YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK 2022 STUDI KASUS Tn. Idris, 40 tahun, agama Islam, status pernikahan: bercerai, dirawat dengan infark miokardial (MCI). Tn. Idris mengeluh sering tidak dapat tidur pada malam hari dan berkata kepada perawat yang bertugas dinas malam "Apakah anda sering mempertanyakan keberadaan tuhan?" Memahami bahwa pertanyaan ini mempunyai banyak arti bagi klien, perawat mengajukan pertanyaan spesifik untuk menetapkan apakah klien mempunyai kebutuhan spiritual yang tidak terpenuhi. Dua hari kemudian, klien tetap tidak dapat tidur dan terus membahas tentang Tuhan. Hasil pengkajian perawat menunjukkan bahwa sejak harus masuk rumah sakit, tn. Idris tidak lagi aktif dalam kegiatan agama dan mengikuti pengajian rutin seperti biasa. Ia berkata: "Ketika saya berpikir tentang kematian dan tidak tahu apa yang terjadi setelah kematian, saya merasa sangat takut. Apakah orang lain juga merasakan hal yang sama seperti saya merasa saya?" Tn. Idris ingin menggali keyakinan agamanya yang selama ini tidak terlalu dihayatinya dan berkata ingin dikunjungi oleh pemuka agama Islam 1. Table Analisa Data No Data Senjang Etiologi Masalah 1 DS: 1. Kematian/kehilangan Berduka Klien mengeluh sering tidak keluarga atau orang bisa tidur yang berarti Klian mengatakan “tidak tahu apa yang terjadi setelah kematian, saya merasa sangat takut DO Status : Bercerai
2. Table Rencana Keperawatan
1 Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan 1 Berduka Setelah dilakukan tindakan Dukungan Proses Berduka berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Observasi: kematian keluarga jam tingkat berduka Identifikasi kehilangan yang atau orang yang membaik dengan kriteria dihadapi Identifikasi proses berarti ditandai hasil sebagai berikut: berduka yang dialami. dengan; Verbalisasi menerima Identifikasi sifat keterikatan Ds : Klien kehilangan menurun pada benda yang hilang atau mengatakan “tidak Verbilisasi harapan orang yang meninggal tahu apa yang menurun Identifikasi reaksi awal terjadi setelah Verbilisasi perasaan terhadap kehilangan. kematian, saya berguna menurun Terapeutik: merasa sangat Verbalisasi perasaan sedih Tunjukkan sikap menerima takut” (fobia) menurun dan empati Do: Pola tidur Verbalisasi perasaan Motivasi agar mau berubah bersalah atau menyalahkan mengungkapkan perasaan orang lain menurun kehilangan. Menangis menurun Motivasi untuk menguatkan Verbiliasasi mimpi buruk dukungan keluarga atau menurun orang terdekat. Marah menurun Fasilitasi melakukan Panik menurun kebiasaan sesuai dengan Pola tidur membaik budaya, agama dan norma Konsentrasi membaik social. • Imunitas membaik Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. membaca buku, menulis, menggambar atau bermain) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan. Edukasi: Jelaskan kepada Klien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar sepresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan. • Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.