Analisis Sengketa Pajak
Analisis Sengketa Pajak
S k r i p s i
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Disusun Oleh :
N A M A : TUBAGUS CHAERUL AMACHI
NPM : 0 5 0 0 2 3 2 3 6 8
PK IV : Hukum Tentang Kegiatan Ekonomi
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2005
Hal
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . iii
Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . vi
BAB I
A. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . 1
Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . 1
B. Pokok Permasalah . . . . . . . . . . 7
C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . 18
D. Metode Penelitian . . . . . . . . . . 19
E. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . 19
BAB II
Tinjauan Umum Peraturan Perundang-undangan
Tentang Pajak Penghasilam Pasal 21
Pemeriksaan, Keberatan dan Banding . . . . . . 22
A. Pengaturan Pemotongan
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 . . . . . . . . 24
C. Pemeriksaan Pajak dan Hasil
Pemeriksaan Pajak . . . . . . . . . . . . 44
D. Keberatan atas SKP . . . . . . . . . . . . 63
E. Pengadilan Pajak . . . . . . . . . . . . 65
BAB III
Uraian Penyelesaian Beberapa Kasus
Sengketa Pajak Penghasilan Pasal 21 . . . . . . 81
A. Lembaga Banding Penyelesaian
Sengketa Pajak . . . . . . . . . . . . . 81
B. Sengketa Pajak PPh 21 yang digunakan
Untuk Sample . . . . . . . . . . . . . 83
1.Kasus Pertama . . . . . . . . . . . . . 84
2.Kasus Kedua . . . . . . . . . . . . . 86
3.Kasus Ketiga . . . . . . . . . . . . . 88
4.Kasus Keempat . . . . . . . . . . . . . 92
5.Kasus Kelima . . . . . . . . . . . . . 98
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . 123
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . 129
PENDAHULUAN
1
Sally M. Jones, Principles of Taxation, ( Singapore : Mc. Graw Hill Higher Education, 2002 ), hal.
35.
2
R. Santoso Brotodiharjo, S.H., Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung : PT. Refika Aditama,
1998), hal.27.
akan diperoleh sisa hutang pajak. Sisa hutang pajak ini yang
dari :
253.
3
Drs. Waluyo, Msc., MM., Ak., dan Drs. Wirawan B. Ilyas, Msi., Perpajakan Indonesia, cet. 2 ,
(Jakarta : Salemba Empat, 2000), hal. 196.
pembayaran tersebut.
4
Indonesia, Undang-undang Tentang Pajak Penghasilan, Undang-undang Nomor 17 tahun 2000,
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1983.
diselesaikan.
penghasilannya.
B. Pokok Permasalahan
5
Clarence C. Rose and Cheril J. O'Neil, The Viewer Importance of Invesment Tax Incentive by
Virgina Decision Makers, (ATA Journal, 1985), hal.34-44.
tersebut.
6
Milliron C. Valerie, An Analysis of The Relationship Between Tax and Tax Complexity, ( ATA
Journal, 1985 ) hal. 19-34.
wajib pajak.
yaitu :
7
Betty R Jackson and Sally M Jones, Salience of Tax Evasion Penalties Versus Detection Risk
(ATA Journal, 1985) hal. 7-17.
8
Judy L Porcano and Thomas M Porcano, Incorporating Probability Analysis in Taxpayer Apeal
Decision, (ATA Journal,1985) hal 18-36
secara umum.
pemerintah.
dilaksanakan.
6. Kesempatan menghindar.
7. Kerumitan undang-undang.
8. Faktor-faktor demography.
9
Kahneman dan Tversky, Prospect Theory, An Analysis of Decision Under Risk, dalam Betty and
Sally, ibid., hal.9-10.
10
(dapat dideteksi).
11
10
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta, Liberty, 1999, hal.80
11
Indonesia, Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan, 1983, Pasal 29
12
Indonesia, Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan, 1983
12
Pajak.
secara materil.
13
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Perpajakan, Pasal 2.
13
Pengadilan Pajak ?
14
pembuktian.
15
16
C. Tujuan Penelitian
sebagai hasil dari suatu peradilan atau tidak ? Hal ini akan
17
D. Metode Penelitian
18
BAB I PENDAHULUAN
BANDING
19
pemeriksaan pajak.
BAB V KESIMPULAN
dapat dikemukakan.
20
21
Pajak. Apabila atas SKP tersebut, ada bagian atau seluruh SKP
22
yang dipotong PPh Pasal 21; terdiri dari Pegawai Tetap; orang
23
Indonesia.
24
negeri, gaji dan tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang
21.
25
Pemotongan Pajak
26
memperhatikan :
1. Pengurangan-pengurangan berupa :
kawin.
27
setiap keluarga.
pelaksanaan lainnya.
1. Pegawai Tetap
14
Dapat ditanggung oleh perusahaan dan pegawai tergantung kebijakan perusahaan. Jika iuran
pensiun atau sejenis tersebut sebagian dibayar perusahaan dan sebagian ditanggung pegawai maka yang
dikurangi hanya sebesar iuran yang ditanggung/dibayar pegawai.
28
15
Keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai
penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak, dengan memperhatikan persyaratan
lainnya.
29
bersangkutan16.
undang PPh.
3. Penerima Pensiun
16
Jika misalnya pegawai tersebut baru menikah pada tanggal 1 Februari maka ia tidak akan
mendapat pemotongan PTKP istri. Atau bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia, jika
pegawai tersebut menikah pada tanggal 10 bulan berikutnya maka ia juga tidak akan mendapat potongan
PTKP istri.
30
sebulan.
undang PPh.
Desember.
31
pensiun.
pada huruf a.
32
mengatur :
pajak penghasilan.
memperhatikan:
33
sehari.
hari.
undang PPh.
34
360.
5. Penerima Beasiswa
penghasilan bruto.
35
25%.
36
37
38
setahun.
39
40
kerja
bersangkutan.
yang diterimanya.
41
pensiun.
42
ahli lainnya.
43
44
pembayaran pajak.
rugi.
perundangan-undangan perpajakan.
b. Penghapusan NPWP
Penghasilan Netto.
45
dengan huruf h.
Jenis Pemeriksaan
pemeriksaan yaitu :
46
tertentu,
tujuan tertentu,
47
Paksa.
tindakan penyidikan.
48
1. Pemeriksaan Lapangan
49
pemeriksaan,
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan Kantor
50
51
fair.
52
pemeriksaan.
53
sebagai berikut :
Pemberitahuan Pemeriksaan.
Pemberitahuan (SPT-nya).
54
17
Closing Reference adalah pertemuan antara tim pemeriksa pajak dengan wajib pajak sebagai
penutupan proses pemeriksaan, untuk menjelaskan hasil pemeriksaan dan dampaknya terhadap kewajiban
pajak dari wajib pajak yang bersangkutan.
55
perundang-undangan perpajakan.
hukum.
56
Pemeriksa.
atau Surat Tagihan Pajak (STP); atau Tujuan lain dalam rangka
57
perpajakan.
kemungkinan yaitu :
18
Peer review adalah penelaahan yang dilakukan oleh rekan pemeriksa atau tim tertentu yang setara
dengan pemeriksaan pajak, atas kertas kerja pemeriksaan yang telah dilakukan, untuk menilai apakah
pemeriksaan yang dilakukan tersebut sudah sesuai dengan tata cara pemeriksaan yang berlaku.
58
pertama dan kedua dan Wajib Pajak tidak menghadiri PAPH maka
59
19
Indonesia, Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang
Nomor 6 tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 1994, Pasal 1 butir
14.
60
tetap.
terutang.
kredit pajak.
61
luar kekuasaannya.
62
pajak.
pajak.
4. PENGADILAN PAJAK
20
Indonesia, Undang-undnag tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 14 tahun 2002,
Pasal 2 dan 3.
21
Ibid., Pasal 77 ayat (1) jo. Pasal 80 ayat (2) jo. Pasal 86
63
22
Indonesia, Undang-undang Dasar 1945, Pasal 24.
23
Indonesia, Undang-undang tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-undang Nomor 4 tahun 2004,
Pasal 10 ayat (2).
64
bidang pajak.
24
Prof. Dr. Paulus E. Lotulung SH, Syarat Formal Permohonan Peninjauan kembali di Mahkamah
Agung dan Kriteria Standard Pengambilan Keputusan di Mahkamah Agung menurut sistimatika Undang-
undang Nomor 14 tahun 2002, (Makalah disampaikan pada seminar Sengketa Pajak di Pengadilan Pajak dan
Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta, 10 desember 2003) hal.3.
65
66
Pajak26 :
tetap.
teknis perpajakan).
25
Ibid., hal. 5.
26
H P Pangabean SH. Ms., Efektivitas Penanganan Sengketa Pajak di Pengadilan Pajak dan di
Mahkamah Agung, (Makalah disampaikan pada seminar tentang Penanganan Sengketa Pajak di Pengadilan
Pajak dan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta, 10 Desember 2003) hal. 3.
67
Pengadilan Pajak27.
Pengadilan Pajak29.
27
Indonesia, Undang-undang tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 14 tahun 2002,
Pasal 36 ayat 4.
28
Ibid., Pasal 78.
29
Ibid., Pasal 69 jo. Pasal 75.
68
Pengadilan Pajak).
penagihan pajak31.
30
Ibid., Pasal 31 ayat (1).
31
Ibid., Pasal 31 ayat (3).
32
Ibid., Pasal 33
33
Ibid., Pasal 89 ayat (2)
34
Ibid., Pasal 80 ayat (2)
35
Ibid., Pasal 77 ayat (1)
69
likuidasi dimaksud37.
36
Ibid., Pasal 37 ayat (1) dan (2)
37
Ibid., Pasal 37 ayat (3).
70
ketentuan, yaitu :
banding39.
38
Ibid., Pasal 41 ayat (1), (2) dan (3).
39
Ibid., Pasal 35 ayat (1) dan (2).
40
Ibid., Pasal 36 ayat (1).
71
dibanding41.
dan
ketentuan, yaitu46 :
41
Ibid., Pasal 36 ayat (2).
42
Ibid., Pasal 36 ayat (3).
43
Ibid., Pasal 36 ayat (4).
44
Ibid., Pasal 36.
45
Ibid., Pasal 36.
46
Ibid., Pasal 40 ayat 1 – 6.
72
kekuasaan Penggugat.
47
Ibid., Pasal 34 ayat (1).
73
74
48
Ibid., Pasal 39 dan Pasal 42
75
Pajak49.
49
Ibid., Pasal 77 ayat (3) dan Pasal 89 ayat (1).
50
Ibid., Pasal 91 dan 92.
76
yang berwenang.
77
78
II.
sudah
51
Rukiah Handoko, “Eksistensi dan Kompentensi Pengadilan Pajak” (makalah disampaikan pada
Pembukaan Pendidikan Konsultan Pajak Brevet A,B dan C, Fakultas Hukum Universitas Indonesia tanggal 7
Februari 2004), hal 7.
79
kemungkinan lainnya.
80
2000 :
81
dapat dipertahankan.
KASUS KEDUA51
sebagai Terbanding.
51
Indonesian Tax Review Vol. II edisi 15, 2003, hal. 12
82
83
Januari 2000 :
dibebankan
84
52
Indonesian Tax Review Vol. II edisi 28, 2003, hal. 6 - 12
85
jumlah yang telah dilaporkan dalam SPT PPh Tahunan PPh Pasal
21.
86
diajukan.
87
2003 :
KASUS KEEMPAT53
53
Indonesian Tax Review Vol. II edisi 28, 2003, hal. 6 - 12
88
89
90
memadai.
pajaknya.
91
Februari 2000 :
21
92
93
dipertahankan.
94
sebagai Terbanding.
pajaknya.
54
Indonesian Tax Review, Vol. II edisi 29, 2003, hal. 15-16
95
96
dipotong pajak.
97
1999 :
berikut :
98
dipertahankan.
99
SPT-nya.
100
101
jasanya.
tentang obyek pajak PPh 21 dari pihak luar, yang sama sekali
102
103
pajak.
berikut :
104
berikut :
105
pemeriksa.
106
obyek pajaknya;
107
108
Pajak.
dipotong pajak;
109
diterima.
55
Ibid., Pasal 37 ayat (3)
110
terbanding dipertahankan.
bukti asli;
sudah bubar;
dan kedua.
111
112
pajak.
wajib pajak;
113
114
obyek pajak;
115
116
Pengadilan Pajak.
Wawancara dilakukan :
117
118
kali.
permasalahannya.
119
masalah umur sengketa yang terlalu lama, bukan hal yang mudah
yang hanya ada satu untuk seluruh Indonesia. Sehingga hal ini
120
Dalam hal potongan pajak PPh 21, sebenarnya ini adalah pajak
ditagih lagi.
121
Setoran Pajak (SSP) tidak dapat ditemukan atau ada yang hanya
122
123
Wajib Pajak.
berlaku.
124
keberatan.
125
hitung tersebut.
126
fakultas.
127