Tugas Iii Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

TUGAS III

HUKUM PAJAK DAN PERPAJAKAN

OLEH

AYUB SABTUNUS KAJA JADE


NIM : 048570811

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA KUPANG
1. Berikan analisa berupa pendapat secara singkat dan jelas atas kasus posisi dalam
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015!

2. Persoalan hukum apa yang menjadi pokok sengketa dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
tersebut?

JAWABAN :

(1). ada kesalahan dalam informasi yang Anda berikan. Anda menyebutkan Pasal 36 ayat 4 UU 14
Tahun 2022 tentang Pengadilan Pajak, tetapi kemudian menyebut Pasal II angka 1 UU Nomor 28 Tahun
2007 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Selain itu, ada kesalahan pada tahun pengadilan tersebut. Anda menyebutkan Putusan Mahkamah
Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015, tetapi menurut pengetahuan saya hingga Januari 2022, informasi
tersebut tidak akurat. Putusan Mahkamah Konstitusi biasanya diidentifikasi dengan format "Nomor
Register Putusan/PUU - Tahun".

(2). Putusan Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015 membahas permohonan uji materiil terkait
beberapa ketentuan perpajakan yang diatur dalam beberapa undang-undang. Persoalan hukum yang
menjadi pokok sengketa dalam putusan tersebut dapat diidentifikasi dari tiga poin utama yang diajukan
dalam permohonan uji materiil:
1. Ketentuan Kewajiban 50% Pajak Terhutang bagi Wajib Pajak yang Mengajukan
Banding:
 Fokus pada Pasal 36 ayat 4 UU 14 Tahun 2022 tentang Pengadilan Pajak yang
mengatur kewajiban 50% pajak terhutang bagi wajib pajak yang mengajukan banding.
Pihak yang mengajukan uji materiil mungkin berpendapat bahwa ketentuan ini
melanggar prinsip-prinsip konstitusi atau hak-hak konstitusional tertentu.
2. Ketentuan Pengajuan Permohonan Banding Tidak Menunda Kewajiban Membayar
Pajak dan Pelaksanaan Penagihan:
 Fokus pada Pasal II angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Permohonan ini mungkin menantang konstitusionalitas ketentuan yang menyatakan
bahwa pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan
pelaksanaan penagihan.
3. Ketentuan Pajak dan Batas Pengajuan Peninjauan Kembali Hanya Satu Kali:
 Berkaitan dengan beberapa pasal, yaitu Pasal 89 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak, Pasal 66 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung, dan Pasal 24 ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman. Peninjauan kembali hanya satu kali dapat dianggap sebagai pembatasan
hak konstitusional tertentu, dan hal ini mungkin menjadi fokus utama dari permohonan
uji materiil.
Dengan demikian, pokok sengketa dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 133/PUU-XIII/2015
adalah konstitusionalitas ketentuan-ketentuan perpajakan yang diatur dalam undang-undang yang
disebutkan di atas, yang menyangkut aspek kewajiban pajak, pengajuan banding, dan batas pengajuan
peninjauan kembali.

Anda mungkin juga menyukai