Diktat Gunung Hutan
Diktat Gunung Hutan
1. Pendahuluan.
Organisasi itu sama tuanya dengan peradaban manusia. Sejarah mencatat bahwa
keterangan-keterangan tertua mengenai organisasi di masa lampau adalah dari dikalangan
ketentaraan. Menurut ketrangan-keterangan tersebut tercatat bahwa tentara-tentara dari zaman
Mesir paling tua, laskar-laskar Asiria yang tertua, legiun-legiun Romawi pada zaman Julius
Caesar, sudah terorganisasi dengan baik dan tertib.
Demikian pula dengan arsitektur-arsitektur bangunan megah serta karya-karya seni lainnya
sudah berabad-abad lamanya bertahan sebagai warisan yang masih dikagumi oleh generasi
sekarang, hendaklah dilihat sebagai hasil usaha suatu pengorganisasian yang baik. Candi
Borobudur misalnya, hanya dapat diwujudkan berkat suatu sistem kerja yang diatur dengan tertib
melalui suatu organisasi, entah apa pun bentuknya.
Saat ini perkembangan kehidupan keorganisasian sudah berkembang pesat, baik itu
organisasi massa, politik, kepemudaan hingga organisasi perusahaan, HIMPALA salah satu
contohnya. Perkembangan itu menunjukkan bahwa apapun yang menjadi tujuan suatu organisasi,
prinsip-prinsip dasar tertentu selalu berlaku, guna mengatur tertibnya kegiatan yang dilakukan
serta alat-alat yang digunakan.
Prinsip inilah yang akan kita 'kupas', namun ada satu hal bahwa yang pen-ting bukan
hanya keberadaan organisasi tersebut saja, tetapi melainkan juga orang-orang yang ada dan
hidup di dalamnya.
Inti dari organisasi adalah manajemen, sedangkan inti dari manajemen adalah
kepemimpinan sedangkan inti dari kepemimpinan adalah Pengambilan keputusan dan 'Human
Relation' (komunikasi).
2. Administrasi.
Kata 'Administrasi' berasal dari kata Yunani AD + MINISTRARE yang berarti pengabdian
atau 'service' atau pelayanan. Untuk mencapai suatu tujuan, pertama-tama orang harus berpikir,
kemudian mengatur/ menentukan bagaimana caranya mencapai tujuan tersebut. Keseluruhan dari
aktivitas-aktivitas tersebut dirangkum dalam suatu pengertian ADMINISTRASI. Jadi administrasi
secara singkat adalah : "Aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau proses
penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan". Untuk itu diperlukan
beberapa perangkat administrasi. Ada pun perangkat tersebut adalah ; Perangkat Pengendali
Administrasi, Perangkat Operasi Administrasi dan Perangkat Pendukung Administrasi
1
Misalnya (operasi) negara kita Indonesia, (Idiil) mempunyai dasar negara yang
dipakai untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, dan (konstitusional)
mempunyai ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan yaitu Undanag-undang Dasar
1945.
1) Manajemen.
2) Organisasi.
3) Kepemimpinan.
yaitu yang memimpin dan melaksanakan tugas-tugas kegiatan manajerial atau proses
manajemen yang diwadahi oleh organisasi.
3. Manajemen.
Pada prinsipnya definisi dari manajemen adalah : "Suatu proses/ kegiatan/ usaha
pencapaian tujuan tertentu melalui kerja sama dengan orang lain". Dengan kata lain, bahwa arti
langsung dari manajemen adalah PENGELOLAAN.
Persoalan pokok yang timbul pada manajemen adalah : Mengapa orang-orang mau
melaksanakan perintah, sedangkan orang-orang itu mengetahui bahwa hasil perintah tersebut
bukan untuk mereka melainkan untuk yang memerintah.
Tentu saja banyak alasan untuk menjawabnya, namun ada satu hal yang penting bahwa
orang-orang yang diperintah merasa senang dalam menerima dan menjalankannya.
b. Yang bersifat non-material : Kebutuhan akan rasa harga diri, keselamatan, rasa
belongingness and love, akan rasa berpatisipasi dan akan rasa aktualisasi.
Rasa Harga Diri. Manusia selalu berusaha dan menginginkan selalu dijaga dan
dihormati secara wajar oleh orang lain, betapa pun rendahnya kedudukannya.
Rasa Keselamatan (Sefety). Mengandung pengertian yang sangat luas dan komplek.
Dapat dilihat dari faktor lingkungan kerja, faktor keluarga, faktor kesehatan, dan
lain-lain.
2
Rasa Berpartisipasi. Peranan seorang ketua/ senior sangat dominan, sehingga para
anggota yang dengan aktif ikut berpartisipasi dapat merasakan bahwa ia turut
bertanggung jawab pula pada organisasinya.
Hal-hal di atas, belum tentu dapat menjamin akan terwujudnya prestasi kerja para anggota
secara otomatis dan menyeluruh, karena masih ada faktor-faktor seperti ; Alat/ perkakas/ kerja,
keadaan tempat kerja, sistem : pengetahuan (kepandaian), kepemimpinan, motivasi, dll.
Tujuan utama dalam mempelajari manajemen adalah guna memperoleh suatu cara,
teknik, metode yang terbaik agar dengan sumber daya yang terbatas (modal, tenaga, dll) dapat
diperoleh hasil/ guna yang sebesar-besarnya. Dengan kata lain, guna mendapatkan efisiensi dan
dayaguna (efektifitas). Yang dimaksud dengan efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara
'input' dan 'output' atau antara pendapatan dan pengeluaran. Segala sesuatu yang dikerjakan
dengan berdayaguna adalah : tepat, cepat, hemat dan selamat.
Pemimpin adalah orang yang akan melaksanakan manajemen, sehingga dia harus dapat
melaksanakan fungsi manajemen. Ada pun fungsi-fungsi manajemen adalah :
a. Kedalam organisasi.
3
Ada pun unsur-unsur pergeraknya antara lain : motivasi (bimbingan dan dorongan),
kepemimpinan dan komunikasi.
b Keluar organisasi.
4. Organisasi.
Banyak sekali pendapat yang menyatakan definisi organisasi ini, tetapi yang kita
pergunakan adalah dari Kamus Administrasi, yaitu : "Organisasi adalah suatu sistem usaha
kerja sama dari pada sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama".
Sistem kerja usaha ini dapat terdiri dari bermacam-macam unsur sumber daya dan
unsur-unsur organisasi yang saling mendukung. Organisasi itu sendiri timbul atau terjadi apabila
ada dua orang atau lebih bersama-sama menjalankan pekerjaan untuk kepentingan bersama. Jika
pekerjaan itu hanya dijalankan oleh satu orang saja, maka tidak perlu ada organisasi.
Dasar organisasi adalah 'apanya' bukan 'siapanya'. Jadi yang dipentingkan adalah
APAKAH tugas kerja dari organisasi ?, bukan siapa orangnya yang akan memegang organisasi.
Dengan demikian bila kita telah mengerti tugas suatu organisasi, barulah kita mencari
orang-orangnya yang akan memimpin organisasi tersebut. Jika kita mencari orangnya terlebih
dahulu mungkin terjadi kekurangan informasi, sehingga diadakan formasi yang sesungguhnya tak
perlu.
Jika asas yang mendahulukan 'apa' daripada 'siapa', itu dijalankan, maka usaha-usaha ke
arah The right man in the right place terjamin. Arti-nya, suatu tugas pekerjaan benar dipangku
oleh orang yang ahli dalam bidangnya, cakap dan sanggup serta mampu menjalankan tugas.
4
Organisasi mempunyai tiga unsur, yaitu :
a. Himpunan orang-orang.
b. Bekerja sama.
c. Pencapaian tujuan bersama.
Dari unsur-unsur ini kemudian dapat dirumuskan ciri dari suatu organisasi. Ciri setiap
organisasi adalah, bahwa tindakan yang dilakukan hendaklah secara sadar dan terarah demi
tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Jadi penyesuaian dan pengarahan ke tujuan itu adalah
sifat yang terdapat baik pada organisasi maupun pimpinannya. Organisasi yang baik haruslah
memenuhi syarat-syarat tentang ketepatgunaan dan efisiensi.
Organisasi sebagai tempat atau wadah dari pada manajemen mempunyai hubungan yang
erat sekali dengan manajemen itu sendiri dan saling mempengaruhi. Jika organisasi baik, tetapi
manajemen tidak baik, sudah barang tentu memiliki pengaruh sehingga organisasi tersebut tidak
dapat bergerak. Demikian sebaliknya, jika manajemen baik, tetapi organisasi buruk akan
menimbulkan mismanagemen, yaitu suatu kesalahan/ kekeliruan tindakan yang terjadi ketika
berlangsungnya proses pencapaian tujuan, misalnya pemberian pimpinan, bimbingan atau proses
pemberian fasilitas-fasilitas. Sehingga dapat dikatakan, hubungan antara manajemen dan
organisasi seperti hubungan 'jiwa dengan raga'. Bila salah satu terganggu, maka lainnya akan
terpengaruh.
d. Prosedur Kerja. Suatu rangkaian dari tata-cara pelaksanaan yang berkaitan satu
dengan lainnya secara kronologis.
e. Metoda Kerja. Suatu cara untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu
dengan menggunakan kecakapan/ keterampilan tertentu, juga memperhatikan waktu
dan biaya.
6. Kepemimpinan.
Suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari pimpinannya. Hal ini berlaku bagi organisasi di
setiap bidang yang ada. Kepemimpinan itu berkaitan dengan kegiatan suatu kelompok orang,
dengan susunan serba teratur; entah apa pun sifatnya susunan tersebut; bekerja sama ke arah
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seorang pemimpin harus tetap bertumpu dengan jelas pada tujuan organisasi, tidak lepas
pula masalah fungsi dan tugas seorang pemimpin. Pemimpin telah menunaikan fungsinya,
manakala ia berhasil membawa organisasinya mencapai sasaran atau tujuan organisasi tersebut,
dengan memperhatikan kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku bagi organisasi tersebut.
5
Suatu fungsi baru akan memperoleh arti yang sesungguhnya setelah dijelaskan tugas-tugas yang
diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsinya.
Ada beberapa tugas-tugas pokok yang diberikan kepada pihak pimpinan, meskipun tidak
lengkap, yaitu :
d. Menyusun kegiatan-kegiatan dan alat-alat dengan yang paling berdaya guna, yang
meliputi :
Jadi intisari tugas pemimpin adalah mempengaruhi orang-orang yang ada disekitarnya,
agar orang-orang tersebut suka diantar ke satu tujuan tertentu.
Pepatah Belanda menyatakan bahwa para pemimpin itu tidak dapat dibentuk, melainkan ia
dilahirkan untuk itu. Maksudnya adalah, bahwa pemimpin itu suatu seni, yang berdasarkan
sifat-sifat, terutama ciri-ciri watak sebagaimana melekat pada seseorang semejak lahir. Tetapi ada
pepatah Amerika yang sangat bertolak belakang dengan pepatah di atas, yaitu : "A manajer is
made, not born", bahwa sama juga dengan fungsinya bahwa kepemimpinan dapat dibentuk.
Kedua pepatah tersebut memang berbeda dan bertolak belakang, namun ke duanya
mengandung kebenaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memimpin itu bukan hanya
suatu seni yang dapat diwariskan, melainkan juga sesungguhnya suatu keahlian yang harus
dipupuk melalui persiapan yang mantap.
Disamping syarat-syarat tentang keahlian dan keterampilan, maka ada hal-hal yang tidak
kurang pentingnya yaitu ciri dan watak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Menurut Alfred
Carrard, beberapa ciri yang cukup penting, yaitu :
6
c. Percaya kepada diri sendiri. Mengetahui keinginannya sendiri dan mempercayai
keputusan yang diambil sendiri.
g. Kemauan keras. Yang berarti dapat memaksa orang lain untuk mengikuti
kehendaknya.
Selain hal-hal ini, masih terdapat beberapa sifat penting baik fisik maupun mental :
Tidaklah mungkin kiranya untuk membuat suatu daftar mengenai syarat-syarat dan
sifat-sifat seorang pemimpin secara keseluruhan. Akan sulit untuk mengharapkan bahwa
seseorang sudah memiliki semua ciri-ciri diatas dan hal ini memang tidak mutlak dikehendaki.
Yang terpenting adalah bahwa dalam kepribadiannya terdapat perimbangan yang secukupnya
antara ciri-ciri yang termaksud.
Aspek-aspek Kepemimpinan.
a. Aspek Internal. Aspek ini identik dengan ketatalembagaan. Yang harus mendapat
perhatian adalah tentang bagaimana keadaan organisasi, geraknya, tuntutannya serta
tujuan organisasi. Dalam aspek ini yang harus diperhatikan adalah :
2) Sebagai seorang pemimpin harus cepat, tepat dan tegas dalam mengambil
keputusan. Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah, yang berarti
memudahkan pelaksanaan. Mengambil keputusan pada hakekatnya merupakan
proses memilih satu diantara berbagai alternatif. Sekali diambil pilihan/ keputusan
tidak boleh ditarik kembali. Dalam rangka pengambilan keputusan inilah yang
biasanya para bawahan menilai cakap atau tidaknya seorang pimpinan.
Tipe-tipe Kepemimpinan.
7. Komunikasi.
Bentuk masyarakat selalu berlandaskan atas komunikasi. Setiap proses yang melibatkan
hubungan-hubungan kemanusiaan pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Demikian pula
dengan bentuk organisasi. Suatu organisasi hanya dapat berfungsi dengan tepat guna bila
tercapai suatu kondisi komunikasi yang baik sebagai salah satu syarat utama.
Organisasi itu meliputi kegiatan-kegiatan sekelompok orang, yang bekerja sama dengan
tata cara yang diatur baik guna mencapai suatu sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kerja
sama demikian memerlukan koordinasi, dan untuk mewujudkan koordinasi itu harus berlangsung
proses komunikasi. Juga penting dalam penggerakkan organisasi adalah adanya 'the art of
motivating people'.
Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam kepemimpinan seseorang salah satu faktornya
adalah bergantung pula kepada komunikasi.
c. Merundingkan sesuatu antara dua atau lebih orang, atau dalam suatu kelompok
agar ada tukar pikiran.
8
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap,
pendapat dan tingkah laku komunikan melalui gayanya. Komunikan akan merasa bahwa
komunikator mempunyai kesamaan dengannya, sehingga komunikan bersedia untuk taat pada isi
pesan (instruksi) yang disampaikan oleh komunikator.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik haruslah efektif, yang
mana akan tercapai bila memenuhi hal-hal yang antara lain :
a. Pesan/ perintah/ instruksi yang disampaikan dapat menarik perhatian sasaran yang
dituju. Ini berhubungan dengan tempat dan waktu.
9
MANAJEMEN PERJALANAN
Keberhasilan suatu kegiatan ditentukan oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan
yang tepat. Manajemen Perjalanan sendiri merupakan cara cara mengatur perjalanan agar lancar,
sesuai dengan yang diharapkan. Manajemen Perjalanan dibagi menjadi 3 bagian penting, yaitu :
1. Pra Ekspedisi.
Ada beberapa tahapan penting yang harus diperhatikan ketika mempersiapkan suatu
perjalanan, antara lain :
a. Tujuan. Tujuan merupakan bentuk tindakan lanjut dari sebuah ide, setelah
menetapkan tujuan maka kita dapat menetapkan lokasi persis yang dituju, bentuk kegiatannya,
waktu pelaksanaannya, dan orang orang yang ikut dalam perjalanan tersebut.
b. Kepanitiaan. Dalam suatu perjalanan harus ada pembagian tugas, sesuai dengan
kebutuhan dari perjalanan itu sendiri. Oleh sebab itu perlu dibentuk suatu struktur kepanitiaan
yang masing masing posisi dalam kepanitiaan tersebut mempunyai tugasnya masing masing.
Contohnya Ketua, bendahara, penanggung jawab, pembina, pelindung, dll.
c. Informasi. Kita harus mengetahui bentuk medan yang akan dilalui sehingga kita dapat
mempersiapkan barang barang yang diperlukan, kita juga perlu mengetahui jarak dan lama waktu
perjalanan, dll.
2. Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan, kita harus sedapat mungkin mengikuti rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika ada perubahan rencana di tengah tengah perjalanan hendaknya
dirembukan bersama terlebih dahulu. Selain itu hal yang paling penting adalah bahwa para
peserta perjalanan harus selalu mengikuti safety prosedur yang telah ditetapkan.
3. Pra Ekspedisi.
Banyak hal yang harus dilakukan ketika kita telah menjalankan suatu bentuk perjalanan,
salah satunya membuat laporan perjalanan, selain itu jika diperlukan maka diadakan suatu
presentasi kepada organisasi yang mengadakan atau kepada pihak sponsor. Hal hal tersebut
penting karena perjalanan yang telah dilakukan dapat menjadi referensi bagi orang lain yang akan
melakukan perjalanan serupa.
10
PERLENGKAPAN
Perlengkapan dapat pula kita kelompokan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Dari
tiap kegiatan tersebut, kita dapat pula mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai
berikut :
3. Perlengkapan Tambahan. Perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak, misalnya semir,
kelambu, gaiter, dll.
1. Perlengkapan Dasar. Dalam memilih perlengkapan dasar, hal hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Perlengkapan Pergerakan.
a) Melindungi telapak kaki sampai mata kaki (melindungi sendi kaki dan
ujung jari kaki)
b) Terbuat dari kulit sepatu yang tebal sehingga tidak mudah sobek
apabila terkena duri duri
c) Lunak bagian dalamnya, dan masih memberikan ruang gerak bagi
kaki
d) Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila
terbentur pada batu batu (tidak dianjurkan untuk memakai sepatu pekerja
tambang, yang pada bagian depannya sangat keras karena memakai besi.
11
Karena selain berat dapat juga merusak jari kaki jika terjadi perubahan
suhu)
2) Kaos Kaki. Yang harus diperhatikan pada kaos kaki adalah bahwa kaos
kaki tersebut dapat menyerap keringat. Kegunaan dari kaos kaki adalah :
Untuk keperluan diatas, bahan kaos kaki yang terbuat dari katun atau
dicampur dengan wool atau bahan asisntesis lainnya cukup baik. Sesuaikanlah
ketebalan dan panjang kaos kaki dengan keperluan. Mungkin anda perlu memakai
lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang perlu diingat adalah harus selalu memakai
kaos kaki yang kering. Untuk itu sesuaikanlah jumlah kaos kaki yang akan dibawa.
Dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan dalam setiap perjalanan.
Untuk perjalanan lama dan menempuh daerah dingin, sebaiknya digunakan dua
lapis kaos kaki. Bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun dan bagian
luar dari bawan wool.
a) Terbuat dari bahan yang kuat tapi lembut dan ringan serta dapat
menyerap keringat
b) Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitannya cukup longgar
c) Mudah kering dan bila basah tidak menambah berat
Untuk keperluan diatas, bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik,
tidak terlalu tebal, tahan terhadap duri, dan mudah kering. Desain celana
disesuaikan dengan kebutuhan. Celana tanpa kantong kurang praktis, tetapi terlalu
12
banyak kantong pun akan merepotkan. Kantong kantong celana sebaiknya
memakai tutup yang mudah dibuka tetapi aman, dan kantong tersebut harus mudah
dijangkau. Ada baiknya juga apabila pada bagian bagian tertentu diperkuat,
misalnya pada bagian kantong lutut atau pantat.
Jika sering harus mengagkat lutut, sebaiknya dibuat rimpel pada jahitan
celana di garis lutut sehingga daerah lutut agak menggembung. Ini berguna agar
gerakan lutut lebih leluasa. Selain itu tempat ikat pinggang juga harus cukup kuat.
a) Melindungi tubuh dari kondisi sekitar, kuat, ringan, praktis dan kudah
kering
b) Tidak mengganggu pergerakan
c) Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Kantong kantong pada baju lapangan sebaiknya tidak mengganggu jika diisi
dan tertekan oleh ransel. Bahannya sebaiknya terbuat dari katun atau wool,
bertangan panjang untuk menghindari tertusuk duri, tersengat matahari, dan
binatang berbisa. Harus pula diingat, pakaian yang dikenakan haruslah kering,
terutama jika dipakai tidur. Untuk itu sangat dianjurkan untuk membawa pakaian
cadangan.
Topi yang dianjurkan untuk digunakan adalah topi rimba atau semacam topi
jepang. Jenis topi tersebut selain melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat
duri, juga melindungi kepala dari curahan hujan. Memakai topi yang terlalu lebar
sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak juga kurang praktis. Topi
jenis koboi juga cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah daerah yang tidak
terlalu banyak semaknya.
13
6) Sarung Tangan. Yang harus diperhatikan dalam pemilihan sarung tangan
adalah :
d) Bahan. Ransel harus terbuat dari bahan yang kuat. Jika kita
menggunakan nilon maka bahan ini merupakan bahan yang
menguntungkan, karena sifatnya yang tahan tembus air, namun nilon ini
tipis dan gampang sobek. Ada bahan lain yang lebih kuat dari nilon yaitu
kanvas, akan tetapi bahan ini tembus air. Maka dari itu bagi pemakai yang
memiliki ransel dari bahan jenis kanvas ini dianjurkan untuk menggunakan
cover penutup tas (cover bag) yang terbuat dari nilon yang berguna untuk
melindungi tas dari air. Selain itu jahitan pada ransel juga harus diperhatikan
agar jangan memilih ransel dengan jahitan yang mudah lepas.
14
Ransel sedapat mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan
(bayangkan jika berat ransel kosong anda sudah 8 Kg). Kantong kantong pada
ransel juga akan memudahkan kita dalam mengambil barang yang diperlukan.
15
10) Kantung Tidur (Sleeping Bag). Bahan yang terbaik untuk kantung tidur
ialah down atau duvet. Down atau duvet adalah bulu bulu angsa halus dari unggas
atau akuatik. Ada dua macam bentuk kantung tidur yaitu :
a) Persegi Panjang. Kantung tidur jenis ini bisa dibuka dan digelar
lebar seperti tikar. Lagi pula dua buah kantung tidur seperti ini bisa digabung
dengan manyatukan resletingnya. Gerak seseorang didalam kantung tidur
ini bebas.
b.Mumi
Kantung tidur ini tidak bisa dibuka dan direntangkan, tetapi lebih
hangat dan ringan, Di bagian kepala terdapat penutup yang dapat
dikencangkan di sekitar muka. Kantung tidur ini ada yang memakai resleting
dan membelah di sepanjang badan, tetapi ada yang memakai tali
pengencang di bagian atasnya. Berhati hatilah terhadap kantung tidur yang
memakai resleting, sebab seringkali rusak dan tak dapat ditutup dengan
baik.
b) Tenda Prisma. Tenda tipe ini adalah jenis yang cukup banyak
dipakai. Untuk di gunung, tenda prisma ini biasanya berkapasitas dua orang,
kecil dan ringan untuk dibawa.
c) Tenda Kubah (Dome). Tenda jenis ini dibentuk dari susunan tongkat
tongkat logam yang lentur dan dapat melengkung. Ruangan di dalamnya
luas karena sisinya melengkung keluar. Di daerah yang sukar untuk
menancapkan pasak, tenda ini praktis sekali dipakai karena dapat didirikan
tanpa perlu memasang pasak.
16
b. Perlengkapan Memasak. Adapun alat alat perlengkapan masak yang penting
adalah :
1) Kompor masak
2) Kompor Parafin
3) Tabung gas
4) Parafin
5) Nesting
9) Pisau
17
PACKING
Dalam batas batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan
kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih nyaman saat menggendong beban. Namun
bagaimanapun canggihnya desain ransel yang kita miliki, akan sedikit artinya apabila kita tidak
mampu menyusun barang dengan baik.
Semua persiapan yang telah dibahas diatas adalah usaha untuk mencegah kemungkinan
buruk yang terjadi. Usaha lain untuk menghindarkan hal hal yang tidak diinginkan adalah
memberitahukan secara rinci kepada orang lain yang tidak ikut serta didalam perjalanan kita,
misalnya kepada teman atau perkumpulan pencinta alam. Kalau ada perubahan keadaan alam di
tengah jalan, usahakanlah untuk menyampaikannya dengan segala cara, misalnya dengan
menuliskan pada secarik kertas yang dimasukkan ke dalam plastik, lalu ditempelkan pada pohon
di jalan setapak. Kalau kita bertemu dengan pendaki lain, sampaikanlah perubahan itu kepada
mereka. Sebelum anda memulai pendakian, usahakanlah untuk melaporkan perjalanan anda
tersebut kepada masyarakat setempat. Ini bukan saja untuk menyangkut sopan santun tetapi juga
untuk keselamatan selama pendakian.
18
Dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diketahui
yaitu pengetahuan mengenai diri kita sendiri. Apakah kita yakin bahwa fisik kita dalam keadaan
baik dan mampu untuk melakukan perjalanan ? jawaban dari pertanyaan itu hanya akan bisa
dijawab oleh kejujuran hati kita sendiri, karena alam tidak akan pernah kompromi dengan keadaan
kita, kitalah yang harus mampu mengantisipasi keganasannya.
NAVIGASI DARAT
Para penggiat alam bebas, atau orang-orang yang berkegiatan di alam bebas, tentu saja
memerlukan berbagai keterampilan selain mental dan fisik yang prima. Perjalanan ke tempat-
tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah jika kita memiliki pengetahuan tentang
navigasi darat. Navigasi darat adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan
dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Dengan itu navigasi darat mencakup pengetahuan peta dan kompas, pengetahuan tentang tanda-
tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah dan pengetahuan untuk
mengaplikasikannya. Pengetahuan bernavigasi ini juga dapat berguna dalam usaha-usaha
pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan bencana alam, keperluan suatu pekerjaan alam
terbuka, dan banyak lainnya.
1. Pembacaan peta.
2. Penggunaan kompas.
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah.
Pengetahuan tentang navigasi ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk
bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, rimba belantara, sungai, laut dan segala tempat
dipermukaan bumi ini. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti peta, penggaris, kompas, konektor,
busur derajat Alti meter, alat tulis, GPS, dan alat-alat lainnya yang dapat membantu kita untuk
melakukan navigasi.
1. Peralatan Navigasi.
Alat navigasi paling penting yang digunakan adalah otak manusia. Alat navigasi lain yang
biasa digunakan adalah kompas, peta, altimeter, penggaris, busur, alat tulis, GPS, dan
sebagainya.
a. Peta.
Peta adalah Gambaran keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang
diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu pada bidang datar. Dapat diperhatikan
bahwa dari definisi tersebut, aspek yang perlu mendapat penekanan adalah : gambaran,
sevagian besar/kecil unsur muka bumi, bidang datar, dan skala. Peta sendiri kemudian
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi
darat, umumnya dipakai peta topografi. Selain itu, masih banyak jenis-jenis peta yang
lainnya seperti peta tematik (misalnya peta curah hujan, peta vegetasi, peta lokasi
pemukiman, dsb), peta foto udara, dll.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui
garis ketinggian. Gambaran ini disamping tinggi rendahnya permukaan dari pandangan
datar, juga meliputi pola saluran, parit, sungai, lembah, danau dan pada beberapa peta
adakalanya ditujukkan vegetasi dan objek hasil aktifitas manusia.
19
Peta topografi bisa diartikan gambaran sebagian atau keseluruhan muka bumi
yang memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu
ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun
disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara
lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang dipetakan itu yang disebut legenda
peta.
Bagian-bagian Peta :
1) Judul Peta. Judul peta ada pada bagian atas bagian tengah peta. Judul
peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan. Peta yang
menunjukkan lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda.
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur
Timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa, dan garis lintang (Lintang
Utara dan Lintang Selatan) yang sejajar dengan khatuistiwa. Koordinat
geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
20
a) Satu garis kontur mewakili satu ketinggian yang sama dari
permukaan laut.
6) Skala Peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu:
a) Skala Angka.
Contoh:
21
1:50.000 berarti 1 cm jarak di peta = 50.000 cm (500 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
b) Skala Garis.
Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur 25 m. Selain itu ada
peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional)
yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 dengan interval kontur
12,5m. Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
9) Arah Peta. Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling
mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta.
Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga
terdapat petunjuk arah utara yaitu :
c) Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara
bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian
perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis,
iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.
22
Untuk keperluan praktis, saat kita bekerja dengan kompas yang memiliki
ketelitian dan ketepatan yang tidak terlalu tinggi, Utara Peta, Utara yang
sebenarnya, dan Utara Magnetis dapat dianggap sama.
Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, karena akan selalu
digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
Cara pertama, lihat kontur peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin
diketahui. Memang ada rumus umum: interval kontur = 1/2000 skala peta. Tetapi
rumus ini tidak selalu benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi
23
Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 meter) tetapi kemudian
diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Dalam suatu misi SAR gunung hutan misalnya, sering suatu peta
diperbesar dengan cara difotokopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus
tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk
setiap kelipatan 250 meter (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 meter,
dst), atau setiap selang 10 kontur.
Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk
setiap kelipatan 100 meter (misal: 100, 200, 300 meter, dst). Peta keluaran
direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya.
Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis
kontur tebal.
b. Kompas.
1) Bagian-bagian Kompas.
24
b) Jarum, akan selalu menunjukkan arah Utara-Selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan
magnet lain dan jarum tidak terhambat putarannya)
c) Skala penunjuk, berfungsi untuk menunjukkan pembagian derajat
sistem mata angin.
2) Jenis-jenis Kompas.
3) Pemakaian Kompas.
25
a) Perhatikan arah Utara yang ditunjukkan oleh kompas tersebut, lalu
bandingkan dengan arahnya dengan kompas yang lain. Perhatikan, apakah
arah keduanya sama atau tidak.
d) Jarum kompas harus dalam kondisi bebas, sehingga tidak ada yang
menghambat putarannya.
c. Altimeter.
d. GPS.
Keuntungan yang didapat dari pengguna sistem ini adalah sangatlah banyak
mengingat kemajuan teknologi serta penginformasian yang sudah mengglobal di
seluruh dunia. Karena tingkat keakuratannya yang tinggi, para pengguna termasuk
penggiat alam terbuka sering menggunakan teknologi ini. Namun GPS perlu
diketahui lebih jauh agar pengguna dapat menggunakan teknologi ini lebih
maksimal terutama keterbatasannya.
Teknologi GPS memiliki tiga segmen yang saling terkait, yang menentukan
tingkat keakuratan dari GPS itu sendiri, yaitu:
a) Keperluan militer
b) Survey dan pemetaan
c) Navigasi dan transportasi
d) Studi troposfir dan ionosfer
e) Remote sensing
f) Geographic Information System (GIS)
g) Studi Kelautan
h) Aplikasi olahraga dan rekreatif
1) Penentuan posisi di peta. Dengan GPS kita tidak perlu lagi melakukan
orentasi medan, atau metode-metode penentuan posisi, GPS akan memberikan kita
informasi dalam bentuk koordinat dengan ketelitian tinggi.
2) Penentuan arah perjalanan. Dengan terlebih dahulu memasukkan koordinat-
koordinat titik yang akan kita tuju, GPS akan memberikan arah kompas secara
kontinu, sehingga penentuan arah perjalanan menjad sangat mudah.
3) Pemetaan jalur. Salah satu kemampuan receiver GPS adalah memetakan
jalur yang telah kita lalui dengan ketelitian tinggi, sehingga proses pemetaan dan
pendokumentasian jalur menjadi sangat mudah.
4) GPS mempermudah navigasi di tempat-tempat datar, seperti gurun pasir,
rawa, dan laut.
27
2. Teknik Peta Kompas.
b. Orientasi Medan.
c. Resection.
d. Intersection.
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah Utara dari seorang
pengamat. Azimuth disebut juga Sudut Kompas. Back Azimuth adalah besar sudut
kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih
dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth
kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth ditambah 180 derajat, bila sudut
azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (istilah
populernya potong kompas), maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu
garis lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth. Prinsipnya adalah membuat
lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka
dan ke belakang pada jarak tertentu.
6) Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal
ini, Anda dan seorang rekan yang menjadi tanda tersebut.
Beberapa cara yang dapat dlakukan untuk menentukan arah apabila kompas tidak
tersedia atau tidak dapat berfungsi:
c. Dengan Bayangan.
d. Dengan Perbintangan.
1) Perhatikan arah bulan, bintang, dan matahari yang terbit di Timur dan
terbenam di Barat.
30
2) Perhatikan rasi Bintang Salib atau Gubug Penceng. Perpanjangan garis
diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan.
a. Jarak. Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa jarak sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal.
Kita dapat memperkirakan jarak dan kondisi medan lintasan yang akan ditempuh dengan
memproyeksikan lintasan, kemudian mengalikannya dengan skala untuk memperoleh jarak
sebenarnya.
b. Waktu. Bila sudah dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus
memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
c. Tanda Medan. Cari dan ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa
menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan. Bila tanda medan tidak sesuai dengan
dipeta jangan terlalu cepat membuat kesimpulan petanya salah. Memang banyak sungai-
sungai kecil yang tidak tergambar di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim
panas. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak
perubahan-perubahan lannya yang mungkin terjadi.
Bila Anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca
kembali peta dengan lebih teliti, cari tanda-tanda medan yang bisa dikenali. Jangan terpaku
hanya pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa
akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar Anda
yang salah (mengikuti punggungan yang salah, menyusuri sungai yang salah, atau salah
dalam melakukan resection). Peta topografi 1:25.000 atau 1:50.000 umumnya cukup teliti.
31
NAVIGASI SUNGAI
Dalam perjalanan penyusuran sungai, baik dengan berjalan kaki maupun dengan perahu,
kita dituntut untuk dapat menguasai navigasi sungai seperti halnya navigasi darat.
Secara praktis, ilmu navigasi sungai telah lama dikenal oleh orang Dayak di pedalaman
Kalimantan. Sebab sungai merupakan satu-satunya sarana angkutan bagi mereka. Dan dalam
menentukan kedudukannya di sungai, mereka menggunakan tanda-tanda alam yang berupa riam,
delta, belokan sungai, penyempitan/pelebaran sungai, muara, dan lainnya.
Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat dalam
perjalanan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara navigasi sungai dengan
navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan kedudukan. Pada navigasi darat,
yang diambil sebagai acuan dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang digambarkan oleh
garis-garis kontur. Sedangkan pada navigasi sungai, acuan dasarnya adalah bentuk dari tepi kiri
dan kanan sungai, yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar di peta.
a. Peta.
1) Peta situasi sungai. Peta ini tidak mempunyai garis kontur, yang
tergambar adalah sungai dan desa yang ada di sepanjang daerah aliran sungai.
Skala peta yang dipakai sebaiknya 1:50.000 atau 1:25.000, yang cukup jelas
menggambarkan kondisi fisik sungai. Peta ini umumnya dibuat oleh perorangan
yang pernah tinggal atau melakukan survey dan pemetaan di sepanjang sungai
tersebut.
c. Alat tulis. Berupa kertas tulis, busur derajat, penggaris, dan alat tulis. Dipakai
untuk menentukan posisi, setelah lebih dahulu membidik sudut kompas dari sungai dan
melakukan penaksiran jarak.
32
a. Dengan bantuan tanda-tanda alam. Misalnya kita sedang melakukan
penyusuran sungai dari titik A ke B. Pada suatu tempat dijumpai sebuah muara anak
sungai di sebelah kiri. Untuk menentukan kedudukan saat itu adalah:
1) Lakukan orientasi peta, kemudian amati medan di sekitar dengan teliti.
2) Ukur sudut (azimuth) dari lintasan sungai pada belokan di depan dan
belakang dengan menggunakan kompas.
3) Ingat tanda alam sebelumnya yang terdapat di belakang (misal di belakang
kita terdapat sebuah delta) dan lihat juga tanda alam di depan (misalkan ada
belokan ke arah kiri)
4) Gambar situasi sungai yang telah didapat, cari padanannya pada peta (perlu
diketahui bahwa delta yang terdapat pada peta adalah delta yang cukup besarm
tidak tertutup pada saat banjir, dan ditumbuhi pepohonan. Jika tidak memenuhi
persyaratan tersebut tidak akan digambarkan dalam peta).
5) Apabila masih kurang jelas, maka dilakukan penyusuran sampai pada tanda
alam berikutnya yang dapat lebih memperjelas kedudukan kita.
Untuk sungai di daerah hulu yang sempit dan banyak tikungannya, maka dipakai
patokan jarak setiap kelipatan 50 meter dengan sisa ukuran terkecil adalah 10 meter.
Sedangkan untuk sungai di daerah tengah dan hilir yang relatif lebar dan lebih lurus
(kecuali pada daerh meander), atau jari-jari belokannya besar (sudut belokannya relatif
kecil untuk jarak 100 meter), maka dipakai patokan jarak setiap kelipatan 100 meter
dengan sisa ukuran terkecil 25 meter.
Jadi kita membuat sungai menjadi sebuah batang yang terdiri dari banyak ruas panjang
dan pendek, yang berbelok-belok sesuai dengan sudutnya.
33
ditentukan, yaitu pada titik terakhir peta yang kita buat. Jika belum didapat juga,
ulangi sampai beberapa belokan lagi.
NAVIGASI RAWA
Navigasi rawa adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan rawa.
Navigasi rawa merupakan navigasi pada daerah dataran, sehingga prinsipnya sama dengan
navigasi gurun pasir. Tidak ada tanda ekstrem (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang dipenuhi aliran sungai yang dapat berubah akibat
banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat tiupan angin. Seperti
pada navigasi darat (gunung hutan), maka langkah pertama yang paling penting sebelum memulai
perjalanan adalah mengetahui letak titik pemberangkatan di peta. Tanda-tanda medan yang dapat
dijadikan sebagai patokan adalah ; sungai, lokasi desa terdekat dan garis pantai (jika dekat
dengan pantai).
Lakukan terus untuk setiap bagian perjalanan sampai menemukan tanda yang dapat
dijadikan patokan, misalnya sungai. Jika belum dijumpai, lakukan terus sampai
menemukan tempat istirahat.
a. Dengan penaksiran jarak (jika sudah mahir). Seperti navigasi man to man atau
pemakaian back azimuth pada navigasi gunung hutan, pemegang kompas berjalan di
belakang dan rekan lainnya berjalan sesuai dengan sudut kompas. Batas jarak pengukuran
untuk satu segmen bergantung dari mata dan telinga. Artinya sampai batas penglihatan jika
medannya tertutup atau sampai batas pendengaran jika medannya terbuka. Jadi panjang
sebuah segmen adalah relatif tergantung medan yang dihadapi.
b. Dengan pita ukur atau tali. Caranya sama seperti di atas, tetapi didapat hasil
yang lebih teliti.
c. Dengan alat bantu ukur yang dipasang di pinggang pemegang kompas. Pemegang
kompas berjalan paling belakang, rekannya yang berada di depan membuka jalur sesuai
arah sudut kompas. Ikat ujung benang pada titik awal pada saat membelok atau merubah
arah, lihat angka yang tertera pada alat pengukur tersebut. Putuskan benang dan ikat
kembali ujung yang baru pada titik belok.
d. Dengan menggunakan alat pengukur langkah yang dipasang pada pinggang bagian
depan. Catat jumlah langkah untuk setiap arah sudut kompas. Ambil patokan 10 langkah
sama dengan beberapa meter, atau kelipatan yang habis dibagi sepuluh.
1) Plot hasil pengukuran tersebut pada peta, pergunakan skala yang sesuai
dengan skala peta yang dimiliki. Jika pengukuran jarak dan sudut kompas teliti,
akan didapat hasil yang akurat.
2) Periksa posisi akhir dengan orientasi medan. Jika tersesat, minimal kita
mempunyai catatan perjalanan untuk kembali ke tempat semula.
34
3) Jika sudut kompas dan jarak tempuh sudah ditentukan, maka plot di peta
arah lintasan kita. Lakukan perjalanan dengan sudut kompas tersebut dan
pergunakan cara melambung jika medannya tidak memungkinkan untuk dilalui,
dengan tidak lupa melakukan poin 2 dan 3.
3. Cara berjalan di rawa.
a. Bawalah tongkat dan tali. Tongkat untuk mengukur kedalaman lumpur rawa, dan tali
untuk membantu menarik teman yang terbenam.
b. Berjalan secara beriringan. Usahakan dekat dengan tanaman yang ada, Injak bekas
tumbuhan semak, rumput, atau akar tumbuhan yang ada karena tanahnya relatif lebih
keras.
c. Tebas ranting pohon, dan letakkan secara melintang di jalur yang akan diinjak.
Gunanya untuk menahan laju turunnya badan kita ke dalam rawa. Prinsipnya sama seperti
orang berjalan di atas salju yang lunak dengan menggunakan sepatu ski. Semakin luas
permukaan salju yang diinjak, maka semakin ringan beban yang ditanggung oleh salju.
35
NAVIGASI PANTAI
Navigasi pantai adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di daerah
pantai. Navigasi pantai jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan navigasi rawa. Sebab sebuah
garis posisi sudah diketahui, yaitu garis tepi pantai. Jadi hanya dibutuhkan sebuah tanda lagi untuk
melakukan resection. Tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sebagai patokan adalah :
3. Muara sungai.
6. Kampung nelayan.
Jika sudah terlatih bernavigasi gunung hutan, maka navigasi di daerah pantai tidak terlalu
sulit. Pada navigasi pantai lebih ditekankan pembacaan peta. Tanpa bantuan kompas pun
sebenarnya kita dapat berjalan di tepi pantai. Kompas hanya dibutuhkan jika harus melakukan
perjalanan potong kompas, menghindari rintangan yang berupa tebing terjal yang tidak mungkin
untuk dilewati. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam navigasi pantai :
3. Catat waktu perjalanan untuk setiap daerah yang berbeda atau tiap menjumpai tanda yang
mudah dikenal. Ini dilakukan untuk mempermudah kita jika kehilangan posisi. Periksa posisi kita di
peta setiap menjumpai tanda-tanda medan yang mudah dikenal, misalnya tanjung dan muara
sungai.
4. Jika sudah menemui rintangan berupa tebing karang yang tidak mungkin dilewati, lakukan
resection untuk menentukan posisi terakhir sebelum tebing tersebut. Setelah itu rencanakan
perjalanan melambung dengan bantuan kompas sampai melewati rintangan. Pada daerah tebing
karang, umumnya perjalanan melambung harus melalui tanjakan dan turunan yang terjal.
36
SURVIVAL
Dalam menjalankan kegiatan di alam bebas, sudah seharusnya disadari akan adanya
berbagai resiko yang tanpa diduga dapat membahayakan jiwa penggiat alam bebas.
Pengetahuan, pemahaman, dan perhitungan akan resiko yang mungkin dihadapi, menjadi faktor
yang penting dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam bebas. Namun perlu diingat,
bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko tersebut, suatu waktu mungkin kita
akan menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
Survival berasal dari kata survive, yang secara sederhana dapat diartikan upaya untuk
mempertahankan hidup. Suatu keadaan dapat dikatakan dalam kondisi survival adalah ketika
kegiatan berlangsung diluar perencanaan dan membahayakan keselamatan penggiat alam bebas,
misalnya kehilangan arah, tersesat, kekurangan stok makanan, menyimpang dari waktu yang
dijadwalkan, terkena bencana alam,dll
1) Subjective Danger. Merupakan bahaya yang berasal dari diri kita sendiri,
mis. Keteledoran, persiapan yang kurang, pengetahuan yang minimal, dll.
37
1) Air.
2) Makanan.
3) Api.
4) Tempat Perlindungan.
5) Komunikasi dengan pihak luar.
1. Peralatan Survival.
38
j) Gergaji fleksibel. Lepaskan pegangan karena menghabiskan banyak tempat. Kita
dapat menggunakan batang kayu kecil untuk menggantikan pegangan ketika kita berada di
hutan. Lapisi mata gergaji dengan minyak untuk mencegah karat dan patah.
k) Peralatan medis. Simpan obat-obatan dalam bungkus kedap udara dengan wol
katun untuk mengisi ruang kosong.
39
2. Kebutuhan Air dalam Survival.
Air esensial bagi kehidupan. Kehidupan bergantung pada keberadaannya dan semua
makhluk hidup terdiri dari air. Orang rata-rata dapat bertahan hidup selama 3 minggu tanpa
makanan tapi hanya bertahan 3 hari tanpa air. Air merupakan prioritas utama dalam survival.
Jangan menunggu kehabisan untuk mencarinya. Gunakan seperlunya dan segera cari sumber
air secepatnya, sebaiknya air segar yang mengalir walaupun semua air dapat disterilisasi
dengan mendidihkannya atau menyaringnya pada saringan khusus.
1) Air yang dapat diminum langsung. Tidak berwarna aneh dan berbau
aneh. Dapat diperoleh dari mata air, sungai, danau, hujan, dan tumbuhan.
c. Menemukan Air.
1) Aliran air atau kolam. Aliran air biasanya terdapat di dasar lembah
(sungai).
4) Di dekat bukir pasir di daerah pantai. Galilah pada garis permukaan air
yang tinggi, terutama di dekat bukit pasir. Kemungkinan kita dapat menemukan
air segar setinggi 5 cm yang tersaring dan mengapung di atas air garam yang
lebih berat. Jika air segar tidak dapat ditemukan, air laut dapat didestilasi.
40
d. Mengumpulkan Air.
3) Kondensasi. Pada iklim yang pada siangnya panas sekali dan pada
malamnya dingin sekali kita dapat mengharapkan embun yang cukup banyak.
Air yang terkondensasi dapat kita serap atau hisap.
4) Air yang terdapat pada daun yang basah. Kita dapat menggunakan
kain untuk menyerap air dan memerasnya. Salah satu cara adalah dengan
mengikat kain di sekeliling kaki dan pergelangan tangan kemudian berjalan
pada daerah vegetasi yang basah. Air pada kain ini dapat kita hisap atau peras.
2) Burung. Burung pemakan biji-bijian tidak pernah jauh dari air. Burung-
burung tersebut minum pada subuh dan magrib. Ketika mereka terbang lurus
dan rendah, mereka sedang mengarah ke air. Ketika kembali dari air, burung-
burung membawa air dalam tubuhnya dan terbang dari pohon ke pohon,
beristirahat secara berkala. Tandai jalur yang mereka lewati dan kita akan
menemukan air.
3) Reptil. Bukan merupakan indikator keberadaan air. Reptil mengambil
air dari embun dan cairan mangsanya.
41
4) Serangga. Serangga merupakan indikator air yang baik, terutama
lebah. Mereka terbang paling jauh 6.5 km dari sarangnya tapi tidak memiliki
waktu minum khusus. Semut bergantung hidupnya pada air. Sekumpulan
semut yang berbaris ke atas pohon sedang menuju sumber kecil dari air yang
terperangkap. Sumber-sumber tersebut dapat kita temukan bahkan di daerah
yang sangat kering sekalipun. Kebanyakan lalat berada 90m dari air.
Perhatikan : Saat bisa minum dengan keadaan air yang masih terbatas,
minum sedikit-sedikit dengan menyeruputnya. Setelah tidak minum untuk waktu
yang cukup lama, jangan menggelegak air ketika menemukannya. Tegukan
dalam jumlah besar akan membuat seseorang yang dehidrasi muntah,
membuang lebih banyak cairan yang berharga dari tubuhnya.
f. Mendapatkan Air dari Tumbuhan. Jika kita berada pada keadaan yang haus,
betapapun besar rasa haus itu, jangan minum air yang belum dijernihkan dan dimasak.
Banyak kasus penyakit terjadi di lapangan disebabkan karena seseorang meminum air
kotor. Air yang baik diminum adalah air yang jernih dan dimasak sampai mendidih.
Selain diperoleh dari sungai, danau, kubangan, atau mata air, air juga bisa didapat dari
tumbuhan. Tumbuhan dan bagian tumbuhan yang mengandung banyak air
diantaranya :
42
6) Lumut. Air bisa diperoleh dengan memeras lumut lalu disaring dengan
kain.
7) Tumbuhan yang menyimpan air pada buah, contoh: kelapa. Kita tidak
dianjurkan terlalu banyak minum air kelapa, karena akan menyebabkan badan
menjadi lemas.
8) Untuk daerah kering dan tandus, air bisa didapat dari kaktus bundar
yang dipotong-potong dan diperas. Air yang berwarna putih dapat diminum.
Selain itu akar-akar tumbuhan yang menyembul di permukaan pasir bisa
langsung dihisap airnya.
43
sebagai bentuk pertahanan diri. Metabolit sekunder tumbuhan dapat
berupa racun.
h) Jika tidak ada sensasi terbakar, mati rasa, tersengat, atau iritasi,
coba telan.
i) Tunggu selama 8 jam. Bila efek mulai terasa pada waktu ini,
coba muntahkan dan minum banyak air, atau menelan norit.
44
j) Bila tidak terjadi reaksi apa-apa ambil sebagian lagi untuk
dimakan.
4) Siput dan bekicot. Bisa ditemukan pada daerah lembab seperti dekat
perairan, di antara batang tanaman, atau di balik daun. Cara pengolahannya
sama dengan kerang-kerangan.
5) Udang dan kepiting. Karena biasanya aktif di malam hari, pada siang
hari kita dapat mencarinya di sekitar bebatuan pada daerah berarus, atau di
daerah berlumpur. Kepiting atau udang dapat dipancing dengan umpan daging
atau jeroan atau benda. Setelah menjepit umpan, mereka dapat ditarik keluar.
Pengolahannya adalah dengan merebusnya beberapa kali.
45
8) Katak, kodok, dan salamander (Kelas Amphibia). Hindari amphibi yang
berwarna mencolok. Juga hindari memakan berudu (kecebong) apapun, karena
sulit untuk menentukan jenis katak / kodok dari berudu tersebut. Selain itu pada
berudu yang akan memulai metamorfosis, sekret dari kelenjar granulernya
sangat beracun.
10) Burung. Telur burung juga dapat dikonsumsi. Pada umumnya semua
jenis burung dapat dikonsumsi.
d. Mendapatkan Hewan.
b) Membuat anak
panah.
46
c) Senjata penembak burung (katapel).
2) Memancing Ikan.
a) Perangkap ikan.
47
(1) Mangle, menindih.
(2) Strangle, menjebak.
(3) Dangle, menggantung.
(4) Tangle, mempersulit gerak.
c) Contoh Trap :
Buatlah jebakan sebanyak mungkin di sekitar kita. Periksa ketika mulai terang
dan sebelum gelap. Segera ambil buruan kita dan susun kembali jebakan. Perbaiki
jebakan-jebakan yang rusak, pindahkan jebakan-jebakan yang tidak pernah
memberikan hasil. Agar berhasil, sebuah jebakan harus sangat sensitif, dapat bekerja
dengan tiba tiba dan segera. Kemungkinan kita hanya mendapat satu mangsa dari
sekian banyak jebakan yang kita buat.
48
4. Kebutuhan Api dalam Survival. Api terutama digunakan untuk menghangatkan
tubuh dan meningkatkan semangat psikologis seseorang dalam kondisi survival. Adapaun
fungsi dari api lainya adalah :
* Sumber penerangan.
* Memasak makanan dan minuman.
* Membuat tanda-tanda / kode.
* Menakuti hewan buas.
* Asapnya dapat mengusir nyamuk.
Tiga aspek dalam pembuatan Api, dikenal dengan ”Fire Triangle”, yaitu :
Tiga komponen ini saling berhubungan, ketidakserasian dari paduan ketiga komponen ini
hanya akan menimbulkan asap
a. Membuat Api.
b. Bahan Bakar.
49
Semakin berat sebuah kayu, semakin banyak panas yang dihasilkan,
hal ini berlaku pada kayu mati atau kayu berdaun. Mencampur kayu berdaun
dan kayu kering akan membuat api bertahan lebih lama, cocok untuk malam
hari.
Kayu keras akan terbakar dengan baik, memberikan panas dan
bertahan untuk waktu yang lama seperti batu bara. Kayu keras akan menjaga
api tetap menyala sepanjang malam. Sedangkan dapat menghasilkan asap
untuk mengusir lalat, serangga, dan nyamuk. Kayu basah juga terbakar lebih
lama sehingga menjaga api menyala lebih lama. Bahan bakar dapat
menggunakan serpihan-serpihan kayu kering, daun kering, lumut kering, dll.
Kindling adalah kayu yang digunakan untuk membesarkan api dari starter.
Kindling lebih sulit terbakar. Kindling terbaik terdiri dari ranting-ranting kecil
yang kering dan kayu-kayu halus karena dapat menyala dengan cepat. Jangan
mengumpulkan kindling langsung dari tanah, kebanyakan basah. Cari kindling
pada kayu mati yang berdiri. Jika bagian luarnya basah serut sampai pada
bagian kering.
Selain menggunakan kayu, daun, dan lumut kering sebagai bahan bakar, ada
beberapa alternatif bahan bakar yang bisa didapatkan, yaitu ;
1) Kotoran Hewan
2) Batu bara
3) Tanah gemuk yang biasa dipakai untuk bahan bakar
4) Oli
5) Lemak Hewan.
c. Tempat Api.
Api yang sudah ada sebaiknya dilindungi dari terpaan angin dengan
membuat semacam pembatas yang mengelilingi api tersebut, dapat dibuat
dengan menyusun batu atau kayu. Tempat api juga dialasi dengan potongan
kayu kayu yang diikat berbaris untuk mengurangi akibat dari penguapan air
tanah yang dapat memasahi bahan bakar.
50
1) Perlindungan terhadap cuaca (Panas, dingin, hujan, angin) dan faktor
medan ( gunung, lembah, rawa, tebing, sungai, dsb).
2) Perlindungan terhadap binatang.
3) Perlindungan terhadap makanan/ minuman mambahayakan atau
beracun.
4) Perlindungan dari proses respirasi tumbuhan di malam hari.
Salah satu hal yang harus sangat diperhatikan adalah perlindungan terhadap
cuaca dingin karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian bagi para
pendaki. Udara dingin, hujan, angin dapat mempengaruhi penurunan suhu kita, bila
mencapai 3 derajat celcius dapat mengakibatkan kematian.
2) Biouvac Alam (kayu, daun, pohon jatuh, goa, bambu, kulit hewan, dsb).
1) Tempatnya datar.
2) Terlindungi dari angin.
3) Terlindungi dari batuan yang jatuh.
4) Bukan tempat aliran dan tergenangnya air.
5) Dekat dengan sumber air.
6) Tidak berada di jalur hewan.
Membangun shelter dekat sumber air juga harus diperhatikan jaraknya. Jarak
yang terlalu dekat dapat menimbulkan gangguan dari serangga, dan suara dari
sumber air dapat menghalangi pendengaran terhadap bahaya lain di malam
hari, meluapnya air dapat menghanyutkan di saat beristirahat/ tidur.
51
Tempat tempat yang harus dihindari saat mendirikan shelter :
1) Usahakan bidang tanah tempat akan dibangun shelter lebih tinggi dari
sekitar
2) Rangka diikat dengan kuat, dapat menggunakan sulur atau pelepah
pisang jika tidak ada tali
3) Atap yang dibuat dari daun atau bambu disusun sedemikian rupa
sehingga kuat dan tidak mengalirkan air ke dalam shelter
4) Shelter dialasi dengan daun- daun yang dapat menyerap air dari dalam
tanah
5) Kelilingi shelter dengan selokan air untuk menghindari shelter terendam
air.
Atap. Bisa dibuat dari daun bercabang-cabang atau dapat juga langsung
dilipat tanpa dibelah.
52
Atap dari bambu :
Ketika sedang mengalami kondisi Survival, salah satu hal yang tidak boleh kita
lupakan adalah usaha untuk tetap berkomunikasi dengan pihak luar. Hal ini berguna agar ada
pihak luar yang mengetahui letak dimana kita berada dan dapat segera memberikan
pertolongan.
Salah satu cara untuk berkomunikasi dengan pihak luar adalah dengan meninggalkan
Tanda Jejak. Kita membuat Tanda Jejak di jalur yang kita lewati, cara itu merupakan cara
yang paling sederhana. Dengan adanya tanda-tanda yang kita buat, kemungkinan besar
posisi kita akan diketahui dan hal ini juga merupakan salah satu sarana kita untuk terlepas
dari kondisi survival dan kembali ke rumah dengan selamat. Gunakanlah tanda yang menarilk
perhatian dan sulit ditiru oleh hewan/ alam.
53
5. Cermin Survival. Merupakan cermin yang terdiri dari dua sisi empat
persegi panjang dan memiliki dua lubang. Cermin ini akan memantulkan
cahaya matahari sehingga menarik perhatian objek yang kita tuju.
54
SEARCH AND RESCUE (SAR)
1. Pendahuluan.
Pada tahun 1968 juga, terdapat proyek South East Asia Coordinating
Committee on Transport and Communications, yang mana Indonesia merupakan
proyek payung (Umbrella Project) untuk negara-negara Asia Tenggara. Proyek
tersebut ditangani oleh US Coast Guard (Badan SAR Amerika), guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk rencana pengembangan dan
penyempurnaan organisasi SAR di Indonesia. Dalam kegiatan survey tersebut, tim US
Coast Guard didampingi pejabat - pejabat sipil dan militer dari Indonesia, tim dari
Indonesia membuat kesimpulan bahwa : Instansi pemerintah baik sipil maupun militer
sudah mempunyai unsur yang dapat membantu kegiatan SAR, namun diperlukan
suatu wadah untuk menghimpun unsur-unsur tersebut dalam suatu sistem SAR yang
baik. Instansi- instansi berpotensi tersebut juga sudah mempunyai perangkat dan
jaringan komunikasi yang memadai untuk kegiatan SAR, namun diperlukan
pengaturan pemanfaatan jaringan tersebut.
55
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11
tahun 1972 tanggal 28 Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia
(BASARI). Adapun susunan organisasi BASARI terdiri dari :
Hakekat Search And Rescue (SAR) adalah suatu kegiatan kemanusiaan yang
dijiwai oleh falsafah pancasila dan merupakan kewajiban bagi setiap warga
negara. Kegiatan tersebut meliputi segala upaya pencarian, pemberian pertolongan
dan penyelamatan jiwa manusia dan harta benda yang bernilai dari berbagai musibah
baik dalam perlindungan, pelayanan, bencana alam, maupun bencana yang lainnya.
56
3. Pendekatan Sistem SAR.
a. Dengan segera dapat cepat dimengerti oleh seseorang yang masih awam
dalam bidang SAR.
4. Sistem SAR.
Sistem SAR terdiri dari lima tahapan dan didukung oleh lima komponen SAR. Sistem
SAR diaktifkan bila diterima informasi bahwa :
5. Tahapan SAR.
57
c. Planning Stage (Tahap Perencanaan). Adalah suatu pengembangan
perencanaan yang efektif dari sistem SAR. Di dalamnya dapat berupa :
Dapat ditambahkan pula antara lain meliputi posisi yang paling mungkin dari korban,
luas areal SAR, tipe pola pencarian, perencanaan pencarian optimum, perencanaan
pencarian yang telah dicapai, memilih metode pertolongan terbaik, memilih titik
pembebasan yang paling aman bagi korban, memilih fasilitas kesehatan yang baik
bagi korban yang mengalami cedera atau penderitaan.
6. Komponen SAR.
58
d. Emergency Care (Perawatan Gawat Darurat). Adalah komponen penyediaan
fasilitas perawatan gawat darurat yang bersifat sementara, termasuk memberikan
dukungan terhadap korban di tempat musibah sampai ke tempat yang lebih memadai.
b. Kantor SAR. Kantor SAR adalah UPT Basarnas di wilayah yang mempunyai
tugas melaksanakan tindak awal, koordinasi, dan pengerahan potensi SAR dalam
rangka operasi SAR terhadap musibah pelayaran, penerbangan, dan bencana
lainya, serta pelaksanaan latihan SAR di wilayah tanggungjawabnya (Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 81 tahun 1998 tentang Organisasi Tata Kerja Kantor
SAR, yang dahulu kita kenal dengan istilah adalah KKR dan SKR dan sekarang
berubah menjadi Kantor SAR (Type A dan B).
59
8. Organisai Misi SAR.
Elemen organisasi SAR ini menunjukkan suatu bentuk misi organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan suatu operasi SAR. Bentuk dasar struktur organisasi misi SAR adalah
sebagai berikut :
Minimum Umum
SC SC
SMC SMC
SRU OSC
SRU SRU
Diperluas SC
c. OSC (On Scene Commander). Seseorang yang ditunjuk oleh SMC untuk
mengkoordinasikan dan mengendalikan SRU di lapangan. OSC ini tidak mutlak ada,
tapi juga bisa lebih dari satu, tergantung wilayah komunikasi dan kesulitan
jangkauannya.
e. SRU (SAR Unit). Adalah unsur SAR yang digerakkan di lapangan pada
operasi SAR dan mengikuti pentahapan penyelenggaran operasi, SRU ini dapat
dari instansi, potensi SAR, masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam operasi SAR.
60
1) Tugas Utama SRU (Seacrh and Rescue Unit) :
Rambu tanda :
Rambu tertulis :
* Petunjuk ketinggian suatu tempat
61
f) Melaksanakan evakuasi korban, baik dalam keadaan sehat,
sakit ataupun sudah meninggal.
a) Perorangan.
b) Regu.
Tenda.
Peta, kompas, altimeter, penggaris busur.
Peralatan masak (kompor + bahan bakar, nesting)
Peralatan Rock Climbing (karmentel, harness, jumar,
piton, hammer, descender, sling dsb)
Alat komunikasi (HT, dsb)
Benang (untuk string line)sejumlah 4 kelos @ 500 m
Tali rafiah 500 gr
Obat-obatan dan peralatan P3K
Jerigen air 5 lt
Senter besar/ lampu penerangan (neon baterai, lampu badai)
62
EXPLORER SEARCH AND RESCUE (ESAR)
1. Pendahuluan.
Pada awal tahun 1980-an beberapa kelompok pendaki gunung mulai mencoba
mengembangkan Explorer Search And Rescue (ESAR). Sistem ini berasal dari Amerika
Serikat yang diperuntukan bagi para penjelajah daerah-daerah berhutan, padang kering dan
sungai. Pada tahun-tahun sebelumnya system SAR laut dan udara masih menjadi rujukan
untuk melakukan pencarian orang hilang di gunung. Yang membedakan ESAR dengan
induknya SAR secara keseluruhan terletak pada rinci operasionalnya. Dalam ESAR
dikenal lima tahap pencarian atau operasi.
Menolong sesama hidup merupakan salah satu bukti dari pengamalan rasa cinta alam.
Sehingga sebagai mahluk hidup yang mengaku dekat dengan alam, Explorer Search And
Rescue amatlah dibutuhkan, khususnya untuk menolong sesama hidup. Lebih dipersempit
lagi ruang lingkup operasionalnya dalam menolong korban di gunung dan hutan.
Materi ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang teknik operasional dalam ESAR
sasuai dengan apa yang dibutuhkan. Sebab ESAR memerlukan dan menuntut personil yang
siap, cepat dan tanggap. Personil ESAR diharapkan mampu menjalankan kewajibannya
dengan baik, yang bukan berasal dari kata tugas, melainkan dari panggilan moral, hati nurani
dan sebuah arti kesetiakawanan terhadap sesama.
3. Teknik-teknik Pencarian.
Dalam pencarian terdiri dari empat unsur yang dapat dijadikan standar dalam
menentukan ketrampilan tertentu yang dibutuhkan bagi suatu operasi SAR :
63
b. Tahap Pemagaran (Confinement Mode). Yaitu memantapkan garis batas
untuk mengurung orang yang dinyatakan atau dikhawatirkan hilang agar berada di
dalam areal pencarian (search area). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bagian
tersendiri.
d. Tahap Pelacakan (Tracking Mode). Yaitu mengikuti dan melacak jejak yang
ditinggalkan oleh survivor atau pelacakan terhadap barang-barang yang tercecer
dari survivor. Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang terlatih dan
berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi antara lain
membaca jejak, medan peta kompas, mengerti maksud dan tujuan korban, makna dari
benda-benda yang terjatuh dan sengaja ditinggal korban atau dengan menggunakan
anjing pelacak. Dari beberapa pengalaman, pelacakan dengan anjing pelacak masih
belum bisa dilakukan secara baik untuk kondisi alam Indonesia. Hal ini dikarenakan
faktor alam yang sulit dan ekstrim serta cepat berubah.
1) Tidak boleh merubah posisi survivor sebelum ada perintah dari SMC.
2) Menjaga survivor dari segala gangguan yang mungkin terjadi.
3) Melaporkan ke pangkalan untuk dievakuasi.
1) Memapah.
2) Memandu.
3) Bantuan helicopter.
4) Modifikasi dari teknik yang ada.
64
4. Tahap Pemagaran (Confinement Mode).
Dasar pemikirannya adalah menjebak survivor dalam area yang jelas dan kita dapat
mengetahui batasan-batasannya, sehingga :
b. Sebagai petunjuk bagi survivor untuk menuju tempat yang dapat diketahui tim
pencari.
Kerja awal dari tahap ini adalah memagari kemungkinan gerak dari pencarian yang
padat yang mungkin diperlukan bila areal pencarian menjadi terlalu luas.
Metode Confinement :
a. Trail Blocking (razia pada jalan setapak). Yaitu menempatkan tim kecil pada
jalan masuk ke areal pencarian untuk menjaga kemungkinan korban melalui daerah
tersebut. Mencatat nama-nama yang keluar masuk areal pencarian tersebut.
b. Road Bolcks (razia pada jalan keluar). Pada dasarnya sama dengan trail
blocks, hanya saja disini masyarakat, pamong desa dapat diminta bantuan untuk
melakukan pengawasan kemungkinan korban keluar melalui desa mereka atau
dengan meminta bantuan petugas keamanan atau tenaga yang lainnya.
e. Track Traps (jalur jebakan). Yaitu jalur setapak atau tempat-tempat tertentu
yang kemungkinan besar akan dilalui oleh korban karena tempat tersebut secara
alamiah dan naluri, besar kemungkinannya akan dipilih atau dilewati korban, misal
jalur air, mata air, gua, tempat datar dsb. Tim pencari dapat membuat jebakan buatan,
misal dengan menggemburkan tanah disekitar jalur. Periksalah secara berulang area
itu secara berkala untuk melihat jejak korban.
f. String Lines. Yaitu pembatas buatan berupa jalur benang atau tali yang ditarik
mengikuti jalur tertentu yang diharapkan akan membatasi ruang gerak korban. Bila
string line tersebut diketemukan oleh korban, ia akan dituntun menuju tempat tertentu
misal jalan setapak, camp in dsb (lihat gambar). Secara khusus akan efektif bila
dilakukan pada daerah-daerah terbuka dimana cara pandangnya baik. Bila daerahnya
berpohon dan bersemak lebat, dapat lebih sempurna dengan menggunakan Tagged
String Lines (bentangan tali yang bertanda). Tags (tanda- tanda) pada string lines
akan menarik perhatian survivor untuk bergerak mengikuti tali itu dan keluar menuju
tempat yang ditunjukkan oleh tanda-tanda itu. (lihat gambar)
65
Tujuan menggunakan string line adalah menjadikan ruang-ruang atau kotak- kotak
search area menjadi sektor yang terkuasai untuk pencarian tim pencari. Setelah Initial
Confinement (pemagaran awal), tambahan string line dapat digunakan untuk
membagi-bagi area itu. String line dapat digunakan untuk pemagaran dan untuk
menandai sektor pencarian. Pemisahan lebih lanjut ini bertujuan untk mempersempit
areal pencarian yang dilakukan oleh tim pencari.
Detection adalah usaha untuk mencari korban atau benda yang tercecer/terjatuh
atau sengaja ditinggalkan survivor. Pada keadaan inilah pasukan atau tenaga dari tim
ESAR terutama diperlukan atau digunakan. Metode detection, dikelompokkan ke
dalam tiga kategori. Penamaan dari ketiga kategori di bawah ini telah digunakan dalam
ESAR untuk beberapa tahun ini, diambil karena hal ini secara umum bertalian
terhadap tahapan dari pengembangan operasi pencarian. Tipe I umumnya
mendahului tipe II, tipe II muncul sebelum tipe III.
3) Teknik yang digunakan. Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang
yang mampu bergerak cepat untuk memeriksa daerah pencarian. Bila
menemukan barang yang tercecer dan bila SMC (SAR Mission Coordinator)
menghendaki barang tersebut dibawa, maka sebuah marker akan dipasang
dan ditempatkan di lokasi penemuan.
* Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat
dicurigai dan tidak tersedia cukup tenaga pencari yang
dapat mengcover keseluruhan area.
2) Sasaran metode ini adalah pencarian yang tepat dan cepat pada areal
yang luas.
66
3) Teknik yang digunakan. Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang,
yang sejajar dengan jarak yang cukup lebar antara 10 sampai 20 meter dengan
arah yang telah ditentukan. Ada baiknya ada seorang pemimpin tim yang
bergerak mengawasi penyapuan, tugasnya :
Ada cara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama
lain atau tidak bisa menjaga jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu
dengan memakai pita atau ribbon dan menggunakan kompas.
Pada metode I dan II pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan
sekilas sekitarnya serta memanggil survivor sambil menanti kemungkinan jawaban.
Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe II (lihat gambar).
A 15 m D C E 15 m B
Keterangan :
67
1) Metode ini digunakan pada :
2) Sasaran metode ini adalah pencarian yang cermat atas areal yang
spesifik.
C O O O O C
C O O O C O O O C O O O C
Tim 1 Tim 2 Tim 3
O O O O O O O O O O O O O O O
Tim 1 Tim 2 Tim 3
68
6. Sikap Mental selama Pencarian.
c. Pencarian adalah hal yang menarik. Bila pencarian kita anggap sebagai hal
menarik, maka hasilnya akan lebih efektif. Kesungguhan, perhatian penuh dan sikap
agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja pencarian.
d. Pentingnya mencari jejak atau barang yang tercecer. Penemuan jumlah jejak
dan barang yang tercecer di dalam area, diperkirakan akan lebih banyak dari
survivor. Penemuan juga dapat merupakan pemasukan yang penting bagi
penyempitan areal pencarian.
7. Operasi Pertolongan.
a. Briefing.
b. Pengarahan tim penolong (rescue team) dan dropping bagi korban.
c. Pertolongan di lokasi musibah dan penggantian tim bila perlu.
d. Evaluasi.
Pada umumnya musibah terjadi karena kesalahan teknis, gangguan / bencana alam,
kesalahan manusia (human error), dll. Faktor alam memang sulit diduga namun kini sebaiknya
manusia mulai memikirkan bagaimana memperkecil dampak akibat gangguan alam. Namun
masih banyak musibah karena faktor manusia seperti kurangnya persiapan dan pengetahuan
seorang yang beraktifitas di alam bebas.
Apabila terjadi musibah kita sebaiknya melapor pada pihak yang berwajib seperti PMI,
unsur potensi SAR, kepolisian, dll. Pelapor hendaknya melengpai data dirinya meliputi nama,
umur, jenis kelamin, alamat, lokasi musibah, kalau melalui alat komunikasi laporkan juga
lokasi pelapor.
Untuk yang terkena musibah, catat obyek yang harus ditolong, identitas dan
kondisinya, lokasi musibah serta keadaan cuaca saat musibah, tanggal dan waktu kejadian,
lokasi pasti kejadian, sifat musibah, jumlah penumpang dan kru (untuk musibah transportasi),
dan keterangan lain yang bisa membantu operasi.
Contah data survivor untuk kecelakaan di gunung :
Nama : …………………………………
Jenis kelamin : …………………………………
Umur : …………………………………
Rambut : …………………………………
Postur tubuh : …………………………………
Sekolah / Kantor / Klub : …………………………………
69
Alamat sekolah / kantor : …………………………………
Pengalaman subyek : …………………………………
Nama orang tua : …………………………………
Pekerjaan orang tua : …………………………………
Alamat orang tua : …………………………………
Selanjutnya perhatikan dan patuhi semua peraturan keselamatan yang ada dengan
penuh kesadaran, untuk menghindari kemungkinan terjadinya musibah yang seharusnya tidak
perlu terjadi.
Lengkapi alat transportasi yang dioperasikan dengan perlengkapan darurat yang amat
diperlukan pada saat mengalami musibah, terutama bagi alat angkut air rakyat yang sifatnya
masih tradisional.
8. Prosedur Optis.
Isyarat optis merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh korban untuk
mencari pertolongan ataupun sebagai sarana komunikasi antara petugas SAR yang tidak
dilengkapi dengan sarana lain ataupun pada kasus peralatan komunikasi tidak dapat bekerja.
b. Sinar lampu, alat ini cukup baik pada siang apalagi malam. Umumnya dipakai
dengan isyarat Morse.
d. Isyarat kain di tanah, biasa dipakai untuk komunikasi antara SRU darat dengan
pesawat atau bagi survivor digunakan untuk menyatakan keperluannya. Isyarat yang
dipakai berukuran tak lebih dari 2,5 m, berwarna kontras / menyolok dari latar
belakangnya agar mudah terlihat dari udara, dan disertai isyarat lain untuk menarik
perhatian seperti radio, asap, sinar pantul, dll.
70
MANAJEMEN BENCANA
(DISASTER MANAGEMENT)
1. Pengertian.
a. Bencana (Disaster). Suatu kejadian (baik alami maupun tidak alami) yang
menyebabkan kerusakan fisik dalam skala besar, baik terhadap lingkungan hidup
maupun infrastruktur dan mengancam jiwa banyak manusia di dalam suatu komunitas
atau lokasi.
b. Mengurangi penderitaan.
c. Mempercepat pemulihan.
BENCANA
PENCEGAHAN REHABILITAS
REKONTRUKSI
71
Keterangan :
72
KOMUNIKASI
1. Pendahuluan.
Istilah komunikasi secara umum mempunyai arti proses menyampaikan pesan kepada
orang lain. Sejak manusia dilahirkan kedunia sebagai bayi ia juga telah melakukan
komunikasi, menyampaikan pesan secara sderhana, yaitu dengan cara menangis, inilah si ibu
tahu bahwa bayi nya haus ataupun lapar.
Manusia sejak jaman dahulu berusaha menciptakan media komunikasi untuk dapat
berhubungan kepada manusia yang lain. Dari sejarah kita tahu bahwa cara-cara
berkomunikasi, khususnya untuk komunikasi jarak jauh, selalu berkembang, dari sekedar
berteriak, penggunaan asap, penggunaan semaphore, morse, telepon, radio HT, televisi,
handphone bahkan email. Dengan berkembangnya komunikasi ini semakin menandakan
bahwa jarak bukan lagi menjadi masalah bagi manusia dalam bertukar informasi.
Pengoperasian mudah
73
a. Frekwensi. Frekwensi pada dasarnya yang sering di gunakan adalah :
Contoh : pesawat 2 meter (HT, Rig) dengan range frekwensi 140 – 149 MHz
* Arus lurus.
* Tidak dipengaruhi ionosfer.
* Memantul dibenda padat.
* Kecepatan sangat tinggi.
* Bekerja pada 400 MHz – dst.
Contoh: pesawat televisi
b. Perangkat komunikasi.
Pesawat Komunikasi
Antena
Power Supply
c. Pesawat Komunikasi.
Yang dititikberatkan pada pembahasan kali ini adalah perangkat HT, karena HT
sering dipergunakan dalam kegiatan alam bebas. HT maupun pesawat komunikasi
yang sejenis, pada dasarnya sebuah transcceiver yang berarti sebuah alat gabungan
dari transmitter dan receiver. Pirnsip kerja transmiter yait mengirimkan gelombang
suara yang telah diubah menjadi gelombang elektromagnetik. Prinsip kerja receiver
yaitu menerima gelombang elektromagnetik untuk kemudian diubah menjadi suara.
Gel.ElectAntenaReceiverAmplifierSpeakerGel. Suara.
P.T.T (Push To Talk)
Gel.SuaraMicAmplifierTransmitterAntenaGel. Elect.
74
PTT disini yaitu switch/tombol yang berfungsi untuk memisahkan receiver dan
transmitter, ketika PTT tidak ditekan maka yang bekerja adalah rangkaian
receiver dan ketika PTT ditekan maka yang bekerja adalah rangkaian
transmitter.
e. Antenna.
Antenna Verikal.
Contohnya : telex, ring o,helickel, superstick, diamond sky two, dsb.
Antenna Horisontal.
Contohnya : Yagi, cushcraft, parabola, slinjim, dsb.
f. Power Supply.
Akibat medan yang bergunung gunung, sering terjadi hilangnya kontak antar
person melalui pesawat komunikasi. Untuk itu dibutuhkan seorang repeater atau
bankon (bantuan komunikasi), yang bertugas meneruskan informasi dari person satu
ke person yang lain yang kesulitan berhubungan langsung.
Jadi repeater ditempatkan pada daerah yang lebih tinggi, misalnya di puncak
bukit/gunung, atau daerah yang dapat dijangkau oleh pesawat komunikasi dari semua
pihak yang membutuhkan. Biasanya dalam suatu operasi tugas net/repeater dapat
dirangkap sekaligus.
75
Topografi.
Frekuensi yang digunakan.
Draft laporan komunikasi.
Bahasa/kode/sandi.
Dalam menggunakan alat komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar
pesawat tidak cepat rusak dan komunikasi dapat berlangsung secara lancar. Hal hal tersebut
antara lain :
Dalam menggunakan frekuensi ada juga beberapa etika yang harus dipatuhi, karena
penggunaan frekuensi bukan sekelompok orang saja, orang lain yang tidak berkepentingan
pun bisa memantau pembicaraan kita. Etika-etika tersebut antara lain:
Dalam kegiatan yang membutuhkan pemakaian frekuensi, diperlukan suatu ijin dalam
penggunaan frekuensi. Di Indonesia, secara nasional alokasi pemakaian frekuensi diatur oleh
Departemen Perhubungan. Dalam kaitannya dengan adanya beberapa jenis pesawat
komunikasi ( 2 meter band, 11 meter band, 20 meter band, 40 meter band, dll) maka perijinan
penggunaan frekuensi pun untuk di tingkat lokal (daerah tingkat II) diatur oleh kelompok
tertentu. Misal untuk pemakaian lokal 2 meter band oleh ORARI ( Organisasi Amatir Radio
Indonesia), untuk lintas propinsi (2,20 dan 40 meter Band) diatur oleh ORARI tingkat Daerah,
sedangkan untuk 11 meter band diatur oleh RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Diluar
frekuensi frekuensi tersebut pengaturan frekuensi langsung ditangani oleh DEPHUB.
76
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam pemakaian pesawat 2 meter band :
77
KESEHATAN PERJALANAN
Secara umum, kesehatan perjalanan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan dalam suatu perjalanan dengan tujuan mencapai keadaan
sesehat-sehatnya selama dan sesudah melakukan perjalanan. Faktor faktor yang
berpengaruh Keberhasilan suatu perjalanan.
1. Fisik.
Kemampuan fisik yang baik akan tercipta jika ditunjang oleh kemampuan sistem
jantung dan paru-paru. Untuk meningkatkan kondisi fisik diperlukan latihan yang intensif
dengan intensitas latihan yang terukur. Beberapa cara yang mudah untuk mengukur
kemampuan fisik adalah :
Di bawah ini ada dua tabel, yaitu ukuran denyut nadi sewaktu istirahat (tidak
melakukan apa-apa) dan setelah latihan :
78
Tabel 2 : Denyut Nadi Per Menit (Setelah Latihan)
Keadaan ( 30 - 39 ) Diatas 50
( 20-29 ) Tahun ( 40 - 49 ) Tahun
Fisik Tahun Tahun
Laki-laki
Sangat baik < 76 < 80 < 82 < 84
Baik 76 - 85 80 - 87 82 - 89 84 - 91
cukup 86 - 101 88 -103 90 - 105 92 - 107
Kurang > 101 > 103 > 105 > 107
Perempuan
Sangat baik < 86 < 88 < 90 < 92
Baik 86 - 93 88 - 95 90 - 97 92 - 99
cukup 94 -101 96 - 112 98 - 114 100 - 116
Kurang > 101 > 112 > 114 > 116
2. Mental.
Faktor mental memang sulit untuk diketahui, tetapi dengan pemberian motivasi yang
baik mental dapat ditingkatkan. Di alam bebas, kita harus percaya pada kemampuan kita
untuk mengatasi segalanya.
e. Makanan. Untuk kehidupan sehari-hari tanpa aktivitas yang berat maka jumlah
kalori yang diperlukan setiap orang adalah 2000-2500 kalori. Dalam aktivitas yang
berat kebutuhan kalori adalah 2500-3500 kalori. Makanan yang baik adalah bila terdiri
dari 75% karbohirat dan 25% protein + lemak.
79
4. Pencapaian kondisi prima.
Sebelum melakukan perjalanan, kita harus mengetahui jenis medan apa yang
akan dihadapi, serta penyakit apa saja yang sering terjadi pada medan tersebut. Oleh
karena itu sebelum memulai perjalanan, kita harus mempelajari hal-hal mengenai
penyakit tersebut dan cara mengatasinya.
b. Perlengkapan perjalanan.
80