Anda di halaman 1dari 2

SALAH PERSEPSI/GAGAL PAHAM (MARKUS 8 : 31-33) sungguh-sungguh atau dengan kata lain tanda orang beriman adalah

"Bersama Tuhan, kita pasti bisa!" Slogan ini sering dijadikan penyemangat sukses dalam artian apa yang diingini akan terwujud. Benarkah demikian?
dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Mulai dari pergumulan Jika kita merunut perikop khotbah minggu ini, jika kita meneladani
anak-anak dalam menempuh studi, masalah relasi, ekonomi, dunia kerja kehidupan sang Maha Guru Kita Yesus Kristus maka mengikut Yesus
serta rumah tangga. Namun tidak jarang mereka justru kecewa karenanya. ternyata tidak demikian, bahkan dikatakan mengikut Yesus berarti
Sebab pertolongan Tuhan tak kunjung datang sebagaimana harapan memikul salip dan menyangkal diri. Tapi pun demikian, juga kita tidak
mereka. Mereka tetap harus berjerih lelah, bahkan mengalami banyak boleh gagal paham tentang hal ini seolah jika mengikut Yesus melulu
sandungan dalam memperjuangkan harapannya. penderitaan yang akan kita alami, tidak. Yang pasti bagi setiap pengikut
Kristus telah memberitahukan kepada para murid bahwa Ia harus Yesus yang setia sebagaimana nampak dalam kehidupan Paulus adalah
menanggung banyak penderitaan. Meski berhasil menghindarkan para selalu atau senantiasa bersukacita dalam situasi bagaimana pun ntah itu
murid dari kesalahpahaman yang menganggap Mesias adalah raja duniawi, kecukupan atau kekurangan (bd. Filipi 4:4). Jika diberkati dengan kekayaan
para murid masih percaya Yesus akan tampil dalam kebesaran dan tidak menjadi sombong sebaliknya semakin luarbiasa menjadi berkat bagi
keagungan, serta memulihkan kerajaan Israel. Pemahaman inilah yang banyak orang, demikian juga jika dalam kesengsaraan tidak membuat
menjadi dasar Petrus dalam menegur Yesus ketika Ia memberitahukan bersungut-sungut dan menyalahkan keadaan dan Tuhan, tetapi sebaliknya
lebih rinci mengenai penderitaan yang akan ditanggung-Nya. Sayang, semakin bertekun di dalam Tuhan sebab kita percaya sebagaimana
bukannya dipuji karena tampak sangat mengasihi Yesus, Petrus justru disaksikan Paulus dalam Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
mendapat teguran. Alasannya? Pemikiran Petrus melenceng dari maksud bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
dan kehendak Bapa atas pengutusan Yesus. yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
Banyak orang lebih senang mengenal Yesus sebagai Tuhan yang rencana Allah”.
menyelesaikan kesulitan dan memenuhi setiap kebutuhan hidup. Padahal Gagal paham ini bisa terjadi kepada siapapun. Seperti Petrus dalam
kedatangan Yesus adalah untuk menyelesaikan masalah mendasar perikop khotbah Minggu ini. Banyangkan Petrus sudah mengikut Tuhan
manusia, yakni dosa. Bagaimana dengan pemahaman kita? Semoga kita Yesus selama 3 tahun dan mengikutinya siang dan malam, bahkan Petrus
tidak seperti Petrus yang berjalan dengan pemahaman sendiri, melainkan walaupun tidak ada sk pengangkatan secara formal tetapi Petrus
menempatkan Yesus sebagai Mesias sebagaimana maksud dan kehendak diposisikan sebagai pemimpin, tetapi toh masih gagal paham tentang
Bapa dalam mengutus-Nya. Ada banyak orang gagal paham tentang penderitaan yang bakal dialami Yesus.
mengikut Yesus. Ada orang yang menganggap jika mengikut Yesus tidak Jika merujuk secara logika sikap Petrus sangat wajar. Bukankah Yesus
ada lagi penderitaan, tidak ada lagi sakit penyakit, tida ada lagi kelaparan, sangat berkuasa? 5 ribu orang diberi makan hanya dengan 5 roti dan 2
pokoknya semuanya aman terkendali. Pemahaman ini bukan hanya bagi ikan, bahkan sisa 12 keranjang?. Bukankah Yesus tidak hanya
mereka yang baru mengikut Yesus, bahkan ada yang sudah lama mengikut menyembuhkan orang sakit tetapi bahkan membangkitkan orang mati?
Yesus masih beranggapan demikian. Salah satunya adalah penganut aliran Bukankah Yesus berkuasa juga terhadap alam dimana angin dan
teologi sukses. Mereka beranggapan indicator mengikut Yesus dengan gelombang mendengar hardikannya menjadi tenang? Sampai hari ini bisa
jadi sebagaimana Petrus pada waktu itu kita juga gagal paham jika (2) Mengikut Yesus, menyangkal diri dan memikul Salib berarti dalam
menganggap penderitaan kita, penderitaan orang lain oleh karena mengikut Kristus benar-benar membutuhkan komitmen yang tinggi, tidak
kurangnya iman. Apakah penderitaan Yesus karena kekurangan iman? boleh setengah-setengah. Sebab Penyangkalan diri berarti harus
Tentu tidak. Dari peristiwa ini Yesus mau mengajar kita (1) Dialah Mesias menyalibkan segala keinginan daging kita, rela meninggalkan dosa dan
Juruslamat yang sudah dinubuatkan itu, demi menebus dosa manusia Dia berkomitmen untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Memikul salib
akan mengalami banyak penderitaan, bahkan mati namun pada hari yang berarti harus rela dibenci dan dimusuhi oleh dunia ini karena nama Yesus.
ke tiga bangkit dari antara orang. Harusnya murid-murid mengingat akan Bahkan dikatakan, "...siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
hal ini. (2) Ungkapan mengikut Yesus menyangkal diri dan memikul salib kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
berarti menyatakan bahwa perjalanan hidup seseorang yang sudah Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Markus 8:35).
percaya akan Yesus Kristus juga akan banyak menanggung penderitaan.
Kita bebas untuk memilih mau memikul salib atau tidak. Tidak ada yang
Walaupun demikian Yesus mau mengingatkan dan sekaligus menghiburkan memaksa. Tetapi kalau mau sungguh-sungguh mengikut Yesus, resiko
murid-murid dan juga kita hari ini bahwa hal yang paling berharga bagi memikul salib harus dipenuhi. Petrus mau mengikut Yesus, tetapi ia belum
manusia yakni keselamatan itu sendiri yakni kehidupan yang kekal akan siap untuk memikul salibnya.
menjadi milik kita ketika kita tidak takut kehilangan nyawa sekalipun
sebagai konsekwensi mengkitut Yesus dengan setia dari pada sukses
dengan memperoleh seluruh dunia ini tetapi kehilangan nyawa. Disini
Yesus membandingkan memperoleh semua dunia dengan nyawa. Kalau
kita memilih, manakah yang kita pilih? Saya pikir kalau kita sehat
(maksudnya berpikir normal) kita akan pilih nyawa. Sangat logika sekali
untuk apa seluruh dunia ini dengan segala kemegahannya tetapi kita mati?
(Ayat 35-37). Perlu ditambahkan yang dimaksud mati atau kehilangan
nyawa bukan sekedar mati, tetapi mati yang kekal.

Pointer Aplikassi
(1) Dengan penderitaan, kematian dan kebangkitanNya membuktikan
bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Dialah
Juruslamat manusia. Kita bersyukur boleh bercaya kepadaNya (bd. Yoh
3:16).

Anda mungkin juga menyukai