo Kita
Menalar
Selanjutnya ajaklah siswa untuk mencoba menyelesaikan dari tiga kasus yang telah
ditunjukkan pada buku siswa.
Unsur-
No. Balok Keterangan
unsur
Unsur-
No. Balok Keterangan
unsur
Alternatif Kesimpulan
(1) Diagonal bidang pada kubus atau balok adalah ruas garis yang
menghubungkan dua titik sudut yang terletak pada rusuk-rusuk berbeda
pada satu bidang kubus atau balok.
(2) Diagonal ruang pada kubus atau balok adalah ruas garis yang menghubungkan
dua titik sudut yang masing-masing terletak pada bidang atas dan bidang
alas yang tidak terletak pada satu bidang kubus atau balok.
(3) Bidang diagonal pada kubus atau balok adalah suatu bidang yang dibatasi
oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang yang sejajar dan tidak terletak pada
satu bidang kubus atau balok.
2. Hubungan antara diagonal ruang dan bidang diagonal adalah diagonal ruang
terletak di dalam kubus atau balok dan sekaligus terletak pada bidang diagonal
itu, diagonal ruang juga merupakan diagonal bidang pada bidang diagonal itu
yang membagi bidang diagonal itu menjadi dua bagian sama besar.
Sedangkan untuk mencari panjang diagonal bidang dan diagonal ruang kubus
dan balok, perhatikan uraian berikut.
1) Kubus
H G
E F
s
D C
s
A s B
Untuk kubus yang panjang rusuknya s maka:
Jumlah panjang rusuk kubus = 12s
Panjang diagonal ruang = 3s2
H G
E F
t D
C
l
A p B
Untuk balok yang panjangnya (p), lebarnya (l), dan tingginya (t), maka:
Jumlah panjang rusuk balok = 4(p + l + t)
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 8.8
1. -
3. -
5. -
6. Panjang QR = 6 cm
7. -
Salah satu caranya untuk mencari luas bidang ABF yaitu terlebih dulu
mencari panjang FA dan FB, baru kemudian mencari luas segitiga ABF
dengan formula heron yang pernah siswa pelajari ketika di kelas VII:
9. -
Kegiatan Pertama
Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
1. Menunjukkan ingin tahu selama mengikuti proses pembelajaran.
2. Bertanggung jawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas.
3. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Peserta didik dapat menemukan rumusnya luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma, dan limas.
5. Peserta didik dapat menghitung luas permukaan volume kubus, balok,
prisma, dan limas.
Memberikan motivasi agar selalu rajin dalam belajar. Guru membuka pelajaran.
Pada pertemuan sebelumnya siswa telah mempelajari bangun ruang sisi datar.
Kali ini siswa akan mempelajari mengenai penerapan bangun ruang sisi datar
pada benda tertentu untuk dijadikan karya siswa. Siswa dibentuk beberapa
kelompok yang terdiri dari 3-4 orang dengan anggota yang heterogen, dan setiap
kelompok dipimpin oleh seorang ketua kelompok
Fokus kegiatan ini adalah membuat bangun tertentu dari hasil kreasi bahan kardus.
Kelompok siswa disuruh untuk mengatur bahan-bahan yang sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Amati beberapa benda/bahan yang digunakan untuk membuat
bangun tertentu hasil kreasi dari bahan kardus.
Ajaklah siswa untuk menggali informasi tentang rencana pembuatan tugas projek
yang akan dirancang. Baik melalui internet atau buku-buku tertentu di perpustakaan.
Kemudian diskusikan dengan teman kelompoknya masing-masing untuk bahan-
bahan apa yang akan diperlukan agar pembuatan rencana penyelesaian proyek
(bisa dimodifikasi/ disesuaikan) selesai tepat waktu (pada Lembar Rencana Pembuatan
projek). Himbaulah kepada kelompok siswa untuk menentukan tentang Langkah-
langkah penelesaian untuk mengkreasi bahan dari kardus dan akan dibentuk seperti
apa hasil kreasinya, misalkan membuat Danboard dari kardus, rumah-rumahan atau
lainnya.
Siswa mempresentasikan rencana penyelesaian proyek, pembuatan jadwal, persiapan
peralatan (terlampir)
Kemudian mencatat informasi tersebut pada bentuk poster dan power point dengan
lengkap sebagai bahan untuk mempelajari materi tersebut. Dilakukan Konsultasi
terkait kegiatan yang sedang berlangsung.
Hasil karya
siswa SMP kelas VIII
dalam
Pembelajaran Matematika
Kurikulum 2013
Semester 2, materi
Bangun Ruang Sisi Datar
Ajaklah kelompok siswa untuk membuat suatu karya bahan kardus yang telah
dirancang pada pertemuan sebelum. Fokuskan kegiatan kalian pada bahan-bahan/
barang-barang yang telah disediakan oleh masing-masing kemlompok. Informasikan
kepada siswa untuk membagi tugas pada anggota kelompoknya masing-masing agar
karya yang telah dirancang selesai tepat waktu pada pertemuan kali ini.
Jika diperlukan dilakukan konsultasi terkait kegiatan yang sedang berlangsung baik
dengan teman sekelompok maupun dengan kelompok lain untuk menyempurnakan
karyanya. Membuat persiapan presentasi yang di diskusikan pada pertemuan berikut,
baik melalui power point maupun melalui poster. Dilakukan penilain berdasarkan
peran siswa dalam diskusi kelompok dan memotivasi siswa yang masih pasif.
Kegiatan Ketiga
Jika diperlukan dipersiap LCD untuk beberapa kelompok siswa yang akan presentasi
dari hasil projek yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Diberikan waktu 7
menit untuk setiap kelompok dalam mempresentasikan daris hasil karyanya. Ketika
salah satu kelompok mempresentasikan hasil karya, sedangkan kelompok yang
lain mendengarkan, mengamati, menangggapi presentasi kelompok yang tampil.
Diberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi atas presentasi yang
telah dipaparkan oleh kelompok tersebut. Menanggapi hasil diskusi antar kelompok
tentang ciri-ciri dua persamaan garis lurus yang saling sejajar, tegak lurus, berimpitan
dan berpotongan.
Diberikan pertanyaan pancingan tentang bagaiamana merancang dan membuat suatu
projek jika materinya terbatas pada Bangun Ruang Sisi Datar Saja dan bahan-bahan
yang ada kardus, lim, dan gunting. Diberi kesempatan kepada kelompok tertentu
untuk membahasa bagaimana langkah merancang suatu projek yang baik. Diberikan
motivasi kepada seluruh siswa untuk selalu menemukan suatu hal baru dari beberapa
hasil pengamatan kita baik mata pelajaran maupun pada kehidupan sehari-hari.
?N. =+
+
Uji
Kompetensi 8
A. Pilihan Ganda
1. D 6. C 11. C 16. C
2. C 7. B 12. B 17. A
3. A 8. D 13. A 18. C
4. B 9. C 14. A 19. A
5. B 10. B 15. A
20. D
Petunjuk: H G
R
Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini. E F Q
Dengan teorema Pythagoras, tentukan panjang PS
Kemudian akan didapat panjang TO dengan S O
2
menggunakan kesamaan luas segitiga POS, sebagai T
D C
berikut: P
1 A 2 B
Luas segitiga POS = 2 × PO × SO 1
2 S O
Jadi, Jarak titik O ke bidang BCEH adalah 2
T 1
satuan. P
B. Esai
25. Petunjuk: H G
a
Perhatikan ilustrasi
b
gambar berikut.
E a F
Misalkan AP = PB = EF = a
dan BC = FG = b
Perhatikan prisma
APE.DQH. t t
Kemudian bandingkan
volume prisma APE.DQH b D Q C
dengan volume prisma b
PBFE.QCGH A a P a B
Jadi, perbandingan
volume prisma APE.DQH dan prisma PBFE.QCGH adalah 1 : 2
28. (i) Panjang diagonal bidang ABFE = 20 cm, diagonal bidang BCGF = 4 13
cm, dan diagonal bidang ABCD = 8 5 cm.
(ii) Panjang diagonal ruang = 4 29 cm
(iii) Luas bidang diagonal ABGH = 64 13 cm2, bidang diagonal BCHE =
160 cm2, dan bidang diagonal BDHF = 96 5 cm2.
Sumber: www.finance.detik.com
Narasi
A. Awal Bab
Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan
teori statistik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bisnis aktual. Persoalan
ini umumnya menyangkut analisis kejadian masa depan yang berdampak pada
segi finansial, khususnya yang berhubungan dengan besar pembayaran pada
masa depan dan kapan pembayaran dilakukan pada waktu yang tidak pasti.
Secara umum, aktuaris bekerja di bidang konsultasi, perusahaan asuransi jiwa,
pensiun, dan investasi. Aktuaris juga sedang merambah di bidang-bidang lainnya,
di mana kemampuan analitis diperlukan. Pada umumnya aktuaris di Indonesia
memiliki latar belakang pendidikan dari FMIPA Matematika ataupun Statistika.
Namun ada sedikit aktuaris yang berasal dari disiplin lain. Aktuaris di Indonesia
banyak bekerja di perusahaan asuransi jiwa, sedangkan sisanya bekerja di dana
pensiun, konsultan aktuaria, dan saat ini merambah ke dunia investasi. Nah,
sekarang kalian sudah tidak ragu lagi belajar matematika dan statistika, kan?
Tertarik untuk mempelajari statistika? Yuk, ikuti kegiatan mengenai statistika
dan penerapannya di bab ini.
B. K ata Kunci
a. rata-rata (mean)
b. median
c. modus
d. kuartil
e. jangkauan
!
C. K ompetensi
Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi untuk Bab 9 Statistika ini dikembangkan
dengan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada kegiatan
pembelajarannya di kelas nanti, guru dapat mengembangkan sendiri indikator
pencapaian kompetensi ini dengan menyesuaikan karakteristik tiap-tiap siswa.
Indikator pencapaian kompetensi pada Bab 9 ini antara lain sebagai berikut:
1. Siswa mampu menganalisis data dari distribusi data yang diberikan.
2. Siswa mampu menentukan rata-rata (mean) suatu kumpulan data.
3. Siswa mampu menentukan median dan modus suatu kumpulan data.
4. Siswa mampu menentukan sebaran data, yaitu jangkauan, kuartil, dan
jangkauan interkuartil suatu kumpulan data.
5. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi
data, rata-rata, median, modus, dan sebaran data dari kumpulan data yang
diberikan
6. Siswa mampu membuat kasimpulan, mengambil keputusan, dan membuat
prediksi dari suatu kumpulan data berdasarkan nilai rata-rata, median, modus,
dan sebaran data.
Statistika
Pengukuran
Data
Ukuran Ukuran
Penyebaran Pemusatan
Data Data
• Jangkauan
• Mean
• Kuartil
• Median
• Jangkauan Interkuartil
• Modus
• Simpangan Kuartil
342
Narasi Dr. Genichi Taguchi
G. Tokoh (1 Januari 1924 – 2 Juni 2012)
Matematika Pada 2012 lalu dunia berduka karena kehilangan
seorang insinyur dan ahli statistik terbaik di
Jepang, Genichi Taguchi. Jika kalian merasa begitu
asing dengan tokoh ini, lihatlah kembali mobil dan
barang-barang elektronik yang kalian punya di
rumah. Mengapa hampir semuanya berlabel ‘Made
in Japan’? Salah satu alasannya adalah, sejak
tahun 1970-an, produk Jepang terkenal karena
kualitas, ketahanan, keandalan dan harganya yang
terjangkau dibandingkan produk Amerika atau
Eropa. Alasannya? Perusahaan manufaktur Jepang
selalu mendengar apa kata Taguchi.
Genichi Taguchi adalah seorang insinyur dan ahli
Genichi Taguchi
statistik. Ia memiliki latar belakang ilmu teknik dan
(1924 – 2012) juga mendalami statistika serta matematika tingkat
lanjut, sehingga ia dapat menggabungkan teknik
statistika dan pengetahuan keteknikan. Taguchi telah membuat kontribusi yang
sangat berpengaruh untuk statistik industri. Metode yang ia cetuskan merupakan
metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan bahan baku seminimal
mungkin. Metode Taguchi banyak diterapkan di pabrik-pabrik di Jepang oleh
para teknisi untuk memperbaiki proses dan produk.
Pesan moral yang dapat kita ambil dari kontribusi Taguchi antara lain:
1. Selalu menjaga kualitas proses dan hasil kerja keras kita, baik dalam
belajar maupun bekerja. Hal ini berarti, kualitas hasil belajar akan menjadi
baik apabila kualitas proses belajar terjaga dengan baik. Dengan belajar
statistika, kita bisa melihat hasil belajar kita ada kemajuan atau tidak,
sehingga kita bisa mengontrol dan memperbaiki proses belajar.
2. Kita harus bersikap jujur, karena kejujuran dapat membuat diri kita menjadi
pribadi yang berkualitas. Kitapun akan menjadi orang yang dipercaya. Hal
inilah yang dapat diambil dari statistika. Dengan statistika, kita belajar
menjadi manusia yang jujur dan, bicara sesuai dengan data dan fakta.
343
H. Proses
Pembelajaran
Sebagai alternatif, berikut disajikan pembelajaran sistem persamaan linear satu variabel
dengan model penemuan terbimbing yang prosesnya berdasar pada pendekatan ilmiah
(scientific approach). Guru dapat menggunakan model pembelajaran lainnya yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
Sebelum memulai Kegiatan 9.1, hendaknya guru mengingatkan siswa tentang data
dan penyajiannya yang telah mereka pelajari di kelas VII. Dengan kegiatan ini
diharapkan siswa mampu menganalisis dan menafsirkan data, serta mengambil
kesimpulan dari data ysng disajikan baik dalam bentuk tabel maupun diagram.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk mengamati diagram batang yang
disajikan pada buku siswa. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan.
?
Ayo Kita
Menanya
Pada kegiatan ini guru meminta siswa untuk membuat dan mengajukan pertanyaan
terkait dengan analisis dan menafsirkan data. Siswa bisa melihat contoh pertanyaan
yang sudah disajikan dalam buku siswa, misalnya “Bagaimana cara kita menafsirkan
data? Bagaimana cara kita menafsirkan suatu data dalam bentuk tabel?” Pertanyaan
yang diajukan siswa bisa diberikan kepada siswa lain untuk dijawab, tetapi kebenaran
jawaban akan dibuktikan nanti setelah siswa menggali informasi pada fitur berikutnya.
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang cara membuat
kesimpulan berdasarkan tabel data yang diberikan. Selanjutnya guru meminta siswa
untuk menjawab pertanyaan pada buku siswa. Berikut alternatif jawaban yang bisa
menjadi acuan untuk guru.
Diberikan hasil produksi padi tiap tahun pada Desa Suka Makmur dari tahun 2001
sampai dengan 2008 sebagai berikut.
Hasil (ton) 250 285 310 340 380 225 290 420
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menjawab beberapa
pertanyaan pada buku siswa. Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan
untuk guru.
Ayo Kita
Berbagi
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil penalarannya.
Guru dapat juga menentukan perwakilan kelompok untuk diminta menjelaskan di
depan kelas berdasarkan catatan guru selama berkeliling. Misalnya dua kelompok
yang hasil penalarannya berbeda, atau penalaran siswa berbeda dengan alternatif
jawaban yang sudah disediakan dalam buku guru ini. Apabila setelah diskusi atau
presentasi terdapat beberapa siswa yang masih belum memahami hasil penalaran,
maka guru meminta siswa yang sudah paham untuk berdiskusi dengan siswa yang
belum paham. Apabila sebagian besar siswa kurang memahami hasil penalaran yang
sudah dipresentasikan, maka guru memberikan penjelasan kembali kepada semua
siswa.
Ayo Kita Berlatih 9.1
?! Ayo Kita
Berlatih 9.1
1. a. TV Merk D terjual paling banyak dan TV merk A dan E terjual paling sedikit.
b. 114 TV terjual pada bulan Januari.
2. Tidak benar bahwa banyak siswa perempuan kelas IX di SMP Ceria pada
tahun 2007 lebih banyak dari tahun 2012. Banyak siswa perempuan kelas
IX di tahun 2007 adalah 55 siswa dan tahun 2012 sebanyak 64 siswa. Jadi,
banyak siswa perempuan kelas IX di SMP Ceria tahun 2012 lebih banyak
daripada tahun 2007.
3. a. Flashdisk Reta tidak cukup apabila diisi dengan file baru berkapasitas
750 MB.
Perhatikan bahwa kapasitas flashdisk yang tersedia hanya 10% atau
400 MB, sehingga tidak dapat mencukupi file yang akan diisikan.
b. File musik yang harus dihapus supaya mencukupi file baru adalah 50%
dari file musik.
4. Hal ini mungkin bagi Reta untuk menghapus tiga album supaya file buku ajar
baru dapat disimpan dalam flashdiknya. Album yang dihapus adalah album
yang berukuran besar, yaitu Album C, E dan F, sehingga besar file yang
terbuang adalah 372 MB. Dari penghapusan itu didapat file kosong sebesar
772 MB dan ini cukup untuk file buku ajar baru yang besarnya 750 MB.
5. a. pada hari ke-5.
b. menanam di tempat yang terang dengan sinar matahari yang cukup.
(Perlu dijelaskan hal ini berkaitan dengan materi pada mata pelajaran
IPA. Sehingga, siswa akan memahami mengapa pertumbuhan kecambah
di tempat gelap lebih cepat tumbuh daripada pertumbuhan kecambah di
tempat terang).
Pada kegiatan ini, siswa diharapkan memahami rata-rata (mean) dari data yang
diberikan. Siswa memulai mengamati profil singkat presiden dan wakil presiden
Indonesia. Kemudian siswa menentukan rata-rata usia mereka saat pertama kali
dilantik menjadi pejabat tinggi negara.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa tentang data yang
disajikan dalam berbagai bentuk diagram. Setelah itu, guru meminta siswa
untuk menentukan makna dari diagram yang diberikan. Dalam hal ini, guru bisa
menyajikan diagram yang ada pada buku siswa kelas VII.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk mengamati tabel profil singkat
presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa. Tabel tersebut
menyajikan usia para presiden dan wakilnya saat pertama kali menjabat. Usia
mereka digunakan sebagai konteks bagi siswa dalam mengantarkan mereka ke
konsep rata-rata (mean). Selanjutnya, guru meminta siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan dalam buku siswa.
?
Ayo Kita
Menanya
Dalam kegiatan ini, guru mengajak siswa menggali informasi tentang cara
menentukan rata-rata (mean) dari suatu kumpulan data. Siswa menggali
informasi tentang rata-rata dari data yang disajikan dalam tabel dan diagram.
Selanjutnya, siswa diberikan contoh menyelesaikan masalah berkaitan dengan
rata-rata. Setelah siswa menggali informasi, guru mengulas kembali masalah
tentang rata-rata usia presiden dan wakil presiden saat pertama kali dilantik,
serta jawaban siswa pada kegiatan Ayo Kita Menanya.
Ayo Kita
Menalar
Frekuensi 4 5 5 8 7 4 2
?! Ayo Kita
Berlatih 9.2
1. a. 12,28 5. 13,57 kg
b. 104,27
6. 23
c. 42,85
d. 16 7. 25
2. 78 8. 19
3. 30,7 9. 7,1
4. 85 10. 16 orang
Pada kegiatan ini, siswa diharapkan memahami median dan modus dari kumpulan
data yang diberikan. Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa
tentang rata-rata suatu kumpulan data dan bagaimana hubungannya dalam
merepresentasikan data. Sehingga nantinya siswa akan mampu membedakan
ukuran pemusatan data yang mana yang cocok untuk merepresentasikan data.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk mengamati cara menentukan median
dari suatu kumpulan data. Setelah siswa mengamati data, guru meminta siswa untuk
melakukan langkah-langkah yang terdapat pada buku siswa. Selain mengamati
kumpulan data, siswa mengamati diagram berupa plot dari usia presiden dan wakil
presiden.
?
Ayo Kita
Menanya
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan yang telah mereka lakukan. Guru membimbing siswa sehingga mampu
mengajukan pertanyaan, misalnya “Bagaimana cara menentukan modus dan median
dari kumpulan suatu data? Berdasarkan apa yang telah kalian amati, apa perbedaan
antara mean, median, dan modus? Manakah yang paling baik dalam menjelaskan
suatu kumpulan data?” Apabila siswa mengalami kesulitan untuk membuat
pertanyaan, guru bisa meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan yang sudah ada
di buku siswa.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi tentang cara menentukan
median dari suatu kumpulan data yang baru. Siswa diminta untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan langkah-langkah yang sudah diberikan pada buku siswa. Selanjutnya,
Ayo Kita
Menalar
Guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menjawab beberapa pertanyaan pada
buku siswa. Guru bisa membagi siswa di kelas menjadi berpasang-pasangan untuk
menjawab pertanyaan. Selanjutnya guru bisa berkeliling menemui setiap kelompok
untuk mengetahui kesulitan siswa. Selain itu, guru bisa mencatat pertanyaan atau
pernyataan siswa untuk didiskusikan bersama saat presentasi dalam fitur Ayo Kita
Berbagi. Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan untuk guru.
a. Bilangan yang pasti terdapat dalam data adalah modus. Karena modus adalah
bilangan yang sering muncul dalam suatu kumpulan data.
b. Median adalah nilai tengah dari suatu kumpulan data yang telah diurutkan.
Modus adalah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang frekuensinya
paling besar.
c. Apabila banyak data ganjil, mediannya adalah nilai data yang terletak tepat di
tengah-tengah setelah data diurutkan. Apabila banyak data genap, mediannya
adalah nilai rata-rata dari dua nilai data yang terletak di tengah. Misalkan pada
7+8
kumpulan data 5, 5, 7, 8, 9, 10 maka mediannya adalah 2 = 7,5.
d. Yang berhak mewakili sekolah dalam lomba lari 100 meter adalah Charlie.
Dengan memperhatikan nilai modus, Charlie paling banyak mencatat dalam
waktu 14 detik dibandingkan Andro dan Bisma. Selain itu, rata-rata waktu yang
ditempuh Charlie lebih cepat dibandingkan yang lain, yakni 14,145 detik.
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 9.3
1. -
4. a. 149 150 151 152 153 153 154 154 154 154 156 156 157
157 158 159 160 162 165 168
b. mean = 156,1; median = 155; modus = 154.
5. -
7. a. Pernyataan ketua kelas bahwa rata-rata nilai ujian IPA kelas VIII C sama
dengan 7 adalah keliru. Modus tidak cocok untuk menyatakan rata-rata
suatu data. Rata-rata nilai ujian IPA siswa kelas VIII C adalah 9,37.
b. Median data adalah 7 dan modus data adalah 7.
c. Siswa yang tidak lulus sebanyak 3 orang atau 10%.
8. -
9. -
Menentukan Ukuran
Kegiatan 9.4 Penyebaran Data
Pada Kegiatan 9.4 ini, siswa akan mempelajari tentang konsep ukuran
penyebaran data. Diharapkan setelah siswa mempelajari Kegiatan 9.4 ini, siswa
mampu menentukan jangkauan dan kuartil, serta jangkauan interkuartil. Sebelum
memulai kegiatan ini, guru mengingatkan siswa tentang rata-rata, median, dan
modus, serta diagram plot yang menunjukkan frekuensi data.
Ayo
Kita Amati
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk mengamati diagram dari data usia
presiden dan wakil presiden saat pertama kali dilantik. Siswa mengamati data terkecil
dan data terbesar, serta jangkauan.
Pada kegiatan ini guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan yang telah mereka lakukan. Guru membimbing siswa sehingga mampu
mengajukan pertanyaan, misalnya “Bagaimanakah diagram di atas membantu kita
untuk menyajikan suatu data? Bagaimanakah menentukan jangkauan dari suatu data?
Bagaimana cara menentukan letak kuartil I dan kuartil III? Bagaimana menentukan
letak kuartil jika data yang diberikan berupa tabel frekuensi?” Apabila siswa
mengalami kesulitan untuk membuat pertanyaan, guru bisa meminta siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang sudah ada di Buku Siswa.
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Dalam kegiatan ini, guru bersama siswa menggali informasi tentang cara menentukan
jangkauan, kuartil, dan jangkauan interkuartil dari suatu kumpulan data. Selanjutnya,
guru mengajak siswa untuk menggali informasi lainnya terkait dengan jangkauan dan
kuartil dari contoh soal yang diberikan.
Ayo Kita
Menalar
Guru mengajak siswa untuk bernalar dengan menjawab beberapa pertanyaan pada
buku siswa. Guru bisa membagi siswa di kelas menjadi berpasang-pasangan untuk
menjawab pertanyaan. Selanjutnya guru bisa berkeliling menemui setiap kelompok
untuk mengetahui kesulitan siswa. Selain itu, guru bisa mencatat pertanyaan atau
pernyataan siswa untuk didiskusikan bersama saat presentasi dalam fitur Ayo Kita
Berbagi. Berikut alternatif jawaban yang bisa menjadi acuan untuk guru.
a. Apabila terdapat dua kumpulan data yang memiliki jangkauan sama, tidak berarti
bahwa jangkauan interkuartil kedua kumpulan data juga sama. Contohnya seperti
berikut. Kedua data memiliki jangkauan yang, yakni 5. Namun, jangkauan
interkuartil keduanya berbeda.
Data 1 : 2 3 4 5 6 6 7
Data 2 : 2 3 3 4 5 6 6 7
b. Jangkauan. Jangkauan merupakan selisih data terkecil dan data terbesar,
sedangkan jangkauan interkuartil adalah selisih kuartil atas dan kuartil bawah
yang tentunya nilainya lebih kecil.
Nilai Frekuensi
5 3
6 4
7 10
8 7
9 4
10 2
Ayo Kita
Berbagi
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil penalarannya. Guru
dapat juga menentukan perwakilan kelompok untuk diminta menjelaskan di depan
kelas berdasarkan catatan guru selama berkeliling. Misalnya dua kelompok yang
hasil penalarannya berbeda, atau penalaran siswa berbeda dengan alternatif jawaban
yang sudah disediakan dalam buku guru ini. Apabila setelah diskusi atau presentasi
terdapat beberapa siswa yang masih belum memahami hasil penalaran, maka guru
meminta siswa yang sudah paham untuk berdiskusi dengan siswa yang belum
paham. Apabila sebagian besar siswa kurang memahami hasil penalaran yang sudah
dipresentasikan, maka guru memberikan penjelasan kembali kepada semua siswa.
Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang ukuran penyebaran data, guru meminta
siswa untuk menyelesaikan soal-soal Ayo Kita Berlatih 9.4. Selanjutnya guru
bersama siswa membahas beberapa soal yang banyak siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikannya.
?! Ayo Kita
Berlatih 9.4
1. a. Jangkauan dari data adalah 60. Kuartil atas data adalah 176. Kuartil
bawah data adalah 125. Jangkauan interkuartil adalah 51.
b. Jangkauan dari data adalah 31. Kuartil atas adalah 18. Kuartil bawah
data adalah 9. Jangkauan interkuartil adalah 9.
2. Median, jangkauan, dan jangkauan interkuartil dari kecepatan motor berturut-
turut adalah 65, 50, dan 20.
3. Median, kuartil atas, kuartil bawah, dan jangkauan dari data berat badan
siswa kelas VIII D berturut-turut adalah 45,5; 46; 44; dan 5.
4. Median, kuartil atas, kuartil bawah, dan jangkauan dari data usia kontestan
grup A berturut-turut adalah 19,5; 22; 17; dan 13.
Median, kuartil atas, kuartil bawah, dan jangkauan dari data usia kontestan
grup B berturut-turut adalah 20,5; 23; 17; dan 13.
Kedua data di atas memiliki kuartil dan jangkauan yang sama.
5. Data usia suatu keluarga:
3 19 25 26 32 52 53
Perhatikan data di atas. Siswa diharapkan memahami bahwa apabila terdapat
7 data dengan rata-rata 30, maka jumlah ketujuh data adalah 210.
?! I.
Evaluasi
Pembelajaran 9
Penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat diamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui aktivitas siswa. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang statistika, guru bisa meminta siswa untuk menyelesaikan Latihan
9.1 sampai Latihan 9.4. Selanjutnya guru bersama siswa membahas beberapa
soal yang banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
Untuk mengetahui siswa yang sudah mampu mencapai kompetensi dasar pada
kegiatan ini, guru bisa melihat cara siswa menyelesaikan soal-soal dengan
tingkatan lebih sulit. Selanjutnya, guru bisa mengamati apakah siswa sudah
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut. Apabila terdapat siswa yang sudah
mampu menyelesaikan soal-soal tersbut, minta siswa tersebut untuk berbagi
dengan teman-teman lain.
I ndikator
K. Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KBM/KKM. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan, di antaranya
melakukan kegiatan berikut.
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/
individual;
3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema tertentu
sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan
sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran
pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
M. Ayo Kita
Merangkum 9
Dalam fitur Ayo Kita Merangkum ini, guru bersama siswa merangkum dari
Kegiatan 9.1 hingga Kegiatan 9.4. Kegiatan merangkum ini dilakukan dengan
cara guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dalam buku siswa. Setelah
itu, guru meminta siswa menulis jawaban di buku catatan mereka atau buku
siswa yang mereka miliki. Dalam hal ini, guru memberi kebebasan kepada siswa
untuk menuliskan hal penting lain selama kegiatan. Selama kegiatan Ayo Kita
Merangkum ini, guru membantu siswa untuk menjawab pertanyaan apabila
siswa mengalami kesulitan. Selain itu,guru bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa yang mungkin relevan dengan kegiatan merangkum.
Guru bisa menggunakan Uji Kompetensi 9 untuk menilai kemampuan siswa pada
pembelajaran sebelumnya. Guru meminta siswa untuk melihat kembali materi
pelajaran sebelumnya untuk menyelesaikan uji kompetensi ini.
?N. =+ Uji
Kompetensi 9
+
A. Pilihan ganda
1. A 6. D 11. B 16. A
2. D 7. B 12. C 17. B
3. D 8. A 13. B 18. C
4. A 9. D 14. C 19. D
5. C 10. B 15. A 20. A
B. Esai
1. a. 38 keluarga.
b. 14 keluarga.
c. 15,8% dari seluruh keluarga di RT 5 RW 1 yang tidak memiliki anak.
d. Rata-rata banyak anak pada setiap keluarga adalah sekitar 2 anak.
e. Median = 2 dan modus = 1.
f. Jangkauan = 5; kuartil atas = 3, kuartil bawah = 1, jangkauan interkuartil = 2.
g. Rata-rata banyak anak pada keduapuluh keluarga pendatang adalah 5
anak tiap keluarga.
3. 341 kg.
4. 18,5.
6. 7.
7. 69,2.
8. -
Narasi
A. Awal Bab
Teori peluang awalnya lahir dari masalah peluang memenangkan permainan judi.
Dalam perkembangannya teori peluang menjadi cabang dari ilmu matematika
yang digunakan sacara luas. Teori peluang banyak digunakan dalam dunia
bisnis, meteorologi, sains, industri, politik, dan lain-lain.
Perusahaan asuransi jiwa menggunakan peluang untuk menaksir berapa lama
seseorang mungkin hidup. Dokter menggunakan peluang untuk memprediksi
besar-kecilnya kesuksesan suatu metode pengobatan. Ahli meteorologi
menggunakan peluang untuk memperkirakan kondisi cuaca. Dalam dunia politik
teori peluang juga digunakan untuk memprediksi hasil-hasil sebelum pemilihan
umum. Peluang juga digunakan PLN untuk merencanakan pengembangan sistem
pembangkit listrik dalam menghadapi perkembangan beban listrik di masa depan.
B. K ata Kunci
• Peluang
• Peluang teoretik
• Peluang empirik
D. K ompetensi
Dasar
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu
percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan
teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
I ndikator
E. Pencapaian
Kompetensi
1. Menentukan peluang empirik dari suatu percobaan
2. Menentukan ruang sampel dari suatu eksperimen
3. Menentukan titik sampel yang memenuhi suatu kejadian
4. Menentukan peluang teoretik dari suatu eksperimen
Peluang
Peluang Peluang
Teoretik Empirik
Perhitungan
Percobaan
Rumus
Membandingkan
Peluang Teoretik
dengan Peluang
Empirik
363
Narasi Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623 di
G. Tokoh Prancis. Dia lahir di keluarga kaya raya. Ayahnya
Matematika adalah penasehat kerajaan yang kemudian diangkat
sebagai presiden organisasi the Court of Aids di
kota Clermont. Sejak usia empat tahun Pascal telah
kehilangan ibunya. Pascal dikenal sebagai seorang
anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh
pendidikan di sekolah formal. Di usia 12 tahun, ia
sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung
untuk membantu pekerjaan ayahnya. Karya-
karyanya terus bertambah mulai dari merancang
bangunan segienam (hexagram), menemukan
prinsip kerja barometer, sistem kerja arloji, hingga
ikut terlibat dalam pembuatan sistem transportasi
bawah tanah kota Paris.
Blaise Pascal banyak menuliskan karya di bidang
matematika, di antaranya adalah teori peluang.
Blaise Pascal Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah
(1623-1662 M) perjudian. Pada tahun 1654, seorang penjudi yang
bernama Chevalier de Mere menemukan masalah
tentang perjudian. Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia meminta Pascal
untuk menganalisis masalah kekalahan perjudiannya. Pascal menemukan bahwa
sistem perjudian tidak akan pernah berpihak kepada pemain judi. Artinya
peluang seorang pemain judi untuk kalah jauh lebih besar daripada peluang
menang. Dia juga mendiskusikan masalah peluang dengan matematikawan
terkenal lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun
1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise
Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari teori peluang.
Dari sedikit cerita di atas dapat kita ambil beberapa pelajaran di antaranya
sebagai berikut:
1. Di manapun kita dilahirkan, baik dalam keluarga sederhana maupun kaya,
harus tetap giat belajar.
2. Di dalam kehidupan masyarakat terkadang kita menemui hal-hal yang
dipandang negatif dan bahkan dilarang dalam agama. Sebagai generasi
penerus bangsa tidak ada salahnya jika kita mencoba menguak penyebabnya.
Dengan mengamati dan mempelajarinya secara mendalam seperti halnya
Pascal, akhirnya kita akan tahu mengapa permainan judi adalah tidak baik.
364
H. Proses
Pembelajaran
Ayo
Kita Amati
Guru mengajak siswa untuk mengamati benda-benda yang sesuai untuk mengundi
suatu masalah. Benda yang diamati, yaitu koin, 3 kelereng, dan dadu. Silakan guru
mengimprovisasi untuk menambahkan benda lain, misalnya bidang empat atau 5
kelereng beda warna.
?
Ayo Kita
Menanya
=+ Ayo Kita
Menggali Informasi
+
Pada kegiatan ini, guru mengajak siswa melakukan perobaan untuk menentukan
peluang empirik.
Alat dan bahan:
Satu koin
Tiga kelereng (warna merah, kuning, dan hijau) dalam satu kantong terbungkus rapi
Satu dadu
Percobaan koin
Sisi Angka
Sisi Gambar
Percobaan kelereng
Kelereng merah
Kelereng kuning
Kelereng hijau
Dari percobaan tersebut, sangat memungkinkan hasil yang dididapatkan oleh masing-
masing siswa (atau kelompok siswa) tidak sama.
Dari kegiatan tersebut guru menjalaskan bahwa rasio pada kolom keempat disebut
peluang empirik.
Ayo Kita
Menalar
Alternatif jawaban:
1. Benda dengan 4 sisi atau kelipatannya, atau kelereng dengan 4 warna berbeda.
2. Benda dengan n sisi atau kelipatannya, atau kelereng dengan n warna berbeda.
3. Jika m menyatakan banyak percobaan, dan n menyatakan banyak kemunculan
kejadian A dari percobaan tersebut,
n
peluang empirik kejadian A = m .
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 10.1
1. - 11. -
2. - 12. -
3. - 13. -
4. - 14. -
5. - 15. -
6. - 16. -
7. - 17. -
8. - 18. -
9. - 19. -
10. -
Sebagai pengantar Subbab, guru meminta siswa untuk mencermati tentang konteks
yang disajikan di buku siswa. Melalui konteks tersebut, diharapkan siswa memahami
perbedaan antara peluang subjektif dan peluang teoretik (peluang klasik).
Ayo
Kita Amati
Guru meminta siswa untuk mengamati Tabel 10.1 yang menyajikan tentang nilai
peluang teoretik beberapa eksperimen.
Hasil mata
{1, 2, 3, 4, 5, 6} 6 dadu prima {2, 3, 5} 3 3 1
(dadu) 6 atau 2
Pada Tabel 10.1, Kejadian yang hanya memuat satu hasil (titik sampel) disebut
kejadian dasar. Kejadian yang tidak memuat titik sampel disebut kejadian mustahil,
peluangnya sama dengan nol atau dengan kata lain tidak mungkin terjadi.
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan terkait hal-hal yang diamati.
Pertanyaan yang dibuat diarahkan untuk mempelajari materi peluang teoretik lebih
lanjut. Berikut contoh pertanyaan yang baik untuk diajukan.
1. Apakah hubungan antara peluang teoretik dengan peluang empirik?
2. Apakah perbedaan antara peluang teoretik dengan peluang empirik?
3. Bagaimana cara menentukan titik sampel suatu kejadian dalam suatu eksperimen?
4. Bagaimana cara menentukan ruang sampel dari suatu eksperimen?
Guru bisa mengajak siswa untuk membuat pertanyaan lainnya.
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menggali informasi tentang titik
sampel, kejadian, dan ruang sampel dari suatu eksperimen. Guru meminta siswa
untuk menjawab beberapa pertanyaan atau mengisi sel kosong pada tabel.
Berikut disajikan beberapa ruang sampel percobaan pelemparan koin uang logam
yang mempunyai dua sisi, yaitu A (Angka) dan G (Gambar) .
1. Jika kita melempar satu koin sebanyak satu kali, kemungkinan hasilnya adalah
angka atau gambar atau ditulis {A, G}.
2. Jika kita melempar dua koin (koin merah dan kuning) sebanyak satu kali, maka
ada empat kemungkinan hasil: {AA, AG, GA, GG}
Titik sampel AA bermakna bahwa kedua koin menghasilkan kejadian sisi angka.
Titik sampel AG bermakna bahwa koin pertama muncul angka, sedangkan koin
kedua muncul gambar.
3. Jika kita melempar tiga koin (warna merah, kuning, dan hijau) satu kali, maka
ruang sampelnya adalah: {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}.
Titik sampel GGA bermakna bahwa koin pertama dan kedua muncul gambar,
sedangkan koin ketiga muncul angka.
Untuk menentukan banyak (saja) titik sampel eksperimen suatu eksperimen bisa
menggunakan fundamental counting principle (Prinsip dasar perhitungan). Misal
eksperimen tiga koin uang logam.
Banyak hasil
Banyaknya hasil Banyaknya hasil
yang mungkin Total titik
× yang mungkin × yang mungkin =
pada koin sampel
pada koin kedua pada koin ketiga
pertama
2 × 2 × 2 = 8
Ayo Kita
Menalar
Alternatif jawaban:
1. Tidak mungkin.
2. Ada, yaitu ketika banyak titik sampel suatu kejadian sama dengan banyak titik
sampel dari ruang sampel.
3. 0.
4. 0 ≤ Peluang ≤ 1.
c
5. P(A) = 1 – P(A).
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan dan jawaban menalarnya
di dalam kelas. Guru menjadi fasilitator untuk mengarahkan diskusi.
?! Ayo Kita
Berlatih 10.2
1. Ruang sampel eksperimen:
a. 2 dadu = 36
b. 1 koin 1 dadu = 12
c. 2 koin 1 dadu = 24
1
2. a. 3
2
b. 3
5
3. a. 6
1
b. 6
5
c. 6
13
d. 36
23
e. 36
4. -
5. -
6. -
Dalam kegiatan ini, guru mengajak siswa untuk ememahami hubungan antara peluang
empirik dengan peluang teoretik.
Ayo
Kita Amati
Guru meminta siswa untuk mengamati konteks yang diberikan tentang percobaan
sebuah dadu.
Berikut ini peluang empirik dari percobaan dengan sebuah dadu.
Yang Mata dadu (A) Banyak kali (B) Banyak Rasio (A)
Melakukan yang diamati muncul mata dadu percobaan terhadap (B)
percobaan yang diamati (kali) (kali)
Ameliya 1 19 120 19
120
20
Budi 2 20 120 120
21
Citra 3 21 120 120
20
Dana 4 20 120 120
22
Erik 5 22 120 120
18
Fitri 6 18 120 120
Total 120 1
Pada kolom ke-lima Tabel 10.2, nilai rasio (A) terhadap (B) disebut dengan frekuensi
relatif atau peluang empirik. Secara umum, jika n(A) merepresentasikan banyak kali
muncul kejadian A dalam M kali percobaan,
20 120 20
19 120 120
120 18
120
1 2 3 4 5 6
Mata dadu
Gambar 10.3 Peluang empirik percobaan penggelindingan dadu sebanyak 120 kali
?
Ayo Kita
Menanya
Guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hal yang diamati.
Berikut contoh pertanyaan yang baik untuk diajukan:
1. Bagaimana hubungan antara peluang empirik dan peluang teoretik?
2. Apakah semakin banyak kita melakukan percobaan, maka nilai peluangnya
semakin mendekati peluang teoretik?
Guru memandu siswa untuk membuat pertanyaan yang mengarah pada materi.
Guru meminta siswa untuk menggali informasi lebih lanjut dengan lakukan percobaan
sesuai dengan yang diarahkan pada buku siswa. Guru memandu agar hasil percobaan
yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan yang diinginkan.
Ayo Kita
Menalar
Ayo Kita
Berbagi
?! Ayo Kita
Berlatih 10.3
3
1. 10
1
2. Sekitar peluang teoretiknya, yaitu 6 × 100
55
3. Guru mengajarkan siswa tentang cara membuat taksiran peluang 100
4. -
5. -
6. -
7. -
8. -
9. -
10. -
11. -
?! I.
Evaluasi
Pembelajaran 10
Penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat diamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung melalui aktivitas siswa. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang peluang, guru bisa meminta siswa untuk menyelesaikan
Latihan 10.1 sampai Latihan 10.3. Selanjutnya guru bersama siswa membahas
beberapa soal yang banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
Untuk mengetahui siswa yang sudah mampu mencapai kompetensi dasar pada
kegiatan ini, guru bisa melihat bagaimana siswa menyelesaikan soal-soal dengan
tingkat lebih sulit. Selanjutnya, guru bisa mengamati apakah siswa sudah mampu
menyelesaikan soal-soal tersebut. Apabila terdapat siswa yang sudah mampu
menyelesaikan soal-soal tersbut, minta siswa tersebut untuk berbagi dengan
teman-teman yang lain.
I ndikator
K. Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KKM. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan
oleh Guru dalam kaitannya dengan pengayaan, di antaranya melakukan kegiatan
berikut.
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/
individual;
3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema
tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin
ilmu.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah mencapai KKM berdasarkan
hasil PTS dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan. Pembelajaran pengayaan
biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang-kali sebagaimana pembelajaran
remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
1 2 3 4 5 6
Projek 10.3
Carilah kegiatan di sekitar yang berkaitan dengan peluang. Jika kegiatan tersebut
berkaitan dengan suatu permainan, carilah aturan mainnya. Buatlah perhitungan
tentang peluang yang menurut kalian bermanfaat untuk masyarakat.
M. Ayo Kita
Merangkum 10
Tuliskan hal-hal penting yang kalian dapat dari kegiatan pembelajaran tentang Peluang.
Berikut pertanyaan yang perlu dijawab untuk mengarahkan rangkuman kalian.
1. Sebuatkan tahapan mulai dari mengumpulkan hingga menyajikan data! Jelaskan!
2. Sebutkan macam-macam penyajian data yang kalian ketahui!
3. Misal suatu percobaan dilakukan sebanyak n, sedang kejadian X muncul a kali.
Tuliskan rumus peluang empiriknya!
4. Dalam percobaan penggelindingan suatu dadu, berapakah kemungkin muncul
mata dadu 5 dari 360 percobaan? Jelaskan pendapat kalian!
5. Ceritakan secara singkat langkahmu-langkahmu menentukan semua titik sampel
(ruang sampel) agar tidak ada yang terlewatkan!
6. Ceritakan langkah yang kamu lakukan untuk menemukan peluang teoretik suatu
kejadian!
7. Misalkan seorang melakukan percobaan sebanyak n kali. Berapakah peluang
empirik hasil percobaan yang muncul sebanyak k kali?
8. Bagaimana hubungan peluang teoretik dengan peluang empirik?
9. Setujukahkaliandenganpernyataanberikut,“jikakitamelakukanpercobaansemakin
banyak, maka kesempatan muncul kejadian yang diamati juga semakin besar?
Dapatkah kalian mengambil nilai berharga yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dari pernyataan tersebut?
?N. =+
+
Uji
Kompetensi 10
A. Pilihan Ganda
1. C 6. B 11. D 16. C
2. B 7. A 12. C 17. B
3. C 8. A 13. A 18. C
4. A 9. B 14. B 19. A
5. D 10. D 15. C 20. C
B. Esai
2 3
1. a. 5 b. 5
22
2. 135
7
3. 45
31
4. 36
5. 75 kali.
33 19
6. a. 60 b. 60
33
7. 43
7
8. 29
24
9. 50
10. A= 0,296
? =+ Uji Kompetensi
Semester II
+
B. Esai
1. 40 m
2. Keliling : 55,7
Luas : 139,25
3. a. 144 m2
b. 6 m
4. a. B
b. C
c. B
Dua garis tegak lurus Dua garis yang berpotongan dan membentuk
sudut 90º; dua garis dengan kemiringan m1 dan
m2, dua garis tersebut saling tegak lurus jika dan
hanya jika m1 × m2 = −1
Kaki segitiga siku-siku Dua sisi segitiga siku-siku yang mengapit sudut
siku-siku, bukan hipotenusa
Prisma persegi panjang Prisma dengan enam sisi yang berbentuk persegi
panjang; prisma dengan alas berupa persegi
panjang
Masalah Nilai yang dicari: Penalaran Proporsional Siswa Setelah Mempelajari Rasi dan
Proporsi (Tahun 2014)
Profil Editor
Nama Lengkap : Yogi Anggraena, S.Si, M.Si.
Telp. Kantor/HP : 082345678219
E-mail : yogi_anggraena@yahoo.com
Akun Facebook : Yogi Anggraena
Alamat Kantor : Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat
Bidang Keahlian: Matematika
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. 2011 – 2016: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
2. 2008 -2011: Pusat Perbukuan
3. 2006 – 2008: SMART Ekselensia
4. 2004 – 2006: FDI PLS Provinsi Jawa Barat
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: FMIPA/ Matematika/ UI (2012 -2014)
2. S1: FMIPA / Matematika/ IPB (1999 – 2004)
Judul buku yang pernah diedit (10 Tahun Terakhir):
1. Buku Teks Pelajaran Matematika Kelas 7, 8, dan 9
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-