Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)

PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

Nama :
NPM :
LEMBAR JAWABAN
Kelas/Semester : XXXV-D/ Ganjil
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
Matakuliah : Manajemen Mutu dan Pelayanan RS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
:
dr. Yanuar Jak, Sp.OG MARS, Ph.D.,
PROGRAM STUDI
Nama Dosen FISQua
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH
dr. Santi Anugrahsari, Sp.M, MARS,
SAKIT
FISQua
Tanggal Ujian : 02 Desember 2022

Jawablah soal - soal dibawah ini secara detail sesuai pendapat anda

1. Patient Centered Care merupakan paradigma baru dalam menjalankan program


keselamatan pasien di rumah sakit. Perubahan ini akan memberikan pengaruh jika
manajemen maupun staf medis tidak dapat mengikutinya.
Jelaskan hambatan yang dialami oleh pihak manajemen dan jelaskan hambatan yang
juga akan dialami oleh pihak PPA (Petugas Pemberi Asuhan) dalam mempersiapkan
program Patient Centered Care dan jelaskan upaya yang dilakukan pihak manajemen
untuk mengatasi hambatan dalam penerapan PCC di rumah sakit. ( 600 kata )

Jawaban:
Patien centered care adalah : suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan,
pemberian, dan evaluasi atas pelayanan Kesehatan.
Keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan mendapatkan banyak perhatian sejak
Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000 menerbitkan laporan yang berjudul “To Err
is Human : Building a Safer Health System” yang mengemukakan Angka Kematian
Akibat Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) pada pasien rawat inap di seluruh Amerika
berjumlah 44.000-98.000 orang pertahun. Angka KTD yang tinggi merupakan kejadian
yang dapat meningkatkan resiko kesalamatan pasien di Rumah Sakit.
Salah satu tujuan keselamatan pasien yaitu menurunnya KTD yang merupakan bagian
dari insiden keselamatan pasien. Tingginya KTD menandakan bahwa penerapan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit sangat rendah.

Hambatan yang dialami pihak manejemen biasanya adalah.


1. Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan dokter
2. program keselamatan pasien belum menjadi agenda prioritas;
3. Dilakukan dengan kondisi yang terpaksa, seperti hanya karena tuntutan dari atasan
4. Kurangnya mendefinisikan batasan untuk mencapai keberhasilan staf
yang mungkin kewalahan untuk menentukan kesepakatan dengan
tenaga kesehatan lain, sosial, budaya dan faktor ekonomi pasien.
5. tidak adanya rasa kesadaran dalam diri terhadap budaya keselamatan pasien;
6. Persyaratan perekrutan yang ketat dapat menimbulkan hambatan
untuk memperoleh tenaga kesehatan dari lingkungan sekitar.
7. Kurangnya alat untuk mengukur dan memberikan reward kinerja
PCC
8. pelaporan insiden yang tidak optimal. Pelaksanaan pengembangan program
keselamatan pasien berpedoman pada standar keselamatan pasien dan sasaran
keselamatan pasien.
9. Kendala finansial
10. Kebiasaan lama dari staf yang tidak mau merubah paradigma lama
sebagai penyedia layanan / hubungan atau relasi dengan pasien dan
budaya serta faktor sosial ekonomi.

Upaya yang dilakukan pihak manejemen untuk mengatasi hambatan PCC


dirumah sakit :

1. Kepemimpinan
Melibatkan penuh kepemipinan
Faktor penting dalam PCC (Patient Centered Care), baik di rumah
sakit maupun rawat jalan adalah komitmen dan keterlibatan
pimpinan di tingkat CEO dan dewan direksi. Transformasi organisasi
yang dibutuhkan untuk mencapai asuhan berkelanjutan dalam PCC
(Patient Centered Care) tidak akan terjadi tanpa dukungan dan
partisipasi dari pimpinan. Pentingnya kepemimpinan dalam Teori
Edgar Schein mengidentifikasi hubungan erat antara kepemimpinan

dan budaya dalam suatu organisasi,

2. Keterlibatan pasien dan keluarga


Menurut konsep PCC (Patient Centered Care), jika pasien harus
benar – benar terlibat, maka harus melibatkan keluarga mereka. Hal
ini secara luas dipahami sebagai teman dekat dan orang lain yang
berpengaruh, bukan hanya kerabat keluarga, yang dapat memberikan
dukungan penting dan informasi selam proses perawatan. Menurut
Bev Johnson Presiden Institute for Patient and Family Centered Care,
pasien dan keluarga harus terlibat dalam perawatan di beberapa
tingkatan, sesuai dengan rekomendasi IOM.
3. Memperhatikan lingkungan sebagai perawatan
Suatu organisasi yang berorientasi pada PCC (Patient Centered
Care) harus membuat dan memelihara suatu lingkungan dimana
tenaga kerja merupakan aset yang dihargai dan diperlakukan pada
tingkat yang sama, martabat dan rasa hormat bahwa organisasi
mengharapkan staf untuk memberikan pelayanan kepada pasien dan
keluarga. Menekankan pentingnya perekrutan, pelatihan, evaluasi,
kompensasi dan mendukung staf berkomitmen untuk menerapkan
PCC (Patient Centered Care).
4. Mempertahankan Kualitas lingkungan
Salah satu faktor terpenting yang berkontribusi pada PCC (Patient
Centered Care) adalah kualitas lingkungan fisik dimana perawatan
disediakan. Sejak didirikan pada tahun 1978, Planetree telah merintis
pendekatan baru untuk arsitektur dan desain yang mengenali
hubungan penting antara ruang fisik dan proses penyembuhan.

Upaya mengatasi hambatan Budaya keselamatan pasien menjadi hal yang


penting untuk dilakukan dalam peningkatakan kualitas pelayanan di rumah sakit.
Hambatan dalam penerapan budaya keselamatan pasien menajdikan rumah sakit
tidak dapat berkembang dan terus berjalan dalam kondisi yang salah. Untuk itu
maka diperlukan analisa faktor penghambat yang dapat meningkatkan mutu
penerapan keselamatan pasien. dengan memberikan Pelayanan kesehatan modern
merupakan sistem yang sangat kompleks karena menghubungkan banyak orang,
aktivitas dan tehnologi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Faktor-faktor
terkait yang berada didalam sebuah sistem akan berkontribusi dalam keselamatan
pasien sehingga agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien bersifat
aman dan mengutamakan keselamatan pasien maka sistem tersebut harus
terbentuk dengan baik. Keselamatan adalah bebas dari cedera yang dapat
dihindari. Tujuan dari keselamatan adalah untuk menghindari, mencegah dan
mengurangi hasil yang tidak diharapkan yang muncul dari proses pelayanan.

2. Incidence in hospital is currently still a lot happening, management always minimizes


the incident. Please explain the efforts made by quality management to reduce incidence
in hospital.
Jawaban :
1. Setiap manusia harus memiliki peran kepemimpinan yang tepat dalam menjalankan
kehidupannya. Begitu juga dengan perawat harus mempunya peran kepemimpinan
dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien karena jika perawat memiliki rasa
kepimpinan yang tinggi dalam upaya peningkatan keselamatan pasien maka akan
terciptalah sebuah keselamatan pasien tersebut dengan tepat.
2. Mendidik Perawat tentang Keselamatan Pasien Semua perawat harus memiliki rasa
kekeluargaan, kerjasama yang inggi antara perawat yang lain. Karena jika dengan
kerjasama yang baik untu meningkatkan keselamatan pasien maka akan terciptalah
sebuah upaya keselamatan pasien yang tinggi.
3. Penggunaan Metode Peningkatan Keselamatan Pasien dengan metode yang bisa
digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Contohnya penggunaan gelang
yang bisa di tulisan sebuah tulisan: (nursing and patient safety) dimana gelang
tersebut dipakai untuk perawat yang tujuannya ketika melihat tulisan di gelang
tersebut perawat selalu teringat tentang keselamatan pasien. Dan ada metode yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pasien yaitu bisa setiap kamar diberi
atau di tempelkan sebuah tulisan dimana tulisan tersebut mengingatkan bahwa
keselamatan pasien untuk untuk dirinya sendiri itu sangat penting.
4. Mendidik Pasien dan Keluarga karena dengan mendidik pasien dan keluarga maka
ini menjadi salah satu langkah upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien. Tugas
perawat yaitu mendidik pasien dan keluarga dan mengingatkan selalu bahwa
keselamatan pasien sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien itu
sendiri. Contohnya yaitu memasang bedsetdrail di tempat tidur pasien jika keluarga
ingin meninggalkan pasien sendiri ataupun istirahat karena dengan memasang
bedsetdrail pasien tidak akan jatuh dari tempat tidur saat sedang istirahat karena
dengan upaya tersebut dapat meningkatkan keselamatan pasien
5. Keselamatan pasien merupakan kualitas dari pelayanan yang di dapat oleh perawat
itu sendiri. Jika perawat tidak meningatkan keselamatan kepada pasien maka akan
banyak sekali pasien yang tidak mendapatkankeselamatan saat di rawat di rumah
sakit. Oleh sebab itu peran perawat sangat penting dalam upaya peningkatan
keselamatan pasien. Jika banyak pasien yang celaka maka akan semakin buruk juga
pelayanan tersebut dan nama dari perawat tersebut akan buruk begitu juga dengan
rumah sakitnya. Oleh sebab itu, setiapperawat bekerja sama dalam upaya
peningkatan keselamatan pasien akan kualitas pelayanan dan rumah sakit itu sendiri
tetap baik dan terjaga.

3. Untuk meningkatan mutu layanan di rumah sakit perlu melibatkan manajemen risiko
dalam mendeteksi dan mengelola risiko yang akan terjadi.
Jelaskan upaya yang anda lakukan sebagai Ketua Komite Mutu untuk mendeteksi
risiko dan jelaskan pula upaya anda untuk mengelola risiko agar risiko yang terjadi
dapat dicegah / dikurangi. ( 400 kata )
Jawaban:
Upaya yang dilakukan ketua komite mutu untuk mendeteksi resiko adalah Menyusun
RISK register/ daftar resiko diareh kerja setiap resiko yang diindtivikasi dicatat dalam
daftar yang merangkum :
A. Disrkripsi resiko
B. Penyebab dan dampaknya
C. Control yang ada untuk rediko
D. Penilaian dampak dan probabilitas resikoyang terjadi dengan control yang ada
E. Peringkat resiko ( rendah, menengan, tinggi atau sangat tinggi dan prioritas
keseluruhan resiko

Analisa resiko

Tujuan memeisahkanresiko klinis yang dapat diterima dan rediko klins besar yang tidak
dapat diterima
Evaluasi resiko

Evaluasi resko klinis melipabtkan perbandinagn tingkat resiko yang ditemukan selama
oproses analisis denga kriteria resiko yang ditetepkan seblumnya.

1. Mengambil tindakan dalam menanggapi masalah insiden keselamatan pasien atau


memberikan laporan/ rekomendasi kepada manajemen rumah sakit.
2. Mengkoordinir dan bertanggung jawab semua kegiatan sub Komite peningkatan mutu
pelayanan.
3. Merekomendasikan priotitas peningkatan mutu Rumah sakit.
4. Memastikan bahwa semua pengukuran (indikator) yang dibutuhkan telah dilakukan,
termasuk frekuensi pengumpulan validasi data.
5. Meninjau analisis data yang dikumpulkan.
6. Mengambil tindakan dalam menanggapi masalah kinerja yang ada atau memberikan
laporan/rekomendasi kepada manajemen rumah sakit.
7. Menetapkan dan membuat analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk
prioritas risiko.
8. Mengambil tindakan dalam menanggapi masalah insiden keselamatan pasien atau
memberikan laporan/ rekomendasi kepada manajemen rumah sakit.
9. Membuat usulan rancangan kebijakan/ SPO sistem manajemen mutu.
10. Membuat panduan indikator mutu rumah sakit.
11. Memonitor program indikator mutu rumah sakit secara aktif.
12. Membuat analisis kegiatan pengembangan mutu rumah sakit.
13. Membuat kerangka acuan/ program diklat penilaian mutu.
14. Membuat rekapitulasi dan analisis capaian indicator mutu rumah sakit.
15. Membuat evaluasi indikator yang digunakan secara berkala.
16. membuat laporan evaluasi pencapaian rekomendasi oleh unit kerja.
17. MelaPPIkukan tracer validasi data.
18. Rapat koordinasi dengan unit kerja.
19. Membuat laporan evaluasi pencapaian mutu pelayanan medis

4. Dalam upaya meningkatkan mutu layanan di kamar operasi perlu meningkatkan


kewaspadaan agar terjadinya insiden dapat dihindari atau dikurangi.
Terangkan upaya yang dilakukan oleh Kepala instalasi kamar operasi untuk
menghindari terjadinya insiden dan terangkan dengan contoh – contoh kejadiannya.
( 500 kata )
Jawaban :
Seperti kita ketahui Bersama bahwa kamar operasi merupakan ruamnh pelayanan yang
komplek dan penting bagi rumah sakit, karena disana ada beberapa DPJP yang
melakukan pembedahan baik itu operasi elektif maupun emergency.
Jika tidak berhati hati dalam meberikan mutu pelayanan bukan tidak mungkin akan
terjadi insiden keselamatan pasien, baik itu kondisi potensial cedera ( KPC ), kejadian
tidak cedera ( KTC ), kejadian nyaris cidera (KNC ), kejadian tidak diharapakan (KTD)
bahkan sampai kejadian sentinel yang mengakibatkan kematian atauy cidera yang serius
apad pasien.
KPC sendiri pengertianya adalah kondisi yuang sangat berpontensi untuk meninbulkan
cidera, tetapi belum terjadi insiden
Contok insiden KPC dikamar operasi adalah, kerusak alat ventilator, DCSHOCK, dan
tensi meter, hal ini belum menimbulkan cidera, tetapai sangat berpontensi untuk
menibulkan cider ajika tidak segara ditindaklanjuti
KTC ( kejadian tidak cidera ) adalah meraupakan insiden yang sudah terpapar kepasien,
tetapai tidak menimbulkan cidera
Contoh KTC dikamar operasi adalah [pasien minum paracetamol dan tidak ada reaksi
apapun, tetapi dokter tidak kersepkan paracetamol
KNC ( kejadian nayris cidera ) yaitu terjadinya insiden yang belum samapi terpapar
kepasien.
Contoh KNC dikamar operasi adalah salah identitas pasien, namun diketahui sebelum
dilakukan Tindakan
KTD 9Kejadisn tidak diharapkan ) Adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada
pasien.
Contok KTD dikamar oprasi adalah tertusuk jarum dan juga pasien jatuh.
Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang serius.
Contoh sentinel dikamar operasi adalah salah sisi laokasi operasi.
Upaya yanag harus dilakuakan kepala instalasi kamarv operasi untuk menghindari
terjadinya insiden adalah selalau mengingatkan kepada seluruh stafnya untuk selalu
berkerja sesuai dengan standar opersional prosedur ( SOP 0 ynag brelaku dikamar
operasi
5. Dalam pelayanan rawat inap sering terjadi Insiden Medical Error, terangkan langkah
langkah yang dilakukan seorang kepala Instalasi Rawat Inap setelah mendapatkan
laporan terjadinya insiden KNC. ( 400 kata )
Jawaban :
Langka-langka yang dilakukan seorang kepala instalasi rawat inap :
1. Segera menindak lanjuti KNC yang dilaporkan untuk mengurangi dampak ataupun
akibat yang tidak diharapkan
2. Meneruskan laporan KNC kepada atasa langsung pelapotran ( supervise) kepala seksi
pelyanan/ ketua komite medis/ ketua SMF.
3. Atasan langsung akan memerikasa laporan dan melakukan grading resiko terhadap
insiden yang dilaporakn
4. Hasil grading akan menetuhkan bentuk investigasi dan Analisa yang akan dilakukan
5. Setelah selsaai investigasi sederhana laporan hasil investigasi dilaporkan ketim
kepala rumah sakit.
6. Tim keselamatan pasien akan menganalisa Kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk menetuhkan apakah perlu dilakukakan investigasi lanjutan RCA
dengan melakukan Regrading
7. Untuk grade kuning dan merah, tim keselamatan pasien dirumah sakit melakukan
Analisa akar masalah / root cause analisis (RCA )
8. Setelah melakukan RCA, Tim keselamatan pasien diruamh skait akan membuat
laporan dan rekomindasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk /
Saferty aleat untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
9. Hasil RCA remondasikan dan perencanaan kerja laporan kepada direksi
10. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik kepada unit
kerja terkait melalui kepala Instansi.
11. Unit kerja membuat Analisa terhadap kejadian disatuan kerjanya masing-masing
12. Monitoring dan evaluasi oleh tim keselamatan pasien dirumah sakit.
13. Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian
sentinel.
14. Pelaporan internal dilakukan dengan mekanisme/ alur pelaporan keselamatan pasien
rumah sakit di lingkungan internal rumah sakit
6. Sentinel is a fatal incident in patient safety in a hospital. Explain the reasons why
sentinel cases need to be investigated. ( 300 words)

Answer:

Sentinel events in hospitals that have wide-reaching/national impacts are reported as


soon as possible no later than 1 (one) hour after the sentinel event is known. Reporting is
done verbally via telephone media then accompanied by a written report. Reporting
Sentinel Incidents with Widespread Impacts is confidential without mentioning the
identities of patients and health workers providing health services. To prevent the spread
of sentinel events, at least carry out activities to limit/localize and reduce the impact of
sentinel events. Rescue of evidence at least in the form of identification, guaranteeing
the security and integrity of evidence, as well as preparing minutes. Control of the
situation at least in the form of active security at the scene, control of information and
mass media, as well as reassuring patients, visitors' families and health workers
Incident reporting can be done in two ways, such as internally and externally.
Internal reporting is carried out with a hospital patient safety reporting mechanism/flow
in the hospital's internal environment. External reporting is done by reporting from the
hospital to the national KKP-RS. Within the scope of the hospital, the hospital patient
safety work unit records 21 activities that have been carried out and reports on activities
to the Hospital Director, one of which is to develop a system of reporting and analysis of
patient safety incident systems. So that it can be ensured that the reporting system will
invite everyone in the organization to care about the dangers/potential hazards that can
occur to patients. Provisions regarding incident reporting are in accordance with the
Hospital Patient Safety Guidelines. Incidents are very important to report because it will
be an early learning process to prevent the same incident from happening again. The
existence of a hospital patient safety program is a system where hospitals implement
safer patient care, including risk assessment activities, assistance and management of
matters related to risk, implementation of solutions in order to minimize risk, minimize
the number of incidents that avoid injury, report and incident analysis, learning from
incidents, incident follow-up planning, and strategies for preventing injuries caused by
mistakes resulting from taking an action or not taking the action that should have been
taken.
7. About 70 % of medical error are related to interpersonal interaction issues; and
ineffective communication is root cause for nearly 66 % of all sentinel events reported.
Please tell that interpersonal interaction issues and give some example cases. ( 300
words )
Answer:
Communication interpersonal with the starting point of providing mutual
understanding between doctors with patient. The basic problem of this communication is
mutual need between doctor and patient, so that it can be incorporated into inter-
communication personal relationship between doctor and patient, the doctor helps and
the patient receives help, case examples Verbal Communication Patterns in Gynecology
Polyclinic Patients with the difference in language and dialect, of course it becomes
something barriers in the process of communication. Differences in language used
Between doctors and patients, there are some patients who don't want to open up ask the
doctor what the meaning and purpose of this is in the end things that are not understood
together. This is of course a very fatal thing when a patient does not want to ask the
doctor the meaning of the medical language used doctors when communicating with
patients. They also can not automatically convey what they feel, want and want when it
appears medical language that makes patients confused. Communication is a human tool
for interacting with others for smooth and successful collaboration in any field,
interpersonal communication in the world of health can involve many parties. parties,
both health workers, paramedics, patients and their families. Interpersonal
communication is very important so that health services can run smoothly. With good
interpersonal communication, it will allow paramedics to obtain complete information
about the patient's disease and further action to be taken, with interpersonal
communication to consult and receive information messages about the progress of the
patient's disease. For this reason, it is necessary to apply good interpersonal
communication. It can be seen that the level of service provided is paramedic
satisfaction. Interpersonal communication is dyadic communication involves only two
people face to face, either verbally or non-verbally verbal, such as husband and wife, two
close friends, a nurse and a patient.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai