Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti


kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah
sakit di Indonesia sudah melakukan pencatatan kegiatan medis, namun belum
dilaksanakan dengan baik atau belum mengikuti penataan sistem informasi yang
benar.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1966 tentang wajib
simpan rahasia kedokteran, maka kepada semua petugas kesehatan diwajibkan
untuk menyimpan rahasia kedokteran termasuk berkas rekam medis. Kemudian
pada tahun 1972 melalui Surat Keputusan Menkes RI. Nomor 034/ BIRHUP/1972
ada kejelasan bagi rumah sakit mengenai kewajiban rumah sakit untuk
menyelenggarakan rekam medis.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut dibuat agar institusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, dapat menyelenggarakan rekam
medis dengan sebaik-baiknya. Demikian juga dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Nomor 269/ Menkes/ PER/ III/ 2008 tentang rekam medis yang
merupakan landasan hukum bagi semua tenaga medis dan para medis dan SK
Dirjen Yan Medik No.78/ Yan.Med.RS.Um.Dik/ YMU/ I/ 1991 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di rumah sakit.
Rekam medis merupakan salah satu sumber data yang sangat vital dalam
penyelenggaraan sistem informasi manajemen di rumah sakit dan sangat penting
dalam proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Agar penyelenggaraan
rekam medis dapat dilaksanakan dengan baik maka harus dilengkapi dengan
pedoman organisasi maupun pedoman penyelenggaraan rekam medis yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan baik medis, para medis
maupun non medis yang bertugas di UPT RSUD Cikalong Wetan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bandung Barat


A. Geografis
Kabupaten Bandung Barat Memiliki luas sekitar 1.305,77 Km2 dengan
batas-batas wilayah :
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Cikalong Kulon
dalam wilayah Kabupaten Cianjur, Kecamatan Maniis,
Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong dan Kecamatan
Wanayasa dalam wilayah Kabupaten Purwakarta, Kecamatan
Sagalaherang, Kecamatan Jalan Cagak dan Kecamatan Cisalak
dalam wilayah Kabupaten Subang.
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cilengkrang,
Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Margaasih dan Kecamatan
Soreang dalam wilayah Kabupaten Bandung, Kecamatan
Cidadap dan Kecamatan Sukasari dalam wilayah Kota Bandung,
Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan
Kecamatan Cimahi Selatan dalam wilayah Kota Cimahi.
3. Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Ciwidey dan
Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung dan Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Ciajur.
4. Sebelah barat, berbatasan dengan kecamatan Campaka,
Kecamatan Cibeber, Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan
Ciranjang dan Kecamatan Mande dalam wilayah Kabupaten
Cianjur.
Kabupaten Bandung Barat merupakan kabupaten hasil pemekaran
Kabupaten Bandung, dan memiliki wilayah administrative meliputi 16
Kecamatan dan 165 Desa. Kondisi geografis Kabupaten Bandung Barat yang
strategis tersebut cukup memberikan keuntungan bagi Kabupaten Bandung
Barat terutama dari segi komunikasi dan pehubungan.
1. Peta Wilayah Kabupaten Bandung Barat

B. Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung
Barat, jumlah penduduk Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2016
sebanyak 1.666.510 jiwa dengan komposisi (menurut jenis kelamin)
relatif seimbang, yaitu jumlah penduduk laki-laki sebanyak 845.474
(50,7 %) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 821.036
( 49,3 %) dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,98.
Dibanding dengan tahun 2015 jumlah penduduk pada tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 2,3%.Laju pertumbuhan penduduk
selama tahun2012 sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Bandung
Barat sebesar 1,04% atau naik sebesar 84.184 jiwa.
Data Jumlah penduduk lengkap dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 2.1
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012-2016

Berdasarkan data distribusi penduduk Kabupaten Bandung Barat tahun


2016 di 16 kecamatan, pada tahun 2016 kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk paling banyak adalah Kecamatan Lembang dengan penduduk
sebanyak 192.992 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Padalarang dengan 172.067 jiwa.
Sementara itu kecamatan dengan penduduk terkcil adalah Kecamatan Saguling
dengan penduduk sebanyak 30.266 jiwa, sedangkan jumlah penduduk di
Kecamatan Cikalongwetan berjumlah 119.371 jiwa termasuk 5 besar kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak. Rincian jumlah penduduk Kabupaten
Bandung Barat per kecamatan tahun 2016 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Penduduk per kecamatan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016

No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah


(km2) Penduduk
1 Rongga 11.312 56.637
2 Gunung Halu 16.080 75349
3 Sindangkerta 12.035 67353
4 Cililin 8.155 88288
5 Cihampelas 4.663 113115
6 Cipongkor 7.615 90284
7 Batujajar 3.431 95374
8 Saguling 4.937 30266
9 Cipatat 12.550 131408
10 Padalarang 5.158 172067
11 Ngamprah 3.609 169959
12 Parompong 4.339 107982
13 Lembang 9.827 192992
14 Cisarua 5.536 73761
15 Cikalongwetan 11.208 119371
16 Cipendeuy 10.125 82304
JUMLAH 130.580 1666510
Sumber : Badan Pusat Statistik

C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Bandung Barat
bervariasi atau tidak merata. Kondisi tersebut merupakan fenomena
alamiah, dimungkinkan terjadi karena adanya daya tarik wilayah,
ketersediaan fasilitas hidup, akses yang mempuni dan lain-lain. Setiap
orang cenderung untuk tinggal di tempat yang menguntungkan seperti
pusat kota, pusat pendidikan atau tempat yang mempunyai potensi
sumber daya tinggi untuk bertahan hidup.
Kepadatan penduduk Kabupaten Bandung Barat tahun 2016
sebesar 12,76 km2. Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang
mempunyai kepadatan penduduk terpadat adalah Kecamatan
Ngamprah dengan kepadatan penduduk sebesar 47,09 km2. Hal ini
dapat dijelaskan karena Kecamatan Ngamprah dekat dengan pusat
kota dan pemukiman di Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan
dengan kepadatan penduduk terbesar kedua adalah Kecamatan
Padalarang sebesar 33,35 km2. Sedangkan kecamatan di Kabupaten
Bandung Barat dengan kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Gunung Halu sebesar 4,68 km2.
2.2. Analisa Situasi Pelayanan Kesehatan
1. Saranan Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan merupakan faktor penting dalam
upaya mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Hal
tersebut berjalan sinergis dengan ketersediaam Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Kabupaten Bandung Barat memiliki sejumlah saranan
kesehatan yang dari waktu kewaktu mengalami peningkatan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dilakukan guna mengimbangi
kecenderungan kebutuhan penduduk yang
cukup tinggi terhadap sarana kesehatan dalam memberikan
pelayanan baik Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif. Data
sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat tahun 2016
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2
Data Sarana Kesehatan Berdasarkan Kepemilikan Tahun 2016
N FASILITAS KESEHATAN PEM.KAB/K TNI/POL SWAS JUML
O OTA RI TA AH
A. RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 3 5
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 -
B. PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 6 0 6
- JUMLAH TEMPAT 52 0 52
TIDUR
- PONED 11 0 11
2 PUSKESMAS NON RAWAT 26 0 26
INAP
3 PUSKESMAS KELILING 31 0 31
4 PUSKESMAS PEMBANTU 64 0 64
C. SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 1 1
2 BALAI 0 2 62 64
PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER 0 0 0 -
BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER 0 0 0 -
PERORANGAN
5 PRAKTIKPENGOBATAN 0 0 0 -
TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH 0 0 0 -
SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 -
Sumber : profilkes Kabupaten Bandung Barat 2016
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat yang melayani kebutuhan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.3
Jumlah SDMK Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas
di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016
JENIS SDMK
Ten. Teknis
Sep.

Perawat Gigi
Dokter Gigi

Nutrisionis
Apoteker
Perawat

Kesmas

Kesling

N PUSKESMAS
Dokter

Dokter

Bidan
Dok.

O
1 RONGGA - 2 1 - 4 11 - 1 - 1 1
2 SINDANGKERTA - 1 1 - 1 17 2 - 1 - 1 -
3 CICANGKANGGIRAN - 2 - - 5 23 1 - - 1 1 -
G
4 MUKAPAYUNG - 1 - - 8 11 - - - 1 - 1
5 CIHAMPELAS - 2 1 - - 11 2 1 1 5 2 1
6 PATARIUM - 2 2 - 7 13 2 1 - - 1 -
7 CIPONGKOR - 2 1 - 5 15 - 1 - 1 - -
8 CITALEM - 1 1 - 4 12 - - - - - -
9 BATUJAJAR - 1 1 - 11 20 1 2 1 - 1 1
10 CIPATAT - 1 1 - 7 9 1 1 - - 1 1
11 SUMUR BANDUNG - 2 1 - 5 7 1 - 2 - 1 -
12 PADALARANG - 2 1 - 9 9 1 1 2 - 1 1
13 TAGOGAPU - 2 1 - 2 8 2 1 - 1 1 2
14 JAYAMEKAR - 2 1 - 6 11 1 1 1 - 1 1
15 NGAMPRAH - 2 1 - 4 10 1 1 - - 1 -
16 CIMAREME - 3 2 - 9 15 2 1 - - 1 1
17 PARONGPONG - 2 1 - 4 9 - - - 1 1 1
18 CIWARUGA - 2 - - 2 6 1 1 - 3 1 -
19 LEMBANG - 1 1 - 5 10 1 - - 1 - 1
20 CIKOLE - 1 1 - 2 10 - - - - 1 -
21 CIBODAS - 1 - - 5 12 1 1 - - 1 1
22 CISARUA - 1 1 - 7 14 1 - - - - 1
23 PASIRLANGU - - 1 - 6 10 1 1 - - 1 -
24 RENDE - 1 - - 5 6 1 - - - - 1
25 CIPEUNDEUY - 1 1 - 1 19 1 1 - 2 - -
26 CIRATA - 1 - - 5 7 - - - 1 - 1
27 DTP GUNUNGHALU - 2 1 - 13 18 - 1 1 2 - 1
28 DTP CILILIN - 1 - - 15 13 2 - 1 - 1 -
29 DTP RAJAMANDALA - 1 - - 20 10 1 1 1 - - -
30 DTP JAYAGIRI - 1 1 - 10 13 1 - 1 1 1 -
31 DTP - 1 1 - 14 15 2 - 1 - 3 1
CIKALONGWETAN
32 DTP SAGULING - 3 1 - 7 10 - - - - 1 -
TOTAL 0 48 26 0 20 38 30 18 13 21 24 18
8 4
Sumber: Resume Profil Kesehatan KBB 2016
Tabel 2.4
Jumlah SDMK Berdasarkan Wilayah Kerja Rumah Sakit
di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016
JENIS SDMK

Ten. Teknis
Sep.

Keparmasia
Dokter Gigi

Nutrisionis
Apoteker
Spesialis

Perawat

Perawat

Kesmas

Kesling
Dokter

Dokter
Umum
N RUMAH

Bidan
Dok.
Gigi

Gigi
O SAKIT
1 RSUD 13 14 1 1 75 39 1 13 2 2 3 1
CILILIN
2 RSUD 8 11 2 - 50 17 1 4 2 - 1 -
LEMBANG
3 RS CAHAYA - - - - - - - - - - - -
KAWALUYA
AN
4 RS 14 6 2 - 16 8 - 9 2 - 1 1
KARISMA
CIMAREME
5 RS MC - 4 3 - 14 9 - - 1 3 1 1
6 RSIA BUAH 2 - - - - - - - - - - -
HATI
TOTAL 37 35 8 1 15 73 2 26 7 5 6 3
5
Sumber: Resume Profil Kesehatan KBB 2016

3. Derajat Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur X adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur X pada suatu tahun tertentu, dalam situasi moralitas yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Angka Harapan Hidup merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya.
AHH yang rendah disuatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program social lainnya teramasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan giji dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan. Meningkatnya AHH memberikan gambaran
kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya
kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Angka AHH di Kabupaten
Bandung Barat selama periode 2010 – 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.5
Angka Harapan Hidup dan IPM berdasarkan Proyeksi di Kabupaten
Bandung Barat tahun 2011 – 2016 menggunakan metode baru

Tahun IPM AHH EYS MYS Pengeluaran


2011 62.36 71.53 10.09 7.33 6788.49
2012 63.17 71.53 10.53 7.36 6975.56
2013 63.93 71.55 11 7.39 7112.25
2014 64.27 71.56 11.06 7.51 7188.04
2015 65.23 71.76 11.39 7.53 7522.14
2016 65.81 71.82 11.56 7.63 7698
2017 66.63 71.87 11.79 7.74 8002
Sumber : bps.go.id

4. Kematian
Angka kematian bayi dan ibu merupakan indicator yang sangat
penting untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Data tersebut
didapatkan melalui beberapa cara yaitu pelaporan rutin dari puskesmas
dan hasil survey yang dilaksanakan oleh lembaga tertentu. Sampai saat
ini untuk system pencatatan dan pelaporan bekum daoat mendukung
sepenuhnya untuk melakukan perhitungan angka kematian bayi, kecuali
dari survey atau sesnsus yang dilakukan oleh petugas.
a. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)
adalah jumalh kematian bayi dibawah usia satu tahun pada tiap 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indicator
yang sangat sensitive terhadap kualitas dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan tertama yang berhubungan dengan perinatal, juga
merupakan tolak ukur pembangunan social ekonomi masyarakat
menyeluruh, dimana angka kematian itu dihitung. Kondisi social
ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang
meningkat dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang
berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.

Tabel 2.6
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat
Tahun AKB Sumber
2012 6,88 LKPJ Bupati 2014
2013 3,5 SDA
2014 2 SDA
2015 4 Program KIA 2015
2016 4,4 Profil Dinas Kesehatan
2016

b. Angka Kematian Balita

Tabel 2.7
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat

JUMLAH KEMATIAN

NEONATAL BAYI BALITA


NO TAHUN 0-28 1-11 bl 1-4 th
ABS Angka ABS Angka ABS Angka

1 2014 58 2 6

2 2015 112 4 115 4 115 4

3 2016* 107 4 114 4 118 4

*Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2016

c. Angka Kematian Ibu


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat yang menunjukkan jumlah kematian ibu karena terkait
dengan gangguan kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) pada setiap 100.000 kelahiran hidup dalam suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu.
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Morality Rate (MMR)
tidak hanya merupakan indikator tingkat akses, integritas dan
efektivitas sektor kesehatan. Oleh karena itu, MMR juga sering
digunakan sebagai indikator tingkat kesejahtraan dari suatu daerah.
Sebagai bahan perbandingan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.7
Angka Kematian Bayi 2012-2016 di Kabupaten Bandung Barat

NO PENELITIAN / SURVEI TARGET TAHUN AKI TARGET


TAHUN TFR AKI
1 Penelitian & Pencatatan di 12 1997- - -
RS Pendidikan di Ujung 1980
Berung
2 SKRT198O 1980 - -
3 Unpad diKab=Sukabumi) - -
4 SKRT 1986 1986 - -
5 SKRT1992 1992 - -
6 SKRT 1994 1994 - -
7 SDKI1995 1995 - -
8 SDKI 2002 2002 - -
9 Balitbang Daerah Prov Jabar 2003 321,15 150
10 SDKI 2007 2007 228 -
11 SDKI 2012 2013 359 -
12 2,4 2014 - 280
13 2015 - 102
(MDGs)
14 Profil Dinkes KBB 2018 2016 105 -

Secara umum tingkat kematian berhubungan erat dengan


kesakitan yang antara lain dipengaruhi oleh keadaan social ekonomi,
lingkungan, upaya kesehatan dan tingkat kesuburan. Secara khusus
di Kabupaten Bandung Barat, utamanya berkaitan dengan kematian
Ibu dan Bayi adalah besarnya tingkat kelahiran di masyarakat, umur
masa paritas, jumlah anak yang dilahirkan serta pertolongan
persalinan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

5. Kesakitan
Sisi lain yang menunjukan adanya peningkatan derajat kesehatan
suatu wilayah, salah satunya adalah angka kesakitan penduduk dan
lamanya sakit. Angka kesakitan penduduk merupakan proporsi penduduk
yang mengalami gangguan kesehatan sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari-hari, baik bekerja, sekolah maupun yang
lainnya.
Adapun gambaran beberapa penyakit yang ada di Kabupaten
Bandung Barat adalah sebagai berikut:
a. Penyakit Menular
1) Penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada
Balita. Angka kesakitan Diare di Kabupaten Bandung Barat masih
mengalami fluktuasi, mengingatmasih banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi dan masih memerlukan waktu untuk peningkatan
seperti sanitasi lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya dan
faktor gizi. Di Kabupaten Bandung Barat, kasus penyakit Diare
terbanyak ditemukan di Kecamata Ngamprah.
2) Penyakit Tuberkulosis termasuk ke dalam Re-Emerging Disease
berdasarkan laporan Puskesmas merupakan masalah kesehatan
masyarakat di KabupatenBandung Barat. Pada tahun 2004 masih
merupakan penyebab kematian nomor 4 di Rumah Sakit di
Indonesia, berdasarkan Surkesnas 2004 sebanyak 55% penduduk
diatas 15 tahun yang pernah menjalani tes dahak dan Rontgen
Paru dengan hasil tes positif Tb.
3) Penyakit Demam Berdarah Dengue sebagai Emerging Disease di
Kabupaten Bandung Barat mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan antara lain tingginyamobilitas dan kepadatan penduduk.
Nyamuk penular DBD tersebar diseluruh pelosok dan masih
banyak menggunakan tempat-tempat penampungan air tradisional
(tempayan, drum dan Iain lain).
4) Perkembangan penyakit HIV/AIDS yang merupakan New-
Emerging Disease terus menunjukan peningkatan meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulanganterus dilakukan.
Semakin tingginya mobilitas pendudk antar wilayah, menyebarnya
sentra-sentra pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung Barat,
meningkatnyaperilaku seksual yang tidak aman, clan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat Risiko penyebaran HIV/AIDS.
b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Menempati peringkat utama penyebab kematian di Rumah Sakit
maupun di masyarakat, menurut data survei (Surkesnas) menunjukan
tingginya kasus ISPA. Hasil beberapa SKRT ISPA (Pneumoni)
merupakan penyebab 80% - 90% kematian pada bayi dan balita.
c. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan dmunisasi (PD31) antara lain
Tb, Difted, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak serta penyakit lainnya
seperti Hepatitis, masih merupakan masalah di Kabupaten Bandung
Barat, yang paling besar angka kematiannya Tetanus Neonatorum
(±35 %), tapi di Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2003 sudah
tidak ditemukan lagi kasusnya.
d. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang,
perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa
perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi
lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan,
berkurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan tanpa
disadari telah berpengaruh terhadap transmisi epidemiologi sehingga
semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti
Penyakit Jantung dan Hypertensi, Tumor Ganas, Diabetes, Gagal
Ginjal dan sebagainya.
2.3. Gambaran Internal UPT RSUD Cikalongwetan
1. Gambaran Umum

NAMA RUMAH SAKIT : UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN

JENIS : RUMAH SAKIT DAERAH

PEMILIK : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

ALAMAT : JALAN RAYA PADALARANG – PURWAKARTA

KODE POS : 40556

NO TELEPON / FAX : 022 86866243

ALAMAT E-MAIL : rsudcikalongwetan@gmail.com

ALAMAT WEBSITE : rsudcikalongwetan.com

KAPASITAS TEMPAT : 101


TIDUR
KLASIFIKASI RS : KELAS C

LUAS LAHAN : 134.000 m2

AKREDITASI :

PPK BLUD PENUH :


IZIN OPERASIONAL : SK KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATENBANDUNG
BARATNOMOR440/002/VII/RS,Operasional/2017/Yankes/Dinkes

IZIN LINGKUNGAN : SK KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN


BANDUNG BARAT NOMOR…/…./…./………./2017
BAB III
VISI, MISI, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS

3.1 Visi
Dalam Upaya menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan
masyarakat Kabupaten Bandung Barat dan Jawa Barat, kami ingin tumbuh
menjadi rumah sakit yang “Unggul, Berkualitas dan Mandiri” sehingga
kami bisa mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat.
3.2 Misi
Dengan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap sesama,
kami akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu, paripurna dan mandiri.
3.3 Moto
“Friendly and Homy Hospital” Merupakan komitmen mewujudkan
rumah sakit yang nyaman, penuh keramahan dalam pelayanan dan
menghadirkan suasana yang menunjang kesembuhan pasien. “SOMEAH
HADE KA SEMAH, GENAH, MERENAH TUR TUMANINAH”
3.4 Legalitas
 Studi kelayakan
 Master plan
 Sertifikasi tanah
 Status kepemilikan
 Izin mendirikan bangunan
 Izin HO
 Amdal
 Rekomendasi izin mendirikan RS
 Izin Mendirikan RS
 Registrasi rumah sakit
 Penetuan kelas
 Akreditasi
 Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
3.5. Rencana Strategi RSUD Cikalongwetan
 Akreditasi Rumah Sakit (LARS-DHP) dengan target Rumah Sakit
Terakreditasi Paripurna
 Menjadikan RS Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD)
 Bekerjasama dengan RSHS dan RS pendidikan lainnya dalam hal RS
pendidikan jejaring
 Meningkatkan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana sesuai UU
yang berlaku. (CT Scan, Hemodialisis, Rehabilitasi Medis, Sub
Spesialis, dll)
 Bekerjasama dengan BPJS Tenaga Kerja  Trauma Center
 Bekerjasama dengan Perusahaan atau pabrik
 Bekerjasama dengan Klinik Jejaring dan puskesmas
 Bekerjasama dengan Rumah Sakit lainnya
 Bekerjasama dengan Instansi lainnya ( sekolah, dll)
3.6 Nilai-nilai
 Profesional
 Respek
 Pengabdian kepada masyarakat
 Kepedulian terhadap sesama
 Keramah-tamahan
 Kenyamanan
3.7 Tujuan
 Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
 Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat
 Meningkatkan kesejahteran karyawan
 Menjadikan role model sebagai RS pusat rujukan Provinsi Jawa Barat
 Menjadikan RS pendidikan yang bermutu
3.8 SDM yang Dimiliki UPT RSUD Cikalongwetan

Tabel 2.8
SDM yang dimiliki UPT RSUD Cikalongwetan 2023

TKK
NO PROFESI JUMLAH PNS P3K
BLUD
1 Manajemen 11 11 0 0
2 Dokter Spesialis 19 16 0 3
3 Dokter Umum 14 4 0 10
4 Dokter Gigi 2 2 0 0
5 S1 Keperawatan 32 10 0 22
6 DIII Keperawatan 58 5 3 50
Tenega Kesehatan
7 5 2 0 3
Lainnya
8 Bidan 33 7 2 24
9 Apoteker 4 2 1 1
10 Asisten Apoteker 4 2 0 2
Tenaga Kesehatan
11 3 0 0 3
Pendukung Farmasi
12 Nutritionis/Gizi 3 3 0 0
13 Perawat Gigi 3 2 0 1
14 Radiologi 8 2 0 6
15 Kesehatan Lingkungan 2 1 0 1
16 Pranata Laboratorium 12 2 0 10
17 Perawat Anastesi 2 1 0 1
18 Rekam Medik 7 3 0 4
19 Fisioterapi 3 0 0 3
20 Satpam 10 0 0 10
21 Pramubakti Rumah Sakit 20 0 0 20
22 Administrasi S1/DIII 14 1 0 13
23 Administrasi SMA 29 0 0 29
24 Binatu Rumah Sakit 4 0 0 4
25 Juru Masak 8 0 0 8
26 Pemulasaran Jenazah 2 0 0 2
27 Sopir 4 0 0 4
28 IPSRS 7 0 0 7
29 Akuntansi S1/DIII 4 0 0 4
30 CSSD 4 0 0 4
31 Tenaga Ahli IT 3 2 0 1
32 Fisikawan Medis 1 0 0 1
TOTAL 335 78 6 251
Sumber data kepegawaian Tahun 2023

Jumlah tenaga yang dimiliki UPT RSUD Cikalongwetan tahun 2023


berjumlah 335 orang, dengan jumlah PNS 78 orang P3K 6 Orang dan selebihnya
adalah tenaga TKK BLUD baik medis maupun non-medis. Jumlah ketenagaan
tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit dan ketentuan jumlah
SDM berdasarkan Permenkes RI.
UPT RSUD Cikalongwetan telah mengantongi izin operasional RS tipe C
berdasarkan surat rekomendasi hasil visitasi Dinkes Porvinsi Jawa Barat.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI REKAM MEDIS
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Kepala Unit Rekam Medis


Nama Jabatan : Kepala Rekam Medis
Unit Kerja : Unit Rekam Medis

Uraian Tugas :
a. Membuat dan mengevaluasi sistem, pedoman, SPO, juknis kegiatan
pelayanan rekam medis meliputi pendaftaran pasien, pencatatan,
pengelolaan data, penyimpanan dan pengambilan rekam medis.
b. Membagi tugas, memberikan petunjuk serta menyediakan pelaksanaan
tugas bawahan, mengatur shift dinas, jadwal cuti, libur, membuat
permintaan kebutuhan sumber daya, ATK, ART, kebutuhan lain untuk
pelaksanaan kegiatan unit rekam medis UPT RSUD Cikalong Wetan.
c. Merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan sumber daya yang
dipergunakan.
d. Membuat laporan, sebagai dasar perencanaan, mengolah data menjadi
informasi sebagai penunjang pengambilan keputusan manajemen.
Hasil Kerja :
a. SPO, Juknis kegiatan penerimaan, pencatatan, pengelolaan data medis,
menyimpan dan pengambilan data medis.
b. Uraian tugas bawahan.
c. Jadwal dinas shift, dafatr cuti, libur
d. Petunjuk kerja bawahan
e. Supervisi pelaksaanaan tugas bawahan
f. Laporan intern dan ekstern
g. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan unit rekam medis
h. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan
rekam medis
Bahan Kerja :
a. Kebijakan, pedoman, Juknis.
b. Kebijakan pengelolaan SDM UPT RSUD CIKALONG WETAN
c. Informasi langsung, tak langsung tentang kegiatan bawahan
d. Rekapitulasi seluruh kegiatan rawat jalan dan rawat inap
e. Surat tugas dari manajemen
f. Informasi pengajuan usulan, jadwal dinas dan cuti di unit rekam medis
g. Laporan kasus yang menyangkut pelayanan terhadap pasien dari bawahan
Perangkat Kerja :
a. Komputer dan ATK
b. Printer
c. Telepon
Sifat Jabatan :
Jabatan Fugsional yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu :
Senin-jumat : 08.00 – 16.00
Tanggung Jawab :
a. Ketepatan dan kesesuaian rencana dan tata kerja di unit rekam medis
b. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan :
 Admission dan registrasi
 Assembling dan indeks kode penyakit
 Statistik dan pelaporan rumah sakit
 Penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis yang sesuai
dengan SPO, juknis yang ditetapkan
c. Ketepatan dan kesesuaian rencana kebutuhan sumber daya dengan realisasi
d. kebenaran dan ketepatan laporan kepada managemen.
Wewenang :
a. Menilai, menegur dan memotivasi bawahan di unit rekam medis
b. Mengatur rencana kegiatan penyelenggaraan unit rekam medis
c. meminta arahan dari atasan
d. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait

2. Staf Assembing Dan Kode Penyakit


Nama jabatan : Staf Assembling Dan Kode Penyakit
Unit Kerja : Unit Rekam Medis
Uraian Jabatan :
a. Melakukan tugas assembling berkas rekam medis pasien rawat jalan dan
rawat inap.
b. Memeriksa kelengkapan berkas rekam medis.
c. Memisahkan berkas rekam medis yang belum lengkap isinya dan
diserahkan kepada penanggung jawab berkas rekam medis untuk dikirim
kepada yang berhak/ berkewajiban melengkapi isi berkas rekam medis.
d. Menyusun berkas rekam medis sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan.
e. Memberi nomor dan nama pasien diberkas rekam medis, mencoret dan
menempelkan stiker tahun kunjungan akhir.
f. Mensortir folder berdasarkan angka langsung
g. Mengkoding diagnosa rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap.
h. Menyiapkan berkas rekam medis baru untuk rawat jalan dan rawat inap.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan utnuk menyelesaikan,
menangani bila terjadi penyimpangan/ kasus yang terjadi dikegiatan
assembling dan kode penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap.
Hasil Kerja :
a. Berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap tersusun rapi.
b. Indeks kode penyakit pasien
Bahan Kerja :
a. Susunan langkah kegiatan assembling pasien rawat jalan dan rawat inap
serta susunan langkah kode diagnosa penyakit.
b. Buku ICD 10 dan ICOPIM (kode tindakan operasi)
c. Berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap yang belum di
assembling dan belum di koding.
Perangkat Kerja :
a. ATK
b. Telepon
c. ICD-10
d. ICOPIN (kode tindakan operasi)
Sifat Jabatan :
Umum dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu :
Senin-jumat : jam 08-00 – 16.00 WIB
Tanggung Jawab :
a. Kelengkapan dan kerapian isi berkas rekam medis
b. Kebenaran indeks kode penyakit
Wewenang :
a. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
b. Mengusulkan perbaikan perangkat kerja

3. Staf Penyimpanan Dan Pendistribusian Rekam Medis


Nama Jabatan : Staf Penyimpanan Dan Pendistribusian Rekam Medis
Unit Kerja : Unit Rekam Medis
Uraian Jabatan
a. Koordinasi permintaan dan pendistribusian berkas rekam medis, meliputi:
 Menerima permintaan berkas rekam medis dari pendaftaran.
 Menyiapkan tracer untuk berkas rekam medis yang keluar
 Mengeluarkan berkas rekam medis sesuai dengan nomor berkas
rekam medis yang diminta, dengan menempatkan tracer pada posisi
rekam medis yang keluar.
 Mencatat berkas rekam medis yang akan dikirim ke poliklinik atau
ruang perawatan dalam buku ekspedisi.
 Memberikan berkas rekam medis pasien yang diambil dari ruang
penyimpanan ke pendaftaran untuk disiapkan berkasnya oleh
petugas registrasi maupun admission sebelum diantar keruang
pemeriksaan atau perawatan.
 Melaksanakan serah terima berkas rekam medis dengan petugas
registrasi dan admission
 Menerima berkas rekam medis rawat jalan yang sudah diantar oleh
petugas registrasi dan administrasi rawat inap dari poliklinik
b. Mencocokan berkas rekam medis yang kembali dan keluar dengan buku
ekspedisi
c. Memberikan berkas rekam medis yang baru diterima ke petugas
assembling dan indeks kode penyakit.
d. Menerima berkas rekam medis dari petugas assembling dan indeks kode
penyakit untuk disortir menurut angka langsung dan memasukan berkas
kedalam lemari penyimpanan sesuai nomor.
e. Melayani permintaan peminjaman berkas rekam medis dengan
menggunakan bon peminjaman, mencari dan mengantar berkas rekam
medis yang dipinjam.
f. Membuat laporan berkas rekam medis yang belum kembali dalam waktu
tertentu
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan untuk menyelesaikan/
menangani bila terjadi penyimpangan/ kasus yang terjadi di kegiatan
penjajaran dan pendistribusian rekam medis pasien rawat inap.
Hasil Kerja
a. Berkas rekam medis yang terdistribusi dengan cepat dan tepat
b. Kontrol terhadap pengembalian rekam medis ke ruang penyimpanan
c. Berkas rekam medis tersimpan dengan rapi dan benar di ruang
penyimpanan serta ruang penyimpanan yang bersih dan rapi
Bahan Kerja
a. Berkas rekam medis
b. Tracer
c. Buku ekspedisi
d. ATK
Perangkat Kerja
a. Komputer dan ATK
b. Telepon
Sifat jabatan
Umum dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu:
Senin – Minggu : 24 Jam
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas berkas rekam medis yang keluar dari lemari
penyimpanan
b. Bertanggung jawab atas peminjaman rekam medis
c. Bertanggung jawab atas rekam medis yang diminta untuk kepentingan
pengobatan pasien.
d. Bertanggung jawab atas kesesuaian berkas rekam medis yang kembali
dan keluar dengan buku ekspedisi
e. Bertanggung jawab atas tersimpannya seluruh rekam medis di ruang
penyimpanan dengan rapi dan tepat sesuai nomor
f. Bertanggung jawab atas tersedianya berkas rekam medis kepada
dokter yang akan mengisi formulir asuransi, perusahaan rekanan,
visum et repertum
Wewenang
a. Koordinasi dengan petugas registrasi dan admission
b. Koordinasi dengan petugas poliklinik, IGD, dan Koordinasi petugas inap
c. Meminta arahan dari atasan
d. Meminta masukan dari unit kerja lain yang terkait
e. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan

4. Staf Statistik Dan Pelaporan


Nama Jabatan : Staf Statistik Dan Pelaporan
Unit Kerja : Unit Rekam Medis
Uraian Jabatan
a. Mencetak sensus harian rawat jalan dan rawat inap
b. Mengkontrol kebenaran dan ketepatan sensus harian sesuai jumlah
pasien yang sebenarnya.
c. Membuat laporan kunjungan pasien rawat jalan, rawat inap dan
penunjang medis
d. Membuat laporan morbiditas, mortalitas dan penyakit.
e. Menyediakan berkas rekam medis untuk pengisian formulir asuransi,
perusahaan rekanan, visum et repertum atau pihak ketiga yang berhak.
f. Membuat laporan intern yang terdiri dari laporan bulanan kinerja rumah
sakit dan kinerja mutu unit rekam medis.
g. Membuat laporan ekstern yang ditunjukan ke departemen kesehatan dan
jajarannya.
Hasil Kerja
a. Laporan kunjungan pasien rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
b. Laporan morbiditas, mortalitas dan trend penyakit
c. Laporan intern RSUD Cikalong Wetan
d. Laporan ekstern R1, RL2, RL 3, RL 4, RL 5
Bahan Kerja
a. Susunan langkah kegiatan pembuatan statistik dan sistem pelaporan
rumah sakit
b. Data print out sensus harian rawat jalan dan rawat inap
c. Data kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan
Perangkat Kerja
a. Komputer dan ATK
b. Telepon
Sifat Jabatan
Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu:
Senin – Jumat : Jam 08.00 – 16.00 WIB
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan penggunaan sensus
harian
b. Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan laporan kunjungan
pasien rawat jalan, rawat inap, penunjang, laporan morbiditas,
mortalitas, dan penyakit menular, efisiensi pelayanan rawat inap, BOR,
LOS, TOI
c. Bertanggung jawab atas terisinya formulir asuransi, perusahaan
rekanan, visum et repertum dan pengisian formulir untuk pihak ketiga
yang berwenang.
d. Kebenaran laporan realisasi terhadap perencanaan/ target yang
ditetapkan.
Wewenang :
a. Mengatur rencana kegiatan statistik dan pelaporan
b. Meminta arahan dari atasan
c. Mengeluarkan formulir asuransi, perusahaan rekanan, visum et
repertum dan formulir dari pihak ketiga yang berwenang.
d. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan

5. Staf Pendaftaran IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap


Nama Jabatan : Staf Pendaftaran IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap
Unit Kerja : Unit Rekam Medis
Uraian Jabatan
a. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
Gawat Darurat dan Pasien Rawat Inap dalam rangka pelaksanaan rekam
medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan (IGD) dan
Rawat Inap
b. Melakukan Informed Consent kepada pasien/keluarga pasien untuk pasien
rawat jalan (IGD) dan Rawat Inap
c. Memberikan informasi terkait HAK dan kewajiban pasien, tarif ruangan dan
fasilitas ruangan untuk pasien rawat inap kepada pasien/keluarga pasien
d. Menyiapkan rekam medis pasien baru Rawat Jalan (IGD) dan Rawat Inap
serta meminta rekam medis pasien lama Rawat Jalan (IGD) dan Rawat Inap
ke petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka pelaksanaan
rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama.
e. Mengisi buku registerasi pendaftaran pasien Gawat Darurat dan Rawat Inap
melalui pencatatan/registrasi pasien
f. Mengecek kelengkapan berkas untuk pasien Rawat Inap
g. Membuat dan mengeluarkan SEP (Surat Eligibilitas Peserta) untuk
kepesertaan pasien BPJS Rawat Jalan (IGD) dan Pasien Rawat Inap
h. Membuat Rekapan daftar Tindakan sesuai dengan Billing untuk pasien
BPJS
i. Update ketersediaan tempat tidur dari setiap ruang rawat inap
j. Membuat laporan ekstern yang ditunjukan ke departemen kesehatan dan
jajarannya.
Hasil Kerja
a. Laporan kunjungan pasien IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap
b. Laporan Pasien Rujukan, Dirujuk
c. Laporan Intern Rumah Sakit
d. Laporan Ekstern Rumah Sakit
Bahan Kerja
a. Susunan langkah kegiatan pembuatan statistik dan sistem pelaporan rumah
sakit
b. Data print out sensus harian IGD, rawat jalan dan rawat inap
c. Data kunjungan pasien IGD, rawat inap dan rawat jalan
Perangkat Kerja
a. Komputer dan ATK
b. Telepon
Sifat Jabatan
Umum yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu:
Pendaftaran IGD dan Rawat Inap Senin – Minggu : 24 Jam
Pendaftaran Poliklinik Senin-Jumat : 07.00-11.00
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas kebenaran data dan identitas pasien pada saat
mendaftar
b. Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan laporan kunjungan
pasien IGD, rawat jalan, rawat inap.
c. Bertanggung jawab atas Penjelasan Hak dan Kewajiban Kepada pasien dan
keluarga pasien
Wewenang :
a. Mengatur rencana kegiatan Pendaftaran baik untuk pasien IGD, Rawat
Jalan dan Rawat Inap
b. Meminta arahan dari atasan
6. Staf Kontroller
Nama Jabatan : Staf Kontroller
Unit Kerja : Unit Rekam Medis
Uraian Jabatan
a. Mengontrol penerbitan SEP (Surat Eligibilitas Peserta) untuk kepesertaan
pasien BPJS Rawat Jalan (Poliklinik&IGD) serta Rawat Inap
b. Mengontrol berjalannya kegiatan pendaftaran Rawat Jalan (Poliklinik&IGD)
dan Rawat Inap
c. Mengontrol Kelengkapan Persyaratan untuk pasien rawat inap Umum, BPJS
dan MASKIN
d. Mengontrol dan menganalisis kelengkapan berkas rekam medis rawat inap
e. Mengontrol keluar masuknya berkas rekam medis dari ruang perawatan
rawat inap
Hasil Kerja
a. Ketepatan Pengeluaran SEP Baik Rawat Jalan maupun rawat inap.
b. Berjalannya pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
c. Lengkapnya persyaratan untuk pasien rawat inap Umum, BPJS dan
MASKIN
d. Lengkapnya berkas rekam medis pasien pulang
e. Terkontrol nya keluar masuk berkas rekam medis
Bahan Kerja
a. Berkas Kelengkapan pasien
b. SEP
c. Data Pasien Rawat Inap
d. Formulir Rekam Medis
Perangkat Kerja
a. Komputer dan ATK
b. Telepon
c. Mesin Foto copy
Sifat Jabatan
Umum yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu:
Senin – Jum’at : 08.00-16.00
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas berjalan nya pendaftaran
b. Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas pasien IGD, rawat jalan, rawat
inap.
c. Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas pasien klaim BPJS dan
Asuransi lainnya.
d. Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas pasien pulang rawat inap
Wewenang :
a. Mengatur rencana kegiatan kontroller baik untuk pasien IGD, Rawat Jalan
dan Rawat Inap
c. Meminta arahan dari atasan
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Skema Hubungan dan Konsultasi Kerja :

Kabid. Keu &


Umum

TPP RJ TPP RI Kasir

INTERN

UNIT
REKAM MEDIS

EKSTERN

ASURANSI / BPJS KONTRAKTOR Dep.Kes/Pem LAIN-LAIN

Hubungan tata kerja di Unit Rekam Medis bersifat garis komunikasi, koordinasi, dan
informasi dalam pelaksanaan kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.
A. Hubungan Intern :
 Unit rekam medis menyediakan data-data sebagai bahan komunikasi, koordinasi
dan informasi yang dibutuhkan TPP RJ, TPP RI, Kasir dan Kepala Bidang
Keuangan dan Umum dalam mengambil keputusan.
 Antara pasien dan dokter rekam medis berfungsi sebagai mediator dalam
penyediaan rekam medis
B. Hubungan Ekstern :
 Unit rekam medis merupakan penyedia informasi kepada pihak ketiga yaitu
Asuransi / BPJS, Kontraktor dan pihak lain.
 Unit rekam medis berkewajiban memberikan laporan kepada Departemen
Kesehatan Pemerintah.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
RSUD CIKAONGWETAN

Dalam upaya mempersiapkan tenaga rekam medis yang handal, maka


diperlukan kegiatan menyediakan, mempertahankan SDM yang tepat bagi
organisasi. Atas dasar tersebut, maka unit rekam medis membuat pola
ketenagaan. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi SDM yang ada di Unit Rekam
Medis adalah sebagai berikut :

Tabel
Pola Ketenagaan Unit Rekam Medis

Standar SDM
Tingkat
No. Tugas Pokok Jumlah yang Kekurangan
Pendidikan
SDM Tersedia
1 Kep. Instalasi 1 1 0 D3 Rekam Medis
1 D3 Rekam Medis
2 Filling 9 ( 3 Shift) 3
6 SMA / Sederajat
3 Assembling baru 1 0 1 D3 Rekam Medis
4 Assembling Lama 1 1 0 D3 Rekam Medis
5 Koding dan pelaporan RI 1 0 1 D3 Rekam Medis
6 Analisis 1 0 1 D3 Rekam Medis
7 Pelaporan IGD & RJ 1 1 0 SMA / Sederajat
S1/SMA
8 Pendaftaran IGD & RI 6 6 0
Sederajat
S1/SMA
9 Pendaftaran Rawat Jalan 4 4 0
Sederajat
S1/SMA
10 Kontroller 5 2 3
Sederajat
D3 Rekam Medis
TOTAL 30 22 8
/ SMA
KUALIFIKASI PEGAWAI DI UNIT REKAM MEDIS
RSUD CIKALONGWETAN

1. Kepala Bagian Rekam Medis


 Pendidikan D-III Rekam Medis & memiliki keterampilan tentang komputer
 Pada saat pengangkatan menjadi kepala bagian rekam medis minimal
sudah bekerja dua tahun.
 Memiliki jiwa kepemimpinan & mampu beradaptasi dengan orang lain
 Menguasai semua bidang yang ada di Unit Rekam Medis
 Bertanggung jawab, cekatan, berwibawa dan memiliki tingkah laku baik
2. Bagian Penyimpanan & Pendistribusian RM
 Pendidikan SMA atau D-III rekam medis
 Memiliki ketelitian dalam penyimpanan
 Ulet dan bertanggung jawab
3. Bagian Assembling & Kode Penyakit
 Pendidikan D-III Rekam Medis
 Memiliki keterampilan tentang tata cara pengolahan data
 Mempunyai keterampilan tentang komputer dan bertanggung jawab
4. Bagian Statistik dan Pelaporan
 Pendidikan D-III Rekam Medis & memiliki keterampilan tentang komputer
 Menguasai statistik untuk penghitungan BOR, LOS, TOI, BTO dll
 Ulet dan bertanggung jawab.
5. Bagian Pendaftaran
 DIII/SMA Sederajat dan mampu mengoperasikan Komputer
 Mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas
 Ulet dan bertanggung jawab
6. Bagian Kontroller
 Pendidikan Minimal SMA Sederajat dan mampu mengoperasikan
Komputer
 Mampu berkomunikasi dengan baik
 Teliti, Ulet dan bertanggung jawab
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk ke Unit


Rekam Medis, Jadwal Orientasi sesuai tabel dibawah ini :

Tabel Orientasi SDM UNIT REKAM MADIS

HARI MATERI PENGARAH

Ka. Rekam
SEMUA SDM Unit Rekam Medis
Medis
Pengenalan personil
Sosialisasi Misi, Visi dan struktur organisasi
2-4 Unit Rekam Medis
Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan Unit
Rekam Medis
Sosialisasi uraian jabatan dan tata hubungan
kerja
Sosialisasi pedoman kerja
5-8
Sosialisasi keselamatan kerja
Sosialisasi indikator kinerja
Sosialisasi perencanaan dan evaluasi kerja
Sosialisasi teknis kegiatan Unit Rekam Medis
9 - 10
sesuai dengan nama dan jabatan
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :


1. Rapat Rutin
2. Rapat Insidentil

Rapat Rutin diselenggarakan pada :


Waktu : Setiap Jum’at minggu kedua setiap bulan
Jam : 13.00 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Unit Rekam Medis
Peserta : Kepala Unit Rekam Medis, Pelaksana yang bertugas.
Materi : - Evaluasi kinerja mutu
- Permasalahan dan pemecahannya
- Evaluasi dan rekomendasi
- Rencana Tindak Lanjut

Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN

1. Laporan Harian
Laporan harian Unit Rekam Medis meliputi :
1. Laporan Harian Jumlah Pasien Rawat Jalan
2. Laporan harian Jumlah Pasien Rawat Inap

2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan intern dan extern.
a. Laporan intern meliputi :
Menerima Laporan Penyakit dari Rawat Jalan
b. Laporan extern dilaporkan ke Dinas Kesehatan terdiri dari :
1. Laporan 10 Besar penyakit Rawat Inap
2. Laporan 10 Basar Penyakit Rawat Jalan
3. Laporan Kunjungan Pasien Lama Baru
4. Laporan Jumlah Pasien Rawat Jalan
5. Laporan Jumlah Pasien Perinatologi
6. Laporan Jumlah Pasien Kebidanan
7. Laporan Jumlah Pasien Rujukan

3. Laporan Tahunan
1. Membuat laporan Sistem Informasi Rumah Sakit .
2. Laporan Sirs Online
3. Program Kerja Tahunan

Anda mungkin juga menyukai