Pedoman Pengorganisasian Rekam Medis
Pedoman Pengorganisasian Rekam Medis
PENDAHULUAN
B. Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung
Barat, jumlah penduduk Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2016
sebanyak 1.666.510 jiwa dengan komposisi (menurut jenis kelamin)
relatif seimbang, yaitu jumlah penduduk laki-laki sebanyak 845.474
(50,7 %) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 821.036
( 49,3 %) dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,98.
Dibanding dengan tahun 2015 jumlah penduduk pada tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 2,3%.Laju pertumbuhan penduduk
selama tahun2012 sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Bandung
Barat sebesar 1,04% atau naik sebesar 84.184 jiwa.
Data Jumlah penduduk lengkap dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 2.1
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012-2016
C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Bandung Barat
bervariasi atau tidak merata. Kondisi tersebut merupakan fenomena
alamiah, dimungkinkan terjadi karena adanya daya tarik wilayah,
ketersediaan fasilitas hidup, akses yang mempuni dan lain-lain. Setiap
orang cenderung untuk tinggal di tempat yang menguntungkan seperti
pusat kota, pusat pendidikan atau tempat yang mempunyai potensi
sumber daya tinggi untuk bertahan hidup.
Kepadatan penduduk Kabupaten Bandung Barat tahun 2016
sebesar 12,76 km2. Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang
mempunyai kepadatan penduduk terpadat adalah Kecamatan
Ngamprah dengan kepadatan penduduk sebesar 47,09 km2. Hal ini
dapat dijelaskan karena Kecamatan Ngamprah dekat dengan pusat
kota dan pemukiman di Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan
dengan kepadatan penduduk terbesar kedua adalah Kecamatan
Padalarang sebesar 33,35 km2. Sedangkan kecamatan di Kabupaten
Bandung Barat dengan kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Gunung Halu sebesar 4,68 km2.
2.2. Analisa Situasi Pelayanan Kesehatan
1. Saranan Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan merupakan faktor penting dalam
upaya mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Hal
tersebut berjalan sinergis dengan ketersediaam Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Kabupaten Bandung Barat memiliki sejumlah saranan
kesehatan yang dari waktu kewaktu mengalami peningkatan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dilakukan guna mengimbangi
kecenderungan kebutuhan penduduk yang
cukup tinggi terhadap sarana kesehatan dalam memberikan
pelayanan baik Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif. Data
sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat tahun 2016
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2
Data Sarana Kesehatan Berdasarkan Kepemilikan Tahun 2016
N FASILITAS KESEHATAN PEM.KAB/K TNI/POL SWAS JUML
O OTA RI TA AH
A. RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 3 5
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 -
B. PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 6 0 6
- JUMLAH TEMPAT 52 0 52
TIDUR
- PONED 11 0 11
2 PUSKESMAS NON RAWAT 26 0 26
INAP
3 PUSKESMAS KELILING 31 0 31
4 PUSKESMAS PEMBANTU 64 0 64
C. SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 1 1
2 BALAI 0 2 62 64
PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER 0 0 0 -
BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER 0 0 0 -
PERORANGAN
5 PRAKTIKPENGOBATAN 0 0 0 -
TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH 0 0 0 -
SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 -
Sumber : profilkes Kabupaten Bandung Barat 2016
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat yang melayani kebutuhan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Jumlah SDMK Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas
di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016
JENIS SDMK
Ten. Teknis
Sep.
Perawat Gigi
Dokter Gigi
Nutrisionis
Apoteker
Perawat
Kesmas
Kesling
N PUSKESMAS
Dokter
Dokter
Bidan
Dok.
O
1 RONGGA - 2 1 - 4 11 - 1 - 1 1
2 SINDANGKERTA - 1 1 - 1 17 2 - 1 - 1 -
3 CICANGKANGGIRAN - 2 - - 5 23 1 - - 1 1 -
G
4 MUKAPAYUNG - 1 - - 8 11 - - - 1 - 1
5 CIHAMPELAS - 2 1 - - 11 2 1 1 5 2 1
6 PATARIUM - 2 2 - 7 13 2 1 - - 1 -
7 CIPONGKOR - 2 1 - 5 15 - 1 - 1 - -
8 CITALEM - 1 1 - 4 12 - - - - - -
9 BATUJAJAR - 1 1 - 11 20 1 2 1 - 1 1
10 CIPATAT - 1 1 - 7 9 1 1 - - 1 1
11 SUMUR BANDUNG - 2 1 - 5 7 1 - 2 - 1 -
12 PADALARANG - 2 1 - 9 9 1 1 2 - 1 1
13 TAGOGAPU - 2 1 - 2 8 2 1 - 1 1 2
14 JAYAMEKAR - 2 1 - 6 11 1 1 1 - 1 1
15 NGAMPRAH - 2 1 - 4 10 1 1 - - 1 -
16 CIMAREME - 3 2 - 9 15 2 1 - - 1 1
17 PARONGPONG - 2 1 - 4 9 - - - 1 1 1
18 CIWARUGA - 2 - - 2 6 1 1 - 3 1 -
19 LEMBANG - 1 1 - 5 10 1 - - 1 - 1
20 CIKOLE - 1 1 - 2 10 - - - - 1 -
21 CIBODAS - 1 - - 5 12 1 1 - - 1 1
22 CISARUA - 1 1 - 7 14 1 - - - - 1
23 PASIRLANGU - - 1 - 6 10 1 1 - - 1 -
24 RENDE - 1 - - 5 6 1 - - - - 1
25 CIPEUNDEUY - 1 1 - 1 19 1 1 - 2 - -
26 CIRATA - 1 - - 5 7 - - - 1 - 1
27 DTP GUNUNGHALU - 2 1 - 13 18 - 1 1 2 - 1
28 DTP CILILIN - 1 - - 15 13 2 - 1 - 1 -
29 DTP RAJAMANDALA - 1 - - 20 10 1 1 1 - - -
30 DTP JAYAGIRI - 1 1 - 10 13 1 - 1 1 1 -
31 DTP - 1 1 - 14 15 2 - 1 - 3 1
CIKALONGWETAN
32 DTP SAGULING - 3 1 - 7 10 - - - - 1 -
TOTAL 0 48 26 0 20 38 30 18 13 21 24 18
8 4
Sumber: Resume Profil Kesehatan KBB 2016
Tabel 2.4
Jumlah SDMK Berdasarkan Wilayah Kerja Rumah Sakit
di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016
JENIS SDMK
Ten. Teknis
Sep.
Keparmasia
Dokter Gigi
Nutrisionis
Apoteker
Spesialis
Perawat
Perawat
Kesmas
Kesling
Dokter
Dokter
Umum
N RUMAH
Bidan
Dok.
Gigi
Gigi
O SAKIT
1 RSUD 13 14 1 1 75 39 1 13 2 2 3 1
CILILIN
2 RSUD 8 11 2 - 50 17 1 4 2 - 1 -
LEMBANG
3 RS CAHAYA - - - - - - - - - - - -
KAWALUYA
AN
4 RS 14 6 2 - 16 8 - 9 2 - 1 1
KARISMA
CIMAREME
5 RS MC - 4 3 - 14 9 - - 1 3 1 1
6 RSIA BUAH 2 - - - - - - - - - - -
HATI
TOTAL 37 35 8 1 15 73 2 26 7 5 6 3
5
Sumber: Resume Profil Kesehatan KBB 2016
3. Derajat Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur X adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur X pada suatu tahun tertentu, dalam situasi moralitas yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Angka Harapan Hidup merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya.
AHH yang rendah disuatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program social lainnya teramasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan giji dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan. Meningkatnya AHH memberikan gambaran
kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya
kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Angka AHH di Kabupaten
Bandung Barat selama periode 2010 – 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.5
Angka Harapan Hidup dan IPM berdasarkan Proyeksi di Kabupaten
Bandung Barat tahun 2011 – 2016 menggunakan metode baru
4. Kematian
Angka kematian bayi dan ibu merupakan indicator yang sangat
penting untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Data tersebut
didapatkan melalui beberapa cara yaitu pelaporan rutin dari puskesmas
dan hasil survey yang dilaksanakan oleh lembaga tertentu. Sampai saat
ini untuk system pencatatan dan pelaporan bekum daoat mendukung
sepenuhnya untuk melakukan perhitungan angka kematian bayi, kecuali
dari survey atau sesnsus yang dilakukan oleh petugas.
a. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)
adalah jumalh kematian bayi dibawah usia satu tahun pada tiap 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indicator
yang sangat sensitive terhadap kualitas dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan tertama yang berhubungan dengan perinatal, juga
merupakan tolak ukur pembangunan social ekonomi masyarakat
menyeluruh, dimana angka kematian itu dihitung. Kondisi social
ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang
meningkat dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang
berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.
Tabel 2.6
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat
Tahun AKB Sumber
2012 6,88 LKPJ Bupati 2014
2013 3,5 SDA
2014 2 SDA
2015 4 Program KIA 2015
2016 4,4 Profil Dinas Kesehatan
2016
Tabel 2.7
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat
JUMLAH KEMATIAN
1 2014 58 2 6
Tabel 2.7
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat
5. Kesakitan
Sisi lain yang menunjukan adanya peningkatan derajat kesehatan
suatu wilayah, salah satunya adalah angka kesakitan penduduk dan
lamanya sakit. Angka kesakitan penduduk merupakan proporsi penduduk
yang mengalami gangguan kesehatan sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari-hari, baik bekerja, sekolah maupun yang
lainnya.
Adapun gambaran beberapa penyakit yang ada di Kabupaten
Bandung Barat adalah sebagai berikut:
a. Penyakit Menular
1) Penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada
Balita. Angka kesakitan Diare di Kabupaten Bandung Barat masih
mengalami fluktuasi, mengingatmasih banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi dan masih memerlukan waktu untuk peningkatan
seperti sanitasi lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya dan
faktor gizi. Di Kabupaten Bandung Barat, kasus penyakit Diare
terbanyak ditemukan di Kecamata Ngamprah.
2) Penyakit Tuberkulosis termasuk ke dalam Re-Emerging Disease
berdasarkan laporan Puskesmas merupakan masalah kesehatan
masyarakat di KabupatenBandung Barat. Pada tahun 2004 masih
merupakan penyebab kematian nomor 4 di Rumah Sakit di
Indonesia, berdasarkan Surkesnas 2004 sebanyak 55% penduduk
diatas 15 tahun yang pernah menjalani tes dahak dan Rontgen
Paru dengan hasil tes positif Tb.
3) Penyakit Demam Berdarah Dengue sebagai Emerging Disease di
Kabupaten Bandung Barat mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan antara lain tingginyamobilitas dan kepadatan penduduk.
Nyamuk penular DBD tersebar diseluruh pelosok dan masih
banyak menggunakan tempat-tempat penampungan air tradisional
(tempayan, drum dan Iain lain).
4) Perkembangan penyakit HIV/AIDS yang merupakan New-
Emerging Disease terus menunjukan peningkatan meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulanganterus dilakukan.
Semakin tingginya mobilitas pendudk antar wilayah, menyebarnya
sentra-sentra pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung Barat,
meningkatnyaperilaku seksual yang tidak aman, clan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat Risiko penyebaran HIV/AIDS.
b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Menempati peringkat utama penyebab kematian di Rumah Sakit
maupun di masyarakat, menurut data survei (Surkesnas) menunjukan
tingginya kasus ISPA. Hasil beberapa SKRT ISPA (Pneumoni)
merupakan penyebab 80% - 90% kematian pada bayi dan balita.
c. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan dmunisasi (PD31) antara lain
Tb, Difted, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak serta penyakit lainnya
seperti Hepatitis, masih merupakan masalah di Kabupaten Bandung
Barat, yang paling besar angka kematiannya Tetanus Neonatorum
(±35 %), tapi di Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2003 sudah
tidak ditemukan lagi kasusnya.
d. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang,
perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa
perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi
lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan,
berkurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan tanpa
disadari telah berpengaruh terhadap transmisi epidemiologi sehingga
semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti
Penyakit Jantung dan Hypertensi, Tumor Ganas, Diabetes, Gagal
Ginjal dan sebagainya.
2.3. Gambaran Internal UPT RSUD Cikalongwetan
1. Gambaran Umum
AKREDITASI :
3.1 Visi
Dalam Upaya menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan
masyarakat Kabupaten Bandung Barat dan Jawa Barat, kami ingin tumbuh
menjadi rumah sakit yang “Unggul, Berkualitas dan Mandiri” sehingga
kami bisa mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat.
3.2 Misi
Dengan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap sesama,
kami akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu, paripurna dan mandiri.
3.3 Moto
“Friendly and Homy Hospital” Merupakan komitmen mewujudkan
rumah sakit yang nyaman, penuh keramahan dalam pelayanan dan
menghadirkan suasana yang menunjang kesembuhan pasien. “SOMEAH
HADE KA SEMAH, GENAH, MERENAH TUR TUMANINAH”
3.4 Legalitas
Studi kelayakan
Master plan
Sertifikasi tanah
Status kepemilikan
Izin mendirikan bangunan
Izin HO
Amdal
Rekomendasi izin mendirikan RS
Izin Mendirikan RS
Registrasi rumah sakit
Penetuan kelas
Akreditasi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
3.5. Rencana Strategi RSUD Cikalongwetan
Akreditasi Rumah Sakit (LARS-DHP) dengan target Rumah Sakit
Terakreditasi Paripurna
Menjadikan RS Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD)
Bekerjasama dengan RSHS dan RS pendidikan lainnya dalam hal RS
pendidikan jejaring
Meningkatkan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana sesuai UU
yang berlaku. (CT Scan, Hemodialisis, Rehabilitasi Medis, Sub
Spesialis, dll)
Bekerjasama dengan BPJS Tenaga Kerja Trauma Center
Bekerjasama dengan Perusahaan atau pabrik
Bekerjasama dengan Klinik Jejaring dan puskesmas
Bekerjasama dengan Rumah Sakit lainnya
Bekerjasama dengan Instansi lainnya ( sekolah, dll)
3.6 Nilai-nilai
Profesional
Respek
Pengabdian kepada masyarakat
Kepedulian terhadap sesama
Keramah-tamahan
Kenyamanan
3.7 Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat
Meningkatkan kesejahteran karyawan
Menjadikan role model sebagai RS pusat rujukan Provinsi Jawa Barat
Menjadikan RS pendidikan yang bermutu
3.8 SDM yang Dimiliki UPT RSUD Cikalongwetan
Tabel 2.8
SDM yang dimiliki UPT RSUD Cikalongwetan 2023
TKK
NO PROFESI JUMLAH PNS P3K
BLUD
1 Manajemen 11 11 0 0
2 Dokter Spesialis 19 16 0 3
3 Dokter Umum 14 4 0 10
4 Dokter Gigi 2 2 0 0
5 S1 Keperawatan 32 10 0 22
6 DIII Keperawatan 58 5 3 50
Tenega Kesehatan
7 5 2 0 3
Lainnya
8 Bidan 33 7 2 24
9 Apoteker 4 2 1 1
10 Asisten Apoteker 4 2 0 2
Tenaga Kesehatan
11 3 0 0 3
Pendukung Farmasi
12 Nutritionis/Gizi 3 3 0 0
13 Perawat Gigi 3 2 0 1
14 Radiologi 8 2 0 6
15 Kesehatan Lingkungan 2 1 0 1
16 Pranata Laboratorium 12 2 0 10
17 Perawat Anastesi 2 1 0 1
18 Rekam Medik 7 3 0 4
19 Fisioterapi 3 0 0 3
20 Satpam 10 0 0 10
21 Pramubakti Rumah Sakit 20 0 0 20
22 Administrasi S1/DIII 14 1 0 13
23 Administrasi SMA 29 0 0 29
24 Binatu Rumah Sakit 4 0 0 4
25 Juru Masak 8 0 0 8
26 Pemulasaran Jenazah 2 0 0 2
27 Sopir 4 0 0 4
28 IPSRS 7 0 0 7
29 Akuntansi S1/DIII 4 0 0 4
30 CSSD 4 0 0 4
31 Tenaga Ahli IT 3 2 0 1
32 Fisikawan Medis 1 0 0 1
TOTAL 335 78 6 251
Sumber data kepegawaian Tahun 2023
Uraian Tugas :
a. Membuat dan mengevaluasi sistem, pedoman, SPO, juknis kegiatan
pelayanan rekam medis meliputi pendaftaran pasien, pencatatan,
pengelolaan data, penyimpanan dan pengambilan rekam medis.
b. Membagi tugas, memberikan petunjuk serta menyediakan pelaksanaan
tugas bawahan, mengatur shift dinas, jadwal cuti, libur, membuat
permintaan kebutuhan sumber daya, ATK, ART, kebutuhan lain untuk
pelaksanaan kegiatan unit rekam medis UPT RSUD Cikalong Wetan.
c. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan sumber daya yang
dipergunakan.
d. Membuat laporan, sebagai dasar perencanaan, mengolah data menjadi
informasi sebagai penunjang pengambilan keputusan manajemen.
Hasil Kerja :
a. SPO, Juknis kegiatan penerimaan, pencatatan, pengelolaan data medis,
menyimpan dan pengambilan data medis.
b. Uraian tugas bawahan.
c. Jadwal dinas shift, dafatr cuti, libur
d. Petunjuk kerja bawahan
e. Supervisi pelaksaanaan tugas bawahan
f. Laporan intern dan ekstern
g. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan unit rekam medis
h. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan
rekam medis
Bahan Kerja :
a. Kebijakan, pedoman, Juknis.
b. Kebijakan pengelolaan SDM UPT RSUD CIKALONG WETAN
c. Informasi langsung, tak langsung tentang kegiatan bawahan
d. Rekapitulasi seluruh kegiatan rawat jalan dan rawat inap
e. Surat tugas dari manajemen
f. Informasi pengajuan usulan, jadwal dinas dan cuti di unit rekam medis
g. Laporan kasus yang menyangkut pelayanan terhadap pasien dari bawahan
Perangkat Kerja :
a. Komputer dan ATK
b. Printer
c. Telepon
Sifat Jabatan :
Jabatan Fugsional yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu :
Senin-jumat : 08.00 – 16.00
Tanggung Jawab :
a. Ketepatan dan kesesuaian rencana dan tata kerja di unit rekam medis
b. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan :
Admission dan registrasi
Assembling dan indeks kode penyakit
Statistik dan pelaporan rumah sakit
Penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis yang sesuai
dengan SPO, juknis yang ditetapkan
c. Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya dengan realisasi
d. kebenaran dan ketepatan laporan kepada managemen.
Wewenang :
a. Menilai, menegur dan memotivasi bawahan di unit rekam medis
b. Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan unit rekam medis
c. meminta arahan dari atasan
d. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait
INTERN
UNIT
REKAM MEDIS
EKSTERN
Hubungan tata kerja di Unit Rekam Medis bersifat garis komunikasi, koordinasi, dan
informasi dalam pelaksanaan kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.
A. Hubungan Intern :
Unit rekam medis menyediakan data-data sebagai bahan komunikasi, koordinasi
dan informasi yang dibutuhkan TPP RJ, TPP RI, Kasir dan Kepala Bidang
Keuangan dan Umum dalam mengambil keputusan.
Antara pasien dan dokter rekam medis berfungsi sebagai mediator dalam
penyediaan rekam medis
B. Hubungan Ekstern :
Unit rekam medis merupakan penyedia informasi kepada pihak ketiga yaitu
Asuransi / BPJS, Kontraktor dan pihak lain.
Unit rekam medis berkewajiban memberikan laporan kepada Departemen
Kesehatan Pemerintah.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
RSUD CIKAONGWETAN
Tabel
Pola Ketenagaan Unit Rekam Medis
Standar SDM
Tingkat
No. Tugas Pokok Jumlah yang Kekurangan
Pendidikan
SDM Tersedia
1 Kep. Instalasi 1 1 0 D3 Rekam Medis
1 D3 Rekam Medis
2 Filling 9 ( 3 Shift) 3
6 SMA / Sederajat
3 Assembling baru 1 0 1 D3 Rekam Medis
4 Assembling Lama 1 1 0 D3 Rekam Medis
5 Koding dan pelaporan RI 1 0 1 D3 Rekam Medis
6 Analisis 1 0 1 D3 Rekam Medis
7 Pelaporan IGD & RJ 1 1 0 SMA / Sederajat
S1/SMA
8 Pendaftaran IGD & RI 6 6 0
Sederajat
S1/SMA
9 Pendaftaran Rawat Jalan 4 4 0
Sederajat
S1/SMA
10 Kontroller 5 2 3
Sederajat
D3 Rekam Medis
TOTAL 30 22 8
/ SMA
KUALIFIKASI PEGAWAI DI UNIT REKAM MEDIS
RSUD CIKALONGWETAN
Ka. Rekam
SEMUA SDM Unit Rekam Medis
Medis
Pengenalan personil
Sosialisasi Misi, Visi dan struktur organisasi
2-4 Unit Rekam Medis
Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan Unit
Rekam Medis
Sosialisasi uraian jabatan dan tata hubungan
kerja
Sosialisasi pedoman kerja
5-8
Sosialisasi keselamatan kerja
Sosialisasi indikator kinerja
Sosialisasi perencanaan dan evaluasi kerja
Sosialisasi teknis kegiatan Unit Rekam Medis
9 - 10
sesuai dengan nama dan jabatan
BAB X
PERTEMUAN RAPAT
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN
1. Laporan Harian
Laporan harian Unit Rekam Medis meliputi :
1. Laporan Harian Jumlah Pasien Rawat Jalan
2. Laporan harian Jumlah Pasien Rawat Inap
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan intern dan extern.
a. Laporan intern meliputi :
Menerima Laporan Penyakit dari Rawat Jalan
b. Laporan extern dilaporkan ke Dinas Kesehatan terdiri dari :
1. Laporan 10 Besar penyakit Rawat Inap
2. Laporan 10 Basar Penyakit Rawat Jalan
3. Laporan Kunjungan Pasien Lama Baru
4. Laporan Jumlah Pasien Rawat Jalan
5. Laporan Jumlah Pasien Perinatologi
6. Laporan Jumlah Pasien Kebidanan
7. Laporan Jumlah Pasien Rujukan
3. Laporan Tahunan
1. Membuat laporan Sistem Informasi Rumah Sakit .
2. Laporan Sirs Online
3. Program Kerja Tahunan