Anda di halaman 1dari 16
oO PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO DINAS KESEHATAN UPTD. PUSKESMAS BA’A JLBhayangkara-Ba'a, No, Telp, 081338998463 Email :pus! aa@@emal SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BA’A Nomor : 445/024/SK/1/2022 TENTANG INDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI UPTD PUSKESMAS Ba’A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA UPTD PUSKESMAS BA’A Menimbang =: a, Bahwa pencegahan dan pengendalian _infeksi merupakan salah satu’ program —_pelayanan peningkatan mutu; ». Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas melalui preventif dan kuratif maka peru disusun indikator muta pencegahan dan pengendalian infeksi; ¢. Bahwa dalam rangka pemenuhan _Akreditasi Puskesmas, dimana Puskesmas diharapkan dapat memenuhi kegiatan standar pelayanan pengendalian infeksi di Puskesmas; d. Bahwa berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPTD Puskesmas Ba’a; Mengingat : 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43. tahun 2019, tentang Puskesma: 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 165 tahun 2023, tentang Standar Akreditasi Puskesmas; 4, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017, tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BA’A TENTANG —INDIKATOR — PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI UPTD PUSKESMAS BA’A KESATU : Indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi serta profil indikator KEDUA : Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi UPTD Puskesmas Ba’a scbagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini @ Dipindai dengan CamScanner KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya Ditetapkan di : Ba’a Pada Tanggal : 10 Januari 2022 Kepala UPTD. Puskesmas Ba’a AY Gevilawati Pandie NIP. 19880614 2017905 2 003 @ Dipindai dengan CamScanner PENGENDALIAN INFEKSI DI UPTD PUSKESMAS BA’A Nomor 445/024 /8K/1/2022 Tanggal 10/01/2022 Tentang —: Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di UPTD Puskesmas Ba’a A. KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN Yudul |_| KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN” Indikntor Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Pemikiran 43 Tahun 2019 tentang Pusat Keschatan Masyarakat 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 3. Peraturan Menteri Keschatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Dimensi Keselamatan, efektif dan efisien Mutu Tajuan 1, Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui Kontak langsung antar pasien maupun dari pasien ke petugas kesehatan 2. Mengukur kepatuhan petugas dalam —_kepatuhan kebersihan tangan Definisi Kebersihan tangan (Hand Hygine) adalah segala usaha yang Operasional | dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan cairan berbasis alkohol (Alcohol_Based Handrub). Kebersihan tangan dilakukan dalam 5 momen WHO dan 6 langkah. 5 momen yang dimaksud adalah: 1. Sebelum kontak dengan pasien [2. Sebclum melakukan tindakan aseptik 13. Setelah kontak dengan pasien |4. Sctelah kontak dengan cairan tubuh pasien IS. Setelah kontak dengan lingkungan sckitar pasien Jenis Proses Indikator Satuan persen (%) Pengukuran ‘Numerator Jumlah petugas kesehatan yang melakukan kebersihan (Pembilang) | tangan scsuai indikasi dan paparan dalam satu periode ngamatan Denumerator |Jumlah petugas kesehatan diamati dalam melakukan Penyebut) _| kebersihan tangan dalam satu periode tertentu ‘Target 2 85% Pencapaian _ Kriteria Kriteria Inklusi : Semua petugas yang terindikasi harus melakukan kkebersihan tangan Kriteria Bkskiusi : Tidak ada. @ Dipindai dengan CamScanner Formula Jumlah Petugas yang melakukan cuci tangan sesuat indikast Jumlak petigas yang diamati dalam melakukan cuct tangan * 1°° dalam satu periode tertentu Desain (Concurrent (Survey Harian) Pengumpulan ° Data Sumber Data Observasi langsung Instrumen Formulir Observasi Pengambilan Data Besar sampel | Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Eee Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan Pengumpulan Data Periode Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan Pelaporan Data Penyajian * Tabel Data © Grafik + Run Chart Penanggung | Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator B. KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Judul Indikator | KEPATUHAN PENGGUNAAN APD Dasar I. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pemikiran Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Keschatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien Tajuan 7. Untuk mengukur kepatuhan petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi 2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi Definisi T. Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. 2. APD digunakan sesuai dengan indikasi dan jenis paparan 3. Indikasi penggunaan APD adalah kepatuhan petugas —— ___|__kesehatan dalam menggunakan APD sesuai indikasi | @ Dipindai dengan CamScanner dan paparan, 4. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian yang dilakukan terhadap petugas kesehatan dalam menggunakan APD saat melakukan tindakan atau prosedur pelayanan kesehatan Jenis Indikator | Proses ‘Satuan Persen (%) | Pengukuran Ramerstor Jumlah petugas keschatan yang menggunakan APD (Pembilang) sesuai indikasi dan paparan dalam satu periode pengamatan Denumerator | Jumlah petugas kesehatan diamati dalam menggunakan (Penyebut) APD dalam satu periode tertentu Target 100 % Pencapaian Kriteria Kriteria Inklusi : + Scmua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD Kriteria Eksklusi * Tidak ada Formula Tumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikast Jumlah petugas yang diamati menggunakan APD * 190 dalam satu periode tertentu Desain Concurrent (Survey Harian) Pengumpulan Data Sumber Data —_| Data primer melalui observasi | Instrumen Formulir observasi Pengambilan data Besar Sampel | Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD Pelaporan Data ‘Periode Analisis | Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD Data Penyajian Data * Tabel © Grafik «© Run Chart Penanggung | Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator _ C. INFEKSI SALURAN KEMIH Judul Indikator | INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) [Dasar Pemikiran |1. National Healthcare Safety Network melaporkan angka kejadian CAUTI sekitar 3,1 — 7,5 infeksi per 10.000 kateter- hari, untuk Indonesia kejadian. CAUTI secara pasti belum jelas. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun @ Dipindai dengan CamScanner ntang, Pene 4 gahan dan Pengendalian Infe _, di Fasilitas Pelayn chatan 4 Peraturan Menteri Keachatan RI Nomor 1) ‘Tahun 17 tentang Kesclamatan Pasien, Dimensi Mutu | Kexclamatan, elektif dan efinien Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP 2. Menjamin kesclamatan pasien yang, terpasang, alat keschatan untuk mengurangi risiko infeksi Definisi 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terj Operasional akibat penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) >2 hari kalend 2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala | Klinis sebagai berikut: Demam (Suhu >38,0 ()) Nyeri tekan suprapubik Nycri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis Urgensi berkemih Frekuensi kencing | * Disuria | 3. Terdapat hasil test diagnostik } * Tes carik celup (dipstick) positif untuk leukosit esterase dan atau nitrit * Piuria (terdapat lebih dari 10 leukosit per ml atau terdapat 3 leukosit per lapangan pandang besar mikroskop kekuatan tinggi/1000x dari urine tanpa dilakukan sentrifugasi) * Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak disentrifugasi * Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang sama <10,5 koloni/ml kuman patogen tunggal * Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikna terapi yang sesuai untuk ISK. Jenis Indikator | Output Satuan Per mil (%0) Pengukuran _ [Numerator Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih | | (Pembilang) — Denumerator | Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap (Penyebut) _ __ _ Target < 7,5 permil Pencapaian {| _____ Kriteria Kriteria Inklusi = Semua pasien yang dipasang kateter di PKTP terkait lebih dari 2 hari kalender Kriteria Eksklusi + Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain * Pasien yang dipasang kateter urine menctap di FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender Formula Jumlah Pasien ISK — Jumlah Tama hari pemakaian kateter urine menetap x 1000 @ Dipindai dengan CamScanner Desain Prospectif dan Retrospektif 7 Pengumpulan | Data ‘Sumber Data Data primer dan sckunder Instrumen “| Observasi lang: Gabe ao dart vel Pengambilan media si langsung atau data bersumber dari rekam ‘Sampel Semua pasien_yany “terpasang kateter urine menctap selama 2 lender Frekuensi Marian — - Pengumpulan Data Periode Bulanan, Triwulan Pelaporan Data = Periode Analisis | Bulanan, Triwulan : | Data a | Penyajian Data ~s Tabel 7 * Grafik | © Run Chart Penanggung Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator D. PHLEBITIS ‘Judul Indikator | PHLEBITIS ‘Dasar Pemikiran |1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Keschatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. Dimensi Muta | Kesclamatan, cfektif dan efisien | Tujuan T. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Phlebitis akibat penggunaan kateter perifer line (infus) }2, Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk mengurangi risiko infeksi. Definisi Phiebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan| Operasional adanya infeksi pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda-tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena. Jenis Indikator | Output Satuan Per mil (%o) Pengukuran Numerator ‘Jumlah kasus Pasien Phlebitis (Pembilang) _ : Seeumerstor | Jumlah lama hari pemakaian Kateter intravena perifer (Penyebut) |menetap @ Dipindai dengan CamScanner Target |Peneapaian Kriteria a — Semua pasien yang dipasang kateter intravena perifer menetap Kriteria Bksklusi: idakada Formula Jumnlak Kasus Pasion Phlebitis 2 jumtah lama hari pemakalan kateter intravena perifer men Desain Prospectif ~ 7 7 Pengumpulan | Data Sumber Data | Data primer Instramen | Lembar observasi Pengambilan data Besar Sampel | Scluruh pasien yang terpasang kateler intravena -perifer menetap Frekuensi Bulanan Pengumpulan Data Periode Bulanan, Triwalan Pelaporan Data_| Periode Analisis | Bulanan, Trivulan | Data Penyajian Data + Tabel * Grafik + Run Chart Penanggung Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator E, INFEKSI DAERAH OPERASI (ID) ‘Judul Indikator | INFEKSI DAERAH OPERAS (IDO) Dasar Pemikiran |i. Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun. 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi i Fasilitas Pelayanan Keschatan . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. Dimensi Mutu | Kesclamatan, efektif dan efisien Tajuan Il. Melakukan surveilans HAls pada angka kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) superfisial (Superficial Incision) b. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat keschatanuntuk mengurangi risiko IDO Definisi infeksi Daerah Operasi (IDO) atau Surgical Site Infection Operasional (SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan_kulit_ dan_jaringan_subkutan pada tempat @ Dipindai dengan CamScanner dengan setiduknya ditemukan sn orelecoels mula alah satu tanda © Gejala infekai: kemerahan, panan, bengkak, nyeri fungal loose terganagi ee + Cairan purulen + Ditemukan ku jaringan superfisial an dari cairan atau tanda dari) Jenis Indikator [Output | Satuan Pernen (%) | Pengukuran | Numerator Jumlah kasi IDO : | {Pembilang) | Denumerator Jumlah pasion yang dilakukan operasi Su erficial (Penyebut) Incision ” | Target <2 Persen - - — Pencapnian | : Kriteria Kriteria Inkl _ a * Semun pasicn yang dilakukan operasi Superficial Incision + Pasien (eridentifikasi [DO pasea operasi Superficial Incision di FKTP terkait Kriteria Eksklusi: + Pasicn dilakukan tindakan operasi Superficial Incision di fasilitas keschatan lain Formula 7 Jumlah Kasus 1D0 x 100 | | jumtah pasten dilakukan operast Superficial Incisional Prospectifdan Retrospektif Data primer dan sekunder | Sumber Data ‘Instrumen Lembar observasi Pengambilan data , lBesarSampel | Total populasi cu Bulanan, Triwalan Penanggung | Jawab Indikator_| Bulanan, Triwulan Bulanan, Triwulan Tabel « Grafik « Run Chart F, ABSES GIGI @ Dipindai dengan CamScanner [Judul Indikator | ABSES GIGI ‘Dasar 1, Hasil kK porsi terbenar Pemikiran inal i rusak/ berlubang/ skit (45,9%), masalah kesehatan mulut mayorita dialami penduduk Indonesia adalah gusi- bengkak (abses) sebanyak 14% " 2. KMK 62 Tahun 2015 Tentang, Bagi Dokter Gigi 3. Permenkes Non Keselamatan Po duan Praktile Kliniss 11 Tahun 2017 1 any, ql Keselamatar cfektis dan efisien 1. Melakukan surveilans HAls pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang, terjadi slamatan pasien yang, dilakukan Definisi niung atau benjolan berisi nanah pada Operasional gigi, disebabkan olch infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sckitar akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa nakit saat mengunyah dan menggigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang dan Ieher, bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah, Abses gigi menjadi indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAls (tindakan pelayanan gigi sebclumnya tidak ditemukan tanda-tanda es) | Jenis Indikator ‘Satuan Persen (%) Pengukuran = ‘Numerator Jumlah kasus abses gigi | (Pembilang) _ a Denumerator |Jumlah pasien yang dilakukan Undakan Superficial | isionpada i dan jaringan pe al <2 Persen Kriteria Inklus eTigemua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi Gan jaringan periodontal akibat tindakan Superficial Incision _ « Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi Kriteria Eksklusis ; ' ermasien sudah terjadi abses gigi sebelum tndakan gigi dilakukan * Pasien yang r jaringan periodontal di Junta Ke kukan tindakan pada area gigi dan KTP lain, is Absex Gigh ig’____—_4x 100 Jamtah pasien dilakukan tindakan Super Tictal meisionat pada area gigi dan jaringan periodontal — spectif dan Retrospektif, “Data primer dan @ Dipindai dengan CamScanner Tnstrumen Lembar observasi langsung Pengambilan | data : Besar Sampel | Total populasi Frekuensi | Bulanan, Triwulan Pengumpulan Data Periode Bulanan, Triwulan Pelaporan Data Bulanan, Triwulan Penyajian Data * Tabel © Grafik * Run Chart Penanggung —_ | Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator G. KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) Judul Indikator “| KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) Dasar Pemikiran |1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dimensi Mutu _| Keselamatan, efektif dan efisien Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi 2. Menjamin keselamatan pasicn untuk mengurangi risiko terjadinya KIPI Definisi Tnfeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang ‘Operasional diberikan secara penyuntikan, dimana ditemmkan tanda-tanda infeksi antara lain: Gejala KIPI Ringan © Nyeri + Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami infeksi pasca imunisasi + Gatal Sakit kepala Lemas Gejala KIPI Berat © Alergi berat + Jumlah trombosit menurun + Kejang * Hipotonia atau syndrome bayi temas, bayi yang mengalami akan terlihat lemas dan tak berdaya | Jenis Indikator | Output @ Dipindai dengan CamScanner Satuan Persen (%) Pengukuran ‘Numerator Jumlah kasus KIPI | (Pembilang) Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi _| | (Penyebut) Target <2 Persen Pencapaian 7 Kriteria Kriteria Inklusi: * Semua pasien yang teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi di FKTP tersebut Kriteria Eksklusi: + Pasien yang diberikanimunisasi di FKTP lain Formula Jumlah Kasus KIPT 100 Jumiah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi Desain Retrospektif Pengumpulan Data ‘Sumber Data | Data sekunder Instrumen Formulir Pelaporan KIPi Pengambilan data Besar Sampel ‘Semua pasien yang dilakukan imunisasi Frekuensi Bulanan, Triwulan Pengumpulan Data Periode Bulanan, Triwulan Pelaporan Data Periode Analisis | Bulanan, Triwulan Data Penyajian Data ~ Tabel ° Grafik © Run Chart Penanggung Ketua Tim PPI/Koordinator PPI Jawab Indikator ‘i. Pengelolaan Limbah Medis dan Benda Tajam Pengelolaan Limbah [ JuDUL PENGELOLAAN LIMBAH INDIKATOR. Jimensi Mutu Keselamatan Pasien dan Petugas Tujuan ‘a. Melindungi petugas yang membawa limbah dari Peningkatan perlukaan. Mutu b. Mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh limbah baik untu pasien, pengunjung dan tenaga keschatan serta melindungi masyarakat sekitar dari bahaya pencemaran limbah Definisi ‘. Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang Operasional dihasilkan dari kegiatan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, pasta maupun gasyang dapat mengandung mikroorganisme patogen yang bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan @ Dipindai dengan CamScanner ‘sebagian bersifat radioaktif, b. Limbah Benda Tajam merupakan limbah yang dapat menusuk dan menimbulkan luka baik yang telah digunakan atau belum. c. Insiden rate pengelolaan sampah dan benda tajam adalah jumlah kepatuhan membuang sampah sesuai dengan jenis dan tempatnya dalam kurun waktu 1 bulan dikali 100. ‘Jumlah kepatuhan petugas membuang sampah sesuai Numerator dengan jenis dan tempatnya Denomirator Jumlah seluruh petugas membuang sampah sesuai dengan jenis dan tempatnya dalam 1 bulan Inklusi ‘Sampah yang dibuang kedalam tempat sampah Eksklusi ‘Sampah yang belum dibuang kedalam tempat sampah_ Sumber Data Hasil Observasi [Type Indikator | Proses dan outcome ‘Metodelogi Prospektif Pengumpulan Data Frekuensi T bulan Pengumpulan Data Periode Analisis | 3 bulan ‘Standar 100 % Target Sampel _| Target sampel :pembuangan sampah di semua unit perawatan Puskesmas Baa Jelaskan| a. Laporan Triwulan PPI Bagaimana Data | b. Rapat Monev PPI Akan Diseminasi Ke Staff. ‘Area Monitoring _| Semua unit perawatan Lampiran Formulir monitoring pengelolaan imbah Formulir Penanggung Tim Kesling Jawab I, Pajanan Tertusuk Jarum/ Benda Tajam ‘STANDAR INDIKATOR Nama Indikator | Kejadian Pajanan Tertusuk Jarum Suntik/ Benda Tajam [Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi DimensiMutus Keselamatan Pasien Tujuan Mengetahui peran manajemen puskesmas dalam} mengidentifikasi insiden tertusuk jarum/benda tajam serta kualitas manajemen dalam perlindungan petugas ‘Dasar Pemikiran_| Standar Nasional Akreditasi Puskesmas. - Definisi Insiden tertusuk jarum/ benda tajam adalah kondisi cedera yang tidak dinginkan yang beresiko terjadi pada seluruh staf yang berada di Puskesmas Baa baik staf medis, penunjang maupun non medis. Penanganan sesuai dengan prosedur tindakan penanganan pajanan di tempat kerja oleh Risk Management Keiteria Inidusi | Semua tenaga kesehatan | Kriteria Ekeklusi | - ‘Tipe Indikator | Proses @ Dipindai dengan CamScanner [Senis Indikator | Frekuensi_ = _ — Numerator Jumlah seluruh kejadian tertusuk jarum/ benda tajam Denominator Jumlah scluruh tindakan resiko tertusuk jarum/ benda __| tajam ae “erator sirindan easton won) weartaam 1000 =. 9% Standard 85% ‘Sumber data Laporan kejadian petugas tertusuk jarum /benda tajam Wilayah Unit di Puskesmas Ba’a - |Pengamatan Metode Prospektif Pengumpulan Data Pengumpul Data_| Anggota PPI Frekuensi Harian Pengumpul Data Periode Waktu | 1 Bulanan Laporan Rencana Analisis | Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, akan dilakukan analisa data terhadap kejadian tertusuk jarum di masing-masing unit. Untuk bulan berikut analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian. Data Data berupa grafik akan disampaikan pada rapat pada disebarluaskan | evaluasi PPI da, ‘Nama alat/ Form pengumpul data kejadian tertusuk jarum/ benda | system audit ‘Alasan Manajemen resiko perlu dilaksanakan untuk mencegah Pemilihan terjadinya insiden yang terus menerus. Pencegahan ini Indikator dapat terlaksana jika data insiden dapat teridentifikasi secara rutin oleh PPL J. Kepatuhan Pengelolaan linen Judul Indikator — [Kepatuhan Pengelolaan Linen Dasar Pemiliran T. Peraturan Menteri Keschatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan _Menteri. Kesehatan —_mengenai Keselamatan Pasien 3. Peraturan Menteri_ Kesehatan _mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dimensi Mutu Keselamatan Tojuan 1) Mengukur kepatuhan pemberi layanan Kesehatan sebagai dasar untuk — memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan 2) Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga Keselamatan pasien —-khususnya dalam penatalaksanaan linen infeksius dan non infeksius 3) Linen terbagi_menjadi_linen_kotor_dan_linen } @ Dipindai dengan CamScanner ferkontaminasi, Linen terkontaminasi adalah finen yang terkena darah atau eniran tubuh lainnya, termanule juga benda tnjam, Penatalakeanaan inen yang, sudah digunakan harus dilakukan dengan hati-hati cloln Definiat Kepatuhan Pe Operanion: pal linen infeksius dan non infeksi ipi di penyimpanan airkan linen kotor dan perawat atau petugas. 4, Minimalkan penanganan tinen kotor. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam. kantong. Kkuning di lokasi_ penggunaannya dan lidak boleh disortir atau dicuci di lokasi Jinen dipakai. ae ___|__5. Linen kotor didalam kantong plastik tertutup rapat Jenis Indikator | Proses "| Persentase Numerator Jumlah Sampel tindakan kepatuhan pengelolaan linen’ (pembilang) ‘Denominator | Jumlah scluruh Sampel pengelolaan linen. (penyebut) Target Target Pencapaian 100% Inklusi: Unit Layanan, Laundry + Kriteria Pksklusi: Farmasi (Numerator/ Denumerator) x 100% Obs Hasil Observasi Formulir monitoring pengelolaan 30 Hari ‘Gara Pengambilan | Non Probability Sampling - Consecutive Sampling sampel. = Perlode Bulanan Pengumpulan data 7 7 _— [Penyajian Data — | Tabel, Run chart Perlode analisis | Bulanan, Triwulanan, Tahunar dan pengumpulan Data Penanggung jawab Lo a = @ Dipindai dengan CamScanner K, Kepatuhan Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien Judul Indikator Kepatuhan Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga lamatan pasien khususnya dari HAls dengan melakukan dekontaminasi peralatan perawatan pasien yang tepat. Definisi Operasional Kepatuhan Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien adalah kepatuhan dalam penatalaksanaan_peralatan bekas pakai perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-cleaning, cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi) sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) Alasan / Implikasi/ a. Sebagai mutu pelayanan Puskesmas Rasionalisasi/ b. Keamanan bagi pasien (Pasien Safety) Dimensi Mutu c. Standart Akreditasi Nasional Formula (Numerator/ Denumerator) x 100% ‘Numerator Jumlah Sampel Tindakan Dekontaminasi Peralatan (pembitang) Perawatan Pasien Denominator Jumlah ‘Seluruh Sampel Tindakan Dekontaminasi (penyebut) Peralatan Target Pencapaian | Target Pencapaian 100% Kriteria + Kriteria Inklusi: Seluruh petagas Ruang steril +_Kriteria Eksklusi: Petugas di luas Ruang steril Metode Observasi Langsung Pengumpulan Data ‘Sumber Data Hasil Observasi Instrumen Formulir monitoring pengelolaan linen | pengambilan Data Besar sample 30 Hari Cara | Pengambilan | Won Probability Sampling - Consecutive Sampling sampel Periode Bulanan Pengumpulan data Penyajian Data Grafik garis (run chart) ‘Area Ruang steril Penanggung jawab | tim PPI Ditetapkan di : Ba’a Pada Tanggal : 10 Januari 2022 Kepala UPTD. Puskesmas Ba'a Gevilawati Pandi NIP. 19880614 2017905 2 003 @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai