Tugas Proposal Putri
Tugas Proposal Putri
Disusun Oleh:
Retno Putri L
012021030022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
upaya WHO dan mitra-mitranya, yang diperkirakan 1,25 juta kematian sejak 1998
akan tetapi masih dijumpai 50% dari balita mempunyai serum retinol <20
mcg/100 ml. Tingginya proporsi balita dengan serum retinol <20 mcg/100 ml ini
(mata kering) yang dapat berlanjut pada kebutaan. Sejak tahun 1980-an, diketahui
balita menjadi balita rentan terhadap penyakit infeksi (Baliwati dkk, 2010).
mikrogram/100mL).
Masalah tersebut diatas disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik
2004).
Oleh sebab itu, orang tua dianjurkan untuk memberikan makanan tambahan
diluar waktu makan seperti memberikan jajanan yang sehat dan kaya akan nutrisi,
yang terutama berasal dari karbohidrat dan lemak seperti biscuit. Biscuit kaya
akan energi dan Kandungan energi dalam 100 gram biskuit kurang lebih 400-500
kkal. Karena itu, biskuit sangat tepat dijadikan bekal bagi mereka yang sibuk
Dengan teknologi fortifikasi (penambahan zat gizi tertentu), biskuit tidak lagi
sekadar makanan sumber energi, tetapi juga sebagai sumber zat gizi lain yang
mineral, serat pangan, prebiotik, dan komponen bioaktif lainnya yang bermanfaat
banyak bagi kesehatan tubuh. Melihat potensinya sebagai sumber vitamin A dan
adalah dengan mengolahnya menjadi tepung wortel atau menjadi bahan tambahan
kue talam, kue lapis, dan kue pukis dengan penambahan tepung wortel dengan
perbandingan 10% dan 25% terhadap total tepung, disebutkan pembuatan tepung
dari 1 kg wortel segar menjadi tepung wortel sebanyak 50 gram, sedangkan untuk
penilaian organoleptik tepung wortel adalah warnanya orange sampai orange agak
tua, teksturnya ada butiran halus seperti tepung beras dan aromanya khas wortel.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung wortel terhadap daya
2. Tujuan khusus
wortel.
15% dan 25% berdasarkan uji organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur dan
rasa.
D. Manfaat penelitian
produk dari wortel yang selama ini hanya dikonsumsi sebagai sayuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian wortel
1. Pengertian
wortel berasal dari Asia Timur dan Asia Tengah. Tanaman ini ditemukan
daerah asal tanaman wortel adalah kawasan Asia Timur (Traucaucasia, Iran,
tumbuh liar dikawasan Asia Tengah yang mencakup wilayah bagian barat
laut India (Punjab, Kashmir), Afganistan, Tajikistan, dan bagian barat Tian-
shan.
oleh Taiwan. Pada tahun 1964 luas areal tanaman wortel di Negara tersebut
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa
daerah sentra wortel yang termasuk empat besar, yaitu Jawa Barat, Jawa
Indonesia. Ditelaah dari produksi sayuran nasional pada tahun 2010, wortel
berada pada urutan ke-11 setelah terong, kacang panjang, daun bawang,
tahun 1986 hanya 8,90 ton/ha, dan tahun 1991 sekitar 12,89 ton/ha
tahun 2009-2010 sudah ada peningkatan yaitu 14,86 pada tahun 2009 dan
karoten, B1, dan C). Beta Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti
itu Beta Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker
serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi
(Anonim, 2010).
1. Tipe Imperator
Wortel tipe ini mempunyai bentuk umbi yang bulat panjang dengan
banyak berakar serabut yang tumbuh pada umbinya, wortel ini kurang
2. Tipe Chantenay
3. Tipe Nantes
Jenis wortel ini merupakan gabungan dari kedua bentuk umbi tipe
4. Manfaat Wortel
penghidupan manusia.
Umbi wortel enak dan lezat untuk dijadikan lalab mentah ataupun
Antara lain :
2. Mencegah kanker
terjadinya konstipasi.
5. Mencegah Stroke
darah.
6. Mengatasi kandungan kulit
masalah tersebut biasa timbul karena diet dan kebiasaan minum alkohol,
tinggi dalam darah, kesemuanya dapat dicegah dengan rutin minum jus
wortel.
A. Tepung Wortel
Tepung wortel adalah salah satu produk olahan wortel segar yang
simpan yang cukup lama yaitu 6-8 bulan, sehingga pembuatan tepung
merupakan salah satu alternatif penanganan wortel segar pada saat panen
raya. Selain daya simpan yang cukup lama, dengan pembuatan tepung akan
Adapun proses pembuatan tepung wortel mulai dari skala rumah tangga
Cara lain :
3. Wortel yang telah diparut dimasukkan ke dalam kain saring yang bersih,
bagian atas dibuang dan endapan diambil lalu dijemur. Begitupun dengan
wortel yang telah diperas airnya yang terdapat pada kain saring
memasukkan ke dalam oven hingga kadar air benar- benar tidak ada lagi.
6. Setelah benar-benar kering, tepung wortel kemudian diayak, sehingga
akan didapatkan tepung yang halus. Sisa yang belum halus kemudian
tingginya suhu sampai 500C, namun pada suhu 600C terjadi penurunan
kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu tinggi telah terjadi
dengan golongan pigmen yang lain yakni klorofil dan flavonoid. Kerusakan
diatasi dengan penggunaan alat-alat dan proses yang lebih sesuai, yakni
yang dapat mengurangi kontak bahan baik dengan oksigen maupun panas
(Herastuti).
B. Vitamin A
1. Manfaat Vitamin A
(pepaya), susu, keju, mentega, dan telur, Jika tubuh kurang vitamin A
(Baitul, 2011).
2. Sumber Vitamin A
kuning dalam telur adalah karoten yang tidak dapat diubah menjadi
sedang daun-daunan yang pucat seperti selada dan kol miskin akan
karoten. Wortel, ubi jalar, dan waluh kaya akan karoten (Winarno,
1992).
C. Biskuit
1. Pengertian
(Anonim, 2010).
Air maksimum 5%
Protein minimum 9%
Logam Negatif
Warna Normal
2. Klasifikasi Biskuit
Klasifikasi biskuit
1. Biskuit keras
Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras,
2. Crackers
Crackers adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, melalui
3. Cookies
Cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar
4. Wafer
Wafer adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori
berongga-rongga.
susu bubuk, putih telur dan cocoa. Sedangkan bahan pelembut terdiri
tepung terigu jenis ini akan menghasilkan kue yang rapuh dan kering
2. Air
Biskuit keras memerlukan air sekitar 20% dari berat tepung. Air
adonan.
3. Gula
gula halus atau tepung gula. Di dalam pembuatan biskuit, gula berfungsi
sebagai pemberi rasa dan berperan dalam menentukan penyebaran dan
4. Susu Bubuk
5. Telur
berasal dari lemak susu (butter) atau dari lemak nabati (margarine).
7. Garam
jenis tepung yang dipakai. Tepung dengan kadar protein yang lebih
rendah akan membutuhkan lebih banyak garam karena garam akan
cepat larut pada suhu kamar dan tahan selama pengolahan. Fungsi bahan
9. Air 50 ml
1. Campur mentega, kuning telur, garam gula halus lalu mixer sampai
rata.
meizena.
margarin.
Saat ini banyak banyak produk yang mengklaim bergizi tinggi karena telah
lainnya. Dengan menambahkan produk bahan makanan lainnya yang nilai gizinya
Komposisi gizi berbagai jenis biskuit dapat dilihat pada tabel berikut :
Kalsium (mg) 62
Fosfor (mg) 87
B1 (mg) 0,09
- Uji Organoleptik
sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang palin primitif atau sudah lama
penilaian ini dapat memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa
hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitive
(Susiwi, 2009).
hal ini prosedur penilaian memerlukan pembakuan yang baik dalam cara
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang
- Uji Hedonik
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan.
disebut orang skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak
suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan amat sangat tidak
suka.
- Panelis
panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak
organoleptik.
1. Panel Perseorangan
Kepekaan tinggi,bias dapat dihindari, penilaian efisien. Panel perseorangan
2. Panel Terbatas
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik.Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-
terlampau spesifik.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih
Tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
7. Panel Anak-anak
B. Kerangka konsep
dan kadar vitain A pada biskuit disajikan dalam kerangka konsep dibawah ini :
Keterangan:
Dalam pembuatan biskuit ini terdiri dari dua bahan utama yaitu tepung terigu
masing biskuit yaitu 5%, 15%,dan 25%. Dari biskuit akan dilihat daya terima
yang meliputi aroma, warna, rasa, dan tekstur dan kadar vitamin A. Variasi persen
Tepung Wortel
C. Hipotesis
Ho1: Tidak ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25%
Ha1: Ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25% terhadap
Ho2: Tidak ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25%
Ho3: Tidak ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25%
Ha3: Ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25% terhadap
Ho4: Tidak ada pengaruh penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan 25%
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menggunakan rancangan penelitian acak lengkap, yang terdiri atas satu faktor
yaitu tepung wortel dengan 3 perlakuan penambahan tepung wortel 5%, 15%, dan
kali (i = 1, 2).
B. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah biskuit dengan penambahan tepung wortel 5%,
C. Definisi Operasional
terigu.
tepung terigu.
tepung terigu.
bahan dasar tepung terigu, lemak, bahan pengembang, dan bahan makanan
6. Uji daya terima yang dilakukan untuk mengetahui tingkat daya terima
konsumen.
7. Kadar vitamin A adalah penetapan kandungan vitamin dengan
Alat
1. Parutan
2. Ayakan halus
4. Mixer
5. Mesin penepung
6. Pisau
7. Timbangan
8. Wadah/baskom
9. Kompor
Bahan
segar.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
http://resepmasakanindonesia.idcc.info/manfaat-wortel-untuk-kesehatan-dan
Astarina. D.L, 2010, Pengaruh Substitusi Tepung Wortel Pada Pembuatan Biskuit
Ditinjau Dari Kadar Β-Karoten, Sifat Organoleptik Dan Daya Terima. Skripsi.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/sejarah-budidaya-wortel-873 tanggal 1
April 2012.
Rosida. dkk. 2008. Pengaruh Substitusi Tepung Wortel Dan Lama Penggorengan
Winarno.F.G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta