Anda di halaman 1dari 2

BERSAMA TUHAN TIADAYANG MUSTAHIL

Semua gereja di dunia merayakan kebangkitanNya hari ketigaa setelah Jumat


Agung. Perayaan kebangkitan Tuhan Yesus jangan hanya sebagai “kesempatan”
bernostalgia” tentang cerita “tempo dulu” mengenai perjalanan pelayanan Tuhan Yesus.
Kalau kita percaya bahwa Tuhan Yesus hidup, maka keyakinan tersebut harus membawa
pengaruh dalam hidup ini. Seharusnya ada dampak dalam hidup kita oleh keyakinan
bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, bahwa ia hidup.
Dengan kebangkitan Tuhan Yesus, bahwa ia adalah Allah yang tidak tetap dalam
kubur itu berarti kita berurusan dengan Allah yang hidup. Ia bukan Allah yang mati,
tetapi Allah yang hidup artinya memiliki mata yang dapat melihat, telinga mendengar,
kesadaran dan hati yang dapat merasa atau mengerti keadaan kita serta Tuhan yang
berkuasa. Tuhan adalah Allah yang hidup yang menguasai alam semesta ini dan
kekuatannya. Tuhan Yesus berkata, bahwa segala kuasa ada di tangan Tuhan (Mat 28:18-
20). Dari pernyataan ini Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa tidak ada kuasa lain
yang mengatasi atau melampaui kuasaNya.
Orang percaya harus berani berjalan ditengah kemustahilan, artinya tetap teguh
hati ditengah keadaan yang sulit yang secara kekuatan biasa tidak dapat ditanggulangi.
Tetap teguh hati sebab bersama Tuhan berarti tidak ada yang mustahil. Dengan
keyakinan ini kita tidak bersikap defeatisme, sebagai orang yang kalah. Kita harus belajar
bersikap sebagai pemenang sekalipun keadaan kita hari ini seperti atau sebagai pihak
yang kalah. Pihak yang lemah dan kalah diarea ekonomi, pendidikan, kekuasaan,
pergaulan, dan lain sebagainya. Firman Tuhan meneguhkan kita, bahwa sebagai orang
yang dikasihi Allah kita lebih dari pemenang (Roma 8:31-37).
Kata menang dalam Roma 8:37 artinya mengatasi lawan, mengungguli musuh,
lulus, menaklukkan. Pemenang artinya Orang yang menang. Dalam teks aslinya kata
pemenang disini adalah hupernikomen (Ing.over conquer). Dalam terjemahan Good
News adalah: we have complate through Him Who love us. Kita adalah orang- orang
yang memiliki kemenangan penuh. Bukan sebagian atau kurang lengkap, tetapi penuh.
Kemenangan disini adalah kemenangan dari segala masalah yang memusuhi
kesejahteraan hidup manusia. Dosa yang adalah sumber segala penderitaan dengan segala
akibatnya telah dikalahkan oleh Yesus, dan kemenangan Yesus adalah jaminan
kemenangan kita. Oleh karena Tuhan Yesus telah memang maka kemenanganNya juga
dapat menjadi milik kita sepenuh.
Dalam sejarah orang beriman kita temukan kemenangan mereka didahuli
kekalahan dan kegagalan, seperti Yusuf, Musa, Daud, Daniel, Sadrach Mesach
Abednego dan lain sebagainya. Sering Tuhan sengaja membawa orang-orang yang
dikasihiNya kedalam kesukaran-kesukaranhidup yang tidak teratasi oleh kekuatannya
sendiri. Kekalahan dan kegagalan tersebut merupakan jembatan untuk mengenali kasih
dan kuasa Bapa, yaitu supaya kita berpaling kepada Tuhan dan bergantung sepenuh
kepada kekuatanNya, sehingga kita dapat mengalami Tuhan.
Setelah bangkit, Alkitab berkata bahwa Tuhan Yesus duduk disebelah kanan
Allah Bapa (Mark 16:19). Maksud bahwa Ia duduk disebelah kanan Allah Bapa adalah
bahwa ia menerima kuasa pemerintahan.. Pemerintah dan pemimpin sebuah negara bisa
berganti-ganti, tetapi pemerintahan Allah tidak pernah diganti (Dan 2:44). Bila kita
percaya hal ini maka kita percaya bahwa semua dalam kontrol dan monitor Tuhan yang
sempurna., Alkitab berkata bahwa tidak akan seekor burung jatuh diluar kehendak Bapa
(Mat 10:29-31), bahkan rambut kepala kitapun terhitung olehNya. Hal ini menunjukkan
pemeliharaan dan perhatianNya yang sempurna. Jadi kalau kita yakin sungguh-sungguh
akan hal ini, maka kita belajar bergantung kepada Tuhan, bukan kepada sumber lain.
Kita harus percaya Allah kita bukan saja berkuasa tetapi juga baik. Kepercayaan
kepada Allah yang hidup, baik dan berkuasa akan membuahkan jiwa yang tenang.
Menggerakkan kita menghampiri Dia senanatiasa sebab Dialah sumber kehidupan ini.
Jadi kalau dunia disekitar kita mengalami gonjang ganjing, kalau hidup kita mengalami
gonjang ganjing yaitu kesukaran dan kesulitan, mata kita harus kita arahkan kepada
Tuhan dan menantikan pertolongan daripadaNya (Maz 124:8). Orang yang menantikan
Tuhan tidak akan mendapat malu (Maz 25:3).
Memang kadang Tuhan seperti membiarkan kita berlarut-larut dalam kesukaran
dan Tuhan tidak segera menolong kita, tetapi tetap nantikan Tuhan, sebab ada waktu
Tuhan menolong kita. Kalau selama ini kita hidup tanpa pengharapan dan keyakinan
akan datangnya pertolongan Tuhan maka sekarang kita belajar berharap dan menantikan
pertolongan Tuhan. Ionilah yang dimaksud Paulus dengan pernyataanNya bahwa Ia mau
mengenal kuasa kebangkitanNya (Fil 3:10). Setiap kita harus berlajar berperkara aratu
bergumul dengan Tuhan sehingga masing mengalami Tuhan secara nyata. Belajar
melatih iman kita tanpa bantuan siapapun, bahkan pendeta atau hamba Tuahan, sebaba
hamba Tuhan tidak dapat mendampingi terus menerus. Tuhan setia mendampingi kita.
Oleh sebab itu selalau ada pengharapan bagi anak-anak tuhan yang menantikan
Tuahan. Apapun keadaan kita hari: berpenyakit yang tidak ada obatnya, masalah
ekonomi, masalah keluarga, masalah jodoh, masalah studi, masalah karir, masalah karir
dan pekerjaan dan lain sebagainya. Selali ada pengharapan maksudnya masih ada jalan
keluar dan pertolongan dari Tuhan.
Aspek lain yang harus kita tangkap melalui pemberitaan Firman tuhan ini adalah,
bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk meraih hal-hal yang besar bagi Tuhan.
Oleh sebab tidak ada yang mustahil bagi Tuhan maka kita dapat meraih bintang setinggi-
tingginya dan dengan optimis mempersembahkan bagi tuhan untuk kemuliaanNya.
Berpikir sebagai orang besar, yaitu anak-anak Allah yang maha Tinggi. Jangan menjadi
yang kalah tetapi jadilah pememang dalam segala hal.

Anda mungkin juga menyukai