Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1 Analisa nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Nama : FITRA MAGFIRA

Stambuk : D10121228

Jurusan/fakultas. : S-1 ilmu hukum/fakultas hukum

Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu : Irzha Friskanov S, S.H, M.H

Butir Pengamalan Sila Ke-1 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003

Untuk membantu memahami nilai ketuhanan tersebut, terdapat butir-butir sila


pertama sebagai penjelas bagi masyarakat. Menurut TAP MPR Nomor I/MPR/2003,
berikut ini adalah butir-butir pengamalan sila pertama Pancasila:

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
Penerapan nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.

2. Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku


menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah ibadah.

3. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang dalam


beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.

4. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam


agama dan keyakinan.

5. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-menolong


tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang dianutnya.

7. Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.

8. Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan hari


raya agama atau keyakinannya.

Butir Pengamalan Sila Ke-2 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal
ini seperti tercantum dalam makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, yaitu menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta
memiliki persamaan derajat. Secara lebih mendetail, pengamalan sila kedua
dijabarkan dalam butir-butir sesuai TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran serta keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.

Penerapan nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat


ekonomi, maupun tingkat pendidikan

2. Menjaga hal dan kewajiban diri sendiri dan orang sekitar

3. Menyadari bahwa setiap manusia adalah ciptaan Sang Pencipta.

4. Tidak melakukan diskriminasi dengan orang-orang yang dijumpai baik di


sekolah, rumah, dan tempat lainnya

5. Tidak melecehkan seseorang karena apapun

6. Membela kebenaran dan keadilan

Butir Pengamalan Sila Ke-3 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Lebih jelasnya, kandungan sila ketiga dijabarkan dalam butir-butir sesuai TAP MPR
Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi serta golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila
diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi, serta keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Penerapan nilai persatuan dalam kehidupan sehari-hari:


1. Berteman dan membantu orang tanpa membedakan suku, agama dan ras.
2. Tidak mengejek atau menjelek-jelekkan teman yang memiliki suku, agama
dan ras yang berbeda.
3. Gotong royong membersihkan kelas atau lingkungan sekitar rumah.
4. Menjaga toleransi antar teman dan masyarakat.
5. Menolong teman yang kesusahan.
6. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
7. Saling menghormati, menyayangi dan menghargai, baik dalam lingkup
keluarga maupun pertemanan.

Butir Pengamalan Sila Ke-4 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Pengamalan sila keempat dijabarkan dalam butir-butir sesuai TAP MPR Nomor
I/MPR/2003, sebagai berikut:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
6. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta
golongan di dalam musyawarah
7. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur
8. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai kebenaran dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bangsa

Penerapan nilai kerakyatan sila ke-4 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:


1. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
2. Tidak memaksakan kehendak kita saat bermusyawarah
3. Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada
4. Ikut serta dalam pemilihan umum.

Butir Pengamalan Sila Ke-5 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Untuk memandu pengamalan nilai keadilan, butir-butir sila kelima Pancasila pun
dirumuskan melalui TAP MPR Nomor I/MPR/2003 sebagai berikut:

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

Penerapan nilai keadilan sosial sila ke-5 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:
1. Berbuat adil pada siapapun tanpa pilih kasih
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Tidak membedakan seseorang karena status dan kondisi ekonominya
4. Bersikap kekeluargaan
5. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
6. Menghormati hak asasi orang lain beserta kewajibannya
7. Tidak menyusahkan orang lain untuk sama-sama hidup dengan layak

Anda mungkin juga menyukai