Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 3 STATISTIKA

“ANALISIS REGRESI”

Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMPN 7 Barru

Dosen Pengampu :
Dr. Ruliana, M.Si

OLEH ASRI AINUN AMALIAH


(230007301045)
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
ANALISIS REGRESI

A. PENGERTIAN ANALISIS REGRESI


Regresi merupakan salah satu analisis statistik yang dapat digunakan untuk mengolah
suatu data. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,
analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut tak
bebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan
dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan nilai-nilai dari variabel yang
menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas
(independent variable).
Analisis regresi adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. Analisis ini
dapat digunakan untuk menilai kekuatan hubungan antar variabel dan untuk membuat
prediksi atas hubungan masa depan antara dua variabel tersebut.
Pada analisis ini, variabel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu response variable
atau seringkali juga disebut sebagai dependent variable, dan variabel explanatory atau biasa
disebut juga sebagai variabel bebas (independent variable).

B. TUJUAN ANALISIS REGRESI


Analisis regresi umumnya digunakan untuk dua tujuan yang berbeda yaitu sebagai
berikut ini.
1. Untuk prediksi dan forecasting, yang beririsan dengan bidang machine learning.
2. Untuk menyimpulkan hubungan kausalitas (sebab-akibat) antara variabel independent
dan dependen.
Analisis regresi merupakan salah satu metode paling dasar di bidang machine learning
yang digunakan untuk prediksi. Dengan menggunakan regresi, kita bisa menyesuaikan
fungsi pada data yang tersedia dan mencoba memprediksi hasil untuk titik data yang akan
datang atau yang tertunda. Penyesuaian fungsi ini memiliki dua tujuan, yakni interpolasi
dan ekstrapolasi.
a. Interpolasi: Teknik untuk mencari nilai suatu variabel yang hilang pada rentang data
yang diketahui
b. Ekstrapolasi: Teknik untuk memperkirakan data di luar rentang data yang diketahui

C. FUNGSI ANALISIS REGRESI


1. Memperbaiki kesalahan
Salah satu fungsi regresi, yaitu bisa memperbaiki kesalahan. Kesalahan ini dapat
berhubungan dengan keputusan yang diambil untuk bisnis. Sebelum diaktualisasikan,
keputusan itu dapat dihitung dulu untuk mengetahui hasilnya. Apabila hasilnya keliru,
maka bisa diperbaiki. Misalnya, pemilik bisnis memutuskan ingin menambah jam toko
untuk meningkatkan penjualan. Ternyata ketika dihitung menggunakan regresi, budget
yang pemilik bisnis keluarkan terlalu over, sehingga berpotensi merugikan. Pemilik bisnis
pun bisa mengubah keputusannya.
2. Memperkirakan masa depan
Fungsi kedua dari regresi, yaitu bisa memperkirakan masa depan yang
berhubungan dengan peluang. Rumus ini juga sering digunakan untuk mencoba apakah
peluang yang ada tepat diambil atau tidak. Salah satu contohnya adalah perusahaan
asuransi yang menghitung dana klaim yang dilakukan oleh pasien melihat dari kasusnya.
3. Meningkatkan efisiensi
Rumus regresi juga dapat digunakan supaya operasional bisnis lebih efisien dan
menghasilkan output yang diinginkan
4. Memberikan insight baru
Fungsi selanjutnya dari regresi, yaitu dapat memberikan pengetahuan terbaru.
Misalnya, ketika ingin mengetahui stok produk yang harus disediakan ketika sedang
masuk musim ramai pembeli yang belanja di waktu tertentu.

D. MANFAAT ANALISIS REGRESI


Analisis regresi digunakan hampir pada semua bidang kehidupan, baik itu dalam
bidang industri, pemerintahan, engineer, ekonomi dan lain sebagainya. Dan berikut ini
beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan melakukan penerapan analisis regresi:
1. Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada
nilai variabel bebas.
2. Untuk menguji hipotesis karakteristik dependensi.
3. Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas yang didasari nilai variabel bebas diluar
jangkauan sample.

E. SYARAT-SYARAT ANALISIS REGRESI


Dalam melakukan analisis regresi maka perlu memperhatikan beberapa syarat-
syarat dibawah ini:
1. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0,05
2. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui
jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation.
3. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji t. Koefesien
regresi signifikan jika > (nilai kritis). Adapun ketentuan nilai
signifikansi (sig) yaitu:
a. Jika sig < 0,05 maka koefesien regresi signifikan
b. Jika sig > 0,05 maka koefesien regresi tidak signifikan
4. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi antar
variabel bebas yang sangat tinggi atau terlalu rendah. Syarat ini hanya berlaku untuk
regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu. Terjadi multikolinieritas
jika koefesien korelasi antara variable bebas > 0,7 atau < − 0,7.
5. Tidak terjadi otokorelasi jika – 2 ≤ ≤ 2.
6. Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai semakin
besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka
model regresi semakin baik.
a. Nilai mempunyai karakteristik yaitu selalu positif dan nilai maksimal sebesar
1. Jika Nilai sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna.
Maksudnya seluruh variasi dalam variabel tergantung (variabel Y) dapat
diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika = 0, maka tidak ada hubungan
linear antara variabel bebas (variabel X) dan variabel tergantung (variabel Y).
7. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y).
8. Data harus berdistribusi normal
9. Data berskala interval atau rasio
10. Tergantung hubungan depensi, artinya satu variabel merupakan variabel tergantung
pada variabel lainnya.

F. JENIS-JENIS ANALISIS REGRESI


Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat
variabel bebas X dan variabel bebas Y. Regresi linier itu menentukan satu persamaan
dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas
yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir/meramalkan variabel
tak bebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara variabel bebas, analisis ini
terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Analisis regresi sederhana (simple analisis regresi)
2. Analisis regresi berganda (multiple analisis regresi)
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu bebas
(independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable). Sedangkan
analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu
sekurang-kurangnya 2 variabel dengan satu variable tak bebas.
1. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi rederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan
hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam model
regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis
regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada
variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada
hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan
variabel Y secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan X diikuti
oleh kuadrat dari variabel X. Hubungan demikian tidak bersifat linier.
Analisis regresi sederhana dapat digunakan untuk mengetahui arah dari hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah memiliki hubungan positif atau
negatif serta untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel
bebas mengalami kenaikan ataupun penurunan. Pada regresi sederhana biasanya
data yang digunakan memiliki skala interval atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX

Keterangan:
Y = Variabel dependen (variabel terikat)
X = Variabel independent (variabel bebas)
a = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negatif)
Langkah-langkah pengujian analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut:
1. Penaksiran nilai parameter a dan b
2. Pengujian parsial signifikan hasil penaksiran parameter. Berguna untuk
menguji signifikansi parameter apakah nilai konstanta a dan koefisien b
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebelumnya perlu dihitung nilai varians
dari x, y dan error.
3. Uji signifikansi konstanta a dan b (uji t)
4. Uji simultan signifikansi hasil penaksiran parameter (uji F)
Interpretasi output analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1
dimana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.
2. Nilai thitung dan Signifikansi
Nilai thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05 untuk
penelitian sosial, dan untuk penelitian bursa kadang-kadang digunakan toleransi
sampai dengan 0,10.
3. Persamaan Regresi
Sebagai ilustrasi variabel bebas yaitu biaya promosi dan variabel terikat yaitu
profitabilitas (dalam juta rupiah) dan hasil analisisnya.
Y = 1,2 + 0,55 X berarti interpretasinya:
 Jika besarnya biaya promosi meningkat sebesar 1 juta rupiah, maka
profitabilitas meningkat sebesar 0,55 juta rupiah.
 Jika biaya promosi bernilai nol, maka profitabilitas akan bernilai 1,2 juta
rupiah.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji-t pada regresi sederhana adalah:
1. Menentukan hipotesis
H0: b = 0: variabel X tidak berpengaruh signifikan/nyata terhadap Y
H0: b ≠ 0: variabel X berpengaruh signifikan/nyata terhadap Y
2. Menentukan tingkat signifikasnsi (α)
Tingkat signifikansi, α yang sering digunakan adalah α = 5% (α = 0,05)
3. Mengitung nilai thitung menggunakan persamaan:
√ −2
=
√1 −
4. Menentukan daerah penolak H0 (daerah kritis)
Bentuk pengujian dua arah, sehingga menggunakan uji-t dua arah:
 H0 akan ditolah jika thitung > ttabel atau –(thitung) < – (ttabel), berarti H1 diterima.
 H0 akan ditolak jika –(thitung) < – (ttabel), berarti H1 ditolak.
5. Menentukan ttabel (menggunakan tabel uji-t)
Tabel uji-t untuk α = 5% dan derajat kebebasan (df) = n – k; (n = jumlah
sampel/pengukuran, k adalah jumlah variable
6. Kriteria pengujian dan .

 Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


 Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
7. Kesimpulan hasil uji signifikan.

2. Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara
peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih
dari satu prediktor (variable independent). Analisis regresi berganda hampir sama
dengan analisis regresi sederhana, hanya saja pada regresi berganda variabel
penduga (variabel bebas) lebih dari satu variabel penduga.Tujuan analisis regresi
berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih
dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Bentuk persamaan regresi
berganda yang mencakup dua atau lebih variabel yaitu:
= ꞵ0 + ꞵ1 + ꞵ2 21 + ꞵ ℇ
Keterangan:
Y = Pengamatan ke-1 pada variabel tak bebas
Xik = Pengamatan ke-1 pada variabel bebas
ꞵ0 = Parameter intercept
ꞵ0, ꞵ1, …, ꞵk = Parameter koefisien regresi variabel beas
ℇi = Pengamatan ke-1 variabel kesalahan
Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila hanya
menarik sebagian berupa ampel dari populasi secara acak, dan tidak mengetahui
regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga berdasarkan model
regresi sampel, sebagai berikut:
= 0 + 1 1 + 2 2 + …+

Keterangan:
Y = Variabel tak bebas
X = variabel bebas
0, 1, … , = koefisien regresi
Konsep dasar analisis regresi berganda, yaitu:
a. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
b. Uji t bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh parsial (sendiri)
yang diberikan variabel X terhadap variabel Y.
c. Uji F bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan
(bersama- sama) yang diberikan variabel X terhadap Y.
Adapun pengujian hipotesis berganda adalah sebagai berikut ini:
1. Uji-F
Penggunaan uji-F bertujuan mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X1 dan
X2) secara signifikan bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tak bebas Y.
Tahapan yang dilakukan dalam uji-F adalah:
a. Menentukan hipotesis
"0: $1 = $2 = 0 (variabel X1 dan X2 tidak berpengaruhterhadap Y)
"0: $1 ≠ $2 ≠ 0 (variabel X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y)
b. Menentukan taraf atau tingkat signifikan (α) Nilai yang sering digunakan
adalah α = 5%
c. Menentukan &ℎ ( )

( − − 1)
& = =
(1 − ) (1 − )
( − − 1)
d. Menentukan & , -. (mempergunakan tabel uji-F)
Tabel uji-F untuk α = 5% dengan derajat kebebasan pembilang (numerator,
df) = k − 1; dan untuk penyebut (denominator, df) = n − k. Dimana n = jumlah
sampel dan k = jumlah variabel bebas dan terikat.
e. Kriteria pengujian nilai &ℎ ( ) dan &, -.

 Apabila nilai &ℎ ( ) < &, -. maka hipotesis H1 ditolak dan H0 diterima.
 Apabila nilai &ℎ ( ) > &, -. maka hipotesis H1 ditolak dan H0 ditolak.
f. Kesimpulan
Akan disimpulkan apakah ada atau tidak pengaruh variabel-variabel bebas (X1
dan X2) terhadap variabel tak bebas (Y).

G. STUDI KASUS ANALISIS REGRESI


1. Defenisi Variabel
a. Kemandirian Belajar
Kemandirian Belajar merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
pembelajaran. Suatu kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri
sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang
lain secara emosional disebut dengan kemandirian. Kemandirian dalam belajar
yang dimaksud adalah siswa memiliki kesadaran sendiri untuk belajar, dapat
menentukan sendiri langkah-langkah yang harus diambil dalam belajar, mampu
memperoleh sumber belajar sendiri, serta melakukan kegiatan evaluasi diri serta
refleksi atas kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. siswa yang mandiri
akan memiliki kepercayaan yang tinggi.
Kemandirian Belajar adalah siswa yang memiliki pengetahuan mengenai
strategi pembelajaran yang efektif dan bagaimana serta kapan menerapkannya.
Contohnya, mereka paham dalam mengurai soal yang rumit menjadi langkah-
langkah yang lebih sederhana atau menguji solusi alternatif (Greno & Goldman,
1998 dalam Slavin, 2011). Zimmerman mendefinisikan Kemandirian Belajar
sebagai kemampuan pembelajar untuk berpartisipasi aktif dalam proses
belajarnya, baik secara metakognitif, secara motivasional, dan secara behavioral
(Fasikhah & Fatimah, 2003). Secara metakognitif, individu yang meregulasi diri
merencanakan, mengorganisasi, menginstruksi diri, monitor, mengevaluasi
dirinya dalam proses belajar. Secara motivasional, individu yang belajar
menganggap bahwa dirinya kompeten, mempunyai keyakinan diri (self-efficacy)
dan memiliki kemandirian. Sedangkan secara behavioral, individu yang belajar
menyeleksi, menyusun, dan merasa lingkungan yang lebih maksimal dalam
belajar. Kemampuan metakognitif diartikan sebagai kesadaran berpikir mengenai
apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Kemandirian belajar yang dapat
dikembangkan melalui tiga tahap strategi, yaitu proses sadar belajar,
merencanakan belajar, dan memonitoring dan refleksi belajar (Maryani, 2010).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan Kemandirian
Belajar (Self-Regulated Learning) merupakan kegiatan di mana individu yang
belajar secara aktif dengan mengatur proses belajarnya sendiri, mulai dari
merencanakan, memantau, mengontrol dan mengevaluasi dirinya secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar.
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu “prestasi” dan
“belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prestasi merupakan
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Menurut Tarno (2010) prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diraih dari
masing-masing siswa pada periode waktu tertentu yang menjadi hasil dari belajar
yang biasanya berupa angka. Kemudian Tarno (2010) juga mengemukakan
prestasi belajar matematika merupakan angka yang diraih dari masing-masing
siswa setelah mengerjakan tes di akhir periode pembelajaran standar kompetensi
serta kompetensi dasar matematika yang sudah diraih. Adapun yang
dikemukakan oleh Kadir (2005) prestasi belajar matematika merupakan salah
satu patokan tingkat pencapaian siswa setelah melalui proses belajar. Tingkat
keberhasilan pada prestasi belajar matematika ditandai oleh standar siswa yang
telah melalui proses belajar. Prestasi belajar matematika yang baik diperoleh dari
proses belajar yang baik. Sedangkan apabila prestasi belajar matematikanya
kurang baik maka pada proses belajar matematikanya juga kurang baik.
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar matematika merupakan tingkat penguasaan yang telah diraih
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika berdasarkan dengan
tujuan yang telah ditetapkan, prestasi yang diraih oleh siswa adalah gambaran
hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
c. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kegiatan belajar yang dilakukan merupakan sebuah proses yang tidak dapat
dipisahkan dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan prestasi belajar adalah
sebuah hasil yang didapatkan dari proses belajar. Diketahui bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti faktor dari luar
(eksternal) dan dari dalam (internal). Selain itu proses kognitif menjadi salah satu
hal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dikarenakan proses ini
menggambarkan cara seorang siswa dalam mengarahkan dirinya untuk mampu
berpikir, merasakan serta berperilaku dalam mencapai sebuah prestasi. Maka dari
itu, kemandirian belajar seorang soswa akan menggambarkan proses kognitif
tersebut.
Kemampuan dalam mengatur diri Ketika belajar matematika memiliki peran
untuk peningkatan kualitas dan kuantitas diri dalam proses pembelajaran. Dengan
kata lain, kemandirian belajar memiliki makna sebagai sebuah penempatan
penting tidaknya kemampuan seseorang dalam mengatur dan mengendalikan diri
sendiri, khususnya bila menghadapi tugas (Zamnah, 2017).
Berdasarkan pernyataan Abu Ahmadi dalam Uki dan Ilham (2020) diketahui
bahwa kemandirian belajar merupakan belajar secara mandiri, tidak bergantung
pada orang lain, siswa perlu berinisiatif, terlibat, memiliki keaktifan dalam proses
belajar agar meningkatkan prestasi belajar. Dengan kemampuan siswa dalam
meningkatkan kemandirian belajar diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar.
Kemandirian belajar dapat dilakukan ketika diri sendiri yang memiliki kehendak
dalam bertindak, berfikir secara logis, kritis original, inisiatif, progresif, percaya
diri, ulet, kreatif, dan mampu mengendalikan tindakan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa dengan
kemandirian belajar mampu mengarahkan dirinya saat belajar, membuat
perencanaan, dan mengevaluasi diri dalam proses pengetahuan. Sehingga dengan
menerapkan kemandirian belajar akan mendorong siswa untuk lebih berprestasi.
2. Contoh Kasus
Seorang guru ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Untuk kepentingan
tersebut maka diambil 30 data siswa mengenai kemandirian belajar dan prestasi
belajar

Tabel 1. Data Kemandiran Belajar dan Prestasi Belajar Matematika


Kelas VII SMPN 7 Barru
Kemandirian Prestasi
No Nama
Belajar (X) Belajar (Y)
Ade Chinta
1 52 61
Rahmayanti
Alifah Salsabila
2 48 57
Suamir
Andi Aulia
3 34 59
Pamessangi
Aqilah
4 48 44
Nurfadillah
5 Armansyah 41 56
6 Aulia Hardianty 37 48
7 Fatihul Ihsan Ali 56 72
Khairul
8 58 84
Ramadhan S
Maryam Syaraban
9 56 79
Thahura
Muh. Asyratul
10 56 77
Kiram
Muhammad Rayhan
11 55 61
Nasyah
12 Nayla Nur Aqilah 47 66
13 Nur Alifa Aryani 57 66
Nur Awaliyah
14 53 69
Assyura
15 Nur Mu' Adzah 57 85
Nurul Ghaniyah
16 63 85
Hafizhah. A
17 Rayhan Surya Saputra 50 80
18 Resky Maulidya 54 85
19 Ulfah Ramadhani 45 79
Zuleykha Syafa Az
20 44 66
Zahra
21 Adeliah 52 85
22 Ahmad Faishal 53 79
Ahmad Fauzan
23 58 79
Fahrezy
24 Alfian Madani Putra 66 80
Andi Khusnul
25 62 84
Khatimah
26 Anna Anifa Syahra 50 74
27 Anna Anifa Syahra 59 82
28 Arkan Hayyan 62 56
Ayu Tri Mutia
29 59 70
Ahmad
30 Dinda Kartika Pricilia 60 82
Penyelesaian:
1. Perumusan Hipotesis:
 "0: Tidak terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
siswa
 "1: Terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa
2. Taraf signifikansi (0) = 0,05
Dasar Pengambilan Keputusan:
 Uji t
Jika nilai Pr(> |t|) < 0,05 maka ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Jika nilai Pr(> |t|) > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel X terhadap variable Y
 Uji F
Jika nilai Pr(> F) < 0,05 maka ada pengaruh variabel X secara simultan
terhadap variabel Y
Jika nilai Pr(> F) > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel X secara simultan
terhadap variabel Y
Setelah data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS maka diperoleh hasil
sebagai berikut:

Tabel 2. Variables Entered/Removeda


Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Kemandirian Belajarb . Enter
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
b. All requested variables entered.
Tabel 2 di atas menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau dibuang
dan metode yang digunakan. Dalam hal ini variabel yang dimasukkan adalah variabel
nilai kemandirian belajar sebagai prediktor dan metode yang digunakan adalah metode
Enter.
Tabel 3. Model Summary
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .283a .080 .040 12.308
a. Predictors: (Constant), Kemandirian Belajar
Tabel 3 diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar
0.283 dan dijelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengkuadratan R, dari
output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.080 yang mengandung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (kemandirian belajar) terhadap variabel
terikat (prestasi belajar) adalah sebesar 8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel yang lain.
Tabel 4. ANOVAa
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1352.935 1 1352.935 13.579 <.001b
1 Residual 2789.732 28 99.633
Total 4142.667 29
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Kemandirian Belajar
Pada Tabel 4 diatas digunakan untuk menjelaskan apakah ada pengaruh yang
nyata (signifikan) variabel minat belajar (X) terhadap variabel partisipasi (Y). dari
output tersebut terlihat bahwa &ℎ ( ) = 13.579 dengan tingkat signifikan/probabilitas
0.000 < 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel
partisipasi.
Tabel 5. Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 24.015 13.059 1.839 .077
1
Kemandirian Belajar .898 .244 .571 3.685 <.001
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Pada Tabel 5 diatas, kolom B Constant (a) adalah 24.015, sedang nilai
Kemandirian Belajar (b) 0.898, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:
= , + 2
atau
Y=24.015 + 0.898
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata
variabel Y setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan
pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga
dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan:
 Konstanta sebesar 24.015 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai X maka nilai Y
sebesar 24.015
 Koefisien regresi X sebesar 0.898 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai
X, maka nilai Y bertambah sebesar 0.898
Uji hipotesis berfungsi untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut
signifikan atau tidak. Untuk memastikan koefisien regresi tersebut signifikan atau
tidak (dalam arti variabel X berpengaruh terhadap variabel Y) kita dapat melakukan
uji hipotesis ini dengan cara membandingkan nilai signifikan dengan probabilitas 0.05
atau dengan cara lain yakni membandingkan nilai dengan nilai .

 Uji Hipotesis membandingkan nilai dengan nilai .


Pengujian hipotesis ini sering disebut juga dengan uji t, dimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji t:
Jika nilai > .maka ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel
Y.
Sebalinya, jika < maka tidak ada pengaruh positif variabel X
terhadap variabel Y.
Kesimpulan:
Dilihat dari tabel 5, output SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 3.685. Karena
thitung sudah ditemukan maka langkah selanjutnya kita akan mencari ttabel, diperoleh
nilai ttabel sebesar 2.048. karena > atau 3.685 > 2.048, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa: ada pengaruh
positif kemandirian belajar (X) terhadap prestasi belajar (Y) siswa SMPN 7 Barru.
Hal ini sejalan dengan penelitian Uki dan Ilham (2020) dimana kemandirian belajar
mempengaruhi prestasi belajar matematika. Kemandirian belajar merupakan belajar
secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain, siswa perlu berinisiatif, terlibat,
memiliki keaktifan dalam proses belajar agar meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian diatas diperoleh bahwa kemandirian belajar memiliki
keterkaitan terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Jika
kemandirian belajar siswa tinggi maka prestasi belajar matematika siswa juga tinggi.
Begitupun sebaliknya, jika kemandirian belajar rendah maka prestasi belajar
matematikanya juga rendah. Dengan demikian kemandirian belajar sangat penting
dimiliki oleh setiap siswa, karena berimplikasi postif terhadap prestasi belajar
matematika.

Anda mungkin juga menyukai