Anda di halaman 1dari 3

JERIHPAYAHMU TIDAK SIA-SIA

1 Korintus 15:58
PENDAHULUAN
Surat ini ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat Tuhan di Korintus untuk
menguatkan hati mereka, mengingat mereka pada waktu itu sedang berada di
titik bawah kehidupan mereka. Mereka merasa segala jerih lelah dan kesaksian
yang mereka lakukan dalam rangka memperluas Kerajaan Sorga dengan
pemberitaan keselamatan kekal kepada banyak orang seolah-olah telah
membentur dinding tembok yang kokoh. Bayangkan, pemberitaan tentang
kebangkitan orang setelah kematian ditentang oleh banyak orang pada waktu itu.
Pada waktu itu Korintus memang sedang diwarnai dengan berbagai ragam
pengajaran, salah satunya adalah pengajaran yang menentang akan kebangkitan
orang mati. Kebetulan tidak sedikit jemaat Korintus adalah orang-orang yang
memiliki latar belakang Yunani yang tidak memercayai akan kebangkitan tubuh,
akhirnya turut menyangsikan berita tentang Kristus bangkit dari antara orang
mati. Ini yang membuat pemberitaan dan pelayanan dari mereka yang percaya
seperti menjadi sia-sia.
PERLAIHAN
Tidak sedikit orang yang merasa hal baik yang telah dibangunnya atau
dilakukannya ketika mendapatkan sedikit tantangan terlalu cepat untuk menjadi
lemah dan menyerah, lalu merasa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang
sia-sia. Banyak orang lupa akan prinsip kebenaran bahwa segala pekerjaan baik
yang dibangun dengan dasar yang benar, pasti tidak akan percuma, meskipun
tantangan atau hambatan mewarnai sekalipun.
Tidak sedikit orang percaya hari-hari ini yang merasa bahwa pekerjaan
yang telah dibangunnya, pelayanan yang telah dilakukannya, hubungan yang
telah dibinanya, iman yang dibangunnya ataupun segala jerih lelah yang telah
dilakukannya seolah-olah telah menjadi sia-sia, khususnya ketika datang
hambatan dan tantangan atau ketika sepertinya tidak terlalu membuahkan hasil.
KALIMAT TANYA
Apa yang harus kita lakukan, sehingga kita tidak merasa yang kita kerjakan
adalah sesuatu yang sia-sia?
ISI KHOTBAH
1. Lakukan segala sesuatu dengan hati yang benar
1 Kor. 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh …
Hati yang benar atau hati yang tulus harus sungguh-sungguh mendasari
apapun yang kita lakukan. Entahkah itu pekerjaan di dunia sekuler ataupun di
dunia pelayanan. Ingat perkataan rasul Paulus yang ditulis untuk jemaat di
kolose, bahwa “apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kol. 3:23) Kata asli
dalam bahasa Yunani untuk kata “teguh” adalah hedraios, yang artinya adalah
tetap berada di dalam satu posisi, yaitu posisi tenang, setia, tulus dan tabah.
Ketika hati kita sudah tidak tetap dalam satu posisi yang benar, maka mudah
untuk kita merasa apa yang dilakukan adalah percuma.
Tidak semua yang kita lakukan selalu akan berjalan dengan mulus.
Tantangan, godaan, hambatan, bahkan reaksi dari orang-orang yang kita
harapkan akan mendukung namun melakukan hal yang sebaliknya bisa saja
mewarnai. Bahkan tidak jarang, pada waktu kita melakukan sesuatu dengan
bersusah payah, menguras energi dan pikiran, berharap jerih lelah kita
membuahkan hasil yang baik, namun ternyata tidak seperti yang diharapkan.
Apabila kita tidak menjaga kondisi hati tetap dalam satu posisi yang benar,
maka kita tidak lebih dari mentalitas bangsa Israel pada waktu keluar dari
Mesir dimana kondisi hati mereka sangat bergantung sekali pada keadaan yang
terjadi. Keadaan baik, hati baik. Keadaan buruk, hati bersungut-sungut.
2. Lakukan yang terbaik dan percaya janji Tuhan
1 Kor. 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! …
Dalam melakukan suatu usaha atau pekerjaan, umumnya manusia tidak
sabar untuk melihat hasilnya. Apabila ia mendapati hasilnya baik, maka
dengan senang hati ia akan terus mengerjakannya, sambil berharap ia akan
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Namun berbeda dengan apa yang
dikatakan Tuhan melalui rasul Paulus dalam suratnya di atas, Tuhan
menghendaki bagian kita adalah lakukan yang terbaik terlebih dahulu dan
percayakan hasilnya sepenuhnya kepada Tuhan. Karena umumnya manusia
akan mudah kecewa, apabila hasil yang dicapainya tidak seperti yang ia
harapkan.
Kata “giatlah” dalam bahasa Yunani adalah perisseuo yang artinya
berlimpah dalam kualitas dan kuantitas. Suatu ajakan untuk tetap bersemangat
melakukannya sambil disertai suatu standar yang tidak main-main. Perkara
hasilnya seperti apa, percayakan semua itu ke dalam tangan Tuhan, bukan
kepada kehendak kita. Yang pasti jangka waktu dan hasilnya, Tuhan yang
berkehendak. Nuh memilih untuk bertekun dari awal pembuatan bahtera
dengan standar yang Tuhan kehendaki. Adapun waktu dan hasilnya, semua
berada di luar kehendak dirinya, yang pasti di dalam Tuhan tidak pernah sia-
sia.
PENUTUP
Apapun yang Tuhan percayakan saat ini kepada kita di dalam berbagai hal,
jangan pernah merasa sia-sia. Lakukan dengan giat, perbaharui persekutuan kita
dengan Tuhan, landaskan kembali segala sesuatu kepada kehendak dan cara
Tuhan. Percayalah, semuanya tidak akan pernah sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai