Anda di halaman 1dari 32

LIQUEFAKSI (3)

ANALISIS GEOTEKNIK TERAPAN


by swulanb
1. Stress based method
a. Standard Penetration Test (SPT) Base Data
b. Cone Penetration Test (CPT) Based Data
c. Baker Penetration Test Based Data
2. Strain based method
3. Energy based method
4. Stress-Strain based method

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Metode ini awalnya dikembangkan oleh
Dobry dkk (1982)
▪ Merupakan gabungan antara Cyclic Stress
Ratio yang dikembangkan Seed dan Idriss
(1981)
▪ Tegangan geser rata-rata (ave) yang terjadi
dalam suatu prisma tanah akibat percepatan
a dapat ditentukan dengan
𝜎𝑣0
ave = 0,65. . a. 𝑟𝑑
𝑔

Grafik Hubungan Antara , G, dan 

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
1. Shear Strain Demand ()
▪ Terdapat hubungan antara tegangan geser (), regangan geser (), dan modulus geser
(G), dirumuskan sebagai berikut:
𝜏 𝜏
𝐺= , =
 𝐺
▪ Notasi gama () adalah shear strain (regangan geser), tanpa satuan. Notasi  bukan
menggambarkan berat volume tanah
▪ Perumusan regangan geser adalah sebagai berikut:
𝑎
0,65. 𝑔 . 𝜎𝑣𝑜 . 𝑟𝑑
𝛾=
𝐺
𝐺𝑚𝑎𝑘𝑠 . 𝐺
𝑚𝑎𝑘𝑠
▪ Apabila regangan tersebut melebihi batas tertentu maka lapisan tanah secara teoritik
akan mengalami likuifaksi

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
2. Modulus geser maksimum (Gmaks)
▪ Menurut Green (2001), Olson dkk (2004) menyatakan bahwa modulus geser
maksimum dapat ditentukan dengan:
0,5
1 𝜎′𝑚𝑜
𝐺𝑚𝑎𝑘𝑠 = 440. 𝑁1 60 3 . 𝑃𝑎1 .
𝑃𝑎2
di mana: bila ’mo dalam satuan kg/cm2
maka Pa1, Pa2 dalam 1 atm (1 kg/cm2, yaitu suatu normalisasi
overburden pressure
maka Gmaks memiliki satuan yang sama dengan ’mo

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
2. Modulus geser maksimum (Gmaks)
▪ Rumus dari ’mo adalah:
1 + 2. 𝐾𝑜
𝜎′𝑚𝑜 = . 𝜎′𝑣𝑜
3
▪ Dan nilai Ko ditentukan dengan
Ko = (1 – sin ’)
’ = 20. 𝑁1 60
0,5 + 20
▪ Penyelesaian untuk diperlukan cara iterasi.
▪ Diagram alir prosedur penyelesaian digambarkan sebagai berikut

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
DIAGRAM ALIR
PENENTUAN
REGANGAN GESER

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
2. Modulus geser maksimum (Gmaks)
▪ Untuk dapat menentukan regangan geser () dengan cara iterasi maka perlu
diketahui lebih dahulu hubungan matematis tegangan geser (), regangan geser
(), dan modulus geser (G) untuk setiap indeks plastisitas (PI = Plasticity
Index).
Tabel Parameter-parameter Penting yang Mempengaruhi Modulus Geser dan Damping
Parameter Pasir Lempung
Shear Modulus (G) Damping (D) Shear Modulus (G) Damping (D)
1. Shear Strain,  A A A A
2. Confining Pressure, o A A A A
3. Void Ratio, e A C A B
4. Platisicity Index, PI - - A A

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan Note: A = sangat penting , B = penting, C = agak penting
2. Modulus geser maksimum (Gmaks)
▪ Dalam menentukan potensial liquefaksi, nilai G harus ditentukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang tertera dalam tabel
▪ Formulasi empiris untuk menentukan Shear Modulus Reduction Curve (MRC)
untuk berbagai nilai PI dibuat oleh Widodo (1993) dengan mereplikasi MRC dari
Vucetic dan Dorby (1991) dan Sun dkk (1988)

𝐺 1
=
𝐺𝑚𝑎𝑘𝑠 𝛾𝛼
1 + 𝛼.
𝛽
di mana:  = soil shear strain, %
 = koefisien yang tergantung pada indeks plastisitas tanah

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
2. Modulus geser maksimum (Gmaks)

Tabel Nilai  dan 


No Indeks Plastisitas, PI Nilai  Nilai 
(%)
1 5 - 10 1,00 0,04
2 10 – 20 1,00 0,07
3 20 – 40 0,95 0,12
4 40 – 80 0,87 0,20
5 > 80 0,73 0,35
6 Mexico Clay 0,99 0,95

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
2. Strain Capacity
▪ Pada sebuah penelitian tahun 2001,
metode ini dikuantifikasikan dalam bentuk
regangan geser batas, th, (threshold
shear strain).
▪ Pada regangan batas tersebut, butir-butir
pasir sudah mengalami pergeseran
(sliding)
▪ Menurut penelitian Dobry et al (1982),
regangan batas pada kondisi tersebut
berkisar antara 0,1% yang

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Metode ini merupakan pengembangan dari stress-based liquefaction analysis
yang dirintis oleh Seed dan Idriss (1971) dan disempurnakan hingga sekarang
▪ Menurut Green (2001), metode ini merupakan evolusi sekaligus inovasi di
dalam analisis liquefaksi yang di mulai oleh Nemat-Nasser dan Shokooh (1979)
▪ Davis dan Berrill (1982) dari Universitas of Canterbury merupakan pengusul
pertama dengan energy demand dan capacity, yang kemudian disempurnakan
oleh Berril dan Davis (1985)

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
Asumsi yang digunakan adalah:
1. Energi gempa merambat dan beratenuasi proporsional dengan 1/r2 di mana r adalah
jarak
2. Kenaikan tekanan air pori merupakan fungsi linier dari disipasi energi
3. Disipasi energi di dalam tanah akibat material damping merupakan proporsional
1
dengan 𝜎′𝑣𝑜 0,5
Energy demand ini dirumuskan sebagai berikut:
2 1,5 −1
𝑟 . 𝜎′𝑣𝑜
𝐷𝑚𝑑 =
101,5𝑀
Di mana: r = jarak dari pelepasan energi (m)
’vo = initial effective overburden pressure pada kedalaman z (kPa
M = magnitudo gempa

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Perumusan untuk menentukan capacity berdasarkan corrected N1-SPT dengan
perumusan sebagai berikut:
𝟒𝟓𝟎 −𝟏
Cap =
𝑵𝟏 𝟐
Di mana: N1 = nilai SPT tanpa koreksi energi

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Asumsi berdasarkan Davis dan Berril (1982) diperbaiki dengan asumsi sebagai berikut:
1. Tekanan air pori proporsional dengan akar dari disipasi energi
2. Adanya tambahan atenuasi-inelastic atas energi gempa yang merambat dari sumber ke
site
▪ Perumusan demand diperbaharui menjadi:
2 1,5 −0,5
𝑟 . 𝜎′𝑣𝑜
𝐷𝑚𝑑 =
𝐴. 101,5𝑀
di mana: r = jarak dari pelepasan energi (m)
’vo = initial effective overburden pressure pada kedalaman z (kPa
M = magnitudo gempa
A = material attenuation factor
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Material attenuation factor dirumuskan sebagai berikut:
4 ∞ 2 2
A = ‫ 𝑥 ׬‬.𝐹 . 𝑥 . 𝑒 −𝑎.𝑥 . 𝑑𝑥
𝜋 0
1 𝑘.𝑟
▪ Dengan catatan: 𝐹 𝑥 = dan 𝑎=
(1+𝑥 2 ) 𝑄.𝑑
Di mana: a = dimensionless distance
r = dimensionless constant dengan nilai sama yang
tergantung pada source model
k = dimensionless constant = 2,8
Q = quality factor function atas material attenuation = 280
d = 1,14.10-3.exp (1,35.M) = dimensionless constant
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Berril dan Davis memberikan hubungan secara grafis antara dimensionless
distance (a) dengan material attenuation factor (A) seperti gambar di bawah ini

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Untuk mempermudah menghitung material attenuation factor (A) berdasarkan
gambar sebelumnya, maka dibuat perumusan secara matematis sebagai berikut:
𝟏
𝑨=
𝒂𝟏,𝟎𝟗
𝟏 + 𝟏, 𝟎𝟗. 𝟎, 𝟏𝟖
▪ Perumusan Capacity mengalami perubahan, yang diformulasikan sebagai berikut:
−𝟏
𝟏𝟐𝟎
Cap =
(𝑵𝟏 )𝟔𝟎 𝟏,𝟓
▪ Di mana: N1 = nilai SPT tanpa koreksi energi

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
METODE-METODE STABILISASI TANAH
YANG BERPOTENSI LIQUEFAKSI
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
1. Meningkatkan daya dukung tanah dengan cara:
A. Meningkatkan kuat geser tanah
Parameter kuat geser tanah: c, , berat volume tanah ()
B. Meningkatkan kepadatan tanah: dry, Dr
2. Menurunkan muka air tanah
3. Mengganti komposisi tanah untuk mendapatkan gradasi tanah yang baik

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
Ground Ground
Improvement Reinforcement
• Stone Columns
• Jet Grouting
Soil Soil • Micropiles (Mini-piles)
Treatment Improvement • Vibro-Concrete Column
• Perkuatan Fondasi Tiang
• Chemical • Pencampuran tanah
• Penggunaan Sheet
Admixture • Soil replacement
Pile/Soldier pile
• Surface Compaction
• Deep Dynamic Compaction
• Compaction grouting
• Pengeringan (Dewatering)
• Drainage

by swulanb 21
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Penambahan bahan secara kimiawi (Solidifikasi)
agar kedalam struktur tanah di bawah pondasi
bangunan guna meningkatkan kepadatan dan
stabilitas struktur tanah demi mencegah
terjadinya penurunan bangunan,
▪ Cara ini biasanya dilakukan dengan cara
menginjeksikan kedalam tanah atau langsung
dicampurkan bahan kimianya, seperti :
1. DELTAGROUT SD
Bahan grouting untuk stabilitas struktur tanah
2. Semen
3. Fly ash

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Usaha secara mekanis agar butir-butir tanah merapat.

▪ Hal ini bisa dilakukan dengan cara menggilas atau menumbuk.

▪ Pemadatan tanah bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah


dengan menambah kuat geser tanah
▪ Pemadatan tanah dapat dilakukan baik di permukaan ataupun di
kedalaman tertentu
▪ Teknik pemadatan tanah di antaranya adalah surface compaction,
deep compaction, compaction grouting

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Menurunkan derajat kejenuhan
air tanah
▪ Memberhentikan atau
mengeringkan air tanah atau
air permukaan dari sebuah
lokasi, konstruksi dasar sungai,
caisson, dengan memompa
atau penguapan.
▪ Pada lokasi konstruksi,
dewatering ini dapat
dilaksanakan sebelum
penggalian bawah permukaan
untuk pondasi, menopang, atau
ruang bawah tanah untuk
menurunkan muka air.
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Pada metoda ini proses dissipasi
tekanan air pori pada tanah
berpasir dipercepat sehingga
mereduksi tekanan air pori yang
terjadi dengan menggunakan
material-material yang permeabel
(permeable drain piles).

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Fondasi yang digunakan harus
memiliki kekuatan dan redundansi
yang cukup dan dapat mengurangi
bahaya liquefaction.
▪ Jenis pondasi yang dapat dipilih
adalah
1. Fondasi Tiang Pancang,
2. Fondasi Pile-Raft,
3.Fondasi Raft + Grouting
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Penggunaan flexsibel joint dapat
mengurangi bahaya liquefaksi
▪ Flexible joint adalah struktur yang
saling berfungsi sebagai penahan
struktur yang lainnya
▪ Bila terjadi kehilangan daya dukung
tanah di bawah salah satu struktur
yang ada, tidak akan merusak
struktur yang lainnya

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Geogrid dapat berfungsi untuk
memperkuat fondasi
▪ Pada umumnya sistem serat tikar
banyak digunakan untuk
memperkuat badan timbunan pada
jalan, lereng atau tanggul dan
dinding tegak.
▪ Mekanisme kekuatan perkuatan
dapat meningkatkan kuat geser

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Sheet pile / soldier pile
digunakan sebagai
facing dan penahan
tanah dengan cara
ditanam dan tidak
memerlukan konstruksi
bawah tanah seperti
pilecap dan tiang
pancang.

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
9. KONTROL DEFORMASI
DENGAN DIAGFRAGMA WALL
▪ Pada metoda ini proses
deformasi tanah atau
perpindahan tanah yang terjadi
akibat likuefaksi dikontrol, agar
tidak terjadi kerusakan pada
struktur yang berdiri diatas
tanah tersebut

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
▪ Das.B.M, Endah.N, dan Mochtar.I.B, 1985, Mekanika Tanah: Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis,
Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
▪ Das.B.M, and Ramana.G.V, 2011, Principles of Soil Dynamics, Second Edition, Cengage
Learning, USA
▪ Darwis, 2017, Dasar-dasar Perbaikan Tanah, Pustaka AQ, Yogyakarta
▪ Hasmar.H, 2002, Dinamika Tanah & Rekayasa Kegempaan, UII Press Yogyakarta, Yogyakarta
▪ Hatmoko.J.T, 2016, Dinamika Tanah dan Liquefaction, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta
▪ KemenPU, 2014, R-0 Analisa Dinamik Bangunan Air, Pusat Litbang Sumber Daya Air, Bandung
▪ Pawirodikromo.W, 2012, Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
▪ Robertson.P.K, 2004, Evaluating Soil Liquefaction and Post-earthquake deformations using the
CPT, Natural Science and Engineering Research Council of Canada (NSERC), Canada
▪ Tim Pusat Studi Gempa Nasional, 2017, Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun
2017, Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman, Bandung

by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan
TERIMA KASIH
by swulanb
Analisis Geoteknik Terapan

Anda mungkin juga menyukai