Modul Pemantapan Apotek
Modul Pemantapan Apotek
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................iii
BAB I MANAJERIAL APOTEK......................................................................................1
1.1 Tujuan..........................................................................................................1
1.2 Teori Singkat................................................................................................1
1.3 Alat dan Bahan.............................................................................................5
1.4 Praktikum Surat Pesanan..............................................................................5
BAB II PERHITUNGAN DOSIS..........................................................................6
2.1 Dosis.............................................................................................................6
2.2. Regimen Dosis.............................................................................................6
2.3 Formulasi......................................................................................................6
2.4 Perhitungan Dosis........................................................................................6
2.5 Laju Aliran Larutan Intravena....................................................................10
BAB III PENGKAJIAN RESEP......................................................................................15
3.1 Tujuan........................................................................................................15
3.2 Teori Singkat..............................................................................................15
3.3 Alat dan Bahan...........................................................................................16
3.4 Praktikum Pengkajian Resep......................................................................16
BAB IV PIO DAN KONSELING....................................................................................18
4.1 Tujuan........................................................................................................18
4.2 Teori Singkat..............................................................................................18
4.3 Alat dan Bahan...........................................................................................20
4.4 Praktikum Pengkajian Resep......................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
KAJIAN RESEP
Lampiran 2
SURAT PESANAN
Lampiran 3
PERHITUNGAN FARMASI
Lampiran 4
KELOMPOK
Lampiran 5
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Lampiran 6
SILABUS DOSEN
iii
BAB I
MANAJERIAL APOTEK
1.1 Tujuan
Setelah melakukan praktik manajerial apotek, diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui tentang perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, serta pencatatan dan pelaporan di
apotek yang baik dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
1
73/Menkes/SK/IX/2016, dalam membuat perencanaan pengadaan
sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya
dan kemampuan masyarakat.
2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pengadaan barang dapat melalui 2 cara yaitu
pembelian dan konsinyasi. Pembelian barang di apotek sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan setempat.
Dalam pengadaan Sediaan Famasi dibutuhkan surat pesanan yang
berbeda untuk setiap gologan obat. Surat pesanan terdiri dari surat
pesanan biasa, surat pesanan obat-obat tertentu, Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi.
a. Surat pesanan obat biasa digunakan surat pesanan terdiri dari 2
rangkap yang dapat dibuat diapotek itu sendiri.
b. Surat pesanan Obat-obat tertentu dapat digunakan oleh I jenis atau
beberapa jenis, ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab
dengan mencantumkan nama lengkap, nomor Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) dan stempel perusahaan. Obat yang termsuk
golongan ini yaitu Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin,
Amitriptilin, Haloperidol dan/atau Dekstrometorfan.
c. Surat pesanan Prekursor Farmasi dapat digunakan untuk 1 (satu) atau
beberapa jenis. Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau
bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong
untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara,
produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine,
pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine. Surat pesanan
obat prekursor pemberiannya tidak bisa dilakukan secara
sembarangan.
2
d. Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis
Narkotika. Contoh obat yang termasuk golongan ini yaitu morfin,
kokain, LSD, opium, kodein dan heroin.
e. Surat pesanan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu)
atau beberapa jenis Psikotropika. Yang termasuk dalam golongan ini
yaitu alprazolam, diazepam, clonazepam dan lorazepam.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Obat yang
diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut nama PBF yang
mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting karena
sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no batch
tertentu.
4. Penyimpanan
Bahan obat/obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik, harus
disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan
stabilisitasnya. Penyusunan dan penyimpanan barang dilakukan secara
sistematis dapat dikelompokkan berdasarkan kategori teraupetik
(farmakologi), bentuk sediaan (cair, semi padat, dan padat), First In
First Out (FIFO), First Expire First Out (FEFO), secara alfabetis,
pabrik (produsen) dan sifat sediaan. Untuk narkotika dan psikotropika
disimpan dalam lemari khusus yang harus memenuhi persyaratan
tertentu yaitu terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah dipindahkan
dan mempunyai 2 kunci yang berbeda, harus diletakkan ditempat yang
aman dan tidak terlihat oleh umum untuk apotek dan kunci lemari
khusus dipegang oleh apoteker penanggung jawab.
5. Pemusnahan dan Penarikan
Obat yang sudah kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
3
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedang utuk obat yang bukan narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker yang disaksikan oleh TTK yang
memiliki surat izin praktik.
Untuk resep yang disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat
dimusnahkan. Dilakukan oleh Apoteker disaksikan sekurang-kurangnya
oleh petugas lain dengan cara dibakar atau denagn cara lain di buktikan
dengan berita acara pemusnahan resep menggunakan formulir 2
sebagaimana terlampir dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM dengan tetap memberikan
laporan kepada kepala BPOM.
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankakn jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal tersebut
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakkan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan kartu stok, yang
memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemsukan, jumlah
pengeluaran dan sisa persediaan.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada proses pengelolaan sediaan farmasi, Alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan yang
meliputi faktur dan surat pesanan, penyimpanan, penyerahan meliputi
nota dan struk penjualandan pencatatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari dua bagian ada pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan menajemen apotek. Lalu
ada pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat sesuai
4
peraturan perundang-unfdangan meliputi pelaporan narkotik,
psikotropika dan lain-lain.
1.3 Alat dan Bahan
Blanko surat pesanan dan alat tulis
5
BAB II
PERHITUNGAN DOSIS
2.1 Dosis
Dosis adalah jumlah suatu obat/formulasi obat yang diberikan kepada
seorang pasien untuk mencapai hasil terapi yang diinginkan. Dosis dapat
dikualifikasi dengan berbagai istilah seperti dosis tunggal, dosis harian, dosis
terbagi harian, dosis mingguan, dosis total, dosis maksimal.
2.3 Formulasi
Suatu obat dapat tersedia dalam satu atau lebih formulasi (bentuk sediaan)
dan lebih dari satu kekuatan. Contoh sefadroksil tersedia dalam formulasi :
Kapsul : 500 mg
Suspensi oral : 250mg/5mL, 500 mg/5mL
Tablet : 1 gr
6
1. Satuan formulasi
Hitung jumlah tablet Q yang diberikan jika pada resep dinyatakan 1
tablet obat Q empat kali sehari selama 5 hari!
Jawaban :
1 kali minum butuh 1 tablet Q dan 1 hari tablet Q diminum sebanyak 4
kali, maka untuk 1 hari butuh 4 tablet Q. Jadi, untuk 5 hari total tablet
Q yaitu 20 tablet Q.
1. Jawaban :
Jumlah dosis dan volume total : 15 mL x 3 = 45 mL per hari x 7 hari =
315 mL selama 7 hari.
15 mL sekali minum, jika tersedia sendok 5 mL, maka butuh 3 kali
minum sendok 5 mL untuk memenuhi dosis 15 mL sekali minum.
2. Bobot obat
Hitung jumlah tablet Q yang diberikan jika pada resep dinyatakan 1
tablet obat Q 20 mg empat kali sehari selama 5 hari! Sedangkan tablet
Q yang tersedia hanya tablet Q 10 mg.
Jawaban :
Agar pasien dapat menerima tablet Q 20 mg maka pasien minum 2
tablet Q 10 mg. Sehingga total tablet Q yang diberikan ke pasien 40
tablet.
Untuk tablet sekali konsumsi = 1 tablet 10 mg x 2 = 2 tablet
Untuk total tablet per hari = 2 tablet x 4 = 8 tablet
Untuk total tablet selama 5 hari = 8 tablet x 5 = 40 tablet
7
3. Bobot Badan
Hitunglah dosis flukonazol untuk anak 3 tahun dan anak 11 tahun
bila dosis flukonazol yang direkomendasikan untuk kandidiasis pada
anak adalah 3 mg/kg sehari. Sarankan bentuk sediaan yang tepat
untuk keduanya.
Jawaban
Untuk anak 3 tahun
Dari table diperoleh bobot anak 3 tahun sebesar 15 Kg.
a. Hitung dosis yang harus diterima oleh anak tersebut
Misalkan dosis harian dalam mg adalah y. Susun kesetaraannya:
Dosis ketokonazol (mg) 3 y
Bobot badan (kg) 1 15
Y= 3 x 15 y= 45 mg
b. Tentukan formulasi yang sesuai untuk dosis tersebut
Formulasi flukonazol yang tersedia adalah kapsul 50 dan 150 mg
serta suspense yang mengandung flukonazol 50 mg/5 mL. Jika
dosis yang direkomendasikan adalah 45 mg, maka sediaan kapsul
tidak cocok (ingat bahwa seorang anak 3 tahun belum dapat
menelan kapsul).
Suspensi merupakan produk yang sesuai, tetapi setiap 5 mL
mengandung 50 mg ketokonazol. Demikian, perlu menghitung
volume suspensi yang mengandung dosis tersebut
c. Hitung volume suspensi yang diberikan
Contoh volume suspensi ketokonazol (mL) adalah y. Susun
kesetarannya:
Dosis ketokonazol (mg) 45 50
Volume suspensi (mL) y 5
Y/45 = 5/50
y= 4,5
Maka, pasien anak harus diberi 4,5 mL suspensi flukonazol
perhari
8
Untuk anak 11 tahun
Tabel hanya memberikan bobot untuk anak 7 dan 12 tahun,
karenanya bobot badan harus diperkirakan. Dalam hal ini
diperkirakan adalah 34 Kg.
a. Hitung dosis yang harus diterima oleh anak tersebut
Misalkan dosis harian dalam mg adalah z. Susun kesetaraannya:
Dosis harian ketokonazol (mg) 3 z
Bobot badan (kg) 1 34
Z = 102
Dosis harian untuk anak 11 Kg adalah 102 mg.
b. Tentukan formulasi yang sesuai untuk dosis tersebut
Adanya menterjemahkan dosis yang telah dihitung kedalam
formulasi yang sesuai. Karena bobot badan anak adalah hasil
perkiraan, dimungkinkan untuk mengurangi (untuk
menggenapkan) dosis menjadi 100 mg. Dalam hal ini, anak usia
11 tahun mungkin sudah bisa menelan kapsul, tergantung dari
kondisi mediknya.
Untuk memenuhi dosis 102 mg dapat diberikan 2 kapsul 50 mg.
Alternatif lain, dapat diberikan dosis 10 mL suspense yang
mengandung 25 mg/5 mL
9
Luas permukaan tubuh seorang anak 5 tahun adalah 0,73 m 2.
Misalkan dosis mingguan metoreksat adalah y. Susun
kesetaraannya:
Dosis metoreksat (mg) 15 y
Luas permukaan tubuh (m2) 1 0,73
Dengan demikian, dosis mingguan metotreksat adalh 10,95 mg.
b. Tentukan formulasi yang tepat.
Untuk membrikan 10,95 mg dari 2 tablet yang tersedia, pasien
dapat meminum 1 tablet 10 mg.
Jawaban:
6 jam = 360 menit
Berikutnya perlu perhitungan jumlah tetesan dalam 1 liter (1000 mL)
Misalkan jumlah tetesan adalah x. Susun kesetraan:
Jumlah tetesan x 20
Volume larutan (mL) 1000 1
x/1000 = 20/1 x = 20000
Dengan demikian, akan ada 20000 tetes dalam 1000 mL.
10
Untuk beberapa larutan IV, kecepatan aliran obat telah ditentukan Pada
kasus manapun, mungkin diperlukan penghitungan volume keseluruhan
yang akan diberikan dan tetesan per menit.
Jawaban:
Diperlukan penghitungan volume glukosa 5% yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu larutan yang mengandung 5 mg amoksisilin per mL
Misalkan volume larutan yang diperlukan untuk dalam sediaan
sedangkan konsentrasi 5 mg/mL adalah y mL. Susun kesetaraan:
Amoksisilin (mg) 5 500
Volume larutan (mL) 1 y
y/500 = 1/5 y = 100
Dengan demikian, vial amoksisilin yang berisi amoksisilin 500 mg harus
dilarutkan dalam larutan glukosa 5% hingga dicapai volume larutan
sebanyak 100 mL
11
3 mL obat diberikan dalam waktu 1 menit sehingga alat infus IV harus
membrikan laju 60 tetesan per menit.
Contoh :
Dosis yang direkomendasikan untuk fenitoin adalah 15 mg/kg BB untuk
diinfuskan pada laju tidak lebih dari 50 mg/menit. Diasumsikan pasien
adalah wanita dewasa dengan bobot 56 kg. Injeksi fenitoin tersedia dalam
ampul 5 ml mengandung 50 mg/ml. Pemberi resep menginginkan suatu
volume infus 100 ml dan laju pemberian 25 mg/menit. Apakah
permintaan pemberian resep itu mungkin ? jika iyaberapa laju
alirannya/menit ?
Jawaban
a. Hitunglah dosis yang direkomendasikan kepada pasien
Pasien memiliki bobot badan 56 kg dan dosis obat sebesar 15 mg/kg.
Contoh dosis yang diperlukan adalah z, maka :
Dosis (mg) 15 z
12
Bobot badan (kg) 1 56
Dengan demikian, dosis yang diberikan untuk pasien adalah 840 mg
fenitoin.
b. Hitung volume injeksi yang dibutuhkan injeksi mengandungf fenitoin
50 mg/ml.
Contoh volume injeksi adalah y, maka :
Massa fenitoin (mg) 840 50
Volume injeksi (ml) y 1
y = 840/50 y = 16,8
Dengan demikian, diperlukan injeksi fenitoin sebanyak 16,8 ml untuk
dosis yang dibutuhkan.
Volume ini dapat dibuat sampai 100 ml dengan lar saline sebagaimana
diminta oleh pembuat resep. Larutan akhir sebanyak 100 ml ini akan
mengandung 840 mg fenitoin. Maka, perlu dilakukannya perhitungan
volume pemberian obat/menit yang diperlukan untuk memberikn laju
25 mg/menit. Dengan kata lain, setiap ml larutan mengandung 25 mg
fenitoin.
Contoh
Obat tersedia sebagai larutan infus pada konsentrasi 0,15 mg/ml. Laju
aliran yang dibuatkan resep yaitu 3 mg/jam. Hitung laju aliran dalam
ml/menit dan tetesan/menit jika 1 ml = 20 tetes.
13
Jawaban :
Diperlukan dalam satuan menit, sehingga perlu untuk mengkonversi laju
aliran mg/jam menjadi mg/menit.
Contoh jumlah mg/menit y. Susun kesetaraanya :
Massa obat (mg) 3 y
Waktu (menit) 60 1
y = 3/60 y = 0,05
Dengan demikian, laju aliran adalah 0,05 mg/menit.
14
BAB III
PENGKAJIAN RESEP
3.1 Tujuan
Setelah melakukan praktik pengkajian resep, mahasiswa diharapkan dapat
melakukan pengkajian resep, baik pengkajian secara administratif, kesesuaian
farmasetik maupun klinis secara baik dan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
15
ginjal, epilepsi, gangguan hati dan pasien bedah) dan tinggi badan
pasien (harus diketahui untuk pasien pediatri, kemoterapi).
2) Nama dokter, No.SIP/SIPK dokter (khusus resep narkotika), alamat,
nomor telepon, serta paraf, kewenangan klinis dokter, serta akses lain.
3) Tanggal resep.
4) Ada tidaknya alergi.
16
6) Jika ada hal yang perlu dikonfirmasi, hubungi dokter penulis resep
(hasil konfirmasi dengan dokter dicatat di resep).
Cat: Yang bertindak sebagai dokter bisa dosen praktikum atau petugas yang
diberikan peran sebagai dokter.
17
BAB IV
4.1 Tujuan
Setelah melakukan praktik pemberian informasi obat (PIO) dan konseling,
mahasiswa diharapkan dapat melakukan PIO dan konseling dengan teknik
komunikasi dan materi konsultasi yang baik.
18
meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien.
Kriteria pasien yang dapat diberikan konseling :
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu
hamil dan menyusui)
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis
3. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
5. Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi)
6. Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
19
b. Aturan pakai, dan edukasi mengenai cara penggunaan dengan alat
peraga
c. Efek samping, kontraindikasi
d. Respon yang diharapkan dari obat
e. Hal yang harus dilakukan untuk memantau respon terapi atau
mendeteksi adanya efek samping
f. Hal yang harus dilakukan bila tidak tercapai respon yang diinginkan
atau bila terjadi efek samping
g. Hal yang harus dilakukan bila dosis terlewat
h. Interaksi obat-obat, obat-makanan yang penting
i. Cara penyimpanan
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN I
KAJIAN RESEP
22
dr. Mawar dr. Cantik
SIP. No. SIP. No.
123/SIP.DU774/YF/DINKES/X/2012 456/SIP.DU775/YF/DINKES/X/2012
Jl. Sehat Selalu No. 40 Garut Jl. Damai Sejahtera No. 10 Garut
Telp. (022) 1234567 Telp. (022) 45678910
Tanggal : 10/10/2019 Tanggal : 12/10/2019
23
Nama Pasien : Tn. Asep Nama Pasien : Kesya
Usia : 40 tahun Usia : 8 bulan/ 15 kg
Alamat : Jl. Sentosa No. 5 Garut Alamat : Jl. Sentosa No. 11 Garut
24
LAMPIRAN 2
SURAT PESANAN
25
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN FARMASI
1. Hitung jumlah total tablet yang harus diberikan jika dalam resep dinyatakan :
Obat X sig. 3 dd 2 tab selama 10 hari!
2. Dalam resep diminta, Amoksisilin sirup 420 mg dikonsumsi tiap 6 jam selama
3 hari.
a. Hitung volume suspensi Amoksisilin sesuai dosis tersebut sekali konsumsi
dan total konsumsi pe hari!
b. Hitung volume total suspensi untuk pemakaian seama 3 hari!
3. Jika regimen dosis 4 mg/kg BB tiap 6-8 jam dan Ibuprofen yang tersedia
berupa sirup 125 mg/5mL.
a. Hitung jumlah Ibuprofen yang harus diberikan pada balita BB 23 kg untuk
sekali konsumsi!
b. Hitung volume total Ibuprofen yang dibutuhkan hari dan berapa botol
ibuprofen yang diperlukan selama 5 hari?
c. Bagaimana cara memberikan obat tersebut kepada balita tersebut?
4. Seorang pasien membeli OBH sirup 60mL dengan regimen dosis 3 dd 2 cth.
Jika obat tersebut diminum sampai habis, berapa lama waktu yang dibutuhkan?
5. Pasien diberikan Domperidon tablet dengan regimen dosis satu tablet tiap 8
jam selama 14 hari. Berapa banyak tablet yang harus diberikan oleh apoteker?
Bagaimana cara mengonsumsi Domperidon?
6. Pasien diberikan obat X 7.5 mg 1x1 selama 1 minggu, lalu dosis diturunkan
menjadi 5 mg 1x1 selama 1 minggu. Obat X tersedia dalam bentuk tablet 5 mg
dan 2.5 mg. Berapa tablet dari masing-masing kekuatan sediaan yang harus
diberikan oleh apoteker?
7. Pasien membutuhkan injeksi obat Y 0.5 mg.Namun, obat Y tersedia sebagai
injeksi dengan kekuatan 100 µg/mL. Berapa mL injeksi akan diberikan untuk
memenuhi dosis yang diperlukan?
26
8. Dosis oral metotreksat 20 mg/m2 seminggu. Tablet metroteksat yang tersedia
yaitu 5 mg dan 10 mg Hitung dosis metotreksat untuk anak 5 tahun! Tentukan
kekuatan dan jumlah talet yang diberikan!
9. Satu liter NaCl 0.9% akan diberikan pada pasien selama 6 jam. Jika 20 tetes =
1 mL. Berapa tetes per menit NacL 0.9% yang harus diberikan?
10. Suatu obat tersedia dalam larutan infus dengan konsentrasi 0.25 mg/mL. Laju
aliran yang diresepkan yaitu 5 mg per jam. Hitung laju aliran dalam mL/menit
dan tetesan per menit jika 1 mL = 20 tetes!
LAMPIRAN 4
KELOMPOK
I II III IV V
Adelina Belasa, Ai Yose Noor Amelia Lestari, Ana Nawa Cholifah, Anastasia Amalia
S.Farm Azizjah, S.Farm S.Farm S.Farm Reata, S.Farm
VI VII VIII
Asep Saeful Rohmat, Chandra Lidansyah Hidayat,
Anwar Januarsyah, S.Si
S.Farm S.Farm
Resa Restianty, S.Farm Dinar Cahya Nugraha, S.Si Sandi Tirtana, S.Farm
Tian Rustiani, S.Si Lela Sari Nur Astuti Wulida Farhani, S.Farm
Tiara Krisvia Oktaviany, Nuriani Rahayu Saidah,
Zia Amalia, S.Farm
S.Farm S.Farm
Yuliana Dewi Prasetia
Yudithia Putri Utami,S.Si Anwar Januarsyah, S.Si
Ningsih, S.Si
27
Keterangan :
1. Pemantapan OSCE di apotek bersifat WAJIB
2. Setiap kelompok melaksanakan pemantapan OSCE di apotek selama 5 hari
berturut- turut
3. Waktu pelaksanaan pemantapan OSCE di apotek selama 4 jam
4. Jadwal dan lemba kerja mahasiswa terlampir
5. Kelompok yang sudah ada tidak boleh ditukar atau diganti
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA MAHASISWA
NAMA :
NPM :
Nilai Akhir A/ B/ C/ D/ E
28
Garut, Maret 2019
LAMPIRAN 6
SILABUS DOSEN
No Materi Keterangan
1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP di Apotek
Menjelaskan alur pengadaan hingga pendokumentasian Geni/dosbing
Membuat soal surat pesanan Dosbing
3 Menilai PIO (min 2 per hari per orang) yang dikumpulkan dalam
bentuk laporan berisi : Informasi obat yg di PIO kan Dosbing
4 Membuat resep untuk kaji resep Dosbing
Resep non racikan (1 resep per orang)
Resep racikan (1 resep 2-3 orang)
Membuat studi kasus swamedikasi (1 kasus per orang atau 2-3
5
orang) Dosbing
*Form penilaian
Menilai konseling yang dilakukan mahasiswa dan mengevaluasi
6 konseling sudah
bersama
tersedia
29
7 Membahas bersama resep dan kasus yang dikonselingkan Dosbing
8 Mengisi absen dosen yang tersedia di apotek Dosbing
30