Thelight 09
Thelight 09
EDISI 9/2008
EDISI IX / 2008 1
www.thelightmagz.com
THEEDITORIAL THEEDITORIAL
ABOUT THE COVER Pada akhirnya, semua ini kembali kepada diri kita sendiri apakah bisa menerima, mencerna, menyerap dan menjadi terinspirasi dari cara
PHOTOGRAPHER: berpikir orag-orang hebat ini atau kita memilih untuk tetap bergabung dengan orang kebanyakan?
SCOTT GRAHAM
Redaksi.
“Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan
foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin pemiliknya.”
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Pelitur No. 33A, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan/Redaksi: Ignatius Untung,
Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi: redaksi@thelightmagz.com, Public relation: Prana Pramudya,
Marketing: marketing@thelightmagz.com - 0813 1100 5200, Sirkulasi: Maria Fransisca Pricilia, sirkulasi@thelightmagz.com,
Graphic Design: ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto
EVELYN PRITT,
BESAR DARI
PAMERAN KE
PAMERAN
Sudah puluhan fotografer professional kami hadirkan di majalah ini sebelumnya.
Berbagai ilmu dan pemikiran menarik dari kaum professional yang sudah ter-
bukti kesuksesannya pun bisa kita ambil. Namun pada kesempatan kali ini kami
tertarik untuk menghadirkan fotografer yang belum begitu panjang jam terbang-
nya, khususnya sebagai fotografer professional. Yang menarik bagi kami adalah
pemikiran dan caranya mempelajari fotografi yang tergolong langka di tengah
banyaknya pemonat fotografi yang belajar dengan cara ikut-ikutan saja. Ia adalah
Evelyn Pritt.
Evelyn mulai memotret ketika duduk di bangku kelas 1 SMP. Namun ia mulai lebih
serius ketika mengikuti ekstra kurikuler fotografi di SMAnya. Evelyn cukup gemar
ikut serta dalam pameran fotografi, namun tidak sembarang pameran. Ia san-
gat senang ikut serta dalam pameran fotografi yang berkonsep seiring dengan
kegemarannya mendalami fine art photography. Beberapa pameran berkonsep
seperti Kota kita di antara, lalu kini nanti di Goethe, perempuan dan erotisme,
Mata Perempuan, Sencity hingga berbagai pameran berkonsep lain ia ikuti.
“Banyak yang
suka ikut
komunitas
hunting rame-
rame tapi
akhirnya foto-
nya jadi mirip-
mirip. Stylenya
sama, senang
desaturate,
posing &
lightingnya
juga.”
“Nggak semua workshop gue ikutin. Gue lebih suka ikut workshop konsep-
tual daripada workshop teknis, karena teknis kita bisa belajar di mana aja.
Tapi konseptual, jauh lebih seru.”
SCOTT
GRAHAM,
MENGEJAR
HARTA
KARUN DI
BAWAH LAUT
Keindahan alam Indonesia pastinya menarik untuk diabadikan oleh para pehobi
fotografi landscape. Obyek pemotretan landscape seakan tidak pernah habis dan
membosankan bahkan walaupun kita telah memotretnya berkali-kali. Namun di
balik semua keindahan alam Indonesia yang tampak oleh mata orang awam, re-
publik ini ternyata juga menyimpan keindahan alam bawah laut. Sebagai Negara
kepulauan, tentunya Indonesia memiliki keindahan flora dan fauna bawah laut
yang memukau. Beberapa waktu yang lalu secara tidak sengaja kami menemukan
seorang yang telah menghabiskan banyak waktunya untuk mengabadikan kein-
dahan dunia bawah laut Indonesia. Ia mengenal betul dunia bawah laut Indone-
sia terutama daerah Rajaampat Papua. Namanya Scott Graham. Ya dari namanya
anda pasti sudah menebak bahwa Scotty bukanlah warna Negara Indonesia asli.
hobi memotret bawah laut.” Jelasnya. itu sendiri. “Jika ketika di bawah laut
Berbicara mengenai fotografi bawah anda masih harus mengkhawatirkan
“Jika ketika di bawah laut anda laut, Scotty berpendapat bahwa hal
pertama dan utama untuk melaku-
mengenai gelombang bawah laut,
sudah berapa lama di bawah laut dan
masih harus mengkhawatirkan kan pemotretan bawah laut adalah sebagainya, bagaimana fotonya bisa
mengenai gelombang bawah kemampuan menyelam yang baik seh- jadi bagus.” Ungkapnya.
laut, sudah berapa lama di bawah ingga ketika memotret kita tidak perlu
laut dan sebagainya, bagaimana khawatir akan hal-hal yang berhubun- Persiapan lain yang harus dilakukan
gan dengan teknik menyelam dan dalam melakukan pemotretan bawah
fotonya bisa jadi bagus.” bisa bekonsentrasi kepada fotografi laut adalah temperatur perairan yang
akan dikunjungi. “Indonesia tergolong
semakin ban-
nyangkan tindakan perusakan alam
bawah laut karena penggunaan bom
yak orang yang ikan, penangkapan ikan secara berlebi-
PRAKTEK
BISNIS
“HITAM”
FOTOGRAFER
PROFESIONAL
Kehadiran teknologi digital pada kamera mempermudah peminat fotografi untuk
menghasilkan obyek yang lebih baik. Hal ini dikarenakan karakter digital yang in-
stan, sehingga fotografer dapat dengan seketika melihat hasil pemotretan sesaat
setelah menjepret. Kasus foto terbakar, foto kurang bagus exposurenya dan cacat
teknis lainnya semakin minim peluangnya untuk terjadi. Dan kalaupun terjadi
dengan mudahnya sang fotografer dapat menghapusnya dan memotret ulang
dengan setting yang lebih baik.
fashion spread dan mencoba menebak tidak biasa dan terkesan aneh kalau dilihat dari cara manusia berpose setiap
siapa fotografer yang menciptakan- harinya semua foto fashion pun ikut serta menjadi pengikutnya.
nya berdasar karakter pencipta yang
dimunculkan dalam foto-foto itu Segala perilaku dan keadaan penyamaan selera, style, karakter dan gaya dalam
Banyak yang sering kali kita salah sangka. Banyak berfotografi ini terbawa hingga ketika mereka mulai mengkomersialkan fotografi.
apa yang di- fotografer idolanya tersebut termasuk konsumsi, hingga printing saja bisa habis sekitar 500 ribu. Itu belum termasuk
Sebaliknya para pekerja kreatif dan Kasus lain yang lebih keterlaluan gue masih mau
producer di perusahaan periklanan dialami OD, seorang art director di
rekomendasiin
pun mengaku sering digoda oleh
fotografer untuk mendapatkan komisi
sebuah perusahaan periklanan kelas
menengah. “Setiap tim kreatif mau pakai fotografer itu biasa saja, bah-
dia.
atau sekedar uang balas jasa jika motret, kita selalu Tanya rekomendasi kan terakhir-terakhir ketika kita kasih
mereka mau menggunakan jasa dari producer kita. Biasanya producer kerjaan yang lebih perlu detail dan
fotografer tersebut. LA, seorang art selalu rekomen 2-3 nama. Sisanya kita teknis yang lebih ribet dia kewalahan.
director yang bekerja di sebuah peru- yang mutusin. Tapi pernah ada keja- Pernah motret 1 product aja dari pagi
sahaan multinasional mengaku sempat dian selama berkali-kali dala kurun sampai sore nggak dapet-dapet. Dan
menggunakan jasa fotografer dengan waktu beberapa bulan producer gue anehnya setelah kejadian itu producer
pertimbangan komisi yang diberikan selalu ajuin 3 nama, di mana yang 1 gue masih mau rekomendasiin dia.
fotografer tersebut. “Waktu itu tim gue selalu ada sementara yang 2 ganti- Klien pun udah beberapa kali ngeluh
lagi nyari fotografer untuk eksekusi ganti. Anehnya yang 1 itu selalu terpilih karena merasa fotografer ini nggak
iklan yang kita buat. Ada beberapa karena 2 kandidat yang lain selalu cukup capable. Akhirnya gue coba ajak
nama yang kita panggil untuk pitch- penuh schedulenya. Atau kadang ngomog producer gue secara baik-
ing. Tiba-tiba ada satu orang fotogafer harga 2 fotografer yang lain nggak baik. Awalnya dia nggak mau ngaku.
yang tidak kita panggil tiba-tiba masuk di akal. Beberapa kali kita coba Tapi akhirnya dia ngaku juga bahwa
makan-makan
adalah mendapat akses ke kalangan
EDDY HASBY,
MENGUNGKAP
TANTANGAN
BERAT
PEWARTA
FOTO
Fotografi jurnalistik sampai saat ini adalah sepsialisasi dalam fotografi yang
memiliki banyak peminatnya. Hal ini didukung oleh banyaknya media massa dan
kantor berita yang ada di dunia yang notabene sangat menyuburkan tumbuhnya
profesi pewarta foto. Pada kesempatan kali ini, kami mendapat kesempatan untuk
berbincang dengan Eddy Hasby, salah seorang pewarta foto terbaik yang dimiliki
surat kabar nasional terbesar di Indonesia ini. Eddy mengawali ketertarikan-
nya pada fotografi karena melihat ayahnya yang suka memotret. Ia pun tertarik
mengikuti jejak ayahnya, namun proses pembelajarannya dilakukan secara oto-
didak sendiri. “Waktu itu belum ada sekolah fotografi, jadi belajarnya ya dengan
banyak diskusi dengan sesama peminat fotografi. Waktu itu saya banyak diskusi
dengan Pak Johny Hendarta, Mas Roy Suryo, Pak Agus Leonardus dan fotografer
Yogya lainnya.” Ungkap pria yang berkuliah hukum di kota gudeg ini.
yang menilai nalistik. “Di daerah (Yogya- red.) buku gan mengisi data foto pada script IPTC
“Bayangkan kalau suatu saat media online sudah dominan, mungkin pew-
arta foto lebih susah lagi bersaingnya karena lebih baik mereka mempeker-
jalan kameraman audio visual karena karakter media online yang memung-
kinkan untuk menampilkan audio visual.”
konten metadata. Bahkan seharusnya
ketika kita mengupload foto-foto di
komunitas online tidak perlu mengisi
data teknis, karena ada software pem-
baca metadata sehingga sudah pasti
terbaca.
perkaya ref-
foto kita, Eddy menyarankan untuk
lau kondisinya berpesan kepada para fotografer muda
lapangan tidak
mengevaluasi jumlah foto yang bagus untuk lebih peduli terhadap masalah
erensi otak kita dari total foto yang kita buat. “Semakin arsip ketika produktifitas sudah tinggi.
akan dirang- banyak yang jadi, atau semakin sedikit menguntung- “Mulailah melakukan archiving. Karena
menghasilkan
kita” Jelasnya.
ketika tidak ada komputer kita masih bisa dianggap
berharga. Karena tanpa archiving kita
foto yang baik Dalam mempelajari fotografi jurnalistik momen, biasan- pun jadi malas mencari foto-foto yang
dengan ter- Eddy melihat seharusnya fotografer ya mereka mati bagus. Akhirnya jadi tidak terpakai dan
inspirasi ref-
muda harus lebih sabar. “Pernah ada
mahasiswa yang memgambil semi-
kutu. jadi sampah.” Jelasnya. “Sayang sekali
kalau ada foto yang bersejarah. Pada-
erensi tersebut. otic sebagai tema skripsinya. Padahal disinya lapangan tidak menguntung- hal foto-foto itu adalah tabungan kita
Makin banyak basicnya saja masih lemah. Jadi banyak kan. Misalnya ketika tidak ada momen, untuk hari tua. Karena suatu saat foto
semakin sedikit
Selain itu Eddy juga menyarankan
fotografer muda untuk mencari buku
yang gagal yang baik. Setidaknya carilah buku ref-
MAKIN LUPA
pun saya datangi (setidaknya karena
saya memiliki akses gratis ke workshop
karena saya mewakili majalah ini). Satu
MAKIN PINTAR
kesamaan yang saya temukan dari
sebagian besar peserta workshop dan
peminat fotografi yang ingin belajar
dan menjadi lebih baik lagi. Mereka
selalu melemparkan pertanyaan sep-
Di sebuah padepokan persilatan di daratan Cina, beberapa pendekar persilatan erti, “diafragma dan speednya berapa
dari berbagai perguruan yang sedang berselisih tampak berkumpul. Mereka ingin mas?” atau “foto yang itu lampunya ada
menyerang perguruan Butong atas hasutan bangsa Mongol. Tiba-tiba salah se- berapa ya mas?” atau “untuk motret
orang murid dari partai itu yang telah dituduh membelot ke partai Ming yang di- bagus, lebih baik saya punya lampu
takuti tiba-tiba datang dan membela partai Butong. Ia pun berusaha meredakan berapa ya?” dan masih banyak pertan-
ketegangan dengan mengatakan bahwa mereka telah dihasut dan diadu domba yaan sejenis.
oleh bangsa Mongol. Singkat cerita, murid perguruan Butong yang telah berpin- Intinya mereka sangat ingin untuk
dah ke perguruan Ming itu harus berhadapan dengan pendekar sakti dari bangsa mengetahui dan belajar lebih banyak
Mongol. Karena berhutang janji kepada puteri raja Mongol, murid Butong itu pun lagi. Beberapa artikel, buku dan ma-
diminta untuk tidak menggunakan jurus dari perguruan Ming yang terkenal sakti. jalah fotografi yang beredar pun tidak “...amat
Ia pun menyanggupi. Sesaat kemudian sang maha guru pun mengajarkan sebuah
ilmu taichi yang belum lama diciptakan kepada murid yang harus berhadapan
segan-segan mencantumkan data
disayangkan
dengan pendekar sakti Mongol itu. Sang guru pun hanya menyebutkan esensi
teknis berupa kamera dan lensa yang
dipakai, bukaan diafragma, speed, ASA, fotografi terlalu
dari ilmu itu. Pada beberapa jurus awal murid Butong itu kewalahan menghadapi dll. luas untuk
pendekar mongol. Sang maha guru pun terus memberikan petunjuk dari ping-
dirumuskan
dalam satu atau
gir arena pertarungan. “Untuk menguasa Taichi kamu harus lupa akan segalanya. Ya memang banyak sekali orang ingin
Lupa akan semua jurus yang pernah kau pelajari, lupa akan apa yang aku katakan,
dua buah rumus
mempelajari sesuatu dengan men-
dan lupa pada dirimu sendiri” begitu kira-kira petunjuk sang guru kepada murid- coba mencari tahu atau bahkan kalau
nya yang mulai kewalahan menghadapi pendekar mongol itu. Namun sekejap
kemudian ketika ia berteriak kepada gurunya bahwa ia sudah lupa akan se-
perlu menghapal teori-teori yang ada.
Namun amat disayangkan fotografi
baku.”
galanya, tiba-tiba ia berubah menjadi sakti dan menguasai ilmu taichi yang baru terlalu luas untuk dirumuskan dalam
diturunkan itu. Ia pun berhasil mengatasi dan menaklukan pendekar mongol itu satu atau dua buah rumus baku. Atau
dengan sekejap. kebalikannya akan terlalu tebal jika kita
ingin menulis rumus lengkap fotografi.
Selama beberapa tahun terakhir saya banyak mengamati perkembangan dunia Fotografi adalah sesuatu yang sangat
fotografi di Indonesia beserta banyak peminatnya. Berbagai macam workshop
conditional. Semua aturan sangat matematisnya dan lebih jauh lagi set-
bergantung pada kasusnya, kamera elah mencernanya mereka menurunk-
yang digunakan, lensa yang diguna- annya ke pikiran bawah sadar mereka.
mereka yang kan, tempat pemotretan, warna bidang Agustinus Sidarta dalam edisi ini
berhasil disekitar lokasi pemotretan, tempera- bercerita bagaimana ia tetap bisa me-
“menguasai” tur warna dan lain sebagainya. Artinya nyelesaikan soal fisika bahkan ketika
fotografi te-
sangat tidak mungkin merumuskan ia tidak menghapal rumusnya. Karena
dan mencatat semua rumus yang ada esensinya yang dicerna dan dimengerti
lah berhasil karena banyak kemungkinan yang sehingga bagaimanapun kondisinya, ia
mencerna akan muncul yang akan memunculkan dapat membuat rumus untuk me-
yang kita hadapi maka semuanya akan
esensi dari ilmu rumus baru pada tiap pengecualian-
nya.
nyelesaikannya. Begitu juga dengan
fotografi, ketika kita berhasil mencerna bisa dipecahkan tanpa perlu meng-
fotografi, sekali logika fotografi dan membentuknya hapal hitungan matematisnya.
lagi esensinya Namun jika memang benar tidak dalam sebuah system pemikiran
bukan tuto- dirumuskan dan dihafal, bagaimana bawah sadar yang sangat kompatibel Roy Genggam pernah berkata pada
saya, semua ilmu dan pengetahuan
rial step by step
mungkin ada fotografer yang begitu dengan kondisi pemotretan apapun
hebatnya sehingga ia selalu bisa me- yang kita dapat memang kita pelajari
atau hitungan motret dengan bagus dalam kondisi untuk kita lupakan. Bayangkan ketika
matematisnya dan kemungkinan apapun. Setidaknya pertama kali belajar menyetir mobil,
kita diajarkan rumusnya bahwa kopling
dan lebih jauh ia tidak membuka rumus memotret
harus ditekan terlebih dahulu baru
semua ilmu dan
dengan benar dengan kemungkinan
lagi setelah ke-sekian. Bagaimana mereka bisa perseneling bisa dimasukkan, lalu
mencernanya menguasai fotografi tanpa hapal pengetahuan kopling dibuka perlahan-lahan seir-
pikiran bawah tara ini yang cukup bisa memuaskan pelajari untuk dan terus mengkalkulasikan ketika
AGUSTINUS
SIDARTA,
MENGERTI
FOTOGRAFI,
BUKAN
MENGHAPAL.
Banyak pehobi foto yang menganggap fotografi sebagai bagian dari seni. Untuk
itu tidak heran jika seorang pehobi fotografi masuk ke dalam level professional
karena memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan seni
seperti desain grafis, seni rupa dan bidang seni lainnya. Namun hal ini rupanya
tidak berlaku bagi Agustinus Sidarta. Agus yang mulai menekuni fotografi ketika
duduk di bangku sekolah menengah atas Gonzaga adalah seorang sarjana teknik
elektro. “Dari kecil saya memang suka sekali matematika dan fisika, beda den-
gan kebanyakan orang.” Ungkap fotografer yang menjadi salah satu pendiri klub
fotografi di sekolah dan kampusnya ini. “Saya dulu disuruh orang tua untuk kuliah
di Jerman ambil jurusan teknik. Saya nggak mau, mau kapan lulusnya?” jelasnya
sambil menjelaskan betapa lamanya masa studi perguruan tinggi teknik di Jer-
man. “Padahal saya pingin banget kuliah fotografi, karena memang sudah dari
bukan supaya
ena kondisi itu.” Jelasnya.
Agus pun tidak putus asa, ia terus
kita diperbudak mencoba dengan membuat portfolio
oleh alat, justru baru dan setiap ada yang baru selalu
ada penghar-
harus dikeluarkan ditambah peng-
hargaan terhadap karyanya tersebut.
gaan terhadap “Fotografer komersil itu kan seperti
“Apapun ka-
lau kita suka
mengerjakan-
nya bisa jadi
bagus hasilnya
karena kita leb-
ih resistan terh-
adap kesulitan.
tonya dangdut
folionya hanya pekerjaan. “Saya selalu
membagi 2 portfolio saya, ada project
juga. komersil ada project idealis personal.
Project idealis ini berguna untuk men-
gasah skill dan taste kita. Harus diingat
teknis memang penting tapi ujung-
ujungnya kalau tastenya dangdut ya
fotonya dangdut juga. Nah bahayanya
fotografer komersil sebagian besar pro-
jectnya dikerjakan secara teamwork,
jadi banyak pihak yang terlibat sehing-
ga layout dari klien nggak bisa semba-
rangan dirubah. Nah kalau kita nggak
punya keleluasaan untuk merubah kan
lama-lama taste kita jadi tidak terasah.”
Jelasnya.
Sebagai solusi Agus memandang me-
motret untuk keperluan majalah bisa
menjadi salah satu cara yang murah
untuk memiliki portfolio bagus. Besa-
ran bayaran dari majalah yang sangat
kecil dianggap Agus bukan masalah.
“Lebih baik mana, kita dibayar kecil tapi
kita bisa explore banyak dan semua
Sementara kita
referensi sebanyak-banyaknya. Karena
fotografer bisa bertahan ketika taste-
di Indonesia kan nya bisa diterima oleh pasar saat itu.
tidak bisa up to
date dengan
perkembangan
trend ya sele-
sailah sudah.”
jl. Patimura No. 2, Kebayoran Baru Lab Teknologi Proses Material ITB Lembaga pendidikan seni dan Pusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok Samping Kolam Paradiso Medan, Jl. Manggis No. 55 Voorfo, Sa-
eK-gadgets centre Jl. Ganesha 10 Labtek VI Lt. dasar, design visimedia college A-5. Jl. Margorejo Indah 97-99 Sumatra Utara 20213 marinda Kaltim
Roxy Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt Bandung Jl. Bhayangkara 72 Solo Surabaya
Style Photo Satyabodhi BATAM SOROWAKO
Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Gedung Kampus Universitas Pasundan YOGYAKARTA TRAWAS Batam Photo Club Sorowako Photographers
AMDI-B, Sunter JakUt, 14330 Jl. Setiabudi No 190, Bandung Atmajaya Photography club VANDA Gardenia Hotel & Perumahan Muka kuning indah Society
Neep’s Art Institute Gedung PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. Villa Blok C-3, Batam 29435 General Facilities & Serv. Dept -
Jl. Cideng Barat 12BB, Jakarta TASIKMALAYA babarsari no. 007 yogyakarta Jl. Raya Trawas, Jawa Timur DP. 27, (Town Maintenance) - Jl.
V3 Technology Eco Adventure Community “UKM MATA” Akademi Seni Rupa PEKANBARU Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO
Mall ambassador Lt.UG/47. Jl. Prof Jl. Margasari No. 34 Rt. 002/ 008, dan Desain MSD MALANG CCC (Caltex Camera Club) 91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI
Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta Rajapolah, Tasikmalaya 46155 Jalan Taman Siswa 164 Yogyakarta MPC (Malang Photo Club) PT. Chevron Pasific Indonesia, SCM- SELATAN
Cetakfoto.net 55151 Jl. Pahlawan Trip No. 25 Malang Planning, Main Office 229, Rumbai,
Kemang raya 49D, Jakarta 12730 SEMARANG Unif Fotografi UGM (UFO) JUFOC (Jurnalistik Fotografi Pekanbaru 28271 GORONTALO
POIsongraphy PRISMA (UNDIP) Gelanggang mahasiswa UGM, Bulak- Club) Masyarakat Fotografi Gorontalo
ConocoPhillips d/a Ratu Prabu 2 PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) sumur, Yogya student Centre Lt. 2 Universitas LAMPUNG Graha Permai Blok B-18, Jl. Rambu-
jl.TB.Simatupang kav 18 Joglo Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Fotografi Jurnalistik Club Muhammadiyah Malang. Jl. Malahayati Photography Club tan, Huangobotu, Dungingi, Kota
Jakarta 12560 Semarang 50243 Kampus 4 FISIP UAJY Jl Babarsari Raya Tlogomas No. 246 malang, Jl. Pramuka No. 27, Kemiling, Ban- Gorontalo
MATA Semarang Photography Yogyakarta 65144 dar Lampung, 35153. Lampung-
BEKASI Club FOTKOM 401 UKM KOMPENI (Komunitas Indonesia. Telp. (0721) 271114 AMBON
Lubang Mata FISIP UNDIP gedung Ahmad Yani Lt.1 Kampus Mahasiswa Pecinta Seni) Performa (Perkumpulan Fo-
Jl. Pondok Cipta Raya B2/ 28, Bekasi Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Semarang FISIPOL UPN “Veteran” yogyakarta. Jl kampus STIKI (Sekolah Tinggi BALIKPAPAN tografer Maluku)
Barat, 17134 DIGIMAGE STUDIO Babasari No.1, Tambakbayan, Yogya- Informatika Indonesia) Malang, FOBIA jl. A.M. Sangadji No. 57 Ambon.
Jl. Setyabui 86A, Semarang karta, 55281 Jl. Raya Tidar 100 Indah Foto Studio Komplek Ruko (Depan Kantor Gapensi kota Ambon/
BANDUNG Jl. Pleburan VIII No.2, Semarang Bandar Klandasan Blok A1, Balikpa- Vivi Salon)
PAF Bandung 50243 SURABAYA JEMBER pan 76112
Kompleks Banceuy Permai Kav A-17, Ady Photo Studio Himpunan Mahasiswa Pengge- UFO (United Fotografer Club) ONLINE PICK UP
Bandung 40111 d/a Kanwil Bank BRI Semarang, Jln. mar Fotografi (HIMMARFI) Perum Mastrip Y-8 Jember, Jawa KALTIM POINTS:
Jepret Teuku Umar 24 Semarang Jl. Rungkut Harapan K / 4, Surabaya Timur Badak Photographer Club (BPC) www.estudio.co.id
Sekretariat Jepret Lt. Basement Pandawa7 digital photo studio AR TU PIC Univeritas Jember (UKPKM ICS Department, System Support http://charly.silaban.net/
Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha Jl. Wonodri sendang raya No. 1068C, UNIVERSITAS CIPUTRA Waterpark Tegalboto) Section, PT BADAK NGL, Bontang,
10, Bandung Semarang Boulevard, Citra Raya. Surabaya 60219 Unit Kegiatan Pers Kampus Kaltim, 75324
Spektrum (Perkumpulan Unit Kloz-ap Photo Studio FISIP UNAIR Mahasiswa Universitas Jember KPC Click Club/PT Kaltim Prima
Fotografi Unpad) Jl. Kalicari Timur No. 22 Semarang JL. Airlangga 4-6, Surabaya jl. Kalimantan 1 no 35 komlek Coal
jl. Raya Jatinangor Km 21 Sumed- Hot Shot Photo Studio ged. PKM Universitas Jember Supply Department (M7 Buliding),
ang, Jabar SOLO Ploso Baru 127 A, Surabaya, 60133 68121 PT Kaltim Prima Coal, Sangatta
Padupadankan Photography HSB (Himpunan Seni Ben- Toko Digital
Jl. Lombok No. 9S Bandung gawan) Ambengan Plasa B23. jl Ngemplak No. MEDAN SAMARINDA
Studio intermodel Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011, Solo 30 Surabaya Medan Photo Club MANGGIS-55 STUDIO (Samarin-
Jl. Cihampelas 57 A, Bandung 40116 57156 Sentra Digital Jl. Dolok Sanggul Ujung No. 4 da Photographers Community)