Anda di halaman 1dari 1

Campur Tangan Roh Kudus Ketika Kita Sulit Berdoa (Rm.

8:26-27)

Mari kita renungkan Rm. 8:26-27. Bagian yang menjadi kunci dari ayat ini adalah “Roh
membantu kita dalam kelemahan kita.” Berlawanan dengan banyak ajaran yang
menonjolkan kekuatan manusia, Allah justru mengajarkan bahwa kita itu sebenarnya lemah.
Inilah yang menjadi titik awal untuk berdoa. Tanpa menyadari diri kita lemah, maka kita
tidak akan memiliki dorongan untuk berdoa.

Apa kelemahan kita? Sebagai manusia, kita rentan terhadap ketidaksempurnaan yang ada di
dunia. Kita tidak bisa menghindari sakit, penuaan, dan kematian. Juga, permasalahan hidup
yang berat bisa tiba-tiba terjadi. Sementara, di dalam diri kita pun ada perjuangan melawan
dosa, yang sering kali sangat berat untuk dilawan dengan kekuatan manusiawi kita.

Inilah yang coba dijelaskan Paulus dalam surat Roma pasal ke-8 ini. Walaupun kita telah
dibebaskan dari ancaman hukum Taurat karena Kristus, tetapi kita masih harus merasakan
perjuangan hidup di dunia. Inilah yang dirasakan oleh jemaat di Roma yang sedang
mengalami penganiayaan karena iman mereka. Syukurlah, janji Tuhan Yesus untuk
memberikan Penolong telah digenapi (Yoh. 14:16) sehingga kita bisa hidup dalam Roh.
Artinya, kita akan selalu disertai oleh Roh Kudus dalam setiap perjuangan hidup kita,
termasuk dalam berdoa. Bagaimana cara-Nya?

Dalam bahasa aslinya, kata membantu tadi juga memiliki makna “turut memikul beban.”


Roh Kudus akan menopang kita ketika kita tidak mampu untuk berkata “Jadilah kehendak-
Mu!” (Mat. 26:42) di tengah kesulitan hidup kita. Dia akan membantu kita untuk
mengutarakan kerinduan hati kita yang terdalam kepada Allah, yang juga mengetahui
seluruh isi hati kita (ay. 27). Lihat, ada kerja sama di antara Allah Tritunggal ketika kita
berdoa, sehingga kita yakin bahwa jawaban doa yang kita terima pasti yang terbaik.  

Inilah kekuatan doa yang hanya dimiliki oleh orang percaya. Ketika berdoa, kita masuk ke
dalam wilayah spiritual melalui pekerjaan Roh Kudus. Kita akan mendapat kekuatan dan
cara pandang yang benar, walaupun kesulitan hidup masih ada. Jadi, jangan sampai lagi kita
berdoa dengan kekuatan sendiri. Tanpa melibatkan Roh Kudus, maka doa kita akan berpusat
pada diri sendiri. Hambar. Suatu saat, kita pasti akan kehilangan gairah untuk berdoa.

Setelah memahami ini, tidak heran kalau kita melihat bahwa semua tokoh pelayanan
pastilah juga seorang pendoa. Termasuk, Anak Allah sendiri. Teladanilah mereka semua,
supaya kita tetap teguh berdiri dalam menjalankan kehendak Tuhan di tengah segala
kesulitan hidup yang ada. Amin.

Anda mungkin juga menyukai