Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III


SDN KEBOANSIKEP

Sofrowati Inayatun
148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
sofrowatiinayatun35@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak
Menulis merupakan salah satu kegiatan manusia yang harus tetap dilatih untuk dapat
melakukan komunikasi secara tidak langsung, serta agar dapat mengeluarkan ide atau gagasan
yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Salah satu kendala keterampilan menulis adalah masih
rendahnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran bahasa yang inovatif. Hal ini dapat
mengakibatkan siswa mudah bosan dan tidak memahami materi yang diberikan saat proses belajar
mengajar. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas III tahun ajaran 2017/2018 di
SDN Keboansikep I Gedangan yang berjumlah 31 orang. Penelitian ini dirancang menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga
metode, yaitu Metode tes, observasi dan angket. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibutuhkan
tiga instrument penelitian, yaitu Tes hasil belajar, Lembar observasi dan Angket. Perolehan hasil
presentase belajar siswa dapat diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori tuntas pada
tes pendahuluan hanya 48,38% (15 Siswa), siklus I sebesar 77,41% (24 Siswa) sedangkan pada
siklus II mencapai 90,32% (28 Siswa). Dengan hasil yang didapatkan, maka hasil belajar siswa
telah tergolong tuntas, dan mengalami peningkatan sebesar 12,91%. Penerapan Model
Pembelajaran Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menyusun paragraph pada
siswa, selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang didukung oleh respons
positif terhadap model pembelajaran Concept sentence pada siswa kelas III SDN Keboansikep I
Gedangan.

Kata Kunci: keterampilan menulis, menyusun paragraf, Concept Sentence, kreativitas guru,
Penelitian Tindakan Kelas

PENDAHULUAN diantaranya adalah agar siswa mampu


Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat mengembangkan kemampuan berbahasa. Dari
berguna untuk peserta didik, baik untuk kemampuan berbahasa ini, siswa dapat
memperoleh ilmu di sekolah maupun untuk menghargai dan menambah wawasan
kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan dari kehidupan yang ada disekitar mereka,
mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk meningkatkan minat terhadap karya sastra serta
dapat mengemukakan pendapat atau gagasan melatih kepekaan siswa akan dunia pendidikan.
dalam bentuk lisan maupun tertulis. Selain itu, dari mata pelajaran Bahasa
Pelajaran bahasa Indonesia merupakan Indonesia, siswa dapat melatih keterampilan
pondasi utama untuk pemahaman siswa di mata mendengar, membaca, menulis, dan berbicara.
pelajaran yang lain. Jadi, pelajaran bahasa Empat keterampilan tersebut mempunyai kaitan
Indonesia harus dioptimalkan semaksimal yang sangat erat. Misalnya pada keterampilan
mungkin untuk melatih siswa belajar mengenai menulis, siswa terlebih dahulu harus
bahasa sehari-hari mereka. mendengarkan sajian materi yang diberikan
(Nafi’ah, 2018) menyatakan bahwa oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk
tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia membaca buku yang berkaitan dengan materi

1
yang disampaikan oleh guru. Lalu siswa Pada keterampilan menulis, tidak hanya
diminta untuk menulis lembar kerja yang telah kerapian dan ketepatan gaya bahasa saja yang
disediakan. Dan pada akhir pembelajaran, diukur. Banyak hal yang harus dioptimalkan
siswa diajak berbicara mengenai kendala apa agar pembaca bisa menikmati cerita atau karya
saja yang dialami oleh siswa pada saat dari penulis. Ini menunjukkan bahwa
pembelajaran. keterampilan menulis bisa untuk melatih
Dari empat keterampilan berbahasa, kemampuan berpikir siswa. Menurut Amir
pada penelitian ini membahas mengenai (2015), guru yang dapat mengidentifikasi
keterampilan menulis. Pada dasarnya, penalaran serta kekurangan dan kesalahan
keterampilan menulis merupakan proses dalam memecahkan soal cerita yang menjadi
mengeluarkan ide atau gagasan dalam bentuk kesulitan siswanya selama ini adalah guru yang
tertulis. Menurut Aminudin (2009:7) mengetahui proses berpikir kritis siswanya
menyatakan bahwa “Semua manusia harus mau dalam memecahkan soal cerita yang dilihat dari
untuk melatih keterampilan menulis, walaupun perbedaan gaya belajar setiap siswa dalam
sebenarnya banyak diantaranya yang telah menemerima informasi.
mempunyai bakat menulis”. Sedangkan Tahap ketiga yang harus dilakukan saat
menurut Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa menulis adalah tahap produksi ide. Pada tahap
“Menulis merupakan salah satu kegiatan ini, penulis melakukan proses pengemasan
manusia untuk melakukan komunikasi yang suatu ide atau gagasan kedalam tulisannya
dilakukan secara tidak langsung dan tidak dengan tujuan agar pembaca menerima
bertatap muka dengan lawan bicara”. ketatabahasaan yang dibuat oleh penulis sesuai
Dari pendapat para ahli mengenai dengan genre yang diharapkan. Misalnya pada
pengertian menulis tersebut, dapat disimpulkan menulis paragraf eksposisi, maka penulis harus
bahwa menulis merupakan cara seseorang mampu mengemas bahasa tulisannya agar
untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang pembaca mampu merasa ‘diajak’ saat
dituangkan dalam bentuk tertulis yang harus membacanya.
tetap dilatih untuk dapat melakukan Di kelas I dan II (kelas rendah), siswa
komunikasi yang dilakukan secara tidak mempelajari mengenai teknik menulis kata.
langsung. Lalu pada kelas III, IV, V dan VI (kelas tinggi),
Pada proses menulis, ada tiga tahap siswa akan berlatih untuk dapat merangkai kata
yang dilakukan oleh manusia. Tahap pertama menjadi sebuah kalimat. Dan dari sebuah
yaitu pemrolehan ide, penulis melatih kalimat tersebut kemudian dirangkai menjadi
kemampuan daya tanggap mengenai suatu sebuah paragraf. Yang terakhir, siswa akan
peristiwa, penulis memperoleh ide dari dilatih untuk mengembangkan paragraph yang
pengalaman hidup atau kehidupan manusia ditulis menjadi sebuah wacana yang menarik
yang pernah dialami. untuk dibaca.
Tahap kedua yaitu pengolahan ide, Di dunia pendidikan pasti tak akan
pada tahap ini penulis melatih kemampuan luput dari permasalahan. Begitu halnya dengan
dalam berpikir. Yaitu tergantung pada apa pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
tujuan yang diharapkan dalam menulis tersebut. Dasar yang masih mengalami banyak kendala.
Misalnya bertujuan untuk dapat menghibur Salah satu kendala tersebut adalah masih
pembaca, maka penulis harus mampu membuat rendahnya kreativitas guru dalam menyajikan
pembaca merasa senang dengan tulisan yang pembelajaran bahasa yang inovatif. Hal ini
dibuat oleh penulis. Dalam hal ini, tak heran dapat mengakibatkan siswa mudah bosan dan
apabila banyak yang mengatakan bahwa tidak memahami materi yang diberikan saat
menulis merupakan kegiatan manusia yang proses belajar mengajar.
melibatkan kemampuan berpikir. Begitu pula halnya dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia pada

2
keterampilan menulis. Apabila guru tidak dapat dalam paragraph karena tidak ada gambaran
memberikan pembelajaran yang menyenangkan mengenai apa yang hendak mereka tulis.
dan inovatif, maka siswa akan sulit untuk Sedangkan faktor yang timbul dari guru
menghasilkan tulisan yang menarik dan sesuai diantaranya adalah 1). Guru cenderung lebih
seperti tujuan kompetensi yang diharapkan. banyak menggunakan metode ceramah saja,
Penelitian terdahulu dilakukan oleh sehingga siswa mudah bosan dan kurang
Dian Anggraini, M. Shaifuddin, M. Ismail dari antusias saat pembelajaran. 2). Guru menilai
Universitas Sebelas Maret prodi PGSD yang keterampilan menulis siswa dari aspek kognitif
melakukan penelitian pada siswa kelas III di saja, hal ini membuat siswa tidak menjaga
SDN 02 Kedungrejo, Wonogiri yang berjudul sikap saat proses pembelajaran. Akan lebih
“Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi baik jika guru menilai kegiatan pembelajaran
Dengan Menggunakan Metode Concept pada semua kemampuan atau kompetensi yang
Sentence” diperoleh hasil pengamatan bahwa dimiliki oleh siswa. Kemampuan/ kompetensi
siswa cenderung pasif saat pembelajaran yang dimaksud yaitu mencakup ranah kognitif
berlangsung, hal ini diakibatkan oleh (pengetahuan), ranah afektif (sikap) dan ranah
pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa psikomotorik (keterampilan). Sehingga apa
terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran yang dilakukan siswa saat pembelajaran dapat
karena proses pembelajaran yang monoton dan diketahui semua kemempuannya. 3). Kurang
tidak bervariasi. optimalnya media pembelajaran dan sarana
Pada kelas III semester I Sekolah Dasar prasarana saat proses pembelajaran.
(SD), salah satu kompetensi dasar (KD) yang Dari permasalahan yang ada, maka
harus dicapai pada keterampilan menulis adalah guru perlu menggunakan model atau metode
“Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang pembelajaran yang tepat agar tujuan
tersedia dengan memperhatikan penggunaan pembelajaran bisa tercapai. Guru perlu memilih
ejaan”. Namun berdasarkan observasi, siswa model atau metode yang tepat untuk dapat
kelas III kurang antusias saat menyusun menciptakan suasana belajar yang
paragraf. Banyak siswa yang tidak mau menyenangkan, kreatif dan inovatif. Hal ini
menyusun paragraf sesuai perintah dari guru. akan dapat meningkatkan keterampilan
Selain itu, banyak siswa yang tidak menyusun paragraf pada siswa.
tanggungjawab akan tugas yang diberikan oleh Metode pembelajaran adalah suatu cara
guru. Mereka malas mengerjakan soal dari untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan
guru. rencana yang telah disusun untuk mencapai
Berdasarkan hasil wawancara dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran
guru kelas III SD Negeri Keboansikep perlu disesuaikan dengan kompetensi yang
Gedangan yaitu Ibu Lidia S.Pd, dapat diperoleh akan dicapai, selain itu perlu disesuaikan juga
informasi bahwa sebagian besar siswa masih dengan kebutuhan siswa agar tidak melakukan
belum mampu menyusun paragraf dengan pembelajaran yang membosankan. Contoh
optimal. Hal tersebut berakar pada beberapa metode pembelajaran adalah metode ceramah,
factor yang timbul dari siswa, diantaranya Tanya jawab, penugasan, diskusi, dll.
yaitu: 1). Siswa merasa kesulitan saat diminta Model pembelajaran merupakan suatu
untuk menuliskan ide atau gagasan dalam perencanaan sebagai pedoman pembelajaran
menulis paragraf. 2). Siswa belum memahami yang akan di implementasi didalam kelas. Jika
mengenai penggunaan bahasa dan ejaan yang seorang guru atau pendidik berhasil
tepat dalam menyusun paragraf. 3). Siswa menggunakan model pembelajaran yang tepat,
belum mampu merangkai kata-kata yang tepat maka pembelajaran di kelas dapat berjalan
dalam menulis paragraf. 4). Siswa bingung dengan efektif, inovatif dan menyenangkan
untuk memulai menyusun kata atau kalimat sesuai indicator keberhasilan. Selain itu,
dengan memilih model pembelajaran yang

3
tepat, maka siswa tidak akan mudah bosan untuk mengatasi kendala yang dialami oleh
dalam proses pembelajaran. guru atau pendidik saat proses pembelajaran di
Salah satu model yang dapat digunakan kelasnya sendiri.
dalam keterampilan menulis adalah model Subjek penelitian adalah siswa kelas III
pembelajaran Concept sentence. Pembelajaran tahun ajaran 2017/2018 di SDN Keboansikep
Concept Sentence adalah model pembelajaran Gedangan yang berjumlah 31 orang. Prosedur
yang bertujuan untuk melatih siswa menyusun penelitian ini menggunakan model dari Kurt
paragraph melalui beberapa kata kunci yang Lewin yang memiliki 4 tahapan, yakni
telah disediakan. Pada model pembelajaran perencanaan (planning), tindakan (acting),
Concept sentence, siswa dituntut untuk mampu pengamatan (observing), refleksi (reflecting).
bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap
Pembagian kelompok pada model pembelajaran siklus melakukan pengamatan sebanyak 1 kali
ini dibagi secara heterogen dan merupakan pertemuan.
kelompok kecil. Kegiatan yang dilakukan saat
Model pembelajaran ini dilakukan melakukan Tahap perencanaan (planning)
dengan menggunakan kartu-kartu yang berisi adalah menyiapkan perencanaan instrument
kata kunci yang telah dipersiapkan oleh guru. penelitian, menyiapkan perangkat pembelajaran
Siswa boleh mengambil empat kata kunci atau seperti silabus, Rencana Pelaksanaan
sesuai dengan arahan dari guru. Kemudian dari Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan Bahan
kata kunci yang dipilih tersebut disusun dan Ajar Siswa, serta menyiapkan lembar penilaian.
dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Jadi, (Amir & Sartika, 2017) menyatakan bahwa
pemilihan model pembelajaran Concept tahap tindakan (acting) adalah melakukan
Sentence sangat cocok digunakan pada mata pengamatan dan mengimplementasikan
pelajaran Bahasa Indonesia materi Menyusun pembelajaran sesuai perencanaan. Tahap
paragraf. Siswa akan lebih mudah merangkai pengamatan (observing) adalah saat melakukan
kata dari kata kunci yang telah disediakan. kegiatan pengamatan saat penelitian. Dan tahap
Berdasarkan penelitian terdahulu di Refleksi (reflecting) melakukan perbandingan
SDN se-gugus Diponegoro kelas IV dengan hasil penelitian dengan indicator keberhasilan.
judul penelitian Pengaruh Model Kooperatif Hubungan komponen PTK menurut
Concept Sentence Terhadap Keterampilan Kurt Lewin digambarkan melalui diagram
Menulis Karangan Narasi oleh Fransisca Dita dibawah ini:
Damayanti, Riyadi, Amir menarik kesimpulan
bahwa model kooperatif concept sentence lebih Perencanaan Tindakan
efektif dibandingkan dengan model (Planning) (Acting)
pembelajaran langsung pada pembelajaran
menulis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran Concept Sentence yang dapat Refleksi Pengamatan
(reflecting) (Observing)
meningkatkan kemampuan menyusun
paragraph bagi siswa kelas III SDN
Keboansikep Gedangan.
.Diagram 1. Hubungan Komponen PTK
METODE Menurut Kurt Lewin
Penelitian ini dirancang menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Teknik pengumpulan data dilakukan
Siswono (2008) Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan tiga metode, yaitu 1.)
merupakan jenis penelitian yang bertujuan Metode tes, dengan menggunakan metode tes

4
ini maka peneliti memberikan serangkaian soal sebagai berikut: a) ketuntasan perseorangan,
tentang materi yang diajarkan pada akhir seorang siswa dapat dikatakan tuntas apabila
pembelajaran. 2). Metode observasi telah mencapai nilai ≥ 73 dari nilai maksimal
(pengamatan), yaitu teknik pengumpulan data 100. Dan b) ketuntasan secara klasikal, suatu
dengan cara melakukan pengamatan terhadap kelas dapat dikatakan tuntas jika ada minimal
aktivitas atau perilaku siswa. dan 3). Metode 75% yang telah mencapai nilai ≥ 73 dari nilai
kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan maksimal 100.
data dengan cara memberi sekumpulan
pertanyaan kepada responden. HASIL DAN PEMBAHASAN
Oleh karena itu, pada penelitian ini Sebelum melaksanakan penelitian, data
dibutuhkan tiga instrument penelitian untuk yang diperoleh peneliti dari guru kelas III (Ibu
mengumpulkan data penelitian, yaitu 1). Tes Lidya S.Pd) SDN Keboansikep Gedangan
hasil belajar 2). Lembar observasi dan 3). menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
Angket. Tes hasil belajar digunakan untuk menyusun paragraph sangat belum maksimal.
mengukur kemampuan siswa dalam menyusun Adapun data presentase yang dimaksud yaitu
paragraph. Tes dilakukan pada setiap akhir siswa yang sudah mampu memenuhi kriteria
siklus, dan dilanjutkan dengan melakukan ketuntasan minimal (KKM) hanya sebesar
refleksi untuk mengetahui kendala yang 41,93% (13 siswa) Sedangkan sebagian besar
dirasakan saat proses pembelajaran. Lembar lainnya masih belum mampu memenuhi criteria
observasi digunakan untuk mengetahui ketuntasan Minimal (KKM). Rumus untuk
aktivitas siswa saat melaksanakan penelitian. menghitung ketuntasan hasil belajar siswa
Angket digunakan untuk mengukur respons adalah sebagai berikut:
siswa saat kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran concept
sentence.
Data penelitian ini dianalisis secara
deskriptif kualitatif-kuantitatif. Data observasi Kriteria Total Siswa Presentase
dan angket dianalisis secara deskriptif. ≥ 73 13 41,93 %
Sedangkan analisis hasil tes disesuaikan pada ≤73 18 58,06%
persentase ketuntasan hasil belajar pada materi Tabel 1. Presentase Hasil Belajar Siswa
menyusun paragraph. Persentase ketuntasan Sebelum Penelitian
hasil belajar seluruh siswa (P) dicari dengan
menggunakan rumus berikut: Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus,
dan masing-masing siklus terdiri dari 1
Keterangan: pertemuan. Hasil penelitian ini diambil saat
P = persentase ketuntasan belajar siswa melakukan pengamatan di kelas. Adapun data
n = jumlah siswa yang tuntas lembar pengamatan yang dapat dikumpulkan
N = jumlah seluruh siswa yaitu:
1) Data kegiatan peneliti saat melakukan
Perlu diketahui bahwa nilai Kriteria observasi di kelas dengan menggunakan
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas III pada model pembelajaran concept sentence pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah materi menyusun paragraph kelas III
Dasar Negeri Keboansikep Gedangan adalah semester I
73. Sedangkan pada kriteria ketuntasan belajar 2) Data setelah diterapkan model pembelajaran
menyusun paragraph pada mata pelajaran concept sentence pada materi menyusun
Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN paragraph kelas III semester I
Keboansikep Gedangan dapat dinyatakan

5
3) Data hasil tes siswa pada siklus I dan siklus mengalami peningkatan dalam berbagai aspek.
II yang menunjukkan peningkatan Diantaranya adalah:
kemampuan menyusun paragraph dengan 1. Siswa lebih mampu memperhatikan
menggunakan model concept sentence penjelasan guru secara antusias dengan
4) Data kuesioner (angket) yang berisi presentase sebesar 74%,
sekumpulan pertanyaan untuk mengukur 2. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
respon siswa saat pembelajaran pada materi (71%),
menyusun paragraph dengan menggunakan 3. Siswa lebih bertanggung jawab terhadap
model pembelajaran concept sentence. tugas yang diberikan (66%) dan nilai hasil
belajar siswa mengalami peningkatan
Pembahasan (Tuntas 77%, Tidak Tuntas 23%).
Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada Sabtu, 21 Di akhir pertemuan saat selesai
April 2018. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengerjakan tes pada akhir pembelajaran siklus
menyampaikan materi menyusun paragraf I, guru melakukan refleksi kepada siswa
dengan memperhatikan penggunaan ejaan. dengan menanyakan kesulitan atau kendala
Instrument yang disiapkan adalah lembar yang dirasakan saat proses pembelajaran
observasi atau pengamatan aktivitas siswa, tes berlangsung. Selain itu, perlu dianalisis
hasil belajar, perangkat pembelajaran (Silabus, mengenai hasil persentase kesalahan siswa, hal
RPP, Lembar Penilaian, Bahan Ajar, dan ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan
Lembar Kerja), dan lembar angket. Pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat
pembelajaran ini Siswa mulai belajar menyusun menuntaskan hasil belajar siswa pada materi
paragraph sesuai dengan sintaks model menyusun paragraph di siklus selanjutnya.
pembelajaran Concept Sentence.
Sintaks pembelajaran dengan model Siklus II
Concept Sentence menurut Huda (2013:316) Siklus II dilakukan pada hari Senin, 23
adalah: April 2018 selama 70 menit. Setelah
1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan melakukan refleksi pada akhir pertemuan sikus
dicapai. I, peneliti melakukan koreksi terhadap kendala
2) Guru menyajikan materi terkait dengan yang terjadi pada siklus I seperti kurangnya
pembelajaran secukupnya. kekompakan antar anggota kelompok dan
3) Guru membentuk kelompok kecil yang kurangnya pengetahuan tentang model concept
beranggota empat siswa secara heterogen sentence, maka pada siklus II melakukan
(boleh kurang atau lebih). tindakan perbaikan. Diantaranya adalah
4) Siswa diberi beberapa kata kunci oleh guru mengacak kelompok yang berbeda dengan
yang berisi materi yang akan disajikan pada sebelumnya secara heterogen dan menempatka
saat itu. tutor sebaya secara tepat, serta menjelaskan
5) Siswa bersama kelompok masing-masing kembali mengenai model pembelajaran yang
diminta untuk membuat beberapa kalimat akan dipakai seperti pada pertemuan
dengan menggunakan minimal empat kata sebelumnya.
kunci setiap kalimat. Pada siklus II, dapat diketahui bahwa
6) Guru membimbing diskusi secara pleno hampir semua siswa menguasai materi
berdasarkan hasil diskusi kelompok. pembelajaran. Dengan kata lain, shampir semua
7) Siswa memberikan kesimpulan dan dibantu siswa berhasil menyusun paragraph yang baik
oleh guru. dan menarik sesuai dengan ejaan yang tepat.
Hasil penelitian pada siklus I setelah Pada siklus ini diperoleh presentase aktivitas
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan memperhatikan sebesar 93%. Aktivitas
model Concept Sentence, sebagian besar siswa

6
keaktifan sebesar 88%, dan tanggungjawab materi pelajaran. Salah satu pengaruh dari hal
terhadap tugas sebesar 81%. Hasil pada siklus tersebut karena factor perbedaan gaya belajar
II menunjukkan kenaikan yang signifikan dari siswa.
siklus I. kesulitan siswa saat menyusun Keefektifan belajar dapat membuat
paragraph juga mengalami penurunan. hasil lebih bermakna. Belajar tidak melulu
Berikut ini adalah tabel dan grafik dengan cara membaca, menghafal dan
aktifitas siswa. menghitung. Tetapi belajar akan lebih
Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II bermakna bila diberi aktivitas yang
menyenangkan dengan inovasi pembelajaran
Memperhatikan 74% 93%
yang berbeda.
Keaktifan 71% 88%
Dengan hasil yang didapatkan pada
Tanggungjawab 66% 81%
siklus ke II, maka hasil belajar siswa di SDN
Tabel 2. Aktivitas Siswa
Keboansikep Gedangan materi menyusun
paragraph pada siswa kelas III telah tergolong
tuntas dengan presentase 90,32%, dan
mengalami peningkatan sebesar 16,13%.
Didukung oleh persentasi aktivitas siswa yang
93

88

81

Siklus II
tergolong maksimal. Itu berarti, penelitian
74

71

66

Siklus I
tindakan kelas (PTK) dapat diakhiri pada siklus
0 100 200 300 ke II.

Memperhatikan Keaktifan KESIMPULAN


Tanggungjawab Penerapan Model Pembelajaran
Concept Sentence dapat meningkatkan aktivitas
Grafik 1. Peningkatan Aktivitas Siswa
belajar siswa, selain itu juga dapat
meningkatkan keterampilan menyusun
Kriteria Pra Siklus I Siklus II
paragraph pada siswa kelas III SDN
Siklus (%) (%)
Keboansikep I Gedangan. Peningkatan
Tuntas, 41,93 74,19 90,32 keterampilan menulis dan aktivitas belajar
KKM ≥73
siswa itu didukung oleh respons siswa yang
Tidak Tuntas, 58,06 25,80 9,67 positif terhadap penerapan model Concept
KKM ≤73
Sentence.
Total 100 100 100 Keterampilan menyusun paragraf siswa
Tabel 3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat digunakan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan menyusun
Berdasarkan tabel 3 persentase hasil paragraph. Sintaks pembelajaran dengan model
belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa Concept Sentence menurut Huda (2013:316)
siswa yang tergolong dalam kategori tuntas adalah: 1). Guru menyampaikan kompetensi
pada tes pendahuluan hanya 41,93% (13 yang akan dicapai. 2.) guru menyajikan materi
Siswa), siklus I sebesar 74,19% (23 Siswa) terkait dengan pembelajaran secukupnya. 3).
sedangkan pada siklus II mencapai 90,32% (28 Guru membentuk kelompok kecil yang
Siswa). beranggota empat siswa secara heterogen
Meskipun ada beberapa siswa yang (boleh kurang atau lebih). 4). Siswa diberi
belum mampu menyusun paragraph secara beberapa kata kunci oleh guru yang berisi
tepat, namun hal tersebut dianggap wajar. materi yang akan disajikan pada saat itu. 5).
Menurut Amir (2015) menyatakan bahwa Siswa bersama kelompok masing-masing
setiap siswa mempunyai cara belajar yang diminta untuk membuat beberapa kalimat
berbeda-beda dalam menerima informasi atau dengan menggunakan minimal empat kata

7
kunci setiap kalimat. 6). Guru membimbing
diskusi secara pleno berdasarkan hasil diskusi
kelompok. 7). Siswa memberikan kesimpulan
dan dibantu oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan
Masalah Berbentuk Soal Cerita
Matematika Berdasarkan Gaya belajar.
Jurnal Math Educator Nusantara, 1(2).
159-170.
Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017).
Metodologi Penelitian Dasar Bidang
Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Nafi’ah, S. A. (2018), Model-model
pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD/MI, Yogyakarta: Ar-Ruzz media.

Anda mungkin juga menyukai