Anda di halaman 1dari 8

MAJU TERUS

PANTANG MUNDUR
Markus 10:46-52
Membaca perikop hari ini tentang perjuangan
Bartimeus, dalam ‘menentang arus’ seharusnya
menjadi kekuatan bagi semua orang yang hari ini
juga berada dalam situasi “yang tidak menentu”
dihidupnya. Bisingnya suara keramaian tidak
membuat dia tak mengenali suara Yesus (ayat
47); Hardikan dari banyak orang tidak
membuatnya kehilangan semangat untuk maju
terus (ayat 48). ia pun pantang mundur ketika
akhirnya Yesus memanggil dirinya yang (masih)
buta saat itu (ayat 50).
Ada banyak peristiwa dalam
kehidupan kita bisa melemahkan
bahkan mematikan semangat kita.
Akan tetapi hari ini kita akan
belajar dari seorang yang punya
banyak kekurangan dan
penderitaan yang Tuhan izinkan
menghampiri hidupnya.
Jangan berhenti berseru kepada Tuhan
(ayat 47-48).
kita bisa lihat tadi bahwa keterbatasan fisik dan tantangan tidak mampu
menghalangi Bartimeus untuk bisa ‘menemukan’ Yesus. Ia terus berusaha
tanpa kenal kata menyerah. Semestinya ini menjadi pelajaran bagi kita
bahwa teruslah ‘mencari’ Tuhan, keterbatan ataupun tantangan jangan
dijadikan sebagai alasan untuk kita tidak mencari Tuhan.
Yang menjadi penekanan disini adalah teruslah berseru kepada Tuhan
selagi kesempatan hidup masih ada pada kita, jangan karena
keterbatasan kita, jangan karena tantangan yang kita alami membuat kita
berhenti mencari Tuhan, tirulah Bartimeus.
Percaya Akan Kuasa Tuhan (ayat
51)
kita melihat ‘kepercayaan’ Bartimeus kepada Yesus. Dengan memperhatikan
teks perenungan kita, bukanlah sesuatu yang berlebihan jika kita katakana
bahwa Bartimeus SANGAT percaya kepada Yesus. Pertanyaannya adalah dari
mana kepercayaan ini muncul dalam diri Bartimeus? Kepercayaan Bartimeus
ini muncul karena ia sering mendengar tentang Yesus, bukankan Paulus dalam
suratnya kepada jemaat di Roma pernah mengatakan bahwa “iman
(kepercayaan) timbul karena pendengaran?”. Dia tidak menuruti tekanan
orang-orang tidak percaya yang banyak jumlahnya itu. Demikianlah, ketika
orang banyak itu menyuruhnya untuk diam dan berhenti berseru-seru, akan
tetapi dia menolak untuk tutup mulut. Dia tidak akan membiarkan orang
banyak itu membungkamnya.
Sudah berapa kali kita mendengar tentang Yesus? 1 kali, 10, 100
atau sudah tak tertehitung? Pertanyaannya adakah kita percaya
kepada Yesus sungguh-sungguh? Atau masih ada keraguan,
masih ada kecemasan, masih ada kebimbangan? Bartimeus
tidak pernah menyaksikan dengan matanya sendiri bagaimana
Yesus menolong orang-orang, dia hanya mendengar! Saya rasa
kita sudah banyak mendengar tentang Yesus bahkan sudah
menjadi saksi mata bagaimana Yesus menolong melepaskan
orang-orang yang berada dalam masalah, pergumulan,
tantangan dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari percayalah
pada Yesus. Apapun persoalanmu, apa pun tantanganmu
yakinlah bahwa di dalam Yesus ada jalan keluar.
Tidak Lupa Bersyukur (ayat
52)
Perlu untuk kita ketahui bahwa memang kata “bersyukur” atau “berterimakasih”
tidak terdapat dalam teks perenungan kita, tetapi secara implicit (tersirat) kita
bisa katakan ada ucapan syukur atau pun ucapan terima kasih yang dinyatakan
oleh Bartimeus lewat tindakannya. Sudah berapa kali kita ditolong oleh Tuhan,
keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan, terluput dari bahaya atau
bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan. Adakah kita mengucap
syukur atau berterima kasih kepada Tuhan! Mengucap syukur atau berterima
kasih bukan persoalan membuat pesta, mengucup syukur bukan berbicara
tentang berdoa, meskipun semua itu baik (dalam arti tidak salah). Mengucap
syukur atau berterima kasih semestinya membuat kita mengikuti Dia dam
memuliakan Allah dengan cara taat kepada perintah-Nya.
Kisah Bartimeus berujung happy-
ending. Sikap ‘maju terus pantang
mundur’-nya berbuah manis (ay.
52). Setiap orang dapat mengubah
kepahitan hidup menjadi berkat
asalkan memiliki sikap yang tepat
dihadapan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai