Minggu6 PHP
Minggu6 PHP
A. Pengertian
Materi ini akan mengetengahkan tentang Percobaan melakukan kejahatan
yang diatur dalam KUHP kita yang termasuk dalam sistem hukum Civil Law
dibandingkan dengan beberapa KUHP negara asing.
Istilah asal dari istilah Percobaan melakukan kejahatan, yaitu “Poging tot
Misdrijf”. Suatu terjemahan dari bahasa Belanda, dan acapkali ditulis secara
singkat saja dengan kata Poging.
Undang-Undang Pidana (KUHP) tidak memberikan definisi tentang Poging.
Namun, undang-undang pidana (“Wet boek van Straf Recht”/KUHP) hanya
menentukan syarat-syarat suatu perbuatan dapat disebut Poging.
Oleh karena itu, definisi Poging hanya ditemukan dalam ajaran doktrin atau
pendapat sarjana. Para sarjana mendefinisikan, bahwa Poging adalah :
“permulaan kejahatan yang belum selesai”.
Bagaimana bentuk Percobaan melakukan kejahatan (Poging) dalam KUHP
Indonesia, yaitu diatur pada Pasal 53 dan Pasal 54, yaitu :
Pasal 53: (1) “Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk
itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan,
dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal
percobaan dapat dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling
lama limabelas tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan adalah sama dengan
kejahatan selesai.
Pasal 54: Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana”.
B. Syarat Percobaan atau Poging
Berdasarkan Pasal 53 ayat (1), maka syarat Percobaan atau Poging
ada tiga, yaitu :
1. Niat.
2. Permulaan pelaksanaan.
3. Tidak selesai/gagal bukan karena kehendak sendiri.